• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENUTUP

Dalam dokumen i (Halaman 17-47)

Rencana Kerja BP2T Kota Magelang Tahun 2017 8 BAB II

EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN 2015

2.1 Evaluasi Pelaksanaan Renja SKPD Tahun 2015 dan Capaian Renstra SKPD

Pada tahun 2015, BP2T Kota Magelang melaksanakan program dan kegiatan berdasarkan Rencana Strategis BP2T Kota Magelang Tahun 2011-2015 dengan melaksanakan 7 program dengan 34 kegiatan. Berikut adalah capaian program dan Kegiatan Tahun 2015.

Tabel 2.1

Capaian Program dan Kegiatan Tahun 2015

PROGRAM DAN KEGIATAN ANGGARAN REALISASI CAPAIAN

Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 455.900.000 435.233.096 95,47%

1 Penyediaan Jasa Surat Menyurat 1.620.000 1.619.160 99,95%

2 Penyediaan Jasa Komunikasi, sumberdaya air dan

listrik 70.500.000 63.438.191 89,98%

3 Penyediaan Jasa Pemeliharaan dan Perijinan

kendaraan Dinas/Operasional 3.160.000 3.061.000 96,87%

4 Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan 67.996.000 66.834.050 98,29% 5 Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor 24.903.000 24.676.180 99,09%

6 Penyediaan Alat Tulis Kantor 26.423.000 25.812.430 97,69%

7 Penyediaan barang cetakan dan penggandaan 31.957.000 30.943.500 96,83% 8 Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan

Bangunan Kantor 9.956.000 8.677.000 87,15%

9 Penyediaan bahan bacaan dan Peraturan

Perundangan - Undangan 2.640.000 2.355.000 89,20%

10 Penyediaan Bahan Logistik Kantor 1.845.000 1.401.000 75,93% 11 Penyediaan Makanan dan minuman 23.220.000 15.200.000 65,46% 12 Rapat Koordinasi dan konsultasi dalam dan luar

daerah 126.530.000 126.065.585 99,63%

13 Penyediaan jasa tenaga kontrak/honorer

Daerah/tidak tetap 65.150.000 65.150.000 100,00%

Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 343.309.000 318.345.100 92,73%

1 Pengadaan Perlengkapan Gedung Kantor 130.989.000 127.460.250 97,31% 2 Pengadaan Peralatan Gedung Kantor 14.000.000 13.842.000 98,87% 3 Pemeliharaan rutin/berkala Gedung Kantor 20.600.000 20.577.500 99,89%

Rencana Kerja BP2T Kota Magelang Tahun 2017 9

PROGRAM DAN KEGIATAN ANGGARAN REALISASI CAPAIAN

4 Pemeliharaan rutin/berkala Kendrn dinas /

Operasional 107.900.000 88.747.850 82,25%

5 Pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan

gedung kantor 3.650.000 2.815.000 77,12%

6 Pemeliharaan rutin/berkala peralatan

gedung kantor 21.950.000 21.877.000 99,67%

7 Pengadaan Papan Informasi 18.820.000 18.591.750 98,79%

8 Rehabilitasi sedang/berat gedung kantor 25.400.000 24.433.750 96,20%

Program Peningkatan Disiplin Aparatur 2.900.000 2.748.350 94,77%

1 Pengadaan pakaian dinas & perlengkapannya 2.900.000 2.748.350 94,77% Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan

Capaian Kinerja dan Keuangan 27.543.000 24.986.400 90,72%

1 Penyusunan Laporan capaian kinerja dan ikhtisar

realisasi kinerja SKPD 6.694.000 6.682.500 99,83%

2 Penyusunan pelaporan prognosis realisasi

anggaran 3.754.000 3.665.825 97,65%

3 Penyusunan Laporan Keuangan Akhir tahun 1.984.000 - 0,00%

4 Penyusunan Rencana Kerja SKPD 5.823.000 5.711.500 98,09%

5 Penyusunan RKA-SKPD 7.392.000 7.079.525 95,77%

6 Penyusunan LAKIP SKPD 1.896.000 1.847.050 97,42%

Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi 13.694.000 8.710.650 63,61%

