• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Kerja Pompa Sentrifugal Terhadap Keterpasangan Kopling Di Unit Pompa Pabrik Mini PTKI – Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Sistem Kerja Pompa Sentrifugal Terhadap Keterpasangan Kopling Di Unit Pompa Pabrik Mini PTKI – Medan"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

KARYA AKHIR

SISTEM KERJA POMPA SENTRIFUGAL TERHADAP KETERPASANGAN KOPLING DI UNIT POMPA

PABRIK MINI PTKI – MEDAN

Karya akhir ini untuk Melengkapi Salah Satu Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan

Oleh : INDRA BAKTI 075203021

PROGRAM DIPLOMA IV TEKNOLOGI INSTRUMENTASI PABRIK DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

SISTEM KERJA POMPA SENTRIFUGAL TERHADAP KETERPASANGAN KOPLING DI UNIT POMPA PABRIK MINI PTKI

MEDAN

Nip. 19540531 198601 1 002 Ir. SURYA TARMIZI KASIM, M.Si.

(3)

ABSTRAK

Pompa sentrifugal adalah termasuk kedalam jenis pompa tekanan

mekanis, dimana pompa jenis ini memiliki impeller yang berfungsi untuk

mengangkat fluida dari tempat rendah ketempat yang lebih tinggi atau dari

tekanan yang lebih rendah ke tekanan yang lebih tinggi.

Adapun masalah – masalah yang timbul pada peralatan ini adalah

karena kurang memperhatikan hal – hal yang menyangkut pengaturan jarak

celah kopling pada pompa sehingga menyebabkan kerusakan pada karet baut

(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis sampaikan kepada Allah SWT, atas berkah dan

rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya akhir ini.

Tidak lupa pula penulis ucapkan ribuan terima kasih kepada ayahanda dan

ibunda tercinta yang tak pernah letih mengasuh, membesarkan, memberi

dukungan moral maupun materil dan selalu menyertai ananda dengan do’a sampai

dengan menyelesaikan Karya Akhir ini.

Dalam proses penyusunan karya akhir,penulis telah mendapat bimbingan

dan arahan dari berbagai pihak, maka untuk bantuan yang diberikan baik materil,

spiritual, informasi maupun administrasi. Oleh karna itu sepantasnya penulis

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Bustami Syam, MSME. selaku Dekan Fakultas Teknik

Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Ir. Surya Tarmizi Kasim M.Si selaku Ketua Program Studi

Teknologi Instrumentasi Pabrik.

3. Bapak Rahmat Fauzi ST, MT. selaku Sekretaris Program Studi Teknologi

Instrumentasi Pabrik.

4. Bapak Drs. Hasdari Helmi MT, selaku Kordinator Program Studi

Teknologi Instrumentasi Pabrik.

5. Bapak Masykur Sj MT, selaku Dosen Pembimbing penulis yang telah

banyak memberikan masukan dan arahan dalam penulisan Karya Akhir

ini.

(5)

7. Orang tua dan adinda tercinta yang telah memberikan dukungan moril dan

materil serta do’a-do’anya.

8. Orang yang selalu memberikan saya semangat dan motivasi sekaligus juga

orang yang saya sayangi Nurlela.

9. Orang-orang yang sudah memberikan perhatian lebih dan dukungannya

kepada saya dalam pengerjaan tugas akhir ini.

10.Rekan-rekan mahasiswa jurusan Teknologi Instrumentasi Pabrik yang

tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu khususnya angkatan 2007, 2006

dan 2005 yang telah banyak membantu penulis.

Penulis menyadari bahwa Karya Akhir ini masih ada terdapat

kekurangan-kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan dikarenakan keterbatasan

pengetahuan dan wawasan dalam ruang lingkup pembelajaran.Untuk itu penulis

sangat mengharapkan kritik dan saran sebagai penyempurnaan dari karya akhir

ini. Semoga karya akhir ini ada manfaatnya bagi kita semua terutama bagi

peenulis sendiri.

Medan, Januari 2012

Penulis

(6)

DAFTAR ISI

1.5. Sistematika Penulisan ... 5

BAB 2 Landasan Teori 2.1. Teori Dasar ... 7

2.2. Pengertian Pompa Sentripugal ... 8

2.3. Klisifikasi Pompa Sentripugal ... 11

2.4. Bagian – Bagian Utama Pompa Sentripugal ... 12

2.4.1. Rumah Pompa Sentripugal ... 12

2.4.2. Impeller... 18

(7)

2.5. Rotameter ... 20

2.6. Kopling ... 21

2.7. Pembagian Kopling ... 21

2.7.1. Kopling Tetap ... 21

2.7.2. Kopling Tidak Tetap... 25

2.8. Bagian – Bagian Utama Kopling ... 28

2.8.1. Poros ... 28

2.8.2. Pasak ... 31

2.8.3. Baut Pengikat Kpoling... 32

2.8.4. karet Ban Baut Pengikat Kopling ... 32

2.8.5. Daun Kopling ... 32

BAB 3 Sistem Kerja Pompa Sentrifugal dan Kopling 3.1. Sistem Kerja Pompa Sentrifugal ... 33

3.2. Sistem Kerja Kopling ... 34

3.3. Pokok Permasalahan ... 35

BAB 4 HASIL RISET DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Riset ... 36

4.1.1. Data Teknis Pompa ( P – 9 ) ... 36

4.1.2. Data Teknis Motor Penggerak ... 36

4.1.3. Data Teknis Kopling ... 37

(8)

4.1.4.1. Menjalankan ( persiapan menjalankan dan memulai

menjalankan ) ... 37

4.1.4.2. Menghentikan ... 38

4.1.5. Perhitungan Kerja ( Ferformance ) Pompa – 9 ... 39

4.2. Pembahasan……… ... 51

4.2.1. Pengaturan Jarak Celah Kopling Pada Pompa Sentrifugal ... 52

4.2.2. Pemeliharaan Pompa sentrifugal Pada Kopling ... 53

BAB 5 Kesimpulan dan Saran 5.1. Kesimpulan ... 57

5.2. Saran ... 58

(9)
(10)

2.23 Kopling Friwil ... 28

2.24 Baut Pengikat ... 32

3.1 Sistem Kerja Pompa sentifuga l ... 34

4.1 Diagram satu garis pengoperasian pompa sentrifugal

(p – 9) ... 38

4.2 Pengaturan Jarak Celah Kopling ... 52

(11)

DAFTAR TABEL

NOMOR JUDUL HALAMAN

4.1 Pengoperasian Pompa Sentrifugal (P – 9) ... 39

(12)

ABSTRAK

Pompa sentrifugal adalah termasuk kedalam jenis pompa tekanan

mekanis, dimana pompa jenis ini memiliki impeller yang berfungsi untuk

mengangkat fluida dari tempat rendah ketempat yang lebih tinggi atau dari

tekanan yang lebih rendah ke tekanan yang lebih tinggi.

Adapun masalah – masalah yang timbul pada peralatan ini adalah

karena kurang memperhatikan hal – hal yang menyangkut pengaturan jarak

celah kopling pada pompa sehingga menyebabkan kerusakan pada karet baut

(13)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini pembanguna di Indonesia mengalami proses kemajuan

yang besar dan menuntut usaha – usaha peningkatan dalam berbagai bidang.

Untuk menunjang usaha ini pemerintah membuat suatu program menuju

lepas landas yang akan menjurus kepada pembangunan di bidang industri.

