5
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
A. VISI, MISI DAN SASARAN
Dalam Menjalankan tugas dan fungsinya, Direktorat Jenderal Pengembangan
Destinasi Pariwisata menetapkan visi, misi dan tujuan. Adapun visi, misi dan
tujuan Direktorat Jenderal Pengembangan Destinasi Pariwisata dapat dijabarkan
sebagai berikut:
a) Visi
Terwujudnya destinasi dan industri pariwisata berkelas dunia, berdaya saing,
berbasis masyarakat dan berkelanjutan serta mampu mendorong
pembangunan daerah.
b) Misi
Dalam mewujudkan visi tersebut, Direktorat Jenderal Pengembangan
Destinasi Pariwisata kemudian menjabarkannya dalam serangkaian misi
sebagai berikut:
1) Peningkatan kontribusi ekonomi kepariwisataan melalui pengembangan
destinasi
2) Peningkatan daya saing kepariwisataan Indonesia melalui pengembangan
destinasi
3) Menciptakan tata pemerintahan Ditjen PDP yang responsive, transparan
dan akuntabel.
c) Tujuan
Berdasarkan visi dan misi tersebut, ditetapkanlah tujuan sebagai berikut:
1) Peningkatan devisa dan pengeluaran wisatawan
2) Peningkatan investasi di sektor pariwisata
3) Peningkatan kontribusi kepariwisataan terhadap kualitas dan kuantitas
tenaga kerja nasional
4) Peningkatan citra kepariwisataan Indonesia
5) Peningkatan diversifikasi destinasi pariwisata
6) Peningkatan kualitas kinerja organisasi Direktorat Jenderal
Pengembangan Destinasi Pariwisata
7) Peningkatan kualitas SDM Direktorat Jenderal Pengembangan Destinasi
Pariwisata
6
B. RPJMN 2010 – 2014
Target kinerja Direktorat Jenderal Pengembangan Destinasi Pariwisata pada
tahun 2013 berdasarkan RPJMN 2010 – 2014 adalah sebagai berikut:
C. PERENCANAAN KINERJA
Perencanaan kinerja merupakan proses penyusunan rencana kinerja sebagai
penjabaran dari sasaran dan program yang telah ditetapkan dalam rencana
stratejik, yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah melalui berbagai kegiatan
tahunan. Dalam menyusun perencanaan kinerja yang ditandatangani oleh
Direktur Jenderal Pengembangan Destinasi Pariwisata dan Menteri Pariwisata
dan Ekonomi Kreatif, tidak lepas dari Rencana Kerja Tahunan dan DIPA pada
tahun yang bersangkutan.
Adapun perencanaan kinerja Direktorat Jenderal Pengembangan Destinasi
Pariwisata pada tahun 2013 adalah sebagai berikut:
NO SUBSTANSI
INTI/
KEGIATAN
PRIORITAS SASARAN INDIKATOR TARGET
1 Pengembangan
Daya
Tarik
Pariwisata Meningkatnya
kualitas
dan
kuantitas
penataan
daya
tarik
wisata
Jumlah
daya
tarik
wisata
alam,
bahari
dan
budaya
29
2 Peningkatan
PNPM
Mandiri
Bidang
pariwisata
Meningkatnya
jumlah
desa
wisata
Jumlah
desa
wisata 350
3 Pengembangan
usaha,
industri
dan
investasi
pariwisata
Berkembangnya
usaha,
industri
dan
investasi
pariwisata
Jumlah
profil
investasi
pariwisata
7
1.
Jumlah
Organisasi
Pengelolaan
Destinasi
(Destination
Management
Organisation/
DMO)
(buah)
15
2.