1 Peningkatan Mutu Pelayanan Perizinan dan Non

Perizinan 13.694.000 8.710.650 63,61%

Program Mengintensifkan Penanganan Pengaduan

Masyarakat 390.740.000 347.855.775 89,02%

1 Permbentukan unit khusus penanganan pengaduan

masyarakat 33.000.000 28.042.700 84,98%

2 Penyusunan Standard Operasional Prosedure Bidang

Perizinan dan Pelayanan Umum 32.335.000 31.380.500 97,05%

3 Sosialisasi Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan 56.095.000 51.095.000 91,09%

4 Survey Pelayanan perijinan 269.310.000 237.337.575 88,13%

Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) 8.000.000 7.857.500 98,22%

1 Pemeliharaan RTH 8.000.000 7.857.500 98,22%

JUMLAH 1.242.086.000 1.145.736.871 92,24%

Program dan kegiatan tersebut dilaksanakan dalam rangka mencapai Sasaran Strategis Tahun 2015, dengan capaian seperti pada tabel berikut.

Rencana Kerja BP2T Kota Magelang Tahun 2017 10 Tabel 2.2

Capaian Sasaran Strategis Tahun 2015

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Capaian

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Terpenuhinya sarana dan prasarana yang memadai dan penyempurnaan peraturan perundang-undangan sebagai dasar penyelenggaraan pelayanan. Tersedianya sarana kerja yang lengkap

100% 100%

2 Terwujudnya

pelayanan perizinan dan non perizinan sesuai dengan SOP dan SPP Prosentase ketersediaan SOP dan atau SPP terhadap perizinan yang dilayani. 100% 100% 3 Terwujudnya koordinasi, integrasi dan sinkronisasi penyelenggaraan pelayanan perizinan dan perizinan yang dilimpahkan di BP2T dan meningkatnya kesadaran masyarakat terkait legalisasi usaha. Tersedianya buku informasi pelayanan perizinan serta Sosialisasi perizinan kepada masyarakat 3 keg 3 keg

Kinerja tersebut dilaksanakan untuk mendukung sasaran pembangunan bidang ekonomi yaitu terwujudnya kemudahan pelayanan dalam mendorong peluang investasi di daerah. Indikator-indikator tersebut akan berpangkal pada Indikator Kinerja Utama yaitu Lama Proses Perizinan, yang capaiannya sampai pada tahun kelima adalah sebagai berikut.

Rencana Kerja BP2T Kota Magelang Tahun 2017 11 Tabel 2.3

Capaian IKU 5 Tahun Terakhir

Tahun Capaian Target

(1) (2) (3) 2011 5 hr 5 hr 2012 5 hr 5 hr 2013 3,5 hr 5 hr 2014 3,5 hr 2 hr 2015 2,56 hr 2 hr

Target yang ditetapkan selama 2 hari pada dasarnya merupakan tantangan yang cukup berat. Hal ini tidak terlepas bahwa pelaksanan pelayanan penerbitan perizinan belum sepenuhnya ditangani oleh BP2T Kota Magelang. Masih terdapat 22,44% perizinan yang penandatanganannya tidak dilakukan oleh Kepala BP2T Kota Magelang. Selain itu, keputusan hasil survey dan rekomendasi oleh tim teknis belum sepenuhnya dilakukan di BP2T Kota Magelang, namun masih dilakukan oleh dan berada di SKPD teknis, yang mana tidak dapat terjangkau oleh Standar Pelayanan ataupun SOP yang berlaku dalam penerbitan perizinan. Target 2 hari pelayanan penyelesaian perizinan hanya dapat dicapai jika penyelenggara memiliki kewenangan penuh dalam kegiatan yang berlangsung selama proses penerbitan izin, sehingga tidak tergantung oleh pihak-pihak di luar penyelenggara penerbit izin.

