Dalam penelitian ini penulis mencoba menarik kesimpulan dari pembahasan dan hasil penelitian, serta memberikan saran sebagai bahan pertimbangan.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Strategi Komunikasi 1. Pengertian Strategi
Strategi berasal dari bahasa Yunani yaitu “Srategos” (stratus yakni militer atau memimpin) yang berarti “generalship” atau sesuatu yang
dikerjakan oleh para jendral perang dalam membuat rencana untuk memenangkan perang, konsep ini relevan dengan situasi pada zaman dahulu yang sering di warnai oleh peperangan yang mana jendral sangat dibutuhkan untuk memimpin suatu angkatan perang. 1
Henry Mintzberg, James Brian Quinn, dan John Voyer (1995). The
Strategy Process. Prentice-Hall, Inc., mendefinisikan strategi sebagai 5P,
yaitu: strategi sebagai PERSPECTIF, strategi sebagai POSISI, strategi sebagai PERENCANAAN, strategi sebagai POLA kegiatan, dan strategi
sebagai “PENIPUAN” (Ploy) yaitu muslihat rahasia. Sebagai Perspektif, di mana strategi dalam membentuk misi, misi menggambarkan perspektif kepada semua aktivitas. Sebagai Posisi, di mana dicari pilihan untuk bersaing. Sebagai Perencanaan, dalam hal strategi menentukan tujuan performansi perusahaan. Sebagai Pola kegiatan, di mana dalam strategi dibentuk suatu pola, yaitu umpan balik dan penyesuaian.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa strategi adalah ilmu dan seni menggunakan semua sumber daya bangsa-bangsa untuk melaksanakan kebijakan tertentu di perang dan damai, atu rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus2.
Menurut Lawrence R. Jauch strategi adalah rencana yang disatukan, menyeluruh dan terpadu yang mengaitkan keunggulan strategi perusahaan dengan tantangan lingkungan dan yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yan tepat oleh perusahaan3.
Menurut pakar ilmu komunikasi Onong Uchjana Effendy. MA. Mengatakan bahwa strategi pada hakikatnya adalah perencanaan
(Planning) dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan. Tetapi untuk
mencapai tujuan tersebut strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya mampu menunjukan bagaimana taktik operasionalnya4.
Strategi diartikan oleh para manajer adalah sebagai suatu rencana yang berskala besar dan berorientasi kepada masa depan untuk berinteraksi dengan lingkungan persaingan guna mencapai sasaran-sasaran perusahaan. Maksudnya, strategi akan mencerminkan kesadaran perusahaan mengenai bagaimana, kapan, dan di mana kita harus bersaing, melawan siapa, dan untuk maksud apa5.
2
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), h.1092
3
Lawrence R. Jauch & William F. Glueck, Manajemen Strategis dan Kebijakan Perusahaan, (Jakarta: PT. Erlangga, 1988), cet.ke-3, h.12
4
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek, (Bandung, PT. Remaja Rosdakarya 1992) cet ke-4, h.32
5
Adapun menurut Stainer dan Mineer, strategi adalah penempatan misi perusahaan, penempatan sasaran organisasi dalam mengikat kekuatan ekstenal dan internal, perumusan kebijakan dan strategi tertentu untuk mencapai sasaran dan memastikan implementasinya secara tepat, sehingga sasaran organisasi akan tercapai6. langkah-langkah yang dapat diambil dalam rangka bergerak menuju tujuan itu7.
Dari pertanyaan yang dikemukakan oleh beberapa ahli komunikasi, dapat diambil kesimpulan, strategi adalah sutu proses perencanaan untuk mencapai tujuan dengan menggunakan langkah-langkah yang jitu dan diharapkan dapat fokus dengan kekuatan-kekuatan yang ada dalam sebuah bidang tertentu, dan diharapkan untuk tujuan di jangka panjang.
