• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berisikan kesimpulan dan saran yang diperoleh dari penelitian.

BAB II

METODE PENELITIAN

II.1 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Sebagaimana dikatakan Nawawi (1990:60) bahwa metode deskriptif memusatkan perhatian terhadap masalah-masalah atau fenomena yang ada pada saat penelitian dilakukan atau bersifat aktual, kemudian menggambarkan fakta-fakta tentang masalah yang diselidiki sebagaiman adanya diiringi dengan interpretasi rasional yang akurat.

Berdasarkan pemahaman diatas, penelitian ini menggambarkan fakta-fakta dan menjelaskan bagaimana implementasi Program Bantuan Beras Untuk Rakyat Miskin (Raskin) bagi penduduk yang tinggal di Kelurahan Kota Bangun dan mencoba menganalisa untuk kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh. II.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Kota Bangun Kecamatan Medan Deli Kota Medan. Alasan peneliti mengambil lokasi ini adalah karena Kelurahan Kota Bangun merupakan salah satu Kelurahan yang menjadi target penyaluran Raskin

11.3 informan Penelitian

Penelitian kualitatif tidak dimaksudkan untuk membahas generalisasi dari hasil penelitiannya. Oleh karena itu, pada penelitian kualitatif tidak dikenal

adanya populasi dan sampel. Subjek penelitian yang telah tercermin dalam fokus penelitian ditentukan dengan sengaja, subjek penelitian ini menjadi informan yang akan memberikan berbagai informasi yang diperlukan. (Suyanto, 2005:171-172).

Untuk memperoleh informasi yang lebih jelas mengenai masalah penelitian yang sedang dibahas, maka diperlukan teknik informan. Informan adalah seseorang yang benar-benar mengetahui suatu persoalan/permasalahan tertentu yang darinya dapat diperoleh informasi yang jelas, akurat dan terpercaya baik berupa pernyataan-pernyataan, keterangan, atau data-data yang dapat membantu persoalan/ permasalahan tersebut.

Berapa jumlah informan dalam penelitian kualitatif belum dapat diketahui sebelum peneliti melakukan pengumpulan data di lapangan. Yang demikian dimaksud tercapainya kualitas data yang memadai sehingga sampai ke informan beberapa data sudah tidak berkualitas lagi atau sudah mencapai titik jenuh karena tidak memperoleh informasi baru lagi (Hamidi, 2005:75).

Dalam penelitian ini penulis menggunakan informan kunci (key informan) dan informan utama. Informan kunci adalah mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitiani, sedangkan informan utama adalah mereka yang terlibat langsung dalam interaksi sosial yang sedang diteliti (Suyanto, 2005:172).

1. Yang menjadi informan kunci dalam penelitian ini adalah: a. Lurah Kota Bangun

b. Kepala Seksi Kesejahteran Sosial Kecamatan Medan Deli c. Satker (Satuan Kerja) Bulog Subdivre Kota Medan d. Kepala Lingkungan (Kepling)

2. Sedangkan informan utama adalah a. Masyarakat yang menerima Raskin.

II.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua macam data menurut klasifikasi jenis sumbernya, yaitu:

1. Teknik Pengumpulan Data Primer

Pengumpulan data primer tersebut dilakukan sengan instrument sebagai berikut :

a. Metode Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan langsung kepada pihak yang berhubungan dengan penelitian. Penelitian ini, melakukan wawancara langsung dengan Aparatur Pemerintah Kelurahan Kota Bangun dan masyarakat yang menerima Raskin.

b. Metode Angket digunakan sebagai pendamping dalam mengumpulkan data. Daftar pertanyan dibuat semi terbuka yang memberikan pilihan jawaban pada responden dan memberikan penjelasan-penjelasan yang diperlukan oleh penulis.

c. Metode Observasi, yaitu pelaksanaan pengamatan secara langsung terhadap fenomena-fenomena yang berkaitan dengan fokus penelitian. 2. Teknik pengumpulan data sekunder

a. Penelitian Kepustakaan yaitu, dengan mengumpulkan data dan informasi melalui literature yang relevann dengan judul penelitian seperti

buku-buku, artikel dan makalah yang memiliki relevansi dengan masalah yang diteliti.

b. Studi Dokumentasi, yaitu dengan cara memperoleh data melalui pengkajian dan penelaahan terhadap catatan penulis maupun dokumen-dokumen yang berkaitan dengan masalah-masalah yang diteliti.

