• Tidak ada hasil yang ditemukan

KPU. Komisi Pemilihan Umum L IH. Laporan Akuntabilitas Kinerja. Instansi Pemerintah. Komisi Pemilihan Umum. Tahun 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KPU. Komisi Pemilihan Umum L IH. Laporan Akuntabilitas Kinerja. Instansi Pemerintah. Komisi Pemilihan Umum. Tahun 2013"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

KOMIS I U M U M P E M ILI H AN

2014

PEMILIHAN UMUM

2014

Sukses Pemilu KOMISI UM UM P E M

I LI H A N

KPU

Komisi Pemilihan Umum

Tahun

2013

Laporan

Komisi Pemilihan Umum

Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah

(2)

KOMIS I U M U M P E M ILI H AN

2014

PEMILIHAN UMUM KOMISI UM UM P E M

I LI H A N

KPU

Komisi Pemilihan Umum

Kata Pengantar

Komisi Pemilihan Umum

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

S

egala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nya kita dapat menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Komisi Pemilihan Umum (KPU) Tahun 2013 sebagai wujud pelaksanaan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 Tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah dan menjalankan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP).

LAKIP KPU disusun dengan berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan memperhatikan Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 14 Tahun 2013 tanggal 19 Desember 2013 tentang Penyampaian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 2013 dan Dokumen Penetapan Kinerja 2014. Penyusunan LAKIP KPU mengacu pada dokumen Penetapan Kinerja (PK) KPU Tahun 2013. Menindaklanjuti rekomendasi Menteri PAN & RB melalui Surat Nomor B/3809/M.PAN-RB/11/2013 tanggal 22 November 2013 perihal Hasil Evaluasi atas Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yaitu salah satunya merevisi Renstra KPU, maka LAKIP KPU Tahun 2013 menyajikan beberapa tambahan sasaran strategis dan indikator kinerja sebagai hasil penyempurnaan Rencana Strategis (Renstra).

Selain melakukan Penyusunan LAKIP, KPU mendukung kinerja Kementerian PAN dan RB dengan menjalankan proses Reformasi Birokrasi seperti yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme, Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2010 Tentang Grand Desain Reformasi Birokrasi 2010 – 2025. Hal Tersebut dilaksanakan untuk memudahkan proses pemantauan dan pengendalian kinerja dalam rangka meningkatkan akuntabilitas dan kinerja unit kerja di lingkungan Sekretariat Jenderal KPU, serta menjadikan KPU sebagai badan penyelenggara Pemilihan Umum (Pemilu) yang bersih dan bebas korupsi baik secara kelembagaan maupun dalam penyelenggaraan Pemilu. Pelaksanaan kinerja KPU diharapkan tidak hanya dapat dipertangungjawabkan secara mandiri namun juga dapat dipertanggungjawabkan pada masyarakat sebagai pelaksanaan tugas kepada masyarakat.

KPU memiliki komitmen dan terus berupaya agar pelaksanaan kinerja berorientasi pada hasil, baik hasil output maupun outcome. Hasil capaian kinerja KPU atas sasaran yang ditetapkan secara umum dapat memenuhi target dan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Melalui analisis capaian dan evaluasi dari LAKIP Tahun 2013 ini diharapkan dapat menjadi masukan/bahan evaluasi dan perbaikan sehingga kinerja dan akuntabilitas KPU lebih baik lagi di masa mendatang serta mewujudkan visi KPU yaitu terwujudnya KPU sebagai penyelenggara Pemilu yang memiliki integritas, profesional, mandiri, transparan dan akuntabel, demi terciptanya demokrasi Indonesia yang berkualitas berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Wa’alaikumussalam Wr. Wb.

Jakarta,7 Maret 2014

(3)

iii LAKIP KPU Tahun 2013

Ikhtisar Eksekutif

L

AKIP disusun sebagai wujud pertanggungjawaban KPU terhadap/ atas kegiatan dan program dalam mencapai visi dan misi serta sasaran strategisnya kepada stakeholders. LAKIP KPU Tahun 2013 tidak hanya berisi keberhasilan dan kegagalan capaian strategis KPU pada Tahun Anggaran 2013. Capaian strategis KPU dapat dilihat dari capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) serta analisis kinerja berdasarkan tujuan dan sasaran.

KPU telah menetapkan 4 (empat) sasaran strategis yang dicapai pada tahun 2013, sasaran strategis dicapai dengan menentukan 10 (sepuluh) indikator kinerja

yang terukur dan target yang ditetapkan. Capaian kinerja diukur dengan menghitung 10 (sepuluh) target dan realisasi kinerja dan keuangan dari indikator kinerja yang ditetapkan. Berdasarkan hasil evaluasi dan analisis capaian kinerja sasaran strategis yang ditetapkan secara umum dapat memenuhi target dan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Pencapaian target indikator kinerja KPU dan keberhasilan dalam pelaksanaan partisipasi Pemilih dalam Pemilu tidak hanya didasarkan pada komitmen namun juga berhasil dengan keterlibatan dan dukungan aktif segenap komponen aparatur negara, masyarakat, dan civil

society. Secara umum, beberapa capaian utama kinerja tahun 2013 adalah sebagai berikut:

Indikator Kinerja Kinerja

Target Realisasi % Capaian Kategori (1) (2) (3) (4) (5)

Sasaran 1 : Meningkatnya partisipasi Pemilih dalam Pemilu Persentase Pemilih Yang

Menggunakan Hak Pilihnya Dalam

Pemilukada 75% 73,16% 97,55% BERHASIL

Persentase Pemilih perempuan yang menggunakan hak pilihnya

(4)

KOMIS I U M U M P E M ILI H AN

2014

PEMILIHAN UMUM KOMISI UM UM P E M

I LI H A N

KPU

Komisi Pemilihan Umum

Indikator Kinerja Kinerja

Target Realisasi % Capaian Kategori (1) (2) (3) (4) (5)

Sasaran 2 : Terlindunginya hak masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya dalam Pemilu

Persentase Penduduk Yang Mempunyai Hak Untuk Memilih Tetapi Tidak Terdaftar di Dalam DPT

2,5 % 0,94% 162,43% BERHASILSANGAT Sasaran 3 : Terwujudnya KPU sebagai penyelenggara Pemilu yang profesional,

berintegritas dan akuntabel

Persentase Kasus Gugatan Hukum dan Sengketa Hukum Berkaitan Dengan Pemilu dan Pemilukada Yang Dapat Dimenangkan KPU

85 % 93% 109,41% BERHASILSANGAT Jumlah Sistem Aplikasi

Yang Digunakan Dalam

Penyelenggaraan Pemilu 4 Aplikasi 4 Aplikasi 100% BERHASIL Persentase Personil KPPS, PPS,

PPK Yang Mengikuti Program

Bimtek Terstandar Oleh KPU 100% 100% 100% BERHASIL

Persentase Anggota KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/ Kota Yang Melakukan Pelanggaran Pemilu

5% 4.10% 118% BERHASILSANGAT Sasaran : Terwujudnya KPU sebagai penyelenggara Pemilu yang profesional,

berintegritas dan akuntabel Persentase Pencapaian Target

Kinerja Utama KPU 80% 113,42% 141,78% BERHASILSANGAT Persentase KPU, KPU Provinsi

dan KPU Kabupaten/Kota Yang Laporan Keuangannya Sesuai Dengan Standard Akuntansi Pemerintahan (SAP).

80% 82% 102,50% BERHASIL

Persentase Paket Pengadaan Barang dan Jasa Yang Sudah

Memakai E-Procurement 100% 97,65% 97,65%

SANGAT BERHASIL Selanjutnya, berdasarkan analisis akuntabilitas keuangan tahun anggaran 2013, KPU mendapatkan pagu anggaran diluar output cadangan sebesar Rp7.541.461.960.000,- tingkat pencapaian realisasi anggaran KPU Tahun 2013 adalah sebesar 78,37% atau ekuivalen sebesar Rp. 5.910.076.838.068,-. Tingkat capaian tersebut menunjukkan upaya yang sungguh-sungguh, kerja keras dan konsisten dari seluruh unit kerja dan komitmen

(5)

v LAKIP KPU Tahun 2013

Terhadap pelaksanaan evaluasi akuntabilitas kinerja dan anggaran KPU di Tahun 2013 terdapat beberapa langkah ke depan yang akan dilaksanakan oleh KPU untuk perbaikan di masa mendatang, antara lain :

1. Melakukan sosialiasi Pemilu secara aktif dan berkesinambungan, khususnya terhadap pemilih perempuan, pemilih pemula, dan penyandang disabilitas;

2. Memberikan pemahaman kepada masyarakat untuk aktif dalam pemutakhiran data pemilih, sehingga tidak ada masyarakat yang tidak terdaftar dalam DPT;

3. Memberikan pemahaman dan sosialisasi mengenai pentingnya sikap netral dan profesionalisme KPU, KPU Provinsi, KPU Kabupaten/Kota, peserta Pemilu, serta masyarakat pemilih dalam pelaksanaan pesta demokrasi;

4. Regulasi harus ditetapkan lebih awal dan dapat dimengerti oleh seluruh satker, stake

holder, badan adhoc penyelenggara Pemilu, dan peserta Pemilu;

5. Memperluas cakupan sampling review laporan keuangan satker dan melakukan pelatihan secara berkesinambungan kepada operator Sistem Akuntansi Instansi (SAI) untuk meningkatkan kemampuan SDM pada masing-masing satker dalam penyusunan laporan; dan

6. Pelaksanaan lelang oleh satker agar dilaksanakan lebih awal, sehingga jika terjadi gagal lelang dapat segera diantisipasi untuk lelang ulang dan upaya tindak lanjutnya.

