Menjelaskan simpulan menyeluruh dari laporan akuntabilitas kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Merauke tahun 2018 ini dan menguraikan rekomendasi yang diperlukan bagi perbaikan kinerja di masa datang.
BAB II
PERENCANAAN KINERJA A. Perencanaan Kinerja
1. Rencana Aksi kegiatan
Pembangunan kesehatan pada periode 2015-2019 adalah Program Indonesia Sehat dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan perlindungan finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan.
Program Indonesia dituangkan dalam sasaran pokok RPJMN 2015-2019 yaitu:
(1) meningkatnya status kesehatan dan gizi ibu dan anak; (2) meningkatnya pengendalianpenyakit; (3) meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan terutamadi daerah terpencil, tertinggal dan perbatasan; (4) meningkatnya cakupan pelayanankesehatan universal melalui Kartu Indonesia Sehat dan kualitas pengelolaan SJSN Kesehatan,(5) terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan, obat dan vaksin; serta (6) meningkatkanresponsivitas sistem kesehatan.Bentuk tindak lanjut dari RPJMN ditingkat Kementerian dan Lembaga adalahmenyusun Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2015-2019.
Tingkat Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit menyusunRencana Aksi Program P2P tahun 2015 – 2019 yang merupakan jabaran kebijakanKementerian Kesehatan dalam Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan sesuaidengan tugas pokok dan fungsi Direktorat Jenderal P2P termasuk langkah-langkah antisipasitantangan program selama lima tahun mendatang.
Selanjutnya pada setiap unit satuan kerjabaik satuan kerja ditingkat pusat maupun daerah yaitu Unit Pelaksana Teknis sesuai dengantugas dan fungsi serta memperhatikan visi, misi, tujuan, nilai-nilai dan sasaran strategisKementerian Kesehatan dalam menyusun Rencana Aksi Kegiatan.
Tabel 8. Rencana Kinerja Lima Tahun
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target (%)
Meningkatnya 1. Persentase Sarana dan
Prasarana Surveilance dan Karantina Kesehatan yang ditingkatkan
90 100 100 100 100
2. Persentase SDM Surveilance 90 100 100 100 100
lingkungan di pintu masuk Negara
dan Karantina Kesehatan di Pelabuhan/ Bandara/ PLBD yang meningkat kwalitasnya 3. Persentase layanan
pelaksanaan Surveilance dan Karantina Kesehatan di Pelabuhan/ Bandara/ PLBD yang ditingkatkan
90 100 100 100 100
4. Persentase sarana dan prasarana Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik yang ditingkatkan
85 95 100 100 100
5. Persentase layanan pelaksanaan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik yang ditingkatkan di Pelabuhan/ Bandara/ PLBD yang ditingkatkan
80 95 100 100 100
6. Persentase layanan pelaksanaan Pengendalian Penyakit Menular Langsung di Pelabuhan/ Bandara/ PLBD yang ditingkatkan
95 95 100 100 100
7. Persentase sarana dan prasarana Pengendalian Penyakit Tidak Menular yang ditingkatkan
9. Persentase Layanan
Pelaksanaan Penyakit Tidak Menular di Pelabuhan/
Bandara/ PLBD yang ditingkatkan
80 100 100 100 100
10. Persentase Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis lainnya pada program P2P yang
ditingkatkan
85 95 100 100 100
2. Rencana Kinerja Tahunan
Rencana Kinerja Tahunan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Merauke disusun berdasarkan Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Merauke tahun 2015-2019 dan sasaran tahunan yang mengacu pada rencana tingkat capaian kegiatan pada tahun berjalan. Besaran target sasaran kegiatan yang ingin dicapai pada tahun 2018 adalah sebagai berikut
Tabel 9. Rencana Kinerja Tahunan
Sasaran Program Indikator Kinerja Target (%)
Tahun 2018
Persentase alat angkut yang memenuhi
standar kekarantinaan kesehatan 100
Menurunnya angka
Persentase layanan kewaspadaan dini penyakit berpotensi KLB di pelabuhan, bandara dan PLBD yang meningkat kualitasnya
Persentase jejaring surveilans dan kemitraan dipintu masuk Negara dan
wilayah ditingkatkan 100
Menurunnya angka pengendalian penyakit tular vector dan zoonotic di pelabuhan, bandara dan PLBD yang ditingkatkan
pencegahan dan penanggulangan penyakit tidak menular
pengendalian penyakit menular langsung di pelabuhan, bandara dan PLBD yang ditingkatkan
Meningkatnya Layanan Dukungan Manajemen pada Program P2P
6 .
