• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menjelaskan kesimpulan menyeluruh dari keberhasilan dan kegagalan, permasalahan dan kendala utama yang berkaitan dengan kinerja Setjen KPU serta strategi pemecahan masalah yang akan dilaksanakan ditahun mendatang.

LAMPIRAN :

1. PENETAPAN KINERJA TAHUN 2013 2. PENGUKURAN KINERJA TAHUN 2013

BAB II

PERENCANAAN

DAN PERJANJIAN

KINERJA

2014

Sukses Pemilu

KOMISI U M U M P E M ILI H AN

2014

PEMILIHAN UMUM KOMISI UM UM P E M

I LI H A N

KPU

Komisi Pemilihan Umum

A. Sasaran RPJMN 2010 – 2014

Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan guna mendukung pelaksanaan tugas dan fungsinya secara optimal, KPU telah menyusun Rencana Strategis (Renstra) Komisi Pemilihan Umum untuk periode 2010-2014 dengan berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025 dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014.

Sasaran pembangunan bidang politik dalam negeri adalah meningkatnya kualitas demokrasi yang ditandai dengan angka indeks demokrasi Indonesia rata-rata 73 pada akhir tahun 2014 dan tingkat partisipasi politik rakyat rata-rata 75%. Meningkatnya kualitas demokrasi tersebut dapat dilihat melalui hal-hal berikut :

1. Semakin terjaminnya peningkatan iklim politik kondusif bagi berkembangnya kualitas kebebasan sipil dan hak-hak politik rakyat yang semakin seimbang dengan peningkatan kepatuhan terhadap pranata hukum. Hal ini ditandai dengan peningkatan indeks rata-rata dari 64,3 pada tahun 2010 menjadi 75 pada akhir tahun 2014. 2. Meningkatnya akuntabilitas lembaga demokrasi termasuk di dalamnya terwujudnya

akuntabilitas peran masyarakat sipil dan organisasi masyarakat sipil, peran parpol, dan peran lembaga legislatif. Lembaga-lembaga demokrasi tersebut diharapkan dapat menjalankan tugas dan fungsinya sesuai dengan amanat konstitusi dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan sesuai dengan keinginan dan tuntutan rakyat. Pada akhir tahun 2014, capaian sasaran ini akan ditandai dengan

11 Bab 1I Perencanaan dan Perjanjian Kinerja

indeks kinerja institusi demokrasi rata-rata 70, naik dari indeks rata-rata sebesar 52,3 pada tahun 2010.

3. Terlaksananya Pemilu 2014 yang adil dan demokratis, yang ditunjukkan dengan meningkatnya partisipasi politik rakyat mencapai rata-rata 75 %, dan berkurangnya diskriminasi yang terkait dengan pemenuhan hak untuk memilih dan dipilih. Tingkat partisipasi politik tahun 2009 adalah sebesar 70,99% untuk Pemilu Legislatif dan 72,56% untuk Pemilu Presiden.

4. Meningkatnya peran informasi dan komunikasi, yang ditandai dengan meningkatnya kualitas layanan informasi dan komunikasi pemerintah.

Untuk mencapai sasaran pembangunan bidang politik dalam negeri dan komunikasi, ditetapkan prioritas bidang politik adalah pelembagaan demokrasi dengan fokus prioritas: (1) Peningkatan akuntabilitas lembaga demokrasi; (2) Peningkatan iklim kondusif bagi berkembangnya kebebasan sipil dan hak politik rakyat dan berkembangnya demokrasi; dan (3) Peningkatan peran informasi dan komunikasi.

Berpijak pada sasaran dan fokus prioritas di atas, akan ditempuh arah kebijakan mencakup strategi sebagai berikut :

1. Meningkatkan kapasitas dan akuntabilitas lembaga-lembaga demokrasi, yang dilakukan melalui:

a. Fasilitasi program penguatan Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) dan partai politik;

b. Perbaikan peraturan perundangan di bidang politik dan perumusan kebijakan pemerintah;

c. Dukungan bagi keberlanjutan peran OMS dalam proses demokratisasi; dan d. Fasilitasi program penyiapan dan penyelenggaraan Pemilu 2014.

