• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aprina Hartati : Galasibot Sebagai Aset Budaya Marga Sinaga Merupakan Daya Tarik Wisata Di Kabupaten Samosir, 2009.

USU Repository © 2009

BAB II

URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN

2.1 Pengertian Pariwisata dan Ruang Lingkup

Pariwisata adalah suatu istilah yang diambil dari Bahasa Sansekerta yang terdiri dari dua suku kata, yakni pari yang artinya ‘dari’, ‘ke’ dan wisata yang artinya ‘perjalanan’. Maka timbullah beberapa pandapat tentang defenisi pariwisata.

Pariwisata adalah kegiatan melakukan perjalanan dari suatu tempat atau tempat asalnya menuju ke suatu tempat diluar dari tempat asalnya dan kembali lagi ke tempat asalnya tadi dengan tujuan untuk bersenang-senang dan bukan untuk bekerja dengan minimal waktu 24 jam. Sesuai dengan Undang-undang RI No.9 tahun 1990 tentang kepariwisataan, maka usaha pariwisata digolongkan kedalam:

a. Usaha jasa pariwisata yang terdiri atas:

 Jasa biro perjalanan wisata

 Jasa agen perjalanan wisata

 Jasa pramuwisata

 Jasa konvensi, perjalanan insentif, dan pameran

 Jasa impresariat

 Jasa konsultan pariwisata

 Jasa informasi pariwisata

b. Pengusahaan objek dan daya tarik wisata, dikelompokkan dalam:

Aprina Hartati : Galasibot Sebagai Aset Budaya Marga Sinaga Merupakan Daya Tarik Wisata Di Kabupaten Samosir, 2009.

USU Repository © 2009

 Pengusahaan objek dan daya tarik wisata budaya

 Pengusahaan objek dan daya tarik wisata minat khusus c. Usaha sarana pariwisata

 Penyediaan akomodasi

 Penyediaan makanan

 Penyediaan angkutan wisata

 Penyediaan sarana wisata tirta

 Penyediaan kawasan pariwisata

Undang-undang No.9 tahun 1990, tentang kepariwisataan, menyebutkan beberapa defenisi kepariwisataan, yaitu:

Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan yang

dilakukan secara suka rela atau tanpa paksaan serta bersifat sementara waktu, dengan kurun waktu minimal 24 jam untuk menikmati objek dan daya tarik wisata dengan tujuan untuk bersenang-senang.

Wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata.

Pariwisata adalah segala sesuatu kegiatan yang berhubungan dengan

wisata termasuk pengusahaan objek wisata dan daya tarik wisata serta usaha-usaha lainnya yang terkait dibidang tersebut, sehingga dengan itu wisatawan datang untuk mengunjunginya.

Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan

penyelenggaraan pariwisata.

Usaha wisata adalah kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan jasa

pariwisata dengan menyediakan, mengusahakan objek dan daya tarik, serta mengusahakan sarana dan prasarana yang terkait dengan pariwisata.

Aprina Hartati : Galasibot Sebagai Aset Budaya Marga Sinaga Merupakan Daya Tarik Wisata Di Kabupaten Samosir, 2009.

USU Repository © 2009

Objek dan daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang menjadi

sasaran wisata.

Kawasan pariwisata adalah kawasan tertentu yang dibangun atau

disediakan untuk memenuhi kebutuhan pariwisata.

2.2 Pengertian Objek Wisata dan Daya Tarik Wisata

Salah satu yang menentukan berkembangnya industri pariwisata ialah objek serta atraksi wisata. Secara sepintas, objek dan atraksi wisata seolah-olah memiliki pengertian yang sama namun sebenarnya berbeda secara prinsip. Indonesia satu-satunya negara yang mengenal adanya istilah objek wisata, karena Indonesia memiliki banyak sekali daerah-daerah yang memiliki objek-objek wisata yang sangat berpotensi dan dikenal oleh masyarakat luar. Sementara di negara luar tidak mengenal adanya istilah objek wisata, mereka hanya mengenal istilah tourist attraction (atraksi budaya). Adapun perbedaannya adalah: objek wisata, yaitu semua hal-hal yang menarik untuk dilihat dan dirasakan oleh wisatawan yang bersumber pada alam saja sudah diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa tanpa ada campur tangan dari manusia, sedangkan atraksi wisata adalah bersumber dari hasil cipta manusia atau man made

dan memerlukan persiapan-persiapan terlebih dahulu. Objek wisata dapat dibedakan menjadi empat bagian, yaitu:

a. Alam (Nature), segala sesuatu yang berasal dari alam yang dimanfaatkan dan diusahakan di tempat objek wisata yang dapat dinikmati dan memberikan kepuasan bagi wisatawan.

