• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berisi kesimpulan penulis atas keseluruhan bahasan dalam penulisan tugas

akhir ini.

REFERENSI

Berisi daftar-daftar buku ataupun referensi yang digunakan untuk membuat

makalah ini.

BAB II DASAR TEORI

2.1 Internet

Singkatan dari Interconnection Networking. The network of the networks. Diartikan sebagai sebuah global network of computer network atau sebuah jaringan komputer dalam skala global/mendunia. Jaringan komputer ini berskala internasional yang dapat membuat masing-masing komputer saling berkomunikasi. Network ini membentuk jaringan interkoneksi (Inter-connected network) yang terhubung melalui protokol TCP/IP. Dikembangkan dan diuji coba pertama kali pada tahun 1969 oleh US Department of Defense dalam proyek ARPAnet.

2.2 TCP/IP

TCP/IP adalah suatu protocol yang memungkinkan terjadinya komunikasi antar komputer yang memiliki perbedaan karakteristik dari segi

hardware ataupun software. TCP/IP merupakan protokol yang paling sering digunakan dalam operasi jaringan. TCP/IP terdiri dari dua protokol utama, yaitu:

Transmission Control Protocol dan Internet Protocol.

2.2.1 TCP

TCP dikenal sebagai protocol “connection oriented”. Artinya, protokol membutuhkan koneksi terlebih dahulu untuk menghantarkan pesan sampai terjadi

proses pertukaran antar-program aplikasi. Ciri-ciri dari connection-oriented

adalah:

 Semua paket mendapatkan tanda terima (acknoledgement) dari sender.  Paket yang hilang atau tidak diterima akan dikirimkan ulang.

 Paket yang datang diurutkan kembali (sequence).

TCP bekerjasama dengan Internet Protocol (IP) untuk mengirimkan data antar-komputer melintasi jaringan atau internet. Jika IP menangani penghartaran data, maka TCP berperan mengawasi atau menjaga track unit individu data (yang dikenal paket).

2.2.2 IP

IP (Internet Protocol) merupakan metode yang digunakan untuk mengirim data dari satu komputer ke komputer lain melintasi jaringan. Setiap komputer (dikenal dengan host) memiliki paling tidak satu IP address yang berguna untuk memperkenalkan dirinya ke komputer lain di internet. IP yang umum digunakan adalah IPv4, yang mempunyai format sepanjang 32-bit. Sedangkan pengembangan dari IPv4 adalah IPv6, yang mempunyai format 128-bit. IP Address disebut Logic Address karena dibuat oleh software, dimana alamat tersebut secara dinamis dapat berubah jika peralatan dipindahkan ke dalam jaringan yang berbeda. IP header mempunyai elemen yang disebut time-to-live

(TTL) yang berguna untuk membatasi lamanya suatu paket “beredar” dalam jaringan. Hal ini bertujuan jika ada paket yang mempunyai informasi salah, paket tersebut tidak akan beredar terus-menerus, tetapi akan dihapus jika sudah

2.3 IP Routing

Routing adalah hal mendasar dalam perancangan jaringan. Konsep dasar routing adalah bagaimana memilih dan menetapkan address agar bias mencapai tujuan dengan cepat dan efisien. Seting IP address, netmask, dan default gateway dibutuhkan untuk membentuk routing. Setiap host (yang mendukung IP) setidaknya mengetahui tiga kelas tujuan, yaitu:

Dirinya sendiri. Sistem operasi (Linux) secara default telah memasukkan

dukungannya untuk device loopback. Device loopback, yang dinotasikan dengan “lo”, digunakan agar sebuah mesin dapat ‘berbicara’ dengan dirinya sendiri. Sistem Linux, dalam hal ini dapat berkomunikasi melalui IP address (yang terkonfigurasi secara local), baik untuk device loopback maupun bukan.

Computer atau host local. Kelas IP address kedua adalah dalam segmen

jaringan yang terkoneksi secara local. Setiap mesin yang tergabung dalam keluarga jaringan yang sama dapat mencapai keseluruhan IP address yang ada dengan melintasi interface.

Komputer atau host remote. Setiap IP address, yang bukan milik mesin

bersangkutan atau bukan mesin lain yang tergabung dalam jaringan lokal, hanya bias dicapai melalui device IP routing. Device IP routing

umumnya berupa mesin router atau gatway.

