• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kemampuan Kerja Operasi Pompa Torak (Reciprocating) Terhadap Kapasitas Yang Dihasilkan Di Pabrik Mini PTKI Medan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Kemampuan Kerja Operasi Pompa Torak (Reciprocating) Terhadap Kapasitas Yang Dihasilkan Di Pabrik Mini PTKI Medan."

Copied!
75
0
0

Teks penuh

(1)

KARYA AKHIR

KEMAMPUAN KERJA POMPA TORAK (RECIPROCATING)

TERHADAP KAPASITAS YANG DIHASILKAN DI PABRIK MINI PTKI

MEDAN

Karya Akhir ini diajukan untuk Melengkapi Salah Satu Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan

Oleh :

RUDIANSYAH PUTRA

065203003

PROGRAM DIPLOMA IV TEKNOLOGI INSTRUMENTASI PABRIK

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

ABSTRAK

Mini Plant atau Pabrik Kecil adalah sebuah pabrik mini yang terdiri dari menara destinasi methanol, menara pendingin air, alat penukar panas, berbagai jenis pompa, katup, kompresor, ketel uap, unit kendali dan sebagainya merupakan sarana praktek bagi mahasiswa dan juga untuk keperluan kursus kursus jangka pendek karyawan pabrik yang ingin memperoleh tambahan pengetahuan dan keterampilan dalam mengoperasikan suatu pabrik.

Berbagai jenis pompa seperti halnya pompa reciprocating mempunyai torak, plunger, diafragma yang bergerak maju mundur didalam sebuah silinder. Silinder dilengkapi katup-katup isap dan buang. Gerakan dari torak, plunger, diafragma bersama-sama dengan gerak yang sesuai dari katup-katup yang menyebabkan cairan mengisi dan tersalur secara silih berganti dari silinder.

(3)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat dan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya akhir ini.

Tidak lupa pula penulis ucapkan ribuan terima kasih kepada Ayahanda dan Ibunda tercinta yang tak pernah letih mengasuh, membesarkan, memberi dukungan moral maupun materil dan selalu menyertai Adinda dengan do’a sampai Adinda menyelesaikan Karya Akhir ini.

Dalam pelaksanaan Karya Akhir ini penulis mendapatkan banyak bantuan dan bimbingan, oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Bustami Syam, M.S.M.E selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Sumatra Utara.

2. Bapak Ir. Surya Tarmizi Kasim, M.Si selaku Pelaksanaan Harian Ketua Program Studi Teknologi Instrumentasi Pabrik.

3. Bapak Rahmat Fauzi ST, MT. selaku Sekretaris Program Studi Teknologi Instrumentasi Pabrik.

4. Bapak Drs. Hasdari Helmi, MT selaku Koordinator Program Studi Teknologi Instrumentasi Pabrik dan sekaligus merupakan Dosen Wali penulis.

5. Bapak Ir. A. Rachman Hasibuan selaku Dosen Pembimbing penulis yang telah banyak memberikan masukkan dan arahan dalam penulisan karya Akhir ini.

(4)

7. Rekan-rekan mahasiswa jurusan Teknologi Instrumentasi Pabrik yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, khususnya angkatan 2006 yang telah banyak membantu penulis.

8. Seluruh anggota keluarga yang telah banyak membantu dalam menyukseskan tugas akhir saya ini.

Penulis menyadari bahwa Karya Akhir ini masih ada terdapat kekurangan-kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan wawasan dalam ruang lingkup pembelajaran. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran sebagai penyempurnaan dari Karya Akhir ini. Semoga karya akhir ini ada manfaatnya bagi kita semua terutama bagi penulis sendiri.

Medan, Januari 2012 Penulis,

(5)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR TABEL ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan dan Manfaat Penulisan ... 2

1.3 Rumusan Masalah ... 3

1.4 Batasan Masalah ... 3

1.5 Metode Penulisan ... 3

1.6 Sistematika Penulisan ... 4

BAB II LANDASAN TEORI ... 6

2.1 Pengertian Pompa ... 6

2.2 Konstruksi Pompa ... 6

2.2.1 Mesin Penggerak ... 7

2.2.2 Pompa ... 7

(6)
(7)

3.3.4 Kapasitas Kecepatan ... 31

3.3.5 Kekentalan Cairan dan Temperatur Air ... 32

3.3.6 Ujung Sebelah Cairan dan Uap ... 33

3.3.7 Paking Batang dan Piston ... 37

3.3.8 Katup Ujung Cairan ... 39

3.3.9 Gawai-gawai Kapasitas Variabel ... 43

3.4 Konstruksi Pompa Torak ... 43

3.5 Faktor Operasi Kerja Pompa Torak ... 45

3.6 Komponen Pompa Torak ... 47

3.7 Prinsip Kerja Pompa Torak ... 48

3.8 Instrumentasi Pendukung pada Proses Kerja Pompa Torak ... 49

3.8.1 Valve ... 49

3.8.2 Water Tank ... 51

3.8.3 Strainer ... 51

3.8.4 Drain Valve ... 52

3.8.5 Reflect Discharge Valve ... 52

3.8.6 Pressure Gauge ... 53

(8)

4.1 Umum ... 54

4.2 Perlunya Kapasitas dan Kemampuan dalam Penggunaan Pompa Reciprocating ... 54

4.3 Data Pengamatan ... 55

4.4 Perhitungan Rata-Rata ... 56

4.5 Menghitung Operasi Kerja Pompa Pada Bukaan Stroke 100% ... ... 57

4.6 Menghitung Unjuk Kemampuan Kerja Pompa Pada Bukaan Stroke 100% ... 57

4.7 Menghitung Perubahan Kemampuan Kerja Pompa Pada Bukaan Stroke 100% ... 58

BAB V PENUTUP ... 59

5.1 Kesimpulan ... 59

5.2 Saran ... 59

DAFTAR PUSTAKA

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Konstruksi Pompa ... 8

Gambar 2.2 Kelas dan Jenis Pompa ... 9

Gambar 2.3 Pompa Sentrifugal ... 10

Gambar 2.4 Rumah Keong pompa tunggal mengkonversikan energi cairan menjadi tekanan statis ... 11

Gambar 2.5 Diffuser mengubah arah aliran dan membantu dalam mengubah kecepatan menjadi tekanan ... 11

Gambar 2.6 Pompa Turbin menambahkan energi kepada cairan sejumlah impuls ... 12

Gambar 2.7 Pompa propeler menghasilkan hampir seluruh tinggi-tekannya oleh aksi pada cairan ... 13

Gambar 2.8 Pompa aliran-campur memakai gaya sentrifugal maupun pengangkatan sudu-sudu pada cairan ... 13

Gambar 2.9 Pompa Rotari Roda Gigi Luar ... 14

Gambar 3.1 Pompa piston dupleks mendatar aksi langsung. Ujung sisi uap adalah sebelah kiri, ujung sisi cairan adalah kanan ... 19

(10)

Gambar 3.3 Pompa plunyer jenis katup-jambangan (por-valve) yang diberi paking pada ujung luar, sistem dupleks, mendatar ... 19

Gambar 3.4 Pompa tenaga plunyer tripleks terbaik untuk keperluan tekanan tinggi ... . 21

Gambar 3.5 Pompa plunyer tekanan tinggi yang berukuran besar ... 22

Gambar 3.6 Pompa plunyer volume terkontrol mempunyai sekerup penyetel panjang langkah ... 23

Gambar 3.7 Unit diafragma piston untuk pemompaan volume terkontrol mempunyai minyak untuk menggerakkan diafragma yang akan memompa cairan ... 23

Gambar 3.8 Pompa diafragma jenis tekanan yang digerakkan dengan daya yang mempunyai katup-katup bola ... 23

Gambar 3.9 Keluaran Pompa ini dapat disetel sewaktu beroperasi ... 24

Gambar 3.10 Pompa semprot diafragma kecepatan tinggi, langkah pendek

beroperasi pada 60 sampai 80 psi dan mengalirkan bahan-bahan kimia ... 25

Gambar 3.11 Unit pompa aksi tunggal plunyer rotari mempunyai plunyer yang disusun melingkar ... 25

(11)

Gambar 3.13 Tabung silinder dan piston-piston pada pompa ini berayun pada suatu

besaran sudut guna menyetel laju aliran buangnya ... 27

Gambar 3.14 Pompa pelat penggoyang perpindahan yang bervariasi, pelat W tidak berputar bersama dengan poros penggerak ... 27

Gambar 3.15 Pompa pelat penggoyang perpindahan yang bervariasi, pelat W tidak berputar bersama dengan poros penggerak ... 28

