• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Pompa

Pompa adalah suatu peralatan mekanik yang digerakkan oleh tenaga mesin yang digunakan untuk memindahkan cairan (fluida) dari suatu tempat ke tempat lain, dimana cairan tersebut hanya mengalir apabila terdapat perbedaan tekanan. Pompa juga dapat diartikan sebagai alat untuk memindahkan energi dari pemutar atau penggerak ke cairan ke bejana yang bertekanan yang lebih tinggi. Selain dapat memindahkan cairan pompa juga berfungsi untuk meningkatkan kecepatan, tekanan dan ketinggian cairan. Adapun bentuk pompa bermacam-macam, dengan demikian maka pompa dalam pelayanannya dapat diklasifikasikan menurut :

1. Pemakaiannya 2. Prinsip kerjanya 3. Cairan yang dialirkan

4. Material atau bahan konstruksinya

2.2 Konstruksi Pompa

Konstruksi sebuah pompa agar dapat memindahkan cairan dari suatu bejana ke bejana lain adalah sebagai berikut :

2.2.1 Mesin Penggerak ( Motor )

Penggerak merubah energi listrik menjadi energi mekanik yang diperlukan untuk menggerakkan pompa. Energi ditransmisi ke pompa oleh suatu belt ke pully penggerak pompa.

2.2.2 Pompa

Pompa menggerakkan energi mekanik sebagai berikut :

a. Untuk menggerakkan atau mengalirkan cairan yang diproses melalui pompa pada kapasitas cairan yang diperlukan.

b. Untuk memindahkan energi kedalam cairan yang di proses, yang terlihat dengan bertambahnya tekanan cairan pada lubang keluar pompa.

2.2.3 Sistem pipa masuk dan keluar cairan

Sistem pipa masuk memindahkan cairan yang bersih dari bejana penyimpanan pompa.

Dari sebuah konstruksi pompa reciprocating data yang harus diperoleh meliputi : 1. Jumlah atau banyaknya silinder pompa. Silinder dari suatu pompa

reciprocating sering dijadikan sebagai penamaan terhadap suatu pompa yang bersangkutan.

• Pompa yang dikonstruksikan dengan sebuah silinder disebut pompa simpleks.

• Pompa yang dikonstruksikan dengan dua buah silinder disebut pompa dupleks.

• Pompa yang dikonstruksikan dengan banyak silinder disebut pompa multipleks.

Pada keterpasangan pompa reciprocating ditemui bahwa piston tidak dilengkapi dengan ring piston, sebagai pengganti piston dipakai batang plunger (plunger/rod). Sehingga memperoleh ukuran diamater silinder pompa dinyatakan sebagai diameter batang plunger.

3. Jumlah atau banyaknya aksi kerja pompa.

Aksi kerja pompa dimaksud adalah terjadinya kerja pemompaan yang dilakukan oleh pompa reciprocating untuk satu siklus gerak bolak – balik batang plunger silinder. Berdasarkan jumlah aksi kerja maka pompa reciprocating dapat dibedakan atas dua macam yaitu :

• Pompa aksi kerja tunggal ( single acting )

• Pompa aksi kerja ganda ( double acting )

Gambar 2.1. Konstruksi Pompa

2.3 Klasifikasi Pompa

Berdasarkan klasifikasi standart yang sering dipakai. Ada tiga kelas yang digunakan sekarang ini, sentirifugal, rotari, dan torak reciprocating. Istilah ini hanyak berlaku pada mekanik fluida bukan pada desain pompa itu sendiri, Ini penting karena

banyak pompa yang dijual untuk keperluan yang khusus, hanya dengan melihat detail dan desain yang terbaik saja, sehingga masalah yang berdasarkan kepada kelas dan jenis pompa menjadi sejumlah yang berbeda – beda sesuai dengan pompa tersebut.