Pada penulisan tugas akhir ini, digunakan aplikasi iproute2 untuk membuat

2.4 Traffic

Traffic adalah besar atau jumlah TCP session yang membebani bandwidth dari suatu jaringan yang terkoneksi. Sedangkan bandwidth adalah kapasitas atau daya tampung jalur koneksi ethernet agar dapat dilewati traffic paket data dalam jumlah tertentu. Bandwidth juga bisa berarti jumlah konsumsi paket data per satuan waktu dinyatakan dengan satuan bit per second [bps]. Traffic jaringan berhubungan dengan paket data yang dibangkitkan oleh kartu ethernet pada komputer.

2.5 Traffic Control Pada Linux

Traffic control adalah suatu cara untuk me-manage traffic dari suatu jaringan yang terhubung via Ethernet card. Paket data yang dikirimkan oleh komputer lain diterima NIC (kartu ethernet), kemudian teruskan oleh driver kartu ethernet (Network Driver) ke bagian kernel linux untuk diproses. Proses ini hanya mengatur paket data yang keluar maupun masuk melalui satu kartu ethernet. Kernel linux yang bertanggung jawab mengatur aliran data tersebut adalah kernel

traffic control. Traffic control juga dapat meliputi pembagian traffic pada setiap Ethernet card yang terpasang. Traffic shapingadalah membagi kebutuhan traffic pada setiap Ethernet card yang terpasang pada sebuah router sesuai dengan ketentuan / aturan tertentu yang ditetapkan. Dalam penulisan tugas akhir ini, traffic shaping tidak dibahas.

2.6 Traffic Monitoring Traffic monitoring

yang berjalan pada jalur (software/tools) yang da komputer, misal: netwatch,

ini penulis menggunakan yang digunakan.

2.6.1 Iptraf

Iptraf adalah salah jaringan. Iptraf memiliki UDP, count, ARP, RARP capture dari iptraf.

Traffic Monitoring

monitoring adalah aktifitas yang dilakukan untuk mengama pada jalur koneksi (bandwidth). Terdapat banyak

yang dapat digunakan untuk memonitor traffic suatu

netwatch, speedometer, iptraf dll. Dalam penulisan tugas unakan iptraf sebagai salah satu aplikasi network monitoring

salah satu aplikasi untuk melakukan monitoring memiliki beberapa untuk melihat statistik termasuk info ARP, RARP dan ICMP. Gambar 2.2 di bawah ini adalah

Gambar 2.1Contoh captureiptraf

n untuk mengamati traffic

banyak aplikasi suatu jaringan penulisan tugas akhir

network monitoring

monitoring traffic

termasuk info TCP, ini adalah contoh

2.7 Iptables

IPTables adalah administrator tools untuk memfilter paket IPV4 dan NAT. IPTables diguanakan untuk men-setup, mangatur, dan memerikasa paket dari aturan pemfilteran paket IP pada kernel Linux. Masing-masing tabel berisi sejumlah chain dan dapat juga berisi chain dari user. Masing-masing chain adalah daftar dari aturan yang dapat disesuaikan dengan paket. Masing-masing aturan akan menetapkan apa yang akan dilakukan oleh paket. Ini semua disebut target

yang mungkin akan meloncatkannya kepada chain user pada tabel yang sama. IPTables memiliki format penulisan sebagai berikut :

iptables [-t table] command [match][target/jump]

IPTables memiliki tiga macam daftar aturan bawaan dalam table penyaringan, daftar tersebut dinamakan rantai firewall (firewall chain) atau sering disebut chain

saja. Ketiga chain tersebut adalah INPUT, OUTPUT dan FORWARD.

Gambar 2.2Chain pada IPTables

Jalannya sebuah paket melalui diagram di atas bisa dicontohkan sebagai berikut: Perjalanan paket yang diforward ke host yang lain

3. Paket masuk ke chain PREROUTING pada table Mangle. Chain ini berfungsi untuk me-mangle (menghaluskan) paket, seperti merubah TOS, TTL dan lain-lain.

4. Paket masuk ke chain PREROUTING pada tabel nat. Chain ini berfungsi utamanya untuk melakukan DNAT (Destination Network Address Translation).