Contoh: pegunungan, air terjun, dan pemandangan alam.

b. Kebudayaan (Culture), yaitu segala sesuatu yang berupa daya tarik yang berasal dari seni dan kreasi manusia.

Aprina Hartati : Galasibot Sebagai Aset Budaya Marga Sinaga Merupakan Daya Tarik Wisata Di Kabupaten Samosir, 2009.

USU Repository © 2009

Contoh: upacara adat dan upacara keagamaan.

c. Buatan Manusia (Man Made), yaitu segala sesuatu yang merupakan hasil karya manusia yang dapat dijadikan sebagai objek wisata.

Contoh: candi, prasasti, monumendan kerajinan tangan.

d. Manusia (Human Being), yaitu segala sesuatu yang merupakan aktivitas atau kegiatan hidup manusia (way of live) yang khas dan mempunyai daya tarik tersendiri yang dapat dijadikan sebagai objek wisata.

Keberhasilan suatu daerah untuk dapat dikembangkan menjadi daerah wisata sangat dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu:

a. Attraction (daya tarik wisata) yang terdiri dari dua jenis:

Site Attraction yaitu; tempat-tempat yang memiliki pemandangan yang indah.

Event Attraction yaitu; peristiwa pagelaran budaya, seperti kongres, pameran, olah raga, dan berbagai festival.

b. Accessbilities yaitu; kemudahan untuk mencapai objek wisata dengan

tersedianya sarana transportasi secara teratur ke daerah wisata dengan harga yang terjangkau dan aman dinaiki.

c. Amenitas yaitu; kenyamanan dengan tersedianya sarana pokok dan penunjang yang memungkinkan wisatawan dapat berkunjung ke daerah wisata tersebut.

d. Tourist Organization yaitu; sebagai pengatur usaha-usaha pariwisata dan

pengembangan pariwisata. (Yoeti, 1980)

2.3 Pengertian Produk Industri Pariwisata

Seorang pakar kepariwisataan berkebangsaan Belanda mengatakan bahwa

Aprina Hartati : Galasibot Sebagai Aset Budaya Marga Sinaga Merupakan Daya Tarik Wisata Di Kabupaten Samosir, 2009.

USU Repository © 2009

merupakan suatu industri yang terdiri dari rangkaian perusahaan yang menghasilkan jasa dan produk yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Ada juga yang menyebutkan pengertian dari industri pariwisata yaitu merupakan kumpulan dari berbagai macam perusahaan yang secara bersama-sama menghasilkan barang-barang dan jasa (goods and services) yang dibutuhkan oleh wisatawan selama dalam perjalanannya.

Industri pariwisata baru dikenal di Indonesia setelah dikeluarkannya Inpres (Instruksi Presiden) Republik Indonesia No.9 tanggal 6 Agustus, bab 2 pasal 3 berbunyi bahwa: “Usaha-usaha pengembangan pariwisata di Indonesia bersifat pada suatu pengembangan industri dan merupakan bagian dari usaha pengembangan dan pembangunan serta kesejahteraan masyarakat dan negara.”

Produk pariwisata adalah rangakaian produk yang dihasilkan oleh industri pariwisata, usaha wisata serta merupakan sekelompok produk nyata atau tangible product (sarana, prasarana, serta objek dan daya tarik wisata), dan produk tidak nyata atau intangible product (jasa pelayanan, sapta pesona, dan kemudahan-kemudahan yang diberikan oleh pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat) kepada wisatawan dan kepada usaha-usaha yang bergerak di sektor pariwisata.