Jumlah
dukungan
fasilitas
pariwisata
(daya
tarik)
29
RINGKASAN
CAPAIAN
INDIKATOR
KINERJA
DIREKTORAT
JENDERAL
PENGEMBANGAN
DESTINASI
PARIWISATA
BERDASARKAN
RPJMN
2010
-‐
2014
4 Dukungan
manajemen
dan
Dukungan
Teknis
Lainnya
Direktorat
Jenderal
Pengembangan
Destinasi
Pariwisata
Terselenggaranya
kegiatan
perencanaan
dan
evaluasi
pelaksanaan
program
dan
kegiatan,
penyusunan
kebijakan,
peningkatan
kualitas
SDM
aparatur,
dan
pendukungan
teknis
dalam
meningkatkan
kapasitas
pengelolaan
destinasi
pariwisata
7
:
:
Target
3
1 US$
10.35
Milliar
2 Rp
178,
63
Trilliun
3 US$1.150
4 Rp
714,5
Ribu
1 4.64%
2 3
lokasi
3 0.20%
1 8.35
juta
orang
2 7.09%
3 Rp
13,54
juta/
TK/
Tahun
1 Nilai
4,08
2 Nilai
5,22
3 Nilai
6,02
4 15
Lokasi
1 29
lokasi
2 963
desa
3 20
pola
1 10
lokasi
2 5
kota
7 Meningkatnya
kualitas
perencanaan,
pemantauan,
dan
evaluasi
program
96%
1 Penyerapan
anggaran
belanja
Ditjen
PDP 93%
2 Pelimpahan
barang
milik
negara
ke
daerah 100%
1 22
naskah
2 30
naskah
10 Meningkatnya
kualitas
sumber
daya
manusia
(SDM)
Ditjen
PDP
96
orang
Jumlah
SDM
Ditjen
PDP
yang
difasilitasi
untuk
peningkatan
kemampuan
kerja
dan
pengetahuan
terkait
pengembangan
destinasi
pariwisata
Pencapaian
target
indikator
program
dan
kegiatan
8 Meningkatnya
kualitas
pengelolaan
keuangan
Ditjen
Pengembangan
Destinasi
Pariwisata
9 Meningkatnya
kualitas
organisasi
Ditjen
PDP
Jumlah
norma,
standar,
prosedur,
dan
kriteria
(NSPK)
yang
dihasilkan
Ditjen
PDP
Jumlah
prosedur
operasi
standar
(POS)
yang
dihasilkan
Ditjen
PDP
Jumlah
lokasi
daya
tarik
di
Destinasi
Pariwisata
Nasional
(DPN)
yang
dikembangkan
menjadi
destinasi
pariwisata
Jumlah
desa
yang
difasilitasi
untuk
dikembangkan
sebagai
desa
wisata
Jumlah
pola
perjalanan
yang
dikembangkan
5 Meningkatnya
keragaman
destinasi
pariwisata
6 Meningkatnya
keragaman
produk
wisata
minat
khusus
dan
zona
kreatif
di
Indonesia
Jumlah
produk
wisata
minat
khusus
yang
dikembangkan
Jumlah
aktivasi
kota
kreatif
sebagai
destinasi
pariwisata
Daya
saing
kepariwisataan
Indonesia
Rekomendasi
memperpanjang
nilai
bisnis
Perilaku
masyarakat
terhadap
wisatawan
asing
Jumlah
lokasi
KSPN
yang
difasilitasi
untuk
meningkatkan
kualitas
tata
kelola
destinasi
(DMO)
4 Meningkatnya
citra
kepariwisataan
Indonesia
Rasio
jumlah
kamar
hotel
per
100
penduduk
Jumlah
tenaga
kerja
langsung,
tidak
langsung
dan
ikutan
sektor
pariwisata
Kontribusi
sektor
pariwisata
terhadap
penyerapan
tenaga
kerja
nasional
Produktivitas
tenaga
kerja
langsung,
tidak
langsung
dan
ikutan
sektor
pariwisata
1 Meningkatnya
devisa
dan
pengeluaran
wisatawan
2 Meningkatnya
investasi
di
sektor
pariwisata
3 Meningkatnya
kontribusi
kepariwisataan
terhadap
kualitas
dan
kuantitas
tenaga
kerja
nasional
Jumlah
penerimaan
devisa
wisatawan
mancanegara
Nilai
total
penerimaan
dari
pengeluaran
wisatawan
nusantara
Jumlah
pengeluaran
per
wisatawan
mancanegara/
kunjungan
Jumlah
pengeluaran
per
wisatawan
nusantara/
kunjungan
Kontribusi
investasi
sektor
pariwisata
terhadap
total
investasi
nasional
Jumlah
fasilitasi
perancangan
destinasi
untuk
investasi
pariwisata
PENETAPAN
KINERJA
TINGKAT
UNIT
ORGANISASI
ESELON
I
KEMENTERIAN/
LEMBAGA
Sasaran
Strategis
1
Direktorat
Jenderal
Pengembangan
Destinasi
Pariwisata
2013
Indikator
Kinerja
2
Unit
Organisasi
Eselon
I
8
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
A. IKHTISAR CAPAIAN KINERJA
Pengukuran kinerja Direktorat Jenderal Pengembangan Destinasi Pariwisata
didasarkan pada dokumen Penetapan Kinerja (PK) tahun 2013 yang
ditetapkan pada awal tahun anggaran dan RPJMN 2010 - 2014. Adapun
capaian kinerja Direktorat Jenderal Pengembangan Destinasi Pariwisata
dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
a) Capaian Kinerja Ditjen PDP berdasarkan RPJMN 2010 – 2014
Capaian kinerja Ditjen PDP pada tahun 2013 berdasarkan RPJMN 2010 –
2014 dapat dilihat sebagai berikut:
b) Capaian Kinerja Ditjen PDP berdasarkan Penetapan Kinerja (PK) tahun
2013
Penetapan kinerja merupakan proses penyusunan rencana kinerja
sebagai penjabaran dari sasaran dan program yang telah ditetapkan
dalam rencana stratejik, yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah
melalui berbagai kegiatan tahunan.
