• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN

4.1. Karakteristik Responden

4.1.1. Karakteristik Responden Menurut Umur

Hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan karakteristik responden yang meliputi umur, tingkat pendidikan dan jenis kelamin yang telah disusun dalam bentuk tabel serta deskripsi.

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Karakteristik responden menurut umur hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Umur (n=50) Klasifikasi Umur Jumlah (n) Presentase (%)

26-35 Tahun 25 50%

36-45 Tahun 20 40%

46-55 Tahun 5 10%

Jumlah 50 100%

Berdasarkan Tabel 4.1 diatas dapat diketahui bahwa distribusi responden berdasarkan umur yang paling banyak adalah usia 26-35 tahun.

4.1.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Karakteristik responden menurut jenis kelamin hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin (n=50) Klasifikasi Jenis Kelamin Jumlah (n) Presentase (%) Laki-Laki 0 0% Perempuan 50 100% Jumlah 50 100%

Berdasarkan Tabel 4.2 diatas dapat diketahui bahwa distribusi responden berdasarkan jenis kelamin pada penelitian ini semua perempuan dengan jumlah 50 responden.

4.1.3. Karakteristik Berdasarkan Tingkat Pengetahuan

Karakteristik responden menurut tingkat pendidika hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Menurut Tingkat Pendidikan (n=50) Klasifikasi Tingkat Pendidikan Jumlah (n) Presentase (%) SD 8 16% SMP 12 24% SMA 30 60% Jumlah 50 100%

Berdasarkan Tabel 4.3 diatas dapat diketahui bahwa dostribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan yang paling banyak adalah SMA yaitu sebanyak 30 orang (60%).

4.2. Analisis Univariat

4.2.1.Tingkat Pengetahuan Tentang Manajemen Laktasi

Tabel 4.4 Tingkat Pengetahuan Tentang Manajemen Laktasi (n=50) Tingkat Pengetahuan Frekuensi Presentase (%)

Kurang 3 6%

Cukup 32 64%

Baik 15 30%

Jumlah 50 100%

Berdasarkan Tabel 4.4 diatas didapatkan data tingkat pengetahuan tentang manajemen laktasi yang paling banyak adalah cukup yaitu 32 orang (64%).

4.2.2.Perilaku Perilaku Pemberian ASI

Tabel 4.5 Perilaku Perilaku Pemberian ASI (n=50)

Tingkat Pengetahuan Frekuensi Presentase (%)

Kurang 4 8%

Cukup 30 60%

Baik 16 32%

Jumlah 50 100%

Berdasarkan Tabel 4.5 diatas didapatkan data perilaku pemberian ASI paling banyak adalah cukup yaitu 30 responden (60%) dan yang paling sedikit adalah kurang yaitu 4 responden (8%).

4.3. Analisis Bivariat

Tabel 4.7 Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku Pemberian ASI (n=50)

Variabel P Value

Tingkat Pengetahuan

Perilaku 0,016

Berdasarkan Tabel 4.7 hasil analisis bivariat menggunakan uji kendall tau didapatkan nilai p value = 0,016 maka p value < 0,05 sehingga H0 ditolak dan H1 diterima artinya ada hubungan tingkat pengetahuan tentang manajemen laktasi dengan perilaku pemberian ASI.

BAB V PEMBAHASAN

5.1.Karakteristik Responden

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Distribusi responden berdasarkan umur yang paling banyak adalah usia 26-35 tahun yaitu 25 orang (50%) dan paling sedikit usia 46- yaitu 5 orang (10%). Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Sari (2009) yang menunjukkan bahwa karakteristik responden yang paling banyak berdsarkan umur adalah umur 25-30 tahun yaitu 9 orang (36%). Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa responden yang diambil peneliti memiliki karakteristik umur yang sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Sari (2009) walaupun berbeda wilayah.

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin pada penelitian ini semua perempuan dengan jumlah 50 responden. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Setiyowati & Khilmiana (2010) yang menunjukkan bahwa karakteristik responden sepenuhnya adalah perempuan dengan jumlah 30 orang. Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa responden yang diambil peneliti sesuai dengan kriteria inklusi yaitu berjenis kelamin perempuann yang sedang menyusui sehingga karakteristik jenis kelamin responden semuanya perempuan.