2. Menjaga dan menciptakan iklim kondusif yang menjamin kebebasan sipil dan penghormatan terhadap hak-hak politik rakyat dan perkembangan demokrasi di Indonesia yang dilakukan melalui langkah-langkah antara lain sebagai berikut:

a. Fasilitasi perbaikan dan penyusunan peraturan perundangan bidang politik, dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, dan fasilitasi pembahasan Undang-Undang Penanganan Konflik;

b. Pelaksanaan pendidikan politik, termasuk di dalamnya pendidikan pemilih, pendidikan politik demokratis, serta pendidikan kewarganegaraan dan pengembangan budaya dan etika politik demokrasi yang berdasarkan empat pilar bangsa;

c. Peningkatan peran perempuan melalui pendidikan politik;

d. Pengembangan pusat pendidikan politik dan kebangsaan, termasuk di dalamnya pendidikan politik dan pendidikan pemilih, partisipasi politik rakyat, dan pusat pendidikan kebangsaan sebagai wadah pembelajaran dan dihasilkannya metode dan pendekatan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam berdemokrasi serta berbangsa;

KOMISI U M U M P E M ILI H AN

2014

PEMILIHAN UMUM KOMISI UM UM P E M

I LI H A N

KPU

Komisi Pemilihan Umum

e. Pengembangan kerja sama dengan organisasi masyarakat sipil untuk melaksanakan pendidikan politik, pendidikan pemilih dan pendidikan kewarganegaraan dan melaksanakan diskusi untuk memberikan masukan perumusan kebijakan publik; dan

f. Penguatan dan pelembagaan forum dialog masyarakat dalam mendukung proses demokratisasi dan penyelesaian konflik.

3. Fasilitasi penyusunan mekanisme penyusunan kebijakan publik dan meningkatkan peran informasi dan komunikasi yang dilakukan melalui:

a. Pengelolaan, penyebaran, dan pemerataan informasi publik;

b. Pemberdayaan masyarakat dan pengembangan kemitraan dalam penyebaran informasi publik; dan

c. Penyediaan dan peningkatan SDM bidang informasi dan komunikasi.

B. Rencana Strategis 2010-2014

Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan guna mendukung pelaksanaan tugas dan fungsinya secara optimal, KPU telah menerbitkan Peraturan KPU Nomor 5 Tahun 2010 Tentang Rencana Strategis (Renstra) KPU untuk periode 2010-2014 dengan berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025 dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014.

1. Visi dan Misi

Dalam Peraturan KPU Nomor 5 Tahun 2010 Tentang Rencana Strategis KPU Tahun 2010-2014, KPU memiliki visi yang menunjukkan jati diri dan fungsi KPU dalam menyelenggarakan Pemilu, yaitu: “Terwujudnya KPU sebagai Penyelenggara

Pemilu yang memiliki integritas, profesional, mandiri transparan dan akuntabel demi terciptanya demokrasi di Indonesia yang berkualitas berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia“.

Dalam pernyataan visi tersebut terdapat beberapa kata kunci sebagai dasar dalam Penyelenggaraan Pemilu yaitu: Integritas, Profesional, Mandiri, Transparan dan Akuntabel.