NO SUBSTANSI
INTI/
KEGIATAN
PRIORITAS SASARAN INDIKATOR TARGET
1 Pengembangan
Daya
Tarik
Pariwisata
Meningkatnya
kualitas
dan
kuantitas
penataan
daya
tarik
wisata
Jumlah
daya
tarik
wisata
alam,
bahari
dan
budaya
29 29 100%
2 Peningkatan
PNPM
Mandiri
Bidang
pariwisata Meningkatnya
jumlah
desa
wisata Jumlah
desa
wisata 350 980 280%
3 Pengembangan
usaha,
industri
dan
investasi
pariwisata
Berkembangnya
usaha,
industri
dan
investasi
pariwisata
Jumlah
profil
investasi
pariwisata
7 7 100%
1.
Jumlah
Organisasi
Pengelolaan
Destinasi
(Destination
Management
Organisation/
DMO)
(buah)
15 15 100%
2.
Jumlah
dukungan
fasilitas
pariwisata
(daya
tarik) 29 29 100%
REALISASI
4 Dukungan
manajemen
dan
Dukungan
Teknis
Lainnya
Direktorat
Jenderal
Pengembangan
Destinasi
Pariwisata
Terselenggaranya
kegiatan
perencanaan
dan
evaluasi
pelaksanaan
program
dan
kegiatan,
penyusunan
kebijakan,
peningkatan
kualitas
SDM
aparatur,
dan
pendukungan
teknis
dalam
meningkatkan
kapasitas
pengelolaan
destinasi
pariwisata
RINGKASAN
CAPAIAN
INDIKATOR
KINERJA
DIREKTORAT
JENDERAL
PENGEMBANGAN
DESTINASI
PARIWISATA
BERDASARKAN
RPJMN
2010
-‐
2014
9
Capaian kinerja Ditjen PDP berdasarkan Penetapan Kinerja (PK) tahun
2013 secara ringkas dapat dilihat pada tabel berikut:
Target Realisasi %
3 4 5
1 10.35 10.05 97.1
2 178.63 176.32 98.7
3 1.15 1.14 99.1
4 714.5 711 99.5
1 4.64 2.97 64.0
2 3 5 166.7
3 0.2 n/a n/a
1 8.35 10.131 121.3
2 7.09 8.89 125.4
3 13.54 34.3 253.3
1
4,08 n/a n/a
2 5,22 n/a n/a
3 6,02 n/a n/a
4 15 15 100
1 29 29 100
2 980 980 100
3 20 16 80
1 10 10 100
2 5 7 140
7 Meningkatnya
kualitas
perencanaan,
pemantauan,
dan
evaluasi
program
96 104.5 108.9
1 93 79 84.9
2 100 5.5 5.5
1 22 12 54.55
2 30 62 206.67
10 Meningkatnya
kualitas
sumber
daya
manusia
(SDM)
Ditjen
PDP
96 96 100
Sasaran
Strategis Indikator
Kinerja
1 2
1 Meningkatnya
devisa
dan
pengeluaran
wisatawan
Jumlah
penerimaan
devisa
wisatawan
mancanegara
(US$
Milliar)
Nilai
total
penerimaan
dari
pengeluaran
wisatawan
nusantara
(Rp
Trilliun)
Jumlah
pengeluaran
per
wisatawan
mancanegara/
kunjungan
(US$)
Jumlah
pengeluaran
per
wisatawan
nusantara/
kunjungan
(Rp
Ribu)
3 Meningkatnya
kontribusi
kepariwisataan
terhadap
kualitas
dan
kuantitas
tenaga
kerja
nasional
Jumlah
tenaga
kerja
langsung,
tidak
langsung
dan
ikutan
sektor
pariwisata
(juta
orang)
Kontribusi
sektor
pariwisata
terhadap
penyerapan
tenaga
kerja
nasional
(%)
Produktivitas
tenaga
kerja
langsung,
tidak
langsung
dan
ikutan
sektor
pariwisata
(Rp
juta/
TK/
Tahun)
2 Meningkatnya
investasi
di
sektor
pariwisata
Kontribusi
investasi
sektor
pariwisata
terhadap
total
investasi
nasional
Jumlah
fasilitasi
perancangan
destinasi
untuk
investasi
pariwisata
(%)
Rasio
jumlah
kamar
hotel
per
100
penduduk
(%)
4 Meningkatnya
citra
kepariwisataan
Indonesia
Daya
saing
kepariwisataan
Indonesia
(nilai)
Rekomendasi
memperpanjang
nilai
bisnis
(nilai)