2.2 Analisis Kinerja Pelayanan SKPD

Jika diperhatikan capaian tersebut terhadap renstra yang telah ditetapkan, maka terdapat indikator-indikator yang telah tercapai sesuai dengan proyeksi yang diharapkan. Berikut adalah capaian sampai dengan tahun 2015 terhadap hasil yang diproyeksikan.

a. Penyelesaian Aduan Masyarakat

Layanan pengaduan merupakan amanat dari Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2009 tentang Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) di Bidang Penanaman Modal, bahwa PTSP di bidang Penanaman Modal harus didukung ketersediaan layanan

Rencana Kerja BP2T Kota Magelang Tahun 2017 12 pengaduan (help desk) penanaman modal. Berikut adalah tabel hasil pelaksanaan Kegiatan Penanganan Pengaduan Masyarakat selama 5 tahun terakhir.

Tabel 2.4

Capaian Kegiatan Penanganan Pengaduan 5 Tahun Terakhir

Tahun Terlaksana Anggaran Capaian Prevalensi Target

(1) (2) (3) (4) (5) (6) 2011 Ya 0 100% ≤ 2% ≤ 2% 2012 Ya 0 100% ≤ 2% ≤ 2% 2013 Ya 13.112.000 100% 0,42% ≤ 1,5% 2014 Ya 13.520.000 100% 0,36% ≤ 1,5% 2015 Ya 33.000.000 100% 0,24% ≤ 1%

b. Survey Indeks Kepuasan Masyarakat

Survey Indeks Kepuasan Masyarakat sebagaimana diamanatkan dalam Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik merupakan salah satu alat untuk memonitor perkembangan kualitas pelayanan kepada masyarakat, yang pelaksanaanya berpedoman pada Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor KEP/25/M.PAN/2/2004 tentang Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah. Berikut adalah tabel hasil survey IKM selama empat tahun terakhir.

Tabel 2.5

Capaian Survey IKM 5 Tahun Terakhir

Tahun Terlaksana Capaian IKM Target IKM

(1) (2) (3) (4) 2011 Ya 79,815 79 2012 Ya 75,622 79,5 2013 Ya 73,518 80 2014 Ya 75,085 80,5 2015 Ya 74,338 81

Rencana Kerja BP2T Kota Magelang Tahun 2017 13 Melihat pada ke-16 unsur pelayanan yang dijadikan penilaian dalam survey IKM, dapat dikatakan bahwa seluruhnya memiliki nilai yang berimbang pada kisaran angka 3 dengan mutu pelayanan “B”. Unsur pelayanan yang menjadi penilaian dalam IKM adalah Prosedur Pelayanan, Persyaratan Pelayanan, Kejelasan Petugas Pelayanan, Kedisiplinan Petugas Pelayanan, Tanggung Jawab Petugas Pelayanan, Kemampuan Petugas Pelayanan, Kecepatan Pelayanan, Keadilan Mendapatkan Pelayanan, Kesopanan dan Keramahan Petugas, Kewajaran Biaya Pelayanan, Kepastian Biaya Pelayanan, Kepastian Jadwal Pelayanan, Kenyamanan Lingkungan, Keamanan Pelayanan, Sarana Informasi dan Pengaduan serta Penanganan Pengaduan. Peningkatan unsur penilaian perlu terobosan yang membuat masyarakat merasakan terkesan terhadap pelayanan yang diterima. Kurangnya terobosan dalam hal pelayanan memberikan kesan yang monoton bagi masyarakat dan berkesan biasa saja seperti halnya pelayanan pada umumnya.

Di bidang pelayanan perizinan dan non perizinan, penerbitan perizinan setelah tahun 2011 juga mengalami penurunan, namun bertahap mengalami kecenderungan peningkatan seperti pada tabel berikut.