Pemahaman atas makna kata-kata kunci tersebut akan memberikan pemahaman yang komprehensif tentang Visi KPU. Makna ringkas dari masing-masing kata kunci tersebut adalah sebagai berikut :

a. Pemilu yang Berintegritas: penyelenggaraan Pemilu yang berdasarkan kejujuran dan etika yang konsisten dan tanpa kompromi dalam Penyelenggaraan Pemilu, sehingga meningkatkan kepercayaan dan kewibawaan;

b. Pemilu yang Profesional: penyelenggaraan Pemilu yang berdasarkan kompetensi, keterampilan dan komitmen pada kualitas yang memungkinkan adanya unjuk kerja yang maksimal dalam Penyelenggaraan Pemilu;

13 Bab 1I Perencanaan dan Perjanjian Kinerja

d. Pemilu yang Transparan: penyelenggaraan Pemilu dengan keterbukaan dan kejelasan dalam segala aspek penyelenggaraannya;

e. Pemilu yang Akuntabel: penyelenggaraan Pemilu yang dapat dipertanggungjawabkan, baik dalam segala kebijakan atau keputusan yang diambil dan prosesnya serta penggunaan dan pemanfaatan sumber daya yang ada.

Pernyataan visi di atas telah memberikan gambaran yang tegas mengenai komitmen KPU yang memperjuangkan kepentingan nasional khususnya dalam tugas pokok dan fungsinya (core competency) yaitu Penyelenggaraan Pemilu dan Pelaksanaan Demokrasi.

Disamping itu, relevansi Visi KPU dengan Visi Nasional yang tertuang dalam RPJMN tahap ke-2 (2010-2014) menyiratkan akan arti pentingnya Penyelenggaraan Pemilu yang memiliki Integritas, Profesional, Mandiri, Akuntabel dan Pelaksaan Demokrasi Indonesia yang berkualitas berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Untuk menjabarkan visi tersebut di atas, maka KPU telah menyusun Misi. Adapun

Misi KPU adalah sebagai berikut:

a. Membangun lembaga penyelenggara Pemilu yang memiliki kompetensi, kredibilitas dan kapabilitas dalam menyelenggarakan Pemilu;

b. Menyelenggarakan Pemilu untuk memilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Presiden dan Wakil Presiden serta Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, adil, akuntabel, edukatif dan beradab;

c. Meningkatkan kualitas Penyelenggaraan Pemilu yang bersih, efisien dan efektif; d. Melayani dan memperlakukan setiap peserta Pemilu secara adil dan setara

serta menegakkan peraturan Pemilu secara konsisten sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

e. Meningkatkan kesadaran politik rakyat untuk berpartisipasi aktif dalam Pemilu demi terwujudnya cita-cita masyarakat Indonesia yang demokratis.

2. Tujuan dan Sasaran Strategis

Selanjutnya dalam rangka mencapai Visi dan pelaksanaan Misi tersebut dirumuskan kedalam bentuk yang lebih terarah dan operasional berupa perumusan tujuan (goals) organisasi. Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan Misi yang akan dilaksanakan atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) sampai 5 (lima) tahun. Dengan diformulasikannya tujuan ini maka KPU dapat secara tepat mengetahui apa yang harus dilaksanakan oleh organisasi dalam

KOMISI U M U M P E M ILI H AN

2014

PEMILIHAN UMUM KOMISI UM UM P E M

I LI H A N

KPU

Komisi Pemilihan Umum

memenuhi Visi dan pelaksanaan Misinya untuk kurun waktu satu sampai lima tahun ke depan dengan mempertimbangkan sumber daya dan kemampuan yang dimiliki. Tujuan disusun berdasarkan hasil identifikasi potensi dan permasalahan yang dihadapi oleh Lembaga Penyelenggara Pemilu. Adapun tujuan yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut:

a. Meningkatkan kapasitas dan kualitas pelaksana Pemilu;

b. Meningkatkan pemahaman tentang hak dan kewajiban politik rakyat dalam Pemilu;

c. Melaksanakan Undang-Undang di bidang politik secara murni dan konsekwen; d. Meningkatkan kesadaran rakyat yang tinggi tentang Pemilu yang demokratis; e. Melaksanakan Pemilu secara LUBER dan JURDIL.

Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai tersebut maka dalam pelaksanaannya dijabarkan ke dalam sasaran yang lebih spesifik dan terukur, sehingga dapat menggambarkan sesuatu yang akan dihasilkan dalam kurun waktu 5 (lima) tahun dan dialokasikan dalam 5 (lima) periode secara tahunan melalui serangkaian program dan kegiatan.

Kebijakan, Program serta Kegiatan tersebut akan dituangkan dan dijabarkan dalam suatu Rencana Kinerja (Performance Plan). Penetapan sasaran strategis ini diperlukan untuk memberikan fokus pada penyusunan program, kegiatan dan alokasi sumber daya organisasi dalam kegiatan tiap tahunnya.

Untuk meningkatkan akselerasi pencapaian kinerja yang merujuk visi, misi, tujuan dan sasaran strategis, KPU telah menetapkan 5 (Lima) sasaran kinerja yaitu:

a. Meningkatnya kesadaran dan partisipasi rakyat yang tinggi tentang Pemilu yang demokratis;

b. Terjaminnya pemilih dalam menggunakan hak pilihnya secara bebas dan tertib; c. Terjaminnya perlakuan yang adil dan setara bagi peserta Pemilu, Calon

Anggota Legislatif, Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden serta pejabat-pejabat publik lain sesuai undang - undang;

d. Terwujudnya organisasi pelaksana Pemilu yang memiliki sistem administrasi efisien, efektif dan memenuhi standar kerja professional di seluruh tingkatan yang didukung dengan sistem komunikasi dan teknologi informasi yang menjangkau KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota; dan

e. Tersedianya peta logistik Pemilu dan Pilkada yang memadai.

Di dalam pelaksanaannya, Sasaran Strategis sempat mengalami perubahan berdasarkan rekomendasi Kementerian PAN dan RB sehingga diperbaiki dalam PK menjadi sebagai berikut :

a. Meningkatnya Partisipasi Pemilih Dalam Pemilu;

b. Terlindunginya Hak Masyarakat Untuk Menggunakan Hak Pilihnya Dalam Pemilu;

15 Bab 1I Perencanaan dan Perjanjian Kinerja

c. Terwujudnya KPU Sebagai Penyelenggara Pemilu Yang Professional, Berintegritas dan Akuntabel; dan

d. Meningkatnya Kinerja Manajemen Internal Dalam Mendukung Keberhasilan Pelaksanaan Tugas dan Fungsi KPU.

Adapun IKU KPU adalah sebagai berikut :

a. Persentase pemilih yang menggunakan hak pilihnya dalam Pemilukada;

b. Persentase pemilih perempuan yang menggunakan hak pilihnya dalam Pemilukada;

c. Persentase penduduk yang mempunyai hak untuk memilih tetapi tidak terdaftar di dalam DPT;

d. Persentase kasus gugatan hukum dan sengketa hukum berkaitan dengan Pemilu dan Pemilukada yang dapat dimenangkan KPU; dan

e. Persentase KPU, KPU Provinsi Dan KPU Kabupaten/Kota yang laporan keuangannya sesuai dengan Standard Akuntansi Pemerintahan (SAP).

C. Penetapan Kinerja Tahun 2013

Dalam rangka melaksanakan Renstra 2010-2014 dan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2013, pada tanggal 26 Maret 2013 KPU menetapkan Penetapan Kinerja selaku tekad dan janji rencana kinerja yang akan dicapai pada Tahun 2013 yang dijabarkan pada tabel berikut :

1. Meningkatnya partisipasi Pemilih dalam Pemilu;

Sasaran ini telah ditetapkan dalam RPJMN 2010 – 2014. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas dan legalitas Pemilu yang demokratis. Sasaran ini dicapai melalui berbagai progam dan kegiatan.