Persentase Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis lainnya pada program P2P yang ditingkatkan
100
B. Perjanjian Kinerja
Perjanjian Kinerja atau penetapan Kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Merauke tahun 2018 merupakan pernyataan kinerja/ kesepakatan kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Merauke kepada Direktur Jenderal PP dan PL pada akhir tahun 2018. Penetapan kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Merauke disusun berdasarkan Rencana Strategis Kementerian Kesehatan, Rencana aksi Program Ditjen PP dan PL, dan rencana aksi kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Merauke yang setiap tahunnya dioperasionalkan menjadi Rencana Kinerja Tahunan (RKT) dan telah mendapat persetujuan anggaran. Penetapan kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Merauke tahun 2018 telah disusun, didokumentasikan dan ditetapkan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Merauke pada awal tahun 2018 setelah turunnya DIPA dan RKA-KL TAHUN 2018. Target-target kinerja sasaran kegiatan yang ingin dicapai Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Merauke dalam dokumen Penetapan Kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Merauke tahun 2018. Jumlah anggaran Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Merauke Tahun 2018 sebesar Rp.10.977.160.000,-(terlampir)
Tabel 10. Perjanjian Kinerja Tahunan
NO SASARAN DEFINISI OPERASIONAL INDIKATOR SATKER
Target
1 Kabupaten/kota yang melakukan
1. Jumlah alat angkut sesuai dengan standar kekarantinaan kesehatan
2.789 sertifikat 2. Persentase respon Sinyal
Kewaspadaan Dini ( SKD ), KLB dan bencana di wilayah layanan KKP
95%
3. Jumlah deteksi dini dalam rangka cegah tangkal masuk dan
keluarnya penyakit
500 sertifikat 4. Jumlah pelayanan kesehatan pada
situasi khusus 6 Posko
5. Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang mempunyai kebijakan 6. Jumlah sertifikat/surat ijin layanan
kesehatan lintas wilayah yang diterbitkan
1.500 sertifikat 7. Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD
yang memenuhi syarat-syarat
8. Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD bebas vector pada wilayah
perimeter dan buffer area
1 pelabuhan
/bandara/
PLBD 3 Menurunnya penyakit
menular langsung
9. Jumlah orang yang melakukan
skrining penyakit menular langsung 500 orang 4 Meningkatnya
10. Jumlah Dokumen Dukungan Manajemen dan Tugas Teknis Lainnya
40 dokumen 11. Jumlah Peningkatan Kapaitas SDM
bidang P2P 2
pelatihan 12. Jumlah pengadaan sarana dan
prasarana 19 unit
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA A. CAPAIAN KINERJA
Pengukuran dan analisis terhadap pencapaian kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Merauke dilaksanakan setiap akhir tahun pelaksanaan kegiatan.Pengukuran capaian kinerja dilakukan dengan menggunakan alat ukur berupa indikator yang ditetapkan dalam penetapan kinerja yang dapat mengukur keberhasilan serta kegagalan sasaran dan tujuan organisasi. Pengukuran keberhasilan dan kegagalan pencapaian kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Merauke dilakukan dengan membandingkan realisasi kinerja dengan target kinerja yang tercantum pada indikator. Selain itu pengukuran dilakukan dengan membandingkan capaian indikator kinerja tahun berjalan dengan tahun lalu.
Penetapan indikator kinerja memberikan penjelasan mengenai hal-hal yang akan diukur secara kuantitatif dan kualitatif sebagai penentuan tercapainya tujuan organisasi. Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Merauke melaksanakan proses penetapan kinerja sebagai salah satu bentuk penerapan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP). Pengukuran target-target penetapan kinerja untuk mengetahui tingkat capaian kinerja dituangkan pada dokumen Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Merauke.Diperlukan analisis untuk mengidentifikasi faktor penghambat dan pendukung dalam tercapainya kinerja setiap indikator.Faktor penghambat dan pendukung yang telah teridentifikasi kemudian dicarikan usulan pemecahan masalah untuk pengambilan keputusan agar tidak terulang kembali di tahun mendatang.