Gambar 3.16 Kurva-kurva buang untuk tiga jenis pompa tenaga. (a) Aksi ganda simpleks. (b) Aksi ganda dupleks. (c) Aksi tunggal tripleks... 29

Gambar 3.17 Ujung cairan jenis pelat katup ... 33

Gambar 3.18 Ujung cairan jenis jambangan katup ... 34

Gambar 3.19 Pompa plunyer yang diberi paking luar ... 34

Gambar 3.20 Paking pada bagian atas silinder cairan ... 35

Gambar 3.21 Ujung cairan pompa tripleks mendatar ... 35

Gambar 3.22 Katup-katup sisi hisap dan sisi buang ... 36

Gambar 3.23 Ujung cairan pompa tripleks vertikal ... 36

Gambar 3.24 Katup rata yang digerakkan oleh piston ... 36

Gambar 3.25 Katup uap piston-seimbang ... 37

Gambar 3.26 Katup jenis piston seimbang lainnya ... 38

(12)

Gambar 3.28 Paking batang piston ... 39

Gambar 3.29 Paking untuk piston cairan ... 39

Gambar 3.30 Katup cakra rata dengan rusuk penguat (rib) miring ... 40

Gambar 3.31 Katup-katup jenis bola ... 40

Gambar 3.32 Katup yang dituntun oleh sayap untuk cairan-cairan yang kental ... ... 41

Gambar 3.33 Katup yang dituntun sayap untuk cairan-cairan jernish tekanan tinggi 41 Gambar 3.34 Katup tekanan rendah untuk cairan-cairan kental ... 42

Gambar 3.35 Katup tekanan kental... 42

Gambar 3.36 Komponen Pompa Torak (Reciprocating) ... 47

Gambar 3.37 Gate Valve ... 50

Gambar 3.38 Water Tank ... 51

Gambar 3.39 Strainer ... 51

Gambar 3.40 Drain Valve ... 52

Gambar 3.41 Reflect Discharge Valve ... 52

(13)

DAFTAR TABEL

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

(15)

ABSTRAK

Mini Plant atau Pabrik Kecil adalah sebuah pabrik mini yang terdiri dari menara destinasi methanol, menara pendingin air, alat penukar panas, berbagai jenis pompa, katup, kompresor, ketel uap, unit kendali dan sebagainya merupakan sarana praktek bagi mahasiswa dan juga untuk keperluan kursus kursus jangka pendek karyawan pabrik yang ingin memperoleh tambahan pengetahuan dan keterampilan dalam mengoperasikan suatu pabrik.

Berbagai jenis pompa seperti halnya pompa reciprocating mempunyai torak, plunger, diafragma yang bergerak maju mundur didalam sebuah silinder. Silinder dilengkapi katup-katup isap dan buang. Gerakan dari torak, plunger, diafragma bersama-sama dengan gerak yang sesuai dari katup-katup yang menyebabkan cairan mengisi dan tersalur secara silih berganti dari silinder.

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebuah pompa merupakan pesawat angkut yang bertujuan antara lain

memindahkan fluida. Pompa adalah mesin fluida yang digunakan untuk

memindahkan fluida dari suatu tempat ke tempat yang lain dengan cara

memberikan energi, dalam bentuk mekanik kepada fluida tersebut. Ditinjau dari

penggunaannya maka pompa harus mampu mengalirkan fluida dari tekanan statis

rendah ke tekanan statis tinggi. Fluida hanya mengalir bila terdapat perbedaan

tekanan tertentu.

Pada umumnya pompa digunakan untuk memindahkan zat cair tetapi

adakalanya juga digunakan untuk memindahkan kepadatan seperti tanah tambang,

dan batu bara. Bila padatan ini berada dalam bentuk partikel kecil yang melayang

didalam air, dengan kata lain partikel bercampur dengan air, sehingga memiliki

lumpur.

Biasanya kita hanya mengetahui pompa secara keseluruhan (bentuk fisik

pompa). Maka, untuk mengetahui elemen-elemen pompa reciprocating dilakukan

pembongkaran. Hal ini dilakukan apabila terjadi kerusakan pompa didalam

pabrik, dengan mengetahui elemen- elemen pompa kita dapat mengetahui

kerusakan dan segera membetulkan sehingga operasi produksi didalam pabrik

(17)

Dari penjelasan diatas bahwa pompa reciprocating mempunyai peranan

yang sangat penting, oleh karena itu penulis merasa tertarik untuk membahas

mengenai pompa reciprocating yang terpasang pada Pabrik Mini, khususnya pada

unit destilasi dengan judul :

KEMAMPUAN KERJA OPERASI POMPA TORAK

(RECIPROCATING) TERHADAP KAPASITAS YANG DIHASILKAN DI

PABRIK MINI PTKI MEDAN”

Dengan kemampuan demikian dengan adanya pembahasan ini diharapkan

dapat menambah pengetahuan dan pengalaman penulis khususnya dan pembaca

dan umumnya.

1.2 Tujuan dan Manfaat Penulisan

TUJUAN

1. Untuk mempelajari lebih mendalam tentang pompa reciprocating

mengenai pengoperasiannya dan pemeliharaan serta konstruksinya

sehingga dapat diketahui bagaimana cara pelaksanaa pemeliharaan

pada pompa tersebut yang sebenernya, agara dapat mempertahankan

kondisi operasi stabil.

2. Agar mahasiswa memperoleh pengetahuan/pengalaman praktis dan

(18)

MANFAAT

Memberikan pengkajian secara ilmiah dalam bidang pemeliharaan di

lapangan industri.

1. Dapat melatih diri bekerja pada pabrik-pabrik yang beroperasi secara

komersial.

2. Sebagai media untuk mengenal peralatan dan bagaimana cara yang

baik dalam bidang pemeliharaan.

1.3 Rumusan Masalah

Adapun permasalahan yang sering terjadi pada pompa dan pembahasan

yang akan penulis kemukakan pada penulisan ini adalah :

a. Mengukur berapa persen kemampuan kerja pompa reciprocating

tersebut.

b. Mengukur berapa persen penurunan kemampuan kerja pompa tersebut.

1.4 Batasan Masalah

Agar pembahasan karya akhir ini tidak terlalu meluas, maka

pembahasan memberikan batasan-batasan sebagai berikut:

a. Hanya membahas tentang prinsip kerja dari Pompa Reciprocating

b. Tidak membahas tentang bagian-bagian yang berhubungan dengan

Pompa Reciprocating

1.5. Metode Penulisan

(19)

1. Studi literatur : mengambil bahan – bahan dari buku – buku referensi,

jurnal, artikel dan sebagainya.

2. Studi lapangan : mengambil data dan informasi dari Pabrik Mini PTKI

MEDAN

1.6. Sistematika Penulisan

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan tentang latar belakang, rumusan masalah,

tujuan dan manfaat penulisan, batasan masalah, metoda penulisan

dan sistematika penulisan

BAB II : LANDASAN TEORI

Bab ini membahas penjelasan secara umum dari Pompa

Menjelaskan tentang gambaran umum/ dasar teori dari pompa

BAB III : POMPA TORAK (RECIPROCATING)

Bab ini membahas penjelasan dari Prinsip Kerja Pompa

Reciprocating, jenis Pompa Reciprocating, dan karakteristik

Pompa Recipcrocating

BAB IV : KEMAMPUAN KERJA PENGOPERASIAN POMPA

RECIPROCATING DI PABRIK MINI PTKI MEDAN

Bab ini berisikan tentang pengoperasian pompa

(20)

reciprocating, data hasil pengamatan praktek, dan menghitung

operasi kerja pompa.

BAB V : PENUTUP

(21)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Pompa

Pompa adalah suatu peralatan mekanik yang digerakkan oleh tenaga

mesin yang digunakan untuk memindahkan cairan (fluida) dari suatu tempat ke

tempat lain, dimana cairan tersebut hanya mengalir apabila terdapat perbedaan

tekanan. Pompa juga dapat diartikan sebagai alat untuk memindahkan energi dari

pemutar atau penggerak ke cairan ke bejana yang bertekanan yang lebih tinggi.

Selain dapat memindahkan cairan pompa juga berfungsi untuk meningkatkan

kecepatan, tekanan dan ketinggian cairan. Adapun bentuk pompa

bermacam-macam, dengan demikian maka pompa dalam pelayanannya dapat

diklasifikasikan menurut :

1. Pemakaiannya

2. Prinsip kerjanya

3. Cairan yang dialirkan

4. Material atau bahan konstruksinya

2.2 Konstruksi Pompa

Konstruksi sebuah pompa agar dapat memindahkan cairan dari suatu

(22)

2.2.1 Mesin Penggerak ( Motor )

Penggerak merubah energi listrik menjadi energi mekanik yang

diperlukan untuk menggerakkan pompa. Energi ditransmisi ke pompa oleh suatu

belt ke pully penggerak pompa.