Hal ini beralasan kuat karena pada bidang industri banyak memberikan andil

ataupun sumbangan yang besar guna menambah sumber devisa Negara.

Dalam bidang industri tentu saja memerlukan sarana – sarana

penunjang untuk memdukung kelancaran pekerjaan, seperti mesin – mesin

yang terdapat di pabrik. Perusahaan – perusahaan saat ini semakin

membutuhkan mesin – mesin yang memiliki tingkat kesiapan dan juga

ketahanan mesin. Hal ini membutuhkan pengetahuan terutama tentang

perinsip kerja dan perawatan mesin tersebut.

Dalam usaha untuk dapat menggunakan fasilitas produksi agar

menjamin kelancaran operasi produksi dalam suatu pabrik maka dibutuhkan

kegiatan – kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang meliputi kegiatan

pengecekan, pelumasan, pembersihan dan perbaikan atas kerusakan –

kerusakan yang ada serta penggantian suku cadang atau komponen –

(14)

Hal ini dilakukan dengan maksud agar pabrik dapat bekerja seefesien

mungkin dan dengan menekan atau mengurangi kemacetan – kemacetan

menjadi sekecil mungkin sehingga dapat dihasilkan hasil produksi yang

maksimal. Pemeliharaan peralatan yang digunakan pada pabrik – pabrik

industri adalah hal yang penting untuk menjaga agar peralatan itu terhindar

dari atau jangan sampai rusak. Dengan mengadakan pemeliharaan

pencegahan dan perawatan terhadap peralatan yang mengalami kerusakan

dan produksi dari suatu pabrik akan dapat berjalan lancar sesuai dengan

yang dikehendaki. Pada umumnya pabrik – pabrik beroperasi secara terus

menerus, sehingga apabila terjadi gangguan pada suatu unit akan

mengakibatkan terhentinya operasi dari suatu pabrik.

Peralatan adalah suatu hal yang sangat penting dan perlu dalam

suatu pabrik. Untuk memaksimalkan kegiatan tersebut tentunya pemahaman

sistem kerja dari suatu peralatan itu sendiri adalah langkah awal yang

harus diketahui. Didalam pemahaman terhadap sistem kerja tersebut tidak

tergantung pada besar kecilnya peralatan, dengan kata lain pemahaman

mengenai sistem kerja berlaku dan layak untuk setiap peralatan yang

terpasang di pabrik.

Dengan berpandangan pada hal diatas maka penulis tertarik untuk

ingin mengetahui dan memahami sistem kerja dari suatu bagian dari

peralatan mesin, yakni kopling (coupling), dimana seperti kita ketahui bahwa

kopling adalah suatu elemen mesin yang dapat dikatakan penting,

(15)

mesin, yang fungsi dan kegunaannya setiap kopling akan berbeda – beda

tergantung pada mesin apa dia bekerja, walaupun pada dasarnya fungsi

dan kegunaan utama dari semua kopling adalah sama yaitu sebagai penerus

putaran dan daya dari poros penggerak ke poros yang digerakkan secara

pasti tanpa terjadi slip dimana sumbu kedua poros terletak pada suatu garis

lurus.

Pada masa sekarang ini, seiring perkembangan ilmu pengetahuan,

perkembangna jenis – jenis kopling juga bertambah, dan penulis tertarik untuk

memahami sistem kerja dari kopling, dengan melakukan riset di MINI

PLANT PTKI Medan tepatnya pada unit pompa dimana disana terdapat

keterpasangan dari kopling.

1.2 Maksud dan Tujuan

1.2.1 Maksud

a. Dapat memberi suatu pemeliharaan terhadap keterpasangan kopling

yang terpasang pada ponpa.

b. Dapat megatasi dan mencegah masalah yang sering terjadi pada

penggunaan kopling.

(16)

1.2.2 Tujuan

a. Mengetahui penanggulangan gangguan kerja dari sistem

mekanisme, dimana mahasiswa melakukan riset.

b. Dapat mengetahui mekanisme dan fungsi kopling secara jelas dan

menyeluruh.

1.3 Batasan Masalah

Untuk mendapatkan hasil pembahasan yang maksimal, maka

penulis perlu membatasi masalah yang akan dibahas, adapun batasan masalah

dalam Karya Akhir ini adalah:

1. Pembahasan yang dilakukan menyangkut sistem kerja dan

pemeliharaan pompa.

2. Instrumentasi pendukung di bahas secara umum.

3. Tidak membahas perhitungan secara mendetail.

1.4 Metode Penulisan

Metode penulisan yang dipergunakan dalam penulisan Karya

Akhir ini antara lain sebagai berikut:

1. Studi literatur: Mengambil bahan – bahan dari buku – buku referensi,

jurnal, artikel dan website yang dapat menunjang penyusunan karya

akhir.

2. Studi lapangan: Mengambil data dan informasi dari PABRIK MINI

PTKI – MEDAN.

(17)

1.5 Sistematika Penulisan

Dalam penulisan dan penyusunan Karya Akhir ini, maka penulis

membuat sistematika penulisan yang diharapkan akan mempermudah

dan memahami maksud yang ingin disampaikan kepada pembaca.

Adapun isi sistematika penulisan ini adalah:

BAB 1: PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan tentang latar belakang, maksud dan tujuan,

batasan masalah, metoda penulisan dan sistematika penulisan.

BAB 2: LANDASAN TEORI

Bab ini menjelaskan tentang teori - teori umum mengenai Pompa,

pengertian dari pompa sentrifugal, klasifikasi pompa sentrifugal,

bagian-bagian utama pompa sentrifugal dan kopling.

BAB 3: SISTEM KERJA POMPA SENTRIFUGAL DAN KOPLING

Bab ini menjelaskan tentang sistem kerja pompa sentrifugal, sistem

kerja kopling dan pokok permasalahan.

BAB 4: HASIL RISET DAN PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan tentang spesifikasi motor penggerak, pompa

sentrifugal, kopling, prosedur pengoperasian atau menjalankan pompa

sentrifugal (p – 9), pengujian kerja pompa sentrifugal (p-9), pembahasan,

dan pemeliharaan dari Pompa sentrifugal terhadap keterpansangan

(18)

BAB 5 : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran yang dapat diambil

penulis dari pengamatan dilapangan dan pada waktu penulisan karya

(19)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Teori Dasar

menaikkan cairan dari dataran rendah ke dataran tinggi atau untuk

mengalirkan cairan dari daerah bertekanan rendah kedaerah yang bertekanan

tinggi dan juga sebagai penguat laju aliran pada suatu sistem jaringan

perpipaan. Hal ini dicapai dengan membuat suatu tekanan yang rendah pada

sisi masuk atau suction dan tekanan yang tinggi pada sisi keluar atau

discharge dari pompa.

Pada prinsipnya, pompa mengubah energi mekanik motor menjadi

energi aliran fluida. Energi yang diterima oleh fluida akan digunakan untuk

menaikkan tekanan dan mengatasi tahanan – tahanan yang terdapat pada

saluran yang dilalui.

Pompa juga dapat digunakan pada proses - proses yang membutuhkan

tekanan hidraulik yang besar. Hal ini bisa dijumpai antara lain pada

peralatan - peralatan berat. Dalam operasi, mesin - mesin peralatan berat

membutuhkan tekanan discharge yang besar dan tekanan isap yang rendah.