Untuk lebih jelas dapat dilizhat klasifikasi pompa, di bawah ini :

Gambar 2.2. Kelas dan jenis Pompa 2.3.1 Pompa Sentrifugal

Pompa sentrifugal mempunyai konstruksi sedemikian rupa sehingga aliran zat cair yang keluar dari mupller akan melalui sebuah bidang tegak lurus pompa impeller dipasang kopling untuk meneruskan daya dari pengerak. Poros dan pada ujung yang lain dipasang kopling untuk meneruskan daya dari penggerak. Poros ditumpu oleh duah buah bantaklan. Sebuah packing atau perapat dipasang pada bagian rumah yang ditumpu untuk mencegah air yang bocor keluar atau udara masuk ke dalam pompa.

Gambar 2.3. Pompa Sentrifugal

Jenis – Jenis Pompa Sentrifugal

1. Pompa jenis Rumah Keong

Pada jenis pompa ini, impeler membuang cairan ke dalam rumah spiral yang secara berangsur – angsur berkembang. Ini dibuat sedemikian rupa untuk mengurangi kecepatan cairan dapat diubah menjadi tekanan statis. Rumah keong pompa ganda menghasilkan kesimetrisan yang hampir radial pada pompa bertekanan tinggi dan pada pompa yang dirancang untuk operasi aliran yang sedikit. Rumah keong akan menyeimbangkan beban – beban radial pada poros pompa sehingga beban akan saling meniadakan, dengan demikian akan mengurangi pembebanan poros dan resultant lenturan.

Gambar 2.4. Rumah Keong pompa tunggal mengkonversikan energi cairan menjadi tekanan statis.

2. Pompa Jenis Diffuser

Baling – baling pengarah yang tetap mengelilingi runner atau impeler pada pompa jenis diffuser. Laluan – laluan yang berangsur – angsur mengembang ini akan menngubah arah aliran dan mengkonversikannya menjadi tinggi – tekan tekanan ( pressure head ).

Gambar 2.5. Diffuser mengubah arah aliran dan membantu dalam mengubah kecepatan menjadi tekanan.

3. Pompa Jenis Turbin

Dikenal juga dengan pompa vorteks ( vortex ), periperi ( periphery ), dan regeneratif, cairan pada jenis pompa ini dipusar oleh baling – baling impeler dengan kecepatan yang tinggi selama hampir dalam satu putaran di dalam saluran yang berbentuk cincin ( annular ), tempat impeler tadi berputar. Energi ditambahkan ke cairan dalam sejumlah impuls. Pompa sumur jenis diffuser sering disebut pompa turbin. Akan tetapi, pompa itu tidak mirip dengan pompa turbin regeneratif dari segi apapun dan dengan demikian tidak perlu menghubungkannya.

Gambar 2.6. Pompa Turbin menambahkan energi kepada cairan dalam sejumlah impuls

4. Pompa jenis Aliran-campur dan Aliran-aksial

Pompa aliran-campur menghasilkan tinggi-tekan (head) sebagian oleh pengangkatan (lift) baling pada cairan. Diameter sisi buang

baling-baling ini lebih besar dari diameter sisi masuknya. Pompa aliran aksial menghasilkan tinggi-tekan oleh propeler atau oleh aksi pengangkatan (lift) baling-baling pada cairan. Diameter baling-baling pada sisi hisap sama dengan pada sisi buang. Pompa Propeler merupakan jenis pompa aliran-aksial.

Gambar 2.7. Pompa propeler menghasilkan hampir seluruh tinggi-tekannya oleh aksi pada cairan

Gambar 2.8. Pompa aliran-campur memakai gaya sentrifugal maupun pengangkatan sudu-sudu pada cairan.

2.3.2 Pompa Rotari

Pompa jenis rotari terdiri dari casing tetap yang didalamnya terdapat roda - roda gigi (gerak), sudu-sudu (vanes), torak-torak, bumbungan (cam), segmen, sekrup-sekrup dan lain-lain yang beroperasi dengan jarak ruangan (regangan /clerence) yang minimum. Pada pompa rotari cairan diperangkap atau dijebak, di dorong ke casing yang tertutup, sama seperti torak pada pompa torak.