5. Paket mengalami keputusan routing, apakah akan diproses oleh host lokal atau diteruskan ke host lain.

6. Paket masuk ke chain FORWARD pada tabel filter. Disinlah proses pemfilteran yang utama terjadi.

7. Paket masuk ke chain POSTROUTING pada tabel nat. Chain ini berfungsi utamanya untuk melakukan SNAT (Source Network Address Translation). 8. Paket keluar menuju interface jaringan, contoh eth1.

9. Paket kembali berada pada jaringan fisik, contoh LAN.

Perjalanan paket yang ditujukan bagi host lokal 1. Paket berada dalam jaringan fisik, contoh internet. 2. Paket masuk ke interface jaringan, contoh eth0.

3. Paket masuk ke chain PREROUTING pada tabel mangle. 4. Paket masuk ke chain PREROUTING pada tabel nat. 5. Paket mengalami keputusan routing.

6. Paket masuk ke chain INPUT pada tabel filter untuk mengalami proses penyaringan.

Perjalanan paket yang berasal dari host lokal

1. Aplikasi lokal menghasilkan paket data yang akan dikirimkan melalui jaringan.

2. Paket memasuki chain OUTPUT pada tabel mangle. 3. Paket memasuki chain OUTPUT pada tabel nat. 4. Paket memasuki chain OUTPUT pada tabel filter.

5. Paket mengalami keputusan routing, seperti ke mana paket harus pergi dan melalui interface mana.

6. Paket masuk ke chain POSTROUTING pada tabel NAT. 7. Paket masuk ke interface jaringan, contoh eth0.

8. Paket berada pada jaringan fisik, contoh internet.

2.8 Load balancing

Secara harafiah, load balancing berarti pembagian beban menjadi seimbang (balance). Dalam dunia Internet, server farm, dan jaringan komputer,

load balancing adalah proses distribusi beban terhadap sebuah servis yang ada pada sekumpulan server atau perangkat jaringan ketika ada permintaan dari pengguna.

Maksudnya adalah ketika sebuah server sedang diakses oleh para pengguna, maka server tersebut sebenarnya sedang dibebani karena harus melakukan proses terhadap permintaan para penggunanya. Jika penggunanya banyak, maka proses yang dilakukan juga menjadi banyak.

Session-session komunikasi dibuka oleh server tersebut untuk memungkinkan para penggunanya menikmati servis dari server itu. Jika satu server saja yang dibebani, tentu server tersebut tidak akan dapat melayani banyak pengguna karena kemampuannya dalam melakukan processing ada batasnya. Batasan ini bisa berasal dari banyak hal misalnya kemampuan processing-nya, bandwidth Internetnya, dan banyak lagi.

Untuk itu, solusi yang paling ideal adalah dengan membagi-bagi beban yang datang tersebut ke beberapa server. Jadi, yang bertugas melayani pengguna tidak hanya terpusat pada satu perangkat saja. Inilah apa yang disebut sistem load balancing.

Dalam penulisan tugas akhir ini load balancing dilakukan untuk pembagian koneksi traffic request (outgoing request) dari suatu jaringan yang terkoneksi ke internet. “Load” pada penulisan tugas akhir ini adalah koneksi

request traffic dari komputer pengguna/klien. Load balancing diartikan sebagai “cara untuk membagi koneksi request traffic dari sebuah jaringan yang terhubung ke internet menggunakan (melalui) lebih dari satu buah koneksi ISP ( Internet Service Provider)”.

Ketika pengguna suatu jaringan local mengakses suatu situs website (internet), pada saat inilah sebenarnya terjadi pembebanan jalur koneksi dari router ke ISP. Beban yang dimaksud di sini adalah traffic yang terjadi. Tanpa menggunakan load balancing maka semua request akan dilewatkan pada satu jalur saja. Sedangkan dengan menggunakan load balancing maka request yang

ada akan dibagi ke beberapa koneksi yang ada. Pada penulisan tugas akhir ini,

trafficakan dibagi ke dua ISP yang berbeda.

2.8.1 Manfaat Load balancing

Secara garis besar, manfaat dari menerapkan sistem load balancing

adalah:

Skalabilitas dan availabilitas bisa didapat. Pada suatu jaringan

komputer yang terhubung ke internet, satu buah sumber koneksi (dalam hal ini adalah ISP) berarti satu buah titik masalah. Jika tiba-tiba terjadi

down time, masalah pasti akan terjadi terhadap koneksi internet yang sedang berlangsung. Menggunakan sistem load balancing dengan menggunakan lebih dari satu sumber koneksi menjadi salah satu solusi. Artinya jika ternyata satu koneksi ISP terputus atau mati, maka masih ada koneksi ke ISP lain yang dapat meng-cover-nya. Dengan kata lain, titik masalah menjadi terpecah.