2. Tahapan-Tahapan Strategi
Strategi juga melalui tahapan dalam prosesnya, secara garis besar strategi melalui tiga tahapan, yaitu8:
a. Rumusan Strategi
Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah merumuskan strategi yang akan dilakukan. Sudah termasuk didalamnya adalah mengembangkan tujuan, mengenai peluang ancaman eksternal, menetapkan kekuatan kelemahan secara internal, menetapkan suatu objektifitas, menghasilkan strategi alternative dan memilih strategi untuk dilaksanakan. Dalam perumusan strategi juga ditentukan suatu
6
George Steiner & John Mineer, Manajemen Strategik, (Jakarta: Erlangga, 1988), h.20 7
sikap untuk menentukan, memperluas, menghindari atau melakukan suatu keputusan dalam proses kegiatan.
b. Implementasi Strategi
Setelah kita merumuskan dan memilih strategi yang telah ditetapkan, maka langkah berikutnya adalah melaksanakan strategi yang telah ditetapkan tersebut. Dalam tahapan pelaksanaan strategi yang telah dipilih sangat membutuhkan komitmen dan kerja sama dari seluruh unit, tingkat, dan anggota organisasi.
Tanpa adanya komitmen dan kerja sama dalam melaksanakan strategi, maka proses formulasi dan analisis strategi hanya akan menjadi impian yang jauh dari kenyataan. Implementasi strategi bertumpu pada alokasi dan pengorganisasian sumber daya yang akan ditampakkan melalui penetapan struktur organisasi dan mekanisme kepemimpinan yang dijalankan bersama budaya perusahaan dan organisasi.
c. Evaluasi Strategi
Tahapan akhir dari strategi adalah evaluasi implementasi strategi. Evaluasi strategi diperlukan karena keberhasilan yang telah dicapai dapat diukur kembali untuk menetapkan tujuan berikutnya. Evaluasi menjadi tolak ukur untuk strategi yang akan dilaksanakan kembali oleh suatu organisasi dan evaluasi sangat diperlukan untuk memastikan sasaran yang dinyatakan telah dicapai. Ada tiga macam kegiatan mendasar untuk mengevaluasi strategi, yakni:
1) Meninjau faktor-faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar strategi. Adanya perubahan yang ada, akan menjadi satu hambatan dalam pencapaian tujuan, begitu pula dengan faktor internalyang diantaranya strategi tidak efektif atau hasil imlpementasi yang buruk dapat berakibat buruk pula bagi hasil akan dicapai.
2) Mengukur prestasi (membandingkan hasil yang diharapkan dengan kenyataan). Prosesnya dapat dilakukan dengan menyalidiki penyimpangan dari rencana, mengevaluasi prestasi individual, dan menyimak kemajuan yang dibuat ke arah pencapaian sasaran yang dinyatakan. Kriteria untuk mengevaluasi strategi harus dapat diukur dan mudah dibuktikan, kriteria yang meramalkan hasil lebih penting dari pada kriteria yang mengungkapkan apa yang terjadi. 3) Mengambil tindakan korektif untuk memastikan bahwa prestasi
sesuai dengan rencana. Dalam hal ini tidak harus berarti bahwa strategi yang ada ditinggakan atau harus merumuskan strategi yang baru. Tindakan korektif diperlukan bila tindakan atau hasil tidak sesuai dengan yang dibayangkan semula atau yang diharapkan. 3. Strategi Komunikasi
Proses komunikasi manusia telah mengalami perubahan-perubahan yang signifikan. Komunikasi saat ini tidak hanya sebatas kegiatan percakapan antara dua orang secara beratap muka, namun telah berubah menjadi suatu proses komunikasi yang kompleks dan mampu menghalangi tapal batas ruang dan waktu. Dengan perkembangannya yang begitu cepat,
maka peran public relations untuk membuat strategi komunikasi haruslah ikut serta dalam memanfatkan teknologi komunikasi tersebut.
Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mencapai tujuan. Tetapi untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukan arah saja, melainkan harus menunjukan bagaimana taktik operasionalnya9.
Demikian pula strategi komunikasi merupakan paduan dari perencanaan komunikasi (communication planning) dan manajemen komunikasi (communication management) untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut strategi komunikasi harus dapat menunjukan bagaimana operasionalnya secara taktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-waktu bergantung dari situasi dan kondisi10.
Dimulainya komunikasi dengan membangkitkan perhatian akan menjadikan suksesnya komunikasi. Setelah perhatian muncul kemudian diikuti dengan upaya menumbuhkan minat yang merupakan tingkatan lebih tinggi dari perhatian.
Maka, dalam melaksanakan strategi komunikasi peran sebuah komunikasi sangatlah penting. Strategi komunikasi haruslah bersifat dinamis, sehingga komunikator sebagai pelaksana dapat segera mengadakan perubahan apabila ada suatu faktor yang mempengaruhi.