(6)

KOMIS I U M U M P E M ILI H AN

2014

PEMILIHAN UMUM KOMISI UM UM P E M

I LI H A N

KPU

Komisi Pemilihan Umum

Daftar Isi

Kata Pengantar ... ii

Ikhtisar Eksekutif ...iii

Daftar Isi ...vi

Daftar Tabel ...vii

Daftar Grafik... ix

Bab I. Pendahuluan ... 1

A. Latar Belakang... 2

B. Kedudukan dan Tugas ... 2

C. Struktur Organisasi ... 6

D. Sistematika ... 8

Bab II. Perencanaan Dan Perjanjian Kinerja ... 9

A. Sasaran RPJMN 2010 – 2014 ... 10

B. Rencana Strategis 2010 – 2014 ... 12

C. Penetapan Kinerja Tahun 2013 ... 15

Bab III. Akuntabilitas Kinerja ... 17

A. Pengukuran Capaian Kinerja ... 18

B. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja . ... 19

C. Akuntabilitas Keuangan ... 43

Bab IV Penutup ... 45

Lampiran 1: Penetapan Kinerja ... 48

(7)

vii LAKIP KPU Tahun 2013

Daftar Tabel

Tabel 3.1. Pengukuran Kinerja Terhadap IKU Tahun 2013 ...18

Tabel 3.2. Skala Kategori Penilaian ...19

Tabel 3.3. Pengukuran Kinerja Terhadap Sasaran Meningkatnya

Partisipasi Pemilih Dalam Pemilu ...19

Tabel 3.4. Pengukuran Kinerja Terhadap Persentase Partisipasi Masyarakat yang Menggunakan Hak Pilihnya Dalam Pemilukada Pada

Tahun 2012 dan Tahun 2013 ...20

Tabel 3.5. Pengukuran Kinerja Terhadap Persentase Partisipasi Pemilih Perempuan Yang Menggunakan Hak Pilihnya

Dalam Pemilukada pada Tahun 2012 dan Tahun 2013 ...22

Tabel 3.6. Pengukuran Kinerja Terhadap Persentase Penduduk Yang Mempunyai Hak Untuk Memilih Tetapi Tidak Terdaftar

Di Dalam DPT ...23

Tabel 3.7. Pengukuran Kinerja Terhadap Sasaran Terwujudnya KPU Sebagai Penyelenggara Pemilu Yang Profesional,

Berintegritas dan Akuntabel ...24

Tabel 3.8. Pengukuran Kinerja Terhadap Persentase Kasus Gugatan Hukum dan Sengketa Hukum Berkaitan Dengan Pemilu

dan Pemilukada Yang Dapat Dimenangkan KPU ...25

Tabel 3.9. Realisasi Presentase Kasus Gugatan Hukum & Sengketa Hukum Berkaitan Dengan Pemilu dan Pemilukada yang

Dapat Dimenangkan KPU Pada Tahun 2012 & 2013 ...25

Tabel 3.10. Pengukuran Kinerja Terhadap Jumlah Sistem Aplikasi

Yang Digunakan Dalam Penyelenggaraan Pemilu ...30

Tabel 3.11. Jumlah Calon Sementara Partai Politik ...34

Tabel 3.12. Jumlah Data Calon Tetap Partai Politik ...34

Tabel 3.13. Pengukuran Kinerja Terhadap Persentase Personil KPPS,

PPS, PPK Yang Mengikuti Program Bimtek Terstandar Oleh KPU ...35

Tabel 3.14. Pengukuran Kinerja Terhadap Persentase Anggota KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota Yang Melakukan

Pelanggaran Pemilu ...37

Tabel 3.15. Rekap Pengaduan dan Putusan DKPP Tahun 2013 ...37

Tabel 3.16. Pengukuran Kinerja Terhadap Sasaran Terwujudnya KPU Sebagai Penyelenggara Pemilu Yang Profesional,

(8)

KOMIS I U M U M P E M ILI H AN

2014

PEMILIHAN UMUM KOMISI UM UM P E M

I LI H A N

KPU

Komisi Pemilihan Umum

Tabel 3.17. Pengukuran Kinerja Terhadap Persentase Pencapaian

Target Kinerja Utama KPU ...39

Tabel 3.18. Pengukuran Kinerja Terhadap Persentase KPU, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota Yang Laporan Keuangannya Sesuai

Dengan SAP ...40

Tabel 3.19. Satker yang Menyampaikan Laporan BMN ...40

Tabel 3.20. Pengukuran Kinerja Terhadap Persentase Paket Pengadaan

Barang dan Jasa Yang Sudah Memakai E-Procurement ...41

(9)

ix LAKIP KPU Tahun 2013

Daftar Grafik

Grafik 1.1. Jumlah Pegawai Setjen KPU Berdasarkan Tingkat Pendidikan ...7

Grafik 3.1. Persentase Capaian Presentase Partisipasi Masyarakat yang Menggunakan Hak Pilihnya ...20

Grafik 3.2. Data Partisipasi Masyakarat pada Pemilukada Tahun 2013 Berdasarkan Per-Pulau ...21

Grafik 3.3. Persentase Pemilih Perempuan yang Menggunakan Hak Pilihnya Dalam Pemilukada...22

Grafik 3.4. Perbandingan Daftar Penduduk Potensial Pemilih Pemilu (DP4) dengan Daftar Pemilih Tetap (DPT) Tahun 2013 ...24

Grafik 3.5. Perkembangan Kasus Gugatan Hukum dan Sengketa Hukum Berkaitan Dengan Pemilu dan Pemilukada Yang Dapat Dimenangkan KPU ...25

Grafik 3.6. Perbandingan Target Dengan Realisasi pada Tahun 2013 dan Tahun 2014 KPU/KPU Provinsi/KPU Kabupaten/Kota Yang Mendapatkan Gugatan ...26

Grafik 3.7. Sengketa Pemilu dalam Verifikasi Peserta Pemilu di Ajudikasi Bawaslu, Gugatan Banding PT TUN Jakarta dan Kasasi Mahkamah Agung ...27

Grafik 3.8. Hasil Perselihan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di Mahkamah Konstitusi Sepanjang 2013 ...27

Grafik 3.9. Gugatan Pengadilan Lain Pada Penyelenggaraan Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD serta Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, KPU/KPU Provinsi/KPU Kabupaten/Kota ...28

Grafik 3.10. Grafik Perbandingan Jumlah Badan Penyelenggara Pemilu ...36

Grafik 3.11. Putusan DKPP terhadap Penyelenggara Pemilu Tahun 2012 ...38

(10)

KOMIS I U M U M P E M ILI H AN

2014

PEMILIHAN UMUM KOMISI UM UM P E M

(11)

2014

Sukses Pemilu

BAB 1

(12)

KOMIS I U M U M P E M ILI H AN

2014

PEMILIHAN UMUM KOMISI UM UM P E M

I LI H A N

KPU

Komisi Pemilihan Umum

A. Latar Belakang

KPU adalah Lembaga Penyelenggara Pemilu yang bertugas melaksanakan Pemilu. Dalam menyelenggarakan Pemilu, KPU bebas dari pengaruh pihak manapun berkaitan dengan pelaksanaan tugas dan wewenangnya. Pelaksanaan tugas KPU berlandaskan pada Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum.

KPU mempunyai fungsi menyelenggarakan Pemilu untuk memilih Anggota DPR, DPD, DPRD, Presiden dan Wakil Presiden secara langsung oleh rakyat, serta untuk

memilih Gubernur, Bupati dan Walikota secara demokratis. Pelaksanaan program dan kegiatan KPU dalam rangka pelaksanaan fungsi dan pencapaian kinerja dibiayai oleh Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 90 Tahun 2010 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/ Lembaga. Sebagai lembaga yang menggunakan anggaran negara dalam pelaksanaan tugas dan kegiatannya serta lembaga yang mengedepankan sistem keterbukaan, transparan, akuntabel dan dapat dipertanggungjawabkan, maka disusunlah Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP).

LAKIP KPU juga sebagai wujud pertanggungjawaban KPU atas pelaksanaan tugas dan fungsinya, serta sebagai bahan analisis dalam membuat kebijakan untuk meningkatkan kinerja dimasa yang akan datang. Pembuatan laporan tersebut didasarkan dengan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) dan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan setiap entitas pemerintah pusat, daerah, kementerian/lembaga dan bendahara umum negara untuk mempertanggungjawabkan kinerjanya atas pelaksanaan APBN/APBD.

LAKIP ini memberikan penjelasan mengenai pencapaian kinerja KPU selama Tahun Anggaran 2013. Capaian kinerja (performance results) Tahun 2013 tersebut diperbandingkan dengan PK (performance agreement) Tahun 2013 sebagai tolak ukur dan gambaran tingkat keberhasilan pencapaian kinerja KPU selama 1 tahun. Analisis atas capaian kinerja terhadap rencana target kinerja digunakan sebagai check point yang memberikan hasil guna perbaikan dan peningkatan kinerja.

B. Kedudukan dan Tugas

(13)

3

Bab 1 Pendahuluan

1. Kedudukan

Pada Pasal 1 ayat 6 meyebutkan bahwa Komisi Pemilihan Umum, selanjutnya disingkat KPU, adalah lembaga Penyelenggara Pemilu yang bersifat nasional, tetap, dan mandiri yang bertugas melaksanakan Pemilu.