Pada dasarnya produk industri pariwisata itu terdiri dari tiga golongan pokok, yakni:

a. Objek-objek wisata yang terdapat di daerah-daerah tujuan wisata yang menjadi daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke daerah tersebut. Misalnya, Danau Toba di Parapat, Pantai Pandan di Sibolga, Pusat rehabilitasi Orang Utan di Kabupaten Langkat, Ternak Buaya di Kotamadya Medan serta berbagai tempat rekreasi dan bangunan bersejarah lainnya.

Aprina Hartati : Galasibot Sebagai Aset Budaya Marga Sinaga Merupakan Daya Tarik Wisata Di Kabupaten Samosir, 2009.

USU Repository © 2009

b. Fasilitas yang diperlukan ditempat tujuan tersebut, seperti akomodasi (hotel, restaurant, dan bar), tempat-tempat pembelanjaan dan lain-lain.

c. Transportasi yang menghubungkan negara asal wisatawan dengan daerah tujuan wisata, dan transportasi ke objek-objek wisata.

Ketiga produk itu merupakan satu paket yang dihasilkan industri pariwisata dan dapat dijadikan sebagai andalan devisa negara. Sesuai dengan pengertian industri pariwisata diatas jelaslah bahwa produk tersebut tidak dihasilkan oleh satu perusahaan saja, melainkan oleh beberapa perusahaan yang secara bersama-sama menghasilkan

jasa-jasa (services) untuk memenuhi kebutuhan wisatawan selama dalam

perjalanannya. Adapun yang menjadi ciri-ciri dari produk pariwisata adalah:

Produk pariwisata tidak dapat dipisahkan atau dipindahkan secara keseluruhan ketempat produk pariwisata, sehingga wisatawan harus mendatangi sendiri produk yang diinginkan.

Produk dan konsumsi terjadi pada saat yang bersamaan yaitu pada saat konsumen membutuhkan jasa pariwisata.

Produk pariwisata hanya sekali jalan dan dalam waktu yang bersamaan pula dapat dipakai. Jadi, tidak boleh diadakan penimbunan seperti produk lainnya. Produk pariwisata tidak mempunyai ukuran yang objektif dan memiliki keanekaragaman bentuk sehingga sulit untuk distandarisasi dengan produk suatu barang.

Investasi terhadap suatu produk pariwisata memerlukan modal yang besar. Oleh karena itu, sifatnya sangat dipengaruhi oleh faktor politik, ekonomi dan sikap masyarakat yang terkadang permintaannya selalu berubah-ubah.

Aprina Hartati : Galasibot Sebagai Aset Budaya Marga Sinaga Merupakan Daya Tarik Wisata Di Kabupaten Samosir, 2009.

USU Repository © 2009

Pembeli atau konsumen tidak langsung mencicipi produk yang akan dibelinya atau menguji terlebih dahulu melainkan hanya bisa mengetahuinya melalui

brosur, booklet, guide book, poster, dan lain-lain.

Produk pariwisata lebih banyak bergantung pada tenaga manusia daripada tenaga mesin sehingga dibutuhkan manusia-manusia yang memiliki keahlian yang profesional dibidangnya.

Perantara atau penjual produk pariwisata hanya boleh dilakukan oleh travel agent atau operator travel saja.

2.4 Sarana dan Prasarana Pariwisata 2.4.1 Sarana Pariwisata

A. Sarana Pokok Kepariwisataan (Main Tourism Superstructure)

Sarana pokok kepariwisataan adalah perusahaan yang hidup dan kehidupannya tergantung pada kedatangan orang-orang yang melakukan perjalanan wisata, yang termasuk kedalam kelompok ini adalah:

• Biro perjalanan umum

• Perusahaan pengangkutan umum

• Hotel

• Restoran, bar dan rumah makan lainnya

• Objek dan atraksi wisata

B. Sarana Pelengkap Kepariwisataan (Suplementary Tourism Superstructure) Sarana pelengkap kepariwisataan adalah perusahaan yang menyediakan fasilitas-fasilitas yang dapat melengkapi sarana pokok sedemikian rupa sehingga

Aprina Hartati : Galasibot Sebagai Aset Budaya Marga Sinaga Merupakan Daya Tarik Wisata Di Kabupaten Samosir, 2009.