9
Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi,(Bandung:PT.Citra Aditya Bakti, 1993) cet ke-1, h.300
10
Suatu pengaruh yang menghambat komunikasi dapat datang sewaktu-waktu, terlebih jika komunikasi langsung melalui media massa. Faktor-faktor yang berpengaruh bisa terdapat pada komponen media atau komponen komunikasi, sehingga efek yang diharapkan tak kunjung tercapai.
Seorang komunikan akan mempunyai kemampuan dan strategi untuk melakukan perubahan sikap, pendapat, dan tingkah laku komunikasi melalui mekanisme daya tarik, jika pihak komunikan merasa bahwa komunikator ikut serta dengannya, sehingga komunikan bersedia taat pada pesan yang dikomunikasikan oleh komunikator. Sikap komunikator yang berusaha menyamakan diri dengan komunikan ini akan menimbulkan simpati komunikan pada komunikator.
4. Strategi Pemasaran
Menurut Armstrong dan Kotler (2000:5), marketing adalah “A societal process by which individuals and groups obtain what they need and want through creating, offering and freely exchanging products and
services of value with others”. Sedangkan pengertian Marketing strategy
menurut Armstrong dan Kotler (2000:37), yaitu “The marketing logic by
which the business unit hopes to achieve its marketing objective”.
Menurut Guiltinan dan Paul (1992), definisi strategi pemasaran adalah pernyataan pokok tentang dampak yang diharapkan akan dicapai dalam hal permintaan pada target pasar yang ditentukan.
a. Segmentasi (Segmentation)
Menurut Solomon dan Elnora (2003:221), segmentasi adalah
”The process of dividing a larger market into smaller pieces based on one or more meaningful, shared characteristic”. Dengan melaksanakan
segmentasi pasar, kegiatan pemasaran dapat dilakukan lebih terarah dan sumber daya yang dimiliki perusahaan dapat digunakan secara lebih efektif dan efisien dalam rangka memberikan kepuasan bagi konsumen. Selain itu perusahaan dapat melakukan program-program pemasaran yang terpisah untuk memenuhi kebutuhan khas masing-masing segmen.
Ada beberapa variabel segmentasi yaitu:
1) Demografis Segmentasi ini dilakukan dengan membagi pasar ke dalam kelompok-kelompok berdasarkan variabel demografis sepert: Usia, jenis kelamin, besarnya keluarga, pendapatan, ras, pendidikan, pekerjaan, geografis.
2) Psikografis Segmentasi ini dilakukan dengan membagi pasar ke dalam kelompok-kelompok yang berlainan menurut kelas sosial, gaya hidup, kepribadian, dan lain-lain. Informasi demografis sangat berguna, tetapi tidak selalu menyediakan informasi yang cukup untuk membagi konsumen ke dalam segmen-segmen, sehingga diperlukan segmen berdasarkan psychografis untuk lebih memahami karakteristik konsumen.
3) Perilaku Segmentasi ini dilakukan dengan membagi konsumen ke dalam segmen-segmen berdasarkan bagaimana tingkah laku, perasaan, dan cara konsumen menggunakan barang/situasi pemakaian, dan loyalitas merek. Cara untuk membuat segmen ini yaitu dengan membagi pasar ke dalam pengguna dan non-pengguna produk.
Agar segmen pasar dapat bermanfaat maka harus memenuhi beberapa karakteristik:
1) Measurable : Ukuran, daya beli, dan profil segmen harus dapat diukur meskipun ada beberapa variabel yang sulit diukur.
2) Accessible : Segmen pasar harus dapat dijangkau dan dilayani secara efektif.
3) Substantial : Segmen pasar harus cukup besar dan menguntungkan untuk dilayani
4) Differentiable : Segmen-segmen dapat dipisahkan secara konseptual dan memberikan tanggapan yang berbeda terhadap elemen-elemen dan bauran pemasaran yang berbeda.
5) Actionable : Program yang efektif dapat dibuat untuk menarik dan melayani segmen segmen yang bersangkutan.
b. Target
Menurut Solomon dan Elnora (2003:232), Target market ialah
”Group that a firm selects to turn into customers as a result of
segmen-segmen, maka perusahaan harus memutuskan suatu strategi target market.
Perusahaan dapat memilih dari empat strategi peliputan pasar: 1) Undifferentiated targeting strategy, strategi ini menganggap suatu
pasar sebagai satu pasar besar dengan kebutuhan yang serupa, sehingga hanya ada satu bauran pemasaran yang digunakan untuk melayani semua pasar.