II.5 Teknik Analisa Data

Sesuai dengan metode penelitian, teknik analisa data yang dipergunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik kualitatif. Menurut Farid (1997:152) bahwa analisa kualitatif adalah analisa terhadap data yang diperoleh berdasarkan kemampuan nalar peneliti dalam menghubung-hubungkan fakta, data dan informasi. Jadi teknik analisa data kualitatif yaitu dengan menyajikan hasil wawancara, hasil kuesioner, observasi dan melakukan analisa terhadap masalah yang ditemukan di lapangan. Sehingga diperoleh gambaran yang jelas tentang objek yang diteliti dan kemudian menarik kesimpulan.

BAB III

DESKRIPSI PENELITIAN

III.1 Keadaan Geografis 1. Luas Wilayah

Kelurahan Kota Bangun terletak di sebelah utara Kota Medan. Secara administratif Kelurahan Kota Bangun tercakup dalam Kecamatan Medan Deli, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara dengan luas wilayah 2,50 Km letak ketinggian dari permukaan laut (dpl) sekitar 1,76 Km. jarak Kelurahan Kota Bangun ke Ibukota Kecamatan sekitar 1 Km, ke Walikota 15 Km, dan ke Ibukota Provinsi sekitar 20 Km. peruntukan lahan di Kelurahan Kota Bangun antara lain sebagai berikut : untuk perumahan 1,76 Km, makam 0,3 Km, dan tanah wakaf 0,03 Km.

2. Letak dan Batas Wilayah

Wilayah Kelurahan Kota Bangun terdiri dari delapan lingkungan. Batas-batas wilayah Kelurahan Kota Bangun Adalah sebagai berikut:

1. Sebelah Utara berbatasan dengan : Kelurahan Titi Papan 2. Sebelah Selatan berbatasan dengan : Kelurahan Mabar 3. Sebelah timur berbatasan dengan : Kelurahan Deli Serdang 4. Sebelah Barat berbatasan dengan : PT.KIM

III.2 Demografi Penduduk

Tabel 2. Distribusi Penduduk Berdasarkan Tingkat Usia

No. Tingkat Usia Jumlah (Jiwa)

2. 1-10 Tahun 1484 3. 11-20 Tahun 1701 4. 21-30 Tahun 1616 5. 31-40 Tahun 1810 6. 41-50 Tahun 1879 7. 51-59 Tahun 1667 8. 60 Tahun ke atas 548 Jumlah 10836

Sumber : Profil Kelurahan Kota Bangun Tahun 2008

Dari tabel di atas diketahui bahwa jumlah penduduk yang paling banyak adalah kelompok usia 41-50 tahun sebanyak 1879 jiwa dan jumlah penduduk yang paling sedikit berusia 0-12 bulan sebanyak 131 jiwa.

Tabel 3. Distribusi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No. Tingkat Pendidikan Jumlah (Orang)

1. Usia 7-45 tahun tidak pernah sekolah 215 2. Pernah sekolah SD tetapi tidak tamat 260

3. Tamat SD/Sederajat 1635 4. SLTP/Sederajat 2476 5. SLTA/Sederajat 1370 6. D-1 23 7. D-2 12 8 D-3 18 9. S-1 28

Jumlah 6037 Sumber : Profil Kelurahan Kota Bangun Tahun 2008

Dari tabel di atas diketahui bahwa sebagian besar penduduk adalah tamatan SLTP yakni mencapai 2476 orang, diikuti dengan tamatan SD sebanyak 1635 orang, tamatan SLTA sebanyak 1370 orang, dan sebagian kecil tamatan D1 yakni 23 orang, D2 sebanyak 12 orang.

Tabel 4. Distribusi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Pokok No. Mata Pencaharian Pokok Jumlah (Orang)

1. Buruh/Swasta 4295 2. Pegawai Negeri 39 3. Pengrajin 10 4. Pedagang 136 5. Penjahit 12 6. Tukang Kayu 2 7. Peternak 8 8. Nelayan 3 9. Montir 5 10. Sopir 35 11. Pengemudi becak 25 12. TNI/Polri 95 13. Pengusaha 6 14. Petani 125 Jumlah 4796

Dari tabel di atas diketahui bahwa sebagian besar penduduk bermata pencaharian sebagai buruh yakni sebanyak 4295 orang, dan sebagian kecil sebagai tukang kayu yakni sebanyak 2 orang.