USU Repository © 2009

berfungsi untuk memperpanjang masa tinggal wisatawan ditempat atau di daerah yang dikunjunginya. Yang termasuk kedalam kelompok ini ialah:

a) Sarana olah raga, seperti:

• Lapangan golf • Lapangan tennis • Kolam renang • Daerah perburuhan • Permainan bowling • Selancar • Berlayar

b) Sarana ketangkasan, seperti:

• Permainan billiard

Jackpot

• Dan sebagainya.

C. Sarana Penunjang Kepariwisataan (Suporting Tourism Superstructure)

Sarana penunjang kepariwisataan adalah fasilitas-fasilitas yang diperlukan wisatawan, khususnya tourist business, yang tidak hanya berfungsi melengkapi sarana pokok saja, tetapi juga membuat para wisatawan lebih lama betah tinggal di daerah tersebut. Yang termasuk dalam kelompok ini ialah:

Night club

Casino

• Olah raga ketangkasan

Aprina Hartati : Galasibot Sebagai Aset Budaya Marga Sinaga Merupakan Daya Tarik Wisata Di Kabupaten Samosir, 2009.

USU Repository © 2009

Baik prasarana maupun sarana penunjang kepariwisataan sesungguhnya merupakan “tourist supply” yang perlu dipersiapkan atau disediakan bila ingin mengembangkan industri pariwisata karena dalam kepariwisataan sama seperti prasarana dalam perekonomian pada umumnya, karena kegiatan kepariwisataan pada hakekatnya tidak lain adalah salah satu kegiatan dari sektor perekonomian juga.

Prasarana (infrastructure) adalah “semua fasilitas yang memungkinkan proses perekonomian dapat berjalan dengan lancer sedemikian rupa sehingga dapat memudahkan manusia memenuhi kebutuhannya.” Jadi, fungsinya adalah untuk melengkapi sarana kepariwisataan sehingga dapat memberikan pelayanan sebagaimana mestinya.

Dalam pengertian ini, yang termasuk dalam prasarana kepariwisataan adalah: a. Prasarana Umum (General Infrastructure), yaitu prasarana yang menyangkut

kebutuhan umum bagi perekonomian ini adalah:

• Sistem penyediaan air bersih

• Pembangkit tenaga listrik

• Jaringan jalan raya dan jembatan

• Airport, seaport, terminal dan stasiun

• Alat angkutan seperti pesawat terbang, bus, dan lain-lain

• Telekomunikasi

b. Kebutuhan masyarakat banyak (Basic Needs of Civilizied Life)

Kebutuhan masyarakat banyak adalah prasarana yang menyangkut kebutuhan orang banyak dan yang termasuk dalam kelompok ini adalah:

• Rumah sakit

Aprina Hartati : Galasibot Sebagai Aset Budaya Marga Sinaga Merupakan Daya Tarik Wisata Di Kabupaten Samosir, 2009. USU Repository © 2009 • Bank • Pompa bensin • Administrasi office

Tanpa adanya prasarana tersebut diatas, sukarlah bagi sarana-sarana kepariwisataan dapat memenuhi fungsinya untuk memberikan pelayanan bagi wisatawan dan travelers lainnya.

2.5 Motivasi Perjalanan Wisata

Beberapa motivasi mengapa orang melakukan perjalanan, antara lain: a. Alasan Pendidikan dan Kebudayaan:

• Ingin melihat bagaimana rakyat Negara lain bekerja dan bagaimana cara hidupnya (the way of life).

• Ingin melihat kemajuan-kemajuan yang telah dicapai Negara lain.

• Ingin menyaksikan tempat-tempat bersejarah, peninggalan-peninggalan kuno, monumen-monumen, kesenian rakyat, industri kerajinan, festival, events, keindahan alam, dan lain-lain.

• Untuk mendapatkan pengertian dan ide-ide baru ataupun penemuan-penemuan baru.

• Untuk berpartisipasi dalam suatu festival kebudayaan, kesenian dan lain sebagainya.

b. Alasan Santai, Kesenangan dan Petualangan

• Menghindarkan diri dari kesibukan-kesibukan sehari-hari dan kewajiban rutin.