3. Karakteristik Berdasarkan Tingkat Pengetahuan

Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan yang paling banyak adalah SMA yaitu sebanyak 30 orang (60%) dan yang paling sedikit SD yaitu 8 orang (16%). Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Sari (2009) yang menunjukkan pendidikan responden yang palng banyak adalah 16 orang (50,5 %). Peneliti lain yang dilakukan oleh Setyorini (2014) bahwa responden yang paling banyak berpendidikan pasca sarjana dan yang paling sedikit adalah SMP. Hal tersebut dapat dipengaruhi oleh perbedaan wilayah pengambilan responden dan kemajuan SDM di suatu wilayah.

5.1.Analisis

1. Tingkat Pengetahuan Tentang Manajemen Laktasi

Data tingkat pengetahuan tentang manajemen laktasi yang paling banyak adalah cukup yaitu 32 orang (64%) dan yang paling sedikit adalah kurang yaitu 3 orang (6%). Hasil penelitian Sari (2009) menunjukkan data bahwa tingkat pengetahuan ibu yang paling banyak tentang manajemen laktasi adalah cukup yaitu 13 orang (52%).

Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin tinggi pula tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang (Setiyowati & Khilminia, 2010). Menurut Rini (2008) pendidikan berhubungan dengan pembangunan dan perubahan kelakuan.

Pendidikan berkaitan dengan transmisi, pengetahuan, sikap, kepercayaan, ketrampilan dan aspek kelakuan yang lain. Dengan pendidikan yang tinggi akan mempengaruhi pola fikir seseorang untuk bertindak dan mengambil keputusan yang sebaik-baiknya sehingga muncul sifat kedewasaan disamping itu hal yang mempengaruhi pemberian ASI adalah pengalaman dan pengalaman yang membuat responden tidak memberikan suatu formula pada bayinya.

Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan maka akan semakin baik pula perilaku seseorang dalam hal ini adalah manajemen laktasi. Perilaku yang baik sangat erat hubunganya dengan pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang tersebut sehingga semakin baik pengetahuannya maka semakin baik pula perilakunya (Sari,2009). Hasil penelitian Setyowati & Khilmiana (2010) menunjukkan bahwa ada kecenderungan bahwa ibu yang memiliki pengetahuan yang lebih banyak akan memberikan ASI esklusif kepda bayi mereka. Sebaliknya ibu dengan pengetahuan yang rendah mengenai ASI akan kurang dalam hal memberikan ASI esklusif kepada bayinya. Dalam hal ini pendidikan merupakan satu faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Tingkat pengetahuan yang tinggi ikut menentukan mudah tidaknya ibu untuk memahami dan menyerap informasi tentang ASI esklusif. Semakin tinggi tingkat pengetahuan ibu, maka semakin tinggi pula ibu dalam menyerap informasi tentang ASI esklusif.

2. Perilaku Perilaku Pemberian ASI

Data perilaku pemberian ASI paling banyak adalah cukup yaitu 30 responden (60%). Pemberian ASI oleh ibu sejak jaman dulu sudah merupakan sebuah tradisi dan merupakan suatu kewajiban ibu. Mereka para ibu memberikannya lebih beranjak pada naluri dan tuntutan kewajiban mereka. ASI eksklusif mencakup manfaatnya bagi bayi maupun bagi sang ibu maupun bagi keluarga secara umum. Jika dilakukan dengan baik, maka ASI eksklusif merupakan nutrien utama bagi bayi, sedangkan bagi ibu menyusui dapat mencegah beberapa penyakit ibu serta aspek psikologis, Selain itu pemberian ASI eksklusif berdampak pada aspek ekonomi, dimana kebutuhan ASI cukup untuk mmberikan nutrisi kepada bayi dengan tidak diperlukannya susu formula yang berarti akan memperkecil pengeluaran keluarga (Setiyowati & Khilmiana, 2010).

Suatu tindakan atau perilaku akan terwujud apabila responden memahami dan mau melakukan manajemen laktasi yang baikm dalam pemberian ASI esklusif. Dari penelitian yang dilakukan oleh Setyorini (2014) didapatkan bahwa perilaku pemberian ASI esklusif dengan kategori yang tidak baik sebanyak 20%. Menurut Allport (1954) dalam Notoatmojo (2010), bahwa sikap adalah kecenderungan untuk bertindak (trend to behave) yang artinya sikap adalah komponen yang mendahului tindakan atau perilaku terbuka.

3. Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku Pemberian ASI

Berdasarkan hasil analisis penelitian ada hubungan tingkat pengetahuan tentang manajemenlaktasi dengan perilaku pemberian ASI. Menurut Notoatmojo dalam Sari (2009) mengatakan bahwa pengetahuan adalah hasil dari tahu yang akan terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu seperti melihat,mendengar, mencium, merasa dan meraba. Namun sebagian besar pengetahuan itu sendiri diperoleh melalui mata dan telinga, jadi dengan kata lain dari hasil mendengar dan melihat. Salah satu strategi untuk memperoleh perubahan perilaku menurut WHO yang dikutip di Notoatmojo adalah dengan pemberian informasi untuk meningkatkan pengetahuan sehingga menimbulkan kesadaran dan pada akhirnya orang akan berperilaku sesuai dengan pengetahuannya tersebut. Perubahan perilaku yang baik sangat erat hubungannya dengan pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang tersebut sehingga semakin baik pengetahuannya maka semakin baik pula perilakunya (Sari, 2009).

Hasil penelitian Setyowati & Khilmiana (2010) menunjukkan bahwa Ada kecenderungan bahwa ibu yang memiliki pengetahuan yang lebih banyak akan memberikan ASI eksklusif kepada bayi mereka. Sebaliknya ibu dengan pengetahuan yang rendah mengenai ASI akan kurang mau memberikan ASI eksklusif kepada bayinya. Dalam hal ini pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Tingkat pengetahuan yang tinggi ikut menentukan mudah

tidaknya ibu untuk memahami dan menyerap informasi tentang ASI eksklusif. Semakin tinggi tingkat pengetahuan ibu, maka makin tinggi pula ibu dalam menyerap informasi tentang ASI eksklusif.

Menurut Bloom dalam Notoatmojo (2005), pengetahuan merupakan salah satu domain terbentuknya perilaku. Perilaku yang didasari dengan pengetahuan yang baik akan lebh awet daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Hubungan tingkat pengetahuan tentang manajemen laktasi dengan perilaku pemberian ASI dipengaruhi oleh pendidikan ibu, pengalaman menyusui sebelumnya dan keterpaparan dengan sumber informasi seperti media massa, petugas kesehatan, dan kontak dengan kelompok ibu yang sudah berhasil menyusui.

BAB VI PENUTUP

5.1.Kesimpulan

1. Karakteristik responden ibu menyusui di Desa Kenorejo Polokarto Sukoharjo berdasarkan umur responden yang paling banyak adalah usia 26-35 tahun yaitu 25 orang (50%) dan semua berjenis kelamin perempuan dengan jumlah 50 responden.

2. Tingkat pengetahuan ibu tentang manajemen laktasi di Desa Kenorejo Polokarto Sukoharjo yang paling banyak adalah SMA yaitu sebanyak 30 orang (60%).

3. Perilaku ibu dalam pemberian ASI di Desa Kenorejo Polokarto Sukoharjo paling banyak adalah cukup yaitu 30 responden (60%).

4. Ada hubungan tingkat pengetahuan tentang manajemen laktasi dengan perilaku ibu dalam pemberian ASI di Desa Kenokorejo Polokarto Sukoharjo

5.2.Saran

5.2.1. Bagi Puskesmas

Diharapkan dengan penelitian ini Puskesmas dapat meningkatkan program penyuluhan kepada masyarakat mengenai perilaku menyusui yang baik.

5.2.2. Bagi Ibu

Diharapkan bagi ibu-ibu yang menyusui dapat meningkatkan kesadaran diri dalam perilaku ibu dalam pemberian ASI eskusif.

5.2.3. Institusi Pendidikan

Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber referensi serta bahan dalam mengembangkan penelitian tentang ASI esklusif.

5.2.4. Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memotivasi peneliti lain untuk mengembangkan penelitian tentang ASI esklusif guna melancarakan upaya mencerdaskan anak bangsa melalui program ASI esklusif sesuatu ketentuan Depkes.

5.2.5. Peneliti

Hasil penelitian ini menjadi sebuah motivasi bagi peneliti untuk lebih belajar lagi serta memberikan sebuah dorongan untuk aktif dalam memberikan program-program penyuluhan ASI esklusif.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto S dan Haryanto.(2000). Modul Evaluasi Program Pendidikan.Yogyakarta : Jurusan Administrasi Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta.

Arikunto, S. (2002).Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT. Rieneka Cipta.

Arikunto, S. (2006).Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Ayu, Rosita. 2011. Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Pemberian ASI Eksklusif di Kecamatan Salawa dan Suka Hening Kabupaten Tasikmalaya tahun 2010. Jurnal Penelitian. Tasikmalaya: Stikes Respati.

Azwar, S. (2011).Metodologi Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Bestable, SB. (2002).Perawat Sebagai Pendidik: Prinsip-Prinsip Pengajaran Dan Pembelajaran. Jakarta : EGC.