Tabel 5. Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama

No. Agama Jumlah (Orang)

1. Islam 6732 2. Kristen 1415 3. Katholik 95 4. Hindu 2 5. Budha 2592 Jumlah 10836

Sumber : Profil Kelurahan Kota Bangun Tahun 2008

Dari tabel di atas diketahui bahwa sebagian besar penduduk di Kelurahan Kota Bangun adalah beragama Islam yakni berjumlah sebanyak 6732 orang dan sebagian kecil beragama Hindu yakni sebanyak 2 orang.

Tabel 6. Distribusi Penduduk Berdasarkan Etnis

No. Etnis Jumlah (Orang)

1. Melayu 3620 2. Batak 2366 3. Jawa 1214 4. China 3346 5. India 12 6 Suku lain 278 Jumlah 10836

Dari tabel di atas diketahui bahwa sebagian besar etnis penduduk di Kelurahan Kota Bangun adalah suku Melayu sebanyak 3620 orang, dan sebagian kecil lainnya yakni India sebanyak 12 orang

III.3 SARANA DAN PRASARANA

Tabel 7. Prasarana Air Bersih

No. Prasarana Air Bersih Jumlah (Unit) Pengguna (KK)

1. Sumur Pompa -

2. Sumur Gali 1145 1140

3. Hidran Umum 4 191

4. PAM 225 225

Jumlah 1374 1556

Sumber : Profil Kelurahan Kota Bangun Tahun 2008

Dari tabel di atas diketahui bahwa sebagian besar penduduk di Kelurahan Kota Bangun masih menggunakan sumur gali dengan jumlah sebanyak 1145 unit dengan pengguna sebanyak 1140 KK dan yang telah menggunakan jasa PAM hanya 225 KK, selebihnya 191 KK memanfaatkan hidran umum yang berjumlah 4 unit

Tabel 8. Prasarana Kesehatan

No. Prasarana Kesehatan Jumlah (Unit)

1. Puskesmas 1

2. Poliklinik/balai pengobatan 3

3. Posyandu 6

4. Tempat Dokter Praktek 1

Sumber : Profil Kelurahan Kota Bangun Tahun 2008

Dari tabel di atas diketahui sarana dan prasarana kesehatan di Kelurahan Kota Bangun yakni posyandu berjumlah 6 unit, poliklinik 3 unit, puskesmas dan tempat praktek dokter berjumlah 1 unit.

Tabel 9. Prasarana Pendidikan

No. Prasarana Pendidikan Jumlah (Unit)

1. TPA 1 2. TK 1 3. SD/Sederajat 5 4. SLTP/Sederajat 1 5. SLTA/Sederajat - Jumlah 8

Sumber : Profil Kelurahan Kota Bangun Tahun 2008

Dari tabel di atas diketahui sarana dan prasarana pendidikan di Kelurahan Kota Bangun yakni SD/Sederajat berjumlah 5 unit, TPA, TK, SLTP masing-masing berjumlah 1 unit.

Tabel 10. Prasarana Peribadatan

No. Prasarana Peribadatan Jumlah (Unit)

1. Masjid 3 2. Mushola/Surau 4 3. Gereja Kristen 1 4. Gereja Khatolik - 5. Wihara 2 Jumlah 9

Sumber : Profil Kelurahan Kota Bangun Tahun 2008

Dari tabel di atas diketahui sarana peribadatan di Kelurahan Kota Bangun yang paling banyak yakni Masjid dan Musholla/Surau berjumlah 7 unit, ini dikarenakan mayoritas penduduk beragama Islam, Wihara sebanyak 2 unit dan gereja sebanyak 1 unit.

III.4 KEADAAN SOSIAL

Tabel 11. Tingkat Kemiskinan

No. Kategori Jumlah (Orang)

1. Keluarga Prasejahtera 317

2. Keluarga Sejahtera Tahap 1 527

3. Keluarga Sejahtera Tahap 2 452

4. Keluarga Sejahtera Tahap 3 215

5. Keluarga Sejahtera Tahap 3 Plus 45

Jumlah 1556

BAB IV

PENYAJIAN DATA

Setelah diadakan penelitian dan pengumpulan data di lapangan, baik melalui wawancara, kuesioner, dan pengamatan langsung maka diperoleh berbagai data dari informan kunci dan informan utama dalam kaitannya dengan Implementasi Program Raskin (Beras Murah untuk Masyarakat Miskin) Dalam Upaya Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Miskin di Kelurahan Kota Bangun, Kecamatan Medan Deli. Data yang diperoleh selama penelitian disajikan dalam bentuk analisis data dengan menggunakan tabel frekuensi dan persentase yang kemudian akan diinterpretasikan.

