• Tidak ada hasil yang ditemukan

Selanjutnya bab terakhir ini berisi kesimpulan penulis atas data-data yang dihimpun dari bab-bab sebelumnya. Bab ini akan diakhiri dengan sebuah kesimpulan atas jawaban dari rumusan masalah mengapa terjadi ekstensifikasi bantuan anti-missile AS kepada Israel tahun 2014.

26 BAB II

KEBIJAKAN BANTUAN ANTI-MISSILE AMERIKA SERIKAT KEPADA ISRAEL

Bab III membahas kebijakan bantuan anti-missile Amerika Serikat (AS) kepada Israel dan faktor-faktor yang mempengaruhi ekstensifikasi bantuan anti-missile. Bab ini menyajikan informasi mengenai kebijakan bantuan anti-missile AS kepada Israel masa pemerintahan Presiden Obama, serta peningkatan bantuan anti-missile (Iron Dome) pada 2014 sebesar 255 juta USD yang disahkan pada 04 Agustus 2014 melalui resolusi H.J. Res. 76 (PL113-145). Terdapat dua faktor yang membuat ekstensifikasi bantuan anti-missile AS kepada Israel yakni, eskalasi konflik Israel-Hamas dan kembalinya Iran sebagai pemasok senjata untuk Hamas.

A. Kebijakan Bantuan Anti-Missile Amerika Serikat kepada Israel Masa Pemerintahan Presiden Barack Obama

Bantuan AS kepada Israel dirancang dalam Memorandum of Understanding (MOUs) yang ditandatangani setiap 10 tahun sekali oleh presiden AS. MOU tersebut pertama kali ditandatangani pada 1999 oleh Bill Clinton untuk pendanaan selama periode FY1999-FY2008 dengan menyediakan bantuan ekonomi dan militer sebesar 26.7 milyar USD.37

Pada 2007, pemerintahan Bush menandatangani MOU periode FY2009-FY2018 yang mengaloaksikan bantuan militer sebesar 30 milyar USD. MOU

37Jeremy M. Sharp, “US Foreign Aid to Israel”, 10 April 2018, 4-5.

yang ditandatangani setiap 10 tahun sekali ini bersifat fleksibel dan tidak mengikat. Artinya, Kongres dapat merubah anggaran bantuan setiap tahunnya sehingga pola bantuan luar negeri AS kepada Israel bersifat fluktuatif.38 Namun pada pratiknya yang terjadi dalam beberapa tahun Kongres menaikkan anggaran bantuan yang sebelumnya sudah ditetapkan dalam MOU.

Gambar 2.A.1 Kongres “Menaikan” Anggaran Bantuan Luar Negeri Amerika Serikat kepada Israel Periode 2010-201939

Pada masa pemerintahan Presiden Barack Obama terjadi kesepakatan MOU terbesar dalam sejarah AS yang ditandatangani pada 14 September 2016 dengan nilai kesepakatan mencapai 38 milyar USD (Lampiran 1). MOU ini berlaku selama periode FY2019-FY2028 dimana Israel akan menerima 38 milyar USD setiap tahunnya. Jumlah ini merupakan yang terbesar dari kesepakatan MOU sebelumnya. Bantuan ini dialokasikan untuk pembiayaan Foreign Military

38Jeremy M. Sharp, “US Foreign Aid to Israel”.

39Jeremy M. Sharp, “US Foreign Aid to Israel”.

Financing (FMF) dan pendanaan pertahanan rudal dimana masing-masing menerima 3.3 milyar USD dan 500 juta USD setiap tahunnya selama periode FY2019-FY2028.40

Di bawah pemerintahan Presiden Obama, AS-Israel sepakat untuk menaikan anggaran pertahanan rudal jika Israel terlibat dalam konflik bersenjata.

Pendanaan pertahanan rudal dalam bentuk MUO pertama kali dilakukan oleh Presiden Obama secara terpisah dari bantuan ekonomi dan militer.41

Gambar 2.A.2 Bantuan Militer Amerika Serikat Kepada Israel dalam Beberapa Dekade42

40“Fact Sheet: Memorandum of Understanding Reached with Israel”, The White House President Barack Obama, 14 September 2016, [database on-line]; tersedia di https://obamawhitehouse.archives.gov/the-press-office/2016/09/14/fact-sheet-memorandum-understanding-reached-israel; internet; diakses pada 24 Juni 2016.

