• Tidak ada hasil yang ditemukan

EKSTENSIFIKASI BANTUAN ANTI-MISSILE AMERIKA SERIKAT KEPADA ISRAEL SETELAH SERANGAN ISRAEL KE GAZA TAHUN 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EKSTENSIFIKASI BANTUAN ANTI-MISSILE AMERIKA SERIKAT KEPADA ISRAEL SETELAH SERANGAN ISRAEL KE GAZA TAHUN 2014"

Copied!
122
0
0

Teks penuh

(1)

EKSTENSIFIKASI BANTUAN ANTI-MISSILE AMERIKA SERIKAT KEPADA ISRAEL SETELAH

SERANGAN ISRAEL KE GAZA TAHUN 2014

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S. Sos)

Oleh Darma Yunita 11141130000025

PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2018 M/1439 H

(2)

ii

PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

Skripsi yang berjudul:

EKSTENSIFIKASI BANTUAN ANTI-MISSILE AMERIKA SERIKAT KEPADA ISRAEL SETELAH SERANGAN ISRAEL KE GAZA TAHUN

2014

1. Merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam sayaan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya saya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 28 September2018

Darma Yunita

(3)

iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI

Dengan ini, Pembimbing Skripsi menyatakan bahwa mahasiswa:

Nama : Darma Yunita

NIM : 11141130000025

Program Studi : Ilmu Hubungan Internasional Telah menyelesaikan sayaan skripsi dengan judul:

EKSTENSIFIKASI BANTUAN ANTI-MISSILE AMERIKA SERIKAT KEPADA ISRAEL SETELAH SERANGAN ISRAEL KE GAZA TAHUN 2014

Dan telah memenuhi syarat untuk diuji.

Jakarta, 28 September 2018

Mengetahui,

Ketua Program Studi

Menyetujui, Pembimbing

Ahmad Alfajri, MA NIP.

Robi Sugara, M.Sc NIP.

(4)

iv

PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI

SKRIPSI

EKSTENSIFIKASI BANTUAN ANTI-MISSILE AMERIKA SERIKAT KEPADA ISRAEL SETELAH SERANGAN ISRAEL KE GAZA TAHUN

2014

Oleh Darma Yunita 11141130000025

telah dipertahankan dalam sidang ujian skripsi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 16 Oktober 2018. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) pada Program Studi Hubungan Internasional.

Ketua, Sekretaris,

Ahmad Alfajri, MA NIP.

Eva Mushoffa, MHSPS NIP.

Penguji I, Penguji II,

Rahmi Fitriyanti, M.Si.

NIP.197709142011012004

Febri Dirgantara Hasibuan, M.M.

NIP.

Diterima dan dinyatakan memenuhi syarat kelulusan pada tanggal 16 Oktober 2018

Ketua Program Studi Hubungan Internasional FISIP U

Ahmad Alfajri, MA

(5)

v

ABSTRAK

Skripsi ini membahas ekstensifikasi bantuan anti-missile Amerika Serikat (AS) kepada Israel setelah serangan Israel ke Gaza tahun 2014. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis mengapa terjadi ekstensifikasi bantuan anti-missile AS kepada Israel tahun 2014 serta untuk mengetahui bahwa aliansi AS-Israel pada masa pemerintahan Presiden Barack Obama dan PM Benyamin Netanyahu masih cukup solid dalam merespon konflik di Jalur Gaza tahun 2014. Ekstensifikasi bantuan anti-missile AS kepada Israel terjadi setelah serangan Israel ke Gaza tahun 2014. Pada awal tahun 2014, AS telah memberikan dana bantuan sebesar 205 juta USD kepada Israel namun AS memutuskan memberikan bantuan darurat sebesar 225 juta USD pada 4 Agustus 2014 untuk mendanai sistem pertahanan anti-missile Iron Dome milik Israel. Hal ini menyebabkan ekstensifikasi bantuan anti-missile yang terjadi hanya pada tahun 2014. Padahal pada konflik yang sama tahun 2012 yang melibatkan Israel-Hamas tidak menunjukan adanya ekstensifikasi bantuan anti-missile. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan data yang diperoleh melalui studi kepustakaan dan data sekunder. Kerangka konseptual yang digunakan untuk menjawab pertanyaan masalah ini adalah konsep kepentingan nasional, kebijakan luar negeri, aliansi, dan keamanan. Berdasarkan metode, data, dan kerangka konseptual yang digunakan, penelitian ini menemukan bahwa terjadinya ekstensifikasi bantuan anti-missile AS kepada Israel dikarenakan kepentingan AS dan Israel dalam memerangi Hamas. Peran elit politik pro-Israel di Kongres dan kebijakan Iran yang kembali memberikan bantuan kepada Hamas juga mempengaruhi kebijakan luar negeri AS terhadap ekstensifikasi bantuan anti-missile. Aliansi antara AS- Israel membuat AS ikut bertanggung jawab dalam melindungi keamanan Israel melalui ekstensifikasi bantuan anti-missile Iron Dome.

Kata Kunci: Bantuan Anti-Missile, Amerika Serikat, Serangan Israel Ke Gaza

2014

(6)

vi

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirahim, puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunianya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Tidak lupa shalawat dan salam dihanturkan kepada junjungan nabi Muhammad SAW. Skripsi ini merupakan salah satu syarat memenuhi gelar Sarjana Sosial (S. Sos) Jurusan Ilmu Hubungan Internasional pada Falkutas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah. Jakarta.

Skripsi ini tidak akan selesai tanpa bantuan dan bimbingan dari pihak-pihak yang telah meluangkan waktu, pikiran, dan tenaganya selama proses penyelesaian skripsi ini. Motivasi, dukungan moril, dan arahan yang diberikan oleh orang- orang terdekat berikan semangat kepada saya, tanpa bantuan mereka sayaan skripsi akan sulit untuk diselesaikan. Oleh karena itu, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Keluarga saya, kedua orang tua saya ayahanda Yunizar Ramli dan Ibunda Darnalis, kakak Feni dan Abang Feri, kakak Ipar Irvan dan Rina, keponakan saya Giacinta, Rayyan dan Azam yang selalu mendukung, menghibur dan memberikan kesabarannya hingga skripsi ini selesai.

2. Bapak Robi Sugara, selaku dosen pembimbing. Terimakasih pak atas

waktu, saran, arahan, motivasi serta kesabarannya yang sudah diberikan

kepada saya selama pengerjaan skripsi ini.

(7)

vii

3. Ibu Rahmi Fitriyanti dan Bapak Febri Dirgantara Hasibuan, selaku penguji sidang skripsi. Terima kasih ibu dan bapak sudah memberikan kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini.

4. Dosen-dosen Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UIN Jakarta. Terima kasih kepada bapak dan ibu yang telah berbagi ilmunya dengan saya selama saya menjalankan perkuliahan di UIN Jakarta.

5. Ibu Eva Mushoffa, Bapak Ahmad Alfajri, dan Bapak Irfan Hutagalung.

Terima kasih karena sudah meluangkan waktunya dalam diskusi dan menjawab pertanyaan-pertanyaan saya seputar topik skripsi ini.

6. Sahabat Calon Isteri Diplomat, Safira Nadwa, Adinda Widya, Khaira Anisa, Nur Aliyah, Amelia Kharunisa, Noviyanti, dan Nunu Nurmasyita.

Terima kasih sudah mendengarkan keluh kesah saya selama proses pengerjaan skripsi ini. Terima kasih juga atas canda tawa, dukungan, dan hiburan yang kalian berikan kepada saya.

7. Farihah Lailah, Ade Rahman, Husein Haikal, Acep Saipudin. Terima kasih untuk diskusi, arahan, dan saran yang kalian berikan hingga akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan.

8. Teman-teman HI angkatan 2014 yang tidak dapat saya sebutkan satu-

persatu. Terima kasih sudah menemani 4 tahun saya selama menjadi

mahasiswi di FISIP UIN Jakarta.

(8)

viii

Semoga segala bentuk bantuan dan dukungan yang diberikan kepada saya mendapatkan balasan dari Allah SWT. Akhir kata, saya menyadari bahwa dalam sayaan skripsi ini memiliki banyak kekurangan sehingga kritik dan saran dengan senang hati saya terima demi perbaikan di masa yang akan datang. Semoga skripsi ini dapat memberikan menfaat bagi pembaca dan memberikan wawasan dalam pengembangan ilmu pengetahuan.