Akibat tekanan yang rendah pada sisi isap pompa maka fluida akan naik

(20)

discharge akan memaksa fluida untuk naik sampai pada ketinggian yang

diinginkan. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 2.1.

2.2 Pengertian Pompa Sentrifugal

Gambar 2.1 Pompa Sentrifugal

Pompa sentrifugal memiliki sebuah impeller (baling – baling) yang

bertujuan untuk mengalirkan zat cair dari suatu tenpat ketempat lain dengan

cara mengubah energi zat cair yang dikandung menjadi lebih besar.

Pompa digerakkan oleh motor. Daya dari motor diberikan pada poros

pompa untuk memutar impeler yang dipasangkan pada poros tersebut. Karena

pompa digerakkan oleh motor listrik (motor penggerak), jadi daya guna kerja

pompa adalah perbandingan antara gaya mekanis yang diberikan motor

kepada pompa. Untuk mencari daya guna kerja pompa ada beberapa tahap

(21)

1. Daya yang diberikan motor pada pompa

P = x V x I x cos ø………...( 2.1 )

Dimana: P = daya yang diberikan motor pada pompa

V = Tegangan

I = Arus

2. Daya Guna Motor Penggerak ( DGMP )

DGMP = x 100 %...( 2.2 )

3. Putaran Motor Penggerak

Ns = ………...( 2.3 )

% Slip = x 100 %...( 2.4 )

Dimana: Ns = Putaran

f = Frekuwensi

p = Jumlah Kutub

4. Daya yang diterima oleh pompa

Pp = x V x I x cos ø x DGMP…...( 2.5 )

Diamana: Pp = daya yang diberikan motor pada pompa

V = Tegangan

I = Arus

DGMP = Daya guna motor pompa

5. Daya guna kerja / performance kerja pompa (DGKP)

(22)

Akibat dari putaran impeller yang menimbulkan gaya sentrifugal,

maka zat cair akan mengalir dari tengah impeler keluar lewat saluran di

antara sudu - sudu dan meninggalkan impeler dengan kecepatan yang tinggi.

Zat cair yang keluar dari impeler dengan kecepatan tinggi kemudian

melalui saluran yang penampangnya semakin membesar yang disebut volute,

sehingga akan terjadi perubahan dari head kecepatan menjadi head tekanan.

Jadi zat cair yang keluar dari flens keluar pompa head totalnya bertambah

besar. Sedangkan proses pengisapan terjadi karena setelah zat cair

dilemparkan oleh impeller, ruang diantara sudu - sudu menjadi vakum,

sehingga zat cair akan terisap masuk.

Selisih energi persatuan berat atau head total dari zat cair pada flens

keluar dan flens masuk disebut sebagai head total pompa. Sehingga dapat

dikatakan bahwa pompa sentrifugal berfungsi mengubah energi mekanik

motor menjadi energi aliran fluida. Energi inilah yang mengakibatkan

pertambahan head kecepatan, head tekanan dan head potensial secara

kontinu. Adapun bentuk dari motor dan pompa sentrifugal dapat dilihat pada

(23)

2.3 Klasifikasi Pompa sentrifugal

Gambar 2.2 Motor dan Pompa Sentrifugal

Pompa sentrifugal dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa

kriteria, antara lain:

1. Bentuk arah aliran yang terjadi di impeller. Arah aliran fluida dalam

impeller dapat berupa axial flow (aliran axial), mixed flow (campuran

aliran), atau radial flow (aliran radial).

2. Bentuk kontruksi dari impeller: impeller yang digunakan dalam

pompa sentrifugal dapat berupa open impeller, semi – open impeller,

atau close impeller.

3. Banyaknya jumlah suction inlet. Beberapa pompa sentrifugal

memiliki suction inlet lebih dari dua buah. Pompa yang memiliki

(24)

pompa yang memiliki dua suction inlet disebut double – suction

pump.

4. Banyaknya impeller. Pompa sentrifugal khusus memiliki beberapa

impeller bersusun. Pompa yang memiliki satu impeller disebut single

– stage pump sedangkan pompa yang memiliki lebih dari satu

impeller disebut multi – stage pump.

2.4 Bagian – Bagian Utama Pompa Sentrifugsl

Dalam pengoperasian pompa sentrifugal ada beberapa bagian yang

perlu diperhatikan agar pompa dapat bekerja dengan baik dan dapat

bertahan lama.

Adapun bagian – bagian utama pompa sentrifugal tersebut antara lain:

2.4.1 Rumah Pompa Sentrifugal

Rumah Pompa Sentrifugal dapat dilihat pada Gambar 2.3.

(25)

A.

Keterangan Gambar 2.3:

Stuffing Box

Stuffing Box berfungsi untuk mencegah kebocoran pada daerah dimana poros

pompa menembus casing. Adapun bentuk dari stuffing box dapat dilihat

pada Gambar 2.4.

( Mechanical Seal)

Gambar 2.4 Stuffing Box ( Mechanical Seal)

B. Packing

Packing digunakan untuk mencegah dan mengurangi bocoran cairan dari

casing pompa melalui poros. Biasanya terbuat dari asbes atau teflon. Adapun

bentuk dari packing dapat dilihat pada Gambar 2.5.

(26)

C. Shaft (poros)

Poros berfungsi untuk meneruskan momen puntir dari penggerak selama

beroperasi dan tempat kedudukan impeller dan bagian - bagian berputar

lainnya. Adapun bentuk dari shaft (poros) dapat dilihat pada Gambar 2.6.

Gambar 2.6 Shaft (poros)

D. Shaft-sleeve

Shaft sleeve berfungsi untuk melindungi poros dari erosi, korosi dan keausan

pada stuffing box. Pada pompa multi stage dapat sebagai leakage joint,

internal bearing dan interstage atau distance sleever. Adapun bentuk dari

shaft-sleeve dapat dilihat pada Gambar 2.7.

Gambar 2.7 Shaft-sleeve

E. Vane

Vane impeller berfungsi sebagai tempat berlalunya cairan pada impeller.

(27)

Gambar 2.8 Vane

F. Casing

Casing merupakan bagian paling luar dari pompa yang berfungsi sebagai

pelindung elemen yang berputar, tempat kedudukan diffusor (guide vane),

inlet dan outlet nozel serta tempat memberikan arah aliran dari impeller dan

mengkonversikan energi kecepatan cairan menjadi energi dinamis (single

stage). Adapun bentuk dari casing dapat dilihat pada Gambar 2.9.

(28)

G. Eye of Impeller

Bagian sisi masuk pada arah isap impeller. Adapun bentuk dari eye of

impeller dapat dilihat pada Gambar 2.10.

Gambar 2.10 Eye of Impeller

H. Impeller

Impeller berfungsi untuk mengubah energi mekanis dari pompa menjadi

energi kecepatan pada cairan yang dipompakan secara kontiniu, sehingga

cairan pada sisi isap secara terus menerus akan masuk mengisi kekosongan

akibat perpindahan dari cairan yang masuk sebelumnya. Adapun bentuk dari

impeller dapat dilihat pada Gambar 2.11.

(29)

I. Wearing Ring

Wearing ring berfungsi untuk memperkecil kebocoran cairan yang melewati

bagian depan impeller maupun bagian belakang impeller, dengan cara

memperkecil celah antara casing dengan impeller. Adapun bentuk dari

wearing ring dapt dilihat pada Gambar 2.12.