Tabel 2.6

Tabel Jumlah dan Proyeksi Penerbitan Izin

Tahun Capaian Proyeksi

(1) (2) (3) 2011 2.776 2.714 2012 2.461 2.782 2013 2.358 3.276 2014 2.508 3.366 2015 2.573 3.940 2016 - 2.743 2017 - 2.774

Hal ini dapat dikarenakan pada tahun 2011 banyak jenis perizinan yang dicabut retribusinya dengan berlakunya UU Nomor 28 Tahun 2009 dan pencabutan peraturan daerah yang tidak sesuai

Rencana Kerja BP2T Kota Magelang Tahun 2017 14 dengan undang-undang tersebut. Namun pada tahun-tahun setelahnya pelayanan perizinan cenderung stabil dengan sedikit penambahan. Namun demikian pada tahun 2016 diproyeksikan permohonan perizinan akan meningkat, terutama dikarenakan adanya daftar ulang perizinan yang berlaku selama lima tahun dan beberapa regulasi tentang adanya perizinan baru.

Selama kurun waktu 5 tahun terakhir, BP2T Kota Magelang telah 2 kali mendapatkan Investment Award Nominasi Penyelenggara PTSP Bidang Penanaman Modal Terbaik (10 besar tingkat nasional) yang diperoleh tahun 2010 dan 2012. Selain itu juga telah memperoleh Sertifikasi ISO 9001:2008 di bidang layanan pemerintahan daerah untuk penerbitan izin dan layanan administrasi umum sejak November 2010 dan masih dipertahankan hingga saat ini.

2.3 Isu-isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi SKPD

Isu-isu strategis nasional yang dapat diajadikan acuan dalam pelaksanaan kegiatan di BP2T Kota Magelang antara lain adalah Peningkatan Daya Saing dengan percepatan pembangunan infrastruktur. Pembangunan ini difokuskan antara lain pada komunikasi dan informatika yang meliputi pengintegrasian sistem komunikasi dan informasi instansi pemerintah.

Tema pembangunan Kota Magelang Tahun 2017 adalah “Membangun Kolaborasi dan Konektivitas: melalui penumbuhan kolaborasi dan konektivitas antar pelaku pembangunan, membangun konektivitas antar wilayah, memantapkan fungsi kota jasa, membangun landasan untuk mengembangkan kota cerdas, kota inklusif dan kota hijau serta pemerataan pelayanan dan penyelesaian permasalahan yang masih ada”.

Pada penjabarannya, BP2T Kota Magelang berperan dalam urusan penanaman modal untuk mendukung unsur visi Masyarakat Sejahtera, dengan mendukung misi ketiga yaitu Meningkatkan pemerataan pembangunan infrastruktur perkotaan untuk mendukung pemerataan pembangunan ekonomi dan kesejahteraan

Rencana Kerja BP2T Kota Magelang Tahun 2017 15 masyarakat. Dalam penjabaran visi tersebut, BP2T Kota Magelang mendukung program unggulan Program pengembangan daya saing daerah berbasis potensi lokal.

Sementara itu isu strategis bidang ekonomi yang diangkat pada lingkup Kota Magelang antara lain adalah menciptakan iklim investasi dan iklim usaha yang berdaya tarik investasi, namun masih menghadapi berbagai isu dan permasalahan diantaranya yaitu:

a. Belum optimalnya kerja sama antar daerah, daerah dengan swasta dan daerah dengan perguruan tinggi dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik;

b. Perlunya optimalisasi dukungan terhadap potensi investasi baik itu dukungan sumberdaya maupun sarana prasarana dalam menarik investor.

c. Dengan diberlakukannya Masyarakat Ekonomi Asean (AEC) pada tahun 2016, maka hal ini merupakan potensi peluang sekaligus ancaman bagi eksistensi investasi dan usaha di Kota Magelang.

Di Bidang Hukum dan Aparatur, isu yang mengemuka diantaranya belum optimalnya penyelenggaraan pemerintahan umum dalam pelayanan publik yang disebabkan oleh kurangnya kapasitas, kompetensi dan profesionalitas SDM aparatur berikut sarana dan prasarana yang dibutuhkan. Penerapan E-Government juga diperlukan intensifikasi di seluruh SKPD dengan memaksimalkan sistem informasi, penggunaan WAN dan penggunaan website untuk mewujudkan Kota Magelang sebagai Smart City.