2.2.2 Pompa

Pompa menggerakkan energi mekanik sebagai berikut :

a. Untuk menggerakkan atau mengalirkan cairan yang diproses melalui

pompa pada kapasitas cairan yang diperlukan.

b. Untuk memindahkan energi kedalam cairan yang di proses, yang terlihat

dengan bertambahnya tekanan cairan pada lubang keluar pompa.

2.2.3 Sistem pipa masuk dan keluar cairan

Sistem pipa masuk memindahkan cairan yang bersih dari bejana

penyimpanan pompa.

Dari sebuah konstruksi pompa reciprocating data yang harus diperoleh meliputi :

1. Jumlah atau banyaknya silinder pompa. Silinder dari suatu pompa

reciprocating sering dijadikan sebagai penamaan terhadap suatu pompa

yang bersangkutan.

• Pompa yang dikonstruksikan dengan sebuah silinder disebut pompa simpleks.

• Pompa yang dikonstruksikan dengan dua buah silinder disebut pompa dupleks.

• Pompa yang dikonstruksikan dengan banyak silinder disebut pompa multipleks.

(23)

Pada keterpasangan pompa reciprocating ditemui bahwa piston tidak

dilengkapi dengan ring piston, sebagai pengganti piston dipakai batang

plunger (plunger/rod). Sehingga memperoleh ukuran diamater silinder

pompa dinyatakan sebagai diameter batang plunger.

3. Jumlah atau banyaknya aksi kerja pompa.

Aksi kerja pompa dimaksud adalah terjadinya kerja pemompaan yang

dilakukan oleh pompa reciprocating untuk satu siklus gerak bolak – balik

batang plunger silinder. Berdasarkan jumlah aksi kerja maka pompa

reciprocating dapat dibedakan atas dua macam yaitu :

• Pompa aksi kerja tunggal ( single acting )

• Pompa aksi kerja ganda ( double acting )

Gambar 2.1. Konstruksi Pompa

2.3 Klasifikasi Pompa

Berdasarkan klasifikasi standart yang sering dipakai. Ada tiga kelas yang

digunakan sekarang ini, sentirifugal, rotari, dan torak reciprocating. Istilah ini hanyak

(24)

banyak pompa yang dijual untuk keperluan yang khusus, hanya dengan melihat detail dan

desain yang terbaik saja, sehingga masalah yang berdasarkan kepada kelas dan jenis

pompa menjadi sejumlah yang berbeda – beda sesuai dengan pompa tersebut.

Untuk lebih jelas dapat dilizhat klasifikasi pompa, di bawah ini :

Gambar 2.2. Kelas dan jenis Pompa

2.3.1 Pompa Sentrifugal

Pompa sentrifugal mempunyai konstruksi sedemikian rupa sehingga aliran zat

cair yang keluar dari mupller akan melalui sebuah bidang tegak lurus pompa impeller

dipasang kopling untuk meneruskan daya dari pengerak. Poros dan pada ujung yang lain

dipasang kopling untuk meneruskan daya dari penggerak. Poros ditumpu oleh duah buah

bantaklan. Sebuah packing atau perapat dipasang pada bagian rumah yang ditumpu untuk

(25)

Gambar 2.3. Pompa Sentrifugal

Jenis – Jenis Pompa Sentrifugal

1. Pompa jenis Rumah Keong

Pada jenis pompa ini, impeler membuang cairan ke dalam rumah

spiral yang secara berangsur – angsur berkembang. Ini dibuat sedemikian

rupa untuk mengurangi kecepatan cairan dapat diubah menjadi tekanan statis.

Rumah keong pompa ganda menghasilkan kesimetrisan yang hampir radial

pada pompa bertekanan tinggi dan pada pompa yang dirancang untuk operasi

aliran yang sedikit. Rumah keong akan menyeimbangkan beban – beban

radial pada poros pompa sehingga beban akan saling meniadakan, dengan

(26)

Gambar 2.4. Rumah Keong pompa tunggal mengkonversikan energi

cairan menjadi tekanan statis.

2. Pompa Jenis Diffuser

Baling – baling pengarah yang tetap mengelilingi runner atau impeler

pada pompa jenis diffuser. Laluan – laluan yang berangsur – angsur

mengembang ini akan menngubah arah aliran dan mengkonversikannya

menjadi tinggi – tekan tekanan ( pressure head ).

Gambar 2.5. Diffuser mengubah arah aliran dan membantu dalam mengubah

(27)

3. Pompa Jenis Turbin

Dikenal juga dengan pompa vorteks ( vortex ), periperi ( periphery ),

dan regeneratif, cairan pada jenis pompa ini dipusar oleh baling – baling

impeler dengan kecepatan yang tinggi selama hampir dalam satu putaran di

dalam saluran yang berbentuk cincin ( annular ), tempat impeler tadi berputar.

Energi ditambahkan ke cairan dalam sejumlah impuls. Pompa sumur jenis

diffuser sering disebut pompa turbin. Akan tetapi, pompa itu tidak mirip

dengan pompa turbin regeneratif dari segi apapun dan dengan demikian tidak

perlu menghubungkannya.

Gambar 2.6. Pompa Turbin menambahkan energi kepada cairan dalam

sejumlah impuls

4. Pompa jenis Aliran-campur dan Aliran-aksial

Pompa aliran-campur menghasilkan tinggi-tekan (head) sebagian oleh

(28)

baling-baling ini lebih besar dari diameter sisi masuknya. Pompa aliran aksial

menghasilkan tinggi-tekan oleh propeler atau oleh aksi pengangkatan (lift)

baling-baling pada cairan. Diameter baling-baling pada sisi hisap sama

dengan pada sisi buang. Pompa Propeler merupakan jenis pompa

aliran-aksial.

Gambar 2.7. Pompa propeler menghasilkan hampir seluruh tinggi-tekannya

oleh aksi pada cairan

Gambar 2.8. Pompa aliran-campur memakai gaya sentrifugal maupun

(29)

2.3.2 Pompa Rotari

Pompa jenis rotari terdiri dari casing tetap yang didalamnya terdapat roda

- roda gigi (gerak), sudu-sudu (vanes), torak-torak, bumbungan (cam), segmen,

sekrup-sekrup dan lain-lain yang beroperasi dengan jarak ruangan (regangan

/clerence) yang minimum. Pada pompa rotari cairan diperangkap atau dijebak, di

dorong ke casing yang tertutup, sama seperti torak pada pompa torak.

Jenis – Jenis Pompa Rotari

1. Pompa bumbungan dan torak

2. Pompa roda gigi luar

3. Pompa roda gigi dalam

4. Pompa laburar (sudu tebal)

5. Pompa sekrup (poros cilin)

6. Pompa sudu

(30)

Bila kipas itu sekarang diputar dengan cepat, maka sudu kemudian akan

memberikan gerak putar terhadap rumah pompa pada zat cair yang berbeda dalam

kipas. Gaya sentrifugal atau gaya pusingan yang terjadi disini mendorong zat cair

kejurusan keliling sebuah kipas. Karena itu pada lubang aliran masuk dari kipas,

timbul ruang kosong dengan kata lain ruang hampa udara. Akan tetapi diatas

permukaan zat cair dalam sumber atau sumur, bekerja tekanan atmosfir. Jadi

sekarang terdapat perbedaan tekanan, sehingga kolom zat cair dalam saluran isap

bergerak dan zat cair masuk kedalam kipas dengan tekanan dan kecepatan

tertentu. Dengan demikian ruang yang menjadi kosong pada lubang aliran masuk

kipas, langsung zat cair terisi kembali.

Pada keliling luar kipas, zat cair mengalir dalam rumah pompa dengan

tekanan dan kecepatan tertentu. Dalam rumah pompa ini zat cair disalurkan

sedemikian rupa sehingga terdapat kecepatan kedalam tekanan yang sempurna.

Oleh tekanan ini, kolom zat cair dalam saluran kempa digerakkan.

2.3.3 Pompa Torak (Reciprocating)

Pompa reciprocating mempunyai torak, plunger, diafragma yang

bergerak maju mundur didalam sebuah silinder. Silinder dilengkapi dengan katup

– katup isap dan buang. Gerakan dari torak, plunger, diafragma bersama – sama

dengan gerak yang sesuai dari katup – katup yang menyebabkan cairan mengisi

dan tersalur secara silih berganti dari silinder.