Menjamin reliabilitas servis. Reliabilitas sistem artinya adalah tingkat kepercayaan terhadap sebuah sistem untuk dapat terus melayani pengguna dengan sebaik-baiknya. Reliabilitas yang terjamin artinya tingkat kepercayaan yang selalu terjaga agar para penggunanya dapat menggunakan servis tersebut dan melakukan pekerjaannya dengan lancar.

2.8.2 Metode Load balancing

Penulis menggunakan metode weighted round robin load balancingpada penulisan tugas akhir ini. Round robin load balancing adalah sebuah metode pembagian traffic request dari suatu jaringan yang terkoneksi ke internet secara rotasi. Misal: ada 3 buah traffic requestdari suatu jaringan lokal yang terkoneksi ke dua ISP yang berbeda (ISP1 dan ISP2). Dengan asumsi menggunakan round robin load balancingmaka request 1 akan diarahkan pada ISP1, request 2 akan diarahkan pada ISP2, dan request 3 akan diarahkan kembali ke ISP1. Weighted round robin load balancingadalah metode yang hampir sama dengan round robin load balancing.Perbedaannya adalah pembagian request traffic dapat disesuaikan dengan besar jalur (bandwidth) yang digunakan dari masing-masing ISP. Dengan metode weighted round robin load balancing, request traffic dapat diarahkan lebih banyak ke koneksi yang memiliki kapasitas bandwidth lebih besar. Keuntungan dari metode ini adalah kemudahan untuk menambah jalur koneksi yang akan digunakan. Kelemahan dari metode ini adalah tidak dapat melihat utilisasi dari TCP session yang sedang berlangsung. Semua traffic akan dibagi secara bergiliran melalui jalur yang ada tanpa memperhatikan utilisasinya (apakah jalur sibuk atau tidak). Hal ini dapat menimbulkan antrian (queue) yang sangat panjang.Metode round robin load balancingdapat dilihat pada gambar 2.4.

Gambar 2.3Request Traffic Load balancingmenggunakan metode round-robin

2.8.3 WAN Load Balancer Hardware

Load balancing request traffic menggunakan lebih dari satu ISP juga dapat dilakukan dengan bantuan hardware yang diciptakan khusus untuk menangani masalah ini. Hardware ini disebut WAN Load Balancer. Pada WAN load balancer,

fasilitas GUI (Graphical User Interface) untuk melakukan konfigurasi sudah disediakan oleh vendor penyedia. Gambar 2.3 adalah contohWAN Load Balancer Hardware berikut dengan contoh halaman untuk konfigurasinya.

Gambar 2.4Contoh WAN

Pada penulisan tugas karena load balancing

setting pada sebuah PC yang difungsikan

Contoh WANLoad Balancerbeserta konfigurasinya

penulisan tugas akhir ini, hardware load balancer tidak akan dititik beratkan pada sisi software dengan melakuka pada sebuah PC yang difungsikan sebagai load balancer router.

beserta konfigurasinya

tidak akan dibahas dengan melakukan

2.9 Load balancingBerbasis Linux

Penulis memilih untuk menggunakan Sistem Operasi Linux sebagai

platform dalam perancangan dan implementasi load balancing system.

2.9.1 Mengapa Linux

Linux didistribusikan di bawah bendera GPL (GNU Public License) yang menganut asas open source. Open source sangat memungkinkan setiap pengguna bebas meng-copy, menggunakan, memodifikasi, memperbanyak, dan menjualnya bahkan dapat membuat sendiri distro linux yang sesuai dengan stylemereka.

Linux saat ini dapat digunakan untuk segala aspek kebutuhan pengguna, selain konfigurasi yang jauh lebih mudah dibanding versi awal dulu, juga tampilan desktop yang semakin interactive. Linux banyak diaplikasikan untuk server-server jaringan skala kecil sampai skala besar, server aplikasi, print server, file server, router, security system, workstations, atau digunakan sebagai desktop perkantoran. Perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang networkingseperti ISP (Internet Service Provider), manufaktur, engineering, retail, publikasi, finansial, kesehatan, perbankan banyak mengaplikasikan dan mengandalkan linux pada sistem utama mereka. Pada penulisan tugas akhir ini, penulis menggunakan Linux distro Slackware versi 12.2.