Jakarta, 28 September 2018

Darma Yunita

(9)

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL ... i

LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIAN UJIAN SKRIPSI ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR SINGKATAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Pernyataan Masalah ... 1

B. Pertanyaan Masalah ... 10

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 10

D. Tinjauan Pustaka ... 11

E. Kerangka Pemikiran ... 14

1. Konsep Kepentingan Nasional ...14

2. Teori Kebijakan Luar Negeri ...16

3. Konsep Aliansi ... 18

4. Konsep Keamanan ...20

F. Metode Penelitian...22

G. Sistematika Penelitian ...23

BAB II KEBIJAKAN BANTUAN ANTI-MISSILE AMERIKA SERIKAT KEPADA ISRAEL A. Kebijakan Bantuan Anti-Missile Amerika Serikat kepada Israel Masa Pemerintahan Presiden Obama...26

B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekstensifikasi Bantuan Anti-Missile Amerika Serikat kepada Israel... 38

B1. Eskalasi Konflik Israel Hamas ... 38

B2. Kembalinya Iran sebagai Pemasok Senjata Hamas ... 44

(10)

x

BAB III SERANGAN ISRAEL KE GAZA TAHUN 2014 DAN RESPON INTERNASIONAL

A. Kronologi Serangan Israel ke Gaza 2014... 47

B. Respon Internasional ... 53

B1. Respon Amerika Serikat ... 54

B2. Respon Iran ... 58

BAB IV ANALISIS EKSTENSIFIKASI BANTUAN

ANTI-MISSILE

AMERIKA SERIKAT KEPADA ISRAEL SETELAH SERANGAN ISRAEL KE GAZA TAHUN 2014 A. Kepentingan Nasional Amerika Serikat terhadap Israel ... 62

A1. Adanya Common National Interest antara Amerika Serikat-Israel dalam Memerangi Hamas... 63

B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat terhadap Ekstensifikasi Bantuan Anti-Missile kepada Israel Tahun 2014... 68

B1. Faktor Internal... 68

B2. Faktor Eksternal... 71

C. Aliansi antara Amerika Serikat Israel... 75

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan... 82

DAFTAR PUSTAKA ...xvi

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... ..xiii

(11)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel A.1.1 Bantuan Rudal Anti-Balistik “Iron Dome” Amerika Serikat kepada Israel Periode 2011-2014 ... 6 Tabel 3.B.1 Bantuan Rudal Anti-Balistik “Iron Dome” Amerika Serikat

kepada Israel Periode 2011-2017 ... 42

(12)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.A.1 Kongres “Menaikkan” Anggaran Bantuan Luar Negeri Amerika Serikat kepada Israel Periode 2010-2019 ... 27 Gambar 2.A.2 Bantuan Militer Amerika Serikat kepada Israel Dalam MOU ... 28 Gambar 2.A.3 Elemen dan Cara Kerja Iron Dome ... 33 Gambar 2.A.4 Lokasi Iron Dome di Wilayah Israel ... 35 Gambar 2.B.1 Serangan Roket Hamas ke Wilayah Israel Periode 2001-2014

(Sebelum Operation Protective Edge) ... 43 Gambar 2.B.2 Jangkauan Roket Hamas ... 46 Gambar 3.A.1 Serangan Roket Hamas ke Wilayah Israel dalam Kurun Waktu

8-15 Juli 2014 ... 50 Gambar 3.A.3 Temuan Terowongan Buatan Hamas oleh IDF ... 51 Gambar 3.B.1 Dukungan Partai Republik dan Demokrat terhadap Israel Atas

Konflik Israel-Palestina ... 57

(13)

xiii

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1 Memorandum of Understanding (MUO) FY2019-FY2028 ... xxvii

Lampiran 2 Joint Resolution H.J.Res 76 (PL113-145) ... xxxi

Lampiran 3 Hasil Voting Senat Joint Resolution

H.J.Res 76 (PL113-145) ... xxxiii

Lampiran 4 Pidato Presiden Obama Atas Konflik di Jalur Gaza 2014...xxxvii

(14)

xiv

DAFTAR SINGKATAN

AS Amerika Serikat

ABM Anti-Balistic Missile

BoP Balance of Power

CRS Congressional Research Service FMF Foreign Military Financing

FY1999 Fiscal Year 1999

FY2008 Fiscal Year 2008

FY2009 Fiscal Year 2009

FY2018 Fiscal Year 2018

FY2019 Fiscal Year 2019

FY2028 Fiscal Year 2028

GBI Ground Based Interceptor

Hamas Harakah al-muqawamah al-islamiyah H.J.Res.76 House Joint Resolution 76

IDF Israel Defense Force

IRGC Iranian Revolutionary Guard Corps IRNA Islamic Republic News Agency MDA Missile Defense Agency

MOU Memorandum of Understanding

NATO North Atlantic Treaty Organization PBB Perserikatan Bangsa-Bangsa

PM Perdana Menteri

(15)

xv

PL Public Law

PLO Palestine Liberation Organization SDI Strategic Defense Initiative Sen. (D-CA) Democrat Senator of California Sen. (D-IL) Democrat Senator of Illinois Sen. (D-MD) Democrat Senator of Maryland Sen. (D-Nev) Democrat Senator of Nevada Sen. (D-NV) Democrat Senator of Nevada Sen. (D-NY) Democrat Senator of New York Sen. (R-AZ) Republic Senator of Arizona Sen. (R-CA) Republic Senator of California Sen. (R-FL) Republic Senator of Florida Sen. (R-IL) Republic Senator of Illinois Sen. (R-Ky) Republic Senator of Kentucky Sen. (R-NH) Republic Senator of New Hampshire Sen. (R-OH) Republic Senator of Ohio

Sen (R-SC) Republic Senator of South Carolina

(16)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Pernyataan Masalah

Penelitian ini membahas ekstensifikasi bantuan anti-missile Amerika Serikat (AS) kepada Israel setelah serangan Israel ke Gaza tahun 2014.

Ekstensifikasi bantuan anti-missile AS kepada Israel terjadi pada masa pemerintahan Presiden Barack Obama. Padahal di bawah kepemimpinan Presiden Obama aliansi AS-Israel mengalami pengikisan yang disebabkan oleh kebijakan Presiden Obama terhadap masalah Israel-Palestina dan nuklir Iran yang tidak sejalan dengan kepentingan Israel di Timur Tengah. Namun pada konflik di Jalur Gaza tahun 2014 terjadi ekstensifikasi bantuan di mana AS memberikan darurat sebesar $225 juta untuk mendanai sistem pertahanan anti-missile Iron Dome milik Israel. Padahal pada konflik yang sama tahun 2012 tidak menunjukkan adanya ekstensifikasi bantuan.

Ekstensifikasi atau exstensification adalah sebuah tindakan yang dilakukan secara ekstensif dengan cara menambah.

1

Secara umum, bantuan yang diberikan suatu negara kepada negara lain disebut sebagai bantuan luar negeri dalam bentuk hibah yang dilakukan untuk pembiayaan pembangunan di bidang kesehatan, melawan aktivitas narkoba dan terorisme, pelayanan publik, keamanan, militer,

1“Extensification”, Collions Dictionary, [database on-line]; tersedia di https://www.collinsdictionary.com/dictionary/english/extensification; internet; diakses pada 17 Oktober 2018

(17)

dan lain-lain.

2

Dengan demikian, ekstensifikasi bantuan adalah upaya menambah bantuan jumlah bantuan yang diberikan oleh suatu negara kepada negara lain.

Istilah anti-balistic missile (ABM) atau rudal anti-balistik mulai muncul ketika pengembangan berbagai macam senjata rudal semakin marak di dunia.

Sejarah pembentukan ABM sendiri sejalan dengan kerangka konsep Offense- Deffense (menyerang-bertahan) yang dilakukan ketika dalam situasi berperang atau berkonflik. Artinya, kehadiran ABM ditujukan sebagai bentuk bertahan atas respon ancaman serangan rudal yang dilakukan sebagai bentuk menyerang.