Jenis – jenis pompa torak (reciprocating)

(31)

3. Pompa Jenis Tenaga Kapasitas Kecil

4. Pompa Jenis Diafragma

5. Desain Lainnya

2.4 Gangguan Kerja Pompa

Pada setiap keterpasangan peralatan di pabrik terdapat gangguan kerja

baik gangguan yang datang dari luar peralatan maupun gangguan yang ada pada

peralatan tersebut. Gangguan kerja mempengaruhi kondisi peralatan sehingga

peralatan tidak beroperasi sesuai dengan standart yang ditentukan.

Pada pompa reciprocating, gangguan sering terjadi/terdapat adalah

sebagai berikut :

1. Turunnya tekanan pompa.

2. Adanya getaran bunyi yang tidak wajar.

3. Turunnya kapasitas pompa.

4. Berkurangnya daya motor penggerak.

5. Adanya kebocoran pada pompa.

Gangguan – gangguan kerja tersebut diatas dapat terjadi sewaktu –

waktu, untuk itu perlu direncanakan bagaimana penganggulangan yang dilakukan

terhadap setiap gangguan tersebut.

2.5 Tinggi Tekan Pompa

Selama perencanaan sistem pemompaan ada sejumlah elemen yang harus

diperhatikan tanpa memandang kelas dan jenis pompa apa yang dipilih untuk

instalasi tersebut. Elemen ini termasuk tinggi tekan (head), kapasitas, sifat cairan

yang dipompakan, pemipaan, penggerak dan ekonomi. Jadi, secara umum,

(32)

rotari atau torak. Dengan demikian, tinggi tekan pompa biasanya tidak akan

diubah oleh kelas unit yang dipilih. Beberapa perkecualian yang timbul umumnya

terbatas pada jenis pompa tertentu dan akan ditunjukkan nanti.

Yang kadang-kadang dilalaikan selama perencanaan sisten adalah konsep

penting ekonomi desain yang bermula dari proyek dan berkelanjutan selama

pemakaiannya. Misalnya pengkajian tentang kondisi tinggi tekan dan lokasi

pompa dapat menghasilkan penghematan daya yang berharga dalam periode yang

lama tanpa memperbesar harga awal proyek tersebut. Pemilihan ukuran pipa yang

bijak, yang didasarkan pada beban yang dapat ditaksir atau beban masa

mendatang yang dihitung, adalah contoh lain tentang bagaimana perencanaan

pendesainan dapat dilaksanakan untuk mengimbanginya dalam bentuk

keekonomian operasi. Jadi sementara bab ini membahas tinggi tekan (head) pada

pompa, ditinjau juga dari segi hidraulik praktis, juga diperhatikan bagaimana

(33)

BAB III

POMPA TORAK (RECIPROCATING)

3.1 Umum

Pompa torak merupakan unit perpindahan positif – pompa ini

mengeluarkan cairan dalam jumlah yang terbatas selama pergerakan piston atau

plunyer sepanjang langkahnya. Akan tetapi, tidak seluruh cairan dapat mencapai

pipa buang disebabkan oleh kebocoran atau peralatan pembuang (by pass) dapat

saja mencegah hal ini. Dengan mengabaikan hal ini, volume cairan yang

dipindahkan selama satu langkah piston atau pluyer akan sama dengan perkalian

luas piston dengan panjang langkah.

3.2 Jenis Pompa Torak

Pada dasarnya ada dua jenis pompa torak – unit aksi langsung (direct –

acting) yang digerakkan oleh uap dan pompa tenaga. Akan tetapi ada banyak

modifikasi desain dasar yang dibuat untuk keperluan khusus di dalam berbagai

bidang. Beberapa diantaranya diklasifikasikan sebagai pompa rotari oleh

pembuatnya, namun pada kenyataannya memakai gerakan piston atau plunyer

yang bolak-balik juga baru dapat melaksanakan aksi pemompaannya. Sebutan

yang lebih umum – torak – akan dipakai untuk pompa ini dalam keseluruhan bab

ini.

3.2.1 Pompa Aksi Langsung

Pada pompa jenis aksi-langsung (direct-acting pump) ini, sebuah batang

(34)

untuk cairan (Gambar 3.1) atau plunyer (Gambar 3.3). Pompa aksi langsung

dibuat dengan sistem simpleks (masing-masing satu piston uap dan satu piston

cairan) dan dupleks (dua piston uap dan dua piston cairan).

Gambar 3.1 Pompa piston dupleks mendatar aksi langsung. Ujung sisi uap adalah

sebelah kiri, ujung sisi cairan adalah kanan.

Gambar 3.2 Pompa slush dupleks uap.

Gambar 3.3 Pompa plunyer jenis katup-jambangan (por-valve) yang diberi paking

(35)

Pompa aksi langsung sistem simpleks dan dupleks yang mendatar atau

vertikal telah beroperasi dngan sangat memuaskan pada banyak keperluan,

termasuk untuk keperluan pengisian ketel bertekanan rendah hingga menengah,

lumpur, beton dan campuran lumpur (slush), pemompaan minyak dan air, dan

banyak keperluan lainnya. Dengan karakteristik tinggi-tekan, kecepatan dan

kapasitas yang mudah disetel, pompa-pompa ini mempunyai efisiensi yang bagus

pada jarak yang lebar. Pompa plunyer (Gambar 3.3) umumnya dipakai untuk

tekanan yang lebih tinggi dibandingkan dengan jenis piston (Gambar 3.1 dan 3.2).

Sebagaimana dengan pompa torak, unit aksi langsung mempunyai aliran buang

berdenyut.

3.2.2 Pompa Tenaga

Pompa tenaga (power pump) ini (Gambar 3.4) mempunyai poros engkol

yang digerakkan dari sumber penggerak luar – umumnya motor listrik, sabuk

mesin atau rantai. Roda-roda gigi sering dipakai antara penggerak dan poros

engkol untuk mengurangi kecepatan keluaran penggerak.

Bila digerakkan pada kecepatan konstan, pompa tenaga mengalirkan

kapasitas yang hampir konstan dan mempunyai efisiensi yang. Ujung sisi cairan,

dapat berupa jenis piston atau plunyer, akan menghasilkan tekanan yang tinggi

apabila katup buang ditutup. Untuk alasan ini, merupakan praktek yang biasa

untuk melengkapi dengan katup pengaman (relief valve) untuk melindungi pompa

dan pemipaan. Pompa aksi langsung akan mengalami stal (stall) apabila gaya total

(36)

akan menghasilkan tekanan yang tinggi sebelum mengalami stal. Tekanan stal

beberapa kali lebih besar dari pada tekanan normal pompa tenaga.

Pompa tenaga baik dipakai khususnya untuk keperluan tekanan tinggi dan

dipakai untuk pengisian air ketel, pemompaan jaringan pipa, pemrosesan

petroleum dan penggunaan yang serupa.

Pompa tenaga jenis engkol-dan-roda penerus, desain awal sering

digerakkan dengan uap. Akan tetapi, sekarang ini penggerak motor listrik atau

motor bakar (Gambar 3.4) lebih umum karena susunan yang demikian ini akan

memberikan instalasi yang lebih ekonomis dan kompak dan membutuhkan

perawatan yang sedikit. Pompa tenaga jenis plunyer untuk tekanan tinggi dapat

berupa jenis yang horizontal maupun yang vertikal. Pompa ini sering dipakai

untuk pres-pres hidrolik, pemrosesan petroleum dan keperluan serupa. Akan tetapi

desain lainnya dipakai juga untuk keperluan yang sama. Pompa tenaga tekanan

tinggi yang berukuran besar (Gambar 3.5) sering berupa jenis yang vertikal tetapi

juga ada yang jenis mendatar.

Gambar 3.4 Pompa tenaga plunyer tripleks terbaik untuk keperluan tekanan

(37)

Gambar 3.5 Pompa plunyer tekanan tinggi yang berukuran besar.

3.2.3 Pompa Jenis Tenaga Kapasitas Kecil

Unit ini (Gambar 3.6 sampai 3.12) juga dikenal sebagai pompa kapasitas

variabel, volume terkontrol dan pengukur. Pemakaian yang terutama untuk

mengontrol aliran sejumlah kecil cairan-cairan yang dimasukan ke dalam

ketel-ketel, peralatan proses dan unit-unit yang serupa. Oleh karena itu pompa ini

menduduki tempat yang penting dalam banyak operasi industri pada semua jenis

pabrik.

