• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Kesimpulan

Para petugas kesehatan dan petugas KUA umumnya mengetahui tentang pengertian, manfaat, sasaran dan jadwal pelaksanaan program imunisasi TT bagi calon pengantin wanita. Sedangkan menurut para calon pengantin manfaat dari program ini belum mengetahui dengan jelas. Hal tersebut membuktikan belum efektifnya penyampaian informasi yang dilakukan oleh para petugas.

Petugas kesehatan sudah melaksanakan pemberian imunisasi TT, hanya saja sosialisasi program ini masih kurang efektif dikarenakan media sosialisasi yang kurang dimanfaatkan dan waktu untuk penyuluhan saat penataran calon pengantin di KUA yang relatif singkat sehingga informasi yang diberikan masih kurang efektif tersampaikan. Hambatan dalam program ini lebih banyak berasal dari diri calon pengantin diantaranya karena kurangnya pengetahuan, takut untuk disuntik dan masih adanya issue negatif tentang imunisasi TT bagi calon pengantin.

B. Saran

1. Petugas Kesehatan

a. Sebagai penyuluh, pengetahuan petugas harus terus ditambah dan metode dalam penyuluhan harus lebih menarik dan interaktif agar informasi yang diberikan dapat tersampaikan dengan lebih baik.

b. Dalam penyuluhan, materi yang disampaikan harus singkat, jelas, dan padat serta alat peraga yang digunakan harus legkap dan menarik.

c. Penyediaan ruang konseling untuk calon pengantin perlu di pertimbangkan.

d. Pemberdayaan posyandu bukan hanya untuk pemantauan kesehatan balita dan ibu hamil tapi juga untuk tempat penyuluhan bagi calon pengantin.

e. Pertahankan dan tingkatkan kerja sama dengan kader, tokoh masyarakat setempat dan teman sejawat baik lintas program maupun lintas sektoral.

f. Tingkatkan sosialisasi program dengan menggunakan media sosialisasi elektronik seperti televisi dan radio.

2. Petugas KUA

a. Sebaiknya petugas KUA harus memberikan ketegasan dalam pengumpulan persyaratan administratif pernikahan, terutama dalam pengumpulan kartu tanda imunisasi TT bagi calon pengantin wanita dan mewajibkan semua calon pengantin wanita untuk melakukan imunisasi TT.

b. Pertahankan kerja sama lintas sektoral dengan pihak puskesmas. Petugas KUA sebagai penegas pelaksanaan imunisasi TT bagi calon pengantin dengan pengumpulan kartu tanda imunisasi TT calon pengantin, sedangkan pihak puskesmas

bertindak sebagai pelaksana program imunisasi TT calon pengantin dan peyuluh sesi kesehatan pada penataran calon pengantin di KUA.

c. Petugas KUA menata program penataran calon pengantin dengan lebih terstruktur dan selalu berkoordinasi dengan pelayanan kesehatan.

3. Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini dapat menjadi gambaran atau acuan untuk dijadikan pertimbangan meneliti dengan metode kuantitatif. Peneliti selanjutnya disarankan untuk meneliti tentang cara sosialisasi yang paling efektif untuk pelaksanaan program imunisasi TT bagi calon pengantin.

4. Institusi Pendidikan

Penelitian ini dapat menjadi tambahan ilmu pengetahuan terkait program imunisasi TT bagi calon pengantin wanita yang masih belum tersosialisasikan dengan baik.

63

DAFTARPUSTAKA

Adisasmito, Wiku. Sistem Kesehatan. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada, 2007. Brunner dan Suddart. Fundamental of Nursing. Jakarta : EGC, 2005.

Deborah, Tannen. Seni komunikasi Efektif: membangun relasi dengan membina gaya percakapan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1996.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Keterpaduan Surveilans Polio, Tetanus Neonatorum, dan Campak. Jakarta : Departemen Kesehatan RI, 1996.

. Pedoman Teknis Imunisasi Tingkat Puskesmas. Jakarta : Departemen Kesehatan RI, 2005.

. Panduan Survey Cakupan Imunisasi. Jakarta : Departemen Kesehatan RI, 2005.

. Pusat Data Kesehatan : Profil Kesehatan Indonesia 2008. Jakarta : Departemen Kesehatan RI, 2008.

. Pelayanan Kefarmasian Untuk Vaksin, Imunosera, dan Imunisasi. Jakarta : Departemen Kesehatan RI, 2009.

Farihah, S. Pelaksanaan Peran Guru BK dalam Kesehatan Reproduksi Remaja Pada Dua SMP di Kecamatan Jagakarsa Jakarta Selatan, Skripsi Program Studi Kesehatan Masyarakat, FKM UI, 2007.

