• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berisi simpulan dari hasil penelitian dan saran-saran peneliti berhubungan dengan penelitian yang telah dilakukan.

13

1.6.3 Bagian Akhir

Bagian akhir skripsi berisi daftar pustaka dan lampiran-lampiran yang diperlukan.

14

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bisnis

Bisnis adalah pertukaran barang, jasa, atau uang yang saling menguntungkan atau memberikan manfaat (Skinner 1992, dalam Pandji Anoraga 2007 : 6), sedangkan menurut arti dasarnya, bisnis memiliki makna sebagai the buying and selling of goods and services yang artinya adalah pembelian dan penjualan terhadap barang dan jasa. Sedangkan perusahaan bisnis adalah suatu organisasi yang terlibat dalam pertukaran barang, jasa, atau uang untuk menghasilkan keuntungan.

Menurut J.S. Nimpoena, dalam Pandji Anoraga (2007 : 4), pengertian bisnis dapat dibedakan dalam arti sempit dan pengertian yang luas. Jika kita berorientasi pada pengertian sempit maka bisnis tidak lain dari fiksi. Ssedangkan dalam arti yang lebih luas, bisnis merupakan usaha yang terkait erat dengan dunia ekonomi dan juga politik. Hal ini disebabkan dunia ekonomi dan dunia politik pada dasarnya merupakan suatu hubungan yang saling tergantung, dan yang turut mencerminkan efektivitas suatu masyarakat dalam gerak usahanya.

Bisnis adalah usaha yang menyediakan produk atau jasa yang diinginkan oleh pelanggan. Jika bisnis tersebut dapat melakukan operasinya secara efektif, maka pemilik bisnis itu akan memperoleh tingkat pengembalian yang wajar atas investasi mereka di perusahaan. Selain itu bisnis juga menciptakan lapangan

15

pekerjaan. Dengan demikian bisnis dapat memberikan keuntungan bagi masyarakat dalam berbagai cara (Jeff Madura, 2007 : i).

Bisnis didirikan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Pebisnis (entepreneur) didorong untuk memulai suatu bisnis karena mereka dapat memperoleh laba jika bisnis mereka berhasil. Mereka termotivasi untuk membuat keputusan yang akan dapat meningkatkan pendapatan bisnis dan menjaga agar bebannya tetap rendah sehingga mereka dapat memperoleh laba yang tinggi. Penciptaan bisnis yang berhasil dapat bermanfaat bagi wiraswasta dan pemilik lainnya yang memperoleh laba, karyawan yang menerima penghasilan, dan pelanggan yang kebutuhannya terpuaskan (Jeff Madura, 2007 : 43).

Bisnis menggunakan faktor-faktor produksi seperti sumber daya alam (tanah), sumber daya manausia, modal (termasuk teknologi), dan kewiraswastaan. Bisnis yang menggunakan faktor produksi tanah yaitu untuk mendirikan lokasi produksi atau menjual produk, sumber daya manusia untuk melakukan proses produksi dan membuat keputusan bisnis lainnya. Bisnis mengandalkan modal untuk menghasilkan produknya, sedangkan kewirasastaan sebagai pedoman pada saat bisnis diciptakan dan ketika bisnis berevolusi (Jeff Madura, 2007 : 43).

Bisnis adalah suatu sistem yang menghasilakan atau memproduksi barang atau jasa untuk memuaskan kebutuhan konsumen dan pelanggan. Bisnis dapat dianggap sebagai suatu sistem total yang terdiri dari sub-sub sistem yang lebih kecil yang disebut industri (Rohmad Dwi Jatmiko, 2004 : 3).

Bisnis yang dimaksud adalah kegiatan dagang atau komersial yang menggunakan faktor produksi sumber daya alam (tanah), sumber daya manusia,

modal dan kewiraswastaan yang akan menghasilkan suatu produk barang atau jasa, guna memenuhi kebutuhan konsumen serta pelanggan.

2.1.1 Pengertian Peluang Bisnis

Peluang bisnis diartikan kesempatan untuk menjalankan seluruh kegiatan yang diorganisasikan oleh orang-orang yang berkecimpung di dalam bidang perniagaan (produsen, pedagang, konsumen, dan industri dimana perusahaan berada) dalam rangka memperbaiki standar serta kualitas hidup mereka (Husein Umar, 2003 : 4).