2. Tugas

Pada Pasal 8 menyebutkan bahwa tugas KPU :

a. Tugas dan wewenang KPU dalam penyelenggaraan Pemilu anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah meliputi:

1) Merencanakan program dan anggaran serta menetapkan jadwal;

2) Menyusun dan menetapkan tata kerja KPU, KPU Provinsi, KPU Kabupaten/Kota, PPK, PPS, KPPS, PPLN, dan KPPSLN;

3) Menyusun dan menetapkan pedoman teknis untuk setiap tahapan Pemilu setelah terlebih dahulu berkonsultasi dengan DPR dan Pemerintah; 4) Mengoordinasikan, menyelenggarakan, dan mengendalikan semua

tahapan Pemilu;

5) Menerima daftar pemilih dari KPU Provinsi;

6) Memutakhirkan data pemilih berdasarkan data kependudukan yang disiapkan dan diserahkan oleh Pemerintah dengan memperhatikan data Pemilu dan/atau pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota terakhir dan menetapkannya sebagai daftar pemilih;

7) Menetapkan peserta Pemilu;

8) Menetapkan dan mengumumkan hasil rekapitulasi penghitungan suara tingkat nasional berdasarkan hasil rekapitulasi penghitungan suara di KPU Provinsi untuk Pemilu Anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan hasil rekapitulasi penghitungan suara di setiap KPU Provinsi untuk Pemilu

(14)

KOMIS I U M U M P E M ILI H AN

2014

PEMILIHAN UMUM KOMISI UM UM P E M

I LI H A N

KPU

Komisi Pemilihan Umum

Anggota Dewan Perwakilan Daerah dengan membuat berita acara penghitungan suara dan sertifikat hasil penghitungan suara;

9) Membuat berita acara penghitungan suara dan sertifikat penghitungan suara serta wajib menyerahkannya kepada saksi peserta Pemilu dan Bawaslu;

10) Menerbitkan keputusan KPU untuk mengesahkan hasil Pemilu dan mengumumkannya;

11) Menetapkan dan mengumumkan perolehan jumlah kursi Anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota untuk setiap partai politik peserta Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD;

12) Mengumumkan calon Anggota DPR dan DPD terpilih dan membuat berita acaranya;

13) Menetapkan standar serta kebutuhan pengadaan dan pendistribusian perlengkapan;

14) Menindaklanjuti dengan segera rekomendasi Bawaslu atas temuan dan laporan adanya dugaan pelanggaran Pemilu;

15) Mengenakan sanksi administratif dan/atau menonaktifkan sementara Anggota KPU Provinsi, Anggota PPLN, Anggota KPPSLN, Sekretaris Jenderal KPU, dan pegawai Sekretariat Jenderal KPU yang terbukti melakukan tindakan yang mengakibatkan terganggunya tahapan penyelenggaraan Pemilu yang sedang berlangsung berdasarkan rekomendasi Bawaslu dan/atau ketentuan peraturan perundang-undangan;

16) Melaksanakan sosialisasi penyelenggaraan Pemilu dan/atau yang berkaitan dengan tugas dan wewenang KPU kepada masyarakat;

17) Menetapkan kantor akuntan publik untuk mengaudit dana kampanye dan mengumum-kan laporan sumbangan dana kampanye;

18) Melakukan evaluasi dan mem-buat laporan setiap tahapan penyelenggaraan Pemilu; dan 19) Melaksanakan tugas dan we-wenang lain sesuai ketentuan peraturan perundang-unda-ngan.

b. Tugas dan wewenang KPU dalam penyelenggaraan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden meliputi:

1) Merencanakan program dan anggaran serta menetapkan jadwal;

2) Menyusun dan menetapkan tata kerja KPU, KPU Provinsi, KPU Kabupaten/Kota, PPK, PPS, KPPS, PPLN, dan KPPSLN;

3) Menyusun dan menetapkan pedoman teknis untuk setiap tahapan Pemilu setelah terlebih dahulu berkonsultasi dengan DPR dan Pemerintah;

(15)

5

Bab 1 Pendahuluan

4) Mengoordinasikan, menyelenggarakan, dan mengendalikan semua tahapan;

5) Menerima daftar pemilih dari KPU Provinsi;

6) Memutakhirkan data pemilih berdasarkan data kependudukan yang disiapkan dan diserahkan oleh Pemerintah dengan memperhatikan data Pemilu dan/atau pemilihan gubernur, bupati, dan walikota terakhir dan menetapkannya sebagai daftar pemilih;

7) Menetapkan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden yang telah memenuhi persyaratan;

8) Menetapkan dan mengumumkan hasil rekapitulasi penghitungan suara berdasarkan hasil rekapitulasi penghitungan suara di KPU Provinsi dengan membuat berita acara penghitungan suara dan sertifikat hasil penghitungan suara;

9) Membuat berita acara penghitungan suara serta membuat sertifikat penghitungan suara dan wajib menyerahkannya kepada saksi peserta Pemilu dan Bawaslu;

10) Menerbitkan keputusan KPU untuk mengesahkan hasil Pemilu dan mengumumkannya;

11) Mengumumkan pasangan calon presiden dan wakil presiden terpilih dan membuat berita acaranya;

12) Menetapkan standar serta kebutuhan pengadaan dan pendistribusian perlengkapan;

13) Menindaklanjuti dengan segera rekomendasi Bawaslu atas temuan dan laporan adanya dugaan pelanggaran Pemilu;

14) Mengenakan sanksi administratif dan/ atau menonaktifkan sementara anggota KPU Provinsi, anggota PPLN, anggota KPPSLN, Sekretaris Jenderal KPU, dan pegawai Sekretariat Jenderal KPU yang terbukti melakukan tindakan yang mengakibatkan terganggunya tahapan penyelenggaraan Pemilu berdasarkan rekomendasi Bawaslu dan/atau ketentuan peraturan perundang-undangan;

15) Melaksanakan sosialisasi penyelenggaraan Pemilu dan/atau yang berkaitan dengan tugas dan wewenang KPU kepada masyarakat;

16) Menetapkan kantor akuntan publik untuk mengaudit dana kampanye dan mengumumkan laporan sumbangan dana kampanye;

17) Melakukan evaluasi dan membuat laporan setiap tahapan penyelenggaraan Pemilu; dan

18) Melaksanakan tugas dan wewenang lain sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

(16)

KOMIS I U M U M P E M ILI H AN

2014

PEMILIHAN UMUM KOMISI UM UM P E M

I LI H A N

KPU

Komisi Pemilihan Umum

Dalam menjalankan tugas dan pokok, KPU dibantu oleh Sekretariat Jenderal (Setjen) KPU, sedangkan KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota dibantu oleh Sekretariat KPU Provinsi dan Sekretariat KPU Kabupaten/Kota. Setjen KPU dipimpin oleh Sekretaris Jenderal yang bertanggungjawab kepada Ketua KPU. Sesuai dengan Pasal 66 Undang-undang Nomor 15 Tahun 2011, Sekretaris Jenderal KPU bertugas:

1. Membantu penyusunan program dan anggaran Pemilu; 2. Memberikan dukungan teknis administratif;

3. Membantu pelaksanaan tugas KPU dalam menyelenggarakan Pemilu;

4. Membantu perumusan dan penyusunan rancangan peraturan dan keputusan KPU; 5. Memberikan bantuan hukum dan memfasilitasi penyelesaian sengketa Pemilu; 6. Membantu penyusunan laporan penyelenggaraan kegiatan dan pertanggungjawaban

KPU; dan

7. Membantu pelaksanaan tugas-tugas lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Sesuai Peraturan KPU Nomor 22 Tahun 2008 Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Setjen KPU, Sekretariat KPU Provinsi dan Sekretariat KPU Kab/Kota, Setjen KPU terdiri dari:

1. Biro Perencanaan dan Data; 2. Biro Keuangan;

3. Biro Hukum; 4. Biro Umum;

5. Biro Sumber Daya Manusia;

6. Biro Teknis dan Hubungan Partisipasi Masyarakat; 7. Biro Logistik;

8. Inspektorat.

Seluruh tugas didistribusikan kepada Biro-Biro dan Inspektorat.

C. Struktur Organisasi

1. Sumber Daya Manusia

Untuk mendukung pelaksanaan tugas dan fungsinya KPU didukung oleh 387 orang pegawai dari berbagai keahlian dan latar belakang pendidikan. Berdasarkan tingkat pendidikan pegawai di lingkungan Setjen KPU dapat diklasifikasikan ke dalam 8 (Delapan) golongan, antara lain: SD, SMP, SMA, D1, D3, D4, S1 dan S2. Rincian jumlah pegawai berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat di tabel berikut:

(17)

7

Bab 1 Pendahuluan

Berdasarkan gambaran tersebut dapat dilihat bahwa pegawai dengan latar belakang pendidikan Sarjana S1 lebih besar yaitu 235 dan S2 sebanyak 43 orang. Hal tersebut mengindikasikan bahwa Setjen KPU memiliki sumber daya manusia yang cukup baik yang dapat menjalankan tugas dan fungsinya sesuai dengan kewenangan dan kewajiban yang tertuang dalam struktur organisasi KPU.

2. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi KPU sebagai berikut:

Grafik 1.1

Pegawai Setjen KPU Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Ketua KPU Sekretaris Jenderal Wakil Sekretaris Jenderal Anggota KPU Inspektorat Pakar/Ahli Biro Perencanaan dan Data Biro

Keuangan HukumBiro UmumBiro Sumber Daya Biro Manusia Jabatan Fungsional Biro Teknis dan Hupmas Biro Logistik Auditor

(18)

KOMIS I U M U M P E M ILI H AN

2014

PEMILIHAN UMUM KOMISI UM UM P E M

I LI H A N

KPU

Komisi Pemilihan Umum

D. Sistematika

Sistematika penulisan LAKIP Setjen KPU adalah sebagai berikut:

KATA PENGANTAR RINGKASAN EKSEKUTIF DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

Menjelaskan tentang latar belakang penulisan laporan, maksud dan tujuan penulisan laporan, tugas pokok dan fungsi, serta sistematika penulisan laporan.

