• Tidak ada hasil yang ditemukan

Panduan rujukan ODHA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Panduan rujukan ODHA"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PANDUAN PELAKSANAAN

RUJUKAN ODHA

2014

RSUD Sangatta

Jl. Soekarno - Hatta

Tel

0549 - 5523215

Sangatta

(2)

PANDUAN PELAKSANAAN RUJUKAN ODHA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Di Indonesia, sejak tahun 1999 telah terjadi peningkatan jumlah ODHA pada kelompok orang berperilaku risiko tinggi tertular HIV yaitu para penjaja seks komersial dan penyalah-guna NAPZA suntikan di beberapa provinsi seperti DKI Jakarta, Riau, Bali, Jawa Barat dan Jawa Timur sehingga provinsi tersebut tergolong sebagai daerah dengan tingkat epidemi terkonsentrasi (concentrated

level of epidemic). Tanah Papua sudah memasuki tingkat epidemi meluas (generalized epidemic).

Hasil estimasi tahun 2009, di Indonesia terdapat 186.000 orang dengan HIV positif.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah menetapkan sebanyak 278 rumah sakit rujukan ODHA (Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 780/MENKES/SK/IV/2011 tentang Penetapan Lanjutan Rumah Sakit Rujukan Bagi Orang dengan HIV) yang tersebar di hampir semua provinsi di Indonesia.

Sejak tahun 2012, RSUD Sangatta telah menjadi salah satu rumah sakit rujukan untuk ODHA yang ada di wilayah Kabupaten Kutai Timur. Dalam penegakan diagnosis maupun penatalaksanaan pasien dengan HIV/AIDS di RSUD Sangatta, adakalanya seorang pasien HIV meminta pengobatannya untuk dialihkan ke Unit Pelayanan Kesehatan (UPK) lainnya karena alasan tertentu. Di samping itu, karena keterbatasan sarana dan prasarana, di beberapa kasus, penegakan diagnosis dan penatalaksanaan memerlukan rujukan sampel darah atau rujukan pasien ke rumah sakit yang telah ditunjuk untuk pemeriksaan/perawatan lebih lanjut. Untuk menjaga kesinambungan pelayanan diperlukan suatu panduan rujukan, sehingga dapat meminimalkan risiko terputusnya penanganan pasien HIV.

1.2. Tujuan

1. Memastikan pasien HIV yang dirujuk sampai ke UPK tujuan

2. Mengurangi angka putus obat pada ODHA yang sudah mendapat terapi ARV 3. Meminimalkan kejadian gagal pengobatan lini pertama

4. Penatalaksanaan pasien dengan HIV dapat menyeluruh dan berkesinambungan

1.3. Pengertian

Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS) adalah suatu gejala berkurangnya kemampuan

pertahanan diri yang disebabkan oleh masuknya virus HIV ke dalam tubuh seseorang.

Anti Retroviral Therapy (ART) adalah sejenis obat untuk menghambat kecepatan replikasi virus

(3)

PANDUAN PELAKSANAAN RUJUKAN ODHA

Perawatan dan dukungan adalah layanan komprehensif yang disediakan untuk ODHA dan keluarganya. Termasuk di dalamnya konseling lanjutan, perawatan, diagnosis, terapi, dan pencegahan infeksi oportunistik, dukungan sosioekonomi dan perawatan di rumah.

Persetujuan layanan adalah persetujuan yang dibuat secara sukarela oleh seseorang untuk mendapatkan layanan.

Informed Consent (Persetujuan Tindakan Medis) adalah persetujuan yang diberikan oleh orang

dewasa yang secara kognisi dapat mengambil keputusan dengan sadar untuk melaksanakan prosedur (tes HIV, operasi, tindakan medik lainnya) bagi dirinya atau atas spesimen yang berasal dari dirinya. Juga termasuk persetujuan memberikan informasi tentang dirinya untuk suatu keperluan penelitian.

Sistem Rujukan adalah pengaturan dari institusi pemberi layanan yang memungkinkan petugasnya mengirimkan klien, sampel darah atau informasi, memberi petunjuk kepada institusi lain atas dasar kebutuhan klien untuk mendapatkan layanan yang lebih memadai. Pengiriman ini senantiasa dilakukan dengan surat pengantar, bergantung pada jenis layanan yang dibutuhkan. Pengaturannya didasarkan atas peraturan yang berlaku, atau persetujuan para pemberi layanan, dan disertai umpan balik dari proses atau hasil layanan.

