1. Rahma Amalia (2013115325) dari Kelompok 1 Pertanyaan :
Apakah inflasi termasuk fenomena moneter? Jelaskan! Jawab :
Ya, inflasi termasuk fenomena moneter, karena inflasi berakibat buruk pada perekonomian yang menimbulkan gangguan terhadap fungsi uang, distorsi harga, meruntuhkan efiensi dan investasi produktif serta menimbulkan ketidak-adilan juga ketegangan sosial.
2. Nia Rizkiana (2013116049) dari Kelompok 2 Pertanyaan :
Apakah ada dampak positif dari inflasi? Jawab :
Ada, beberapa dampak posiif dari terjadinya inflasi :
Peredaran atau perputaran barang lebih cepat.
Produksi barang-barang bertambah, karena keuntungan pengusaha bertambah.
Kesempatan bekerja bertambah, karena terjadi tambahan investasi.
Pendapatan nominal bertambah, tetapi nilai riilnya berkurang, karena kenaikan pendapatan rendah.
3. Jannatul Firda (2013116053) dari Kelompok 3 Pertanyaan :
Jawab :
Inflasi diimpor itu sendiri adalah inflasi yang disebabkan oleh terjadinya inflasi di luar negeri. Misalkan kenaikan harga bahan baku bagi industri di dalam negeri yang diimpor dari luar negeri, sehingga apabila harga bahan baku tersebut naik maka kenaikan harganya dapat menyebabkan kenaikan harga pula di dalam negeri.
4. Amalia (2013116060) dari Kelompok 4 Pertanyaan :
Apa yang dimaksud dengan stok uang dan bagaimana mekanismenya? Jawab :
Uang disini adalah sekumpulan aset yang dapat digunakan untuk melakukan transaksi. Dan stok uang dalam Islam memiliki perbedaan, yaitu uang dalam Islam adalah uang yang hanya berfungsi sebagai alat tukar, bukan suatu komoditas yang bisa diperjualbelikan dengan kelebihan, baik secara on the spot maupun bukan.
Dan mekanisme sebagai berikut :
a. Target pertumbuhan pada M dan M0
Secara berkala bank sentral harus menetapkan pertumbuhan penawaran uang (M) sesuai dengan sasaran ekonomi nasional, termasuk pertumbuhan ekonomi yang dapat dipertahankan dan stabillitas dalam nilai uang.
b. Public share of demand deposit
Dalam jumlah tertentu (kondisi normal) demand deposit bank-bank komersil maksimum sampai 25% harus diserahkan kepada pemerintah untuk mebiayai proyek-proyek yang secara sosial menguntungkan.
c. Statutory reserve requirement
Bank-bank komersil harus memiliki cadangan dalam jumlah tertentu yaitu 10%-20% dari demand deposit mereka dengan bank sentral. Begitu pula sebaliknya dengan bank sentral. Statutory reserve requirement membantu memberikan jaminan atas deposit juga sekaligus membantu penyediaan likuiditas yang memadai bagi bank.
5. Rofiatul Amaliyah (2013116349) dari Kelompok 5 Pertanyaan :
Jelaskan tentang turunnya marginal propensity to seve dan naiknya marginal propensity to consume!
Jawab :
Melemahkan semangat menabung dan sikap terhadap menabung dari masyarakat (turunnya marginal propensity to save). Hal ini berakibat pada menurunnya dana pembiayaan yang akan di salurkan.