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

Dijelaskan mengenai Rencana Strategis, Rencana Kinerja dan PK. Pada BAB ini disampaikan tujuan, sasaran, strategi, program dan kegiatan serta indikator kinerja yang dilaksanakan dalam rangka pencapaian visi dan misi Setjen KPU.

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Diuraikan hasil pengukuran kinerja, evaluasi dan analisis akuntabilitas kinerja, termasuk didalamnya menguraikan secara sistematis keberhasilan dan kegagalan, hambatan/kendala dan permasalahan yang dihadapi serta langkah-langkah antisipatif yang akan diambil.

BAB IV PENUTUP

Menjelaskan kesimpulan menyeluruh dari keberhasilan dan kegagalan, permasalahan dan kendala utama yang berkaitan dengan kinerja Setjen KPU serta strategi pemecahan masalah yang akan dilaksanakan ditahun mendatang.

LAMPIRAN :

1. PENETAPAN KINERJA TAHUN 2013 2. PENGUKURAN KINERJA TAHUN 2013

(19)

BAB II

PERENCANAAN

DAN PERJANJIAN

KINERJA

2014

Sukses Pemilu

(20)

KOMIS I U M U M P E M ILI H AN

2014

PEMILIHAN UMUM KOMISI UM UM P E M

I LI H A N

KPU

Komisi Pemilihan Umum

A. Sasaran RPJMN 2010 – 2014

Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan guna mendukung pelaksanaan tugas dan fungsinya secara optimal, KPU telah menyusun Rencana Strategis (Renstra) Komisi Pemilihan Umum untuk periode 2010-2014 dengan berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025 dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014.

Sasaran pembangunan bidang politik dalam negeri adalah meningkatnya kualitas demokrasi yang ditandai dengan angka indeks demokrasi Indonesia rata-rata 73 pada akhir tahun 2014 dan tingkat partisipasi politik rakyat rata-rata 75%. Meningkatnya kualitas demokrasi tersebut dapat dilihat melalui hal-hal berikut :

1. Semakin terjaminnya peningkatan iklim politik kondusif bagi berkembangnya kualitas kebebasan sipil dan hak-hak politik rakyat yang semakin seimbang dengan peningkatan kepatuhan terhadap pranata hukum. Hal ini ditandai dengan peningkatan indeks rata-rata dari 64,3 pada tahun 2010 menjadi 75 pada akhir tahun 2014. 2. Meningkatnya akuntabilitas lembaga demokrasi termasuk di dalamnya terwujudnya

akuntabilitas peran masyarakat sipil dan organisasi masyarakat sipil, peran parpol, dan peran lembaga legislatif. Lembaga-lembaga demokrasi tersebut diharapkan dapat menjalankan tugas dan fungsinya sesuai dengan amanat konstitusi dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan sesuai dengan keinginan dan tuntutan rakyat. Pada akhir tahun 2014, capaian sasaran ini akan ditandai dengan

(21)

11

Bab 1I Perencanaan dan Perjanjian Kinerja

indeks kinerja institusi demokrasi rata-rata 70, naik dari indeks rata-rata sebesar 52,3 pada tahun 2010.

3. Terlaksananya Pemilu 2014 yang adil dan demokratis, yang ditunjukkan dengan meningkatnya partisipasi politik rakyat mencapai rata-rata 75 %, dan berkurangnya diskriminasi yang terkait dengan pemenuhan hak untuk memilih dan dipilih. Tingkat partisipasi politik tahun 2009 adalah sebesar 70,99% untuk Pemilu Legislatif dan 72,56% untuk Pemilu Presiden.

4. Meningkatnya peran informasi dan komunikasi, yang ditandai dengan meningkatnya kualitas layanan informasi dan komunikasi pemerintah.

Untuk mencapai sasaran pembangunan bidang politik dalam negeri dan komunikasi, ditetapkan prioritas bidang politik adalah pelembagaan demokrasi dengan fokus prioritas: (1) Peningkatan akuntabilitas lembaga demokrasi; (2) Peningkatan iklim kondusif bagi berkembangnya kebebasan sipil dan hak politik rakyat dan berkembangnya demokrasi; dan (3) Peningkatan peran informasi dan komunikasi.

Berpijak pada sasaran dan fokus prioritas di atas, akan ditempuh arah kebijakan mencakup strategi sebagai berikut :

1. Meningkatkan kapasitas dan akuntabilitas lembaga-lembaga demokrasi, yang dilakukan melalui:

a. Fasilitasi program penguatan Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) dan partai politik;

b. Perbaikan peraturan perundangan di bidang politik dan perumusan kebijakan pemerintah;

c. Dukungan bagi keberlanjutan peran OMS dalam proses demokratisasi; dan d. Fasilitasi program penyiapan dan penyelenggaraan Pemilu 2014.

2. Menjaga dan menciptakan iklim kondusif yang menjamin kebebasan sipil dan penghormatan terhadap hak-hak politik rakyat dan perkembangan demokrasi di Indonesia yang dilakukan melalui langkah-langkah antara lain sebagai berikut:

a. Fasilitasi perbaikan dan penyusunan peraturan perundangan bidang politik, dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, dan fasilitasi pembahasan Undang-Undang Penanganan Konflik;

b. Pelaksanaan pendidikan politik, termasuk di dalamnya pendidikan pemilih, pendidikan politik demokratis, serta pendidikan kewarganegaraan dan pengembangan budaya dan etika politik demokrasi yang berdasarkan empat pilar bangsa;

c. Peningkatan peran perempuan melalui pendidikan politik;

d. Pengembangan pusat pendidikan politik dan kebangsaan, termasuk di dalamnya pendidikan politik dan pendidikan pemilih, partisipasi politik rakyat, dan pusat pendidikan kebangsaan sebagai wadah pembelajaran dan dihasilkannya metode dan pendekatan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam berdemokrasi serta berbangsa;

(22)

KOMIS I U M U M P E M ILI H AN

2014

PEMILIHAN UMUM KOMISI UM UM P E M

I LI H A N

KPU

Komisi Pemilihan Umum

e. Pengembangan kerja sama dengan organisasi masyarakat sipil untuk melaksanakan pendidikan politik, pendidikan pemilih dan pendidikan kewarganegaraan dan melaksanakan diskusi untuk memberikan masukan perumusan kebijakan publik; dan

f. Penguatan dan pelembagaan forum dialog masyarakat dalam mendukung proses demokratisasi dan penyelesaian konflik.

3. Fasilitasi penyusunan mekanisme penyusunan kebijakan publik dan meningkatkan peran informasi dan komunikasi yang dilakukan melalui:

a. Pengelolaan, penyebaran, dan pemerataan informasi publik;

b. Pemberdayaan masyarakat dan pengembangan kemitraan dalam penyebaran informasi publik; dan

c. Penyediaan dan peningkatan SDM bidang informasi dan komunikasi.

B. Rencana Strategis 2010-2014

Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan guna mendukung pelaksanaan tugas dan fungsinya secara optimal, KPU telah menerbitkan Peraturan KPU Nomor 5 Tahun 2010 Tentang Rencana Strategis (Renstra) KPU untuk periode 2010-2014 dengan berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025 dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014.

1. Visi dan Misi

Dalam Peraturan KPU Nomor 5 Tahun 2010 Tentang Rencana Strategis KPU Tahun 2010-2014, KPU memiliki visi yang menunjukkan jati diri dan fungsi KPU dalam menyelenggarakan Pemilu, yaitu: “Terwujudnya KPU sebagai Penyelenggara Pemilu yang memiliki integritas, profesional, mandiri transparan dan akuntabel demi terciptanya demokrasi di Indonesia yang berkualitas berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia“.

Dalam pernyataan visi tersebut terdapat beberapa kata kunci sebagai dasar dalam Penyelenggaraan Pemilu yaitu: Integritas, Profesional, Mandiri, Transparan dan Akuntabel.

Pemahaman atas makna kata-kata kunci tersebut akan memberikan pemahaman yang komprehensif tentang Visi KPU. Makna ringkas dari masing-masing kata kunci tersebut adalah sebagai berikut :

a. Pemilu yang Berintegritas: penyelenggaraan Pemilu yang berdasarkan kejujuran dan etika yang konsisten dan tanpa kompromi dalam Penyelenggaraan Pemilu, sehingga meningkatkan kepercayaan dan kewibawaan;

b. Pemilu yang Profesional: penyelenggaraan Pemilu yang berdasarkan kompetensi, keterampilan dan komitmen pada kualitas yang memungkinkan adanya unjuk kerja yang maksimal dalam Penyelenggaraan Pemilu;

(23)

13

Bab 1I Perencanaan dan Perjanjian Kinerja

d. Pemilu yang Transparan: penyelenggaraan Pemilu dengan keterbukaan dan kejelasan dalam segala aspek penyelenggaraannya;

e. Pemilu yang Akuntabel: penyelenggaraan Pemilu yang dapat dipertanggungjawabkan, baik dalam segala kebijakan atau keputusan yang diambil dan prosesnya serta penggunaan dan pemanfaatan sumber daya yang ada.

Pernyataan visi di atas telah memberikan gambaran yang tegas mengenai komitmen KPU yang memperjuangkan kepentingan nasional khususnya dalam tugas pokok dan fungsinya (core competency) yaitu Penyelenggaraan Pemilu dan Pelaksanaan Demokrasi.