Gambar 2.12 Wearing Ring

J. Bearing

Bearing (bantalan) berfungsi untuk menahan beban dari poros agar dapat

berputar, baik berupa beban radial maupun beban axial. Bearing juga

memungkinkan poros untuk dapat berputar dengan lancar dan tetap pada

tempatnya, sehingga kerugian gesek menjadi kecil. Adapun bentuk dari

(30)

Gambar 2.13

K. Diccharge Nozzle

Discharge nozzle adalah saluran cairan keluar dari pompa dan berfungsi juga

untuk meningkatkan energi tekanan keluar pompa. Bearing

2.4.2 Impeller

Impeller adalah bagian penting pompa sentrifugal dimana terjadi

perubahan energi mekanis berupa putaran menjadi kecepatan, aliran impeller

akan diputar oleh motor penggerak pompa, menyebabkan aliran akan

berputar dan gerakan aliran akan mengikuti impeller dan keluar dengan

kecepatan yang besar. Pada impeller juga terjadi head atau tekanan dan

(31)

Kecepatan aliran yang besar berubah menjadi tekanan aliran atau

head pompa. Perubahan kecepatan head ini terjadi pada rumah kontak dan

impeller. Hal ini akan dipergunakan untuk mengatasi head loses dan beban

lainnya pada instalasi pompa jika head pada instalasi pipa ternyata masih

lebih besar dari head maksimum yang dihasilkan pompa maka aliran tidak

akan sampai tujuan akhir instalasi pipa. aliran akan berhenti pada daerah

tertentu walaupun pompa terus bekerja. Head maksimum dimana kapasitas

pompa akan menjadi panas jikan dibiarkan terus – menerus dapat

menyababkan kerusakan pada pompa.

Impeller di bagi beberapa jenis antara lain:

1. Closed Impeller

2. Semi open impeller

3. Open impeller.

Adapun jenis – jenis dari impeller dapat dilihat pada Gambar 2.14.

(32)

2.4.3 Seal Pompa

Seal pompa berfungsi mengatasi terjadinya kebocoran pada pompa.

Kebocoran dapat berupa keluarnya minyak pelumas dari pompa,

pembocoran yang berlebihan dapat mengganggu terjadinya kerja pompa,

bahkan dapat merusak bagian – bagian pompa lainnya.

Adapun bentuk – bentuk dari seal pompa dapat dilihat pada Gambar 2.15.

Gambar 2.15 Bentuk – Bentuk Seal pompa

2.5. Rotameter

Rotameter merupakan suatu alat ukur yang digunakan untuk mengukur

debit aliran air, dimana rotameter yang digunakan adalah rotameter dengan

kapasitas debit air sepuluh ton per jam.Bagian-bagian utama dari rotameter

adalah pelampung, katup pembuang udara, kaca pelindung. untuk lebih jelasnya

(33)

Gambar 2.16 Alat Ukur Rotameter

2.6 Kopling

Kopling adalah suatu suatu elemen mesin yang berfungsi sebagai

penerus putaran dan daya dari penggerak keporos yang digerakkan secara

pasti tanpa serjadi slip, dimana sumbu poros terletak pada suatu garis lurus.

2.7 Pembagian Kopling

Kopling terbagi atas dua tipe yaitu:

2.6.1 Kopling Tetap

2.6.2 Kopling tidak Tetap

2.7.1 Kopling Tetap

Kopling tetap adalah suatu komponen mesin yang berfungsi sebagai

penerus putaran dan daya dari poros penggerak keporos yang digerakkan

secara pasti (tanpa terjadi slip) dimana sumbu kedua poros tersebut terletak

pada suatu garis lurus atau dapat sedikit berbeda sumbunya. Berbeda dengan

(34)

Macam – macam kopling tetap adalah sebagai berikut:

a. Kopling Kaku

b. Kopling Karet Ban

c. Kopling Fluida

a. Kopling Kaku

Kopling kaku dipergunakan bila kedua poros harus dihubungkan dengan

sumbu, sehingga kopling ini dipakai pada poros mesin dan transmisi umum

di pabrik – pabrik.

Kopling ini tidak mengizinkan sedikitpun ketidaklurusan sumbu kedua

poros serta tidak dapat mengurangi tumbukan dan getaran transmisi. Mula –

mula perlu diketahui besarnya daya dan putaran yang akan diteruskan poros

penggerak jika diameter penggerak sudah tertentu seperti pada poros motor

listrik maka diambil diameter yang sama untuk poros yang sama. Adapun

(35)

b. Kopling Karet Ban

Mesin – mesin yang dihubungkan dengan penggeraknya melalui

kopling Flens kaku, memerlukan penyetelan yang sangan teliti agar kedua

sumbu poros yang saling dihubungkan dapat menjadi satu garis lurus.

Selain itu getaran dan tumbukan yang terjadi dalam penerusan daya antara

mesin penggerak dan yang digerakkan tidak dapat diredam, sehingga dapat

memperpendek umur mesin serta menimbulkan suara berisik.

Untuk menghindari kesulitan – kesulitan diatas dapat dipergunakan

kopling karet ban. Kopling ini dapat bekerja dengan baik meskipun kedua

sumbu poros yang dihubungkan tidak benar – benar lurus. Selain itu kopling

ini juga dapat meredam tumbukan dan getaran yang terjadi pada transmisi,

meskipun terjadi kesalahan pada pemasangan poros, dalam batas tertentu

kopling ini dapat meneruskan dengan daya yang halus. Pemasanagn dan

pelepasan juga dapat dengan mudah karena hubungan yang dilakukan

dengan jepitan baut pada ban karetnya.

Keuntungan dari kopling karet ban ini adalah dimana sebuah ban

yang sangat elastis, terdiri dari karet dengan lapisan dalam yang ditenun,

ditekan oleh dua buah cincin penekan pada flens kedua peruhan

kopling.Adapun bentuk dari kopling karet ban dapat dilihat pada Gambar

(36)

Gambar 2.18 Kopling Karet Ban

c. Kopling fluida

Kopling fluida sangat cocok untuk mentransmisikan putaran tinggi dan

daya besar. Keuntungan dari kopling ini adalah gerak awal lambat, kopling

ini elastis, getaran dari sisi penggerak dan tumbukan dari sisi beban tidak

saling diteruskan, pengaman yang mudah terhadap beban lebih. Oleh karena

itu umur mesin dan peralatan yang dihubungkan menjadi lebih panjang

dibandingkan dengan pemakaian kopling tetap biasa. Adapun bentuk dari

kopling fluida dapat dilihat pada Gambar 2.19.

(37)

2.7.2 Kopling Tidak Tetap

Kopling tidak tetap adalah suatu komponen mesin yang

menghubungkan poros yang digerakkan dan poros penggerak, dengan

putaran yang sama dalam meneruskan daya serta dapat melepaskan

hubungan kedua poros tersebut baik dalam keadaan diam maupun berputar.