Adapun penyajian data berisikan tentang data karekteristik responden serta data variable penelitian. Penyajian data mengenai karakteristik responden adalah untuk mengetahui spesifikasi (ciri-ciri khusus) yang dimiliki oleh responden, yaitu jenis kelamin. Umur, pendidikan, pekerjaan, penghasilan perbulan, pengeluaran perbulan. Sedangkan penyajian data variabel penelitian adalah untuk menjawab permasalahan-permasalahan dalam penelitian.

Data-data yang penulis peroleh melalui data primer akan penulis sajikan dalam bentuk narasi atau deskriptif sesuai dengan kenyataan dilapangan. Adapun data-data primer tersebut adalah berupa tabulasi hasil kuesioner, narasi hasil wawancara langsung dari pihak-pihak yang terlibat dalam program Raskin ini. Informasi yang digali meliputi berbagai aspek terkait implementasi program Raskin seperti penyaluran, jumlah beras, harga beras, Sumber daya, sosialisasi,

komunikasi, koordinasi antar instansi terkait, disposisi pelaksana kebijakan dan manfaat program.

IV.1 Identitas Informan

Tabel 12. Distribusi Data Informan Berdasarkan Jenis Kelamin No. Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

1. Laki-laki 24 60%

2. Perempuan 16 40%

Jumlah 40 100%

Sumber: Kuesioner Penelitian 2010

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa mayoritas informan berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 24 orang (60%) sedangkan sisanya adalah perempuan sebanyak 16 orang (40%). Dengan demikian, para penerima Raskin ini lebih banyak adalah Laki-laki, karena mereka yang terdaftar dalam kartu Raskin sebagai Kepala Keluarga.

Tabel 13. Distribusi Data Informan Berdasarkan Usia

No. Usia Frekuensi Persentase

1. 17-25 tahun 2 5% 2. 26-34 tahun 6 15% 3. 35-43 tahun 12 30% 4. 44-52 tahun 11 27.5% 5. 53 dst 9 22.5% Jumlah 40 100%

Dari tabel dapat dilihat bahwa informan terbanyak adalah mereka yang memiliki usia 35-43 tahun yaitu sebanyak 12 orang (30%), kemudian usia 44-52 tahun sebanyak 11 orang (27.5%), 53 tahun ke atas sebanyak 9 orang (22.5%), 26-34 tahun sebanyak 6 orang (15%), dan 17-25 tahun sebanyak 2 orang (5%). Walaupun usia tidak mempengaruhi responden dalam mendapatkan Raskin tetapi dapat dilihat yang mendapatkan bantuan Raskin adalah usia yang sudah berkeluarga dan mempunyai anak.

Tabel 14. Distribusi Data Informan Berdasarkan Pendidikan No. Pendidikan Terakhir Frekuensi Persentase

1. Tidak Tamat SD 4 10% 2. SD 24 60% 3. SLTP 10 25% 4. SLTA 2 5% 5. Dll _ _ Jumlah 40 100%

Sumber: Kuesioner Penelitian 2010

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa mayoritas informan adalah yang memiliki tingkat pendidikan terakhir SD yaitu sebanyak 24 orang (60%), SLTP sebanyak 10 orang (25%), tidak tamat SD 4 orang (10%), dan tamat SLTA sebanyak 2 orang (5%). Dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan di Kelurahan Kota Bangun masih relative rendah untuk minatnya melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Hal itu disebabkan karena kondisi perekonomian masyarakat dan juga lingkungan yang kurang mendukung.

Tabel 15. Distribusi Data Informan Berdasarkan Pekerjaan No. Jenis Pekerjaan Frekuensi Persentase

1. Buruh 15 37.5% 2. Pedagang 2 5% 3. Sopir 3 7.5% 4. Pembantu Rumah Tangga (PRT) 10 25% 5. Tukang Becak 4 10% 6. Dan Lain-lain 6 15% Jumlah 40 100%

Sumber: Kuesioner Penelitian 2010

Jika dilihat distribusi informan dari jenis pekerjaannya, maka menunjukkan variasi yang tidak merata pada tiap jenis pekerjaan. Dari penelitian yang penulis lakukan ditemukan bahwa informan terbanyak bekerja sebagai buruh yakni sebanyak 15 orang (37.5%), dan paling sedikit persentasenya bekerja sebagai pedagang yakni sebanyak 2 orang (5%). Dan lain-lain yang dimaksud disini adalah ibu rumah tangga, tukang urut, penjahit dan montir.