Meningkatkan kecenderungan untuk berbelanja terutama pembelanjaan untuk berang-barang non-primer dan barang-barang mewah (naiknya
marginal propensity to consume)
6. Rizky Kurnianingsih (2013116179) dari Kelompok 6 Pertanyaan :
Solusi apa yang dilakukan untuk mengatasi inflasi? Jawab :
Solusi mengatasi inflasi dalam Islam yaitu dengan menggunakan dua kebijakan, yaitu :
Kebijakan Fiskal
a.Memaksimalkan penghimpunan zakat serta pengoptimalan pemanfaatan zakat. Pemaksimalan penghimpunan zakat dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam kegiatan yang bertujuan dalam menjamin stabilitas ekonomi. Hal ini ditempuh apabila diasumsikan suatu perekonomian dalam kondisi full employment, maka kenaikan permintaan agregat tidak akan menimbulkan kenaikan pada pendapatan riil nasional.
b.Mengenakan biaya atas dana yang menganggur (cost of idle fund), hal ini agarmendorong masyarakat untuk menginvestasikan dananya tidak hanya melalui tabungan dan deposito tetapi diarahkan pada penciptaan pertumbuhan sektor riil. Dengan adanya biaya, maka
setiap masyarakat dituntut untuk menginvestasikan dana yang mereka miliki tersebut.
c.Menggunakan prinsip bagi hasil pada setiap transaksi atau segala jenis usaha dan meninggalkan bunga. Pada sistem bagi hasil segala pihak yang terlibat akan membagi keuntungan dan kerugian bersama sesuai proporsi modalnya masing-masing, dengan demikian segala bentuk transaksi baik itu sektor rumah tangga, swasta maupun pemerintah semua dapat menjalankan prinsip bagi hasil tanpa menggunakan bunga.
Kebijakan Moneter
Pada zaman Rasulullah dan Khulafaur Rosyidin kebijakan moneter dilaksanakantanpa menggunakan instrumen bunga sama sekali. Dalam perekonomian kapitalis tingkat bunga seringkali berfluktuasi, yang sengaja hanya disimpanpun akan terus menerus berubah. Penghapusan bunga dan kewajiban membayar zakat sebesar 2.5% per tahun tidak hanya dapat meminimalisasi permintaan spekulatif akan uang maupun penyimpanan uang yang diakibatkan oleh tingkat bunga, melainkan juga memberikan stabilitas yang lebih tinggi terhadap permintaan uang. Preferensi likuiditas yang muncul dari motif spekulasi oleh karenanya tidak penting dalam perekonomian Islam. Variable yang harus diformulasikan dalam kerangka kebijakan moneter Islam adalah stok uang, bukan tingkat suku bunga bank. Dalam sistem ekonomi Islam, bank sentral harus mengarahkan kebijakan moneternya untuk membiayai pertumbuhan potensial dalam output jangka menengah dan jangka panjang demi mencapai harga yang stabil dan tujuan-tujuan sosio-ekonomi Islam.
7. Ratnasari (2013116216) dari Kelompok 7 Pertanyaan :
Apa yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi inflasi diimpor? Jawab :
Yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi inflasi diimpor yaitu dengan menekan ataupun membatasi barang-barang yang dibeli atau diimpor dari luar negeri, sehingga kenaikan harga-harga yang terjadi di luar negeri tidak akan menyebabkan kenaikan harga-harga di dalam negeri.
8. Ira Ristia (2013116278) dari Kelompok 8 Pertanyaan :
Jelaskan macam-macam kebijakan moneter dalam Ekonomi Konvensional! Jawab :
Kebijakan Moneter ialah peraturan dan ketentuan yang dikluarkan oleh otoritas moneter (bank sentral) untuk mengendalikan jumlah uang beredar. Agar ekonomi tumbuh lebih cepat,bank sentral bisa memberikan lebih banyak kredit kepada sistem perbankan melalui operasi pasar terbuka,atau bank sentral menurunkan pesyaratan cadangan dari bank-bank atau menurunkan tingkat diskonto, yang harus dibayar oleh bank jika hendak meminjam dari bank sentral. Akan tetapi, apabila ekonomi tumbuh terlalu cepat dan inflasi menjadi masalah yang semakin besar, maka bank sentral dapat melakukan operasi pasar terbuka (open market operations), menarik uang dari sistem perbankan, menaikkan persyaratan cadangan minimum (reserve requirment), atau menaikkan tingkat diskonto (interest or discount rate), sehingga dengan demikian akan memperlambat pertumbuhan ekonomi. Instrumen kebijakan moneter lain berkisar dari kebijakan kredit selektif sampai moral suasion, suatau kebijakan yang sederhana, tetapi sering sangat efektif.