Macam – macam kopling tidak tetap adalah sebagai berikut:

a. Kopling Cakar

b. Kopling Plat

c. Kopling Kerucut

d. Kopling Friwil

a. Kopling Cakar

Kopling cakar adalah merupakan konstruksi dari kopling tidak tetap

yang paling sederhana. Kopling cakar persegi dapat meneruskan momen

dalam dua arah putaran, tetapi tidak dihubungkan dalam keadaan berputar,

tetapi hanya baik untuk satu arah putaran saja, namun karena timbulnya

tumbukan yang besar jika dihubungkan dalam keadaan berputar, maka cara

yang menghubungkannya hanya boleh dilakukan jika poros penggerak

mempunyai putaran kurang lebih dari 50 rpm. Adapun bentuk dari kopling

(38)

Gambar 2.20 Kopling Cakar

b. Kopling Plat

Kopling plat adalah suatu kopling yang menggunakan satu plat atau

lebih yang di pasang antara kedua poros serta membuat kontak dengan

poros tersebut sehingga terjadi penerusan daya melalui gesekan antara

sesamanya. Kontruksi kopling ini cukup sederhana sehingga dapat

dihubungkan dan dilepaskan dalam keadaan berputar. Bentuk kopling plat

yang paling sederhana adalah seperti Gambar 2.21.

Roda Gila Gelang Penekan

Poros Penggerak Pedal

Poros yang Digerakkan

Pelat Kopling

(39)

c. Kopling Kerucut

Kopling kerucut adalah suatu kopling gesek dengan kontruksi

sederhana mempunyai keuntungan dimana dengan gaya aksial yang kecil

dapat ditransmisikan momen yang besar. Kopling kerucut seperti Gambar

2.22.kopling kerucut terdiri dari sebuah kerucut B yang dapat digeser melalui

pasak benam pada poros yang digerakkan dan sebuah kerucut berongga A

yang dipasang erat dengan pasak pada poros penggerak dengan sudut

puncak yang sama. Kopling ini dahulu banyak dipakai tetapi sekarang tidak

lagi dalam keadaan dimana bentuk plat tidak dikehendaki, dan ada

kemungkinan terkena minyak, sehingga kopling kerucut ini susah untuk

beroperasi secara normal.

Gambar 2.22 Kopling Kerucut

d. Kopling Friwil

Kopling friwil adalah kopling yang dapat dilepas dengan sendirinya

bila poros penggerak mulai berputar lebih lambat atau dalam arah

(40)

atau rol – rol dipasang dalam ruangan yang bentuknya sedemikian rupa

hingga jika poros penggerak berputar searah jarum jam, maka gesekan yang

timbul akan menyebabkan rol atau bola terjepit diantara poros penggerak

dan cincin luar, sehingga cincin luar bersama poros yang digerakkan akan

berputar meneruskan daya.

Gambar 2.23 Kopling Friwil

2.8 Bagian – Bagian Utama Kopling 2.8.1 Poros

Dalam pengertian umum poros dimaksudkan sebagai batang logam

berpenampang lingkaran yang berfungsi untuk memindahkan perputaran atau

mendukung sesuatu beban atau tanpa meneruskan daya. Poros ditahan oleh

dua atau lebih bantalan poros atau pemegang poros, bagian – bagian

berputar didukung oleh poros. Beban yang didukung oleh poros tersebut

termasuk yang terpasang padanya misalnya berat gerbong atau berat

(41)

Jika poros meneruskan daya maka poros mendapat momen puntir akibat

daya yang diteruskan sehingga pada penampang yang normal sepanjang

poros terjadi tegangan puntir. Poros dapat dibedakan menjadi:

a. Poros pemutar

b. Poros pendukung

c. Poros gabungan antara pemutar dan pendukung

Poros pemutar berfungsi sebagai poros yang menerima daya yang

diberikan oleh motor listrik, kemudian daya tersebut diteruskan keroda gigi

dan selanjutnya diteruskan kebatang ulir. Poros merupakan salah satu bagian

yang terpenting dari setiap mesin. Hampir semua mesin meneruskan tenaga

bersama – sama dengan putaran.

Dalam hal ini poros dapat dibedakan:

a. Poros dukung

Poros dukung yang dikhususkan untuk memdukung elemen yang

berputar. Poros dukung dapat dibagi dalam poros tetap atau poros berhenti

dan poros berputar. Elemen mesin yang berputar seperti : Cakra tali sabuk

mesin, piringan kabel, tromol kabel, roda jalan dan roda gigi dipasang

berputar terhadap poros dukung yang berputar.

Poros dukung pada umumnya dibuat dari baja bukan paduan, sangat

(42)

besi cor noduler. Biasanya poros dukung ini mempunyai penampang

berbentuk lingkaran atau cincin.

b. Poros transmisi

talinya, gaya gigi dan sebagainya akan melengkungkan poros.

Poros yang semata – mata dibebani puntir penampang yang tegak lurus

pada sumbu panjang poros, karena itu jarang terdapat penampang ini,

disamping puntir hampir selalu dibebani gaya lengkung dan gaya putus

geser.

Untuk merencanakan sebuah poros, kita harus mengetahuin hal – hal

yang dapat mempengaruhi poros tersebut.

Hal – hal yang perlu diperhatikan:

a. Kekuatan poros

Suatu transmisi dapat mengalami beban puntir atau lentur atau gabungan

antara puntir dan lentur seperti yang telah diuraikan diatas. Juga ada yang

mendapat beban tarik atau tekan seperti poros baling – baling kapal dan

(43)

diameter poros diperkecil (poros bertangga) atau bila poros mempunyai alur

padat, maka harus diperhatikan. Sebuah poros harus direncanakan sehingga

cukup kuat untuk menahan beban yang diberikan.

b. Kekakuan poros

Meskipun sebuah poros mempunyai kekuatan poros yang cukup tetapi

lenturan atau defleksi puntirannya terlalu besar maka akan mengakibatkan

ketidaktelitian (pada mesin perkakas) atau dapat menimbulka getaran dan

suara. Karena itu, disamping kekuatan poros, kekuatannya juga harus

diperhatikan dan disesuaikan dangan macam beban yang akan diberikan

pada poros tersebut.

bagian – bagiannya. Jika kemungkinan poros harus direncanakan sedemikian

rupa sehingga putaran kerjanya lebih rendah dari kritisnya.

(44)

berpenampang segi empat. Dalam arah memanjang berbentuk prismatis atau

berbentuk tirus. Pasak benam prismatis adalah yang khusus dipakai sebagai

pasak luncur, juga ada pasak tembereng dan pasak jarum. Pasak luncur

memungkinkan penggeseran aksial roda gigi pada porosnya, yang paling

umum dipakai adalah pasak benam yang dipakai untuk meneruskan momen

yang besar, untuk momen tumbukan dapat dipakai pasak tumbukan.

2.8.3 Baut Pengikat Kopling

Baut pengikat kopling berfungsi untuk mengikat suatu elemen mesin

yang terdapat pada pada suatu mesin. Ini dapat dilihat pada Gambar 2.24.

Gambar 2.24 Baut Pengikat

2.8.4 Karet Ban Baut Pengikat Kopling

Karet ban pengikat kopling berfungsi untuk mencegah terjadinya slip

dari poros ke poros yang digerakkan sehingga dapat mencegah rugi – rugi

daya putaran pada suatu mesin.

2.8.5 Daun Kopling

Daun kopling berfungsi sebagai penghubung putara dan pemutus

(45)

BAB 3

SISTEM KERJA POMPA SENTRIFUGAL DAN KOPLING

3.1 Sitem Kerja Pompa Sentrifugal

Pada umumnya kebanyakan proses impeller berputar dengan kecepatan

1500 sampai dengan 3000 rpm. Pada kecepatan ini cairan memasuki pusar

impeller dan terhempas kedalam ruang yang diperbesar yang disebut valute.