Disamping itu, relevansi Visi KPU dengan Visi Nasional yang tertuang dalam RPJMN tahap ke-2 (2010-2014) menyiratkan akan arti pentingnya Penyelenggaraan Pemilu yang memiliki Integritas, Profesional, Mandiri, Akuntabel dan Pelaksaan Demokrasi Indonesia yang berkualitas berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Untuk menjabarkan visi tersebut di atas, maka KPU telah menyusun Misi. Adapun

Misi KPU adalah sebagai berikut:

a. Membangun lembaga penyelenggara Pemilu yang memiliki kompetensi, kredibilitas dan kapabilitas dalam menyelenggarakan Pemilu;

b. Menyelenggarakan Pemilu untuk memilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Presiden dan Wakil Presiden serta Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, adil, akuntabel, edukatif dan beradab;

c. Meningkatkan kualitas Penyelenggaraan Pemilu yang bersih, efisien dan efektif; d. Melayani dan memperlakukan setiap peserta Pemilu secara adil dan setara

serta menegakkan peraturan Pemilu secara konsisten sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

e. Meningkatkan kesadaran politik rakyat untuk berpartisipasi aktif dalam Pemilu demi terwujudnya cita-cita masyarakat Indonesia yang demokratis.

2. Tujuan dan Sasaran Strategis

Selanjutnya dalam rangka mencapai Visi dan pelaksanaan Misi tersebut dirumuskan kedalam bentuk yang lebih terarah dan operasional berupa perumusan tujuan (goals) organisasi. Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan Misi yang akan dilaksanakan atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) sampai 5 (lima) tahun. Dengan diformulasikannya tujuan ini maka KPU dapat secara tepat mengetahui apa yang harus dilaksanakan oleh organisasi dalam

(24)

KOMIS I U M U M P E M ILI H AN

2014

PEMILIHAN UMUM KOMISI UM UM P E M

I LI H A N

KPU

Komisi Pemilihan Umum

memenuhi Visi dan pelaksanaan Misinya untuk kurun waktu satu sampai lima tahun ke depan dengan mempertimbangkan sumber daya dan kemampuan yang dimiliki. Tujuan disusun berdasarkan hasil identifikasi potensi dan permasalahan yang dihadapi oleh Lembaga Penyelenggara Pemilu. Adapun tujuan yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut:

a. Meningkatkan kapasitas dan kualitas pelaksana Pemilu;

b. Meningkatkan pemahaman tentang hak dan kewajiban politik rakyat dalam Pemilu;

c. Melaksanakan Undang-Undang di bidang politik secara murni dan konsekwen; d. Meningkatkan kesadaran rakyat yang tinggi tentang Pemilu yang demokratis; e. Melaksanakan Pemilu secara LUBER dan JURDIL.

Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai tersebut maka dalam pelaksanaannya dijabarkan ke dalam sasaran yang lebih spesifik dan terukur, sehingga dapat menggambarkan sesuatu yang akan dihasilkan dalam kurun waktu 5 (lima) tahun dan dialokasikan dalam 5 (lima) periode secara tahunan melalui serangkaian program dan kegiatan.

Kebijakan, Program serta Kegiatan tersebut akan dituangkan dan dijabarkan dalam suatu Rencana Kinerja (Performance Plan). Penetapan sasaran strategis ini diperlukan untuk memberikan fokus pada penyusunan program, kegiatan dan alokasi sumber daya organisasi dalam kegiatan tiap tahunnya.

Untuk meningkatkan akselerasi pencapaian kinerja yang merujuk visi, misi, tujuan dan sasaran strategis, KPU telah menetapkan 5 (Lima) sasaran kinerja yaitu:

a. Meningkatnya kesadaran dan partisipasi rakyat yang tinggi tentang Pemilu yang demokratis;

b. Terjaminnya pemilih dalam menggunakan hak pilihnya secara bebas dan tertib; c. Terjaminnya perlakuan yang adil dan setara bagi peserta Pemilu, Calon

Anggota Legislatif, Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden serta pejabat-pejabat publik lain sesuai undang - undang;

d. Terwujudnya organisasi pelaksana Pemilu yang memiliki sistem administrasi efisien, efektif dan memenuhi standar kerja professional di seluruh tingkatan yang didukung dengan sistem komunikasi dan teknologi informasi yang menjangkau KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota; dan

e. Tersedianya peta logistik Pemilu dan Pilkada yang memadai.

Di dalam pelaksanaannya, Sasaran Strategis sempat mengalami perubahan berdasarkan rekomendasi Kementerian PAN dan RB sehingga diperbaiki dalam PK menjadi sebagai berikut :

a. Meningkatnya Partisipasi Pemilih Dalam Pemilu;

b. Terlindunginya Hak Masyarakat Untuk Menggunakan Hak Pilihnya Dalam Pemilu;

(25)

15

Bab 1I Perencanaan dan Perjanjian Kinerja

c. Terwujudnya KPU Sebagai Penyelenggara Pemilu Yang Professional, Berintegritas dan Akuntabel; dan

d. Meningkatnya Kinerja Manajemen Internal Dalam Mendukung Keberhasilan Pelaksanaan Tugas dan Fungsi KPU.

Adapun IKU KPU adalah sebagai berikut :

a. Persentase pemilih yang menggunakan hak pilihnya dalam Pemilukada;

b. Persentase pemilih perempuan yang menggunakan hak pilihnya dalam Pemilukada;

c. Persentase penduduk yang mempunyai hak untuk memilih tetapi tidak terdaftar di dalam DPT;

d. Persentase kasus gugatan hukum dan sengketa hukum berkaitan dengan Pemilu dan Pemilukada yang dapat dimenangkan KPU; dan

e. Persentase KPU, KPU Provinsi Dan KPU Kabupaten/Kota yang laporan keuangannya sesuai dengan Standard Akuntansi Pemerintahan (SAP).

C. Penetapan Kinerja Tahun 2013

Dalam rangka melaksanakan Renstra 2010-2014 dan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2013, pada tanggal 26 Maret 2013 KPU menetapkan Penetapan Kinerja selaku tekad dan janji rencana kinerja yang akan dicapai pada Tahun 2013 yang dijabarkan pada tabel berikut :

1. Meningkatnya partisipasi Pemilih dalam Pemilu;

Sasaran ini telah ditetapkan dalam RPJMN 2010 – 2014. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas dan legalitas Pemilu yang demokratis. Sasaran ini dicapai melalui berbagai progam dan kegiatan.

Target sasaran dari kegiatan tersebut adalah:

No Indikator Kinerja Target

1. Persentase Pemilih Yang Menggunakan Hak

Pilihnya Dalam Pemilukada 75 %

2. Persentase Pemilih Perempuan Yang Menggunakan

Hak Pilihnya Dalam Pemilukada 75 %

No Indikator Kinerja Target

1. Persentase Penduduk Yang Mempunyai Hak Untuk

Memilih Tetapi Tidak Terdaftar di Dalam DPT 2,5 % 2. Terlindunginya hak masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya dalam Pemilu;

Sasaran ini dimaksudkan untuk mendorong pemilih menggunakan hak pilihnya secara bebas dan tertib.

(26)

KOMIS I U M U M P E M ILI H AN

2014

PEMILIHAN UMUM KOMISI UM UM P E M

I LI H A N

KPU

Komisi Pemilihan Umum

No Indikator Kinerja Target

1. Persentase Kasus Gugatan Hukum dan Sengketa Hukum Berkaitan Dengan Pemilu dan Pemilukada

yang Dapat Dimenangkan KPU 85 %

2. Jumlah Sistem Aplikasi Yang Digunakan Dalam

Penyelenggaraan Pemilu Aplikasi4

3. Persentase Personil KPPS, PPS, PPK Yang Mengikuti

Program Bimtek Terstandar Oleh KPU 100% 4. Persentase Anggota KPU, KPU Provinsi, dan KPU

Kabupaten/Kota Yang Melakukan Pelanggaran

Pemilu 5%

3. Terwujudnya KPU sebagai penyelenggara Pemilu yang profesional, berintegritas dan akuntabel;

Sasaran ini dimaksudkan untuk mendorong penyelenggara pemilu bersikap terbuka, komunikatif, dan kerjasama sehingga menambah bobot transparansi proses penyelenggaraan pemilu.

4. Meningkatnya kinerja manajemen intern dalam mendukung keberhasilan pelaksanaan tugas dan fungsi KPU.

Sasaran ini dimaksudkan untuk mendorong efisiensi dan efektifitas profesionalisme sumber daya manusia dalam pelaksanaan tugas dan fungsi KPU.

No Indikator Kinerja Target

1. Persentase Pencapaian Target Kinerja Utama KPU 80% 2. Persentase KPU, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/

Kota Yang Laporan Keuangannya Sesuai Dengan

Standard Akuntansi Pemerintahan (SAP). 80% 3. Persentase Paket Pengadaan Barang Dan Jasa Yang

(27)

AKUNTABILITAS

KINERJA

2014

Sukses Pemilu

(28)

KOMIS I U M U M P E M ILI H AN

2014

PEMILIHAN UMUM KOMISI UM UM P E M

I LI H A N

KPU

Komisi Pemilihan Umum

A. Pengukuran Capaian Kinerja

Kinerja KPU Tahun 2013, pada hakekatnya merupakan bagian dari suatu proses atau kegiatan untuk mencapai sasaran Renstra 2010 - 2014. Dengan demikian, pencapaian kinerja per-satuan kegiatan di Tahun 2013 merupakan bagian dari pencapaian sasaran yang telah ditetapkan dalam Renstra. Untuk keperluan penilaian akuntabilitas kinerja, maka dilakukan pengklasifikasian satuan-satuan kinerja yang telah dilaksanakan ke elemen-elemen sasaran Renstra. Dengan cara ini, maka penilaian satuan-satuan kinerja akan dapat mencerminkan kinerja KPU secara menyeluruh.