BAB III

PERANCANGAN SISTEM

3.1 Perancangan Sistem

Pada penelitian ini hanya akan dibahas metode weighted round robin load

balancing. Metode ini akan diterapkan untuk kemudian dilakukan analisis.

Penulis menggunakan sistem operasi linux pada perancangan sistem ini. Gambar

3.1 adalah bagan sistem yang dirancang oleh penulis.

Gambar 3.1Rancangan sistem load balancing dengan dua buah koneksi internet (ISP)

Jaringan local (local LAN) terhubung ke router (local router) yang difungsikan

juga sebagai load balancer router. Local routerterhubung ke dua buah ISP yang

berbeda. Dengan mengacu pada konsep tersebut, penulis melakukan permodelan

3.2 Permodelan Hardware Dalam Lab Jaringan Skala Kecil

Penulis menggunakan permodelan ini untuk melakukan ujicoba dan

analisis terhadap sistem yang telah dirancang sebelumnya. Adapun permodelan

dalam skala jaringan kecil ini terdiri dari 6 buah pc. Koneksi internet

menggunakan speedy. Keterangan dari permodelan tersebut adalah sebagai

berikut :

 2 (dua) buah atau lebih PC Desktop, yang akan mewakili clientatau jaringan

lokal. Pada masing-masing pc ini dipasangkan 1 (satu) buah ethernet card

untuk menghubungkan ke router. Sistem operasi yang digunakan untuk PC

client ini adalah Windows XP SP2.

 1 (satu) buah PC Desktop, yang difungsikan sebagai local router. Dalam hal

ini local router dipasangkan 3 buah Ethernet card. Satu Ethernet untuk

jaringan internal/lokal, dan dua lainnya dikoneksikan pada dua buah pc yang

mewakili 2 (dua) buah ISP. Sistem operasi yang digunakan dalam router lokal

ini menggunakan SlackWare 12.x. Aplikasi untuk network monitoring

dipasangkan pada komputer ini. Pada PC ini, akan dipasangkan script load

balancingyang dibuat.Traffic monitoring akan dilakukan pada PC ini dengan

menggunakan aplikasi iptraf.

 2 (dua) buah PC Desktop, yang difungsikan sebagai ISP (ISP1 dan ISP2).

Masing-masing dipasangkan 2 buah Ethernet card. Satu Ethernet dihubungkan

ke PC yang mewakili net/web server dan satu buah Ethernet lainnya

dihubungkan ke local router. Sistem operasi yang digunakan adalah

 1 (satu) buah Modem ADSL TelkomSPEEDY, sebagai internet, di hubungkan

ke komputer yang difungsikan sebagai internet.

Rancangan hardware ini digambarkan oleh penulis seperti tampak pada gambar

3.2 di bawah ini.

Gambar 3.2 Permodelan hardware dalam lab jaringan skala kecil

Tabel 3.1 di bawah ini adalah keterangan lebih jelas untuk gambar 3.2 yang dibuat

oleh penulis.

Tabel 3.1. Konfigurasi ip address pada masing-masing pc yang digunakan

No Nama PC Eth device IP Address 1 Client1 Eth0 192.168.2.2./24 2 Client2 Eth0 192.168.2.4/24 3 Router Eth0 192.168.2.1/24 Eth1 10.1.0.2/30 Eth2 10.2.0.2/30 4 ISP0 Eth0 10.1.0.1/30 Eth1 192.168.1.10/24 5 ISP1 Eth0 10.2.0.1/30 Eth1 192.168.1.20/24 6 NET Eth0 192.168.1.1 Eth1 192.168.0.1

3.3 Langkah-langkah Implementasi Sistem

Berikut ini adalah langkah-langkah yang dilakukan penulis untuk

implementasi.

 Aktivasi modul kernel pada PC router.

 Pembuatan round robin load balancing scriptpada PC router.

 Pembuatan aplikasi untuk failoverpada PC router.

 Ujicoba

 Analisis

Gambar 3.3 adalah diagram alir langkah-langkah yang dilakukan penulis untuk

mengimplementasikan sistem.