Peluang bisnis (business opportunities) adalah berbagai kecenderungan positif/menguntungkan yang terdapat di lingkungan eksternal perusahaan yang dapat dieksploitasi oleh pengusaha untuk menciptakan usaha yang menghasilkan laba (Ismail Solihin, 2007 : 5).

Peluang bisnis menurut Poerwodarminto (2006 : 165) adalah suatu kesempatan untuk menjalankan suatu usaha dengan mengerahkan tenaga, badan, serta pikiran untuk mencapai suatu maksud.

Peluang bisnis dalam mata kuliah pelengkap busana adalah suatu kesempatan bagi mahasiswa yang telah menempuh mata kuliah pelengkap busana untuk membuka suatu bisnis usaha dengan tujuan tertentu dengan mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh setelah menempuh mata kuliah pelengkap busana.

Peluang bisnis dalam penelitian ini adalah pemanfaatan mata kuliah Pelengkap Busana yang dapat dijadikan peluang bisnis dan usaha bagi mahasiswa untuk dapat menambah pendapatan pribadi mereka.

17

Bagi seorang pebisnis, mulainya suatu usaha dilakukan karena adanya peluang (opportunity) dan tertarik oleh keuntungan yang diharapkan dari usaha tersebut. Mewujudkan suatu peluang menjadi suatu kenyataan adalah suatu proses yang memerlukan waktu yang cukup lama, selambat-lambatnya satu tahun.

Mengidentifikasi peluang-peluang bisnis baru, dapat merupakan pengalaman yang sulit bagi para pengusaha. Tidak seperti halnya permasalahan bisnis biasa, pengidentifikasian ini menuntut pengerjaan sesuatu yang baru, seperti produk baru, jasa baru dan pasar atau pelanggan baru.

2.1.2 Sumber Potensial Peluang Bisnis

Sumber potensial Peluang bisnis dapat digali dengan cara : 2.1.2.1 Menciptakan Produk Baru yang Berbeda

Dalam menciptakan produk baru yang berbeda pebisnis sering mengalami hambatan baik hambatan pasar maupun hambatan ide.

Hambatan pasar yang dimaksud adalah pro-kontra antara penilaian masyarakat tentang ide suatu produk yang akan diluncurkan. Sedangkan hambatan ide yang dimaksud dalam hal ini adalah penciptaan ide atau inovasi yang akan dibuat menjadi ide suatu produk.

2.1.2.2 Mencari Peluang Bisnis

Peluang bisnis bisa lahir dimana saja misalnya dari pengalaman seseorang atau hobi. Dalam mencari peluang bisnis yang terpenting adalah ide-ide yang telah kita realisir akan menciptakan peluang bisnis karena peluang bisnis itu sebenarnya ada disekitar kita dan banyak sekali macam bisnis yang bisa diraih. Namun, untuk menagkap peluang bisnis diperlukan keberanian, kejelian, dan

kreativitas bisnis, serta kita harus betul-betul memahami kebutuhan masyarakat konsumen. (Syafrizal Helmi Situmorang, 2009 : 14).

Proses penjaringan ide disebut screening yang merupakan suatu cara terbaik untuk menuangkan ide potensial menjadi produk atau jasa riil. Langkah-langkah dalam penjaringan ide (screening), dapat dilakukan dengan cara menciptakan produk baru yang berbeda, mengamati pintu peluang, analisis produk dan produksi secara mendalam, menafsir biaya awal, dan memperhitungkan resiko yang mungkin terjadi (http://www.artikelkewirausahaan.com/sumberpotensial

peluang/syarif240291/2011).