Penguatan kelembagaan juga merupakan upaya yang telah dan akan terus dilaksanakan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Diantaran bentuk upaya penguatan kelembagaan adalah dengan pelimpahan kewenangan penandatanganan perizinan dari kepala daerah kepada kepala lembaga Perizinan Terpadu Satu Pintu (PTSP). Hal tersebut dimaksudkan agar kepala daerah dapat lebih terfokus untuk mengagendakan pembangunan daerah secara keseluruhan, dan PTSP juga dapat lebih menjamin standar pelayanan yang diberikan kepada masyarakat terkait dengan waktu penyelesaian izin. Dengan ditepatinya standar pelayanan kepada masyarakan maka akan menimbulkan citra positif dari pemerintah

Rencana Kerja BP2T Kota Magelang Tahun 2017 16 dalam hal kesigapan sebagai abdi masyarakat, adanya transparansi birokrasi dan kesan profesionalitas dalam upaya mengembangkan pertumbuhan ekonomi daerah sebagai hasil dari reformasi birokrasi yang selama ini telah digaungkan mulai dari pemerintah pusat.

Selain isu-isu tersebut, terdapat pula tantangan yang masih akan dihadapi di bidang perekonomian antara lain:

a. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan mendorong potensi lapangan usaha dominan.

b. Menciptakan iklim investasi yang kondusif dan berkelanjutan. Perbaikan iklim investasi perlu dilakukan pemerintah Kota Magelang dengan perbaikan peraturan perundang-undangan daerah, perbaikan kualitas pelayanan, efektifitas pajak dan penyederhanaan birokrasi.

c. Mengoptimalkan pemanfaatan teknologi informasi dalam mengintegrasikan informasi dari berbagai pihak untuk meningkatkan kualitas dan efektifitas pelayanan publik, meningkatan kompetensi dan produktivitas tenaga kerja dan penjaringan riset novatif sehingga dapat meningkatkan daya saing Kota Magelang dalam menarik atensi investor untuk memperbesar peluang percepatan pertumbuhan ekonomi.

2.4 Review terhadap Rancangan Awal RKPD

Tema pembangunan pada tahun 2017 adalah “Membangun Kolaborasi dan Konektivitas: melalui penumbuhan kolaborasi dan konektivitas antar pelaku pembangunan, membangun konektivitas antar wilayah, memantapkan fungsi kota jasa, membangun landasan untuk mengembangkan kota cerdas, kota inklusif dan kota hijau serta pemerataan pelayanan dan penyelesaian permasalahan yang masih ada”. Secara lebih spesifik dalam rancangan RKP Tahun 2017, tema yang diusung adalah Memacu Pembangunan Infrastruktur dan Ekonomi untuk meningkatkan Kesempatan Kerja serta mengurangi kemiskinan dan kesenjangan antar wilayah.

Merujuk pada rancangan Renstra SKPD Tahun 2016-2021 sebagai rancangan awal RKPD, pada tahun 2017 BP2T mengusulkan

Rencana Kerja BP2T Kota Magelang Tahun 2017 17 8 program dengan 39 kegiatan. Beberapa program dan kegiatan prioritas untuk pencapaian indikator yaitu kegiatan Peningkatan Mutu Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan pada Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi serta beberapa kegiatan pada Program Mengintensifkan Penanganan Pengaduan Masyarakat yaitu Pelayanan Pengaduan Perizinan dan Non Perizinan, Survey Pelayanan Perizinan, Sosialisasi Pelayanan Perijinan dan Non Perijinan dan Fasilitasi dan penilaian kinerja unit pelayanan. Sedangkan usulan rencana pengadaan pada tahun 2017 antara lain berupa UPS, peralatan SMS Gateway, pompa air, water torrent, lemari besi, tenda limasan, notebook, monitor, wireless hotspot dan papan penunjuk arah serta rehabilitasi berat atap gedung.