3

Isu pengembangan sistem pertahanan rudal menjadi isu penting bagi sebuah negara sebagai upaya untuk menjaga kemanan negaranya dari ancaman serangan eksternal. Sistem pertahanan rudal menjadi elemen penting bagi pertahanan sebuah negara mengingat sistem keamanan internasional yang tidak stabil sehingga membuat negara berlomba-lomba mengembangkan teknologi rudalnya. Hal ini membuat terjadinya konfrontasi militer secara terus-menerus dibarengi dengan peningkatan proliferasi teknologi rudal yang dikembangkan oleh negara-negara di dunia. Setidaknya terdapat 35 negara yang memiliki rudal balistik dengan jangkauan lebih dari 100 km.

4

Pada tahun 1970-an terjadi proliferasi rudal balistik oleh negara-negara Arab dan Iran. Pengembangan program rudal balistik tersebut memiliki tujuan

2Connie Veillette, “Foreign Aid Reform: Issues for Congress and Policy Options”, CRS Report for Congress RL34243 (Washington DC: Congressional Research Service, 2007), 2.

3Viktor Koltunov, Alexander Kubyshkin, dan Vladiir Stepanov, “Anti-ballistic missile defense: History and Modern Times”, Institute of Strategic Stability of the ROSATOM State Corporation, [database on-line]; tersedia di http://stat.mil.ru/files/Anti- ballistic/11_Rosatom_eng.pdf; internet; diakses pada 15 Agustus 2018, 77.

4Ogawa Shinichi, “Strategic Significance of Missile Defense and Its Impact on International Security”, NIDS Security Reports (Maret 2004): 105 . [database on-line]; tersedia di http://www.nids.mod.go.jp/english/publication/kiyo/pdf/bulletin_e2003_5.pdf; internet; diakses pada 18 Juli 2018.

(18)

untuk mengimbangi dominasi kekuatan Israel di Timur Tengah. Hal ini membuat Israel ikut mengembangkan sistem pertahanan rudalnya. Pengembangan pertahanan rudal Israel didorong oleh dua aspek utama, yaitu pertumbuhan persenjataan balistik oleh negara-negara Arab dan Iran serta munculnya ancaman baru yang datang dari aktor non-negara seperti Harakah Al-muqawamah Al- Islamiyah (Hamas) dan Hizbullah.

5

Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah ini Israel menjalin kerjasama dengan AS di bidang pertahanan rudal anti-balistik karena untuk membangun pertahanan rudalnya sendiri Israel menghadapi banyak kendala mulai dari keuangan, teknis, dan politik.

6

Pada awal 1980-an, Israel mulai membangun perusahaan yang bergerak di bidang pengembangan pertahanan rudal. Perusahaan tersebut menjalin kerjasama dengan AS dalam beberapa proyek pertahanan rudal. Israel-AS pertama kali terlibat dalam pengembangan teknologi rudal AS ketika Presiden Ronald Reagan mencetuskan Strategic Defense Initiative (SDI) tahun 1983. Saat itu Presiden Reagan dalam pidatonya mengatakan bahwa sudah menjadi kewajiban AS dalam melindungi keamanan warga negara dan aliansinya ketika mendapatkan ancaman serangan rudal balistik

7

.

5Jean-Loup Samaan, “Another Brick In The Wall: The Israeli Experience in Missile Defense”, Strategic Studies Institute, US Army War College (April 2015): 16 . [database on-line];

tersedia di http://publications.armywarcollege.edu/pubs/2332.pdf; internet; diakses pada 2 Juli 2018.

6Jean-Loup Samaan, “Another Brick In The Wall: The Israeli Experience in Missile Defense”, 1-2.

7Ronald Reagan, “Address to the Nation on Defense and National Security,” dalam Jean- Loup Samaan, “Another Brick In The Wall: The Israeli Experience in Missile Defense”, 3-4.

(19)

Pernyataan Reagan ini sejalan dengan kebijakan AS yang sampai saat ini menjadikan Israel sebagai negara penerima bantuan luar negeri terbesar.

Setidaknya Israel menerima lebih dari seperempat dari semua bantuan luar negeri AS

8

, sementara itu untuk bantuan proyek pertahanan rudal anti-balistik selama periode 2006-2017 Israel telah menerima bantuan sebesar 3.911 juta USD.

9

Bantuan tersebut ditujukan untuk meningkatkan pertahanan Israel mengingat letak geografis Israel yang dikelilingi oleh negara-negara Arab.

AS-Israel bekerjasama dalam pengembangan bersama sistem pertahanan rudal anti-balistik seperti Iron Dome, David’s Sling, The Arrow, Arrow II, High Altitude Missile Defense System (Arrow III), dan X-band Radar. Kerjasama pertahanan membuat kedua negara terlibat dalam beberapa proyek pengembangan teknologi persenjataan bersama. AS mengalokasikan dana setiap tahunnya untuk masing-masing sistem pertahanan rudal anti-balistik tersebut. Iron Dome menjadi sistem pertahanan rudal anti-balistik yang mendapatkan alokasi dana terbesar selama periode 2014.

10

Iron Dome adalah sistem pertahanan rudal anti-balistik yang dikembangkan oleh perusahaan Israel bernama Rafael Advanced Defense System.

Sistem ini didesain untuk menghalau dan menghancurkan serangan roket jarak

8Gideon Israel, US Foreign Aid to Israel: A Reassessment [buku on-line] (Jerusalem: The Jewish Statesmanship Center, 2013): 39. Diunduh pada 07 Februari 2018, tersedia di:

http://data.statesmanship.org.il/site/2014/US%20aid%20to%20Israel%20new.pdf:Internet.

9Jeremy M. Sharp, “U.S. Foreign Aid To Israel”, Congressional Research Service (10 April 2018):1 . [database on-line]; tersedia di https://fas.org/sgp/crs/mideast/RL33222.pdf;

internet; diakses pada 20 Juli 2018.

10Jeremy M. Sharp, “U.S. Foreign Aid To Israel”, Congressional Research Service (16

September 2010): 8-11. [database on-line]; tersedia di

https://www.everycrsreport.com/files/20100916_RL33222_c1f917458b1b58dd0fa3ea177e655817 c8cad13a.pdf; internet; diakses pada 20 Juli 2018.

(20)

pendek yang ditembakkan dari jarak maksimum 70 km dan dapat bekerja dengan efisien di segala kondisi cuaca.

11

Ide pengembangan Iron Dome sendiri berasal dari respon Israel setelah konflik Israel-Hizbullah yang terjadi pada 2006 di mana sebanyak 4.000 roket diluncurkan oleh Hizbullah ke wilayah bagian utara Israel yang menyebabkan jatuhnya korban jiwa serta menghancurkan rumah penduduk sipil. Hal ini yang membuat Israel terdesak untuk menciptakan sistem pertahanan baru yang mampu menghalau serangan rudal dan roket jarak pendek.

12

Sejak dioperasionalkan pada 2011, Iron Dome menjadi elemen penting dalam sistem pertahanan Israel. Iron Dome mendapatkan julukan sebagai “queen of battle” karena peran vitalnya selama konflik Israel-Hamas tahun 2012.

13

Pada konflik Israel-Hamas tahun 2014 sendiri Iron Dome kembali menjadi sistem pertahanan utama yang terbukti mengurangi jatuhnya korban sipil dan sukses menghalau serangan roket Hamas dengan tingkat akurasi halauan mencapai 90%.

14

Pada konflik di Jalur Gaza tahun 2014, terjadi ekstensifikasi bantuan rudal anti-balistik AS kepada Israel. AS mengeluarkan alokasi dana bantuan darurat sebagai akibat peningkatan konflik di Jalur Gaza dengan mendanai sistem

11“Iron Dome”, Rafael Advance Defense Systems, [database on-line]; tersedia di http://www.rafael.co.il/5614-689-EN/Marketing.aspx; internet; diakses pada 20 Juli 2018.

12“Iron Dome”, The American Public Affairs Committee, [database on-line]; tersedia di https://www.aipac.org/-/media/publications/policy-and-politics/aipac-analyses/issue-

memos/2013/03/missiledefense.pdf; internet; diakses pada 20 Juli 2018.

13Yiftah S. Shapir, “Iron Dome: The Queen of Battle”, dalam Shlomo Broom, “In the Aftermath of Operation Pillar of Defense, the Gaza Strip”, (Tel Aviv: Institute for National Security Studies, 2012), 39.