Perilaku
masyarakat
terhadap
wisatawan
asing
(nilai)
Jumlah
lokasi
KSPN
yang
difasilitasi
untuk
meningkatkan
kualitas
tata
kelola
destinasi
(lokasi)
Jumlah
pola
perjalanan
yang
dikembangkan
(pola)
6 Meningkatnya
keragaman
produk
wisata
minat
khusus
dan
zona
kreatif
di
Indonesia
Jumlah
produk
wisata
minat
khusus
yang
dikembangkan
(lokasi)
Jumlah
aktivasi
kota
kreatif
sebagai
destinasi
pariwisata
(kota)
Penyerapan
anggaran
belanja
Ditjen
PDP
(%)
Pelimpahan
barang
milik
negara
ke
daerah
(%)
Jumlah
SDM
Ditjen
PDP
yang
difasilitasi
untuk
peningkatan
kemampuan
kerja
dan
pengetahuan
terkait
pengembangan
destinasi
pariwisata
(orang)
Ringkasan
Capaian
Indikator
Kinerja
Direktorat
Jenderal
Pengembangan
Destinasi
Pariwisata
Pencapaian
target
indikator
program
dan
kegiatan
(%)
8 Meningkatnya
kualitas
pengelolaan
keuangan
Ditjen
Pengembangan
Destinasi
Pariwisata
9 Meningkatnya
kualitas
organisasi
Ditjen
PDP
Jumlah
norma,
standar,
prosedur,
dan
kriteria
(NSPK)
yang
dihasilkan
Ditjen
PDP
(naskah)
Jumlah
prosedur
operasi
standar
(POS)
yang
dihasilkan
Ditjen
PDP
(naskah)
5 Meningkatnya
keragaman
destinasi
pariwisata
Jumlah
lokasi
daya
tarik
di
Destinasi
Pariwisata
Nasional
(DPN)
yang
dikembangkan
menjadi
destinasi
pariwisata
(lokasi)
Jumlah
desa
yang
difasilitasi
untuk
dikembangkan
sebagai
desa
wisata
(desa)
10
B. CAPAIAN DAN ANALISIS KINERJA 2013
1. Sasaran Strategis I: Meningkatnya devisa dan pengeluaran
wisatawan
Indikator sasaran strategis meningkatnya devisa dan pengeluaran
wisatawan, adalah sebagai berikut:
a) Jumlah Penerimaan Devisa Wisatawan Mancanegara
Pada tahun 2013, jumlah penerimaan devisa wisatawan mancanegara
adalah sebagai berikut:
Sumber: pusdatin, Kemparekraf 2014
Berdasarkan data tersebut diatas, jumlah penerimaan devisa
wisatawan mancanegara tidak tercapai 100% atau hanya tercapai
97.1% atau 10.05 US$ milliard dari target penerimaan devisa sebesar
10.35 US$ milliard. Disisi lain, penerimaan devisa wisatawan
mancanegara pada tahun 2013 meningkat dari tahun sebelumnya dari
angka 9.12 US$ milliard. Peningkatan jumlah penerimaan devisa
tersebut dinilai oleh beberapa faktor:
1) Selisih nilai tukar mata uang asing
Semakin banyaknya jumlah wisatawan mancanegara yang
berkunjung ke Indonesia, maka akan semakin banyak pula
transaksi dalam bentuk rupiah yang akan dilakukan. Perbedaan
selisih kurs jual dan beli mata uang asing tersebut turut
menyumbang pada besarnya devisa wisatawan mancanegara.
Adapun tren kurs mata uang asing terhadap rupiah Indonesia
selama tahun 2013 dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
US$
milliar
INDIKATOR
KINERJA TARGET REALISASI %
Jumlah
penerimaan
devisa
wisatawan
mancanegara
11
2) Jumlah wisatawan mancanegara
Besarnya jumlah wisatawan mancanegara dan besarnya
pengeluaran yang mereka keluarkan di Indonesia turut
berpengaruh terhadap jumlah devisa wisatawan mancanegara.