KPU menetapkan 5 (lima) sasaran strategis yang akan dicapai pada tahun 2013 melalui PK, sasaran-sasaran tersebut kemudian diukur dengan berbagai indikator kinerja dan dibandingkan antara target dengan realisasinya, sehingga menghasilkan capaian kinerja sebagai berikut:

No Indikator Kinerja Utama Target Realisasi %

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Persentase Pemilih Yang Menggunakan Hak

Pilihnya Dalam Pemilukada 75% 73,16% 97,55%

2. Persentase Pemilih Perempuan Yang

Menggunakan Hak Pilihnya Dalam Pemilukada 75% 71,41% 95,21% 3. Persentase Penduduk Yang Mempunyai Hak

Untuk Memilih Tetapi Tidak Terdaftar di Dalam DPT

2,5% 0,94% 162,43% 4. Persentase Kasus Gugatan Hukum dan

Sengketa Hukum Berkaitan Dengan Pemilu dan Pemilukada Yang Dapat Dimenangkan KPU

85% 93% 109,41%

5. Persentase KPU, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota Yang Laporan Keuangannya Sesuai Dengan Standard Akuntansi Pemerintahan (SAP)

80 % 82% 102,50%

Tabel 3.1.

Pengukuran Kinerja terhadap IKU Tahun 2013

Rata-rata capaian kinerja keseluruhan KPU pada Tahun 2013 sebesar 113,42% yakni lebih dari 85% skala nilai ordinal tertinggi, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa KPU dikategorikan “Sangat Berhasil” dalam menempuh 4 (empat) sasaran strategis dalam kesepuluh indikator kinerja.

(29)

19

Bab 1II Akuntabilitas Kinerja

Adapun kesimpulan berhasil tersebut, diperoleh dari skala ordinal dengan kelompok/ klasifikasi ukuran capaian kinerja sebagai berikut:

No. Rentang Nilai Kategori Keterangan

1 > 100 Sangat Berhasil Kegiatan yang dilaksanakan telah melampaui target indikator kinerja

2 91 – 100 Berhasil Kegiatan yang dilaksanakan telah mencapai target indikator kinerja

3 71 – 90 Cukup Berhasil Kegiatan yang dilaksanakan telah mendekati target indikator kinerja

4 51 – 70 Kurang Berhasil Kegiatan yang dilaksanakan tidak sesuai dengan target indikator kinerja

5 0 – 50 Tidak Berhasil Kegiatan yang dilaksanakan sangat tidak sesuai dengan target indikator kinerja

Tabel 3.2.

Skala Kategori Penilaian

B. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja

KPU secara umum dapat mencapai target kinerja sebagaimana telah ditetapkan pada tahun 2013. Analisis dan evaluasi capaian kinerja KPU pada tahun 2013 dapat dijelaskan sebagai berikut:

Sasaran ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas dan legalitas Pemilu yang demokratis. Sasaran ini dicapai melalui berbagai progam dan kegiatan. Adapun Capaian indikator kinerja sasaran tersebut di atas selama Tahun 2013, adalah sebagai berikut:

Sasaran 1 Meningkatnya Partisipasi Pemilih Dalam Pemilu

INDIKATOR KINERJA KINERJA

TARGET REALISASI % CAPAIAN

(1) (2) (3) (4)

Persentase Pemilih Yang Menggunakan

Hak Pilihnya Dalam Pemilukada 75 73,16% 97,55%

Persentase Pemilih perempuan Yang Menggunakan Hak Pilihnya Dalam

Pemilukada 75 71,41% 95,21%

Tabel 3.3.

(30)

KOMIS I U M U M P E M ILI H AN

2014

PEMILIHAN UMUM KOMISI UM UM P E M

I LI H A N

KPU

Komisi Pemilihan Umum

Persentase partisipasi masyarakat yang menggunakan hak pilihnya didasarkan target nasional dengan nilai rata-rata sebesar 75%, namun berdasarkan berita acara penghitungan suara dalam Pemilukada (formulir model DC KWK dan model DB KWK) maka diketahui realisasi dari partisipasi masyarakat tersebut pada saat pemungutan suara rata-rata mencapai 73,16%. Perbandingan dengan tahun sebelumnya sebagai berikut:

IKU partisipasi masyarakat yang menggunakan hak pilihnya dalam Pemilukada dapat dilihat pada pelaksanaan Pemilukada Tahun 2013 yang diselenggarakan oleh KPU Provinsi

Tahun Target Realisasi

2012 75% 72%

2013 75% 73,16%

Tabel 3.4.

Pengukuran Kinerja Terhadap Persentase Partisipasi Masyarakat yang Menggunakan Hak Pilihnya Dalam Pemilukada pada Tahun 2012 dan Tahun 2013

Dengan demikian, terjadi peningkatan kinerja 1,16% dari indikator presentase partisipasi masyarakat yang menggunakan hak pilihnya dari tahun sebelumnya yang mencapai angka 72%. Faktor yang mempengaruhi kenaikan partisipasi masyarakat sebesar 73,16% antara lain disebabkan oleh tingginya pemahaman masyarakat tentang politik dan demokrasi serta sosialisasi yang efektif. Berikut ini adalah gambarannya:

Grafik 3.1.

(31)

21

Bab 1II Akuntabilitas Kinerja

rincian Pemilukada terdiri dari 14 Provinsi, 102 Kabupaten, dan 33 Kota. Jadi dari 148 Pemilukada yang dilaksanakan (Provinsi Lampung mengalami penundaan dan dijadwalkan ulang pada Tahun 2014) didapatkan hasil 73,16%. Berikut ini adalah gambarannya:

Grafik 3.2.

Data Partisipasi Masyarakat pada Pemilukada Tahun 2013 Berdasarkan Per-Pulau

Sedangkan untuk pencapaian presentase pemilih perempuan yang menggunakan hak pilihnya dalam Pemilukada menunjukkan kenaikan yang signifikan dari pencapaian tahun sebelumnya, yakni :

(32)

KOMIS I U M U M P E M ILI H AN

2014

PEMILIHAN UMUM KOMISI UM UM P E M

I LI H A N

KPU

Komisi Pemilihan Umum

Untuk mengetahui tingkat partisipasi masyarakat dan pemilih perempuan dalam menggunakan hak pilih dalam Pemilukada dapat terukur dari rata-rata partisipasi pemilih perempuan dalam Pemilukada yang didapat dari data formulir model DC1-KWK.KPU dan formulir Model DB 1-KWK.KPU.

Kendala yang dihadapi dalam meningkatkan partisipasi pemilih perempuan sebagai berikut :

1. Pada umumnya para pemilih perempuan masih pasif terkait perpolitikan;

2. Pada umumnya para pemilih perempuan kurang aktif dalam mengikuti kegiatan-kegiatan sosialisasi terkait kepemiluan; dan

3. Pada waktu hari pemungutan suara yang dilaksanakan pada hari libur, umumnya ibu-ibu lebih memilih untuk mengurus rumah.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, dalam rangka meningkatkan angka partisipasi masyarakat dan pemilih perempuan, KPU telah mengambil sejumlah langkah strategis dan penting, antara lain:

1. Melakukan audiensi kepada mahasiswa;

2. Mengadakan kegiatan kelas pemilu kepada para pelajar;

3. Menggerakkan masyarakat melalui kegiatan Gerak Jalan Sehat agar masyarakat mengetahui hari penyelenggaraan pemilukada;

4. Perlombaan jingle dan maskot pemilukada;

Tabel 3.5.

Pengukuran Kinerja Terhadap Persentase Pemilih Perempuan Yang Menggunakan Hak Pilihnya Dalam Pemi-lukada Pada Tahun 2012 dan Tahun 2013

Tahun Target Realisasi

2012 75% 53%

2013 75% 71,41%

Grafik 3.3.

Persentase Pemilih Perempuan Yang Menggunakan Hak Pilihnya Dalam Pemilukada Pada Tahun 2012 dan 2013

(33)

23

Bab 1II Akuntabilitas Kinerja

5. Seminar KPU goes to campus;

6. Melakukan kerja sama pembentukan agen sosialisasi kepada masyarakat (menciptakan relawan demokrasi/relasi);

7. Forum diskusi dengan organisasi masyarakat, LSM, dan media dalam rangka mencermati peraturan yang dikeluarkan oleh KPU;

8. Evaluasi partisipasi masyarakat dalam mendukung relasi dan agen-agen pemilu, dibuat modul untuk 5 kelompok masyarakat marginal;

9. Melakukan bimtek pemungutan, penghitungan dan rekapitulasi suara;

10. Melakukan MoU dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dalam rangka meningkatkan partisipasi perempuan;

11. Melakukan kerjasama dengan media masa lokal dan nasional; dan 12. Membuat Iklan Layanan Pemilu di media cetak dan elektronik.

Sasaran 2 Terlindunginya Hak Masyarakat Untuk Menggunakan Hak Pilihnya Dalam Pemilu

Sasaran ini dimaksudkan untuk mendorong pemilih menggunakan hak pilihnya secara bebas dan tertib. Capaian target indikator kinerja sasaran, adalah sebagai berikut:

Tabel 3.6.

Pengukuran Kinerja Terhadap Persentase Penduduk Yang Mempunyai Hak Untuk Memilih Tetapi Tidak Terdaftar di Dalam DPT

INDIKATOR KINERJA KINERJA

TARGET REALISASI % CAPAIAN

(1) (2) (3) (4)

Persentase Penduduk Yang Mempunyai Hak Untuk Memilih Tetapi Tidak Terdaftar

di Dalam DPT 2,5 % 0,94% 162,43%

Untuk mengetahui kepastian jumlah penduduk yang mempunyai hak untuk memilih tetapi tidak terdaftar di Dalam DPT adalah dengan membandingkan selisih Daftar Pemilih Potensial Pemilu (DP4) yang diserahkan dari Kementerian Dalam Negeri sebesar 190.411.133 dengan Daftar Pemilih Tetap (DPT) sebesar 188.622.535 yang telah ditetapkan dalam Rapat Pleno Terbuka tanggal 4 November 2013, sehingga menghasilkan 1.788.598, yakni 0,94% dari DP4.