Aprina Hartati : Galasibot Sebagai Aset Budaya Marga Sinaga Merupakan Daya Tarik Wisata Di Kabupaten Samosir, 2009.

USU Repository © 2009

• Untuk melihat daerah-daerah baru, masyarakat asing dan untuk

mendapatkan pengalaman.

• Untuk mendapatkan dan menggunakan kesempatan yang ada agar

memperoleh kegembiraan.

• Untuk mendapatkan suasana romantis yang berkesan terutama bagi

pasangan-pasangan yang sedang melakukan honeymoon. c. Alasan Kesehatan, Olah raga, dan Rekreasi

• Untuk beristirahat dan mengembalikan kekuatan sesudah bekerja keras dan ketegangan pikiran.

• Untuk melatih diri dan ikut pertandingan dalam olah raga tertentu.

• Untuk menyembuhkan diri dari suatu penyakit tertentu.

• Melakukan rekreasi dalam menghabiskan masa libur. d. Alasan Keluarga, Negeri Asal dan Tempat Bermukim

• Untuk mengunjungi tempat dimana seseorang itu berasal atau dilahirkan.

• Untuk mengunjungi tempat dimana seseorang itu pernah tinggal atau berdiam pada masa lalu.

• Untuk mengunjungi famili dan teman-teman.

• Untuk pertemuan keluarga dan teman-teman (reuni). e. Alasan Business, Sosial Politik, Konferensi

• Untuk menyaksikan pameran (exhibition) kamar dagang, peninjauan suatu proyek dan lain-lain.

• Menghadiri konferensi, seminar, symposium dan pertemuan ilmiah

Aprina Hartati : Galasibot Sebagai Aset Budaya Marga Sinaga Merupakan Daya Tarik Wisata Di Kabupaten Samosir, 2009.

USU Repository © 2009

• Mengikuti perjanjian kerja sama, pertemuan politik, dan undangan negara-negara lain yang berhubungan dengan kenegara-negaraan,

• Ikut dalam suatu kegiatan sosial. f. Alasan Persaingan dan Hadiah

• Untuk memperlihatkan kepada orang lain bahwa yang bersangkutan juga mampu melakukan perjalanan jauh.

• Untuk memenuhi keinginan agar dapat bercerita tentang Negara lain pada kesempatan-kesempatan tertentu.

• Agar tidak dikatakan orang ketinggalan zaman.

• Merealisir hadiah yang diperoleh dalam suatu sayembara tertentu.

• Merealisir hadiah yang diberikan seseorang.

2.6 Tujuan Penyelengaraan Kepariwisataan

Tujuan dari penyelenggaraan kepariwisataan adalah melestarikan, mendayagunakan, mewujudkan, dan memperkenalkan segenap anugerah kekayaan destinasi sebagai keunikan dan daya tarik wisata yang memiliki keunggulan daya saing; memupuk rasa cinta serta kebanggaan terhadap tanah air guna meningkatkan persahabatan antar daerah dan bangsa; mendorong pengelolaan dan pengembangan sumber daya destinasi yang berbasis komunitas secara berkelanjutan; memberikan arah dan fokus terhadap keterpaduan pelaksanaan pembangunan destinasi; menggali dan mengembangkan potensi ekonomi, kewirausahaan, sosial, budaya dan teknologi komunitas melalui kegiatan kepariwisataan; memperluas dan meratakan kesempatan berusaha dan lapangan kerja; mengoptimalkan pendayagunaan produksi lokal dan dan nasional; meningkatkan pendapatan asli daerah dalam rangka mendukung

Aprina Hartati : Galasibot Sebagai Aset Budaya Marga Sinaga Merupakan Daya Tarik Wisata Di Kabupaten Samosir, 2009.

USU Repository © 2009

peningkatan kemampuan dan kemandirian perekonomian daerah mewujudkan pemanfaatan hasil-hasil pembangunan kepariwisataan dalam rangka peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat.

2.7 Kode Etik dan Sumber Daya Pariwisata

a) Kode Etik Pariwisata

Penyelenggaraan kepariwisataan didasarkan pada Kode Etik Pariwisata Global, sebagai berikut:

 Pariwisata memberikan kontribusi untuk saling memahami dan saling menghormati antara manusia dan masyarakat.