Tabel 16. Distribusi Data Informan Berdasarkan Penghasilan No. Jumlah Penghasilan Frekuensi Persentase

1. < 500 rb 22 55%

2. 500 – 1 juta 18 45%

3. 1 – 2 juta _ _

Jumlah 40 100%

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa penghasilan perbulan informan sebagian besar kurang dari Rp.500,000 yakni sebanyak 22 orang (55%), dan selebihnya sebanyak 18 orang (45%) berpenghasilan di antara Rp.500,000-1 Juta rupiah. Dapat kita lihat disini minimnya penghasilan dapat menyebabkan mereka rentan terhadap penurunan konsumsi energi dan protein.

Tabel 17. Distribusi Data Informan Berdasarkan Pengeluaran

No. Jumlah Pengeluaran/Bln Frekuensi Persentase 1. < 500 rb 23 57.5% 2. 500 – 1 juta 17 42.5% 3. 1 – 2 juta _ _ Jumlah 40 100%

Sumber: Kuesioner Penelitian 2010

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pengeluaran perbulan informan sebagian besar kurang dari Rp.500,000 yakni sebanyak 23 orang (57.5%), dan selebihnya sebanyak 17 orang (42.5%) berpenghasilan di antara Rp.500,000-1 Juta rupiah.

Tabel 18. Distribusi Data Informan Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga No. Jumlah Anggota

Keluarga Frekuensi Persentase 1. 1 – 3 Orang 12 30% 2. 4 – 6 Orang 20 50% 3. 7 – 9 Orang 6 15% 4. > 9 Orang 2 5%

Jumlah 40 100% Sumber: Kuesioner Penelitian 2010

Dapat kita lihat dari tabel di atas jumlah anggota keluarga informan sebagian besar berjumlah antara 4-6 orang yakni sebesar 50% (20 informan), yang lainnya berjumlah 1-3 orang sebesar 30% (12 informan), dan lebih dari 9 orang sebesar 5% (2 informan).

IV. 2 Distribusi Jawaban Responden Tentang Implementasi Program Beras Untuk Rakyat Miskin (RASKIN) Dalam Upaya Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Miskin Studi Kasus Pada Kelurahan Kota Bangun Kecamatan Medan Deli.

4.2.1 Standar dan Sasaran Kebijakan

Tabel 19. Distribusi Frekuensi Jawaban Informan Mengenai Kesesuaian Jumlah Raskin Yang Ditebus Yakni 15 Kg Tanpa Ada Potongan

No. Jawaban Frekuensi Persentase

1. Ya 40 Orang 100 %

2. Tidak _ 0 %

Jumlah 40 Orang 100 %

Sumber: Kuesioner Penelitian 2010

Dari tabel di atas dapat dilihat seluruh informan yakni sebanyak 40 orang (100%) menyatakan bahwa tidak ada penyelewengan dalam pemberian beras murah ini. Setiap bulannya mereka memang menebus beras raskin ini sebesar 15 Kg tanpa ada potongan ataupun pengurangan. Hal ini juga sesuai dengan hasil

beras murah ini sebanyak 15 Kg perbulannya. Dengan demikian jumlah Kg yang diberikan aparat Kelurahan Kota Bangun telah sesuai dengan buku pedoman Raskin yakni sebesar 15 Kg setiap bulannya.

Tabel 20. Distribusi Frekuensi Jawaban Informan Mengenai Kesesuaian Harga Tebus Raskin Per Kg yakni Rp. 1600,-

No. Jawaban Frekuensi Persentase

1. Ya 40 Orang 100%

2. Tidak _ _

Jumlah 40 Orang 100 %

Sumber: Kuesioner Penelitian 2010

Dari tabel di atas dapat dilihat seluruh informan yakni sebanyak 40 orang (100%) menyatakan bahwa tidak ada penyimpangan harga dalam penebusan beras murah ini. Setiap bulannya mereka memang menebus beras raskin ini dengan harga Rp.1600,00/Kg. hal ini sesuai dengan pengungkapan Lurah Kota Bangun ketika diwawancarai, ia mengatakan untuk harga tebus beras murah ini seharga Rp. 1600,00/Kg. Harga tebus ini telah sesuai dengan buku Pedoman Raskin