Dapat diinformasikan bahwa proses pemutakhiran data pemilih telah dimulai sejak penerimaan DP4 dari Kementerian Dalam Negeri disinkronisasikan dengan daftar pemilih pada Pemilu dan/atau Pemilukada yang terakhir. Data terpilah yang sudah disinkronisasi kemudian menjadi pegangan bagi panitia pemutakhiran data pemilih untuk melakukan verifikasi faktual di lapangan.

Setelah proses pemutakhiran daftar pemilih oleh Pantarlih, masih ditemukan ada beberapa Pemilih yang belum dilengkapi dengan Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan masih berbasis Kartu Tanda Penduduk (KTP) non elektronik, hal itu sangat tergantung dengan perekaman KTP elektronik yang dilakukan oleh pemerintah. Oleh karena itu,

(34)

KOMIS I U M U M P E M ILI H AN

2014

PEMILIHAN UMUM KOMISI UM UM P E M

I LI H A N

KPU

Komisi Pemilihan Umum

KPU melakukan sinkronisasi data dengan DPT Pemilukada terakhir dan verifikasi faktual ke lapangan berdasarkan DP4 yang diserahkan pemerintah. Kualitas daftar pemilih bukan hanya tanggung jawab KPU tetapi juga pemerintah, partai politik dan masyarakat secara umum. Grafik 3.4. Perbandingan DP4 dengan DPT Tahun 2013

Sasaran 3 Terwujudnya KPU Sebagai Penyelenggara Pemilu Yang Profesional, Berintegritas dan Akuntabel

Tabel 3.7.

Pengukuran Kinerja Terhadap Sasaran Terwujudnya KPU Sebagai Penyelenggara Pemilu Yang Profesional, Berintegritas dan Akuntabel

INDIKATOR KINERJA KINERJA

TARGET REALISASI % CAPAIAN

(1) (2) (3) (4)

Persentase Kasus Gugatan Hukum dan Sengketa Hukum Berkaitan Dengan Pemilu dan Pemilukada Yang Dapat Dimenangkan KPU

85% 93% 109,41%

Jumlah Sistem Aplikasi Yang Digunakan

Dalam Penyelenggaraan Pemilu 4 Aplikasi 4 Aplikasi 100% Persentase Personil KPPS, PPS, PPK Yang

Mengikuti Program Bimtek Terstandar

Oleh KPU 100% 100% 100%

Persentase Anggota KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota Yang Melakukan

Pelanggaran Pemilu 5% 4.10% 118%

Pencapaian sasaran tersebut, dapat diindikasikan oleh capaian indikator kinerja sebagai berikut :

Pembahasan terhadap indikator Persentase Kasus Gugatan Hukum dan Sengketa Hukum Berkaitan Dengan Pemilu dan Pemilukada Yang Dapat Dimenangkan KPU adalah

(35)

25

Bab 1II Akuntabilitas Kinerja

Pada Tahun 2013 diketahui terdapat 242 perkara kasus gugatan dari sengketa hukum berkaitan dengan Pemilu dan Pemilukada, dari 242 perkara tersebut hanya 17 perkara yang dikabulkan gugatannya oleh Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) (1 perkara), Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara (PTTUN) (2 perkara) dan Mahkamah Konstitusi (MK) (14 perkara). Berdasarkan 17 perkara yang mengabulkan gugatan penggugat tersebut, maka perkara yang dimenangkan oleh KPU menjadi 255 perkara yakni 93% dari total 242 perkara. Hal ini dapat terlihat pada tabel berikut ini:

Berdasarkan Tabel 3.9. tersebut, terjadi peningkatan target maupun realisasi kinerja terhadap Kasus Gugatan Hukum dan Sengketa Hukum Berkaitan Dengan Pemilu dan Pemilukada Yang Dapat Dimenangkan KPU pada Tahun 2013 dibandingkan dengan Tahun 2012, meningkatnya perkara disampaikan ke lembaga peradilan dikarenakan bertambahnya jumlah Pemilukada pada Tahun 2013 dibandingkan dengan tahun 2012.

Tabel 3.8.

Pengukuran Kinerja terhadap Persentase Kasus Gugatan Hukum dan Sengketa Hukum Berkaitan Dengan Pemilu dan Pemilukada Yang Dapat Dimenangkan KPU

INDIKATOR KINERJA KINERJA

TARGET REALISASI % CAPAIAN

(1) (2) (3) (4)

Persentase Kasus Gugatan Hukum dan Sengketa Hukum Berkaitan Dengan Pemilu dan Pemilukada

Yang Dapat Dimenangkan KPU 85% 93% 109,41%

Grafik 3.5. Perkembangan Kasus Gugatan Hukum dan Sengketa Hukum Berkaitan Dengan Pemilu dan Pemilukada Yang Dapat Dimenang-kan KPU Tabel 3.9.

Realisasi Persentase Kasus Gugatan Hukum dan Sengketa Hukum Berkaitan Dengan Pemilu dan Pemilukada Yang Dapat Dimenangkan KPU pada Tahun 2012 dan Tahun 2013

Tahun Target Realisasi

2012 80% 89,42%

(36)

KOMIS I U M U M P E M ILI H AN

2014

PEMILIHAN UMUM KOMISI UM UM P E M

I LI H A N

KPU

Komisi Pemilihan Umum

Grafik 3.6. Perbandingan Target Dengan Realisasi pada Tahun 2013 dan Tahun 2014 KPU/KPU Provinsi/KPU Kabupaten/Kota Yang Mendapat-kan Gugatan

Dalam penyelenggaraan Pemilu maupun Pemilu Kepala Daerah melahirkan ketidakpuasan yang berujung pada pengajuan keberatan ke pengadilan atau lembaga yang berwenang dengan alasan yang beragam. Hal-hal yang dapat menyebabkan terjadinya sengketa Pemilu antara lain:

1. Adanya rasa ketidakpuasan dari para peserta Pemilu

Sebagai peserta Pemilu, diperlukan tingkat kematangan dalam berpolitik yang tinggi. Kemampuan peserta Pemilu dalam mengendalikan dirinya guna mengikuti segala sistem dan peraturan yang pelaksanaan Pemilu sangat diperlukan. Perlu ditanamkan semangat “siap menang dan siap kalah” dalam setiap penyelenggaraan Pemilu. Tanpa semangat tersebut akan memicu ketidakpuasan para peserta Pemilu yang berujung pada gugatan sengketa Pemilu.

2. Kepentingan pihak-pihak tertentu

Dalam pelaksanaannya, para peserta Pemilu mendapatkan dukungan dari pihak-pihak tertentu, seperti halnya Pemilukada. Dari setiap pasangan calon selain didukung oleh partai politik, juga didukung oleh setiap elite lokal dan atau pengusaha. Hal tersebut memicu kepentingan-kepentingan politik lain untuk memperebutkan kekuasaan.

3. Kesalahan penafsiran terhadap implementasi peraturan perundang-undangan

Seperti diutarakan di atas, untuk meminimalkan kesalahan penafsiran terhadap implementasi peraturan perundang-undangan KPU telah melaksanakan sosialisasi baik terhadap rancangan Peraturan KPU maupun terhadap Peraturan KPU.

4. Biaya yang dikeluarkan peserta Pemilu yang cukup besar

Kampanye merupakan sarana untuk memperkenalkan calon peserta Pemilu kepada masyarakat pemilih. Salah dalam pengaturan strategi kampanye akan berimbas pada biaya yang dikeluarkan cukup besar namun hasil yang dicapai tidak sesuai. Hal tersebut juga disinyalir sebagai besarnya niatan untuk melaksanakan gugatan sengketa Pemilu.

Selama penyelenggaraan Tahapan Pemilu 2014 yang telah dimulai Tahun 2013 dan penyelenggaraan Pemilu Kepala Daerah di Tahun 2013, KPU mencatat pengajuan Namun, dengan Undang-Undang dan peraturan KPU yang jelas penyelenggaraan Pemilu yang semakin berkualitas maka jumlah kasus yang dapat dimenangkan KPU semakin meningkat. Hal ini dapat terlihat pada grafik berikut ini:

(37)

27

Bab 1II Akuntabilitas Kinerja

a. Pada grafik 3.7 terlihat bahwa pengajuan ajudikasi di Bawaslu, dari 17 parpol yang melakukan gugagatan, sebanyak 16 parpol ditolak dan hanya satu parpol yang dikabulkan (PKPI). Sedangkan, dalam gugatan banding di PTTUN Jakarta, dari 15 parpol yang mengajukan, 13 parpol dinyatakan ditolak sedangkan dua parpol dikabulkan (PBB dan PKPI). Untuk gugatan kasasi di Mahkamah Agung (MA) dari 12 gugatatan parpol yang masuk semuanya ditolak MA.

Grafik 3.7.

Sengketa Pemilu dalam Verifikasi Peserta Pemilu di Ajudikasi Bawaslu, Gugatan Banding PT TUN Jakarta dan Kasasi Mahkamah Agung.

b. Jika diperhatikan Grafik 3.8, maka tampak jelas perselisihan hasil Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di Mahkamah Konstitusi (MK) sepanjang tahun 2013, dimana sebanyak 200 kasus yang masuk, 14 dikabulkan, 132 ditolak, 42 tidak diterima, 6 diterima dan 2 dinyatakan gugur. Masih ada 4 kasus yang berproses pada tahun 2014, dan ada 12 putusan sela.

Grafik 3.8.