Dalam perkembangannya, terdapat beberapa kegiatan dan atau pengadaan yang dalam perkembangannya terdapat prakiraan maju atau mundur tahun pelaksanaannya sehingga ditetapkannya pagu indikatif anggaran BP2T Tahun 2017 sebesar Rp. 1.249.071.000,- sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan Walikota Magelang Nomor 050/150/112 Tahun 2016 tentang Pengesahan Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Magelang Tahun 2017. Beberapa pengadaan perlengkapan dan peralatan gedung kantor dapat dilaksanakan lebih awal yaitu pada anggaran perubahan tahun 2016 dikarenakan ketersediaan dana yang mencukupi dari APBD perubahan Tahun Anggaran 2016.

Sebagai gambaran, berikut adalah perkembangan rancangan renja terhadap pagu indikatif anggaran dalam beberapa tahun terakhir.

Tabel 2.7

Perkembangan Rancangan Renja Terhadap Pagu Indikatif Anggaran BP2T Kota Magelang

Tahun Rancangan Renja Pagu Indikatif

(1) (2) (3)

2015 1.081.887.600 1.084.799.000 2016 1.358.294.600 1.130.546.000 2017 1.453.482.100 1.249.071.000

Rencana Kerja BP2T Kota Magelang Tahun 2017 18 2.5 Penelaahan Usulan Program dan Kegiatan Masyarakat

Salah satu tujuan pelayanan publik adalah untuk menyediakan layanan yang terbaik bagi masyarakat. Layanan yang terbaik adalah yang memenuhi apa yang dijanjikan atau apa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Dengan demikian pelayanan publik yang terbaik adalah yang dapat memberikan kepuasan terhadap masyarakat, bahkan melebihi harapan publik.

Selaras dengan tujuan tersebut, BP2T Kota Magelang dalam rangka menyediakan layanan yang terbaik bagi masyarakat telah melaksanakan program dan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan masyarakat langsung, antara lain melalui Program Mengintensifkan Penanganan Pengaduan Masyarakat melalui kegiatan :

a) Survey Pelayanan Perijinan.

b) Pembentukan unit khusus penanganan pengaduan masyarakat. c) Sosialisasi Pelayanan Perijinan dan Non Perijinan

Selain itu terdapat Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi malalui kegiatan Peningkatan Mutu Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan yang akan diarahkan untuk impelementasi pelayanan perizinan penanaman modal secara elektronik.

Disamping program dan kegiatan-kegiatan tersebut diatas, masyarakat selaku konsumen diberikan ruang untuk memberikan masukan program yang seharusnya disusun untuk meningkatkan pelayanan publik. Keterlibatan masyarakat ini dapat dilakukan dengan berbagai hal, salah satunya adalah melalui Survey Kepuasan Masyarakat sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2014 tentang Pedoman Survey Kepuasan Masyarakat Terhadap Penyelenggaraan Pelayanan Publik. Di luar hal tersebut, BP2T Kota Magelang selama ini belum terlibat dalam forum-forum pembahasan usulan kegiatan masyarakat seperti di dalam forum musrenbang dan semacamnya.

Rencana Kerja BP2T Kota Magelang Tahun 2017 19 BAB III

TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

3.1 Telaahan terhadap Kebijakan Nasional dan Propinsi

Tema Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2017 adalah Memacu Pembangunan Infrastruktur dan Ekonomi untuk meningkatkan kesempatan kerja serta mengurangi kemiskinan dan kesenjangan antar wilayah. Fokus prioritas sasaran pembangunan nasional tahun 2017 adalah:

1. Dimensi Pembangunan manusia diprioritaskan untuk Revolusi Mental, Pembangunan Pendidikan, Pembangunan kesehatan dan Pembangunan Perumahan dan pemukiman;

2. Dimensi Pembangunan Sektor Unggulan diprioritaskan pada Pembangunan Kedaulatan pangan, Pembangunan Kedaulatan energi dan ketenagalistrikan, Pembangunan Kemariritiman dan Kelautan, Pariwisata, dan Pembangunan Kawasan Industri dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).