Jenis – Jenis Pompa Rotari

1. Pompa bumbungan dan torak 2. Pompa roda gigi luar

3. Pompa roda gigi dalam 4. Pompa laburar (sudu tebal) 5. Pompa sekrup (poros cilin) 6. Pompa sudu

Bila kipas itu sekarang diputar dengan cepat, maka sudu kemudian akan memberikan gerak putar terhadap rumah pompa pada zat cair yang berbeda dalam kipas. Gaya sentrifugal atau gaya pusingan yang terjadi disini mendorong zat cair kejurusan keliling sebuah kipas. Karena itu pada lubang aliran masuk dari kipas, timbul ruang kosong dengan kata lain ruang hampa udara. Akan tetapi diatas permukaan zat cair dalam sumber atau sumur, bekerja tekanan atmosfir. Jadi sekarang terdapat perbedaan tekanan, sehingga kolom zat cair dalam saluran isap bergerak dan zat cair masuk kedalam kipas dengan tekanan dan kecepatan tertentu. Dengan demikian ruang yang menjadi kosong pada lubang aliran masuk kipas, langsung zat cair terisi kembali.

Pada keliling luar kipas, zat cair mengalir dalam rumah pompa dengan tekanan dan kecepatan tertentu. Dalam rumah pompa ini zat cair disalurkan sedemikian rupa sehingga terdapat kecepatan kedalam tekanan yang sempurna. Oleh tekanan ini, kolom zat cair dalam saluran kempa digerakkan.

2.3.3 Pompa Torak (Reciprocating)

Pompa reciprocating mempunyai torak, plunger, diafragma yang bergerak maju mundur didalam sebuah silinder. Silinder dilengkapi dengan katup – katup isap dan buang. Gerakan dari torak, plunger, diafragma bersama – sama dengan gerak yang sesuai dari katup – katup yang menyebabkan cairan mengisi dan tersalur secara silih berganti dari silinder.

Jenis – jenis pompa torak (reciprocating)

3. Pompa Jenis Tenaga Kapasitas Kecil 4. Pompa Jenis Diafragma

5. Desain Lainnya

2.4 Gangguan Kerja Pompa

Pada setiap keterpasangan peralatan di pabrik terdapat gangguan kerja baik gangguan yang datang dari luar peralatan maupun gangguan yang ada pada peralatan tersebut. Gangguan kerja mempengaruhi kondisi peralatan sehingga peralatan tidak beroperasi sesuai dengan standart yang ditentukan.

Pada pompa reciprocating, gangguan sering terjadi/terdapat adalah sebagai berikut :

1. Turunnya tekanan pompa.

2. Adanya getaran bunyi yang tidak wajar. 3. Turunnya kapasitas pompa.

4. Berkurangnya daya motor penggerak. 5. Adanya kebocoran pada pompa.

Gangguan – gangguan kerja tersebut diatas dapat terjadi sewaktu – waktu, untuk itu perlu direncanakan bagaimana penganggulangan yang dilakukan terhadap setiap gangguan tersebut.

2.5 Tinggi Tekan Pompa

Selama perencanaan sistem pemompaan ada sejumlah elemen yang harus diperhatikan tanpa memandang kelas dan jenis pompa apa yang dipilih untuk instalasi tersebut. Elemen ini termasuk tinggi tekan (head), kapasitas, sifat cairan

yang dipompakan, pemipaan, penggerak dan ekonomi. Jadi, secara umum, pembahasan salah satu faktor ini sama-sama berlaku untuk pompa sentrifugal,

rotari atau torak. Dengan demikian, tinggi tekan pompa biasanya tidak akan diubah oleh kelas unit yang dipilih. Beberapa perkecualian yang timbul umumnya terbatas pada jenis pompa tertentu dan akan ditunjukkan nanti.