Tabel 11.
Pengukuran Kinerja Berdasarkan Indikator Kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Merauke Tahun 2018
NO INDIKATOR
Jumlah sinyal SKD KLB di pelabuhan/bandara yang direspon kurang dari 24 jam dibandingkan dengan jumlah SKD KLB dalam periode satu tahun
95% 100 105
Jumlah sinyal SKD KLB dan Bencana yang direspon kurang dari 24 jam
Jumlah deteksi dini yang dilaksanakan di
pelabuhan/bandara (COP, Gendec) dan di klinik layanan lainnya
4 Jumlah
sertifikat izin laik terbang, jumlah sertifikat izin angkut orang sakit, jumlah sertifikat izin angkut jenazah, jumlah
penerbitan/legalisasi ICV
1.500 sertifikat 1461 97%
Sertifikat ijin laik terbang 800 630 78,75 Sertifikat ijin angkut orang
sakit 440 478 108,6 yang memiliki sanitasi tempat-tempat umum dengan kriteria baik, TPM dan TTU memenuhi
kesehatan dengan nilai indeks pinjal
≤ 1, HI perimeter = 0, HI buffer < 1, tidak
ditemukan larva anopheles, kepadatan kecoa rendah dan kepadatan lalat < 6
1 penyakit menular meliputi penyakit TB, HIV/AIDS yakni sebagai berikut :
40 dokumen
40 100
1.RKAKL / DIPA 3 3 100
2. Laptah 1 1 100
3. Laporan Keuangan
2 2 100
11. Emonev DJA 12 12 100 11 Jumlah
pengadaan sarana prasarana
Jumlah pengadaan : 8 Paket
8 100 yang diikuti oleh SDM KKP dalam kurun waktu satu tahun
2 2 100
B. Analisis Pencapaian Kinerja
1. Jumlah alat angkut sesuai dengan standar kekarantinaan kesehatan a. Pengertian
Upaya pengawasan kesehatan alat angkut, orang dan barang serta pelayanan dokumen yang dilaksanakan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Merauke di wilayah kerja. Standar karantina adalah syarat minimal yang harus dipenuhi oleh satu alat angkut yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam pengawasan kekarantinaan kesehatan seperti contoh dokumen SSCES dan PHC
b. Definisi operasional
Jumlah pemeriksaan alat angkut yang sesuai dengan standar Kekarantinaan kesehatan dalam periode satu tahun
c. Rumus/Cara perhitungan 𝐴
𝐵 𝑋 100% = %𝐶
A = Jumlah hasil sertifikat PHQC, SSCEC dalam satu tahun
B = Jumlah alat angkut sesuai dengan standar kekarantinaan kesehatan yang ditargetkan
% C = Persentase pencapaian alat angkut sesuai dengan standar kekarantinaan kesehatan
d. Capaian indikator
Capaian indikator kinerja kegiatan berupa pengawasan seluruh alat angkut dating dalam karantina tercapai 140% atau 4562 alat angku (SSCEC 846 dokumen, PHC 3716 dokumen)t dari target sebesar 2789 alat angkut (100%) dengan perhitungan sebagai berikut :
4562
2789𝑋100% = 163,6%
Perbandingan target dan realisasi capaian indicator tahun 2018 dapat dilihat pada grafik berikut :
Grafik 5.
Target dan Realisasi Persentase Alat Angkut Sesuai Dengan Standar Kekarantinaan Kesehatan
e. Upaya yang dilakukan untuk mencapai target indikator 1) Pengawasan kapal dalam karantina (Free Patique) 2) Pengadaan peralatan pengawasan kapal dalam karantina
4) Pengawasan Higiene sanitasi kapal 5) Pengawasan air bersih pada kapal
6) Pengawasan obat/ alat P3K kapal dan penerbitan sertifikat P3K kapal
7) Pengadaan peralatan pengawasan sanitasi kapal
8) Pelatihan kekarantinaan kepada beberapa pegawai Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Merauke
f. Analisa Penyebab Keberhasilan
1) Penambahan SDM menyebabkan jangkauan pelayanan lebih luas sehingga wilker yang tahun sebelumnya tidak aktif dapat
difungsikan kembali contohnya wilayah kerja pelabuhan laut Bade dimana 3 SDM KKP Merauke telah ditempatkan untuk melakukan kegiatan layanan kekarntinaan dalam pengawasan semua kapal termnasuk kapal nelayan.