14Amos Harel, “Iron Dome Racks Up 90% Success Rate So Far”, Haaretz, 09 Juli 2014, [database on-line]; tersedia di https://www.haaretz.com/iron-dome-racks-up-90-success-rate- 1.5254947; internet; diakses pada 8 Juni 2018.

(21)

pertahanan rudal Iron Dome milik Israel sebesar 225 juta USD. Tercatat 2014 merupakan tahun pertama AS mengeluarkan bantuan darurat kepada Israel untuk membiayai sistem pertahanan Iron Dome, padahal Iron Dome sendiri sudah menerima bantuan pada awal tahun 2014 sebesar 235 juta USD.

15

Gambar A.1.1. Bantuan Rudal Anti-Balistik “Iron Dome” Amerika Serikat kepada Israel Periode 2011-2014

16

( Per Juta Dollar Amerika Serikat )

Hal ini kemudian menunjukkan adanya ekstensifikasi bantuan anti-missile di mana AS melakukan penambahan bantuan pada periode 2014. Secara umum AS memberikan bantuan kepada Israel setiap satu tahun sekali yang terjadi di

15Mitch Ginsburg, “Iron Dome Gets Mysterious Upgrade,” The Times of Israel, 2 Juli 2015 [database on-line]; tersedia di https://www.timesofisrael.com/iron-dome-to-get-mysterious- upgrade; internet; diakses pada 25 Maret 2018.

16Jeremy M. Sharp, “U.S. Foreign Aid To Israel”, 10 April 2018, 18.

Tahun Fiskal (FY)

Iron Dome

2011 205.0

2012 70.0

2013 194.0

2014 460.309 (termasuk alokasi tambahan)

(22)

periode awal tahun.

17

Namun pada tahun 2014 untuk pertama kalinya Israel menerima bantuan anti-missile Iron Dome sebanyak dua kali dalam satu tahun.

Hal ini tentunya berbanding terbalik dengan konflik di Jalur Gaza yang terjadi pada November 2012 di mana tidak terlihat ekstensifikasi bantuan padahal Iron Dome juga menjadi sistem pertahanan andalan Israel karena terbukti berhasil menghalau 84% serangan roket Hamas. Pada 10 November 2012, dilansir dari The Guardian, Menteri Pertahanan Israel, Ehud Barak mengatakan bahwa Israel masih membutuhkan 13 batrei Irom Dome untuk melindungi semua wilayah Israel dari ancaman rudal jarak pendek dan menengah yang diluncurkan oleh Hamas dan Hizbullah.

18

Serangan Israel ke Gaza dimulai pada 8 Juli 2014 sampai 26 Agustus 2014 ditandai dengan dimulainya operasi militer Israel atau yang dikenal sebagai Operation Protective Edge. Pada awal Juli, Hamas secara intensif melakukan serangan udara ke wilayah Israel yang menyebabkan terjadinya peningkatan serangan roket dan mortar yang membuat Israel melakukan operasi militernya.

Konflik yang berlangsung selama 50 hari tersebut tercatat sebanyak 4.258 roket diluncurkan Hamas dari Jalur Gaza yang dibalas Israel dengan meluncurkan 5.226

17Frida Berrigan, “Made in the U.S.A: American Military Aid to Israel”,

Universiy of California Press (2009): 7. Diunduh pada 20 Oktober 2018, tersedia di:

http://www.jstor.org/stable/10.1525/jps.2009.xxxviii.3.6.

18Harriet Sherwood, “Israel put faith in Iron Dome missile defense system”, The Guardian, 19 November 2012, [database on-line]; tersedia di https://www.theguardian.com/world/2012/nov/19/iron-dome-israelis-faith-missile-defence;

internet; diakses pada 9 Juni 2018.

(23)

serangan udara dan berbagai macam operasi darat. Dari 4.258 roket yang diluncurkan Hamas, Iron Dome berhasil menghalau 735 roket.

19

Konflik di Jalur Gaza tahun 2014 merupakan konflik paling berdarah yang dialami oleh rakyat Palestina di Jalur Gaza sejak 2008. Pada konflik ini Israel melakukan operasi militernya yang terbagi didalam tiga tahap yaitu, precision aerial strikes (7 Juli-17 Juli), ground operation (17 Juli-5 Agustus), dan redeployment and strikes (5 Agustus-26 Agustus).

20

Akibat dari ketiga operasi militer Israel tersebut ribuan rakyat Palestina menjadi korban jiwa di mana lebih dari 2.100 warga Palestina termasuk 496 anak- anak, 253 perempuan tewas sedangkan dari pihak Israel sebanyak 66 tentara dan 6 penduduk Israel tewas selama konflik tersebut. Hal ini menjadikan konflik di Jalur Gaza tahun 2014 sebagai konflik paling kelam yang dialami rakyat Palestina sekaligus menjadikannya sebagai isu keamanan global.

21

Bantuan rudal anti-balistik AS kepada Israel tahun 2014 terjadi pada masa pemerintahan Presiden Obama. Sejak terpilih sebagai Presiden AS pada November 2008, Presiden Barack Obama merubah wajah kepemimpinan AS dengan melakukan pendekatan dengan negara-negara Arab dan dunia Muslim untuk menyelesaikan konflik Israel-Palestina. Presiden Obama menginginkan

19Hirsh Goodman, “The Gaza War 2014: The War Israel Did Not Want and the Disaster It Averted”, (Jerussalem Center for Public Affairs, 2015): 15 . [database on-line]; tersedia di http://jcpa.org/pdf/The-Gaza-War-2014-Site.pdf; diakses pada 17 Agustus 2018.

20“ Gaza Crisis: Toll of Operations in Gaza,” BBC News, 1 September 2014, [database on- line]; tersedia di http://www.bbc.com/news/world-middle-east-28439404; internet; diakses pada 08 Februari 2018.

21“Gaza Crisis: Toll of Operations in Gaza,” BBC News.

(24)

adanya hubungan yang lebih baik antara AS dan dunia Muslim, bukan kerenggangan seperti yang terjadi pada masa pemerintahan Presiden Bush.

22

Menurut Presiden Obama, yang menjadi ancaman bagi AS adalah kemunduran hubungan AS dengan negara-negara Arab dan dunia Muslim, yaitu mengenai masalah program nuklir Iran dan konflik Israel-Palestina. Dua masalah ini tidak jarang menimbulkan kerenggangan hubungan AS-Israel. Presiden Obama melihat hubungan zero sum-game antara Israel-Arab membuat AS perlu untuk menjauhkan diri dari Israel agar kesepakatan damai Israel-Palestina dapat tercapai.

23

Oleh karena itu, ekstensifikasi bantuan rudal anti-balistik AS kepada Israel setelah serangan Israel ke Gaza tahun 2014 menjadi menarik untuk diteliti di mana ekstensifikasi bantuan terjadi disaat hubungan AS-Israel di bawah kepemimpinan Presiden Obama dan PM Benyamin Netanyahu

kurang hormonis

. Selanjutnya, pada konflik yang sama tahun 2012 justru tidak ada ekstensifikasi bantuan. Padahal, Iron Dome sama-sama menjadi sistem pertahanan andalan baik dalam konflik di Jalur Gaza tahun 2012 dan 2014.

Kemudian serangan Israel ke Gaza tahun 2014 dipilih karena konflik tersebut merupakan konflik terbesar yang pernah melibatkan Israel-Hamas dan merupakan tahun di mana bantuan anti-missile Iron Dome AS kepada Israel melonjak drastis dari tahun-tahun sebelumnya. Sebagai informasi, konflik di Jalur

22Barack Obama, “Remarks to the Turkish Parliament” dalam Ilai Z. Saltzman, “Not so

“Special Relationship”? US-Israel Relations During Barack Obama’s Presidency”, Indiana University Press, 2017): 52. Diunduh pada 10 Juni 2018, tersedia di:

http://www.jstor.org/stable/10.2979/israelstudies.22.1.03.

23Dennis Ross, “Doomed to Succeed: The U.S.-Israel Relationship from Truman to Obama” dalam Ilai Z. Saltzman, “ Not so “Special Relationship”? US-Israel Relations During Barack Obama’s Presidency”, 52-53.

(25)

Gaza tahun 2014 ini menjadi momentum bersatunya kembali aliansi Iran-Hamas yang merupakan rival aliansi AS-Israel.