41Jeremy Sharp, “US Foreign Aid to Israel”, 6.

42Jeremy Sharp, “US Foreign Aid to Israel”, 8.

Penandatangan MUO di bawah pemerintahan Presiden Obama banyak menarik perhatian bukan hanya dari segi jumlah bantuan luar negeri yang disepakati namun, hubungan AS yang kurang harmonis dengan Israel dibawah pemerintahan Presiden Obama. Di lansir dari Reuteurs, alasan di balik keputusan tersebut dilatarbelakangi oleh keinginan Presiden Obama untuk menjawab kritik dari Partai Republik di mana selama kepemimpinannya dinilai kurang bersahabat dengan Israel.43

Meskipun anggaran bantuan periode 2014 masuk ke dalam MUO FY2009-FY2018 yang ditandatangani oleh Presiden Bush, akan tetapi pada periode tersebut terjadi pada saat pemerintahan Presiden Obama sehingga ketentuan mengenai perubahan anggaran tetap berlaku.

Pada tahun fiskal 2014, AS mengeluarkan alokasi dana bantuan darurat (Emergency Supplemental Appropriations Resolution) akibat peningkatan konflik di Jalur Gaza dengan mendanai sistem pertahanan Iron Dome milik Israel sebesar 225 juta USD. Alokasi dana tambahan ini merupakan permintaan dari Israel karena durasi konflik di Jalur Gaza tidak sesuai dengan ekpetasinya.44

Pada 4 Agustus 2014, Presiden Obama menandatangani Resolusi H.J.

Res.76 (Public Law 113-145) yang merupakan hasil kesepakatan resolusi bersama (joint resolution) anggota Kongres yang berisi alokasi dana tambahan sebesar 225 juta USD. H.J. Res.76 berisi imbauan kepada Sekretaris Pertahanan AS untuk segera mentransfer bantuan tambahan tersebut (Lampiran 2).

43Mark Spetalnic, “U.S, Israel sign $38 billion military aid package”, Reuters, 15 September 2016 [database on-line]; tersedia di https://www.reuters.com/article/us-usa-israel-statement/u-s-israel-sign-38-billion-military-aid-package-idUSKCN11K2CI; internet; diakses pada 21 Juli 2018.

44Jeremy Sharp, “US Foreign Aid to Israel”, 14.

H.J. Res. 76 berhasil diadopsi sebagai Undang-Undang berkat peran aktif anggota-anggota The House of Representative dan Senat seperti Ketua Dewan John Boehner (R-OH), Pemimpin Mayoritas Senat Harry Reid (D-NV), Pemimpin Senat dari Partai Republik Mitch McConnell (R-KY), Pemimpin Dewan Mayoritas Kevin McCarthy (R-CA), Pemimpin Dewan dari Partai Demokrat Nancy Pelosi (D-CA), Dewan Demokrat Whip Steny Hoyer (D-MD), Senator Barbara Mikulski (D-MD), Lindsey Graham (R-SC), John McCain (R-AZ), Dick Durbin (D-IL), Charles Schumer (D-NY) dan Mark Kirk (R-IL).45

H.J. Res. 76 berhasil diadopsi sebagai undang-undang setelah menang telak dalam voting yang dilakukan oleh Kongres pada 1 Agustus 2014 dimana sebanyak 396 suara mendukung, 8 menolak, dan 29 absent (Lampiran 3).

Kebijakan AS terhadap bantuan anti-missile Iron Dome milik Israel dimulai pada tahun 2011. Pada Mei 2010, Presiden Obama meminta kepada Kongres untuk menyiapkan anggaran sebesar 205 juta USD untuk biaya produksi dan pengembangan Iron Dome yang kemudian disetujui oleh Kongres di mana anggaran tersebut masuk ke dalam tahun fiskal 2011.46 Menurut Juru Bicara Pentagon, Bryan Whitman, mengatakan bahwa bantuan pada 2011 ini merupakan investasi langsung pertama AS untuk pembiayaan Iron Dome.47

45“Suport Israel‟s Right to Self-Defense,” The American Israel Public Affairs Committee, [database on-line]; tersedia di https://www.aipac.org/learn/legislative-agenda/agenda-display?agendaid=%7B570c7179-9618-4dac-a0c6-e5e35e1fa5cb%7D; internet; diakses pada 25 Maret 2018.