Yang kadang-kadang dilalaikan selama perencanaan sisten adalah konsep penting ekonomi desain yang bermula dari proyek dan berkelanjutan selama pemakaiannya. Misalnya pengkajian tentang kondisi tinggi tekan dan lokasi pompa dapat menghasilkan penghematan daya yang berharga dalam periode yang lama tanpa memperbesar harga awal proyek tersebut. Pemilihan ukuran pipa yang bijak, yang didasarkan pada beban yang dapat ditaksir atau beban masa mendatang yang dihitung, adalah contoh lain tentang bagaimana perencanaan pendesainan dapat dilaksanakan untuk mengimbanginya dalam bentuk keekonomian operasi. Jadi sementara bab ini membahas tinggi tekan (head) pada

pompa, ditinjau juga dari segi hidraulik praktis, juga diperhatikan bagaimana persiapan pemilihan dapat mempengaruhi keseluruhan instalasi.

BAB III

POMPA TORAK (RECIPROCATING)

3.1 Umum

Pompa torak merupakan unit perpindahan positif – pompa ini

mengeluarkan cairan dalam jumlah yang terbatas selama pergerakan piston atau plunyer sepanjang langkahnya. Akan tetapi, tidak seluruh cairan dapat mencapai pipa buang disebabkan oleh kebocoran atau peralatan pembuang (by pass) dapat

saja mencegah hal ini. Dengan mengabaikan hal ini, volume cairan yang dipindahkan selama satu langkah piston atau pluyer akan sama dengan perkalian luas piston dengan panjang langkah.

3.2 Jenis Pompa Torak

Pada dasarnya ada dua jenis pompa torak – unit aksi langsung (direct –

acting) yang digerakkan oleh uap dan pompa tenaga. Akan tetapi ada banyak

modifikasi desain dasar yang dibuat untuk keperluan khusus di dalam berbagai bidang. Beberapa diantaranya diklasifikasikan sebagai pompa rotari oleh pembuatnya, namun pada kenyataannya memakai gerakan piston atau plunyer yang bolak-balik juga baru dapat melaksanakan aksi pemompaannya. Sebutan yang lebih umum – torak – akan dipakai untuk pompa ini dalam keseluruhan bab ini.

3.2.1 Pompa Aksi Langsung

Pada pompa jenis aksi-langsung (direct-acting pump) ini, sebuah batang

untuk cairan (Gambar 3.1) atau plunyer (Gambar 3.3). Pompa aksi langsung dibuat dengan sistem simpleks (masing-masing satu piston uap dan satu piston

cairan) dan dupleks (dua piston uap dan dua piston cairan).

Gambar 3.1 Pompa piston dupleks mendatar aksi langsung. Ujung sisi uap adalah sebelah kiri, ujung sisi cairan adalah kanan.

Gambar 3.2 Pompa slush dupleks uap.

Gambar 3.3 Pompa plunyer jenis katup-jambangan (por-valve) yang diberi paking

Pompa aksi langsung sistem simpleks dan dupleks yang mendatar atau vertikal telah beroperasi dngan sangat memuaskan pada banyak keperluan, termasuk untuk keperluan pengisian ketel bertekanan rendah hingga menengah, lumpur, beton dan campuran lumpur (slush), pemompaan minyak dan air, dan banyak keperluan lainnya. Dengan karakteristik tinggi-tekan, kecepatan dan kapasitas yang mudah disetel, pompa-pompa ini mempunyai efisiensi yang bagus pada jarak yang lebar. Pompa plunyer (Gambar 3.3) umumnya dipakai untuk tekanan yang lebih tinggi dibandingkan dengan jenis piston (Gambar 3.1 dan 3.2). Sebagaimana dengan pompa torak, unit aksi langsung mempunyai aliran buang berdenyut.