2) Perusahaan mengandalkan produksi, distribusi, dan periklanan massa guna menciptakan citra superior di mata sebagian besar konsumen.
3) Differentiated targeting strategy, perusahaan menghasilkan beberapa produk yang memiliki karakteritik yang berbeda. Konsumen membutuhkan variasi dan perubahan sehingga perusahaan berusaha untuk menawarkan berbagai macam produk yang bisa memenuhi variasi kebutuhan tersebut.
4) Concentrated targeting strategy, perusahaan lebih memfokuskan menawarkan beberapa produk pada satu segmen yang dianggap paling potensial.
5) Custom targeting strategy, lebih mengarah kepada pendekatan terhadap konsumen secara individual.
c. Positioning
Menurut Solomon, dan Elnora (2003:235), Positioning ialah
particular market segment perceives a good or service in comparison to
the competition”. Penentuan posisi pasar menunjukkan bagaimana
suatu produk dapat dibedakan dari para pesaingnya. Ada beberapa positioning yang dapat dilakukan:
1) Positioning berdasarkan perbedaan produk. Pendekatan ini dapat dilakukan jika produk suatu perusahaan mempunyai kekuatan yang lebih dibandingkan dengan pesaing dan konsumen harus merasakan benar adanya perbedaan dan manfaatnya.
2) Positioning berdasarkan atribut produk atau keuntungan dari produk tersebut.
Pendekatan ini berusaha mengidentifikasikan atribut apa yang dimiliki suatu produk dan manfaat yang dirasakan oleh kosumen atas produk tersebut.
3) Positioning berdasarkan pengguna produk. Pendekatan ini hampir sama dengan targeting dimana lebih menekankan pada siapa pengguna produk.
4) Positioning berdasarkan pemakaian produk. Pendekatan ini digunakan dengan membedakan pada saat apa produk tersebut dikonsumsi.
5) Positioning berdasarkan pesaing. Pendekatan ini digunakan dengan membandingkan keunggulan-keunggulan yang dimiliki oleh pesaing sehingga konsumen dapat memilih produk mana yang lebih baik.
6) Positioning berdasarkan kategori produk. Pendekatan ini digunakan untuk bersaing secara langsung dalam kategori produk, terutama ditujukan untuk pemecahan masalah yang sering dihadapi oleh pelanggan.
7) Positioning berdasarkan asosiasi. Pendekatan ini mengasosiasikan produk yang dihasilkan dengan asosiasi yang dimiliki oleh produk lain. Harapannya adalah sebagian asosiasi tersebut dapat memberikan kesan positif terhadap produk yang dihasilkan oleh perusahaan.
8) Positioning berdasarkan masalah. Pendekatan ini digunakan untuk menunjukkan kepada konsumen bahwa produk yang ditawarkan memiliki positioning untuk dapat memecahkan
5. Komponen Dasar Komunikasi
Strategi komunikasi sangatlah diperlukan dalam proses komunikasi, karena berhasil tidaknya kegiatan komunikasi secara efektif banyak ditentukan oleh strategi komunikasi. Terlebih lagi dalam kegiatan komunikasi massa, tanpa strategi komunikasi yang semakin modern yang kini banyak dipergunakan di Negara-negara yang sedang berkembang karena mudahnya diperoleh dan relatif mudahnya dioperasionalkan, bukan tidak mungkin akan menimbulkan pengaruh negatif.
Karena komunikasi merupakan proses dua arah atau timbale balik maka komponen balikan perlu ada dalam proses komunikasi. Dengan demikian, komponen dasar komunikasi ada lima yaitu: pengirim pesan,
pesan, saluran, penerima pesan dan balikan. Masing-masing komponen tersebut yaitu11:
a. Pengirim pesan (Sender)
Pengirim pesan adalah individu yang mengirim pesan. Pesan atau informasi yang akan dikirim berasal dari otak pengirim pesan. Oleh sebab itu sebelum pengirim mengirimkan pesan, pengirim harus menciptakan terlebih dahulu pesan yang akan dikirimkannya. Menciptakan pesan adalah menentukan arti apa yang dikirimkan kemudian menyandikan/encode arti tersebut ke dalam satu pesan. Sesudah itu baru dikirim melalui saluran.