Target sasaran dari kegiatan tersebut adalah:

No Indikator Kinerja Target 1. Persentase Pemilih Yang Menggunakan Hak

Pilihnya Dalam Pemilukada 75 % 2. Persentase Pemilih Perempuan Yang Menggunakan

Hak Pilihnya Dalam Pemilukada 75 %

No Indikator Kinerja Target 1. Persentase Penduduk Yang Mempunyai Hak Untuk

Memilih Tetapi Tidak Terdaftar di Dalam DPT 2,5 % 2. Terlindunginya hak masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya dalam Pemilu;

Sasaran ini dimaksudkan untuk mendorong pemilih menggunakan hak pilihnya secara bebas dan tertib.

KOMISI U M U M P E M ILI H AN

2014

PEMILIHAN UMUM KOMISI UM UM P E M

I LI H A N

KPU

Komisi Pemilihan Umum

No Indikator Kinerja Target 1. Persentase Kasus Gugatan Hukum dan Sengketa

Hukum Berkaitan Dengan Pemilu dan Pemilukada

yang Dapat Dimenangkan KPU 85 % 2. Jumlah Sistem Aplikasi Yang Digunakan Dalam

Penyelenggaraan Pemilu Aplikasi4 3. Persentase Personil KPPS, PPS, PPK Yang Mengikuti

Program Bimtek Terstandar Oleh KPU 100% 4. Persentase Anggota KPU, KPU Provinsi, dan KPU

Kabupaten/Kota Yang Melakukan Pelanggaran

Pemilu 5%

3. Terwujudnya KPU sebagai penyelenggara Pemilu yang profesional, berintegritas dan akuntabel;

Sasaran ini dimaksudkan untuk mendorong penyelenggara pemilu bersikap terbuka, komunikatif, dan kerjasama sehingga menambah bobot transparansi proses penyelenggaraan pemilu.

4. Meningkatnya kinerja manajemen intern dalam mendukung keberhasilan pelaksanaan tugas dan fungsi KPU.

Sasaran ini dimaksudkan untuk mendorong efisiensi dan efektifitas profesionalisme sumber daya manusia dalam pelaksanaan tugas dan fungsi KPU.

No Indikator Kinerja Target 1. Persentase Pencapaian Target Kinerja Utama KPU 80% 2. Persentase KPU, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/

Kota Yang Laporan Keuangannya Sesuai Dengan

Standard Akuntansi Pemerintahan (SAP). 80% 3. Persentase Paket Pengadaan Barang Dan Jasa Yang

AKUNTABILITAS

KINERJA

2014

Sukses Pemilu

KOMISI U M U M P E M ILI H AN

2014

PEMILIHAN UMUM KOMISI UM UM P E M

I LI H A N

KPU

Komisi Pemilihan Umum

A. Pengukuran Capaian Kinerja

Kinerja KPU Tahun 2013, pada hakekatnya merupakan bagian dari suatu proses atau kegiatan untuk mencapai sasaran Renstra 2010 - 2014. Dengan demikian, pencapaian kinerja per-satuan kegiatan di Tahun 2013 merupakan bagian dari pencapaian sasaran yang telah ditetapkan dalam Renstra. Untuk keperluan penilaian akuntabilitas kinerja, maka dilakukan pengklasifikasian satuan-satuan kinerja yang telah dilaksanakan ke elemen-elemen sasaran Renstra. Dengan cara ini, maka penilaian satuan-satuan kinerja akan dapat mencerminkan kinerja KPU secara menyeluruh.

KPU menetapkan 5 (lima) sasaran strategis yang akan dicapai pada tahun 2013 melalui PK, sasaran-sasaran tersebut kemudian diukur dengan berbagai indikator kinerja dan dibandingkan antara target dengan realisasinya, sehingga menghasilkan capaian kinerja sebagai berikut:

No Indikator Kinerja Utama Target Realisasi % (1) (2) (3) (4) (5)

1. Persentase Pemilih Yang Menggunakan Hak

Pilihnya Dalam Pemilukada 75% 73,16% 97,55% 2. Persentase Pemilih Perempuan Yang

Menggunakan Hak Pilihnya Dalam Pemilukada 75% 71,41% 95,21% 3. Persentase Penduduk Yang Mempunyai Hak