Sumber: Kemenparekraf, 2013
3) Jumlah pengeluaran wisatawan mancanegara
Jumlah pengeluaran wisatawan mancanegara berpengaruh
signifikan terhadap jumlah devisa yang diterima oleh negara. Hal
tersebut dapat dijelaskan dalam tabel berikut:
Sumber: Kemenparekraf, 2013
2012 8.4
2013 8.8
JUMLAH
KUNJUNGAN
KUNJUNGAN
WISATAWAN
MANCANEGARA
TAHUN
TAHUN JUMLAH
WISATAWAN
MANCANEGARA JUMLAH
PENERIMAAN
DEVISA
2012 9.12 1.11
12
4) Lama tinggal wisatawan mancanagera
Program dan kegiatan yang telah dilakukan oleh Direktorat
Jenderal Pengembangan Destinasi Pariwisata untuk meningkatkan
jumlah penerimaan devisa wisatawan mancanegara adalah
sebagai berikut:
- Melakukan diversifikasi produk wisata dalam rangka
meningkatkan junjungan wisatawan dan memperpanjang lama
tinggal, melalui kegiatan:
• Pengembangan Daya Tarik Wisata di Destinasi Pariwisata
Nasional (DPN)
Pengembangan daya tarik wisata di DPN pada tahun 2013
adalah sebanyak 29 lokasi, dengan rincian sebagai berikut:
• Fasilitasi pengembangan desa wisata
Pada tahun 2013, Direktorat Jenderal Pengembangan
Destinasi Pariwisata melakukan fasilitasi pengembangan
963 desa wisata.
• Penyusunan pola perjalanan wisata (travel pattern)
Pada tahun 2013, Direktorat Jenderal Pengembangan
Destinasi Pariwisata mengembangkan 16 pola perjalanan
wisata.
- Penataan destinasi pariwisata di Indonesia melalui kegiatan
tugas pembantuan ataupun program DMO (Destination
Management Organisation). Kegiatan penataan destinasi
pariwisata tersebut dilakukan untuk meningkatkan daya tarik
pariwisata Indonesia sehingga meningkatkan kunjungan
wisatawan baik mancanegara maupun domestik yang berimbas
pada meningkatnya devisa wisatawan.
b) Nilai total penerimaan dari pengeluaran wisatawan nusantara
Sumber: Pusdatin, Kemparekraf 2014
Rp.
Trilliun
INDIKATOR
KINERJA TARGET REALISASI %
Nilai
total
penerimaan
dari
pengeluaran
wisatawan
nusantara
13
Nilai total penerimaan dari pengeluaran wisatawan nusantara tidak
mencapai target yang diharapkan atau hanya tercapai 98.7% dengan
nilai Rp. 176.32 trilliun. Sama halnya dengan jumlah penerimaan
devisa dari wisatawan mancanegara, nilai total penerimaan dari
pengeluaran wisatawan nusantara juga mengalami kenaikan dari
tahun sebelumnya yang hanya di angka Rp. 171.5 trilliun.
Melalui Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan
diamanatkan bahwa terdapat 13 bidang usaha pariwisata. ke-13
bidang usaha pariwisata tersebut, tentunya menghasilkan PAD
(pendapatan asli daerah) melalui pajak yang disetor ke negara.
Pendapatan negara dari sektor tersebut, merupakan salah satu faktor
dalam penerimaan dari pengeluaran wisatawan nusantara.
Kenaikan nilai total pengeluaran wisatawan nusantara dari tahun
sebelumnya didukung oleh beberapa faktor sebagai berikut:
1) Naiknya jumlah perjalanan wisatawan nusantara, sebesar 248 juta
perjalanan atau meningkat dibandingkat jumlah perjalanan tahun
lalu sebesar 245 juta perjalanan.
Sumber: Pusdatin, Kemparekraf 2013
2) Meningkatnya pengeluaran wisatawan nusantara sebesar 711 ribu
rupiah per kunjungan atau meningkat dari tahun lalu sebesar 700
ribu.