3.2.2 Pompa Tenaga

Pompa tenaga (power pump) ini (Gambar 3.4) mempunyai poros engkol

yang digerakkan dari sumber penggerak luar – umumnya motor listrik, sabuk mesin atau rantai. Roda-roda gigi sering dipakai antara penggerak dan poros engkol untuk mengurangi kecepatan keluaran penggerak.

Bila digerakkan pada kecepatan konstan, pompa tenaga mengalirkan kapasitas yang hampir konstan dan mempunyai efisiensi yang. Ujung sisi cairan, dapat berupa jenis piston atau plunyer, akan menghasilkan tekanan yang tinggi apabila katup buang ditutup. Untuk alasan ini, merupakan praktek yang biasa untuk melengkapi dengan katup pengaman (relief valve) untuk melindungi pompa

dan pemipaan. Pompa aksi langsung akan mengalami stal (stall) apabila gaya total

akan menghasilkan tekanan yang tinggi sebelum mengalami stal. Tekanan stal beberapa kali lebih besar dari pada tekanan normal pompa tenaga.

Pompa tenaga baik dipakai khususnya untuk keperluan tekanan tinggi dan dipakai untuk pengisian air ketel, pemompaan jaringan pipa, pemrosesan petroleum dan penggunaan yang serupa.

Pompa tenaga jenis engkol-dan-roda penerus, desain awal sering digerakkan dengan uap. Akan tetapi, sekarang ini penggerak motor listrik atau motor bakar (Gambar 3.4) lebih umum karena susunan yang demikian ini akan memberikan instalasi yang lebih ekonomis dan kompak dan membutuhkan perawatan yang sedikit. Pompa tenaga jenis plunyer untuk tekanan tinggi dapat berupa jenis yang horizontal maupun yang vertikal. Pompa ini sering dipakai untuk pres-pres hidrolik, pemrosesan petroleum dan keperluan serupa. Akan tetapi desain lainnya dipakai juga untuk keperluan yang sama. Pompa tenaga tekanan tinggi yang berukuran besar (Gambar 3.5) sering berupa jenis yang vertikal tetapi juga ada yang jenis mendatar.

Gambar 3.4 Pompa tenaga plunyer tripleks terbaik untuk keperluan tekanan tinggi.

Gambar 3.5 Pompa plunyer tekanan tinggi yang berukuran besar.

3.2.3 Pompa Jenis Tenaga Kapasitas Kecil

Unit ini (Gambar 3.6 sampai 3.12) juga dikenal sebagai pompa kapasitas variabel, volume terkontrol dan pengukur. Pemakaian yang terutama untuk mengontrol aliran sejumlah kecil cairan-cairan yang dimasukan ke dalam ketel-ketel, peralatan proses dan unit-unit yang serupa. Oleh karena itu pompa ini menduduki tempat yang penting dalam banyak operasi industri pada semua jenis pabrik.

Kapasitas pompa ini dapat divariasikan dengan jalan mengubah panjang langkah (Gambar 3.6). Unit yang ditunjukkan pada Gambar 3.7 memakai diafragma untuk memompakan cairannya, akan tetapi diafragma itu sendiri digerakkan oleh plunyer yang memindahkan minyak yang ada di dalam ruangan

pompa. Dengan mengubah panjang langkah plunyer perpindahan diafragma akan bervariasi. Sejumlah desain pompa perpindahan bervariasi yang lain juga tersedia.

Gambar 3.6 Pompa plunyer volume terkontrol mempunyai sekerup penyetel panjang langkah.

Gambar 3.7 Unit diafragma piston untuk pemompaan volume terkontrol mempunyai minyak untuk menggerakkan diafragma yang akan memompa cairan.