Untuk Memilih Tetapi Tidak Terdaftar di Dalam DPT

2,5% 0,94% 162,43% 4. Persentase Kasus Gugatan Hukum dan

Sengketa Hukum Berkaitan Dengan Pemilu dan Pemilukada Yang Dapat Dimenangkan KPU

85% 93% 109,41% 5. Persentase KPU, KPU Provinsi dan KPU

Kabupaten/Kota Yang Laporan Keuangannya Sesuai Dengan Standard Akuntansi Pemerintahan (SAP)

80 % 82% 102,50% Tabel 3.1.

Pengukuran Kinerja terhadap IKU Tahun 2013

Rata-rata capaian kinerja keseluruhan KPU pada Tahun 2013 sebesar 113,42% yakni lebih dari 85% skala nilai ordinal tertinggi, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa KPU dikategorikan “Sangat Berhasil” dalam menempuh 4 (empat) sasaran strategis dalam kesepuluh indikator kinerja.

19 Bab 1II Akuntabilitas Kinerja

Adapun kesimpulan berhasil tersebut, diperoleh dari skala ordinal dengan kelompok/ klasifikasi ukuran capaian kinerja sebagai berikut:

No. Rentang Nilai Kategori Keterangan

1 > 100 Sangat Berhasil Kegiatan yang dilaksanakan telah melampaui target indikator kinerja

2 91 – 100 Berhasil Kegiatan yang dilaksanakan telah mencapai target indikator kinerja

3 71 – 90 Cukup Berhasil Kegiatan yang dilaksanakan telah mendekati target indikator kinerja

4 51 – 70 Kurang Berhasil Kegiatan yang dilaksanakan tidak sesuai dengan target indikator kinerja

5 0 – 50 Tidak Berhasil Kegiatan yang dilaksanakan sangat tidak sesuai dengan target indikator kinerja Tabel 3.2.

Skala Kategori Penilaian

B. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja

KPU secara umum dapat mencapai target kinerja sebagaimana telah ditetapkan pada tahun 2013. Analisis dan evaluasi capaian kinerja KPU pada tahun 2013 dapat dijelaskan sebagai berikut:

Sasaran ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas dan legalitas Pemilu yang demokratis. Sasaran ini dicapai melalui berbagai progam dan kegiatan. Adapun Capaian indikator kinerja sasaran tersebut di atas selama Tahun 2013, adalah sebagai berikut:

Sasaran 1 Meningkatnya Partisipasi Pemilih Dalam Pemilu

INDIKATOR KINERJA KINERJA

TARGET REALISASI % CAPAIAN (1) (2) (3) (4) Persentase Pemilih Yang Menggunakan

Hak Pilihnya Dalam Pemilukada 75 73,16% 97,55% Persentase Pemilih perempuan Yang

Menggunakan Hak Pilihnya Dalam

Pemilukada 75 71,41% 95,21% Tabel 3.3.

KOMISI U M U M P E M ILI H AN

2014

PEMILIHAN UMUM KOMISI UM UM P E M

I LI H A N

KPU

Komisi Pemilihan Umum

Persentase partisipasi masyarakat yang menggunakan hak pilihnya didasarkan target nasional dengan nilai rata-rata sebesar 75%, namun berdasarkan berita acara penghitungan suara dalam Pemilukada (formulir model DC KWK dan model DB KWK) maka diketahui realisasi dari partisipasi masyarakat tersebut pada saat pemungutan suara rata-rata mencapai 73,16%. Perbandingan dengan tahun sebelumnya sebagai berikut:

IKU partisipasi masyarakat yang menggunakan hak pilihnya dalam Pemilukada dapat dilihat pada pelaksanaan Pemilukada Tahun 2013 yang diselenggarakan oleh KPU Provinsi

Tahun Target Realisasi 2012 75% 72% 2013 75% 73,16% Tabel 3.4.