Tabel 21. Distribusi Frekuensi Jawaban Informan Mengenai Adanya Penerima Raskin Yang Tidak Tepat Sasaran

No. Jawaban Frekuensi Persentase

1. Ada _ _

2. Tidak Ada 35 Orang 87.5 %

3. Tidak Tahu 5 Orang 12.5 %

Untuk mengetahui tepat sasaran dalam artian pembagian raskin ini memang ditujukan untuk masyarakat yang memang benar-benar berhak menerima Raskin ini. Sebagian besar informan yakni sebanyak 35 orang (87.5%) menyatakan tidak ada, artinya pembagian Raskin ini memang benar-benar ditujukan untuk masyarakat miskin. Tidak ada penyelewengan ataupun penyimpangan yang dilakukan aparat dalam pendistribusian beras Raskin ini. Dan sebagian kecil lainnya dari informan yakni sebanyak 5 orang menyatakan tidak tahu.

Tabel 22. Distribusi Frekuensi Jawaban Informan Mengenai Ketepatan Penyaluran Raskin Setiap Sebulan Sekali

No. Jawaban Frekuensi Persentase

1. Tepat 3 Orang 7.5 %

2. Tidak Tepat 37 Orang 92.5%

Jumlah 40 Orang 100 %

Sumber: Kuesioner Penelitian 2010

Mengenai ketepatan penyaluran raskin yakni setiap sebulan sekali dalam kurun waktu satu tahun, sebagian besar informan menyatakan tidak tepat yakni sebanyak 37 informan (92.5%). Mereka mengatakan sering terjadi keterlambatan dalam penyaluran Raskin ini, terutama di awal bulan. Mereka juga mengatakan untuk tahun ini, mereka baru menerima 1 (satu) kali selama kurun waktu 3 bulan. Seharusnya apabila dilaksanakan sesuai dengan pedoman umum Raskin, mereka sudah mendapatkan 3 (tiga) kali, tetapi kenyataannya mereka baru menerima 1 (satu) kali. Hal ini senada dengan hasil wawancara Kepala Lurah Kota Bangun

“Memang kalau pada awal tahun sering terjadi keterlambatan, tetapi kami hanya bertugas untuk menjualkan raskin ini kepada masyarakat penerima manfaat. Jadi kalau Bulog mengirimkan beras Raskin ini pasti kami langsung menginformasikan kepada warga melalui kepling masing-masing untuk menebus beras Raskin ini. sehingga kalau Bulog belum mengirimkan beras Raskin ini, saya pun tidak bisa berbuat apa-apa.

Satker Bulog :

“Keterlambatan yang sering terjadi pada awal bulan disebabkan karena belum keluarnya SK Gubernur mengenai Program Raskin ini, karena penentuan pagu raskin untuk jangka waktu satu tahun diputuskan berdasarkan SK gubernur dan berdasarkan data BPS, jadi apabila SK Gubernur belum keluar, kami tidak tahu berapa pagu raskin pada tahun ini sehingga kami belum bisa mendistribusikan beras murah ini”

Tabel 23. Distribusi Frekuensi Jawaban Informan Mengenai Adanya Rumah Tangga Miskin Yang Tidak Terdaftar Sebagai Penerima Manfaat

No. Jawaban Frekuensi Persentase

1. Ada 34 Orang 85 %

2. Tidak Ada _ _

3. Tidak Tahu 6 Orang 15 %

Jumlah 40 Orang 100 %

Sumber: Kuesioner Penelitian 2010

Dari tabel di atas dapat kita lihat sebagian besar informan yakni sebanyak 34 orang (85%) menyatakan bahwa masih banyak masyarakat yang seharusnya berhak menerima beras murah ini, dalam artian masih banyak masyarakat yang miskin tetapi tidak terdaftar sebagai penerima Raskin, dan 6 informan lainnya (15%) menyatakan tidak tahu. Dari data di atas menunjukkan bahwa jumlah sasaran RTM masih lebih rendah dari total RTM yang ada. Hal ini senada dengan pengungkapan Lurah Kota Bangun dan Kepala Lingkungan 3 ketika

diwawancarai yakni memang masih banyak masyarakat miskin di wilayah Kota Bangun ini yang tidak terdaftar sebagai penerima manfaat program Raskin ini, banyak masyarakat yang mengeluhkan mengapa mereka tidak mendapatkan jatah beras murah ini bahkan sampai ada warga yang menangis-nangis, tetapi kami tidak dapat berbuat apa-apa, karena yang menentukan siapa yang layak menjadi penerima manfaat Raskin ini adalah BPS, kami disini hanya bertugas mendistribusikan saja beras yang didatangkan dari bulog ini dengan daftar penerima manfaat yang diberikan oleh BPS.