(4)

PANDUAN PELAKSANAAN RUJUKAN ODHA

BAB II

TATA LAKSANA

2.1. Rujukan Spesimen untuk Diagnosis HIV

Sampel darah pasien dengan HIV/AIDS dirujuk ke fasilitas lain pada kondisi – kondisi berikut 1. Pada pemeriksaan anti HIV metode cepat (rapid) menunjukkan hasil yang meragukan

(indeterminate);

2. Pada pasien HIV positif stadium 1 dan 2 yang bukan masuk kelompok risiko (WPS, pengguna narkoba suntik, kaum gay, pasangan serodiscordant) untuk pemeriksaan CD4;

3. Pada bayi/anak berusia kurang dari 18 bulan untuk diagnostik pasti HIV melalui pemeriksaan PCR;

4. Pada pasien HIV dalam terapi ARV lini pertama yang dicurigai terjadi gagal pengobatan untuk pemeriksaan viral load.

Tata cara merujuk spesimen untuk pemeriksaan lebih lanjut adalah sebagai berikut :

1. apabila pasien berasal dari ruang perawatan rawat inap, maka koordinator ruang perawatan akan melaporkan pasien kepada dokter CST atau konselor Tim Penanggulangan HIV/AIDS RSUD Sangatta, tentang kondisi pasien dan pengobatan yang sudah diberikan.

2. Sebelum melakukan pemeriksaan, dilakukan konseling terlebih dahulu (PITC bila belum terdiagnosis HIV) tentang pemeriksaan yang akan dilakukan, fungsi pemeriksaan tersebut, dan biaya yang akan dikenakan sehubungan dengan pemeriksaan tersebut.

3. Apabila pasien setuju, dokter CST akan membuat surat pengantar pemeriksaan laboratorium. 4. Pengambilan sampel darah dilakukan oleh petugas laboratorium sesuai dengan permintaan

pemeriksaan dan standar prosedur operasional yang ada.

5. Untuk pengemasan dan pengiriman, RSUD Sangatta berkoordinasi dengan KPAK Kutai Timur. 6. Setelah administrasi dan pengemasan selesai, spesimen dikirim ke tempat tujuan pemeriksaan

oleh pihak KPAK Kutai Timur. Untuk pemeriksaan anti HIV metode ELISA pada hasil metode cepat yang indeterminate, spesimen dirujuk ke RSUD Taman Husada Bontang. Untuk pemeriksaan CD4, PCR, dan viral load, spesimen dikirim ke RSUD AW. Sjahranie Samarinda. 7. Setelah ada hasil pemeriksaan, pihak KPAK Kutai Timur akan menghubungi dokter CST

(melalui telepon atau pesan singkat), dan kemudian hasilnya dicatat di rekam medis pasien dan ikhtisar perawatan ODHA.

2.2. Rujukan Pengobatan ODHA

(5)

PANDUAN PELAKSANAAN RUJUKAN ODHA

Tata cara merujuk pasien yang telah didiagnosis HIV dan telah masuk kriteria untuk memulai terapi ARV, yang ingin memulai terapi ARV di UPK lain adalah sebagai berikut :

1. Poliklinik atau ruang perawatan rawat inap melaporkan pada dokter CST melalui koordinator ruangan masing-masing.

2. Dokter CST membuatkan surat rujukan ODHA

3. Dokter CST/Petugas RR mencatat data pasien yang dirujuk dalam buku bantu rujukan.

4. Pasien akan dirujuk ke RSUD AW. Sjahranie Samarinda atau UPK lain yang memiliki layanan CST dan terapi ARV. Dokter CST akan menginformasikan data pasien yang dirujuk kepada kontak person Tim CST UPK yang dituju.

5. Dokter CST akan melakukan follow up untuk memastikan pasien sampai ke UPK rujukan (melalui telepon atau pesan singkat).

Tata cara merujuk pasien HIV yang telah teregistrasi dan menjalani terapi ARV dan ingin melanjutkan terapi ARV di UPK lain adalah sebagai berikut :

1. Poliklinik atau ruang perawatan rawat inap melaporkan pada dokter CST melalui koordinator ruangan masing-masing.

2. Dokter CST membuatkan surat rujukan ODHA dan melampirkan ikhtisar perawatan ODHA. 3. Dokter CST/Petugas RR mencatat data pasien yang dirujuk dalam buku bantu rujukan dan

dilaporkan sebagai pasien rujuk keluar di laporan bulanan.