Pengukuran Kinerja Terhadap Persentase Partisipasi Masyarakat yang Menggunakan Hak Pilihnya Dalam Pemilukada pada Tahun 2012 dan Tahun 2013

Dengan demikian, terjadi peningkatan kinerja 1,16% dari indikator presentase partisipasi masyarakat yang menggunakan hak pilihnya dari tahun sebelumnya yang mencapai angka 72%. Faktor yang mempengaruhi kenaikan partisipasi masyarakat sebesar 73,16% antara lain disebabkan oleh tingginya pemahaman masyarakat tentang politik dan demokrasi serta sosialisasi yang efektif. Berikut ini adalah gambarannya:

Grafik 3.1.

21 Bab 1II Akuntabilitas Kinerja

rincian Pemilukada terdiri dari 14 Provinsi, 102 Kabupaten, dan 33 Kota. Jadi dari 148 Pemilukada yang dilaksanakan (Provinsi Lampung mengalami penundaan dan dijadwalkan ulang pada Tahun 2014) didapatkan hasil 73,16%. Berikut ini adalah gambarannya:

Grafik 3.2.

Data Partisipasi Masyarakat pada Pemilukada Tahun 2013 Berdasarkan Per-Pulau

Sedangkan untuk pencapaian presentase pemilih perempuan yang menggunakan hak pilihnya dalam Pemilukada menunjukkan kenaikan yang signifikan dari pencapaian tahun sebelumnya, yakni :

KOMISI U M U M P E M ILI H AN

2014

PEMILIHAN UMUM KOMISI UM UM P E M

I LI H A N

KPU

Komisi Pemilihan Umum

Untuk mengetahui tingkat partisipasi masyarakat dan pemilih perempuan dalam menggunakan hak pilih dalam Pemilukada dapat terukur dari rata-rata partisipasi pemilih perempuan dalam Pemilukada yang didapat dari data formulir model DC1-KWK.KPU dan formulir Model DB 1-KWK.KPU.

Kendala yang dihadapi dalam meningkatkan partisipasi pemilih perempuan sebagai berikut :

1. Pada umumnya para pemilih perempuan masih pasif terkait perpolitikan;

2. Pada umumnya para pemilih perempuan kurang aktif dalam mengikuti kegiatan-kegiatan sosialisasi terkait kepemiluan; dan

3. Pada waktu hari pemungutan suara yang dilaksanakan pada hari libur, umumnya ibu-ibu lebih memilih untuk mengurus rumah.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, dalam rangka meningkatkan angka partisipasi masyarakat dan pemilih perempuan, KPU telah mengambil sejumlah langkah strategis dan penting, antara lain:

1. Melakukan audiensi kepada mahasiswa;

2. Mengadakan kegiatan kelas pemilu kepada para pelajar;

3. Menggerakkan masyarakat melalui kegiatan Gerak Jalan Sehat agar masyarakat mengetahui hari penyelenggaraan pemilukada;

4. Perlombaan jingle dan maskot pemilukada; Tabel 3.5.

Pengukuran Kinerja Terhadap Persentase Pemilih Perempuan Yang Menggunakan Hak Pilihnya Dalam Pemi-lukada Pada Tahun 2012 dan Tahun 2013

Tahun Target Realisasi 2012 75% 53% 2013 75% 71,41%

Grafik 3.3.