B. Pertanyaan Penelitian

Dari pemaparan latar belakang diatas, pertanyaan yang muncul dari penelitian ini adalah: “Mengapa terjadi ekstensifikasi bantuan anti-missile Amerika Serikat kepada Israel tahun 2014?”

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui mengapa terjadi ekstensifikasi bantuan anti- missile AS kepada Israel tahun 2014.

2. Memberikan mengetahuan bahwa aliansi AS-Israel di bawah pemerintahan Presiden Obama dan PM Benyamin Netanyahu masih solid dalam merespon konflik yang melibatkan Israel dengan Hamas.

3. Untuk mengetahui bahwa dibalik kebijakan AS yang pro-Israel terdapat elit politik pro-Israel di Kongres.

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pembaca sebagai

tambahan informasi mengenai topik penelitian yang dibahas dan

bermanfaat serta memperkaya kajian HI tentang bantuan anti-

missile AS kepada Israel.

(26)

2. Penelitian ini diharapkan dapat menambah data-data empiris kepada pembaca yang berminat terhadap kajian HI AS dan Studi Kawasan Timur Tengah.

D. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka sudah dilakukan sebagai upaya untuk mencari informasi tentang ekstensifikasi bantuan anti-missile AS kepada Israel merujuk pada jurnal dan paper ilmiah. Studi yang telah dilakukan terdahulu memiliki relevansi secara tidak langsung dengan penelitian ini. Setelah melakukan telaah pada tinjauan kepustakaan diharapkan penelitian ini bisa menjadi pembeda dari penelitian- penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya sekaligus sebagai referensi tambahan.

Tinjauan pustaka yang pertama adalah jurnal yang ditulis oleh Frida Berrigan dari University of California yang berjudul Made in the U.S.A.:

American Military Aid to Israel. Jurnal ini membahas tentang penegakan hukum di AS tentang ekspor senjata dan pencairan dana bantuan militer AS kepada Israel yang dipolitisasi ke dalam konsep “pembelaan diri yang sah” dan “menjaga keamanan internal”. Jurnal ini secara rinci menjelaskan mekanisme bagaimana bantuan disalurkan, pembatasan bantuan, dan kegunaan dari bantuan militer kepada Israel.

Persamaan penelitian ini dengan jurnal Frida Berrigan adalah sama-sama

membahas konsep bantuan AS kepada Israel secara umum di mana dalam

jurnalnya Frida tidak hanya membahas bantuan militer saja namun juga

(27)

membahas sedikit tentang bantuan anti-missile AS kepada Israel.Oleh karena itu, jurnal ini menjadi salah satu referensi tambahan untuk melihat mekanisme pencairan dana bantuan yang diberikan AS kepada Israel.

Perbedaan penelitian ini dengan jurnal Frida Berrigan antara lain penelitian ini tidak membahas tentang penegakan hukum di AS terkait ekspor senjata dan tidak membahas isu pembatasan bantuan yang melahirkan istilah

“pembelaan diri yang sah” dan “menjaga keamanan internal” oleh elit politik di AS dan Israel agar bantuan militer AS kepada Israel tetap berjalan. Penelitian ini fokus pembahasannya pada bantuan anti-missile AS kepada Israel tahun 2014.

Tinjauan pustaka kedua adalah sebuah report yang dipublikasikan oleh Congressional Research Service (CRS) berjudul U.S. Foreign Aid to Israel yang ditulis oleh Jeremy M. Sharp, Spesialis Timur Tengah di CRS. Jurnal ini membahas gambaran terkait bantuan AS kepada Israel yang menyajikan data bantuan tahunan, program bantuan dari tahun ke tahun serta analisis isu terkini.

Israel menjadi negara penerima bantuan luar negeri AS terbesar sejak Perang Dunia II di mana saat ini Israel telah menerima 115 miliar USD dalam bentuk bantuan bilateral. Sebagian besar bantuan tersebut merupakan bantuan di bidang militer dan ekonomi. Besarnya bantuan luar negeri AS kepada Israel berkat dukungan Kongres yang banyak menguntungkan Israel.

Pada 5 Maret 2012, anggota House of Representative mengeluarkan

resolusi H.R 4133 yang berisi Security Cooperation Act of 2012 antara AS-Israel

ditingkatkan. Resolusi tersebut berisi penambahan bantuan amunisi untuk Israel,

mendorong peran Israel dalam North Atlantic Treaty Organization (NATO),

(28)

mendukung perpanjangan pinjaman jangka panjang program jaminan untuk Israel, membayar pinjaman yang diberikan AS secara penuh dan tepat waktu.

Persamaan penelitian ini dengan report Jeremy M.Sharp adalah terletak pada kajian yang sama-sama membahas bantuan luar negeri AS kepada Israel.

Penelitian ini dengan Jeremy M. Sharp juga memuat posisi AS yang menggunakan bantuan finansial sebagai bentuk dukungan terhadap proses perdamaian antara Israel-Palestina, namun di satu sisi AS terus memberikan bantuan pertahanan kepada Israel.

Perbedaan penelitian ini dengan report Jeremy M. Sharp adalah Jeremy M.

Sharp memfokuskan hal-hal mengenai hubungan AS-Israel dalam bidang militer seperti, Foreign Military Financing (FMF), U.S-Israel Missile Defense Program, serta program bantuan lainnya yang tengah berjalan. Sementara itu, penelitian ini hanya memfokuskan pada bantuan anti-missile khususnya Iron Dome yang diberikan AS di Israel selama konflik di Jalur Gaza tahun 2014 berlangsung.

Tinjauan pustaka ketiga adalah report yang berjudul Israel: Background and U.S. Relations yang ditulis oleh Jim Zanotti, Spesialis Urusan Timur Tengah dari CRS. Report ini membahas latar belakang hubungan AS-Israel setelah Perang Dunia ke II termasuk bantuan luar negeri AS ke Israel serta isu utama yang saat ini dihadapi oleh kedua negara. Jurnal ini menemukan bahwa hubungan harmonis antara AS-Israel sudah terjalin sejak berdirinya negara Israel pada 1948.

AS menjadi negara pertama yang mengakui kedaulatan Israel pada 14 Mei

1948. Sejak itu, AS-Israel menjalin hubungan bilateral berasaskan nilai-nilai

demokrasi, kedekatan religius, dan kepentingan keamanan. Isu keamanan menjadi

(29)

isu utama Israel dan AS. Keamanan Israel menjadi kepentingan AS karena keduanya menganut nilai-nilai yang sama.

Persamaan penelitian ini dengan report Jim Zanotti adalah sama-sama menejelaskan konflik Israel-Hamas yang terjadi pada 2014. Penulis dan Jim Zanotti menggambarkan bahwa yang menjadi tantangan hubungan AS-Israel adalah ancaman yang datang dari aktor non negara seperti Hamas. Kerjasama di bidang keamanan kemudian yang akan menjadi prioritas AS dan Israel dengan memberikan bantuan demi meningkatkan kapabilitas power Israel.

Perbedaan penelitian penulis dengan report Jim Zanotti adalah Jim Zanotti membahas secara kompleks mengenai latar belakang dan sejarah hubungan AS- Israel. Jim Zanotti juga membahas isu-isu yang menjadi isu bersama oleh AS dan Israel seperti isu perdagangan bilateral AS-Israel, nurkir Iran, ancaman regional dari Hizbollah, Suriah, dan Sunni Jihadis. Sedangkan, penelitian ini hanya berfokus pada konflik Israel-Hamas tahun 2014 dan bantuan anti-missile AS kepada Israel tahun 2014.

E. Kerangka Pemikiran

Penelitian ini menggunakan konsep kepentingan nasional, teori kebijakan

luar negeri, konsep aliansi, dan konsep keamanan. Ketiga konsep ini membantu

menjawab pertanyaan penelitian ini terkait mengapa terjadi ekstensifikasi bantuan

anti-missile AS kepada Israel setelah serangan Israel ke Gaza tahun 2014.

(30)

1. Kepentingan Nasional

Konsep kepentingan nasional merupakan konsep yang paling sering digunakan untuk menjelaskan tindakan suatu negara dalam hubungan internasional. Kepentingan nasional akan melegitimasi tindakan sebuah negara tersebut. Konsep kepentingan nasional dapat menggambarkan ambisi negara dimana dalam pengaplikasiannya dapat dilihat melalui kebijakan luar negerinya.