3.3.1 Aktivasi Modul Kernel Pada PC Router

Kernel adalah suatu perangkat lunak yang menjadi bagian utama dari

sebuah sistem operasi. Tugasnya melayani bermacam program aplikasi untuk

mengakses perangkat keras komputer. Sedangkan modul kernel Linux adalah

bagian dari kernel Linux yang dapat dikompilasi, dipanggil dan dihapus secara

terpisah dari bagian kernel lainnya saat dibutuhkan. Langkah berikutnya pada

analisis ini adalah aktivasi modul-modul kernel yang dibutuhkan pada local

router. Kernel yang digunakan adalah versi 2.6.x. Adapun kernel modul yang

diaktifkan antara lain:

IP: advance router. Module ini berfungsi agar PC dapat berfungsi sebagai

router .

IP: policy routing. Module ini berfungsi untuk menentukan paket routing

yang akan dikonfigurasi dengan iptables.

IP: multicast routing. Module ini berfungsi untuk meng-konfigurasi router

yang memiliki beberapa alamat tujuan / destination address. Dalam analisis

ini aktivasi kernel untuk multicast routing diperlukan agar routing dapat

dilakukan ke 2 (dua) buah ISP (ISP1 dan ISP2).

IP: equal cost multipath. Module ini berfungsi untuk mengaktifkan fungsi

3.3.2 Pembuatan Round Robin Load Balancing Script

Penulis membuat dua buah scripting untuk menjalankan weighted round

robin load balancing. Script ini akan dimasukkan pada file ‘rc.local’ yang terletak

pada direktori /etc/rc.d/. Scriptingtersebut meliputi:

 Pembuatan routing tables dan rule script

 Pembuatan gateway script

 Pembuatan SNAT (source nating)

3.3.2.1 Pembuatan Routing Tables dan Rules Script

Routing table adalah sekelompok rangkaian aturan untuk menentukan

jalur koneksi yang akan dilewati traffic atau paket data pada suatu jaringan.

Pada tahap ini, penulis merancang routing tables untuk mengelompokkan

jalur yang dibuat sekaligus memberikan aturannya. Penulis memberi nama

tabel ISP0 dan ISP1. Tabel 3.2 berikut ini adalah penjelasan routing table

yang dibuat penulis pada PC router. Table 3.2. Perancangan routing table

Network Device Src Via Table & Rules

10.1.0.0/30 Eth1 10.1.0.2/30 10.1.0.1 ISP0

10.2.0.0/30 Eth2 10.2.0.2/30 10.2.0.1 ISP1

Setelah perancangan selesai seperti pada tabel 3.2, penulis membuat script

yang berfungsi untuk mengarahkan traffic yang masuk dari PC router dapat

penulis akan ditempatkan pada direktori /etc/rc.d/ pada sebuah file yang

bernama ‘rc.local’.

3.3.2.2 Pembuatan SNAT (Source Nating)

SNAT berfungsi untuk membuat PC router menjadi sebuah gateway

menuju ke internet. Penulis melakukan SNAT agar IP local dari client dikenali

sebagai IP public. Dalam hal ini adalah IP local dari PC client (192.168.2.2 dan

192.168.2.4) akan dikenali sebagai IP dari eth yang terkoneksi dengan ISP0

(10.1.0.2) dan ISP1 (10.2.0.2). Penulis menggunakan ‘iptables’ sebagai aplikasi

untuk memberikan policy routing pada PC router untuk melakukan nat. Tabel 3.3

berikut ini adalah rencana nating yang akan dilakukan pada PC router.

Tabel 3.3Source nating

No Source IP Address Destination SNAT to

1 192.168.2.0/24 0/0 10.1.0.2

2 192.168.2.0/24 0/0 10.2.0.2

Script ini oleh penulis akan ditempatkan pada direktori /etc/rc.d/ pada file yang

bernama ‘rc.local’.

3.3.3 Pembuatan Aplikasi Failover

Failover adalah kemampuan router untuk melakukan pemindahan

gateway jika salah satu jalur koneksi ke ISP yang digunakan putus atau

mengalami gangguan. Pada tahap ini, penulis melakukan perancangan aplikasi

Aplikasi atau script yang dibuat menggunakan shell scripting. Aplikasi ini akan

akan ditempatkan oleh penulis pada direktori /etc/rc.d/ pada file yang bernama

‘v.router’. Port ICMP akan digunakan dalam pembuatan aplikasi ini. Prinsip kerja

dari aplikasi ini adalah dengan melakukan ping ke ip gateway ISP melalui kedua

Dokumen terkait