4. Dokter CST/Petugas RR melakukan komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) pada pasien dan pengawas minum obat (PMO) untuk menyerahkan surat rujukan dan atau paket obat ARV langsung kepada petugas CST UPK tujuan.

5. Pasien akan dirujuk ke RSUD AW. Sjahranie Samarinda atau UPK lain yang memiliki layanan CST dan terapi ARV. Dokter CST akan menginformasikan data pasien yang dirujuk kepada kontak person Tim CST UPK yang dituju.

6. Dokter CST akan melakukan follow up untuk memastikan pasien sampai ke UPK rujukan (melalui telepon atau pesan singkat).

2.3. Menerima Rujukan Pasien HIV

Adakalanya RSUD Sangatta menjadi tempat rujukan pengobatan pasien HIV atau pasien yang sudah didiagnosis HIV positif untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Tata cara penanganan pasien HIV rujuk masuk adalah sebagai berikut :

1. Dokter CST atau konselor yang menerima pasien HIV rujukan dari UPK lain memeriksa lembar rujukan dan kelengkapan berkas atau paket obat ARV yang dibawa pasien.

2. Dokter CST atau konselor menghubungi Tim HIV/AIDS Dari UPK asal rujukan untuk memberikan informasi bahwa pasien telah datang ke RSUD Sangatta.

3. Apabila pasien HIV yang dirujuk berlum menerima terapi ARV dan sudah memenuhi syarat untuk memulai terapi, maka pasien tersebut diregistrasi sebagai pasien HIV RSUD Sangatta, untuk kemudian memulai terapi ARV.

(6)

PANDUAN PELAKSANAAN RUJUKAN ODHA

4. Apabila pasien HIV telah menerima ARV di UPK asal dan sudah teregistrasi, maka RSUD Sangatta tidak perlu meregistrasi ulang pasien tersebut. Pasien dicarat sebagai pasien pindahan dan pengobatan yang dilakukan melanjutkan pengobatan ARV dari UPK asal.

5. Perihal rujuk masuk pasien dicatat dalam buku bantu rujukan dan dilaporkan dalam laporan bulanan.

(7)

PANDUAN PELAKSANAAN RUJUKAN ODHA

BAB III

PENUTUP

Panduan ini disusun untuk menjadi acuan pelaksanaan rujukan ODHA sesuai prosedur RSUD Sangatta. Tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam pembuatan panduan ini, karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya referensi.

Tim penyusun banyak berharap para pembaca memberikan kritik dan saran yang membangun kepada tim penyusun demi kesempurnaan panduan di kesempatan berikutnya. Semoga panduan ini berguna bagi tim MDGs RSUD Sangatta pada khususnya juga untuk para pembaca pada umumnya

DIREKTUR RSUD SANGATTA

dr. Bahrani Penata Tk. I

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis peningkatan rasio likuiditas dari segi cash rasio, peningkatan rasio solvabilitas dari segi rasio total

Khususnya dalam kaitan dengan isu hak asasi manusia dalam hukuman mati, pengadilan dari berbagai negara, termasuk Afrika Selatan, Zimbabwe, Kanada, Tanzania dan Inggris juga

Dalam kinerja SMP K Satu Bakti Bogor, dibutuhkan sarana dan prasarana yang baik demi terlaksananya proses belajar mengajar dikelas, dan siswa yang hendak mendaftar

[r]

Beberapa penelitian terdahulu telah membahas kaitan Manajemen Sumberdaya Manusia dan kualitas layanan terhadap kepuasan, diantaranya penelitian yang

Pada masa yang sama, pemeliharaan bangunan bersejarah ini dapat mengekalkan fakta-fakta yang lebih jelas tentang budaya masyarakat kita yang hidup dan berkembang

• Tindakan pemicu tunggal bersama dengan susunan paku keling dengan ring dan blok pemandu baja yang dirancang khusus menjamin penggerakan rivet yang konsisten, menjadikan

Tingginya populasi kepik pada bulan Mei 2003 dibandingkan dengan periode sesudabnya, karena pada saat itu hukan musim bung~ sedangkan varietas Chunuk berbunga sepanjang