Peluang bisnis adalah menangkap setiap peluang yang ada dan memungkinkan untuk dijadikan suatu bentuk bisnis, misalnya adalah dari pengalaman atau hobi seseorang, serta dari keadaan-keadaan yang ada disekitar kita. Beberapa keadaan yang dapat menciptakan peluang, yaitu : produk baru harus segera dipasarkan dalam jangka waktu yang relatif singkat, kerugian teknik harus rendah, bila pesaing tidak begitu agresif untuk mengembangkan strategi produknya, pesaing tidak memiliki teknologi canggih, pesaing sejak awal tidak memiliki strategi dalam memperhatikan posisi pasarnya sedangkan perusahaan baru memiliki kemampuan dan sumber-sumber untuk menghasilkan produk barunya.

2.2 Tinjauan Mata Kuliah Pelengkap Busana

Mata kuliah Pelengkap Busana merupakan salah satu mata kuliah yang harus ditempuh oleh mahasiswa Program Studi Teknologi Jasa dan Produksi S1

19

Konsentrasi Tata Busana Jurusan Teknologi Jasa dan Produksi pada semester 6 sebanyak 2 sks.Mata kuliah Pelengkap Busana meliputi 20% teori dan 80% praktek. Disamping fungsinya sebagai pendukung mata kuliah lain, juga memberikan pengetahuan praktis untuk mengelola suatu usaha serta memberikan wawasan mengenai cara menciptakan sebuah produk. Pelaksanaan perkuliahan Pelengkap Busana diampu oleh dua orang dosen, mahasiswa membuat suatu produk pelengkap busana sesuai materi ajar mata kuliah Pelengkap Busana. Mata kuliah Pelengkap Busana merupakan mata kuliah yang banyak menuntut keaktifan serta kreatifitas dari mahasiswa, sedangkan dosen lebih banyak berperan sebagai fasilitator.

2.2.1 Tujuan Pengajaran Mata Kuliah Pelengkap Busana

Dalam kegiatan belajar mengajar dikenal dengan tujuan pembelajaran atau Tujuan Instruksional Khusus. Tujuan Pembelajaran harus menunjang dalam rangka mencapai tujuan belajar. Tujuan Pembelajaran ini merupakan hasil belajar bagi mahasiswa setelah melaksanakan proses belajar dibawah bimbingan dosen. Tujuan sebagai arah dari proses belajar mengajar pada hakekatnya setelah menerima atau menempuh pengalaman belajarnya (Nana Sujana, 1992 : 21).

Tujuan instruksional mata kuliah pelengkap busana adalah setelah menyelesaikan mata kuliah pelengkap busana, diharapkan mahasiswa memiliki pengetahuan, keterampilan dasar tentang pembuatan pelengkap busana berdasarkan asal bahan dan model sesuai kesempatan.

2.2.2 Manfaat Mata Kuliah Pelengkap Busana

Mata kuliah Pelengkap Busana memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan membuat berbagai macam pelengkap busana disesuaikan dengan kesempatan dan jenis bahan dasarnya.

2.2.3 Deskripsi Perkuliahan Pelengkap Busana

Mata kuliah Pelengkap Busana ini menyajikan pengetahuan dan keterampilan pembuatan pelengkap busana, jenis-jenis bahan pelengkap busana, pembuatan pelengkap busana berdasarkan asal bahan dan model sesuai kesempatan.

2.2.4 Organisasi Materi Mata Kuliah Pelengkap Busana

Rangkaian Manik- Manik dan Bebatuan

1. Bros 2. Kalung 3. Giwang

Bahan Dasar Kain 1. Topi

2. Tas 3. Selendang

Bahan Dasar Tali

Perpaduan dari bahan dasar manik-manik, payet, kain, kayu, kertas, tali 1. Tas 2. Penjepit rambut 3. Sabuk, dll 1. Payung 2. Kipas 3. Kerudung 4. Tas, dll

21

2.2.5 Strategi Perkuliahan Mata Kuliah Pelengkap Busana

Perkuliahan dirancang menggunakan metode ceramah, tanya jawab, demonstrasi, mengkaji buku dan gambar, praktek dan tugas. Mahasiswa diwajibkan selalu mengikuti perkembangan model-model pelengkap busana yang sedang berkembang, melalui masyarakat dan di masyarakat langsung (http://www.google.com/mata kuliah pelengkap busana/uchiyah achmad/2009).