b. Pesan (Message)
Pesan adalah informasi yang akan dikirimkan kepada penerima. Pesan ini dapat berupa verbal maupun non verbal. Pesan secara verbal dapat tertulis seperti surat, buku, majalah, memo, sedangkan pesan yang secara lisan dapat berupa, percakapan tatap muka, percakapan melalui telepon, radio, dan sebagainya. Pesan non verbal dapat berupa isyarat, gerakan badan, ekspresi muka, dan nada suara.
c. Saluran (Channel)
Saluran adalah jalan yang dilalui pesan dari pengirim dengan penerima. Channel yang biasa digunakan dalam komunikasi adalah gelombang cahaya dan suara yang dapat kita lihat dan dengar. Akan tetapi alat dengan cahaya atau suara itu berpindah mungkin
beda. Misalnya bila dua orang berbicara tatap muka maka gelombang suara dan cahaya di udara berfungsi sebagai saluran. Tetapi jika pembicaraan itu melalui surat yang dikirimkan, maka gelombang cahaya sebagai saluranyang memungkinkan kita dapat melihat huruf pada surat tersebut. Kertas dan tulisan itu sendiri adalah sebagai alat untuk menyampaikan pesan seperti buku, radio, film, televisi, surat kabar.
d. Penerima Pesan (Recieved)
Penerima pesan adalah seseorang yang menganalisis dan menginterpretasikan isi pesan yang diterimanya dari pengirim.
e. Balikan (Feedback)
Balikan adalah respons terhadap pesan yang diterima dan dikirimkan kepada pengirim pesan. Dengan diberikannya reaksi ini kepada pengirim, pengirim akan dapat mengetahui apakah pesan yang dikirimkan tersebut diinterpretasikan sama dengan apa yang dimaksudkan oleh pengirim. Bila arti pesan yang dimaksudkan pengirim diinterpretasikan sama oleh penerima berarti komunikasi tersebut efektif.
Seringkali respons yang diberikan tidak seperti yang diharapkan oleh pengirim karena penerima kurang tepat dalam menginterpretasikan pesan. Hal ini disebabkan oleh adanya faktor-faktor dalam diri penerima yang mempengaruhi dalam pemberian arti pesan.
B. Media Relations
Membina hubungan media dengan pers (media & press relations) merupakan bagian dari fungsi Humas atau Public Relations, khususnya sebagai alat, pendukung atau media kerja sama untuk kepentingan proses publikasi tentang berbagai kegiatan program kerja atau demi kelancaran aktivitas komunikasi public relations dengan pihak publik sebagai sasarannya.
William F.Arens (1999:310) mendefinisikan public relations sebagai sebuah fungsi manajemen yang memfokuskan diri pada membangun/mengembangkan relasi serta komunikasi yang dilakukan individual maupun organisasi terhadap publik guna menciptakan hubungan yang saling menguntungkan.
Dari pengertian tersebut tampak bahwa aktifitas public relations berada pada kata manajemen relasi dan komunikasi yang berujung pada terciptanya hubungan baik dengan berbagai pihak untuk meningkatkan pencitraan individu atau perusahaan. Pencitraan yang terbentuk dengan baik akan memberikan dampak yang baik untuk mencapai tujuan-tujuan yang ditetapkan individu ataupun organisasi12.
Philip Lesly (1991:7) memberikan definisi media relations sebagai hubungan dengan media komunikasi untuk melakukan publisitas atau merespon kepentingan media terhadap kepentingan organisasi.
Adapun menurut Yosal Iriantara (2005:32) mengartikan media
relations merupakan bagian public relations eksternal yang membina dan
mengembangkan hubungan baik dengan media masa sebagai sarana komunikasi antara organisasi dengan publik untuk mencapai tujuan organisasi13.
Jadi, pada dasarnya banyak pilihan saluran komunikasi atau media yang bisa dipakai oleh para perusahaan dalam menyampaikan pesan. Dalam kajian komunikasi massa ada empat saluran komunikasi yang dapat digunakan, yaitu: media komunikasi antar pribadi, media kelompok, media massa, dan media publik.
Marshal McLuhan juga mengatakan dalam bukunya yang berjudul
Understanding Media, bahwa media itu The Existention of Man (media itu
perluasan manusia). Maksudnya adalah apa yang menjadi keinginan, cita-cita, dan tujuan seseorang dapat diperluas oleh media. Sebab dengan jangkauan yang dimilikinya akan meluaskan banyak hal pada diri manusia, dan menerobos ruang dan waktu14.