Kapasitas pompa ini dapat divariasikan dengan jalan mengubah panjang

langkah (Gambar 3.6). Unit yang ditunjukkan pada Gambar 3.7 memakai

diafragma untuk memompakan cairannya, akan tetapi diafragma itu sendiri

(38)

pompa. Dengan mengubah panjang langkah plunyer perpindahan diafragma akan

bervariasi. Sejumlah desain pompa perpindahan bervariasi yang lain juga tersedia.

Gambar 3.6 Pompa plunyer volume terkontrol mempunyai sekerup penyetel

panjang langkah.

Gambar 3.7 Unit diafragma piston untuk pemompaan volume terkontrol

mempunyai minyak untuk menggerakkan diafragma yang akan memompa cairan.

Gambar 3.8 Pompa diafragma jenis

tekanan yang digerakkan dengan

(39)

3.2.4 Pompa Jenis Diafragma

Pompa gabungan piston diafragma pada Gambar 3.7 umumnya dipakai

hanya untuk kapasitas yang lebih kecil. Pompa diafragma (Gambar 3.8 dan 3.9)

dipakai untuk aliran jernih atau yang mengandung bahan padat yang berkapasitas

lebih besar. Pompa itu juga sesuai untuk bubur kertas yang kental, air selokan

(sewage), sludge, larutan asam atau basa, dan campuran air dan bahan padat yang

meyerupai pasir. Diafragma yang terbuat dari bahan bukan logam yang fleksibel

akan lebih tahan terhadap korosi atau erosi dibandingkan dengan bagian logam

beberapa pompa torak. Pompa semprot diafragma kecepatan tinggi dengan

langkah yang pendek pada Gambar 3.10 dilengkapi dengan katup-katup hisap dan

buang jenis cakra. Pompa itu didesain untuk memompakan bahan kimia.

(40)

Gambar 3.10 Pompa semprot diafragma kecepatan tinggi, langkah pendek

beroperasi pada 60 sampai 80 psi dan mengalirkan bahan-bahan kimia.

Gambar 3.11 Unit pompa aksi tunggal plunyer rotari mempunyai plunyer yang

(41)

3.2.5 Desain Lainnya

Tersedia juga sejumlah besar jenis pompa torak lainnya yang didesain

untuk keperluan khusus. Banyak dipakai pada hidrolik industri, pelumasan,

pengisi bahan kimia dan sistem yang serupa. Kapasitas dan tekanan buangnya

bervariasi terhadap penggunaan yang menjadi tujuan perancangan pompa tersebut.

Untuk aksi tunggal plunyer rotari pada Gambar 3.11 mempunyai banyak

plunyer yang disusun melingkar. Setiap plunyer dihubungkan dengan plat

penggoyang (wabbler) yang diputar oleh penggerak. Perputaran pelat akan

menghasilkan gerakan bolak-balik pada plunyer, yang memberikan aksi

penghisapan dan pembuangan. Aliran dari pompa ini mulus (smooth). Pompa

piston paralel pada Gambar 3.12 mempunyai kotak pemiring T yang digerakkan

oleh kontrol C guna memvariasikan keluaran cairan dari unit. Pada desain lainnya

(Gambar 3.13) tabung silinder dan pistonnya beratun pada sudut untuk

menggunakan poros agar sesuai dengan aliran buang. Pompa piston horizontal

pada Gambar 3.14 mempunyai plat penggoyang W yang tidak berputar. Piston P

memberikan aksi pemompaan yang diinginkan.

Gambar 3.12 Pompa perpindahan bervariasi dengan piston yang paralel; tabung

(42)

Gambar 3.13 Tabung silinder dan piston-piston pada pompa ini berayun pada

suatu besaran sudut guna menyetel laju aliran buangnya.

Gambar 3.14 Pompa pelat penggoyang perpindahan yang bervariasi, pelat W tidak

berputar bersama dengan poros penggerak.

3.3 Karakteristik Pompa Torak

(43)

karakter denyutannya tergantung pada jenis pompa dan apakah pompa itu

mempunyai ruang bantalan (cushion chamber) atau tidak.

3.3.1 Pompa Aksi Langsung Simpleks

Pompa uap yang beroperasi pada kecepatan normal mempunyai kurva

aliran buang seperti ditunjukkan pada Gambar 3.15a. Alirannya tunak hingga

akhir langkah, yang piston cairannya berhenti dan membalik gerakannya. Tanpa

ruang bantalan (cushion chamber), aliran secara teroritis akan terhenti apabila

piston berhenti. Akan tetapi ruang udara akan mencegah hal ini, akan memberikan

lengkungan seperti ditunjukkan pada Gambar. Pada pompa uap aksi-langsung

dupleks, aliran yang keluar dari satu silinder umumnya akan terpisah setengah

langkah dari aliran buang silinder lainnya. Keduanya dijumlahkan sehingga

diperoleh kurva aliran seperti ditunjukkan oleh garis tebal pada Gambar 3.15b

yang mempunyai bagian melengkung sebanyak dua kali yang dipunyai oleh

pompa simpleks, namun titik bawahnya tidak pernah di bawah titik terendah

pompa aksi langsung simpleks.

Gambar 3.15 Kurva aliran buang untuk pompa-pompa aksi langsung (a) simpleks

(44)

3.3.2 Pompa Tenaga

Kurva aliran buang untuk pompa tenaga menyerupai kurva sinus (Gambar

3.16) sebab piston atau plunyer digerakkan oleh engkol. Aliran buang tidak akan

berubah dengan tiba-tiba sebagaimana pompa langsung. Pompa tenaga

aksi-ganda simpleks, kurvanya digambarkan pada Gambar 3.16a, mempunyai laju

aliran maksimum sebesar 60% di atas laju aliran rata-ratanya; aliran minimum di

bawah rata-ratanya adalah 100%. Ini berarti bahwa, pada sebarang titik selama

masing-masing siklus pemompaan, aliran dari pompa bernilai mol. Akan tetapi

aliran dari jaringan buang hampir konstan, tergantung dari bagan susunan

pemipaan dan jumlah serta jenis kapasitas ruang bantalan yang dipakai.

Gambar 3.16 Kurva-kurva buang untuk tiga jenis pompa tenaga. (a) Aksi ganda

simpleks. (b) Aksi ganda dupleks. (c) Aksi tunggal tripleks

(45)

ada aliran di dalam pipa buang sewaktu pompa beroperasi. Pompa aksi tunggal

tipleks selanjutnya lebih memuluskan kurva buang (Gambar 3.16c). Laju aliran

maksimum di atas rata-rata untuk unit ini 6.64 persen; laju aliran minimum di

bawah rata-rata 18,4 persen. Dengan pompa torak lainnya, perbedaan antara aliran

buang maksimum dan aliran buang rata-rata disimpan di ruang bantalan sampai

aliran buang menuju di bawah rata-rata.

Pompa tenaga quintupleks dan septupleks akan lebih memutuskan kurva

aliran buang lagi yang praktis dapat memberikan aliran jaringan buang yang

konstan. Akan tetapi, pengujian kesesuaian akhir kurva aliran buang merupakan

pekerjaan itu sendiri. Denyutan yang besar pada satu instalasi mungkin saja tidak

berapa penting, sementara pada instalasi lainnya denyutan-denyutan itu dapat

menjadi pertimbangan yang utama.

Perhatikan bahwa persentase aliran yang diberikan untuk unit-unit pada

Gambar 3.16 hanya berlaku untuk kurva yang ditunjukkan. Desain pompa, sudut

engkol dan jumlah faktor-faktor lainnya akan mengubah aliran dari satu unit ke

unit lainnya. Bagaimanapun, nilai-nilai yang diberikan merupakan praktek yang

terjadi akhir-akhir ini dan variasi dari satu pabrik ke lainnya tidaklah begitu besar.

3.3.3 Pompa Jenis Tenaga Kapasitas Kecil

Dalam batas tertentu, unit-unit ini mirip dengan jenisnya yang lebih besar

bila diperhatikan kurva aliran buangnya. Akan tetapi kenyataan bahwa

kebanyakan unit ini merupakan pompa kapasitas yang bervariasi, akan mengubah

penampilan kurva. Pompa aksi tunggal simpleks mempunyai aliran berdenyut

(46)

kurva yang berbentuk sinus itu akan lebih rata, seperti tergambar. Desain aksi

tunggal dupleks akan mengalirkan cairan dua kali lebih banyak dan mempunyai

kurva yang sama dengan unit-unit simpleks Bila satu piston berhenti mengalirkan

cairan dan kedua piston itu berpisah 180 derajat, maka piston yang lain akan

mulai. Jadi tidak ada periode panjang bila aliran dari pompa sama dengan nol.