2.3

Pengidentifikasian Peluang Bisnis

Peluang bisnis dapat di identifikasikan sebagai berikut : 2.3.1 Fase Untuk Menemukan Gagasan

Ada empat hal didalam kita menemukan gagasan-gagasan peluang bisnis baru, yaitu:

2.3.1.1Diri Sendiri

Sumber gagasan yang paling dekat dan mudah adalah pada diri sendiri. Hanya saja dalam hal ini membutuhkan kepekaan. Pebisnis dituntut memiliki kepekaan dalam lingkungan pasar, yaitu dapat membidik apa kebutuhan para konsumen.

2.3.1.2Pelanggan

Sumber kedua untuk memperoleh gagasan ide baru adalah melalui pelanggan dan pesaing. Sumber gagasan dari pesaing ini lebih sulit karena mereka tidak begitu saja secara jujur mengatakan segala hal yang ingin kita ketahui. Melaui pelanggan, kita dapat mengetahui kekurangan atau

kelebihan produk yang mereka beli melalui keluhan atau kepuasan yang mereka sampaikan.

Dalam hal ini yang dimaksud adalah dalam memperoleh gagasan dapat bersumber dari para pesaing dan pelanggan kita. Dari pelanggan kita dapat mengetahui seberapa besar kualitas produk kita dari saran, keluhan serta kepuasan pelanggan yang telah membeli produk kita. Berbeda halnya dengan mendapatkan gagasan dari para pelanggan, untuk mendapatkan suatu gagasan yang bersumber dari pesaing sangatlah sulit karena pesaing tidak begitu saja secara jujur untuk mengatakan segala hal yang ingin kita ketahui tentang kualitas produk kita.

2.3.1.3Pasar

Sumber gagasan bisnis baru adalah pasar. Keberhasilan suatu produk di suatu pasar kerapkali dapat melahirkan gagasan tentang sukses-sukses potensial di pasar lainnya. Pasar dapat menjadikan suatu gagasan dalam berbisnis. Pebisnis (entrepreneur) tidak hanya dituntut memahami kebutuhan-kebutuhan konsumen, tetapi juga mempertahankan bisnis yang sehat dalam pasar dan lingkungan yang terus berubah. Dalam membangun sebuah bisnis, pebisnis harus mengetahui pasar apa yang akan menjadi pelanggan bisnisnya, karena dengan mengenal pasar berarti pebisnis mengenali barang apa yang akan dijual dalam bisnisnya.

2.3.1.4Produk yang Gagal

Sumber keempat lahirnya gagasan bisnis adalah produk-produk yang gagal. Suatu evaluasi yang mendalam atas produk yang gagal kerapkali

23

mengisyaratkan masih adanya permintaan yang cukup besar atas produk itu, dengan menghilangkan ciri-ciri negatifnya.

Selain ”keempat sumber” gagasan bisnis baru, ada entrepreneur yang berpandangan bahwa setiap masalah yang muncul atau yang dihadapi manusia bisa merupakan sumber gagasan bisnis.

Produk yang gagal masih bisa digunakan sebagai sumber gagasan dalam berbisnis. Yaitu dengan melakukan suatu evaluasi yang mendalam atas produk tersebut dengan menghilangkan ciri-ciri negatifnya.

2.3.2 Fase Mengidentifikasi Peluang Bisnis

Empat hal untuk mengidentifikasi peluang bisnis yaitu: 2.3.2.1 Analisis Persoalan

Langkah penting pertama adalah analisis persoalan mengapa orang yakin bahwa setiap gagasan produk akan berhasil dan memberi keuntungan. Sebelum pebisnis (entrepreneur) yakin atas setiap gagasan produknya akan berhasil dan memberi keuntungan, pebisnis harus terlebih dahulu menganalisis persoalan yang mungkin akan muncul dalam kegiatan menjalankan bisnisya.

2.3.2.2 Analisis Situasi

Langkah kedua yang tidak kalah pentingnya adalah analisis situasi. Analisis situasi ini tujuannya adalah untuk menghasilkan sekumpulan pengetahuan yang perlu untuk menilai gagasan dan menentukan secara tepat apa yang dituntut dalam mengembangkan gagasan tadi agar sukses, berdasarkan kenyataan-kenyataan dilapangan.