Rosady Ruslan (2002:202-206) menjelaskan tentang Jenis dan Media Relations15:
C. Media Massa
Media adalah alat yang digunakan sebagai penyampai suatu pesan dari komunikator kepada khalayak. Dalam menyampaikan sebuah informasi, atau berita yang ada tentunya sangat perlu mengetahui media apa yang akan
13
Ibid,h.129-130 14
Nuridin, Hubungan Media Konsep dan Aplikasi, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2008), h.51.
15
Rosady Ruslan, Manajemen Humas & Komunikasi Knsepsi & Aplikasi.( Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. 2002) , h. 202-206.
digunakan. Meskipun begitu, media yang cocok menjadi alat atau sarana dalam menyampaikan informasi yaitu media massa.
Penggunaan media berkaitan dengan sasaran dari pesan, apakah pesan itu ditujukan pada personal, kelompok, atau massa. Massa adalah sejumlah pasar dalam batasan-batasan jangkauan komunikasi yang berkaitan dengan geografis tertentu16.
Syarat-syarat yang membuat suatu media dimasukan dalam kelompok media massa:
1. Menjangkau lebih banyak komunikan
2. Menyajikan informasi sesuai dengan kemajemukan khalayak 3. Pada umumnya menggunakan model komunikasi satu arah 4. Informasi yang disampaikan dibatasi oleh ruang dan waktu 5. Pada umumnya, respon dari komunikan terjadi secara lambat17
Media massa terbagi ke dalam media elektronik, media cetak, dan media online. Media elektronik mewakili radio, televisi, maupun film. Media cetak maliputi Koran, majalah, tabloid, dan lain-lain. Artinya suatu pesan melalui media massa tersebut dapat diterima oleh komunikan, baik sebagai pembaca, audiensi maupun pemirsa dalam jumlah yang relatif banyak18.
Media massa dapat di maksudkan sebagai proses penyampaian berita melalui sarana teknis untuk kepentingan umum dan kelompok besar yang tidak dikenal, dimana penerima dapat menjawab secara langsung pada berita
16
John E. Kennedy, R. Dermawan, Marketing Communication: Taktik & Strategi, (Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer, 2006), h.46
17
Ibid. h.47 18
dan dapat mengakses segala informasi-informasi yang ada. Media massa hanyalah alat untuk menyampaikan berita yang dapat bernilai atau tidak sebagai seni komunikasi19.
Pada dasarnya bias berita terjadi karena media massa tidak berada diruang vakum. Media sesungguhnya berada ditengah relitas sosial yang sarat dengan berbagai kepentingan, konflik, dan fakta yang kompleks dan beragam.
Sebagaimana diungkapkan oleh Eriyanto, “Media mempunyai peran besar
dalam mendafinisikan realitas media bukanlah saluran yang bebas, ia juga sebyek yang mengkonstruksi realitas, lengkap dengan pandangan, bias, dan
pemihakkannya”20 .
Media massa adalah merupakan dasar dari media diskusi publik yang menggambarkan suatu masalah yang melibatkan tiga pihak yaitu wartawan, sumber berita, dan khalayak. Media massa dilihat sebagai forum bertemunya pihak-pihak dengan kepentingan, latar belakang, dan sudut pandang yang berbeda-beda.
D. Media Luar Ruang
Dalam bukunya Rhenald Kasali (Manajemen Periklanan, 1993: 133) menekankan media luar ruang adalah papan reklame. Beberapa acuan buku memasukkan poster, spanduk dan transit ad (misalnya iklan di bis/panel bis) di samping papan reklame sebagai bagian dari media luar ruang.21
19
Tondowijojo, Media Massa dan Pendidikan, (Yogyakarta: Kanisius, 1895), h.11 20
Hoet Soehoet, Media Komunikasi, (Jakarta: Yayasan Kampus Tercinta IISIP, 2003), h.52 21
Kasali Rhenald, Manajemen Periklanan,(Jakarta: Pustaka Utama Graffiti, 1993) Cetakan Ketiga.
Papan Reklame berarti poster dalam ukuran besar dan didesain untuk dilihat oleh orang yang melakukan perjalanan dengan tingkat mobilitas cukup tinggi. Papan reklame atau billboard mempunyai jenis-jenis yang biasa dipakai dalam kampanye periklanan, yaitu:
1. Poster Panels: Lembaran kertas besar yang dicetak sesuai dengan keinginan pemesan. Dicetak dalam jumlah yang banyak untuk menghemat