Hasil Perselihan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di Mahkamah Konstitusi Sepanjang Tahun 2013

(38)

KOMIS I U M U M P E M ILI H AN

2014

PEMILIHAN UMUM KOMISI UM UM P E M

I LI H A N

KPU

Komisi Pemilihan Umum

Pencapaian kinerja sampai dengan melewati target yang ditetapkan sebelumnya tersebut didukung oleh beberapa faktor utama, antara lain:

1. Dukungan Jajaran Setjen KPU, Sekretariat KPU/KIP Provinsi, dan Sekretariat KPU Kabupaten/Kota

Keberhasilan capaian dalam target sengketa hukum yang dimenangkan merupakan hasil kinerja bersama semua jajaran KPU, KPU/KIP Provinsi, dan KPU/KIP Kabupaten/Kota beserta jajaran Setjen KPU, Sekretariat KPU/KIP Provinsi, dan Sekretariat KPU/KIP Kabupaten/Kota. Disamping itu semangat untuk menciptakan penyelenggara Pemilu yang bersih, jujur dan adil telah memberikan semangat dalam menyelenggarakan Pemilu dan Pemilu Kepala Daerah dengan professional dan tanggung jawab.

2. Dukungan para pihak sebagai pemangku kepentingan

Adanya dukungan para pihak sebagai pemangku kepentingan yang telah bersama-sama mendukung dan mensukseskan penyelenggaraan Pemilu baik Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD serta Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah juga merupakan faktor pendukung keberhasilan KPU dalam pencapaian tersebut.

3. Pemilihan kuasa hukum yang tepat dan berpengalaman.

Tidak semua pengacara atau advokat dapat ditunjuk sebagai kuasa hukum KPU untuk c. Dalam grafik 3.9 seperti tampak di bawah ini, terekam bagaimana KPU/KPU

Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota sebagai penyelenggara pemilu mendapatkan gugatan di berbagai jenis pengadilan terkait dengan penyelenggaraan Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD serta Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah sepanjang tahun 2013.

Grafik 3.9.

Gugatan Pengadilan Lain Pada Penyelenggaraan Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD serta Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, KPU/KPU Provinsi/KPU Kabupaten/Kota

(39)

29

Bab 1II Akuntabilitas Kinerja

pengadilan. Pemilihan kuasa hukum menjadi hal yang sangat penting, tanpa merendahkan Pengacara yang telah memiliki nama besar. Sengketa di pengadilan yang dihadapi KPU merupakan sengketa politik dan hukum, diperlukan pengalaman dan pemahaman mengenai kepemiluan.

4. Sosialisasi kepada pemangku kepentingan untuk sinkronisasi pemahaman Peraturan KPU. Biro Hukum senantiasa mengadakan public hearing dengan mengundang partai politik, LSM, dan stakeholder lainnya agar adanya satu pemahaman.

Sudah menjadi kewajiban pasca ditetapkan Peraturan KPU, sosialisasi dan penyuluhan kepada pemangku kepentingan menjadi hal yang penting dalam memberikan pemahaman yang sama mengenai Peraturan KPU sebagai peraturan pelaksana dalam penyelenggaraan Pemilu. Dengan kegiatan tersebut diharapkan antara penyelenggara dan pemangku kepentingan dapat mengetahui informasi yang jelas dalam penerapan aturan ‘main’ dalam pelaksanaan Pemilu baik Pemilu Legislatif, Pemilu Presiden dan Pemilu Kepala Daerah.

5. Untuk memberikan pemahaman terkait Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) dan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Daerah (PHPUD), KPU bekerja sama dengan MK mengadakan Diklat PHPU untuk jajaran KPU Pusat dan KPU Provinsi.

KPU telah bekerjasama dengan MK dalam peningkatan kinerja terkait dengan penyelesaian sengketa hasil Pemilu diantaranya melalui kegiatan diklat. Diharapkan dari pelaksanaan diklat dimaksud dapat memberikan motivasi baru bagi penyelenggara Pemilu untuk meminimalkan terjadinya gugatan sengketa hukum. Disamping itu dengan adanya diklat penyelesaian sengketa Pemilu, KPU dan KPU Provinsi/Kabupaten/Kota dapat menyusun strategi dalam pemenangan sengketa Pemilu.

6. Penyiapan bukti yang valid, KPU menghimbau KPU daerah bahwa penyiapan bukti yang valid adalah sangat penting untuk memenangkan KPU di dalam gugatan hukum.

Bukti merupakan salah satu faktor yang dapat menentukan pemenangan dalam proses persidangan di pengadilan. Dalam setiap pertemuan dengan KPU Provinsi maupaun KPU Kabupaten/Kota, Komisioner di bidang Divisi Hukum dan Pengawasan senantiasa mengingatkan dan menghimbau jajaran KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota untuk menjaga setiap dokumen-dokumen yang terkait dengan pengambilan keputusan. Hal tersebut untuk mengantisipasi terjadinya akibat-akibat hukum di kemudian hari.

7. Uji Publik Rancangan Peraturan KPU

Terkait dengan hal tersebut, bersama ini disampaikan Tindak lanjut terhadap permasalahan antara lain:

Dalam penyelenggaraan Tahapan Pemilu 2014, peraturan perundang-undangan di bidang politik khususnya Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum telah memberikan aturan baru dalam proses penyusunan Peraturan KPU. Berdasarkan ketentuan Pasal 8 ayat (1) huruf c, ayat (2) huruf c, dan ayat (3) huruf a Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 menyatakan bahwa tugas dan kewenangan KPU dalam penyelenggaraan Pemilu

(40)

KOMIS I U M U M P E M ILI H AN

2014

PEMILIHAN UMUM KOMISI UM UM P E M

I LI H A N

KPU

Komisi Pemilihan Umum

meliputi menyusun dan menetapkan pedoman teknis setiap tahapan Pemilu setelah terlebih dahulu berkonsultasi dengan DPR dan Pemerintah. Hal tersebut menjadikan uji publik rancangan Peraturan KPU menjadi penting, mengingat hal tersebut merupakan sarana bagi para pemangku kepentingan untuk memberikan masukan dan saran atas rancangan Peraturan KPU tersebut. Disamping itu, hal tersebut merupakan sarana bagi KPU untuk memberikan pemahaman yang sama terkait filosofi pasal demi pasal dalam Rancangan Peraturan KPU. Dari hasil Uji Publik diharapkan dapat memberikan pemahaman mengenai Racangan Peraturan KPU sebelum dikonsultasikan dengan DPR dan Pemerintah.

Selanjutnya mengenai indikator kinerja Jumlah Sistem Aplikasi Yang Digunakan Dalam Penyelenggaraan Pemilu dijelaskan pada tabel berikut:

INDIKATOR KINERJA KINERJA

TARGET REALISASI % CAPAIAN

(1) (2) (3) (4)

Jumlah Sistem Aplikasi Yang Digunakan Dalam Penyelenggaraan Pemilu

4 Aplikasi 4 Aplikasi 100%

Tabel 3.10.

Pengukuran Kinerja terhadap Jumlah Sistem Aplikasi Yang Digunakan Dalam Penyelenggaraan Pemilu

Pada tahun 2013, dalam melaksanakan tahapan Pemilu Tahun 2014 KPU menggunakan 4 aplikasi, yakni sebagai berikut:

1. Sistem Informasi Logistik (SILOG)

Pengelolaan logistik Pemilu yang tepat memiliki peran sentral dan strategis dalam menentukan keberhasilan penyelenggaraan Pemilu tersebut, dimana proses-proses yang terjadi adalah proses perencanaan, pengadaan, pengawasan dan pendistribusian. Saat ini, mekanisme perencanaan dan pengawasan logistik keperluan Pemilu masih dilakukan secara manual dengan jumlah sumber daya manusia (SDM) yang terbatas, sehingga sangat memungkinkan terjadinya kesalahan dalam pengambilan keputusan,

Gambar

Tabel 3.17.  Pengukuran Kinerja Terhadap Persentase Pencapaian
Grafik 3.5. Perkembangan  Kasus Gugatan  Hukum dan  Sengketa Hukum  Berkaitan Dengan  Pemilu dan  Pemilukada Yang  Dapat  Dimenang-kan KPU Tabel 3.9.
Grafik 3.6. Perbandingan  Target Dengan  Realisasi pada  Tahun 2013  dan Tahun  2014 KPU/KPU  Provinsi/KPU  Kabupaten/Kota  Yang  Mendapat-kan Gugatan
Grafik Perbandingan Jumlah Badan Penyelenggara Pemilu

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Tujuan dari Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Sekretariat Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Kediri Tahun Anggaran 2014 adalah penyampaian

1. Fixed_Data_Size = jumlah total dari field size dari setiap table. Num_Variable_Cols = jumlah panjang variable kolom.. Dalam kasus ini kami melakukan analisis perkiraan hingga 5

Saat dalam tampilan navigasi, Anda dapat mengusap ke atas dari bawah layar atau menekan tombol bawah untuk membuka daftar pintasan.. Pintasan memberikan akses cepat untuk

04 Rekomendasi Kebijakan Dalam Rangka Mendorong Peningkatan Daya Saing Industri Aneka 05 Meningkatnya Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) Industri Kimia, Sandang,. Kerajinan

Penelitian tentang efektivitas penangkapan ikan kerapu dengan menggunakan bubu berumpan belum banyak dilakukan, sehingga masih diperlukan penelitian yang lebih

tulisannya pada buku cerita Anak dapat menjawab dengan tepat ketika ditanya, melakukan sesuai yang diminta dengan beberapa perintah, menceritakan kembali apa yang

Jawaban yang Bapak/Ibu/Saudara berikan merupakan informasi yang sangat berharga dan karenanya Bapak/Ibu/Saudara tidak perlu ragu untuk menjawab sesuai dengan keadaan

Sesuai tugas dan fungsi TRC Kementerian Sosial tersebut, TRC Yogyakarta yang terdiri TRC Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial (B2P3KS) dan TRC