Persentase Pemilih Perempuan Yang Menggunakan Hak Pilihnya Dalam Pemilukada Pada Tahun 2012 dan 2013

23 Bab 1II Akuntabilitas Kinerja

5. Seminar KPU goes to campus;

6. Melakukan kerja sama pembentukan agen sosialisasi kepada masyarakat (menciptakan relawan demokrasi/relasi);

7. Forum diskusi dengan organisasi masyarakat, LSM, dan media dalam rangka mencermati peraturan yang dikeluarkan oleh KPU;

8. Evaluasi partisipasi masyarakat dalam mendukung relasi dan agen-agen pemilu, dibuat modul untuk 5 kelompok masyarakat marginal;

9. Melakukan bimtek pemungutan, penghitungan dan rekapitulasi suara;

10. Melakukan MoU dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dalam rangka meningkatkan partisipasi perempuan;

11. Melakukan kerjasama dengan media masa lokal dan nasional; dan 12. Membuat Iklan Layanan Pemilu di media cetak dan elektronik.

Sasaran 2 Terlindunginya Hak Masyarakat Untuk Menggunakan Hak Pilihnya Dalam Pemilu

Sasaran ini dimaksudkan untuk mendorong pemilih menggunakan hak pilihnya secara bebas dan tertib. Capaian target indikator kinerja sasaran, adalah sebagai berikut: Tabel 3.6.

Pengukuran Kinerja Terhadap Persentase Penduduk Yang Mempunyai Hak Untuk Memilih Tetapi Tidak Terdaftar di Dalam DPT

INDIKATOR KINERJA KINERJA

TARGET REALISASI % CAPAIAN (1) (2) (3) (4) Persentase Penduduk Yang Mempunyai

Hak Untuk Memilih Tetapi Tidak Terdaftar

di Dalam DPT 2,5 % 0,94% 162,43% Untuk mengetahui kepastian jumlah penduduk yang mempunyai hak untuk memilih tetapi tidak terdaftar di Dalam DPT adalah dengan membandingkan selisih Daftar Pemilih Potensial Pemilu (DP4) yang diserahkan dari Kementerian Dalam Negeri sebesar 190.411.133 dengan Daftar Pemilih Tetap (DPT) sebesar 188.622.535 yang telah ditetapkan dalam Rapat Pleno Terbuka tanggal 4 November 2013, sehingga menghasilkan 1.788.598, yakni 0,94% dari DP4.

Dapat diinformasikan bahwa proses pemutakhiran data pemilih telah dimulai sejak penerimaan DP4 dari Kementerian Dalam Negeri disinkronisasikan dengan daftar pemilih pada Pemilu dan/atau Pemilukada yang terakhir. Data terpilah yang sudah disinkronisasi kemudian menjadi pegangan bagi panitia pemutakhiran data pemilih untuk melakukan verifikasi faktual di lapangan.

Setelah proses pemutakhiran daftar pemilih oleh Pantarlih, masih ditemukan ada beberapa Pemilih yang belum dilengkapi dengan Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan masih berbasis Kartu Tanda Penduduk (KTP) non elektronik, hal itu sangat tergantung dengan perekaman KTP elektronik yang dilakukan oleh pemerintah. Oleh karena itu,

KOMISI U M U M P E M ILI H AN

2014

PEMILIHAN UMUM KOMISI UM UM P E M

I LI H A N

KPU

Komisi Pemilihan Umum

KPU melakukan sinkronisasi data dengan DPT Pemilukada terakhir dan verifikasi faktual ke lapangan berdasarkan DP4 yang diserahkan pemerintah. Kualitas daftar pemilih bukan hanya tanggung jawab KPU tetapi juga pemerintah, partai politik dan masyarakat secara umum. Grafik 3.4. Perbandingan DP4 dengan DPT Tahun 2013

Sasaran 3 Terwujudnya KPU Sebagai Penyelenggara Pemilu Yang Profesional, Berintegritas dan Akuntabel

Tabel 3.7.

Pengukuran Kinerja Terhadap Sasaran Terwujudnya KPU Sebagai Penyelenggara Pemilu Yang Profesional, Berintegritas dan Akuntabel

INDIKATOR KINERJA KINERJA

TARGET REALISASI % CAPAIAN (1) (2) (3) (4) Persentase Kasus Gugatan Hukum dan

Dokumen terkait