24

Dalam konsep kepentingan nasional negara merupakan aktor utama.

Setiap kebijakan yang dikeluarkan suatu negara akan mengandung unsur kepentingan demi memajukan kepentingan nasionalnya yang dilandasi dengan rasionalitias dan moralitas. Konsep kepentingan nasional melihat bahwa kesejahteraan negara menjadi tujuan yang dicapai dalam sistem internasional.

25

Menurut Rosenau, kepentingan nasional suatu negara meliputi politik, identitas kebudayaan, ekonomi, dan pertahanan atas ancaman eksternal. Hal ini harus dicapai negara karena semua negara memiliki kepentingan yang sama.

26

Sementara itu kepentingan nasional memiliki dua aspek prioritas yaitu, vital interest dan secondary interest. Vital interest atau kepentingan pokok merupakan kepentingan utama yang memiliki nilai tinggi sehingga negara akan melakukan berbagai cara untuk mencapainya.

24James N. Rosenau, “National Interest”, dalam David L. Sills, International Encyclopedia of Social Science, Vol. 2. (New York: The Macmillan Company, 1964), 35.

25Felix E. Oppenheim. National Interest, Rationality, and Morality. (Political Theory. Vol. 15. No. 3, 1987), 371-373.

26James N. Rosenau. International Politics and Foreign Policy (A reader in research and theory), (New York: The Free Press, 1969), 184-186.

(31)

Secondary interest atau kepentingan sekunder biasanya tidak berhubungan langsung dengan eksistensi negara yang tidak menjadi prioritas utama namun tetap diperjuangkan melalui kebijakan luar negerinya dengan cara diplomasi atau proses bergaining antar aktor internasional.

27

Konsep kepentingan nasional digunakan untuk menjelaskan apa yang ingin dicapai AS terhadap ekstensifikasi bantuan anti-missile kepada Israel setelah serangan Israel ke Gaza tahun 2014. AS memiliki banyak kepentingan di Timur Tengah seperti memastikan aliran minyak bebas, mencegah proliferasi nuklir, memerangi terorisme, menjaga keamanan Israel, dan mempromosikan demokratisasi, menahan ancaman kekuatan Iran serta kelompok-kelompok radikal yang menganggangu kepentingan AS di Timur Tengah.

28

2. Kebijakan Luar Negeri

Konsep kebijakan luar negeri sering digunakan untuk memahami alasan sebuah negara mengeluarkan kebijakan mengenai isu tertentu.

Kebijakan luar negeri adalah kebijakan atau hubungan negara dengan negara lainnya yang terdiri dari tujuan, nilai-nilai, dan pengambilan keputusan yang

27Michael G. Roskin, “National Interest and Foreign Policy: A Conceptual Framework for Analysis and Decision Making”, dalam British Journal of Internasional Studies Vol. 2, No. 3 (Cambridge: Cambridge University Press, 1976), 248.

28Daniel Byman dan Sara B.Moller, “The United States and the Middle East:

Interests, Risks, and Costs”, 2016, Oxford University Press, 1-2.

(32)

dilakukan oleh suatu negara. Selanjutnya, kebijakan ini akan dirancang dan dikelola untuk menjaga hubungan negara tersebut dengan negara lain .

29

Menurut K. J. Holsti, kebijakan luar negeri yang dirumuskan oleh pembuat kebijakan di suatu negara bertujuan untuk menyelesaikan masalah sekaligus digunakan sebagai sarana promosi untuk memberikan suatu perubahan kepada aktor negara maupun non negara. Selain itu adalah sebagai upaya terciptanya perubahan atau mempertahankan kondisi yang ada.

30

Menurut Holsti, ada dua faktor yang mempengaruhi proses pengambilan kebijakan luar negeri suatu negara yaitu, faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berasal dari situasi dalam negeri pemerintahan itu sendiri yang meliputi Social Economic/Security needs, National Attributes, Goverment Structure/Philosophy, Geographical and Topoghraphic Caracteristic, Public Opinion and Bureaucracy, dan Ethical Consideration.

31

Sementara itu, faktor eksternal yang mempengaruhi kebijakan luar negeri suatu negara berasal dari lingkup internasional. Faktor eksternal meliputi Structure of System, Structure of World Economic, Purpose and actions of other actor, Global and Regional Problem, dan International Law and World Opinion.

32

29Max Webber dan Michael Smith, Foreign Policy in a Transformed World, (United Kingdom: Pearson Education, 2002), 9-10.

30K. J. Holsti, International Politics: A Framework for Analysis, 6th ed. (New Jersey: Prentice Hall International, 1992), 82.

31Holsti, International Politics: A Framework for Analysis, 274-341.

32Holsti, International Politics: A Framework for Analysis, 271-274.

(33)

Konsep kebijakan luar negeri digunakan untuk melihat faktor-faktor yang melatarbelakasi ekstensifikasi bantuan anti-missile AS kepada Israel setelah serangan Israel ke Gaza tahun 2014. Diketahui bahwa terdapat elit politik pro-Israel di Kongres yang mempengaruhi kebijakan luar negeri AS terhadap Israel sehingga kebijakan-kebijakan ini akan menguntungkan Israel.

3. Konsep Aliansi

Aliansi merupakan sebuah konsep yang popular dalam hubungan internasional antar negara. Aliansi dalam hubungan internasional memainkan peran penting karena posisinya sebagai elemen kenegaraan (statecraft).

Konsep aliansi terdapat di dalam teori Balance of Power (BoP) yang mana digunakan untuk menjelaskan komposisi dan durasi aliansi yang terjadi antar negara.

33

Aliansi adalah bergabungnya dua negara atau beberapa negara yang memiliki kepentingan untuk melawan musuh bersama. Tergabungnya negara dalam sebuah aliansi bisa dalam bentuk formal maupun informal, bahkan terdapat aliansi yang tidak ada perjanjian. Komposisi aliansi terdiri dari negara kuat dan negara lemah yang tergabung demi mencapai kepentingannya. Negara kuat dan negara lemah sama-sama membutuhkan aliansi.

34

Negara lemah akan mencari partner aliansi dengan negara kuat untuk melindungi dirinya dari ancaman musuh. Demikian pula dengan negara kuat

33Sangit Sarita Dwivedi, “Alliances in International Relations Theory”, International Journal of Social Science & Interdisciplinary Research, Vol.1 Issue 8, (Agustus 2012): 224.

University of Delhi. Diunduh pada 23 Oktober 2018, tersedia di:

http://www.indianresearchjournals.com/pdf/IJSSIR/2012/August/20.pdf.

34Sangit Sarita Dwivedi, “Alliances in International Relations Theory”.

(34)

yang melakukan aliansi dengan negara lemah untuk melawan negara kuat lainnya di tingkat internasional. Aliansi yang terbentuk kemudian akan menghasilkan bantuan baik di bidang militer dan diplomasi selama konflik berlangsung.

35

Menurut Arnold Wolfer, aliansi adalah “A promise of mutual military assistance between two or more sovereign states”.

36

Definisi lain dikatakan oleh Waltz di mana “An alliance is a formal or informal arrangement for security cooperation between two or more sovereign states”.

37

Artinya Wolfer dan Waltz sama-sama menekankan bahwa terbentuknya sebuah aliansi adalah interpretasi dari sebuah janji antara dua negara atau lebih dalam konteks bantuan militer dan kerjasama keamanan.

Banyak pemikir yang menjelaskan tentang pembentukan aliansi, kinerja aliansi, dan sifat dari aliansi itu sendiri karena aliansi berbeda di banyak hal. Misalnya dalam jenis komitmen, tingkat kerjasama, ruang lingkup yang didalamnya termasuk ideologi, karakter, kapabilitas, dan kepemimpinan serta keadaan di mana mereka menjadi berpengaruh.

38

George Liska adalah orang pertama yang menulis konsep aliansi yang berjudul “Nations in Aliance: The Limits of Interdepedence”. Dalam karyanya tersebut, Liska menyebutkan bahwa dalam hubungan internasional mustahil

35Sangit Sarita Dwivedi, “Alliances in International Relations Theory”, 224-225.