3) Ditetapkannya 13 jenis usaha pariwisata dalam Undang-Undang
Kepariwisataan sehingga berdampak pada besarnya PAD yang
diterima oleh negara melalui ke-13 jenis usaha tersebut.
c) Jumlah pengeluaran per wisatawan mancanegara/ kunjungan
Sumber: Pusdatin, Kemparekraf 2014
juta
perjalanan
INDIKATOR
KINERJA 2013 2012
Jumlah
perjalanan
wisatawan
nusantara
248 245
US$
INDIKATOR
KINERJA TARGET REALISASI %
Jumlah
pengeluaran
per
wisatawan
mancanegara/
kunjungan
14
Jumlah pengeluaran per wisatawan mancanegara/ kunjungan
merupakan faktor penting dalam industri kepariwisataan karena faktor
tersebut menentukan besarnya devisa negara yang dihasilkan oleh
sektor kepariwisataan. Besaran pengeluaran per wisatawan
mancanegara/ kunjungan pada tahun 2013 meningkat dibandingkan
tahun lalu sebesar US$ 1.14. Hal tersebut dipengaruhi oleh
faktor-faktor sebagai berikut:
1) Jumlah wisatawan mancanegara yang meningkat dibandingkan
dengan tahun lalu. Pada tahun 2013
Sumber data: BPS, 2013
2) Banyak dibukanya destinasi wisata baru melalui penataan destinasi
yang sudah ada, yaitu melalui DMO dan Penataan Daya Tarik di
Destinasi Pariwisata melalui Tugas Pembantuan.
d) Jumlah pengeluaran per wisatawan nusantara/ kunjungan
Sumber: Pusdatin, Kemparekraf 2014
Jumlah pengeluaran per wisatawan nusantara/ kunjungan tercapai
99.5% atau tercapai sebesar Rp. 711 ribu rupiah. Faktor yang
mempengaruhi tercapainya jumlah pengeluaran per wisatawan
nusantara/ kunjungan adalah sebagai berikut:
1) Harga yang kompetitif, baik harga hotel, transportasi dll.
Berdasarkan data WEF tahun 2012, Indonesia dinilai asih
kompetitif untuk urusan harga hotel, transportasi dll sehingga daya
saing kepariwisataan Indonesia pada tahun 2012 meningkat dari
tahun sebelumnya.
2012 8.4
2013 8.8
JUMLAH
KUNJUNGAN
KUNJUNGAN
WISATAWAN
MANCANEGARA
PERBANDINGAN
TAHUN
Rp
Ribu
INDIKATOR
KINERJA TARGET REALISASI %
Jumlah
pengeluaran
per
wisatawan
nusantara
15
2) Pendapatan per kapita Indonesia yang naik dari tahun sebelumnya.
Berdasarkan bisniskeuangan.kompas.com, pendapatan per kapita
Indonesia pada tahun 2013 mencapai Rp. 36.5 juta. Angka ini
meningkat dibandingkan dengan pendapatan Indonesia per kapita
tahun 2012 sebesar Rp. 33.5 juta.
3) Dibukanya Daya Tarik Wisata yang baru melalui tugas
pembantuan, fasilitasi desa wisata dan DMO.
Adapun kegiatan di Ditjen PDP yang mendukung indikator tersebut
adalah:
• Pengembangan daya tarik di destinasi pariwisata melalui Tugas
Pembantuan (TP)
• Diversifikasi usaha melalui fasilitasi desa wisata dan penyusunan
pola perjalanan
• Fasilitasi industri pariwisata untuk memberikan pelayanan yang
prima kepada wisatawan melalui bimbingan teknis pelayanan prima
dan sosialisasi standar usaha pariwisata.
2. Sasaran Strategis 2: Meningkatnya Investasi di Sektor Pariwisata
Meningkatnya investasi di sektor pariwisata memiliki indikator kinerja
sebagai berikut:
a) Kontribusi investasi sektor pariwisata terhadap total investasi nasional
Sumber: Dit. Perancangan dan Investasi Pariwisata, 2014; BKPM, 2014
Pada tahun 2013, kontribusi sektor pariwisata terhadap sektor
pariwisata nasional tercapai sebesar 2.97% atau 64% dari target yang
telah ditetapkan. Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Target yang terdapat di Renstra merupakan data Nesparnas yang
menggunakan referensi data BPS, sedangkan data realisasi yang
terdapat dalam LAKIP menggunakan sumber data BKPM yang
mencatat seluruh realisasi sektor pariwisata investasi langsung,
seperti hotel dan restoran.
%
INDIKATOR
KINERJA TARGET REALISASI %
Kontribusi
investasi
sektor
pariwisata
terhadap
total
investasi
nasional
16
2) Dibandingkan Tahun 2012, di tahun 2013 Penanaman Modal Asing
(PMA) di Bidang Pariwisata mengalami penurunan, namun PMDN
mengalami kenaikan secara signifikan.