Apabila dibutuhkan aliran konstan tanpa denyutan, kurva aliran buang

dapat diperoleh dengan jalan memakai desain pompa khusus untuk keperluan ini.

Perhatikan bagaimana aliran merata seluruhnya, tanpa memandang apakah pompa

beroperasi pada langkah penuh, setengah atau kurang dari itu.

Sekali lagi, penting untuk diingat bahwa kurva aliran buang pompa torak

bukanlah ukuran efisiensinya. Akan tetapi hanyalah merupakan penggambaran

secara grafis tentang apa yang terjadi pada aliran buang pompa. Ukuran akhir

pentingnya kurva merupakan persyaratan pekerjaan untuk aliran cairan di dalam

jaringan.

3.3.4 Kapasitas dan Kecepatan

Seperti pompa lainnya, pompa torak tidak akan menyedot cairan; pompa

ini akan menurunkan tekanan di dalam ruangan hisap, dan tekanan luar, biasanya

tekanan atmosfir, akan mendorong cairang ke dalam pompa. Untuk setiap pompa

dengan ukuran jaringan hisap yang sudah diketahui, kapasitas atau kecepatan

maksimum telah ditentukan oleh tinggi-tekan hisap positif bersih (npsh) yang ada

Apabila kecepatan pompa torak bertambah, maka kapasitasnya juga

(47)

aksi-langsung, kecepatan dinyatakan dalam feet per menit gerakan piston; untuk

pompa tenaga dinyatakan baik dalam kecepatan piston maupun putaran per menit.

Pada tahun-tahun terakhir ini, kecepatan pompa bertambah dengan nyata

untuk penggunaan khusus tertentu. Kecepatan dasar boleh saja tidak

mencerminkan kecepatan yang lebih tinggi yang saat ini kita gunakan. Akan

tetapi, unit kecepatan yang lebih tinggi untuk penggunaan umum pada semua

industri masih dalam tingkat pengembangan. Agaknya masih diperlukan waktu

yang lama sebelum semua persoalan yang dijumpai, khususnya

persoalan-persoalan yang menyangkut katup-katup cairan, akan dipecahkan. Oleh karena itu,

berlaku untuk sejumlah besar pompa tenaga yang dipakai sekarang ini dan untuk

desain yang telah ada di pasaran.

3.3.5 Kekentalan Cairan dan Temperatur Air

Kedua variabel ini akan mempengaruhi kecepatan dan kapasitas

maksimum pompa. Jadi, apabila kekentalan cairan berubah dari 250 menjadi

5.000 SSU kecepatan pompa turun dari kecepatan uji menjadi 65% dari kecepatan

uji. Apabila temperatur air naik dari 70 menjadi 250 F, akan terjadi penurunan

kecepatan menjadi 62 persen dari kecepatan ujinya. Bahan semi-padat, seperti

lumpur yang bersifat asam (acid sludge), gula cair (molasses), dan sirup,

dipompakan dengan pompa torak yang dirancang sedemikian rupa sehingga

beroperasi tanpa katup hisap. Katup-katup buang cakra atau bola digunakan untuk

unit-unit ini.

Sebelum memperhatikan pompa, periksalah bersama dengan pembuatnya

(48)

terhadap kapasitas. Generalisasi yang diberikan di atas, walaupun merupakan

petunjuk yang membantu, harus tidak digunakan terlalu bebas.

3.3.6 Ujung Sebelah Cairan dan Uap

Ujung cairan pompa torak dibuat dalam sejumlah besar desain untuk

berbagai cairan, kondisi keperluan dan tekanan. Gambar 3.17 sampai 3.25

menunjukkan beberapa susunan untuk pompa modern. Pompa uap aksi-langsung

pada Gambar 3.17 mempunyai ujung cairan pelat katup dengan dudukan katup

buang yang dapat dibongkar. Paking jenis mangkuk untuk piston cairan juga

ditunjukkan. Ujung cairan jenis katup jambangan pada Gambar 3-18 mempunyai

ruang-ruang katup yang ditutup oleh tutup yang tersendiri, sedangkan pompa

plunyer yang diberi paking dari luar, pada Gambar 3.19, mempunyai katup-katup

di dalam jambangan dan gland paking (packing gland) yang disusun sedemikian

sehingga semua kebocoran arahnya ke luar, yang dapat dengan mudah dilihat.

(49)

Gambar 3.18 Ujung cairan jenis jambangan katup.

(50)

Gambar 3.20 Paking pada bagian atas silinder cairan.

Gambar 3.21 Ujung cairan pompa tripleks mendatar.

Pompa vertikal pada Gambar 3.20 mempunyai paking plunyer pada bagian

atas silinder cairan, sedangkan pompa tripleks mendatar pada Gambar 3.21

mempunyai paking pada tempat yang biasa dengan katup sisi masuk dan sisi

buang pada plunyer. Katup sis masuk dan sisi buang dalam pompa volume

terkontrol pada Gambar 3.22 dalam susunan bertingkat. Desain ujung aliran

(51)

ujung cairan pada pompa-pompa torak merupakan fungsi tekanan yang dihasilkan,

cairan yang dipompakan, kapasitas pompa, dan lain sebagainya.

Gambar 3.22 Katup-katup sisi hisap dan sisi buang.

Gambar 3.23 Ujung cairan pompa tripleks vertikal.

Gambar 3.24 Katup rata yang digerakkan oleh piston.

Pada ujung-ujung uap pompa aksi-langsung, dipakai katup rata atau katup

(52)

yang seimbang (balanced) umum untuk pompa-pompa yang bertekanan tinggi.

Katup rata pada Gambar 3.24 bergerak ke depan dan ke belakang melintasi

dudukkannya oleh piston yang dipasangkan di atasnya. Gerakan katup ini teratur

dan positif. Pada katup piston seimbang (Gambar 3.25) unit dibuat beroperasi di

dalam selongsong. Katup ini mempunyai keausan dan gesekan yang minimum.

Gambar 3.26 menunjukkan desain katup piston seimbang lainnya. Contoh

penghubungan (linkage) katup-uap (Gambar 3.27) menghubungkan batang piston

pompa dengan batang dorong katup uap. Desain ujung uap untuk pompa vertikal

mirip dengan unit mendasar yang ditunjukkan di sini.

3.3.7 Paking Batang dan Piston

Setiap bahan yang dipakai untuk mengontrol kebocoran cairan antara

bagian yang bergerak dan bagian yang diam pada pompa biasanya disebut paking.

(53)

Gambar 3.26 Katup jenis piston seimbang lainnya.

Gambar 3.27 Hubungan katup uap.

Peti gasket sederhana batang piston pada Gambar 3.28a mempunyai

beberapa belitan paking persegi. Pada batang piston yang kecil, sebuah mur

mengelilingi gland sebagai pengganti stud yang ditunjukkan. Paking Chevron

(Gambar 3.28b) sering dipakai sebagai pengganti paking persegi. Plunyer

ditujukan untuk pompa bertekanan tinggi. Peti gasket yang diberi jaket (Gambar

3-28c) populer untuk pompa yang mengalirkan minyak panas atau bertemperatur

tinggi lainnya yang temperatur cairannya melebihi 500 F. Air diedarkan melalui

jaket untuk mendinginkan bagian batang yang berhubungan dengan paking.

(54)

dilengkapi dengan plunyer berongga, melalui rongga ini air pendingin

terus-menerus diedarkan.

Gambar 3.28 Paking batang piston

Paking untuk piston-piston cairan mempunyai banyak bentuk. Piston yang

diberi paking benam pada Gambar 3.29A untuk pompa keperluan umum sebagian

brons. Paking jenis mangkuk (Gambar 3.29B) merupakan paking standar untuk

pompa minyak. Cincin paking karet jejal (Gambar 3.29C) juga populer.

3.3.8 Katup Ujung Cairan

Sebagai kaidah umum, katup-katup cakra dituntun oleh tangkai yang

digunakan untuk pompa tekanan rendah, yang dituntun oleh sayap (permukaan

rata atau konis) untuk tekanan-tekanan yang moderat dan katup-katup sayap

permukaan konis untuk tekanan-tekanan tinggi. Akan tetapi, banyak tergantung

pada cairan yang dialirkan, desain pompa dan lain-lain.

(55)

Gambar 3.30 Katup cakra rata dengan rusuk penguat (rib) miring.

Gambar 3.31 Katup-katup jenis bola.