Selain menganalisis persoalan, pebisnis juga harus melakukan langkah kedua yaitu menganalisis situasi. Dengan melakukan analisis situasi secara tepat yaitu melakukan analisis dari situasi yang akan digunakan untuk melakukan suatu kegiatan bisnis, maka pebisnis (entrepreneur) dapat mengembangkan gagasan-gagasan serta ide-idenya berdasarkan kenyataan dilapangan.

2.3.2.3 Merumuskan Wilayah yang Tidak Diketahui

Kalau bisnis pengetahuan ini sudah mencukupi, mulailah dengan langkah ketiga, yakni mengidentifikasi, merumuskan, dan memeriksa hal-hal yang tidak atau belum diketahui yang dapat melahirkan atau memporakporandakan gagasan tadi. Apabila wilayah-wilayah yang tidak diketahui sudah dirumuskan dan diperiksa maka pebisnis harus melakukan identifikasi, merumuskan, dan memeriksa hal-hal yang belum teridentifikasi dan belum diketahui yang akan melemahkan gagasan bisnis yang akan dibuatnya.

2.3.2.4 Mensurvei Pelanggan Sasaran

Kalau wilayah-wilayah ini sudah dirumuskan dan diperiksa, teruslah maju kelangkah keempat, yakni riset kualitatif mengenai pelanggan sasaran. Disini sasarannya adalah menemukan jawaban atas hal-hal penting yang tidak diketahui dan memeriksa kembali pengendalian-pengendalian terpenting (Pandji Anoraga, 2007:15).

Survei pelanggan dan uji pasar merupakan cara yang mudah untuk memeriksa bisa atau tidaknya suatu usulan bisnis dijalankan. Pebisnis

25

(entrepreneur) dapat bertanya langsung kepada pelanggan tentang daya tarik suatu produk atau jasa yang tidak ada di pasar. Langkah ini memang dibutuhkan kecerdikan. Gunakan pertanyaan-pertanyaan yang berakhir terbuka cermati jawaban-jawaban para pelanggan atas produk.

Riset ini ditentukan dari kompleksitas dari suatu keputusan pelanggan yang perlu untuk diklarifikasi apakah terdapat peluang atau tidak.

Kekuatan pikiran menjadi daya dorong untuk menggerakkan kreatifitas bisnis untuk memahami proses integrasi kedalam usaha merespon identifikasi yang telah menjadi komitmen. Hal tersebut dapat berupa melihat situasi menjadi masalah itu secara jelas dan hubungannya yang menunjukkan gambaran sesuatu yang mungkin salah, menafsirkan hubungan tersebut secara efektif dan memikirkan penilaian secara realistik dalam kaitan berpikir proses integrasi, menggerakkan perhatian dan energi dalam melibatkan orang-orang yang diajak bekerjasama, membuat keputusan dari hasil identifikasi bisnis atas peluang-peluang yang akan diraih secara lebih terfokuskan (http://www.WordPress.com

weblog/identifikasi bisnis/2007).

Pengidentifikasian peluang bisnis tergantung pada langkah awal pebisnis dalam usaha yang akan ditekuni dan akan dijadikan peluang dalam berbisnis. Proses integrasi dalam merumuskan kembali komitmen menjadi

entrepreneur kedalam rencana bisnis dengan mengintegrasi dari hasil pemikiran identifikasi bisnis. Dengan kekuatan pikiran tersebut

entrepreneur harus memiliki kemampuan dalam menuangkan kedalam rencana bisnis.

2.4

Indikator Peluang Bisnis

Indikator Peluang Bisnis diantaranya adalah : 2.4.1 Kesempatan

Kesempatan dalam hal ini adalah adanya waktu untuk mengambil sebuah celah peluang usaha, serta keuntungan atau laba (Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2006 : 1026). Kesempatan adalah adanya suatu peluang yaitu suatu peluang untuk berbisnis dan memulai kegiatan usaha tertentu untuk memperoleh suatu manfaat memperoleh memperoleh keuntungan.