2) Telah terbentuknya jejaring kerja yang kuat dengan KSOP, agen kapal dan CIQ
g. Kendala/Masalah yang dihadapi
Walaupun persentasi capaian kinerja alat angkut sesuai dengan standar kekarantinaan kesehatan telah mencapai 163,6 %, masih terdapat permasalahan yaitu terkait dengan keterbatasan jaringan di wilayah kerja Asmat dan Bade sehingga menghambat penerbitan dokumen kekarantinaan secara online.
h. Usulan pemecahan masalah
Semua dokumen kekarantinaan yang seharusnya dilakukan secara online maka di berlakukan penggunaan dokumen generate dokumen di wilayah kerja yang tdak memiliki fasilitas jaringan intern (sesuai arahan dari Subdit Kekarantinaan Kesehatan Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan).
i. Efisiensi pengguna sumber daya
Capaian indikator alat angkut sesuai dengan standar kekarantinaan kesehatan adalah 163,6% meningkat dibandingkan dengan capaian realisasi anggaran sebesar 88,15 % yang berarti terdapat efisiensi sumber pembiayaan sebesar 75,45%. Efisiensi ini terjadi karena disebabkan beberapa hal diantaranya :
1) Karena dengan adanya aturan yang disampaikan bahwa penerbitan dokumen kesehatan ( SSCEC dan PHC) dalam rangka pengawasan kekarantinaan kesehatan kapal transport local dibebankan pada pihak ketiga (PP 21 tahun 2013). Beberapa informasi yang didapatkan penerbitan dokumen kesehatan dalam rangka pengawasan kekarantinaan kesehatan transport lokal dibebankan pada anggaran satker sepanjang kegiatan dilaksanakan diluar jam kerja. Untuk mencegah terjadinya temuan yang mengakibatkan kerugian Negara maka Kantor Kesehatan Pelabuhan Merauke tetap melaksanakan layanan kekarantinaan tanpa membebankan transport local kepada pihak ketiga dan Satker.
2. Persentase respon sinyal Kewaspadaan Dini ( SKD ), KLB dan bencana di wilayah layanan KKP
a. Pengertian
Jumlah pelabuhan/ bandara/ PLBD yang melakukan respon atas munculnya sinyal berdasarkan hasil kegiatan surveilans.
b. Definisi operasional
Jumlah sinyal SKD KLB di pelabuhan/bandara yang direspon kurang dari 24 jam dibandingkan dengan jumlah SKD KLB dalam periode satu tahun
c. Cara perhitungan 𝐴
𝐵 𝑋 100% = %𝐶
A = Jumlah sinyal SKD KLB di pelabuhan/bandara yang direspon kurang dari 24 jam B = Jumlah SKD KLB yang ditargetkan
% C = Persentase respon sinyal Kewaspadaan Dini ( SKD ), KLB dan bencana d. Capaian indikator
Capaian Indikator kinerja kegiatan berupa persentase sinyal kewaspadaan dalam kewaspadaan dini yang direspon tercapai sebesar 105% dari target sebesar 100%, dengan perhitungan sebagai berikut :
100%𝑋100% = 105%
Perbandingan target dan realisasi capaian indicator dapat dilihat pada grafik berikut :
Grafik 6.
Target dan Realisasi Persentase Sinyal Kewaspadaan dalam sistem kewaspadaan dini yang direspon
e. Upaya yang dilaksanakan untuk mencapai target indikator
1) Melakukan Surveilans Epidemiologi PHEIC di sarana pelayanan kesehatan sekitar Kantor Kesehatan Pelabuhan Merauke beserta wilayah kerjanya
2) Sosialisasi kesehatan haji di Kabupaten Merauke
3) Pelacakan kasus kekarantinaan pasca haji, meliputi pengamatan di pintu masuk (Bandara Mopah) dan pelacakan kasus pasca haji di Kabupaten Merauke
4) Pelayanan kesehatan pada situasi khusus Lebaran, Natal dan tahun baru dengan membuka Pos Kesehatan di Pelabuhan, Bandara Mopah dan PLBD Sota
5) Promosi informasi kesehatan masyarakat di seluruh wilayah kerja KKP Merauke melalui pembagian leaflet mengenai informasi penyakit dan kesehatan
Target Realisasi
95
100
6) Melengkapi sarana dan prasarana dalam melaksanakan pengawasan penyakit di setiap wilayah kerja
7) Peningkatan SDM dengan mengikuti pelatihan/diklat
8) Meningkatkan jejaring surveilance melalui kemitraan dengan stake holder di lingkungan wilayah kerja
9) Melakukan monitoring evaluasi kewaspadaan dini dan respon KLB di wilayah kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Merauke f. Analisa penyebab keberhasilan
1) Meningkatnya informasi kepada masyarakat, Lintas Sektor dan Lintas Program tentang informasi sinyal kewaspadaan dini secara cepat dan tepat.