3) Terjadi peningkatan sejak tahun 2009, yaitu dengan rata-rata
sebesar 49.96%. Puncak peningkatan tejadi pada tahun 2012
sebesar 208.88% atau US$ 869.8 juta. Sedangkan tahun 2013
jumlah realisasi investasi sebesar US$ 602.6 juta atau mengalami
peningkatan 114% dari tahun 2011.
Sumber: Dit. Perancangan, 2013
4) Daya saing kepariwisataan Indonesia yang dinilai masih kurang,
terutama dalam bidang infrastruktur serta kemudahan dalam
berinvestasi.
5) Kurangnya dukungan sektor lain dalam meningkatkan investasi
bidang pariwisata, terutama dalam pendukungan kemudahan
berusaha di bidang pariwisata melalui Tata Cara Pendaftaran
Usaha Pariwisata.
Adapun kegiatan di Ditjen PDP yang mendukung pelaksanaan
Investasi
di
Bidang
Kepariwisataan
*Sumber
:
Diolah
dari
Laporan
Kegiatan
Penanaman
Modal
BKPM
-‐30.71%
TAHUN
PMA
(US$ Juta
)
PMDN
(US$
Juta
)
TOTAL
(US$ Juta
)
%
Pertumbuhan
2008
156.9
23.8
180.7
21.18%
2009
306.5
35.7
342.2
89.32%
2010
346.4
39
385.4
12.62%
2011
242.2
39.4
279.8
-
27.40%
2012
768.30
101.50
869.80
210.86%
2013
462.47
140.18
602.65
17
1. Pelaksanaan Indonesia Tourism Investment Forum
Pada tanggal 20 Maret 2013, diselenggarakan kegiatan Indonesia
Tourism Investment Forum (ITIF) 2013 sebagai side event dari HIW
2013. Kegiatan ini dihadiri oleh partisipan HIW 2013, dan dilakukan
pemaparan sebagai berikut:
Indonesia Economic Development, yang disampaikan oleh
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian;
Advantages of Investing in The Tourism Sector in Indonesia,
Badan Koordinasi Penanaman Modal;
Indonesia Tourism Infrastructure Development Planning dan
Indonesia Tourism Special Economic Zone – Implementation
And Benefits, yang disampaikan oleh Sekretariat Dewan
Nasional Kawasan Ekonomi Khusus, Kemenko Perekonomian;
dan
Prospektus Investasi Pariwisata oleh pengembang kawasan
pariwisata: Mandalika, Tanjung Lesung, Grand Kawanua, dan
Teluk Mekaki.
2. Partisipasi Pada Even Investasi Pariwisata
Untuk meningkatkan kapasitas investasi pariwisata
didaerah-daerah di Indonesia yang berdaya saing, serta menarik minat
investor, baik PMA maupun PMDN pada tahun 2013 telah
dilaksanakan kegiatan Partisipasi Pada Even Investasi Pariwisata,
dengan sasaran :
Meningkatkan minat investasi pariwisata bagi investor dalam
dan luar negeri.
Menumbuhkan minat pemerintah daerah untuk melakukan
promosi investasi pariwisata.
18
Meningkatkan jumlah penanaman modal ke Indonesia.
Beberapa even investasi yang telah diikuti antara lain :
A. The 2nd Annual Hospitality Investment World (HIW)
Indonesia 2013, 19-20 Maret 2013 di Hotel Pullman Central
Park
Kemenparekraf bekerjasama dengan Terrapin dari Singapura,
melaksanakan kegiatan promosi investasi di bidang hospitality
yang dihadiri oleh pemilik hotel lokal dan CEO/top management
chain hotel internasional, operator dan service providers hotel
dan bertujuan untuk memberikan informasi yang akurat dan
terkini kepada para partisipan yang bergerak di bidang
hospitality dan perbankan untuk rencana pengembangan
bisnis/investasi bidang pariwisata di Indonesia
Pada kegiatan ini, Wakil Menteri Parekraf menyampaikan
Keynote Speech mengenai The Indonesian National Tourism
Masterplan “Identifying The Strategic Areas and Tourism
Investment Opportunities”
Selama berlangsungnya pelaksanaan HIW Indonesia 2013,
dilakukan:
1) Indonesia Tourism Investment Forum (ITIF)
2) One on one meetings dengan para CEO perusahaan di
bidang hospitality dan perbankan untuk menyampaikan dan
menawarkan secara langsung peluang investasi kawasan
pariwisata di Indonesia.