3. Dimensi Pemerataan dan Kewilayah untuk tahun 2017 diprioritaskan pada Pemerataan Antar Kelompok Pendapatan, Pembangunan Perbatasan Negara dan Daerah Tertinggal, Pembangunan Perdesaan dan perkotaan, Pengembangan Konektivitas Nasional.

Untuk menunjukkan prioritas dalam jalan perubahan menuju Indonesia yang berdaulat secara politik, mandiri dalam bidang ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan, dirumuskan sembilan agenda prioritas. Kesembilan agenda prioritas itu disebut NAWA CITA, yaitu:

1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman kepada seluruh warga negara.

2. Membuat Pemerintah selalu hadir dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya. 3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat

Rencana Kerja BP2T Kota Magelang Tahun 2017 20 4. Memperkuat kehadiran Negara dalam melakukan reformasi

sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya.

5. Meningkatkan kualitas hidup manusi dan masyarakat Indonesia. 6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar

internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dang bangkit bersama bangsa bangsa Asia lainnya.

7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor sektor strategis ekonomi domestik.

8. Melakukan revolusi kharakter bangsa.

9. Mempertegas kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.

Untuk tingkat provinsi, Arah Kebijakan Pembangunan Tahun 2017 adalaah untuk memprioritaskan program/ kegiatan pembangunan yaitu :

1. Meningkatakan kondisi baik prasarana jalan dan jembatan utamanya di Kabupaten Magelang, Kendal, Sukoharjo, Batang, Grobogan, Banyumas, Kudus, Jepara, Blora, Klaten, Semarang, Wonogiri, Cilacap, Kebumen, Pati, Karanganyar, Rembang, Purworejo, Tegal dan Kota Magelang.

2. Meningkatan kondisi baik jaringan irigasi utamanya di Kabupaten Blora, Grobogan, Tegal, Banyumas, Batang, Purbalingga, Semarang, Brebes, Jepara, Cilacap, Kota Semarang dan Salatiga. 3. Dapat mendukung “Program Pembangunan 1.000 Embung”

dengan membangun/revitalisasi embung/tampungan air sesuai kewenangan Kabupaten/Kota utamanya untuk mendukung air baku pertanian dan air minum masyarakat di wilayah rawan kekeringan.

4. Dukungan dan fasilitasi untuk percepatan pembangunan infrastruktur starategis di Provinsi Jawa Tengah.

5. Dukungan untuk mendorong petani menanam kedelai.

6. Meningkatkan upaya-upaya untuk pengendalian pemanfaatan ruang dan alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian utamanya di sawah LP2B.

Rencana Kerja BP2T Kota Magelang Tahun 2017 21 7. Usulan Bantuan Keuangan Provinsi Kepada Kabupaten/Kota dan

Desa pada Tahun 2017 diharapkan untuk diprioritaskan pada : a. Pembangunan/ revitalisasi embung/ tampungan air,

meningkatan infrastruktur jalan, jembatan, irigasi dan penanggulangan banjir.

b. Penanganan infrastruktur desa utamanya pada desa miskin dengan katagori kuning dan merah.

3.2 Tujuan dan Sasaran Renja SKPD

Badan pelayanan Perizinan Terpadu Kota Magelang melaksanakan tugas pokok yaitu Melaksanakan koordinasi dan menyelenggarakan pelayanan administrasi di bidang perizinan secara terpadu dengan prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi, simplifikasi, keamanan dan kepastian. Selanjutnya Program dan Kegiatan sesuai dengan tugas pokok tersebut yang akan dilaksanakan pada tahun ini diarahkan untuk mencapai tujuan dan sasaran Renja SKPD Tahun 2017 sebagai bagian dari pencapaian tujuan dan sasaran pada Renstra SKPD BP2T Kota Magelang Tahun 2016-2021.