2) Telah terbentuknya jejaring kerja yang kuat dengan pengelola program di KKP dan Dinas Kesehatan Kabupaten Asmat, Mappi dan Merauke.
g. Kendala/Masalah yang dihadapi
Keterbatasan SDM Epidemiologi yang belum terpenuhi pada semua wilayah kerja untuk melaksanakan kegiatan yang saat ini belum sesuai dengan analisa beban kerja
h. Usulan pemecahan masalah
Penambahan tenaga kesehatan Ddkter, Perawat, Epidemiologi dan kesling dengan pengusulan formasi Pegawai
i. Efisiensi penggunaan sumber daya
Capaian indikator respon sinyal kewaspadaan SKD KLB di pelabuhan/
bandara/PLBD yang direspon kurang dari 24 jam adalah 105% meningkat dibandingkan dengan capaian realisasi anggaran sebesar 97,7% yang berarti terdapat efisiensi yang tidak terlalu signifikan sebesar 7,3%.
3. Jumlah deteksi dini dalam rangka cegah tangkal masuk dan keluarnya penyakit
a. Pengertian
Kesiapsiagaan dan kewaspadaan dini terhadap masuk dan keluarnya
negeri, pemeriksaan alat angkut dari dalam negeri, surveilans penumpang datang dan berangkat, surveilans wilayah pelabuhan/
bandara/PLBD dan surveilans situasi khusus . b. Definisi operasional
Jumlah Deteksi dini yang dilaksanakan di pelabuhan dan di klinik layanan lainnya dalam rangka cegah tangkal masuk dan keluarnya penyakit dalam periode satu tahun
c. Cara perhitungan 𝐴
𝐵 𝑋 100% = %𝐶
A = Jumlah sertifikat COP, Gendec dan hasil pemeriksaan surveilans rutin di klinik layanan lainnya dalam satu tahun
B = Jumlah deteksi dini dalam rangka cegah tangkal masuk dan keluarnya penyakit
% C = Persentase pencapaian deteksi dini dalam rangka cegah tangkal masuk dan keluarnya penyakit
d. Capaian indikator
Capaian Indikator adalah Jumlah Deteksi Dini dalam Rangka Cegah Tangkal Masuk dan Keluarnya Penyakit Menular. Pada target di tetapkan 500 (100%) dalam rangka deteksi dini sedangkan realisasi dari deteksi dini terhadap penyakit menular adalah sebesar 1886 (377%). Dari hasil yang didapatkan maka di katakan untuk deteksi dini dalam rangka cegah tangkal keluar masuknya penyakit menular melalui pintu masuk dalam ini pelabuhan/ bandara/ PLBD tercapai bahkan melebihi target yang ditetapkan.
Dalam Grafik di bawah ini Gambaran Perbandingan antara target dan realisasi sebagai berikut :
Grafik 7.
Target dan Realisasi Persentase Deteksi Dini dalam Rangka Cegah Tangkal Masuk dan Keluarnya Penyakit
e. Upaya yang dilaksanakan untuk mencapai target indikator
1) Melakukan Pengawasan dan Surveilans rutin di pintu masuk terutama pintu masuk PLBD yang belum mempunyai petugas tetap dengan menjalin kerja sama dengan Puskesmas PLBD seperti Puskesmas Ulilin, Puskesmas Bupul dan Satuan Petugas Pengamanan Perbatasan ( Satgas Pamtas ).