46Walter Pincus, “Should the United States put solving Israel‟s budget problems ahead of its own?”, The Washington Post, 16 Mei 2016, [database on-line]; tersedia di https://www.washingtonpost.com/world/national-security/is-us-going-above-and-beyond-for-israel/2012/05/16/gIQAJhikUU_story.html?noredirect=on&utm_term=.fb8104dc5b42; internet;

diakses pada 4 Agustus 2018.

47Adam Entous dan Caren Bohan, “Obama seeks $205 million for rocket shield”, Reuters, 14 Mei 2010, [database on-line]; tersedia di

https://www.reuters.com/article/us-israel-usa-Sementara itu, untuk bantuan pertahanan rudal diambil dari anggaran Departemen Pertahanan AS yaitu Missile Defense Agency (MDA). Selama periode 2011-2015, rata-rata Israel menerima 6,1% dari total anggaran MDA.

Sementara pada tahun 2014 sendiri Kongres telah melipatgandakan kontribusi keuangan AS terhadap bantuan pertahanan rudal Israel sebesar 9,1%.48 Banyaknya bantuan anti-missile AS kepada Israel sendiri ikut memberikan keuntungan bagi AS karena dengan bantuan tersebut Israel mengizinkan AS untuk memiliki akses penuh terhadap pengembangan teknologi Iron Dome.49

Sistem anti-roket jarak dekat yang di operasionalkan pertama kali pada 2011 oleh perusahaan Israel bernama Rafael Advanced Defense System ini merupakan sistem pertahanan yang menjadi andalan Israel selama konflik di Jalur Gaza tahun 2014 berlangsung sekaligus satu-satunya sistem pertahanan yang menerima bantuan tambahan pada 2014. Sejak pertama kali di operasionalkan, AS sudah menyiapkan anggaran khusus untuk pengembangan sistem Iron Dome.

Bantuan yang diberikan oleh AS untuk pengembangan Iron Dome sendiri mencapai $929.3 juta selama periode 2011-2014.50

Iron Dome memiliki 3 unsur penting yakni deteksi radar, unit tembak rudal, dan kontrol manajemen serangan. Baterai Iron Dome terdiri dari radar

irondome/obama-seeks-205-million-for-israel-rocket-shield-idUSTRE64C5JO20100513?type=politicsNews; internet; diakses pada 17 September 2018.

48Thomas Karako, “The Dirty Secret of US-Israel Missile Defense Cooperation”, Defense One, 28 Juli 2016 [database on-line]; tersedia di https://www.defenseone.com/ideas/2016/07/dirty-secret-us-israel-missile-defense-cooperation/130297/; internet; diakses pada 4 Agustus 2018.

49Robert Pines, “U.S. aid enabled „Iron Dome”, The Baltimore Sun, 21 Juli 2014 [database on-line]; tersedia di http://www.baltimoresun.com/news/opinion/oped/bs-ed-iron-dome-20140721-story.html; internet; diakses pada 4 Agustus 2018.

50Jeremy M. Sharp, “Israel‟s Iron Dome Anti-Rocket System: U.S. Assistance and Coproduction”, Congressional Research Service, 30 Sepember 2014, [database on-line]; tersedia di https://fas.org/sgp/crs/mideast/IN10158.pdf; internet: diakses pada 25 Maret 2018.

ELM-2084 S-Band, pusat pengendalian pembakaran, dan tiga peluncur yang mampu membawa 20 Tamir. Tamir memiliki panjang tiga meter yang di dalamnya terdapat peledak untuk menghancurkan roket musuh di udara. Biaya yang diperlukan untuk setiap baterai Iron Dome sekitar 50 juta USD, sementara itu setiap rudal pencegat Tamir membutuhkan 50 ribu USD. Setidaknya Israel membutuhkan 13 baterai Iron Dome untuk melindungi wilayahnya dari serangan Hamas.51

Gambar 2.A.3 Elemen dan Cara Kerja Iron Dome52

51Peter Dombrowski, Catherine Kelleher, dan Eric Auner, “Demystifying Iron Dome”, Center for the National Interes (Juli/Agustus 2013); 52. Diunduh pada 24 Juli 2014, tersedia di:

http:/www.jstor.org/stable/42896501.