2.4.2 Keterampilan (skill) dan Kreativitas yang Tinggi

Bagi seorang wirausaha, keterampilan (skill) dan tingkat kreativitas merupakan faktor penting yang sangat menunjang kemajuan bisnisnya. Keterampilan adalah suatu keahlian yang dimiliki seseorang untuk menciptakan sesuatu. Sedangkan kreativitas merupakan tindakan untuk selalu menciptakan sesuatu yang baru/produk baru (dapat berupa gagasan atau produk secara fisik, atau teknologinya) (Pandji Anoraga, 2007 : 33).

Pebisnis (entrepreneur) dituntut harus memiliki keterampilan dan kreativitas yang tinggi yaitu suatu kemampuan dalam menciptakan kombinasi serta inovasi-inovasi baru dari hal-hal yang sudah ada, menjadi sesuatu yang belum pernah ada dan belum terpikirkan sehingga menjadi sesuatu yang baru. Serta kemampuan memberi makna terhadap sesuatu yang kurang berarti sehingga

27

menjadi lebih berarti. Pebisnis juga dapat menerapkan konsep Kaizen (dalam Pandji Anoraga 2007:33), yang berarti unending improvement, konsep ini mendorong mereka untuk selalu bekerja keras membuat perbaikan-perbaikan dari waktu ke waktu.

2.4.3 Keuntungan/Profit

Keuntungan/profit memegang peranan penting dalam bisnis. Keuntungan dapat dipandang menjadi dua sisi, yaitu keuntungan bisnis dan keuntungan ekonomis. Keuntungan bisnis merupakan selisih antara pendapatan (penghasilan) dengan pengeluaran (biaya-biaya). Sedangkan keuntungan ekonomis adalah sisa hasil usaha setelah pengeluaran nyata dan biaya opportunitas diperhitungkan dari pendapatan yang diterima. Biaya opportunitas adalah biaya dari pemilihan alternatif terbaik penggunaan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan dengan mengorbankan alternatif terbaik lainnya bagi penggunaan sumber daya tersebut (Pandji Anoraga, 2007 : 12).

Bisnis dapat menghasilkan suatu keuntungan jika ia mengambil resiko memasuki pasar baru atau dengan menghadapi persaingan dengan bisnis lain itu karena untuk menghasilkan keuntungan dalam bisnis terkandung faktor resiko. Semakin tinggi keuntungan yang diharapkan maka semakin besar pula resiko yang dihadapi bisnis tersebut.

2.4.4 Permintaan

Permintaan adalah keinginan terhadap produk-produk tertentu yang didukung oleh suatu kemampuan dan kemauan untuk membelinya. Keinginan

akan menjadi permintaan, jika didukung oleh kekuatan membeli (Pandji Anoraga, 2007 : 182).

Produsen atau pebisnis diharapkan dapat menciptakan suatu produk tidak hanya bersumber dari banyaknya keinginan konsumen, tetapi juga berdasarkan atas permintaan, kekuatan dan daya beli konsumen.

2.5 Hal-hal yang Dilakukan Dalam Perencanaan Bisnis

Pelengkap Busana

Penentuan suatu usaha/bisnis layak operasi perlu dikaji terlebih dahulu apakah suatu usaha/bisnis tersebut layak didirikan atau tidak. Dalam rangka perencanaan pendiriian suatu usaha bisnis, sebelumnya harus dilakukan usaha berikut :

2.5.1 Usaha yang Harus Dilakukan Dalam Perencanaan Suatu Usaha Bisnis : 2.5.1.1 Bisnis harus direncanakan secara seksama dan diteliti dengan

memperhitungkan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi hidupnya. Kegiatan ini disebut studi kelayakan bisnis. Yang dimaksud dalam hal ini adalah sebelum membuat suatu bentuk bisnis, kita harus melakukan studi kelayakan bisnis yaitu kegitan merencanakan, meneliti serta memperhitungkan berbagai faktor yang akan mempengaruhi berlangsungnya suatu bisnis tersebut.