Cairan mengalir ke sekeliling rumah siput dan keluar melalui ruang kempa.

Pompa sentrifugal terdiri dari satu ruangan yang disebut rumah siput. Didalam

ruangan ini impeller berputar yang mempunyai sudu-sudu, yang merupakan salah

satu unsur utama pompa yang menerima tekanan mekanis melalui suatu as (shaft)

yang digerakkan oleh pemutar. Cairan yang mengalir melalui lubang masuk ke

dalam pusat impeller. Impeller memutar cairan kearah luar dari bagian tengahnya

dengan adanya gaya sentrifugal. Sebagian hasil dari perputaran impeller yang

sangat cepat kecepatannya, sehingga cairan yang mengalir di dalamnya menjadi

bertambah cepat dan pada tahap ini cairan tersebut memperoleh energi kecepatan.

Impeller diputar oleh bagian penggerak yaitu kedua poros penggerak. Dari

sebuah pemutar yang disambungkan dengan sambungan kopling ke poros pompa.

Ketika cairan sampai dibagian luar rumah pompa, kecepatan berangsur - angsur

turun sewaktu cairan mengalir melalui saluran tepi yang disebut rumah siput

(valute casing).

Pada tahap ini, energi kecepatan dirubah menjadi energi tekan. Tekanan

(46)

melalui impeller - impeller tersebut. Untuk lebih jelasnya lagi mengenai uraian

tentang pompa sentrifugal dan sistem kerjanya dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1 Sistem Kerja Pompa sentifuga l

3.2 Sistem Kerja Kopling

Poros penggerak menerima daya dan putaran dari mesin. Daya dan

putaran tersebut pindah ke Fly Wheel yang diikat kuat dengan baut skrup.

Kemudian daya putaran dipindahkan ke plat gesek yang ditekan oleh plat

dengan gaya tekan dari gaya pegas matahari. Plat tekan diikat kuat dengan

pegas matahari dengan menggunakan baut dan mur yang menjepit pegas

pembawa.

Kopling tidak bekerja jika gaya yang diberikan pada tuas pendorong

dimana melalui tuas ini sleve bergerak kekiri menekan bantal aksial serta

pegas matahari menggunakan pegas pembawa, jika bergerak kekanan yang

(47)

3.3 Pokok Permasalahan

Kopling adalah suatu elemen mesin yang berfungsi sebagai penerus

putaran dari poros penggerak (motor) keporos yang digerakkan. Dimana

kesentringan dari kopling itu sendiri sangat berpengaruh terhadap daya yang

diberikan oleh motor itu.

Apabila dalam suatu kerja kopling yang telah mengalami penurunan

daya yang telah mengakibatkan rugi – rugi daya yang besar maka efektifitas

kerja dari suatu peralatan suatu pabrik tersebut akan menurun yang

disebabkan oleh gangguan atau kerusakan pada peralatan sehingga peralatan

tidak bekerja secara normal dan juga peralatan yang sudah tua.

Akibat menurunnya putaran daya dari peralatan maka fluida akan

dipompakan tidak sesuai dengan kapasitas pompa. Apabila itu terjadi maka

proses produksi akan menurun dan tidak sesuai dengan yang diharapkan

untuk itu perlu dipergunakan keterpasangan kopling terhadap pompa

sentrifugal. Pada pompa sentrifugal sering kita jumpai beberapa kerusakan

atau penurunan efektifitas dari daya kerja pompa tersebut akibat tidak

maksimalnya putaran yang dihasilkan oleh motor.

Untuk dapat memaksimalkan penanggulangan terhadap gangguan –

gangguan yang terjadi maka yang utama perlu diketahui adalah sistem kerja

dari peralatan tersebut, yakni kopling itu sendiri, sehingga prosedur kerjanya

(48)

BAB 4

HASIL RISET DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL RISET

Sesuai dengan hasil riset dan pengamatan yang dilakukan dilapangan

pada pompa sentrifugal jenis pompa – 9 diperoleh data sebagai berikut:

4.1.2 Data Teknis Motor Penggerak

(49)

4.1.3 Data Teknis Kopling

4.1.4 Prosedur Pengoperasian Pompa Sentrifugal (P – 9)

4.1.4.1Menjalankan (persiapan menjalankan dan memulai menjalankan)

1. Pastikan bahwa:

a. Switch dipanel_board kendali telah ON

b. Pengamanan motor listrik penggerak pompa pada harga yang

benar

c. Operasi menjalankan pompa telah dapat dimulai sesuai

menurut petunjuk/perintah ruang kendali

2. Lakukan langkah menjalankan pompa (P – 9 ):

a. Pastikan semua katub tertutup

b. Pastikan katub suction

c. Lakukan pendrainan

d. Putar kopling pompa, sekaligus lakukan pendrainan pada PG

e. Aktifkan PG

(50)

Masuk

5. Lakukan pendrainan

Untuk mempermudah prosedur pengoperasian pompa sentrifugal (P – 9)

dapat dilihat diagram satu garis pada Gambar 4.1

(51)

Tabel 4.1 Data Pengoperasian Pompa Sentrifugal (P – 9)

4.1.5 Perhitungan kerja (performance) pompa – 9

a. Data operasi pompa untuk debit air = 0 ton/jam

Dimana: V = 380 Volt

1. Daya yang diberikan motor pada pompa:

(52)

= 1682,9 W

= 1,682 Kw

2. Daya guna motor penggerak (DGMP):

DGMP = x 100 %

= x 100 %

= 76,45 %

3. Putaran motor penggerak

Ns =

=

= 3000 Rpm

Slip:

% Slip = x 100 %

= x 100 %

= 4,16 %

4. Daya yang diterima oleh pompa:

Pp = x V x I x cos ø x DGMP

= 1,73 x 380 x 3,2 x 0,80 x 76,45 %

= 1279,04 W

(53)

5. Daya guna kerja / performance kerja pompa (DGKP):

DGKP =

x

100 %

=

x

100 %

= 76,08 %

6. Perubahan kemampuan kerja pompa (PKKP):

PKKP = –

x

100 %

PKKP =

x

100 %

= 23,95 %

b. Data operasi pompa untuk debit air = 2 ton/jam

Dimana: V = 380 Volt

I = 3,3 Ampere

cos ø = 0,80

daya in put = 2,2 Kw

f = 50 Hz

jumlah kutub = 2 buah

1. Daya yang diberikan motor pada pompa:

P = x V x I x cos ø

= 1,73 x 380 x 3,3 x 0,80

= 1735,53 W

(54)

DGMP = x 100 %

= x 100 %

= 78,86 %

3. Putaran motor penggerak

Ns =

=

= 3000 Rpm

Slip:

% Slip = x 100 %

= x 100 %

= 4,33 %

4. Daya yang diterima oleh pompa:

Pp = x V x I x cos ø x DGMP

= 1,73 x 380 x 3,3 x 0,80 x 78,86 %

= 1353,71 W

= 1,353 Kw

5. Daya guna kerja / performance kerja pompa (DGKP):

(55)

=

x

100 %

= 77,98 %

6. Perubahan kemampuan kerja pompa (PKKP):

PKKP = –

x

100 %

PKKP =

x

100 %

= 22,01 %

c. Data operasi pompa untuk debit air = 4 ton/jam

Dimana: V = 380 Volt

I = 3,4 Ampere

cos ø = 0,80

daya in put = 2,2 Kw

f = 50 Hz

jumlah kutub = 2 buah

1. Daya yang diberikan motor pada pompa:

P = x V x I x cos ø

= 1,73 x 380 x 3,4 x 0,80

= 1788,12 W

= 1,788 Kw

(56)