52Jonathan Marcus, “What weapons are being used in the Israel-Gaza conflict”, BBC News, 10 Juli 2014, [database on-line]; tersedia di https://www.bbc.com/news/world-middle-east-28245343; internet; diakses pada 21 Juli 2018.

Biaya yang besar untuk pengembangan sistem Iron Dome berbanding jauh dengan biaya yang dikeluarkan oleh Hamas untuk pembuatan roketnya. Hamas setidaknya hanya membutuhkan 1 juta USD untuk setiap pembuatan roket Qassam. Roket Qassam merupakan roket jarak pendek yang paling sering digunakan Hamas dalam melakukan serangannya ke wilayah Israel termasuk menjadi senjata yang berhasil dihalau oleh Iron Dome. Dengan biaya produksi yang lebih rendah, Hamas memiliki puluhan ribu roket Qassam di Gaza dan memiliki kapasitas lebih untuk memproduksi lebih banyak lagi.53

Dampak dari bantuan anti-missile Iron Dome tersebut membuat Israel berhasil menaikkan jumlah baterai Iron Dome yang dimilikinya. Antara tahun 2012 dan 2014 Israel berhasil meningkatkan mekanisme kinerja Iron Dome dan memperluas jumlah baterai yang semula terdapat 5 menjadi 9 baterai. Peningkatan kapabilitas Iron Dome dari konflik 2012 dan 2014 tentunya tidak lepas dari

53Jamie Levin, “Israel‟s Economy Will Pay Heavy Price for Iron Dome”, Haaretz, 23 Maret 2012, [database on-line]; tersedia di https://www.haaretz.com/1.5207713; internet; diaksese pada 22 Agustus 2018.

kerjasama AS-Israel. Sampai saat ini terhitung AS telah memberikan 1.397 miliar USD kepada Israel untuk baterai, interceptor, biaya produksi bersama, dan perawatan umum lainnya.54

Meskipun Israel sebagai penemu sekaligus memiliki hak paten atas Iron Dome namun berkat kerjasama pengembangan teknologi anti-missile kedua negara, AS ikut mengembangkan dan memproduksi teknologi sistem Iron Dome dengan pemerintah Israel. Pada Maret 2014, AS-Israel menandatangani perjanjian yang berisi perizinan bagi AS untuk memproduksi komponen-komponen sistem Iron Dome di bawah naungan U.S. Missile Defense Agency (MDA). Kerjasama ini membuat AS memiliki akses penuh terhadap sistem pertahanan Iron Dome.55

Kebijakan AS untuk mengembangkan dan memproduksi teknologi Iron Dome dilakukan oleh perusahaan kontraktor pertahanan AS Raytheon yang bekerjasama dengan perusahaan pertahanan Israel Rafael Advanced Defense System. Sejak 2014 Raytheon-Rafael bekerjasama untuk produksi dan pengembangan salah satu komponen Iron Dome yakni, Rudal Pencegat Tamir.

Ketertarikan AS untuk mengembangkan sistem Iron Dome membuat AS berhasil memproduksi Iron Dome versi AS bernama SkyHunter yang sewaktu-waktu dapat digunakan untuk keperluan pasukan AS.56

Gambar 2.A.4 Lokasi-lokasi Iron Dome di Wilayah Israel57

54Jeremy M. Sharp, “U.S. Foreign Aid to Israel”, 10 April, 12-14.

55Jeremy M. Sharp, “U.S. Foreign Aid to Israel”.

56“Iron Dome Weapon System”, Raytheon, [database on-line]; tersedia di https://www.raytheon.com/capabilities/products/irondome; internet; diakses pada 5 Juli 2018.

57Aaron Merat, “Gaza Conflict: US offers to broke peace”, The Telegraph, 11 Juli 2014,

[database on-line]; tersedia di

https://www.telegraph.co.uk/news/worldnews/middleeast/israel/10955613/Israel-air-strikes-on-Gaza-live.html; internet; diakses pada 21 Juni 2018.

Meskipun biaya yang dikeluarkan untuk pengembangan Iron Dome terbilang mahal, namun teknologi ini memiliki beberapa kelebihan yang tidak dimiliki oleh sistem pertahanan anti-missile Israel lainnya. Kelebihan Iron Dome di antaranya adalah sistem ini mampu bekerja di segala macam cuaca yang mampu menghalau roket, artileri, dan mortir hanya dalam waktu 1 detik saja.

Artinya ketika lawan meluncurkan roket ke wilayah Israel, waktu yang dibutuhkan pendektesi radar Iron Dome tidak lebih dari 1 detik kemudian Tamir

secara otomatis akan langsung meluncur ke udara untuk menghalau roket tersebut.58

Iron Dome memiliki kemampuan untuk mengetahui apakah roket yang diluncurkan lawan akan jatuh di area penduduk sipil dan situs-situs penting milik negara seperti basis militer atau tidak. Jika roket tersebut jatuh di lahan kosong, roket akan dibiarkan karena tidak menimbulkan kerusakan yang berarti, namun jika roket menuju pemukiman warga maka Iron Dome akan cepat mendeteksinya.59

Di samping keunggulan yang sudah disebutkan di atas, Iron Dome memiliki kekurangan misalnya sistem ini ternyata tidak efektif dalam menghalau serangan mortir di perbatasan Israel-Gaza. Oleh karena itu, sebagai respon atas ketidaksuksesan kinerja Iron Dome dalam menghalau ancaman serangan mortir tersebut membuat Israel mengembangkan teknologi anti-missile baru yang bernama Iron Beam. Sistem ini akan menggunakan laser untuk menembak jatuh ancaman roket jarak dekat seperti mortir.60 Selan itu, menurut surat kabar Javan

58Ari Kattan, “Future Challenges for Israel‟s Iron Dome Rocket Defenses”, Center for International & Security Studies at Maryland, University of Matyland, (Februari 2018): 8.

Diunduh pada 06 September 2018, tersedia di:

http://www.cissm.umd.edu/sites/default/files/Future%20Challenges%20for%20Israel%E2%80%9 9s%20Iron%20Dome%20Rocket%20Defenses%20021618.pdf.

59Ari Kattan, “Future Challenges for Israel‟s Iron Dome Rocket Defenses”,

60Yaakov Lappin, “Israeli Iron Beam Laser Air Defense System „Brings Down Mortars Like Flies‟” dalam Emily B.Landau and Azriel Bermant, “Iron Dome Protection: Missile Defense in Israel‟s Security Concept,” (Tel Aviv: Institute for National Security Studies, 2014). Diunduh pada 25 Maret 2018, tersedia di: http://www.inss.org.il/he/wp-content/uploads/sites/2/systemfiles/SystemFiles/Iron%20Dome%20Protection_%20Missile%20De fense%20in%20Israel%E2%80%99s%20Security%20Concept.pdf.

News yang berbasis di Tehran menyebutkan Iron Dome tidak efektif dalam menghalau serangan roket Hamas buatan Iran yaitu, roket Fajr-5.61

Melindungi keamanan pertahanan aliansinya memang menjadi prioritas kebijakan Presiden Obama. Pada kasus lain yang paling kontroversial adalah kebijakan Presiden Obama untuk membangun instalasi pertahanan rudal di Eropa Timur, yakni Rep.Ceko dan Polandia. AS membekali Rep. Ceko dengan X-band Radar dan Polandia dengan 10 Ground-Based Interceptor (GBI).62

Pembangunan instalasi pertahanan rudal tersebut ditujukan untuk melindungi kedua negara yang merupakan anggota NATO dari kemungkinan ancaman militer Iran. Kemampuan Iran dalam mengembangkan rudal jarak jauh selalu memunculkan kekhawatiran bagi keamanan AS dan aliansinya. Menurut Profesor Theodore Postol dari Institut Messachusetts mengungkapkan bahwa kemampuan rudal jarak jauh Iran sekitar 5.000-6.000 km dan dapat menjangkau sebagian besar wilayah Eropa Barat dan Utara.63

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kebijakan AS dalam memberikan bantuan terhadap sistem pertahanan Iron Dome Israel di mulai pada masa pemerintahan Presiden Obama tahun 2011. Bantuan ini kemudian membuat AS memiliki akses penuh terhadap Iron Dome dan mampu untuk memproduksi Iron Dome versi AS. Sejak 2011 AS secara rutin memberikan bantuan tiap

61Michael Segall, “Iran: The Regional Power behind the Hamas War Effort”, Jerusalem Center for Public Affairs (JCPA), 15 Juli 2014, [database on-line]; tersedia di http://jcpa.org/article/iran-the-regional-power-behind-the-hamas-war-effort/; internet; diakses pada 22 Juni 2018.

62Tomasz Paszewski, “US Missile Defense Plans: Central and Eastern Europe”, Revue d’études comparatives Est-Ouest. Vol.44 (2013): 42. Diunduh pada 10 Agustus 2018, tersedia di:

https://www.cairn.info/revue-revue-d-etudes-comparatives-est-ouest1-2013-3-page-35.htm.

63Kimberly Misher, “Why Obama is Right on Missile Defense-What‟s Next?”, (Washington D.C: Carniegie Endowment for International Peace, 2009), 4.

tahunnya untuk mendanai sistem Iron Dome. Jumlah bantuan ini kemudian meningkat pesat pada 2014 karena permintaan Israel untuk memberikan bantuan darurat.

B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekstensifikasi Bantuan Anti-missile Amerika Serikat kepada Israel

Terdapat dua faktor yang mempengaruhi ekstensifikasi bantuan anti-missile AS kepada Israel setelah serangan Israel ke Gaza tahun 2014. Pertama, bahwa eskalasi konflik yang terjadi antara Israel-Hamas sangat mempengaruhi ekstensifikasi bantuan anti-missile yang terjadi pada 2014. Kedua, kembalinya aliansi Hamas-Iran pada tahun 2014 menjadi momentum bagi Hamas untuk kembali mendapatkan bantuan dari Iran di mana sebelumnya Iran sempat menghentikan segala bentuk bantuan kepada Hamas pada 2012.

B.1 Eskalasi Konflik Israel-Hamas

Konflik dalam kehidupan sosial memiliki beragam makna yang banyak didefinisikan oleh para ilmuan akademik. Menurut Bonacker dan Imbusch, konflik dipahami sebagai realitas sosial yang terjadi antara dua pihak baik individu, kelompok, atau negara yang saling memiliki perbedaan kepentingan.64

64Thorsten Bonacker dan Peter Imbusch, “Zentrale Begriffe der Friedens- un Konfliktforschung (Key concepts in peace and conflict studies) dalam Richard Bosch, “Conflict Escalation”, International Studies Oxford University Press, November 2017, [database on-line];

tersedia di

http://internationalstudies.oxfordre.com/view/10.1093/acrefore/9780190846626.001.0001/acrefore -9780190846626-e-82?print=pdf; internet; diakses pada 14 September 2018.

Biasanya konflik yang terus menerus akan berevolusi menjadi konflik kekerasan yang berujung pada kekerasan kolektif contohnya adalah konflik bersenjata (armed conflict). Evolusi ini disebut sebagai eskalasi konflik (conflict escalation) dimana terjadinya peningkatan konflik ditandai dengan interaksi antar pihak yang saling berkonflik atau tindakan mereka yang mengarah pada peningkatan atau perluasan konflik itu sendiri.65

Sejak Hamas menang pemilu pada 2007, Hamas mulai menguasai wilayah Palestina di Jalur Gaza. Kekuasaan Hamas di Jalur Gaza tidak diakui oleh AS dan Israel yang menyebutnya sebagai kelompok ekstrimis yang aktivitasnya selalu mengancam kepentingan AS-Israel.66

Sementara itu, dari sisi Hamas juga menolak untuk mengakui eksistensi Israel sebagai sebuah negara sehingga konflik antara Israel-Hamas sampai kini masih sering terjadi. Tercatat sejak menguasai Jalur Gaza pada 2007, Israel-Hamas terlibat dalam beberapa konflik yang membuat Israel melancarkan operasi militernya seperti Operation Cast Lead (2008-2009), Operation Defense of Pillar (2012), dan Operation Protective Edge (2014).67

Konflik Gaza pertama terjadi pada 2008-2009 saat Israel memulai operasi militernya yang dikenal sebagai Operation Cast Lead pada 27

65Roland Eckert dan Helmut Willems, “Escalation and de-escalation of social conflict: The road to violence”, dalam Richard Bosch, “Conflict Escalation”, International Studies Oxford University Press.

66Jim Zanotti, “Israel: Background and U.S. Relations”, Congressional Research Service, (28 Oktober 2016): 14. Diunduh pada 08 Februari 2018, tersedia di https://fas.org/sgp/crs/mideast/RL33476.pdf

67Jim Zanotti, “Israel: Background and U.S. Relations”.

Desember 2008 sampai 18 Januari 2009. Tujuan dilakukannya operasi militer tersebut adalah untuk meningkatkan keamanan di wilayah Israel bagian selatan dengan melumpuhkan kapabilitas militer Hamas. Hal ini dilakukan dengan cara menghancurkan basis peluncuran roket milik Hamas dengan mengirim tank, pasukan darat, personel lapis baja, dan divisi artileri. Israel berhasil menghancurkan kantor polisi, gedung universitas, gedung kementerian, sekolah-sekolah, pabrik, terowongan, dan rumah pada komandan Hamas. Setelah perang berakhir, serangan roket yang diluncurkan dari Gaza lebih sedikit dan bukan dilakukan oleh Hamas, melainkan oleh kelompok teroris lainnya seperti Palestinian Islamic Jihad dan the Al Aqsa Martyrs’Brigad.68

Dampak terbesar dalam konflik Israel-Hamas tahun 2008-2009 adalah tingginya angka korban jiwa dimana sebanyak 1.440 warga Palestina meninggal dunia. Sedangkan dari pihak Israel, terdapat 13 orang termasuk empat penduduk sipil tewas. Selain tingginya korban jiwa, sebanyak 46.000 penduduk Gaza harus mengungsi dan harus dihadapkan pada akses bantuan humaniter yang terbatas karena banyak staff organisasi internasional menolak untuk masuk ke Jalur Gaza.69

Pada konflik di Jalur Gaza tahun 2008-2009 tidak menunjukkan adanya ekstensifikasi bantuan anti-missile karena Iron Dome sendiri baru

68Jim Zanotti, Carol Migdalovitz, Jeremy M. Sharp, Casey L. Addis, “Israel and Hamas: Conflict in Gaza (2008-2009)”, Congressional Research Service, 19 Februari 2009, [database on-line]; tersedia di https://fas.org/sgp/crs/mideast/R40101.pdf; internet; diakses pada 22 Juli 2018.

69Jim Zanotti, Carol Migdalovitz, Jeremy M. Sharp, Casey L. Addis, “Israel and Hamas: Conflict in Gaza (2008-2009)”, 12.

pertama kali dioperasionalkan pertama kali pada 2011. Iron Dome baru pertama kali digunakan pada konflik di Jalur Gaza tahun 2012 atau yang lebih dikenal dengan Operation Pillar of Defense. Operasi militer dimulai pada 14 November 2012 selama 8 hari tersebut sebagai bentuk respon atas 100 roket yang diluncurkan Hamas ke wilayah selatan Israel dalam waktu 24 jam.70

Hamas meluncurkan lebih dari 1.500 roket di mana lebih dari 100 roket berbalik arah ke wilayah Gaza, 900 roket menghantam wilayah Israel dan lebih dari 400 roket berhasil dihalau oleh Iron Dome.71 Korban jiwa yang ditimbulkan dari konflik 2012 cenderung sedikit di mana sebanyak 161 penduduk Palestina dan 5 orang Israel tewas.72

Kecilnya angka korban jiwa karena durasi konflik tidak sepanjang konflik-konflik sebelumnya. Meskipun mengandalkan sistem pertahanan Iron Dome dalam operasi militernya tahun 2012 namun, tidak terjadi intensifikansi bantuan dari AS. Intensifikansi bantuan anti-missile baru terjadi ketika Israel melancarkan operasi militernya (Operation Protective Edge) tahun 2014.

Saat konflik di Jalur Gaza tahun 2014, tekanan yang didapatkan Israel lebih besar dibandingkan dengan konflik tahun 2008-2009 dan 2012.

Saat konflik di Jalur Gaza tahun 2014, tekanan yang didapatkan Israel lebih besar dibandingkan dengan konflik tahun 2008-2009 dan 2012.

Dokumen terkait