Katup cakra rata pada Gambar 3.30 mempunyai rusuk penguat (rib) miring

pada dudukannya untuk mengarahkan cairan sehingga cairan itu memutar cakra

sedikit sewaktu bergerak ke atas. Ini akan meratakan keausan yang terjadi pada

cakra. Katup bola (Gambar 3.31) sering dipakai apabila diinginkan pembukaan

yang bebas untuk sisi hisap dan sisi buang cairan. Sangkar akan menuntun bola

waktu naik atau turun.

Dudukannnya berbentuk lingkaran dan terbuka penuh. Katup yang

(56)

dengan lapisan karet yang dapat diganti-ganti untuk sayap-sayapnya. Desain lain

(Gambar 3.33), untuk cairan bersih tekanan tinggi, mempunyai dudukan yang

dapat diganti-ganti.

Gambar 3.32 Katup yang dituntun oleh sayap untuk cairan-cairan yang kental.

Gambar 3.33 Katup yang dituntun sayap untuk cairan-cairan jernish tekanan

(57)

Gambar 3.34 Katup tekanan rendah untuk cairan-cairan kental.

(58)

Katup tekanan rendah pada Gambar 3.34 dan katup tekanan tinggi pada

Gambar 3.35 untuk cairan kental yang terbuat dari baja paduan dengan lapisan

sintesis untuk semua keperluan biasa. Bahan-bahan khusus di pakai apabila cairan

yang korosif hendak dipompakan. Katup jenis cairan berlobang ganda populer

untuk pompa-pompa tenaga yang berukuran besar.

3.3.9 Gawai-gawai Kapasitas Variabel

Agaknya banyak sekali gawai (device) untuk memvariasikan kapasitas

pompa torak kapasitas kecil. Beberapa diantaranya telah dijelaskan sebelumnya

pada bab ini. Untuk pompa tenaga berukuran besar, tidak banyak variasi yang ada.

Mungkin ini disebabkan oleh sedikitnya variasi desain pompa yang berukuran

besar.

Katup hisap yang tidak dibebani memberikan pengurangan yang cepat

tetapi berangsur pada aliran buang cairan dan aliran penuh menjadi nol dalam

waktu tidak lebih dari separuh putaran pompa. Katup ini memperbesar akuran

buang cairan dengan cara yang sama dan digerakan oleh udara (pneumatic).

Keluaran pengubah langkah bervariasi tak terbatas. Pengubah ini dapat diatur

guna memvariasikan gerakan plunyer secara manual atau secara otomatis dari

langkah nol hingga langkah maksimum.

3.4 Konstruksi Pompa Torak

Pompa memiliki Konstruksi yakni dari konstruksi pompa reciprocating data yang

harus diperoleh antara lain :

(59)

Silinder dari pompa reciprocating sering dijadikan sebutan atau

penamaan terhadap pompa :

a. Pompa yang berkonstruksi dengan 1 buah silinder (simplex)

b. Pompa yang berkonstruksi dengan 2 buah silinder (douplex)

c. Pompa yang berkonstruksi dengan banyak silinder (multiplex)

Pada keterpasangan pompa reciprocating bahwa piston tidak

dilengkapi dengan ring piston bahkan sebagai pengganti piston sering

dipakai batang plunger (plunger rod) sehingga untuk memperoleh

ukuran diameter silinder pompa dalam perlakuannya dinyatakan

sebagai diameter batang plunger dengan notasi ∅PL

2. Jumlah atau banyaknya aksi kerja pompa.

Aksi kerja pompa dimaksudkan terjadinya kerja pompa pemompaan

yang dilakukan oleh reciprocating untuk 1 siklus gerak bolak-balik

batang plunger silinder.

Berdasarkan jumlah aksi kerja maka pompa reciprocating didasarkan

atas 2 macam :

a. Pompa aksi kerja tunggal (single acting).

Untuk pompa aksi kerja tunggal 1 siklus gerak bolak-balik batang

plunger

b. Pompa aksi kerja ganda (double acting).

Untuk pompa aksi kerja ganda 1 siklus gerak bolak-balik batang

(60)

3.5 Faktor Operasi Kerja Pompa Torak

Faktor yang harus diketahui sebagai operasi kerja pompa reciprocating

adalah jumlah langkah, jarak langkah kerja, dan kapasitas pompa. Berikut

penjelasan tentang faktor tersebut.

1. Jumlah Langkah

Jumlah langkah kerja dari suatu pompa reciprocating adalah banyaknya

siklus gerak bolak-balik batang plunger dalam silinder untuk satu satuan

pengukuran waktu dengan notas N satuan kali/menit.

2. Jarak langkah Kerja

Jarak langkah kerja dari suatu pompa reciprocating adalah panjang

lintasan gerak bolak-balik batang plunger dengan notasi L dengan satuan cm,

mm, fee dan in.

3. Kapasitas Pompa

Kapasitas pompa dari suatu pompa reciprocating adalah banyaknya

cairan yang dipompakan oleh pompa reciprocating dinyatakan dengan notas

Q dengan satuan volume/waktu.

Kapasitas pompa yang tertulis pada plat nama pompa adalah banyaknya

cairan yang dapat dipompakan oleh pompa tersebut disesuaikan dengan harga

jumlah langkah kerja standart dan jarak langkah kerja maksimum atau bukaan

stroke 100%.

Diperoleh dengan rumus sebagai berikut :

(61)

x : Jumlah silinder pompa

4. Penurunan Kemampuan Kerja Pompa

Penurunan kemampuan kerja dari suatu pompa reciprocating dapat

diketahui dengan menghitung seberapa besar penurunan kemampuan

kerja yang terjadi pada pompa, untuk mengetahui penurunan tersebut

dapat diketahui dengan rumus sebagai berikut :

PKKP = − ⋅100%

Dimana PKKP : Penurunan kemampuan kerja pompa

UKP : Unjuk Kemampuan Kerja

Qt : Kapasitas pompa teoritis

(62)

3.6 Komponen Pompa Torak

Gambar 3.36 Komponen Pompa Torak (Reciprocating)

Pompa Torak memiliki beberapa komponen yang penting, berikut penjelasan

tentang masing-masing komponen tersebut :

1. Piston/plunger berfungsi untuk mengisap fluida ke dalam dan menekannya

kembali keluar selinder.

2. Batang Piston berfungsi sebagai penerus tenaga gerak dari mesin ke piston.

3. Mur Piston berfungsi untuk mengikat piston pada batang piston.

4. Ring/seal berfungsi untuk mencegah kebocoran fluida dari dalam selinder

5. Selinder berfungsi sebagai tempat pergerakan piston dan penampungan

sementara fluida.

6. Selinder liner berfungsi sebagai pelapis selinder yang bagian dalamnya

(63)

7. Packing berfungsi sebagai pencegah kebocoran fluida dari dalam selinder.

8. Perapat packing berfungsi sebagai penekan supaya packing tetap pada

posisinya sewaktu batang piston bergerak.

9. Katup Isap berfungsi untuk mengatur pemasukan dan penutupan fluida pada

saat piston langkah isap.

10.Katup buang berfungsi untuk mencegah kembalinya fluida dari ruang outlet

ke dalam ruang selinder pada saat piston langkah tekan.

3.7 Prinsip Kerja Pompa Torak

Sambil memperhatikan Gambar 3.36, Prinsip kerjanya dapat diuraikan

sebagai berikut :

Piston bergerak mundur / kekiri,

- Katup tekan kanan tertutup rapat, katup tekan kiri terbuka sehingga fluida

bagian kiri piston masuk ke ruang outlet dan keluar melalui pipa penyalur.

- Katup isap kiri tertutup rapat, tekanan ruang selinder kanan menurun se-

hingga terjadi isapan membuat katup isap terbuka dan fluida masuk ke-

ruang selinder bagian kanan piston.

Piston bergerak maju/ kekanan,

- Katup tekan kiri tertutup rapat, tekanan ruang kanan meningkat membuat

katup tekan kanan terbuka sehingga fluida mengalir ke ruang outlet dan

(64)

- Katup isap kanan tertutup rapat, tekanan ruang selinder kiri menurun se-

hingga terjadi isapan membuat katup isap kiri terbuka dan fluida masuk ke-

ruang selinder bagian kiri piston, dan selanjutnya kembali piston bergerak

mundur – maju secara berkelanjutan.

3.8 Instrumentasi Pendukung Pada Proses Kerja Pompa Torak

Pada proses kerja pompa terdapat beberapa instrument pendukung, yang

berfungsi untuk membantu kerja dari pompa reciprocating tersebut. Instrument ini

saling mendukung antara lain. Berikut adalah instrument pendukung dari proses

kerja Reciprocating Pump.