2) Peningkatan koordinasi/kerjasama lintas program/lintas dengan mengadakan pertemuan jejaring rutin.
f. Analisa penyebab keberhasilan
Adapun keberhasilan pelaksanaan indikator ini didasarkan pada pelaksanaan kegiatan yang berhubungan dengan jejaring/kerjasama lintas program dalam memberikan data. Keberhasilan ini ditunjang oleh kerjasama semua pihak terutama lintas program dan lintas sektor.
g. Kendala/Masalah yang dihadapi
Beberapa wilayah kerja ada yang belum melakukan surveilans rutin yaitu wilayah kerja Perbatasan Mindip Tanah dan Pelabuhan Wanam. Hal ini disebabkan karena KKP Merauke belum memiliki sarana dan prasarana
0 50 100 150 200 250 300 350 400
Target Realisasi
100
377
h. Usulan pemecahan masalah
Penyediaan tanah dan pembangunan kantor di dua wilayah kerja Pelabuhan Laut Wanam dan Perbatasan Mindip Tanah
i. Efisiensi penggunaan sumber daya
Capaian indikator deteksi dini di pelabuhan/ bandara/ PLBD dan di klinik lainnya adalah 377% meningkat dibandingkan dengan capaian realisasi anggaran sebesar 97,17% yang berarti terdapat efisiensi yang tidak terlalu signifikan sebesar 7,3%.
4. Jumlah Pelayanan kesehatan situasi khusus tertentu a. Pengertian
Pelayanan Kesehatan yang dilaksanakan pada saat situasi Khusus tertentu (lebaran, natal dan tahun baru)
b. Definisi operasional
Jumlah pelayanan kesehatan yang di laksanakan pada saat situasi khusus tertentu seperti lebaran, natal, tahun baru dan lain - lain
c. Cara perhitungan 𝐴
𝐵 𝑋 100% = %𝐶
A = Jumlah Pelayanan kesehatan pada situasi khusus tertentu dalam satu tahun B = Jumlah Pelayanan kesehatan pada situasi khusus tertentu yang ditargetkan
% C = Persentase pencapaian Pelayanan kesehatan pada situasi khusus tertentu d. Capaian indikator
Capaian Indikator adalah Pelayanan Kesehatan yang dilaksanakan pada saat situasi khusus tertentu (lebaran, natal dan tahun baru). Pada target di tetapkan 6 (100%) posko sedangkan realisasi tahun 2018 sebanyak 8 posko (133%).
Perbandingan target dan realisasi capaian indikator tahun 2018 dapat dilihat pada grafik berikut:
Grafik 8.
Target dan Realisasi Persentase Pelayanan kesehatan situasi khusus tertentu
e. Upaya yang dilaksanakan untuk mencapai indikator 1) Koordinasi dengan instansi terkait
2) Terlibat dalam kegiatan posko bersama arus mudik 3) Pengawasan alat angkut, penumpang dan ABK 4) Pemeriksaan kadar alkohol pengemudi kendaraan
5) Pemeriksaan pasien di pos arus mudik lebaran dan nataru 6) Pemeriksaan sanitasi lingkungan TTU yang digunakan di arus
mudik
7) Pemeriksaan TPM di wilayah pelabuhan/bandara/PLBD
f. Analisa penyebab keberhasilan/kegagalan
1) Melakukan kerjasama dengan instansi terkait di pelabuhan/
bandara/ PLBD
2) Melakukan koordinasi pemilik alat angkut dalam rangka pengawasan
3) Peningkatan pemberdayaan masyarakat dalam penyehatan
4) Melakukan publikasi tentang pelayanan kesehatan arus mudik melalui spanduk dan leaflet
g. Kendala/Masalah yang dihadapi
1) Cuaca yang tidak menentu sehingga terjadi perubahan jadwal kedatangan dan keberangkatan kapal
h. Efisiensi penggunaan sumber daya
Capaian indikator Pelayanan kesehatan situasi khusus tertentu adalah 133% meningkat dibandingkan dengan capaian realisasi anggaran sebesar 94,87% yang berarti terdapat efisiensi yang tidak terlalu signifikan sebesar 5,13%.