3) Exhibition, bekerjasama dengan para pengembang kawasan
pariwisata di Indonesia, untuk menawarkan peluang
19
investasi pada kawasan yang dimiliki oleh masing-masing
pengembang
B. The 1st Annual Indonesia Hospitality and Tourism
Investment Conference (IHT) 2013, 7 – 8 Mei 2013 di Hotel
The Ritz-Carlton Pacific Place Jakarta
Kementerian Parekraf bersama dengan Badan Koordinasi
Penanaman Modal (BKPM) bekerjasama dengan HVS
Hospitality Services melaksanakan kegiatan investasi di bidang
hospitality and tourism yang dihadiri oleh top manajemen
jaringan hotel internasional, para investor, pengembang/pemilik
properti, dan kalangan perbankan; dan bertujuan untuk
membahas hal-hal penting seperti: sumber pembiayaan dari
dalam dan luar negeri untuk investasi dan pengembangan
bisnis, cara-cara pemilik hotel dan pengembang untuk
mengoptimalkan keuntungan dan pengembalian investasi, serta
melihat pengembangan pasar yang sedang terjadi.
Pada kegiatan ini, Menteri Parekraf menyampaikan Keynote
Speech mengenai The Indonesian National Tourism Masterplan
“Leading Initiatives for the Nation's Tourism and Creative
Economy”, dan menerima penganugerahan The Tourism
Excellence Award dari HVS Hospitality Services.
Selama berlangsungnya pelaksanaan IHT 2013, dilakukan:
1) One on one meetings dengan para CEO perusahaan di
bidang hospitality and tourism untuk menyampaikan dan
menawarkan secara langsung peluang investasi kawasan
pariwisata di Indonesia.
2) Pertemuan bisnis dengan perusahaan dari Singapore
Hospitality Sector
3) Exhibition, bekerjasama dengan para pengembang kawasan
pariwisata di Indonesia, untuk menawarkan peluang
investasi pada kawasan yang dimiliki oleh masing-masing
pengembang.
20
C. The 3rd Edition Annual Investment Meeting (AIM) 2013, 30
April – 2 Mei 2013 di Dubai International Exhibition and
Convention Center
AIM 2013 merupakan kegiatan investasi yang mencakup
konferensi, presentasi negara, networking serta pameran, yang
diikuti dan dihadiri oleh beberapa negara di dunia yang bertujuan
untuk menawarkan potensi investasi mereka.
Selama berlangsungnya pelaksanaan AIM 2013, dilakukan :
1) One on one meetings dengan para CEO perusahaan di
bidang hospitality, transportation dan real estate untuk
menyampaikan dan menawarkan peluang investasi
pariwisata di Indonesia.
2) Exhibition, bekerjasama dengan BKPM, BKPMD serta
Pemda untuk menawarkan peluang investasi yang dimiliki
D. Asia Pacific Tourism Destination Investment Conference
(APTDI), 21-23 Oktober 2013, di Suntec Singapore
Convention and Exhibition Centre
APTDI merupakan konferensi yang membahas mengenai isu
serta tantangan di bidang investasi dan pengembangan
kawasan pariwisata dan dihadiri oleh para CEO dari
perusahaan real estate, pengembang theme park, pengembang
kawasan serta international chain hotel.
Selama berlangsungnya pelaksanaan APTDI 2013, dilakukan :
1. Ibu Mari Elka Pangestu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi
Kreatif, menjadi panelist pada keynote panel : Effective
Governance Models for Lasting Local Partnerships.
2. Bapak Henky Manurung, Kasubdit Investasi Pariwisata,
menjadi panelis pada keynote panel : Leveraging Tourism
Sector Growth to Achieve National Economic Development
Goals
3. Exhibition, bekerjasama dengan para pengembang
Kawasan Pariwisata untuk menawarkan peluang investasi
yang dimiliki
21
Selain itu, untuk mendukung promosi investasi pariwisata,
dilaksanakan fasilitasi berupa business meeting dengan
investor ataupun daerah yang potensial untuk dipromosikan
investasinya serta kegiatan Promosi Investasi Pariwisata
Melalui Media.
1. Fasilitasi Pertemuan Bisnis dengan Investor/Calon
Investor
a. Pertemuan Bisnis dengan Investor dilakukan di Hotel
Adlon Kempinski, Berlin, Jerman, pada tanggal 4 Maret
2013, dengan agenda :
Penandatanganan joint venture pembangunan 20
hotel di Indonesia antara Panorama Group
(Indonesia) dengan Carlson Rezidor Hotel Group
(USA) yang disaksikan langsung oleh Menteri
Parekraf dan Kepala BKPM, serta
Penyampaian secara langsung memo rencana
pengembangan 100 hotel ACCOR Group di Indonesia