Gambar 3.8 Pompa diafragma jenis tekanan yang digerakkan dengan daya yang mempunyai katup-katup

3.2.4 Pompa Jenis Diafragma

Pompa gabungan piston diafragma pada Gambar 3.7 umumnya dipakai hanya untuk kapasitas yang lebih kecil. Pompa diafragma (Gambar 3.8 dan 3.9) dipakai untuk aliran jernih atau yang mengandung bahan padat yang berkapasitas lebih besar. Pompa itu juga sesuai untuk bubur kertas yang kental, air selokan (sewage), sludge, larutan asam atau basa, dan campuran air dan bahan padat yang

meyerupai pasir. Diafragma yang terbuat dari bahan bukan logam yang fleksibel akan lebih tahan terhadap korosi atau erosi dibandingkan dengan bagian logam beberapa pompa torak. Pompa semprot diafragma kecepatan tinggi dengan langkah yang pendek pada Gambar 3.10 dilengkapi dengan katup-katup hisap dan buang jenis cakra. Pompa itu didesain untuk memompakan bahan kimia.

Gambar 3.10 Pompa semprot diafragma kecepatan tinggi, langkah pendek

beroperasi pada 60 sampai 80 psi dan mengalirkan bahan-bahan kimia.

Gambar 3.11 Unit pompa aksi tunggal plunyer rotari mempunyai plunyer yang disusun melingkar.

3.2.5 Desain Lainnya

Tersedia juga sejumlah besar jenis pompa torak lainnya yang didesain untuk keperluan khusus. Banyak dipakai pada hidrolik industri, pelumasan, pengisi bahan kimia dan sistem yang serupa. Kapasitas dan tekanan buangnya bervariasi terhadap penggunaan yang menjadi tujuan perancangan pompa tersebut.

Untuk aksi tunggal plunyer rotari pada Gambar 3.11 mempunyai banyak plunyer yang disusun melingkar. Setiap plunyer dihubungkan dengan plat penggoyang (wabbler) yang diputar oleh penggerak. Perputaran pelat akan

menghasilkan gerakan bolak-balik pada plunyer, yang memberikan aksi penghisapan dan pembuangan. Aliran dari pompa ini mulus (smooth). Pompa

piston paralel pada Gambar 3.12 mempunyai kotak pemiring T yang digerakkan

oleh kontrol C guna memvariasikan keluaran cairan dari unit. Pada desain lainnya

(Gambar 3.13) tabung silinder dan pistonnya beratun pada sudut untuk menggunakan poros agar sesuai dengan aliran buang. Pompa piston horizontal pada Gambar 3.14 mempunyai plat penggoyang W yang tidak berputar. Piston P

memberikan aksi pemompaan yang diinginkan.

Gambar 3.12 Pompa perpindahan bervariasi dengan piston yang paralel; tabung silinder dan piston-pistonnya berputar bersama dengan unit penggerak.

Gambar 3.13 Tabung silinder dan piston-piston pada pompa ini berayun pada suatu besaran sudut guna menyetel laju aliran buangnya.

Gambar 3.14 Pompa pelat penggoyang perpindahan yang bervariasi, pelat W tidak

berputar bersama dengan poros penggerak.

3.3 Karakteristik Pompa Torak

karakter denyutannya tergantung pada jenis pompa dan apakah pompa itu mempunyai ruang bantalan (cushion chamber) atau tidak.

3.3.1 Pompa Aksi Langsung Simpleks

Pompa uap yang beroperasi pada kecepatan normal mempunyai kurva aliran buang seperti ditunjukkan pada Gambar 3.15a. Alirannya tunak hingga

akhir langkah, yang piston cairannya berhenti dan membalik gerakannya. Tanpa ruang bantalan (cushion chamber), aliran secara teroritis akan terhenti apabila

piston berhenti. Akan tetapi ruang udara akan mencegah hal ini, akan memberikan lengkungan seperti ditunjukkan pada Gambar. Pada pompa uap aksi-langsung dupleks, aliran yang keluar dari satu silinder umumnya akan terpisah setengah langkah dari aliran buang silinder lainnya. Keduanya dijumlahkan sehingga diperoleh kurva aliran seperti ditunjukkan oleh garis tebal pada Gambar 3.15b

yang mempunyai bagian melengkung sebanyak dua kali yang dipunyai oleh pompa simpleks, namun titik bawahnya tidak pernah di bawah titik terendah pompa aksi langsung simpleks.