Menaikkan suku bunga bank melalui bank sentral akan meningkatkan minat masyarakat untuk menabung, dengan naiknya suku bunga yang disebabkan naiknya suku bunga bank sentral akan menyebabkan permintaan uang untuk investasi akan berkurang. Maksud menaikkan suku bunga ini adalah untuk menarik uang yang beredar dalam masyarakat. Setelah uang tujuan produktif , sehingga penambahan uang yang beredar dapat diimbangi dengan penambahan produksi barang, sehingga sektor riil pun dapat berkembang.
Dalam kondisi inflasi, pemerintah dapat pula menerapkan kebijakan uang ketat (right money policy) yang merupakan salah satu kebijakan ampuh untuk mengatasi terjadinya inflasi. Karena kebijakan ini mempengaruhi seluruh sektor perekonomian, dengan tindakan ini seluruh sektor ekonomi akan mengalami kemacetan dalam menjalankan aktivitasnya, namun tingkat inflasi pun dapat menurun tajam. Indonesia pernah menerapkan kebijakan ini pada akhir tahun 1990 dan hasilnya terlihat dimana menurunnya tingkat inflasi pada tahun 1992.
9. Putri Kurnia (2013116084) dari Kelompok 9 Pertanyaan :
Bagaimana inflasi dapat memberikan penerimaan terhadap pemerintah? Jawab :
Melalui pajak lah pemerintah dapat menerima pendapatan dari terjadinya inflasi, dimana pajak merupakan salah satu kebijakan fiskal dalam ekonomi konvensional dalam mengatasi inflasi.
10. Asya Azizah (2013116289) dari Kelompok 10 Pertanyaan :
Jelaskan dampak-dampak buruk inflasi dalam perekonomian Islam! Jawab :
Menimbulkan gangguan terhadap fungsi uang,terutama terhadap fungsi tabungan (nilai simpan), fungsi dari pembayaran di muka, dan fungsi dari unit penghitungan. Orang harus melepaskan diri dari uang dan aset keuangan akibat dari beban inflasi tersebut. Inflasi juga telah mengakibatkan terjadinya inflasi kembali, atau dengan kata lain”self feeding inflation”
Melemahkan semangat menabung dan sikap terhadap menabung dari masyarakat (turunnya marginal propensity to save). Hal ini berakibat pada menurunnya dana pembiayaan yang akan di salurkan.
Meningkatkan kecenderungan untuk berbelanja terutama pembelanjaan untuk berang-barang non-primer dan barang-barang mewah (naiknya
marginal propensity to consume).
Mengarahkan investasi pada hal-hal yang non-produktif yaitu penumpukan kekayaan (hoarding) seperti pada aset property yaitu tanah dan bangunan, logam mulia, mata uang asing dengan mengorbankan investasi ke arah produktif seperti pertanian, industrial, perdagangan, transportasi, dan lainnya.
11. Umi Salamah (2013116332) dari Kelompok 11 Pertanyaan :
Menurut kelompok Anda, lebih efektif mana antara kebijakan ekonomi konvensional dan Islam dalam mengatasi inflasi?
Jawab :
Keduanya sudah efektif dalam mengatasi inflasi. Namun, menurut kelompok kami, lebih efektif kebijakan Islam apalagi kita sebagai umat Muslim, yang mana dalam Islam meniadakan segala bentuk riba yang termasuk di dalamnya yaitu bunga. Sedangkan dalam ekonomi konvensional menggunakan bunga. Juga dalam kebijakan ekonomi Islam terdapat instrumen zakat, sehingga dapat mendistribusikan pendapatan masyarakat secara merata.