Glanz Karen, Rimer Barbara, Lewis Frances. Health Behavior and Health Education. 3rd ed. San Fransisco: Jossey-Bass, 2002.

Hamid F, Nurbaeti I, Amran Y, dkk. Survei Data Dasar Pengembangan Model Pelayanan Kesehatan Maternal di Kotamadya Tangerang Selatan Tahun 2010. Jakarta : Lembaga Penelitian UIN jakarta Press, 2011.

Holloway, I & Wheeler, S. Qualitative Research for Nurses. London: Blackwell Science, 1996. Indrawati, Lilly. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Neonatorum di Kotamadya

Daerah Tingkat II Tangerang Tahun 1994-1996, 1996.

Keputusan Menteri Kesehatan RI, No. 1059/Menkes/SKI/IX/2004 tentang pedoman penyelenggaraan imunisasi, 2004.

Kresno, Sedarti. Aplikasi dan Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : FKM UI, 2006.

McEwen, Melanie, dan Will, Evelyn. Theoretical Basis for Nursing. 2nd ed. Philadelpia: Lippincott Williams & Wilkins, 2007.

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya, 2001. Muninjaya, A. Manajemen Kesehatan. Ed. 2. Jakarta : EGC, 2004.

Nursalam. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika, 2008.

Notoatmodjo, Soekidjo. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta : Rineka Cipta, 2005. Prastowo, Andi. Menguasai Teknik-teknik Koleksi Data Penelitian Kualitatif. Jogjakarta : DIVA

Press, 2010.

Purwanto, Heru. Faktor –faktor yang Berhubungan dengan Status Imunisasi TT Pada Wanita Usia Subur di Puskesmas Anyer Kabupaten Serang Tahun 2001, Tesis Program Pasca

65

Ritarwan K. Tetanus. Medan : Fakultas Kedokteran USU, 2004.

Saryono & Mekar. Metodologi Penelitian Kualitatif dalam Bidang Kesehatan. Yogyakarta : nuha Medika, 2010.

Setiawan, Dhonny. Peran Badan Penasehatan Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP4) dalam Mencegah Terjadinya Perceraian. Skripsi Program Studi Peradilan Agama, FSH UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006.

Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak 1 dan 2. Jakarta : Infomedika, 1998.

Steubert, Helen, J. Qualitative Research in Nursing: Advancing The Humanistic Imperative. Pennsylvania : J. B. Lippincott Company, 1995.

Sukmara, Uus. Faktor –faktor yang Mempengaruhi Status Imunisasi TT Ibu Hamil di Puskesmas Mancak Kabupaten Bogor Tahun 2000, Tesis Program Pasca Sarjana FKM Universitas Indonesia, 2000.

Sumartini. Faktor – faktor yang Berhubungan dengan Imunisasi TT pada Calon Pengantin di Puskesmas Liwa Kabupaten Lampung Barat Tahun 2004. Tesis Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro, 2004. Web search: http://www.fkm.undip.ac.id. Diunduh tanggal 12 desember 2010.

Sunaryo. Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta : EGC, 2004

Sururin, dkk. Panduan Fasilitator dan Pelatih : Pendidikan Kesehatan Reproduksi bagi Calon Pengantin. Cet. 1. Jakarta : Pucuk Pimpinan Fatayat Nahdlatul Ulama, 2006.

Sutomo, Bambang. Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE). 2011. Web search: http://dentalsemarang.wordpress.com/2011/02/14/komunikasi-informasi-dan-edukasi-kie-komunikasi-kesehatan-dalam-health-promotion/. Diunduh tanggal 17 September 2011.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Ed. 3. Cet. 4. Jakarta : Balai Pustaka, 2007.

Trihono. ARRIMES Manajemen Puskesmas Berbasis Paradigma Sehat. Jakarta : CV. Sagung Seto, 2005.

Roosihermiatie, Betty, Midori Nishiyama and Kimihiro Nakae. Factors Associated with TT (tetanus toxoid) Immunization among Pregnant Women, in Saparua, Maluku, Indonesia. Jurnal Southeast Asian J Trop Med Public Health vol. 31 No. 1, 2000. Web search : www.google.com. Diunduh tanggal 19 desember 2010.

Kepada Yth.

Bapak/ Ibu/ Saudara/ Saudari di tempat

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Sehubungan dengan tuga akhir dalam penyelesaian studi untuk mendapatkan gelar sarjana keperawatan (S. Kep), saya sebagai peneliti :

Nama : Sawitri

NIM : 107104001181

Jurusan : Program studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta No. Telp : 087877657419

Mohon kiranya Bapak/ Ibu/ Saudara/ Saudari dapat menjadi responden dalam penelitian saya dengan judul penelitian gambaran persepsi petugas kesehatan dan petugas kantor urusan agama (KUA) terhadap pelaksanaan program imunisasi tetanus toxoid (TT) di Kota Tangerang Selatan. Informasi yang Bapak/ Ibu/ Saudara/ Saudari berikan dalam penelitian ini di jamin kerahasiannya. Jika ada pertanyaan berkaitan dengan penelitian ini Bapak/ Ibu/ Saudara/ Saudari dapat langsung menghubungi peneliti.

Atas perhatian dan partisipasi Bapak/ Ibu/ Saudara/ Saudari, peneliti mengucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Tangerang, 2011 Hormat Saya

Lembar Persetujuan Responden

Saya yang bertanda tangan dibawah ini, telah diminta dan bersedia untuk terlibat dalam penelitian ini dan berperan serta sebagai responden dalam penelitian yang berjudul gambaran persepsi petugas kesehatan dan petugas kantor urusan agama (KUA) terhadap pelaksanaan program imunisasi tetanus toxoid (TT) di Kota Tangerang Selatan. Peneliti telah menjelaskan tentang penelitian yang akan dilaksanakan.

Saya mengerti bahwa catatan dan hasil dari penelitian ini akan dirahasiakan. Kerahasiaan ini dijamin selegal mungkin. Semua berkas yang mencantumkan identitas responden hanya akan digunakan untuk keperluan pengolahan data dan bila sudah tidak digunakan akan dimusnahkan. Hanya peneliti yang dapat mengetahui kerahasiaan data responden.

Demikian secara sukarela dan tidak ada unsur paksaan dari siapapun, saya bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.

Tangerang, 2011 Responden

Lembar Check List (Observasi)

Penataran Calon Pengantin Oleh Petugas KUA

No. Tindakan Dilakukan Tidak

dilakukan 1. Pendaftaran calon pengantin dan pengumpulan

berkas persyaratan nikah (termasuk kartu imunisasi TT)

2. Penjadwalan untuk penataran calon pengantin

Penataran Calon Pengantin Oleh Petugas Kesehatan

No. Tindakan Dilakukan Tidak

dilakukan 1. Memberikan materi tentang kesehatan reproduksi saat

penataran calon pengantin, antara lain:

a. Pengertian dan hak-hak kesehatan reproduksi b. Organ reproduksi dan siklus reproduksi c. Menstruasi

d. Hubungan seksual

2. Memberikan materi seputar kehamilan dan persalinan, antara lain :

a. Imunisasi tetanus toxoid (TT) b. Pentingnya ASI

c. Gizi ibu hamil, bayi dan balita

d. Kasus yang sering terjadi (Aborsi, KTD, dll) 3. Memberikan materi tentang Keluarga berencana (KB)

4. Memberikan materi tentang penyakit infeksi menular seksual (IMS)

Pedoman Wawancara Mendalam (Indept interview)

Informan Utama

I. Petunjuk umum a. Tahap perkenalan

b. Ucapkan terima kasih kepada informan atas kesediaan dan waktu yang telah diluangkan untuk pelaksanaan wawancara

c. Jelaskan maksud dan tujuan wawancara mendalam II. Petunjuk wawancara mendalam

a. Wawancara dilakukanoleh seorang pewawancara

b. Informan bebas menyampaikan pendapat, pengalaman, saran dan pengalaman c. Pendapat, saran, pengalaman dan komentar informan sanagat bernilai

d. Tidak ada jawaban yang benar atau salah

e. Semua pendapat, pengalaman, saran dan komentar akan dijamin kerahasiannya

f. Wawancara ini akan direkam pada tape recorder untuk membantu dalam penulisan hasil

III.

Pelaksanaan wawancara A. Perkenalan a. Identitas informan Nama : Umur : Jenis kelamin : Pekerjaan : Pendidikan terakhir :

B.

Wawancara

a. Pengetahuan dasar tentang program imunisasi TT pada calon pengantin 1) Apa yang Bapak/ Ibu ketahui tentang program penataran calon pengantin? 2) Materi apa saja yang diberikan dalam penataran tersebut?

3) Apa yang Bapak/ Ibu ketahui tentang program imunisasi TT pada calon pengantin?

b. Persepsi petugas tentang peran dalam pelaksanaan imunisasi TT pada calon pengantin

1) Bagaimana pendapat Bapak/Ibu tentang adanya program imunisasi TT pada calon pengantin?