= x 100 %

= 81,27 %

3. Putaran motor penggerak

Ns =

=

= 3000 Rpm

Slip:

% Slip = x 100 %

= x 100 %

= 4,6 %

4. Daya yang diterima oleh pompa:

Pp = x V x I x cos ø x DGMP

= 1,73 x 380 x 3,4 x 0,80 x 81,27 %

= 1448,37 W

= 1,448 Kw

5. Daya guna kerja / performance kerja pompa (DGKP):

DGKP =

x

100 %

=

x

100 %

= 80,98 %

(57)

PKKP = –

x

100 %

PKKP =

x

100 %

= 19,01 %

d. Data operasi pompa untuk debit air = 6 ton/jam

Dimana: V = 380 Volt

I = 3,5 Ampere

cos ø = 0,80

daya in put = 2,2 Kw

f = 50 Hz

jumlah kutub = 2 buah

1. Daya yang diberikan motor pada pompa:

P = x V x I x cos ø

= 1,73 x 380 x 3,5 x 0,80

= 1840,72 W

= 1,840 Kw

2. Daya guna motor penggerak (DGMP):

DGMP = x 100 %

= x 100 %

(58)

Ns =

=

= 3000 Rpm

Slip:

% Slip = x 100 %

= x 100 %

= 5 %

4. Daya yang diterima oleh pompa:

Pp = x V x I x cos ø x DGMP

= 1,73 x 380 x 3,5 x 0,80 x 83,6 %

= 1527,79 W

= 1,527 Kw

5. Daya guna kerja / performance kerja pompa (DGKP):

DGKP =

x

100 %

=

x

100 %

= 82,98 %

6. Perubahan kemampuan kerja pompa (PKKP):

PKKP = –

x

100 %

PKKP =

x

100 %

(59)

e. Data operasi pompa untuk debit air = 8 ton/jam

Dimana: V = 380 Volt

I = 3,6 Ampere

cos ø = 0,80

daya in put = 2,2 Kw

f = 50 Hz

jumlah kutub = 2 buah

1. Daya yang diberikan motor pada pompa:

P = x V x I x cos ø

= 1,73 x 380 x 3,6 x 0,80

= 1893,31 W

= 1,893 Kw

2. Daya guna motor penggerak (DGMP):

DGMP = x 100 %

= x 100 %

= 86,04 %

3. Putaran motor penggerak

Ns =

=

(60)

Slip:

% Slip = x 100 %

= x 100 %

= 5,33 %

4. Daya yang diterima oleh pompa:

Pp = x V x I x cos ø x DGMP

= 1,73 x 380 x 3,6 x 0,80 x 86,04 %

= 1628,24 W

= 1,628 Kw

5. Daya guna kerja / performance kerja pompa (DGKP):

DGKP =

x

100 %

=

x

100 %

= 86,00 %

6. Perubahan kemampuan kerja pompa (PKKP):

PKKP = –

x

100 %

PKKP =

x

100 %

= 13,99 %

(61)

Dimana: V = 380 Volt

I = 3,7 Ampere

cos ø = 0,80

daya in put = 2,2 Kw

f = 50 Hz

jumlah kutub = 2 buah

1. Daya yang diberikan motor pada pompa:

P = x V x I x cos ø

= 1,73 x 380 x 3,7 x 0,80

= 1945,90 W

= 1,945 Kw

2. Daya guna motor penggerak (DGMP):

DGMP = x 100 %

= x 100 %

= 88,40 %

3. Putaran motor penggerak

Ns =

=

= 3000 Rpm

(62)

% Slip = x 100 %

= x 100 %

= 5,66 %

4. Daya yang diterima oleh pompa:

Pp = x V x I x cos ø x DGMP

= 1,73 x 380 x 3,7 x 0,80 x 88,40 %

= 1712,39 W

= 1,712 Kw

5. Daya guna kerja / performance kerja pompa (DGKP):

DGKP =

x

100 %

=

x

100 %

= 88,02 %

6. Perubahan kemampuan kerja pompa (PKKP):

PKKP = –

x

100 %

PKKP =

x

100 %

= 11,97 %

=

x

2,2 kw

(63)

Untuk mencarai putaran pompa sentrifugal ( P – 9 ) dapat dihitung dengan contoh

Pembahasan suatu keterpasangan peralatan hal yang harus dipelajari,

harus diketahui untuk meningkatkan proses produksi dalam suatu industri.

Penggunaan peralatan yang optimal sangat dipengaruhi oleh daya kerja dari

suatu ketepasangan peralatan. Untuk menjamin kelancaran produksi dalam

(64)

Jarak Celah

Kopling I

Kopling II Poros

pendukung. Bagian (unit) mempunyai keterpasangan peralatan tersebut. Sama

halnya dengan keterpasangan peralatan pada pompa yang digunakan

diindustri besar, penggunaan pompa sangat dipengaruhi oleh kesentringan

kopling.

Apabila aliran yang dihasilkan pompa tidak sesuai dengan kapasitas

pompa itu terjadi karena adanya kesalahan dari pemasangan keterpasangan

kopling pada pompa, yang mengakibatkan terjadinya rugi – rugi daya yang

diberikan oleh motor penggerak pada pompa, jadi perlu dipahami:

4.2.1 Pengaturan Jarak Celah Kopling Pada Pompa Sentrifugal

Adapun pengaturan yang dilakukan untuk mengatur jarak celah kopling

pada pompa adalah sebagai berikut:

1.Mengatur Jarak Celah

Pengaturan jarak celah ini dilakukan dengan menggunakan Fille

Gauge, yang mana pengaturan jarak celah ini sudah menpunyai batas

ketentuan jarak celah yang diijinkan dari jarak celah kopling yaitu

2 mm sampai 5 mm. dalam pengaturan jarak celah ini terdapat pada

Gambar 4.2.

(65)

Kopling

Poros

Mistar Baja

2.Kesejajaran (simetris) Kopling

Dalam pengaturan ini dipergunakan alat ukur mista baja dan lena

(lempengan tipis) yang mana penggunaan masing – masing pealatan

tersebut yaitu :

a. Mistar Baja

Mistar baja ini dipergunakan untuk mengukur kerataan/kesejajaran

antara kopling dengan pompa.

b.Lena (Lempengan Tipis)

Lena digunakan untuk penyangga/perata antara kopling dengan

pompa. Hal ini dapat dilihat seperti Gambar 4.3.

Gambar 4.3 Pengaturan Simetris Kopling

4.2.2 Pemeliharaan Pompa Sentrifugal Pada Kopling

Bagi tiap perusahaan industri agar fasilitas perawatan seperti mesin –

(66)

peralatan secara terus menerus, maka dibutuhkan program pemeliharaan

yang terencana, efektif dan efesien.

Pemeliharaan merupakan suatu bentuk kegiatan untuk menjaga

peralatan dan mengadakan perbaikan – perbaikan atau penyesuaian dan

pergantian – pergantian yang diperlukan bagi peralatan agar terdapat suatu

kegiatan operasi produksi yang memuaskan sesuai dengan apa yang

direncanakan.