 Pariwisata sebagai penggerak bagi kepuasan bersama dan individu.

 Pariwisata sebagai faktor pembangunan yang berkelanjutan.

 Pariwisata sebagai pengguna warisan budaya dan kontributor terhadap peningkatnya.

 Pariwisata sebagai aktivitas yang menguntungkan bagi negara, daerah, dan masyarakat lokal.

 Pariwisata mendorong kewajiban seluruh sektor pembangunan dalam pengembangan pariwisata.

 Pariwisata mendorong pengembangan hak-hak tenaga kerja dan

wirausahawan dalam industri pariwisata.

Implementasi prinsip-prinsip kode etik pariwisata global sebagaimana dimaksud, dilaksanakan oleh seluruh pelaku kepariwisataan.

b) Sumber Daya Pariwisata

Aprina Hartati : Galasibot Sebagai Aset Budaya Marga Sinaga Merupakan Daya Tarik Wisata Di Kabupaten Samosir, 2009.

USU Repository © 2009

 Sumber daya alam ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, berupa letak geografi, kepulauan, laut, flora dan fauna, sungai, danau, hutan bentang alam, iklim.

 Sumber daya hasil karya manusia, berupa hasil-hasil rekayasa sumber daya alam, perkotaan, kebudayaan, nilai-nilai sosial, warisan sejarah, dan teknologi.

 Sumber daya manusia, berupa kesiapan, kompetensi, komitmen dan peran serta masyarakat.

BAB III

GAMABARAN UMUM MARGA SINAGA

3.1 Sejarah Kedatangan Marga Sinaga

Marga Sinaga merupakan marga terbesar dilihat dari populasinya diantara marga-marga yang ada di dalam Suku Batak. Saat ini Marga Sinaga sudah ada di seluruh penjuru nusantara bahkan di seluruh dunia. Diperkirakan jumlah Marga

Aprina Hartati : Galasibot Sebagai Aset Budaya Marga Sinaga Merupakan Daya Tarik Wisata Di Kabupaten Samosir, 2009.

USU Repository © 2009

Sinaga dan borunya sekitar 350.000 orang. Jumlah ini jauh lebih banyak daripada jumlah penduduk Kabupaten Samosir. Dengan kata lain, jika Marga Sinaga dan borunya disatukan sudah bisa “mendirikan” satu sampai dua kabupaten.

Selain di Samosir dan Toba, perkembangan pesat marga Sinaga berada di Parapat, Simalungun secara keseluruhan, dan Tanah Karo. Penulis akan mengemukakan sejarah kedatangan marga Sinaga ke daerah Parapat dan Simalungun. Karena Marga Sinaga terbilang besar populasinya, maka keturunannya berkumpul untuk memebentuk suatu organisasi yang diberi nama PPTSB (Parsadaan Pomparan Toga Sinaga Boru-Bere). Lalu memebangun sebuah tugu megah yang diberi nama Tugu Toga Sinaga dengan mengambil logo GALASIBOT, yang mengandung makna mendalam yang akhirnya menjadi daya tarik wisata budaya yang layak untuk dikunjungi. Berikut akan dibahas penyebaran Marga Sinaga dan sejarah berdirinya Tugu Toga Sinaga.

3.1.1 Kedatangan Marga Sinaga ke Girsang Parapat

Marga Sinaga yang datang ke Girsang Parapat adalah 3 orang dari keturunan Ompung Sinaga Bonor, yakni:

Pomparan ni Ompunta Bonor Pande yang dinamakan juga Porti.

Pomparan ni Ompunta Tiang ni Tonga yang dinamakan juga Sidahapitu.

Pomparan ni Ompunta Suhut ni Huta dinamakan juga Sangkal Horbo.

Ompunta Suhut ni Huta mempunyai 4 anak, yaitu: Nasumandar,

Nahumutur, Sibaliot, dan Sorak Maunok yang bergelar sebagai si Raja Tubing.