2.5.1.2. Bila suatu bisnis telah direncanakan dan dianggap layak maka tahap berikutnya adalah merealisasikan pendiriannya sekaligus mengawasinya (Suryadi Prawirosentono, 2007 : 43). Yang dimaksud dalam hal ini adalah setelah melakukan studi kelayakan bisnis maka tahap

29

selanjutnya adalah merealisasikan pendirian bisnis yang telah direncanakan dan telah diteliti, serta mengawasi berlangsungnya kegiatan bisnis tersebut

Merencanakan suatu peluang bisnis/usaha harus didasarkan minat/bakat, keterampilan (skill) yang tinggi dan semangat juang yang pantang mundur. Maksudnya agar segala usaha yang akan direncanakan akhirnya tidak menimbulkan kebosanan, sehingga usahanya dapat berlangsung dan berkelanjutan

2.6 Kerangka Berfikir

Menciptakan peluang bisnis tidaklah mudah bagi para calon pebisnis (entrepreneur) karena dibutuhkan perencanaan yang matang, ide-ide yang kreatif, keterampilan penguasaan teknologi yang tinggi, modal yang kuat, serta kemampuan bertahan dan optimistis yang tinggi untuk bersaing dengan para calon pesaing usahanya.

Peluang bisnis merupakan suatu kesempatan yang dapat kita ambil atau tekuni sebagai wujud kita dalam berusaha dan mendapatkan keuntungan. Peluang bisnis (business opportunities) adalah berbagai kecenderungan positif/menguntungkan yang terdapat di lingkungan eksternal perusahaan yang dapat dieksploitasi oleh pengusaha untuk menciptakan usaha yang menghasilkan laba.

Peluang bisnis diartikan sebagai peluang dalam menjalankan keseluruhaan kegiatan yang dijalankan orang atau badan usaha secara teratur dan terus menerus yaitu berupa kegiatan yang mengadakan barang atau jasa maupun fasilitas lain

untuk dijual, dipertukarkan atau disewagunakan dengan tujuan memperoleh keuntungan yang optimal. Peluang bisnis juga diartikan sebagai peluang usaha dalam hal pertukaran barang, jasa, atau uang yang saling menguntungkan atau memberikan manfaat.

Peluang bisnis dalam mata kuliah pelengkap busana merupakan suatu kesempatan bagi mahasiswa yang telah menempuh mata kuliah pelengkap busana untuk membuka suatu bisnis usaha dengan tujuan tertentu dengan mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh setelah menempuh mata kuliah tersebut.

Pelengkap Busana adalah segala sesuatu yang dapat melengkapi suatu busana dengan tujuan untuk memperindah dan menjadikan busana tersebut terlihat lebih indah dan menarik. Sedangkan Mata kuliah Pelengkap Busana adalah mata kuliah yang diwujudkan dalam kegiatan praktek yang ditempuh oleh mahasiswa Program Studi Teknologi Jasa dan Produksi S1 Konsentrasi Tata Busana yang diberikan pada semester 6 sebanyak 2 sks, meliputi 20% teori dan 80% praktek dengan organisasi materi membuat accesories pelengkap busana dari rangkaian bebatuan dan manik-manik (bros, kalung, gelang, cincin, giwang), membuat pelengkap busana dari bahan kain (topi, tas, selendang), membuat pelengkap busana dari perpaduan manik, payet, kain, kertas, tali (payung, kipas, kerudung, tas).

Mata kuliah pelengkap busana, mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu yang telah didapatkannya setelah menempuh mata kuliah pelengkap busana pada suaha yang riil, yang berkaitan dengan penciptaan bisnis dalam bidang pelengkap

31

busana. Bisnis pelengkap busana tersebut dapat diwujudkan dalam pembuatan berbagai macam bentuk pelengkap busana yang dapat digunakan sebagai pelengkap saat mengenakan suatu busana yang dapat menjadikan busana tersebut terlihat lebih indah dan menarik apabila dikenakan. Bisnis pelengkap busana dapat diwujudkan dalam penciptaan berbagai hasil kreatif pelengkap busana, misalnya membuat berbagai macam jenis accecories yang dapat menjadi suatu daya tarik dalam mengenakan suatu busana seperti bisnis pembuatan accecories pelengkap busana dari rangkaian manik-manik dan bebatuan yang dapat berupa giwang, kalung, gelang, bros, jepit rambut, membuat pelengkap busana dari bahan dasar

Dokumen terkait