1. Preventive Maintenance

Preventive Maintenance atau pemeliharaan pencegahan adalah

suatu kegiatan pemeliharaan yang dilakukan secara teratur untuk

mencegah timbulnya kerusakan – kerusakan pada peralatan secara tidak

terduga dan menjaga peralatan agar tidak mengalami kerusakan yang

lebih besar lagi. Preventive Maintenance ini dilakukan untuk

mencegah terjadinya kerusakan pada peralatan yaitu berupa :

a. Pemeriksaan

Pemeriksaan peralatan produksi perlu dilakukan dengan

seksama dan teliti, karena dengan adanya pemeriksaan yang

intensif dan mengikuti suatu jadwal tertentu dan dapat membantu

terselenggaranya kegiatan pemeliharaan yang baik. Pada kopling

ini diperlukan pemeriksaan setiap saat untuk menjaga dan

mencegah kerusakan yang lebih fatal, pemeriksaan yang perlu

dilakukan pada pemeriksaan ini adalah pemeriksaan terhadap

(67)

b. Penyetelan

Setiap peralatan produksi lainnya yang telah dioperasikan

sedikit banyaknya akan megalami perubahan dan terjadi

pergeseran dari keadaan semula, maka untuk mengembalikan

keadaan semula pelu dilakukan penyetelan.

c. Pencegahan atau Pebaikan

Pencegahan atau perbaikan cara pemeliharaan peralatan dengan

cara mengganti elemen peralatan yang rusak, sehingga peralatan

dapat kembali dioperasikan dengan baik, dengan cara seperti ini

kerusakan dapat dicegah supaya tidak merambat keelemen yang

lainnya pada peralatan tersebut.

2. Predictive Maintenace

Jenis pemeliharaan ini dilakukan dengan maksud :

a. Peralatan dapat bekerja dimana sebagian seperpatnya ditukar.

b. Peralatan dapat bekerja untuk kondisi kerja yang berbeda

sesuai dengan spesifikasi pembuat.

Perlakuan peralatan kerja predictive maintenance mengikuti

penentuan kerja yang haus dilakukan terhadap suatu peralatan

yang mengalami modifikasi baik sperpatnya maupun kondisi

(68)

3. Corrective Maintenance

Jenis pemeliharaan ini dilakukan terhadap peralatan yang telah

rusak tetapi masih bisa beroperasi. Perlakukan kerja corrective

maintenance meliputi:

a. Penjadwalan kerja pemeliharaan agar perlakuan pemeliharaan

dapat terlaksana dalam waktu yang tepat.

b. Menyusun rencana pemeliharaan yang meliputi :

1. Kebutuhan kerja pemeliharaan.

2. Tenaga kerja atau pelaksana pemeliharaan.

3. Petunjuk keja serta penanggulangan masalah kecelakaan

kerja.

(69)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah penulis melakukan riset / pengamatan di lapangan pabrik mini

PTKI Medan, yang membahas tentang sistem kerja pompa sentrifugal terhadap

keterpasangan kopling maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Dari hasil perhitungan didapat bahwa unjuk kerja (performance)

pompa sentrifugal (P-9) dalam keadaan cukup baik, karena

kemampuan kerja pompa sentrifugal di dapat dari hasil perhitungan

sebesar 88,02 %.

2. Agar kopling dan pompa selalu berada dalam kondisi siap pakai pada

setiap saat maka perlu dilakukan:

a. Pemeriksaan

b. Penyetelan

c. Perbaikan.

3. Pemeriksaan yang terus-menerus terhadap pompa dan kopling adalah

salah satu faktor pendukung untuk mencapai tujuan pemakaian yang

lebih baik dan menunjang kelancaran pengoperasian dari suatu

(70)

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat penulis sampaikan, untuk mendapatkan operasi

pompa dan kopling yang baik serta untuk meningkatkan umur pemakaian dari

pompa dan kopling maka perlu dilakukan hal-hal sebagai berikut:

1. Lakukan pengoperasian pompa dengan benar, sesuai dengan prosedur

pengoperasian pompa dengan yang ditentukan..

2. Lakukan perawatan pada pompa dan kopling agar dapat beroperasi

dalam jangka waktu yang lama.

3. Sebagai bahan masukan serta lebih meningkatkan pengetahuan

mekanik terhadap pemeliharaan perawatan dan dengan cepat

mendeteksi gangguan dan kerusakan yang terjadi pada peralatan, maka

disarankan:

a. Agar pada mekanik diberikan traning yang

berkesinambungan mengenai pengetahuan tentang

peralatan yang menjadi tanggung jawab.

b. Agar kepada mekanik diberikan kesempatan untuk

melakukan studi perbandingan terhadap kerusakan yang

terjadi di peralatan yang sama, dengan pabrik yang berbeda.

c. Disarankan kepada mekanik untuk banyak mempelajari

instruksi manual, yang diberikan pabrik yang

memproduksikan peralatan atau mesin yang dipakai.

4. Untuk mengukur kesimetrisan kopling ini maka pemasangan lena

(71)

DAFTAR PUSTAKA

[ 1 ] Daryanto.Drs, Dasar – Dasar Teknik Mesin,J akarta; Rineka Cipta,1984

[ 2 ] G.Nieman & Anton Budiman, Dipl.ING (1982), Elemen – Elemen Mesin,

edisi kedua, Jakarta; Erlangga.

[ 3

[ 4

[ 5

[ 6

[ 7

[ 8 ] Sularso & Kiyokatsu Suga, Dasar Perencanaan dan Pemeliharaan Elemen

Mesin, Jakarta;Pradya Paramita, 1983

[ 9 ] Sularso & Hauro Tahara, Pompa dan Kompresor, Jakarta; Pradya Paramita,

Gambar

Gambar 2.2  Motor dan  Pompa Sentrifugal
Gambar 2.3  Rumah Pompa Sentrifugal
Gambar 2.4  Stuffing Box ( Mechanical Seal)
Gambar 2.7 Shaft-sleeve
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil pembacaan data dari indikator warna untuk countur energi turbulensi, daerah yang kemungkinan akan terjadi kavitasi adalah bagian sisi isap pompa dan bagian sisi

Pompa dinamik terdiri dari satu impeler atau lebih yang dilengkapi dengan. sudu-sudu, yang dipasangkan pada poros-poros yang berputar

Gelembung-gelembung uap dapat terjadi pada zat cair yang sedang mengalir, baik di dalam pompa maupun pipa, tempat-tempat yang mempunyai tekanan masuk lebih besar dan tekanan

Pompa merupakan mesin fluida yang digunakan untuk memindahkan fluida cair yang umumnya dari tempat yang rendah ke tempat yang lebih tinggi melalui

Getaran yang timbul pada poros pompa sentrifugal adalah satu fenomena yang terjadi akibat dari jarak antara kedua kopling, tebal dan lebar sabuk serta

ada satu bagianpun dari aliran pada pompa yang mempunyai tekanan statis lebih rendah dari. tekanan uap jenuh cairan pada temperatur yang

Pompa adalah mesin yang digunakan untuk memindahkan fluida dari suatu tempat ke tempat yang lebih tinggi, atau dari suatu tempat yang bertekanan rendah ke tempat

Pompa Sentrifugal adalah merupakan alat yang berfungsi untuk mengalirkan suatu fluida cair dari suatu tempat ke tempat lain atau dari suatu tempat yang rendah ke tempat yang lebih