3.8.1 Valve

Valve atau juga disebut katup adalah sebuah alat untuk mengatur aliran

suatu fluida dengan menutup, membuka atau menghambat sebagian dari jalannya

aliran. Jenis-jenis valve yang digunakan yaitu gate valve, globe valve, check valve

atau non-return valve.

1. Gate Valve (katup)

Jenis valve ini mempunyai bentuk penyekat piringan, atau sering disebut

wadge, yang digerakkan ke atas bawah untuk membuka dan menutup. Biasa

digunakan untuk posisi buka atau tutup sempurna dan tidak disarankan untuk

posisi sebagian terbuka. Biasanya Gate Valve terdapat pada Suction Valve dan

(65)

Gambar 3.37 Gate Valve

2. Globe Valve

Jenis globe valve digunakan untuk mengatur banyaknya aliran fluida.

Katup globe dinamai sesuai bentuknya. Bentuk globe valve memiliki partisi

interior, dan katup inlet dan pusat-pusat outlet yang inline. Konfigurasi ini

memaksa perubahan arah aliran dalam bentuk S. Disk menghambat aliran cairan

dengan menekan terhadap seat di partisi. Dengan mengubah posisi disc valve

globe, globe valve dapat digunakan untuk both throttling dan untuk full-on,

full-offflow control.

3. Check Valve atau Non-Return Valve

Jenis valve ini mempunyai fungsi untuk mengalirkan fluida hanya ke satu

arah dan mencegah aliran ke arah sebaliknya. Mempunyai beberapa tipe lagi

(66)

3.8.2 Water Tank

Water Tank atau Tangki Air berfungsi untuk menyimpan deposit air yang

diambil dari sumur sehingga kerja pompa terus berjalan apabila air mengering.

Water Tank ini dapat dilihat pada Gambar 3.38.

Gambar 3.38 Water Tank

3.8.3 Strainer

Pada Gambar 3.39 menunjukkan Strainer yang berfungsi untuk menyaring

kotoran-kotoran yang ada pada cairan sehingga kotoran-kotoran tersebut tidak

merusak pompa. Di dalam strainer terdapat celah2 kecil seperti saringan pada

umumnya.

(67)

3.8.4 Drain Valve

Drain valve berfungsi adalah katup yang berfungsi untuk mengetahui

adanya aliran air yang telah masuk kedalam pompa sehingga dari

intrument ini kita dapat melanjutkan ke proses berikutnya yaitu

menjalankan pompa. Valve ini dapat dilihat pada Gambar 3.40

Gambar 3.40 Drain Valve

3.8.5 Reflect Discharge Valve

Pada Gambar 3.41 menunjukka alat Reflect Discharge Valve berfungsi

untuk menahan cairan yang akan kembali lgi ke pompa. Sehingga cairan yang

akan kembali lgi ke pompa akan tertahan di valve ini.

(68)

3.8.6 Pressure Gauge

Pada Gambar 3.42 menunjukkan alat Pressure Gauge yang berfungsi untuk

melihat ukuran tekanan pada cairan

(69)

BAB IV

KEMAMPUAN KERJA POMPA RECIPROCATING

TERHADAP KAPASITAS YANG DIHASILKAN

4.1 Umum

Dalam mengoperasikan proses produksi didalam industri atau pabrik,

hampir sebagian besar memerlukan peralatan pendukung proses yang salah

satunya adalah pompa Reciprocating. Umumnya pompa Reciprocating

4.2 Perlunya Kapasitas dan Kemampuan dalam Penggunaan Pompa

Reciprocating :

dimana

energi mekanik dari penggerak pompa diubah menjadi energi aliran dari cairan

yang dipompa dengan menggunakan elemen yang bergerak bolak-balik di dalam

silinder.

Tinggi tekan dan kapasitas mendapat tempat yang sama dalam

penggunaan pompa. Sementara faktor-faktor lain seperti cairan yang dialirkan,

susunan pemipaan, dan jenis penggerak juga penting, persyaratan utama sebuah

pompa adalah bahwa pompa dapat mengalirkan jumlah cairan yang tepat ke tinggi

tekan yang ada pada sistem itu.

Kapasitas yang dilihat pada saat riset yaitu debit air yang berkisar 5

Liter/Menit. Dari hasil data kapasitas ini (Tabel 4.1) dapat diperoleh hasil

perhitungan untuk mengetahui kemampuan kerja pompa dan penurunan pompa

tersebut. Hasil perhitungan ini bermanfaat untuk mengetahui pompa masih layak

(70)

4.3 Data Pengamatan

Data pengamatan proses kerja Pompa Reciprocating di Pabrik Mini PTKI

Medan.

Tabel 4.1. Data Pengamatan Pengujian Kerja Pompa Reciprocating

Percobaan

Data Spesifikasi Teknis Peralatan Pompa Reciprocating yang tercantum dalam

nemplate Pompa Reciprocating di Pabrik Mini PTKI Medan adalah :

(71)

Date : Juni 1982

Diameter Silinder : 4 cm

2. Motor Penggerak Pompa

Tegangan : 380 volt

4.4 Perhitungan Rata-Rata

Untuk mengetahui kemampuan kerja pompa dan penurunan kerja pompa

diperlukan perhitungan rata-rata, yaitu seperti berikut :

Jumlah Langkah (rata-rata) =

5

Jarak Langkah (rata-rata) =

5

Kapasitas Terukur (rata-rata) =

(72)

4.5 Menghitung Operasi Kerja Pompa Pada Bukaan Stroke 100%

Hasil perhitungan Operasi Kerja Pompa Torak pada Bukaan Stroke 100%

adalah sebesar 4,3499 ltr/menit, berikut adalah penjabaran dari perhitungannya :

Qn = x y d plNL

4.6 Menghitung Unjuk Kemampuan Kerja Pompa Pada Bukaan Stroke

100%

Berikut hasil perhitungan unjuk kemampuan kerja pompa pada bukaan

(73)

UKP = 0,8675669 x 100%

UKP = 86,76%

4.7 Menghitung Perubahan Kemampuan Kerja Pompa Pada Bukaan

Stroke 100%

Berikut hasil perhitungan perubahan kemampuan kerja pompa pada

bukaan stroke 100%

Menurut standart dari pabrikan Kemampuan Kerja Pompa sebesar 86,76%

dan hasil Penurunan atau Perubahan Kemampuan Kerja Pompa sebesar 13,24%

(74)

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil pembahasan mengenai kemampuan kerja pompa dan faktor-faktor

yang menyebabkan gangguan serta kerusakan bisa terjadi maka dapat disimpulkan antara

lain :

1. Dari hasil perhitungan yang didapat yaitu : Perubahan Kemampuan Kerja

Pompa (PKKP) = 13,24% dan Unjuk Kerja Pompa (UKP) = 86,76% maka

pompa reciprocating tersebut dinyatakan baik karena syarat pompa

dinyatakan baik adalah apabila kemampuan kerjanya (UKP) masih dapat

mencapai diatas 70% dan penurunan kerjanya dibawah 20%

5.2 Saran

1. Sebaiknya pengukuran dilakukan secara berkala agar dapat diketahuinya

pompa masih layak atau tidak untuk dipakai.

2. Mengganti pelumasan pada pompa secara berkala sehingga pompa tidak

cepat rusak.

3. Sebaiknya air yang digunakan pada pompa adalah air yang bersih atau layak

(75)

DAFTAR PUSTAKA

1. Sularso, Takahara, Haruo Pompa dan Kompressor Pemilihan Pemakaian

dan Pemeliharaan, edisi ke empat, PT, Pradaya Paramitha, Jakarya, 1991

2. Kursus Teknologi Operasi Pabrik, Pusat Pendidikan dan Pengembangan

Industri Kimia, Medan 1987.

3. Tyler G. Hiks, P. E, Teknologi Pemakaian Pompa, Penerbit Erlangga,

Jakarta 1996

4. Pullman. S, High Presure Cryogenie Pump; ACD ine (Santana Ana

California) 1985

Gambar

Gambar 3.1 Pompa piston dupleks mendatar aksi langsung. Ujung sisi uap adalah
Gambar 3.5 Pompa plunyer tekanan tinggi yang berukuran besar.
Gambar 3.6 Pompa plunyer volume terkontrol mempunyai sekerup penyetel
Gambar 3.9 Keluaran Pompa ini dapat disetel sewaktu beroperasi
+7

Referensi

Dokumen terkait