Aprina Hartati : Galasibot Sebagai Aset Budaya Marga Sinaga Merupakan Daya Tarik Wisata Di Kabupaten Samosir, 2009.

USU Repository © 2009

dengan sumbing). Selain gelar si Raja Tubing, dia juga diberikan gelar si Raja Tubu. Gelar terakhir ini konon diberikan karena keturunan dari Sorak Maunok itu tidak ada yang sumbing.

Berdasarkan penuturuan dari tua-tua Sinaga dari keturunan ke keturunan atau dari generasi ke generasi Raja sorak Maunok atau Raja Tubing pergi meninggalkan tempat kelahirannya, yaitu Urat (Samosir) melalui perbukitan Samosir pertama-tama ke Tomok lalu menyeberang danau menuju Sibaganding (Panahatan) dekat Parapat. Dari Parapat kemudian pergi ke Girsang dan kemudian menyeberangi dan membangun perkampungan di Dolok Na Godang. Dari sana, kemudian pindah ke perkampungan dekat Gereja RK sekarang ini. Dengan alasan bahwa kampung yang dimaksud jauh dari sumber air, maka akhirnya Raja Tubing pindah ke Sidallogan.

Di Sidallogan, dia mempunyai keturunan yang dinamai Suhut Maraja. Suhut Maraja memperistrikan Boru ni Raja I Sihotang. Dari pernikahan tersebut lahirlah anaknya yang bernama Sidasuhut dan Sidallogan. Kemudian Suhut Maraja memiliki istri kedua, yaitu Boru Manurung. Dari Boru Manurung, Suhut Maraja memiliki anak, yaitu Simaibang dan Simandalahi. Konon menurut cerita, setelah meniggalnya Suhut Maraja, Simaibang menikahi ibunya sendiri, yaitu Boru Manurung dan memiliki anak, yaitu Simanjorang. Dahulu, Sidasuhut dan Sidallogan lahir kembar dalam satu “lambutan”. Untuk menentukan siapa yang menjadi kakaknya tergantung pada siapa yang lebih duluan menangis. Setelah dibelah “lambutan”, Sidasuhut yang pertama kali menangis. Dengan demikian, urutan keturunan Suhut Maraja adalah: Sidasuhut, Sidallogan, Simaibang, dan Simandalahi. Dalam perkembangannya, kelima keturunan Suhut Maraja itu mendirikan perkampungan masing-masing dan menamai kampung itu sesuai dengan namanya masing-masing.

Aprina Hartati : Galasibot Sebagai Aset Budaya Marga Sinaga Merupakan Daya Tarik Wisata Di Kabupaten Samosir, 2009.

USU Repository © 2009

Lalu, Raja Sidasuhut memiliki tiga orang anak, yaitu: Ompu Sidomdom, Ompu Hasangapon, dan Ompu Mardoli-doli. Ompu Sidomdom tinggal (marhuta) di Sipangan Bolon, Ompu Hasangapon tinggal (marhuta) di Girsang, sedangkan Ompu Mardoli-doli pergi merantau meninggalkan kampung kelahirannya, alasannya karena dia merasa kesal (mardandi) terhadap kakak-kakaknya. Di perantauan, Ompu Mardoli-doli membuka perkampungan baru yang dinamai Silapit, yaitu tepatnya dekat Simanindo. Dengan alasan rasa kesal (mardandi), maka gelar yang diberikan kepadanya yaitu Ompu Na Mardandi sian Girsang.

3.1.2 Kedatangan Marga Sinaga ke Simalungun Horison

Adalah suatu kebiasaan pada waktu itu yang turun temurun secara regular mengadakan pesta, begitu jugalah yang dilakukan oleh Ompunta Sinaga. Pesta Sinaga yang dilaksanakan itu disebut pesta mamborat horbo. Dalam pesta hadir seluruh keturunan Sinaga, dan yang menjadi tuan rumahnya (bolahan amak) yaitu Sidallogan.

Untuk melaksanakan pesta sebagaimana biasanya, semua pihak saling berpartisipasi. Ompu Mardoli-doli dan beberapa orang (semuanya 6 orang) mendapat tugas untuk mencari “borotan” ke hutan. Sesuai dengan tradisi, mereka

Dokumen terkait