2) Bagaimana pembagian tugas yang dilakukan oleh masing-masing pihak yang terkait (Puskesmas dan KUA)? Apakah pembagian tugas yang dilakukan jelas?

3) Bagaimana pola kerjasama yang biasa Bapak/Ibu lakukan dengan dinas terkait?

c. Pelaksanaan program imunisasi TT pada calon pengantin

1) Menurut Bapak/Ibu, apakah program ini sudah diketahui oleh masyarakat luas?

2) Bagaimana cara penyampaian program ini sehingga bisa sampai ke masyarakat luas?

3) Apa saja program kerja yang Dinas Kesehatan/ Puskesmas/ KUA lakukan dengan sasaran calon pengantin? Apa tujuan dari program tersebut?

5) Sudah berapa banyak calon pengantin yang melakukan imunisasi TT tiap bulannya?

6) Berdasarkan hasil studi pendahuluan saya, masih banyak calon pengantin yang tidak melakukan imunisasi TT, menurut Bapak/Ibu apa alasan/ penyebabnya?

d. Hambatan pelaksanaan program imunisasi TT pada calon pengantin 1) Apa saja hambatan/ kendala dalam terlaksananya program imunisasi TT

pada catin?

2) Apa saja yang sudah Bapak/Ibu lakukan untuk menanggulangi hambatan tersebut?

e. Peluang pelaksanaan program imunisasi TT pada calon pengantin

1) Menurut Bapak/Ibu berapa besar peluang program ini dapat terlaksana dengan baik?

2) Apa saja yang perlu dilakukan untuk memperbesar peluang tersebut? f. Ancaman terhadap pelaksanaan program imunisasi TT pada calon

pengantin

1) Apa saja hal-hal yang dapat menyulitkan/ merugikan pelaksanaan program ini?

2) Apa saja issue (positif maupun negatif) terkait program imunisasi TT yang ada di masyarakat?

Pedoman Wawancara Mendalam (Indept interview)

Informan Pendukung

I. Petunjuk umum a. Tahap perkenalan

b. Ucapkan terima kasih kepada informan atas kesediaan dan waktu yang telah diluangkan untuk pelaksanaan wawancara

c. Jelaskan maksud dan tujuan wawancara mendalam II. Petunjuk wawancara mendalam

a. Wawancara dilakukan oleh seorang pewawancara

b. Informan bebas menyampaikan pendapat, pengalaman, saran dan pengalaman c. Pendapat, saran, pengalaman dan komentar informan sanagat bernilai

d. Tidak ada jawaban yang benar atau salah

e. Semua pendapat, pengalaman, saran dan komentar akan dijamin kerahasiannya

f. Wawancara ini akan direkam pada tape recorder untuk membantu dalam penulisan hasil

III.

Pelaksanaan wawancara A. Perkenalan

a. Identitas informan

Jenis kelamin :

Pekerjaan :

Pendidikan terakhir :

B.

Wawancara

a. Pengetahuan dasar tentang program imunisasi TT pada calon pengantin 1) Apa yang anda mengetahui tentang adanya program penataran calon

pengantin?

2) Apa yang anda ketahui tentang program imunisasi TT pada calon pengantin?

b. Persepsi persepsi calon pengantin terhadap pelaksanaan program imunisasi TT pada calon pengantin

1) Menurut Anda, bagaimana pelayanan yang telah diberikan petugas kesehatan/ KUA terkait program imunisasi TT pada calon pengantin? 2) Menurut Anda, bagaimana usaha petugas kesehatan/ KUA dalam

memberikan pelayanan penataran calon pengantin/ imunisasi TT pada calon pengantin?

c. Pelaksanaan program imunisasi TT pada calon pengantin

1) Darimana Anda mendapatkan informasi tentang adanya program imunisasi pada catin?

2) Apa saja yang Anda dapatkan baik dari Puskesmas maupun KUA terkait dengan program imunisasi TT pada catin ini?

1) Menurut Anda, Apa saja hambatan/ kendala terlaksananya program imunisasi TT pada catin (baik hambatan dari petugas maupun dari calon pengantin)?

2) Menurut Anda, apa saja yang menyebabkan masih banyak calon pengantin yang tidak melakukan imunisasi TT?

e. Ancaman terhadap pelaksanaan program imunisasi TT pada calon pengantin

1) Apa saja issue (positif maupun negatif) terkait program imunisasi TT yang pernah Anda dengar baik dari masyarakat maupun dari orang terdekat?

Dokumen terkait