5. Jumlah pelabuhan/bandar udara/PLBD yang mempunyai kebijakan kesiapsiagaan dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah
a. Pengertian
Cakupan pelabuhan / bandar udara / PLBD yang mempunyai rencana kegiatan dalam bentuk dokumen kesepakatan lintas instansi untuk kesiapsiagaan dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat
b. Definisi operasional
Jumlah pelabuhan/bandar udara/PLBD yang memiliki kebijakan kesiapsiagaan berupa dokumen rencana kontijensi penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah
c. Cara perhitungan 𝐴
𝐵 𝑋 100% = %𝐶
A = Jumlah Realisasi pelabuhan/bandar udara/PLBD yang mempunyai kebijakan kesiapsiagaan dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah
B = Jumlah Target pelabuhan/bandar udara/PLBD yang mempunyai kebijakan kesiapsiagaan dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah
% C = Persentase pencapaian pelabuhan/bandar udara/PLBD yang mempunyai kebijakan kesiapsiagaan dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah
d. Capaian indikator
Capaian indikator kinerja jumlah pelabuhan/bandar udara/PLBD yang mempunyai kebijakan kesiapsiagaan dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah tercapai 2 (67%) wilayah kerja dari target sebesar 3 pelabuhan / bandara / PLBD, dengan perhitungan sebagai berikut:
2
3 𝑋 100% = 67%
Perbandingan target dan realisasi capaian indikator tahun 2018 dapat dilihat pada grafik berikut:
Grafik 9.
Target dan Realisasi Persentase Jumlah Pelabuhan/Bandar Udara/PLBD yang mempunyai Kebijakan Kesiapsiagaan dalam Penanggulangan
Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Berpotensi Wabah
e. Upaya yang dilaksanakan untuk mencapai indikator
1) Menyiapkan draft rencana kontijensi dalam menghadapi Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan dunia (KKM-MD)
2) Meningkatkan kapasitas SDM dalam menghadapi Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan dunia (KKM-MD)
3) Meningkatkan kerjasama Lintas Sektor/Lintas Program dam melakukan pengawasan dan penanggulangan penyakit menular
f. Analisa Penyebab Keberhasilan
Keberhasilan akan tercapai apabila Kantor Kesehatan Pelabuhan Merauke bersama lIntas sektor, lintas sektor, badan usaha swasta dan masyarakat bersama-sama membuat komitmen untuk melakukan pengawasan dan penanggulangan penyakit karena masalah kesehatan bukan tanggung jawab Dinas Kesehatan dan Kantor Kesehatan Pelabuhan saja, melainkan tanggung jawab bersama
g. Kendala/Masalah yang dihadapi
Komitmen pemerintah daerah terkait penganggaran penanggulangan KKM-MD cenderung menurun dan beberapa lintas sektor dan lintas program belum memahami peranannya dalam menghadapi KKM-MD
h. Usulan pemecahan masalah
Meningkatkan advokasi kepada pemerintah daerah tentang KKM-MD serta mengevaluasi peran dan tanggungjawab masing-masing lintas sektor dan lintas program dalam menghadapi KKM-MD
i. Efisiensi penggunaan sumber daya
Tahun 2017 telah ditandatangani rencana kontijensi wilayah Bandara, tahun 2018 telah ditandatangani rencana kontijensi wilayah PLBD Sota.
Target belum tercapai dimana ditargetkan 3 wilayah kerja harus memiliki rencana kontijensi dalam menghadapi KKM-MD
6. Jumlah sertifikat/surat ijin layanan kesehatan lintas wilayah yang diterbitkan a. Pengertian
Angka yang menunjukan penerbitan surat kesehatan yang dikeluarkan di wilayah kerja Bandara, Pelabuhan Laut yang digunakan untuk kepentingan masyarakat yang akan keluar dari Merauke seperti surat ijin laik terbang ibu hamil, bayi dan orang sakit dan permohonan surat ijin keterangan kesehatan yang dibutuhkan beberapa instansi.
b. Definisi operasional
Jumlah sertifikat yang diterbitkan berdasarkan permintaan/permohonan yang diterimadalam periode satu tahun
c. Cara perhitungan 𝐴
𝐵 𝑋 100% = %𝐶
A = Jumlah Realisasi sertifikat/surat ijin layanan kesehatan lintas wilayah yang diterbitkan
A = Jumlah Realisasi sertifikat/surat ijin layanan kesehatan lintas wilayah yang diterbitkan