Tabel 24. Distribusi Frekuensi Jawaban Informan Mengenai Kelayakan Beras Raskin Ini Untuk Dikonsumsi

No. Jawaban Frekuensi Persentase

1. Layak 37 Orang 92.5 %

2. Kurang Layak 3 Orang 7.5 %

3. Tidak Layak _ _

Jumlah 40 Orang 100 %

Sumber: Kuesioner Penelitian 2010

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar informan yankni sebanyak 33 orang (92.5%) menyatakan beras yang diberikan pemerintah ini layak untuk dikonsumsi dan 3 orang lainnya (7.5%) menyatakan kurang layak. Dari data di atas menunjukkan bahwa kualitas dari beras murah yang diberikan pemerintah ini layak untuk dikonsumsi.

Di dalam pelaksanaan suatu kebijakan tidak bisa terlepas dari sumber daya, yang dapat berwujud sumber daya manusia dan sumber daya finansial. Tanpa adanya sumber daya kebijakan hanya tinggal di kertas menjadi dokumen saja (Subarsono, 2005:91).

a. Sumber Daya Manusia

Untuk mengetahui bagaimana pendapat masyarakat mengenai sumber daya yang berkaitan langsung dengan masyarakat dalam proses implementasi program Raskin ini, maka penulis akan menampilkan distribusi jawaban responden berdasarkan hasil kuesioner. Adapun distribusi jawaban yang akan ditampilkan pada bagian ini yaitu keefektifan pendistribusian kartu Raskin, keefektifan penyaluran Raskin, mengenai kemampuan aparat kelurahan dalam melaksanakan program raskin, mengenai proses pendataan masyarakat miskin yang layak menerima program Raskin, mengenai kepuasan terhadap kinerja petugas BPS dalam melakukan pendataan ulang terhadap RTS. Berikut adalah tabel distribusi jawaban responden

Tabel 25. Distribusi Frekuensi Jawaban Informan Mengenai Keefektifan Pendistribusian Kartu Raskin

No. Jawaban Frekuensi Persentase

1. Baik 40 Orang 100%

2. Kurang Baik _ _

3. Tidak Baik _ _

Jumlah 40 Orang 100 %

Dari tabel di atas dapat kita lihat jawaban informan mengenai keefektifan pendistribusian kartu Raskin, seluruh informan (40 orang) menyatakan baik. Mereka mendapatkan kartu baru setiap tahunnya melalui Kepala Lingkungan masing-masing. Hal ini senada dengan yang diungkapkan Kepala Lurah yakni :

“Setiap tahunnya kami memberikan kartu baru kepada RTS (Rumah Tangga Sasaran) melalui kepala lingkungan masing-masing. Jadi setiap ada penggantian kartu, kami mengumpulkan 8 (delapan) kepala lingkungan, yang nantinya masing-masing Kepling akan memberikan kartu yang sudah tertera nama-nama penerima manfaat kepada warganya”.

Tabel 26. Distribusi Frekuensi Jawaban Informan Mengenai Keefektifan Pendistribusian Raskin

No. Jawaban Frekuensi Persentase

1. Baik 16 Orang 40 %

2. Kurang Baik 24 Orang 60 %

3. Tidak Baik -

Jumlah 40 Orang 100 %

Sumber: Kuesioner Penelitian 2010

Dari tabel di atas dapat kita lihat jawaban informan mengenai keefektifan pendistribusian Raskin, sebanyak 16 informan (40%) menyatakan baik, dan 24 orang (60%) menyatakan kurang baik. Menurut mereka masih sering terjadinya penunggakan apabila di awal tahun dalam pendistribusian beras murah ini. Dari data di atas menunjukkan bahwa dalam pendistribusian Raskin ini belum berjalan begitu efektif. Masih sering terjadi penunggakan dalam pendistribusian Raskin ini khususnya pada awal tahun.

Tabel 27. Distribusi Jawaban Informan Mengenai Kemampuan Aparat

Dokumen terkait