Cadwell, K. Cindy Turner. (2011). Manajemen Laktasi. Alih Bahasa: Estu Tiar. Jakarta: EGC.

Dasi, Ariyana. (2008). Tingkat Pengetahuan tentang Penyimpanan ASI pada Ibu Bekerja di Asrama Polisi Kalisari Semarang Kecamatan Semarang Selatan.Journal Keperawatan.FIKKES.Volume 1 no 208.

Depdiknas.(2008). KBBI Daring.Dipetik Agustus 07, 2013.Dari Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. http://bahasa.kemdiknas.go.id/vkbbi/in dex.php

Depkes. RI. (2005). Kebijakan Depkes tentang Peningkatan Pemberian ASI Pekerja Wanita. Jakarta: Pusat Kesehatan Kerja Depkes RI.

Dyah.(2009). Pemodelan Kuantitatif untuk Analisis Faktor Penentu Praktek Pemberian Asi Eksklusif pada Ibu Bekerja di Instansi Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto.

Elmiyasna, K. (2009). Kajian Pemberian ASI Eksklusif Kaitannya dengan Pendidikan dan Pekerjaan Ibu Menyusui di Puskesmas Nanggala Padang.Vol. 1.No. 1. Padang.

Hidayat, AA. (2011). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data. Jakarta.

http://www.edukasiana.net/2013/02/pengertian-pengetahuan-dan-tingkatan.html

Kristiyana Sari, W. (2009).ASI, Menyusui dan Sadari. Yogyakarta: Nuha Medika. Meliono.(2007). MPKT modul 1. Jakarta: Lembang penerbitan FEUI.

Mubarak, Wahid Iqbal,dkk. (2007). Promosi Kesehatan Sebuah Metode Pengantar Proses Belajar Mengajar dalam Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Mubarok W. I, Chayantin.N. (2009).Ilmu Keperawatan Komunitas Pengantar dan Teori. Jakarta: Salemba Medika.

Muchlisin Riadi. 2013. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan. Dipetik Oktober 6, 2013.Dari : Pendidikan

Muchlisin Riadi. 2013. Pengertian, Tingkatan dan Cara Meemperoleh Pengetahuan. Dipetik Oktober 6, 2013.Dari : Pendidikan

Notoatmojo S. (2005). Metodologi penelitian Kesehatan.Jakarta : Rieneka Cipta. Notoatmojo S. (2007). Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perubahan

Perilaku.Yogyakarta : Andi Offset.

Notoatmojo, S. (2007).Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nursalam.(2002). Pendekatan Praktis Metodology Riset Keperawatan.Jakarta : CV Sagung Seto.

Nursalam.(2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Perinasia.(2009). Bahan Bacaan Manajemen Laktasi, Cetakan ke 2, Program Manajemen Laktasi. Jakarta: Perinasia.

Proverawati, A, Eni, R. (2010).Kapita Selekta ASI dan Menyusui. Yogyakarta: Nuha Medika.

Purwanti, H.S. (2004). Konsep Penerapan ASI Eksklusif. Jakarta: EGC. Riwidikdo, H. (2010). Statistik Kesehatan. Yogyakarta: Mitra Cendekia Press. Roesli, U. (2005). Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta: PT. Pustaka Pembangunan

Swadaya Nusantara.

Sinarimbun, M dan Sofian E. (1988).Metode Penelitian Survey Pustaka.Jakarta : LP3ES.

Sugiono.(2004). Statisitika untuk Penelitian.Jakarta: CV Alfabeta. Sugitno.(2012). Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono, (2013).Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D.Bandung : Alfabeta.

Sugiyono.(2004). Metode Penelitian Administrasi.Bandung : Penerbit Alfabeta. Sari, Maya Maulda.2009.Pengaruh Penyuluhan Manajemen Laktasi Terhadap

Pengetahuan dan Sikap Bidan Tentang Manajemen Laktasi di Kecamatan Peusangan Kabupaten Birauen.Skripsi.Medan.Universitas Sumatra Utara Suradi, R. (2010). Ikatan Dokter Anak Indonesia: Indonesia Menyusui. Badan

Penerbit: IDAI.

Suriasumantri, J. S. (2001). Ilmu Dalam Perspektif. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Wawan, Dewi. (2011). Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dsan Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika.

Wikipedia. Pengetahuan. Dipetik Agustus 19, 2013, dari Wikipedia: http://id.wikipedia.org/wiki/Pengetahuan

Winarsunu T. (2004). Statistik Dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan.Malang : Penerbit Universitas Muhamadiyah Malang.

Dalam dokumen HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MANAJEM (Halaman 48-63)

Dokumen terkait