Sistem Pelayanan Informasi dan Perizinan Investasi Secara Elektronik yang selanjutnya disingkat SPIPISE, adalah Sistem elektronik pelayanan perizinan dan nonperizinan yang terintegrasi antara BKPM dan kementerian/ Lembaga Pemerintah Non Departemen yang memiliki kewenangan perizinan dan nonperizinan, Perangkat Daerah Provinsi bidang Penanaman Modal (PDPPM), dan Perangkat Daerah Kabupaten/Kota bidang Penanaman Modal (PDKPM). Sejak dicanangkan mulai tahun 2009 melalui Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Nomor 14 Tahun 2009, sampai dengan periode renstra sebelumnya, Kota Magelang termasuk daerah yang belum melaksanakannya dikarenakan belum ada penerbitan dokumen perizinan melalui SPIPISE. Oleh karena itu hal ini dianggap pokok untuk di kemudian hari Kota Magelang dapat sejajar dan setara dengan daerah yang lain dalam menangkap peluang investasi dengan memberikan pelayanan perizinan melalui SPIPISE.

Rencana Kerja BP2T Kota Magelang Tahun 2017 22 Pengaduan masyarakat merupakan layanan yang wajib disediakan bagi setiap PTSP di bidang penanaman modal. Oleh karena itu layanan ini juga harus terukur pelaksanaanya sebagai bagian dari pelayanan publik oleh pemerintah kepada masyarakat sehingga dipandang perlu disertakan dalam sasaran utama untuk mengukur tingkat penanganan pengaduan masyarakat tentang pelayanan perizinan.

Hasil akhir dari setiap unit pelayanan publik adalah memberikan kepuasan kepada masyarakat penerima layanan. Standar penilaian kepuasan masyarakat dalam pelayanan publik telah ditentukan yaitu berupa nilai Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) melalui Survey Kepuasan Masyarakat, sehingga capaian nilai ini setiap periode tertentu perlu dilakukan pengukuran secara berkala.

Dari hasil penjabaran di atas maka dapat ditentukan tujuan, sasaran serta indikator kinerja yang berkorelasi. Tabel 3.1 adalah uraian dari tujuan, sasaran serta indikator kinerja tahun 2017, yang sekaligus merupakan Indikator Kinerja Utama pelaksananaan rencana kerja tahun 2017 di BP2T Kota Magelang.

Rencana Kerja BP2T Kota Magelang Tahun 2017 23 Tabel 3.1

Indikator Kinerja Tahun 2017 Pada Badan Pelayanan Perizinan Terpadu

Kota Magelang

NO TUJUAN SASARAN INDIKATOR

KINERJA TARGET KINERJ A 2017 (1) (2) (3) (4) (5) 1 Mewujudkan legalitas usaha pelaku usaha/ penanam modal Terimplementasi-kannya SPIPISE Prosentase implementasi SPIPISE 60% 2 Meningkatkan kepuasan masyarakat dalam pelayanan perijinan Tertanganinya pengaduan masyarakat tentang pelayanan perijinan Cakupan penanganan pengaduan masyarakat tentang pelayanan perijinan bidang investasi 100% 3 Meningkatkan kepuasan masyarakat dalam pelayanan perijinan Meningkatnya kualitas pelayanan publik dan administrasi pemerintahan Nilai Survey Kepuasan Masyarakat 75,5

Definisi operasional dari setiap indikator tersebut serta cara perhitungannya sdapat dijabarkan pada tabel berikut.

Tabel 3.2

Definisi Operasionan Indikator Kinerja Daerah Pada BP2T Kota Magelang

NO INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL CARA PERHITUNGAN

(1) (2) (3) (4)

1

Prosentase implementasi SPIPISE

Tahapan yang telah terpenuhi untuk pemanfaatan SPIPISE - Kelembagaan PTSP yang menangani urusan penanaman modal (20%) - Pendelegasian kewenangan penerbitan (20%) - Sarana termasuk teknologi informasi (20%) - SDM yang terlatih (20%) - Hak akses (20%) 2 Cakupan penanganan pengaduan masyarakat tentang Jumlah kasus pengaduan yang tertangani terhadap keseluruhan aduan yang diterima

Dalam dokumen i (Halaman 17-47)

Dokumen terkait