Gambar 3.15 Kurva aliran buang untuk pompa-pompa aksi langsung (a) simpleks

3.3.2 Pompa Tenaga

Kurva aliran buang untuk pompa tenaga menyerupai kurva sinus (Gambar 3.16) sebab piston atau plunyer digerakkan oleh engkol. Aliran buang tidak akan berubah dengan tiba-tiba sebagaimana pompa langsung. Pompa tenaga aksi-ganda simpleks, kurvanya digambarkan pada Gambar 3.16a, mempunyai laju

aliran maksimum sebesar 60% di atas laju aliran rata-ratanya; aliran minimum di bawah rata-ratanya adalah 100%. Ini berarti bahwa, pada sebarang titik selama masing-masing siklus pemompaan, aliran dari pompa bernilai mol. Akan tetapi aliran dari jaringan buang hampir konstan, tergantung dari bagan susunan pemipaan dan jumlah serta jenis kapasitas ruang bantalan yang dipakai.

Gambar 3.16 Kurva-kurva buang untuk tiga jenis pompa tenaga. (a) Aksi ganda

simpleks. (b) Aksi ganda dupleks. (c) Aksi tunggal tripleks

ada aliran di dalam pipa buang sewaktu pompa beroperasi. Pompa aksi tunggal tipleks selanjutnya lebih memuluskan kurva buang (Gambar 3.16c). Laju aliran

maksimum di atas rata-rata untuk unit ini 6.64 persen; laju aliran minimum di bawah rata-rata 18,4 persen. Dengan pompa torak lainnya, perbedaan antara aliran buang maksimum dan aliran buang rata-rata disimpan di ruang bantalan sampai aliran buang menuju di bawah rata-rata.

Pompa tenaga quintupleks dan septupleks akan lebih memutuskan kurva aliran buang lagi yang praktis dapat memberikan aliran jaringan buang yang konstan. Akan tetapi, pengujian kesesuaian akhir kurva aliran buang merupakan pekerjaan itu sendiri. Denyutan yang besar pada satu instalasi mungkin saja tidak berapa penting, sementara pada instalasi lainnya denyutan-denyutan itu dapat menjadi pertimbangan yang utama.

Perhatikan bahwa persentase aliran yang diberikan untuk unit-unit pada Gambar 3.16 hanya berlaku untuk kurva yang ditunjukkan. Desain pompa, sudut engkol dan jumlah faktor-faktor lainnya akan mengubah aliran dari satu unit ke unit lainnya. Bagaimanapun, nilai-nilai yang diberikan merupakan praktek yang terjadi akhir-akhir ini dan variasi dari satu pabrik ke lainnya tidaklah begitu besar.

3.3.3 Pompa Jenis Tenaga Kapasitas Kecil

Dalam batas tertentu, unit-unit ini mirip dengan jenisnya yang lebih besar bila diperhatikan kurva aliran buangnya. Akan tetapi kenyataan bahwa kebanyakan unit ini merupakan pompa kapasitas yang bervariasi, akan mengubah penampilan kurva. Pompa aksi tunggal simpleks mempunyai aliran berdenyut yang aliran buangnya tidak ada selama langkah hisap. Bila kapasitas berkurang,

kurva yang berbentuk sinus itu akan lebih rata, seperti tergambar. Desain aksi tunggal dupleks akan mengalirkan cairan dua kali lebih banyak dan mempunyai kurva yang sama dengan unit-unit simpleks Bila satu piston berhenti mengalirkan cairan dan kedua piston itu berpisah 180 derajat, maka piston yang lain akan

Dokumen terkait