36Arnold Wolfer, “Alliances”, dalam Dr. Sangit Sarita Dwivedi, “Alliances in International Relations Theory”.

37Stephen M. Walt, “The Origion of Alliance”, dalam Emerson M. S. Niou dan Peter C. Ordeshook, “Alliances in Anarchic International Systems”, International Studies Quartely , (1994): 168 . Diunduh pada 19 September 2018, tersedia di: https://www.jstor.org/stable/2600974.

38Sangit Sarita Dwivedi, “Alliances in International Relations Theory”.

(35)

untuk tidak berbicara mengenai aliansi karena negara membentuk aliansi dengan tujuan untuk menambah kapabilitas power yang mereka miliki.

39

Menurut Liska “Alliances aim at maximizing gains and sharing liabilities. The decision to align, in what form, and with whom or not to align, as part of deliberate policy-is made with reference to national interes”.

40

Artinya, tujuan aliansi adalah untuk memaksimalkan keuntungan dan adanya berbagi kewajiban. Hal ini dikarenakan keputusan sebuah negara untuk beraliansi didasarkan demi mencapai kepentingan nasional mereka.

Konsep aliansi akan menjelaskan mengapa terjadi ekstensifikasi bantuan anti-missile AS kepada Israel tahun 2014 sebab dalam situasi konflik besar yang melibatkan dua aktor, aliansi akan terjadi secara alamiah sebagai bentuk upaya negara mempertahankan kepentingan nasionalnya. Sama halnya dengan aliansi AS-Israel melawan Hamas dan proksinya dalam konflik di Jalur Gaza tahun 2014.

4. Keamanan

Menurut Barry Buzan dalam bukunya yang berjudul Security: A New Framework for Analysis, menyebutkan bahwa negara diharuskan menggunakan kekuatannya ketika menghadapi sebuah ancaman. Tindakan negara dalam menggunakan kekuatannya tersebut dilakukan sebagai upaya untuk melindungi keamanan negaranya. Ancaman dilihat sebagai musuh

39George Liska, Nations in Alliance: The Limits of Indepedence, (Baltimore: Johns Hopkins University Press, 1962), 3.

40Liska George, Nations in Alliance: The Limits of Indepedence.

(36)

sehingga tindakan negara dalam menggunakan kekuatannya dapat di legitimasi sebagai upaya untuk menghentikan ancaman tersebut.

41

Keamanan menjadi aspek penting dalam kehidupan sebuah negara karena hal ini memunculkan rasa tidak aman bagi individu yang ada dalam negara tersebut. Rasa tidak aman ini datang dari berbagai unsur seperti ekonomi, politik, dan militer. Dalam konteks hubungan internasional, kemunculan rasa tidak aman yang dirasakan oleh negara dinilai wajar terjadi mengingat interaksi yang dilakukan oleh aktor-aktor internasional dapat menyebabkan munculnya ancaman itu sendiri.

42

Barry Buzan juga menyebutkan dalam bukunya yang berjudul New Patterns of Global Security in the Twenty-first Century, bahwa keamanan berkaitan dengan itikad untuk terhindar dari ancaman. Keamanan juga mencakup keberlangsungan hidup individu demi mempertahankan eksistensi mereka sehingga masalah keamanan nasional menjadi masalah antara individu, negara dan sistem internasional.

43

Konsep keamanan digunakan untuk melihat upaya AS dalam melindungi keamanan aliansinya, yakni Israel melalui adanya ekstensifikasi bantuan anti-missile. Konflik Israel-Hamas tahun 2014 memang tidak secara langsung mengganggu keamanan AS, namun aliansi yang terbentuk antara

41Barry Buzan, Ole Waever dan Jaap de Wilde, Security A New Framework for Analysis, (USA: Lynne Rienner Publisher, 1998), 21.

42Barry Buzan, “Peace, Power and Security: Contending Conseps in the Study of International Relations”, Journal of Peace Reseach, Vol. 21, No. 2, Spesial Issue on Alternative Defense, 1984: 111. Diunduh pada 26 September 2018, tersedia di:

https://edisciplinas.usp.br/pluginfile.php/364767/mod_resource/content/1/buzan_1984.pdf.

43Marianna Stone, Security According to Buzan: A Comprehensive Security Analysis, (Securitty Discussion Paper Series, Groupe d’Etudeset d’Expertise Sécuritéet Tecnologies (GEEST): 2009); 1. Diunduh pada 26 September 2018, tersedia di: http://geest.msh- paris.fr/IMG/pdf/Security_for_Buzan.mp3.pdf.

(37)

AS-Israel akan menjelaskan bagaimana menjaga keamanan Israel menjadi prioritas bagi AS.

F. Metode Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Penelitian dengan pendekatan kualitatif merupakan sebuah proses penyelidikan untuk memahami masalah sosial atau masalah manusia berdasarkan pada penciptaan gambaran lengkap yang dibentuk dengan kata-kata dan disusun dalam sebuah latar ilmiah.

44

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena ingin memahami ekstensifikasi bantuan anti-missile AS kepada Israel setelah serangan Israel ke Gaza 2014.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Cresswell mendefinisikan penelitian deskriptif sebagai “Qualitative research is descriptive in that the research is interested in process, meaning, and understanding gained through words or pictures”

45

. Artinya, penelitian deskriptif adalah penelitian yang menitikberatkan pada sebuah proses, pemaknaan dan pemahaman yang kemudian dijabarkan dalam bentuk kata-kata atau gambar.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu melalui studi kepustakaan. Pengumpulan data dengan studi kepustakaan memiliki empat ciri yang akan mempengaruhi sifat dan cara kerja penelitian. Pertama, adalah menggunakan data angka. Kedua, data yang didapatkan bersifat “siap pakai” (ready made). Ketiga, data yang didapat adalah data sekunder. Keempat,

44Creswell W, John. 2002. Research Design, Qualitative, Quantitative Approaches (terjemahan). Jakarta: KIK Press, 1.

45John, “Research Design, Qualitative, Quantitative Approaches”, 145.

(38)

kondisi data tidak dibatasi oleh ruang dan waktu.

46

Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari buku-buku, artikel, jurnal ilmiah, laporan, dan media online terkait dengan mengapa terjadi ekstensifikasi bantuan anti-missile AS terhadap serangan Israel ke Gaza tahun 2014.

Setelah mendapatkan data-data dan informasi yang dibutuhkan dalam penulisan penelitian ini, kemudian dikelola dengan sistematis sesuai dengan tata cara penulisan skripsi di dalam buku panduan penyusunan proposal dan penulisan skripsi Falkutas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Negeri Islam (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2017.

G. Sistematika Penulisan

Hasil penelitian ini selanjutnya akan disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I: PENDAHULUAN

Bab ini berisikan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, pertanyaan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teori yakni, konsep aliansi dan kepentingan nasional untuk menguatkan argumen penulis mengenai mengapa terjadi ekstensifikasi bantuan anti-missile AS kepada Israel setelah serangan Israel ke Gaza tahun 2014. Selanjutnya dalam bab ini terdapat metode penelitian yang memaparkan pendekatan penelitian, jenis penelitian, dan jenis data yang di gunakan dalam penelitian ini. Terakhir dalam Bab Pendahuluan ini adalah memuat sistematika penulisan.

46Mestika Zed, Metode Penelitian Kepustaan, Cetakan 1, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2004), 4-5.

(39)

BAB II: KEBIJAKAN BANTUAN ANTI-MISSILE AMERIKA SERIKAT KEPADA ISRAEL

Bab ini membahas mengenai kebijakan bantuan anti-missile AS kepada Israel dibawah kepemimpinan Presiden Obama dan faktor-faktor yang mempengaruhi ekstensifikasi bantuan anti-missile AS kepada Israel setelah serangan Israel ke Gaza tahun 2014. Terdapat dua faktor yang membuat terjadinya ekstensifikasi bantuan yaitu eskalasi konflik Israel-Hamas dan kembalinya Iran sebagai pemasok senjata Hamas. Bab ini penting untuk dibahas agar dapat mengetahui kebijakan AS terhadap bantuan anti-missile tersebut dan faktor-faktor yang menyebabakan intensifikansi bantuan tahun 2014.

BAB III: KRONOLOGI SERANGAN ISRAEL KE GAZA TAHUN 2014 DAN RESPON INTERNASIONAL

Bab ini membahas mengenai kronologi serangan Israel ke Gaza tahun

2014 dan respon internasional terhadap konflik tersebut. Bab ini memberikan

informasi tentang awal mula konflik terjadi dan bagaimana respon internasional

dalam menanggapi konflik di Jalur Gaza tahun 2014. Dari berbagai respon

internasional, respon AS dan Iran kemudian dipilih untuk dibahas karena kedua

negara tersebut sama-sama memberikan dukungan finansial kepada Israel dan

Hamas. Bab ini penting untuk dibahas sebagai gambaran umum tentang konflik di

Jalur Gaza tahun 2014 dan bentuk dukungan yang diberikan AS dan Iran terhadap

aliansinya yang sedang berkonflik.

(40)

BAB IV: ANALISIS EKSTENSIFIKASI BANTUAN ANTI-MISSILE AMERIKA SERIKAT KEPADA ISRAEL SETELAH SERANGAN ISRAEL KE GAZA TAHUN 2014

Bab ini berisikan alisis ekstensifikasi bantuan anti-missile Amerika Serikat (AS) kepada Israel setelah serangan Israel ke Gaza tahun 2014. Pertama, bahwa terjadinya ekstensifikasi bantuan anti-missile sangat erat kaitannya dengan kepentingan nasional AS terhadap Israel di mana AS-Israel memiliki common national interest dalam memerangi Hamas. Kedua, peran elit politik pro-Israel di Kongres mempengaruhi kebijakan AS terhadap ekstensifikasi bantuan anti- missile. Ketiga, aliansi yang terbentuk antara AS-Israel membuat AS bertanggung jawab untuk melindungi keamanan Israel.

BAB V: PENUTUP

Selanjutnya bab terakhir ini berisi kesimpulan penulis atas data-data yang

dihimpun dari bab-bab sebelumnya. Bab ini akan diakhiri dengan sebuah

kesimpulan atas jawaban dari rumusan masalah mengapa terjadi ekstensifikasi

bantuan anti-missile AS kepada Israel tahun 2014.

(41)

26

BAB II

KEBIJAKAN BANTUAN ANTI-MISSILE AMERIKA SERIKAT KEPADA ISRAEL

Bab III membahas kebijakan bantuan anti-missile Amerika Serikat (AS) kepada Israel dan faktor-faktor yang mempengaruhi ekstensifikasi bantuan anti- missile. Bab ini menyajikan informasi mengenai kebijakan bantuan anti-missile AS kepada Israel masa pemerintahan Presiden Obama, serta peningkatan bantuan anti-missile (Iron Dome) pada 2014 sebesar 255 juta USD yang disahkan pada 04 Agustus 2014 melalui resolusi H.J. Res. 76 (PL113-145). Terdapat dua faktor yang membuat ekstensifikasi bantuan anti-missile AS kepada Israel yakni, eskalasi konflik Israel-Hamas dan kembalinya Iran sebagai pemasok senjata untuk Hamas.

A. Kebijakan Bantuan Anti-Missile Amerika Serikat kepada Israel Masa Pemerintahan Presiden Barack Obama

Bantuan AS kepada Israel dirancang dalam Memorandum of Understanding (MOUs) yang ditandatangani setiap 10 tahun sekali oleh presiden AS. MOU tersebut pertama kali ditandatangani pada 1999 oleh Bill Clinton untuk pendanaan selama periode FY1999-FY2008 dengan menyediakan bantuan ekonomi dan militer sebesar 26.7 milyar USD.

37

Pada 2007, pemerintahan Bush menandatangani MOU periode FY2009- FY2018 yang mengaloaksikan bantuan militer sebesar 30 milyar USD. MOU

37Jeremy M. Sharp, “US Foreign Aid to Israel”, 10 April 2018, 4-5.

(42)

yang ditandatangani setiap 10 tahun sekali ini bersifat fleksibel dan tidak mengikat. Artinya, Kongres dapat merubah anggaran bantuan setiap tahunnya sehingga pola bantuan luar negeri AS kepada Israel bersifat fluktuatif.

38

Namun pada pratiknya yang terjadi dalam beberapa tahun Kongres menaikkan anggaran bantuan yang sebelumnya sudah ditetapkan dalam MOU.

Gambar 2.A.1 Kongres “Menaikan” Anggaran Bantuan Luar Negeri Amerika Serikat kepada Israel Periode 2010-2019

39

Pada masa pemerintahan Presiden Barack Obama terjadi kesepakatan MOU terbesar dalam sejarah AS yang ditandatangani pada 14 September 2016 dengan nilai kesepakatan mencapai 38 milyar USD (Lampiran 1). MOU ini berlaku selama periode FY2019-FY2028 dimana Israel akan menerima 38 milyar USD setiap tahunnya. Jumlah ini merupakan yang terbesar dari kesepakatan MOU sebelumnya. Bantuan ini dialokasikan untuk pembiayaan Foreign Military

38Jeremy M. Sharp, “US Foreign Aid to Israel”.

39Jeremy M. Sharp, “US Foreign Aid to Israel”.

(43)

Financing (FMF) dan pendanaan pertahanan rudal dimana masing-masing menerima 3.3 milyar USD dan 500 juta USD setiap tahunnya selama periode FY2019-FY2028.

40

Di bawah pemerintahan Presiden Obama, AS-Israel sepakat untuk menaikan anggaran pertahanan rudal jika Israel terlibat dalam konflik bersenjata.

Pendanaan pertahanan rudal dalam bentuk MUO pertama kali dilakukan oleh Presiden Obama secara terpisah dari bantuan ekonomi dan militer.

41

Gambar 2.A.2 Bantuan Militer Amerika Serikat Kepada Israel dalam Beberapa Dekade

42

40“Fact Sheet: Memorandum of Understanding Reached with Israel”, The White House President Barack Obama, 14 September 2016, [database on-line]; tersedia di https://obamawhitehouse.archives.gov/the-press-office/2016/09/14/fact-sheet-memorandum- understanding-reached-israel; internet; diakses pada 24 Juni 2016.

41Jeremy Sharp, “US Foreign Aid to Israel”, 6.

42Jeremy Sharp, “US Foreign Aid to Israel”, 8.

(44)

Penandatangan MUO di bawah pemerintahan Presiden Obama banyak menarik perhatian bukan hanya dari segi jumlah bantuan luar negeri yang disepakati namun, hubungan AS yang kurang harmonis dengan Israel dibawah pemerintahan Presiden Obama. Di lansir dari Reuteurs, alasan di balik keputusan tersebut dilatarbelakangi oleh keinginan Presiden Obama untuk menjawab kritik dari Partai Republik di mana selama kepemimpinannya dinilai kurang bersahabat dengan Israel.

43

Meskipun anggaran bantuan periode 2014 masuk ke dalam MUO FY2009- FY2018 yang ditandatangani oleh Presiden Bush, akan tetapi pada periode tersebut terjadi pada saat pemerintahan Presiden Obama sehingga ketentuan mengenai perubahan anggaran tetap berlaku.

Pada tahun fiskal 2014, AS mengeluarkan alokasi dana bantuan darurat (Emergency Supplemental Appropriations Resolution) akibat peningkatan konflik di Jalur Gaza dengan mendanai sistem pertahanan Iron Dome milik Israel sebesar 225 juta USD. Alokasi dana tambahan ini merupakan permintaan dari Israel karena durasi konflik di Jalur Gaza tidak sesuai dengan ekpetasinya.

44

Pada 4 Agustus 2014, Presiden Obama menandatangani Resolusi H.J.

Res.76 (Public Law 113-145) yang merupakan hasil kesepakatan resolusi bersama (joint resolution) anggota Kongres yang berisi alokasi dana tambahan sebesar 225 juta USD. H.J. Res.76 berisi imbauan kepada Sekretaris Pertahanan AS untuk segera mentransfer bantuan tambahan tersebut (Lampiran 2).

43Mark Spetalnic, “U.S, Israel sign $38 billion military aid package”, Reuters, 15 September 2016 [database on-line]; tersedia di https://www.reuters.com/article/us-usa-israel- statement/u-s-israel-sign-38-billion-military-aid-package-idUSKCN11K2CI; internet; diakses pada 21 Juli 2018.

44Jeremy Sharp, “US Foreign Aid to Israel”, 14.

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait