• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menjelaskan simpulan umum atas capaian kinerja Deputi Polhukam Tahun 2014 dan menguraikan upaya perbaikan yang telah dilakukan serta rencana tindak lanjut yang akan dilakukan guna meningkatkan kualitas pelaksanaan SAKIP di Deputi Polhukam dan peningkatan kinerja di masa mendatang.

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

Suatu unit organisasi diharuskan membuat perencanaan agar tidak terjadi ketimpangan manajemen dalam melaksanakan seluruh aktivitas organisasi. Dengan adanya perencanaan yang jelas, maka suatu organisasi dapat mengelola potensi, peluang, dan kendala yang dihadapi dalam upaya peningkatan kinerja organisasi.

Rencana suatu organisasi memuat visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan, program, kegiatan, dan indikator kinerja yang diperlukan untuk operasionalisasi kinerja organisasi secara optimal sesuai tugas pokok dan fungsinya, sekaligus menjadi pedoman bagi seluruh pejabat dan pegawai di lingkungan Deputi Polhukam.

Gambaran Umum Perencanaan Kinerja Deputi Bidang

Politik, Hukum, dan Keamanan

Perencanaan kinerja Deputi Polhukam didasarkan pada Rencana Strategis (Renstra) Sekretariat Kabinet Tahun 2010—2014 sebagaimana telah diubah beberapa kali dan terahir dengan Peraturan Sekretaris Kabinet Nomor 2 Tahun 2013 tentang Penyempurnaan Kedua Rencana Strategis Sekretariat Kabinet RI Tahun 2010—2014. Renstra Sekretariat Kabinet Tahun 2010—2014 beserta perubahannya merupakan panduan pelaksanaan tugas dan fungsi Deputi Polhukam.

Guna mendukung pencapaian visi dan misi, sasaran, program, dan kegiatan Sekretariat Kabinet, Deputi Polhukam merumuskan visi, misi dan strategi dalam renstra instansi yang selanjutnya dioperasionalkan dalam suatu perencanaan kinerja. Di dalam proses perencanaan kinerja,

Deputi Polhukam mendefinisikan seluruh sasaran, program, dan kegiatan yang akan diimplementasikan dalam satu tahun anggaran yang kemudian diformulasikan dalam Rencana Kinerja Tahunan (RKT).

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Deputi Polhukam memuat angka target kinerja tahunan untuk seluruh indikator kinerja yang ada pada tingkat sasaran dan kegiatan. Angka target kinerja ini akan menjadi komitmen yang harus dicapai dalam satu periode tahunan. Selain itu, dokumen RKT tersebut menjadi dasar bagi penetapan kesepakatan tentang kinerja yang akan diwujudkan oleh organisasi (performance agreement) atau lebih dikenal sebagai Penetapan Kinerja (PK). Penetapan Kinerja ini menjadi kontrak kinerja yang harus diwujudkan oleh para pejabat di lingkungan Deputi Polhukam sebagai penerima amanah kepada pimpinan dan stakeholdernya.

Keberhasilan pencapaian PK diukur menggunakan instrumen berupa Indikator Kinerja Utama (IKU) atau Key Performance Indicators (KPI) yang ditetapkan secara formal dengan keputusan pimpinan instansi. Melalui IKU, diharapkan akan diperoleh informasi kinerja yang diperlukan untuk mengukur keberhasilan/kegagalan pencapaian suatu tujuan dan sasaran strategis organisasi yang digunakan sebagai dasar evaluasi kinerja untuk perbaikan kinerja organisasi dan peningkatan akuntabilitas kinerja.

Gambaran secara ringkas tentang substansi perencanaan kinerja, ikhtisar Penetapan Kinerja serta ikhtisar Indikator Kinerja Utama Deputi Polhukam dapat dilihat pada penjelasan berikut.

Visi dan Misi

Dalam melaksanakan fungsinya, Deputi Polhukam terlibat aktif dalam proses formulasi, implementasi, evaluasi, reformulasi program dan

kebijakan Pemerintah di bidang politik, hukum, dan keamanan. Hasil dari proses tersebut disampaikan dalam bentuk rekomendasi kebijakan. Tugas yang sangat strategis tersebut tercermin dalam rumusan visi dan misi Deputi Polhukam. Rumusan visi dan misi itu selanjutnya mempengaruhi penetapan tujuan dan sasaran strategis Deputi Polhukam.

Rumusan visi Deputi Polhukam sesuai dengan Rencana Strategis (Renstra) Sekretariat Kabinet Tahun 2010-2014 yang telah beberapa kali disempurnakan, terakhir melalui Peraturan Sekretaris Kabinet Nomor 2 Tahun 2013 tentang Penyempurnaan Kedua Rencana Strategis Sekretariat Kabinet RI Tahun 2010-2014. Visi dan misi Sekretariat Kabinet yang tercantum dalam Renstra tersebut adalah:

Berdasarkan pada Renstra tersebut, Deputi Polhukam telah menetapkan Rencana Strategis Deputi Polhukam Tahun 2012-2014 (Renstra Deputi Polhukam 2012-2014). Dalam Renstra Deputi tersebut juga telah ditetapkan visi dan misi Deputi Polhukam. Perumusan visi tersebut dimaksudkan untuk memberikan gambaran mengenai keadaan yang diharapkan Deputi Polhukam dengan memperhatikan

Undang-Visi Sekretariat Kabinet

Menjadi Sekretariat Kabinet yang professional dan handal dalam mendukung Presiden dan Wakil Presiden dalam menjalankan kekuasaan pemerintahan.

Misi Sekretariat Kabinet

Memberikan dukungan manajemen kabinet kepada Presiden dan

Wakil Presiden dengan memegang teguh pada prinsip tata kelola pemerintahan yang baik (good governance).

Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025.

Visi Deputi Polhukam mengandung pengertian bahwa Deputi Polhukam merupakan unit yang strategis, profesional, dan

dapat diandalkan dalam

memberikan dukungan analisis

secara cepat, tepat, transparan, dan akuntabel kepada Presiden dan Wakil Presiden dalam menjalankan kekuasaan pemerintahan. Dengan adanya visi ini diharapkan Deputi Polhukam akan mampu mengantisipasi berbagai tantangan di masa depan sekaligus meningkatkan kualitas kinerjanya secara maksimal.

Guna memastikan bahwa visi Deputi Polhukam tersebut sesuai dan selaras dengan perubahan yang harus dilakukan, maka diperlukan penetapan misi yang jelas. Misi tersebut menjadi pernyataan yang menetapkan tujuan Deputi Polhukam dan sasaran yang ingin dicapai.

Perumusan misi Deputi Polhukam dilakukan dengan mengacu kepada visi, nilai-nilai, tugas dan fungsi yang diemban Deputi Polhukam; melibatkan pihak-pihak yang berkepentingan yang mencakup para pegawai, masyarakat yang akan dilayani, mitra kerja, dan stakeholders lainnya; menilai lingkungan yang sangat berguna untuk menentukan apakah misi Deputi Polhukam tidak bertentangan secara internal dan eksternal dengan kebijakan pemerintah serta menyelaraskan kegiatan, proses utama, dan sumber daya untuk memungkinkan Deputi Polhukam melaksanakan kegiatannya secara lebih baik dan efisien.

Visi

Menjadi Deputi Politik, Hukum, dan Keamanan yang

professional dan handal dalam membantu Sekretaris Kabinet memberikan dukungan kepada Presiden dan Wakil Presiden dalam menjalankan kekuasaan pemerintahan di bidang politik, hukum, dan keamanan.

Dalam menjalankan fungsinya, Deputi Polhukam perlu melaksanakan fungsi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), koordinasi (coordinating), dan pengendalian (directing) kebijakan dan program pemerintah di bidang politik, hukum, dan keamanan. Fungsi perencanaan (planning) kebijakan dan program dilakukan Deputi Polhukam melalui mekanisme pembahasan rencana kebijakan dan program Pemerintah di bidang politik, hukum, dan keamanan. Dalam hal ini, Deputi Polhukam perlu memastikan bahwa rencana kebijakan dan program Pemerintah tersebut disusun sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan terformulasi dengan baik untuk memudahkan pengambilan keputusan oleh Sekretaris Kabinet atau Presiden.

Terkait pelaksanaan pengorganisasian, Deputi Polhukam harus mengomunikasikan dengan jelas dan rinci kepada unit kerja di bawahnya, arahan Sekretaris Kabinet atau Presiden, berikut landasan kebijakan dan permasalahan yang melatarbelakanginya secara tertulis maupun lisan/pertemuan sehingga dapat menjadi acuan dalam merumuskan kebijakan dan program yang diperlukan dengan tepat.

Misi

Meningkatkan kualitas dukungan analisis kebijakan dan program pemerintah serta penyelesaian Peraturan Presiden, Keputusan Presiden, dan Instruksi Presiden di bidang politik, hukum, dan keamanan dalam rangka membantu Sekretaris Kabinet memberikan dukungan manajemen kabinet kepada Presiden dan Wakil Presiden dengan memegang teguh prinsip tata kelola pemerintahan yang baik (good governance)

Pada pelaksanaan koordinasi, Deputi Polhukam mengupayakan agar perumusan rekomendasi kebijakan dan program Pemerintah di bidang politik, hukum, dan keamanan disusun dengan melibatkan stakeholders terkait untuk memastikan bahwa rumusan kebijakan tersebut telah dilakukan secara komprehensif dan berimbang.

Deputi Polhukam juga melaksanakan evaluasi terhadap pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang politik, hukum, dan keamanan melalui monitoring kebijakan dan program yang telah ditetapkan. Dalam hal ini, Deputi Polhukam mengevaluasi implementasi kebijakan dan program tersebut untuk membantu Sekretaris Kabinet dalam memberikan rekomendasi kepada Presiden mengenai perlu tidaknya perbaikan terhadap kebijakan dan program yang ada.

Berdasarkan uraian di atas, Deputi Polhukam melaksanakan fungsi monitoring, evaluasi, dan koordinasi kebijakan tidak hanya pada tahap implementasi, namun juga pada tahap formulasi kebijakan. Oleh karena itu, fungsi analisis kebijakan yang dilakukan oleh Deputi Polhukam bersifat terintegrasi mulai dari formulasi sampai dengan reformulasi kebijakan (integrated policy analysis).

Fungsi monitoring, evaluasi dan koordinasi kebijakan Deputi Polhukam lebih difokuskan pada formulasi/perumusan dan implementasi kebijakan dalam bentuk rekomendasi kebijakan. Hasil analisis dan rekomendasi kebijakan yang bersifat second opinion dapat dijadikan sebagai masukan kepada Presiden dan/atau instansi pemerintah lainnya. Selain itu, hasil analisis dan rekomendasi kebijakan dapat memperkuat, melengkapi, memperjelas, mempertajam, dan juga bisa mengoreksi hasil analisis dan rekomendasi kebijakan yang dibuat oleh instansi lain.

Tujuan, Sasaran Strategis, dan Cara Pencapaian

Tujuan dan Sasaran Strategis

Menindaklanjuti visi dan misinya, suatu organisasi harus memilki tujuan strategis yang dirumuskan dengan jelas untuk mempertahankan eksistensi organisasinya. Penetapan tujuan dilakukan dalam rangka operasionalisasi visi dan misi berdasarkan hasil identifikasi potensi dan permasalahan yang dihadapi Deputi Polhukam. Tujuan merupakan sesuatu (apa) yang ingin dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahunan. Tujuan ditetapkan dengan mengacu kepada pernyataan visi dan misi serta didasarkan pada isu-isu dan analisis strategis serta dimaksudkan untuk mengarahkan perumusan sasaran, kebijakan, program, dan kegiatan dalam rangka merealisasikan misi.

Penetapan tujuan Deputi Polhukam harus konsisten dengan tugas dan fungsinya, mempertajam fokus pelaksanaan misi Deputi Polhukam, meletakkan kerangka prioritas bagi arah program dan kegiatan yang akan dilakukan. Perumusan tujuan Deputi Polhukam juga perlu mempertimbangkan faktor-faktor kunci keberhasilan berupa potensi, peluang, kekuatan, tantangan, kendala dan kelemahan yang dihadapi, termasuk sumber daya manusia (SDM), sumber daya material, pendanaan serta peraturan perundang-undangan dan kebijakan yang digunakan dalam melakukan kegiatan.

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut, Deputi Polhukam telah menetapkan satu tujuan strategis dalam Renstra Deputi Polhukam 2012-2014. Tujuan tersebut merupakan implementasi Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2010 tentang Sekretariat Kabinet yang harus dicapai dalam jangka waktu tiga tahun. Tujuan tersebut diformulasikan agar Deputi Polhukam beserta jajarannya dapat

mengukur kinerja dan mengetahui secara tepat yang harus dilaksanakan oleh organisasi dalam mencapai visi dan misinya.

Untuk mencapai tujuan, perlu dirumuskan Sasaran Strategis organisasi. Sasaran Strategis merupakan hasil yang diharapkan dari suatu program atau keluaran yang diharapkan dari suatu kegiatan yang ingin dicapai pada setiap tahun selama lima tahun. Sasaran ini diperlukan untuk mengarahkan penyusunan kegiatan dan alokasi sumber daya yang dimiliki Deputi Polhukam yang diwujudkan melalui berbagai program dan kegiatan.

Dalam sasaran dimuat indikator sasaran yang merupakan ukuran tingkat keberhasilan pencapaian sasaran untuk diwujudkan pada tahun yang bersangkutan beserta rencana tingkat capaian atau target masing. Setiap sasaran diidentifikasi melalui indikator kinerja masing-masing yang akan dijadikan tolok ukur keberhasilan pencapaian sasaran. Sasaran beserta indikator kinerjanya dirumuskan berdasarkan tingkatan indikator.

Di tahun 2014, Deputi Polhukam telah menetapkan dua Sasaran Strategis yang telah memenuhi formulasi SMART, yaitu Specific (spesifik), Measurable (dapat diukur), Achievable (dapat dicapai), Relevant (relevan) dan Time-bound (memiliki jangka waktu tertentu), yaitu:

Tujuan Strategis Memberikan dukungan teknis, administrasi, dan pemikiran yang prima di bidang politik, hukum, dan keamanan kepada Sekretaris kabinet dalam rangka mendukung Presiden dan Wakil Presiden dalam

menjalankan kekuasaan pemerintahan.

Meskipun telah ditentukan tujuan dan sasaran dengan jelas, diperlukan suatu cara untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut dalam bentuk strategi Deputi Polhukam. Strategi pencapaian tujuan dan sasaran merupakan rencana yang menyeluruh dan terpadu mengenai upaya Deputi Polhukam untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, yang meliputi penetapan kebijakan dan program dengan memperhatikan sumber daya yang dimiliki serta keadaan lingkungan yang dihadapi. Sebagai suatu alat dari strategi, kebijakan dan program akan memberikan arah bagi pencapaian tujuan dan sasaran.

Pencapaian tujuan dan sasaran diwujudkan dengan terlebih dahulu memilih strategi pencapaiannya. Adapun strategi pencapaian tersebut dijabarkan melalui program dan kegiatan. Program disusun untuk mengoperasionalkan kebijakan dengan orientasi pada pencapaian tujuan dan

sasaran, sedangkan kegiatan disusun untuk mengoperasionalkan program guna memberi kontribusi terhadap pencapaian tujuan dan sasaran.

Sasaran Strategis

1. Terwujudnya peningkatan kualitas hasil analisis kebijakan di bidang politik, hukum, dan keamanan.

2. Terwujudnya peningkatan kualitas penyelesaian peraturan presiden, keputusan presiden, dan instruksi presiden di bidang politik, hukum, dan keamanan.

Arah kebijakan

Mengoptimalkan pemberian dukungan kebijakan dan program kepada Presiden di

bidang politik, hukum, dan keamanan

Deputi Polhukam telah menetapkan arah kebijakan dan strategi yang memuat langkah-langkah berupa program indikatif yang memiliki dampak besar terhadap pencapaian visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis sesuai bidang yang menjadi tugas dan fungsi Deputi Polhukam guna mencapai tujuan dan sasaran strategis Deputi Polhukam.

Deputi Polhukam terus berupaya melakukan optimalisasi pemberian dukungan kebijakan dan program pemerintah kepada Sekretaris Kabinet melalui pembinaan dan peningkatan dari sisi manajemen, organisasi, dan sumber daya manusia. Oleh karena itu, strategi Deputi Polhukam difokuskan pada penguatan aspek yang terkait dengan manajemen organisasi.

Pada tahun 2014, arah kebijakan dan strategi tersebut selanjutnya dijabarkan dalam satu program dan dua kegiatan Deputi Polhukam.

STRATEGI

1. Mewujudkan SDM yang profesional dan berkualitas

2. Mewujudkan kelembagaan dan ketatalaksanaan yang efektif

3. Meningkatkan pengawasan internal yang optimal

Tabel 2

Sasaran Strategis, Program dan Kegiatan

Deputi Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Tahun 2014

Sasaran Program Kegiatan

1. Terwujudnya

peningkatan kualitas hasil analisis

kebijakan di bidang politik, hukum, dan keamanan. 2. Terwujudnya peningkatan kualitas penyelesaian peraturan presiden, keputusan presiden, dan instruksi presiden di bidang politik, hukum, dan keamanan.

Penyelenggaraan dukungan kebijakan kepada Presiden selaku kepala pemerintahan di bidang politik, hukum, dan

keamanan 1. Perumusan analisis kebijakan dan program pemerintah di bidang politik, hukum, dan keamanan. 2. Penyelesaian rancangan peraturan presiden, keputusan presiden, dan instruksi presiden di bidang politik, hukum, dan keamanan.

Ikhtisar Penetapan Kinerja (PK) Deputi Bidang

Politik, Hukum, dan Keamanan

Penetapan kinerja (PK) adalah dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi atau unit organisasi yang lebih rendah untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja. Melalui penetapan kinerja diharapkan terwujud komitmen penerima amanah dan kesepakatan antara penerima dan pemberi amanah atas kinerja terukur tertentu berdasarkan tugas, fungsi, dan wewenang serta sumber daya yang tersedia, dan pada akhir tahun nanti akan dijadikan sebagai dasar evaluasi kinerja dan penilaian terhadap pejabat penerima amanah.

Dengan adanya penetapan kinerja, diharapkan para pimpinan instansi dan unit kerja tidak hanya pandai mendapatkan dan menghabiskan anggaran, tetapi juga mampu menunjukkan serta mempertanggungjawabkan kinerjanya kepada pimpinannya dan masyarakat. Penetapan kinerja sebagai bagian tidak terpisahkan dari SAKIP merupakan upaya dalam membangun manajemen pemerintahan yang transparan, partisipatif, akuntabel, dan berorientasi hasil, yaitu peningkatan kualitas pelayanan publik dan kesejahteraan rakyat.

Penetapan Kinerja Deputi Polhukam merupakan ikhtisar kesepakatan rencana kinerja yang akan dicapai pada tahun 2014 oleh seluruh unit kerja di lingkungan Deputi Polhukam. Uraian mengenai Penetapan Kinerja tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 3 Penetapan Kinerja

Deputi Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Tahun 2014

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Jumlah Anggaran

1. Terwujudnya peningkatan kualitas hasil analisis kebijakan dan program pemerintah di bidang politik, hukum, dan keamanan

a. Persentase laporan hasil analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah di bidang politik, hukum, dan keamanan secara tepat waktu.

b. Persentase analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah di bidang politik, hukum, dan keamanan yang

ditindaklanjuti

c. Persentase laporan hasil pengamatan perkembangan atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang politik, hukum, dan keamanan secara tepat waktu

97%

97%

97%

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Jumlah Anggaran

d. Persentase laporan hasil pengamatan perkembangan atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang politik, hukum, dan keamanan yang

ditindaklanjuti

e. Persentase laporan hasil pemantauan, evaluasi, dan analisis atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang politik, hukum, dan keamanan secara tepat waktu

f. Persentase pemantauan, evaluasi, dan analisis atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang politik, hukum, dan keamanan yang ditindaklanjuti 97% 97% 97% 2. Terwujudnya peningkatan kualitas penyelesaian Peraturan Presiden, Keputusan Presiden, dan Instruksi Presiden di bidang politik, hukum, dan keamanan 1. Persentase penyelesaian Rancangan Peraturan Presiden, Rancangan Keputusan Presiden, dan Rancangan Instruksi Presiden di bidang politik, hukum, dan keamanan secara tepat waktu 2. Persentase Rancangan

Peraturan Presiden, Rancangan Keputusan Presiden, dan Rancangan Instruksi Presiden di bidang politik, hukum, dan keamanan yang ditindaklanjuti

97%

Ikhtisar Indikator Kinerja Utama (IKU) Deputi Bidang

Politik, Hukum, dan Keamanan

Indikator kinerja utama (IKU) Deputi Polhukam merupakan ukuran keberhasilan yang menggambarkan kinerja utama Deputi Polhukam sesuai dengan tugas dan fungsi serta mandat (core business) yang diemban. IKU Deputi Polhukam dipilih dari seperangkat indikator kinerja yang berhasil diidentifikasi dengan memperhatikan proses bisnis organisasi dan kriteria indikator kinerja yang baik, yang terdiri atas masukan (input), keluaran (output), dan hasil (outcome) yang menggambarkan tingkat capaian suatu sasaran atau kegiatan telah tercapai atau sebaliknya.

Indikator Kinerja Input memberikan gambaran mengenai segala sesuatu yang diperlukan agar pelaksanaan kegiatan dan program Deputi Polhukam dapat berjalan atau dalam rangka menghasilkan output dan outcome, sedangkan Indikator Kinerja Output adalah segala sesuatu berupa produk atau jasa (fisik dan/atau non fisik) sebagai hasil langsung dari pelaksanaan suatu kegiatan dan program berdasarkan input yang digunakan oleh Deputi Polhukam. Indikator Kinerja Outcome memberikan gambaran mengenai berfungsinya keluaran kegiatan pada jangka menengah dan merupakan ukuran seberapa jauh setiap produk atau jasa dari Deputi Polhukam dapat memenuhi kebutuhan dan harapan stakeholders.

Secara lebih jelas, indikator sasaran dalam pelaksanaan tujuan yang ingin dicapai Deputi Polhukam pada tahun 2014 adalah sebagai berikut:

Indikator Sasaran Pertama:

1. Persentase laporan hasil analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah di bidang politik, hukum, dan keamanan secara tepat

waktu

2. Persentase analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah di bidang politik, hukum, dan keamanan yang ditindaklanjuti

3. Persentase laporan hasil pemantauan, evaluasi, dan analisis atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang politik, hukum, dan keamanan secara tepat waktu

4. Persentase pemantauan, evaluasi, dan analisis atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang politik, hukum, dan keamanan yang ditindaklanjuti

Indikator Sasaran Kedua:

1. Persentase penyelesaian rancangan peraturan presiden, rancangan keputusan presiden, dan rancangan instruksi presiden di bidang politik, hukum, dan keamanan secara tepat waktu; dan

2. Persentase rancangan peraturan presiden, rancangan keputusan presiden, dan rancangan instruksi presiden di bidang politik, hukum, dan keamanan yang ditindaklanjuti.

Perbandingan antara Indikator Kinerja Output dan Indikator Kinerja Outcome, adalah sebagai berikut:

Tabel 4

Indikator Kinerja Utama

Deputi Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Tahun 2014

Indikator Kinerja Output Indikator Kinerja Outcome Alasan Perumusan hasil analisis

atas rencana kebijakan dan program pemerintah di bidang politik, hukum, dan keamanan

Persentase laporan hasil analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah di bidang politik, hukum, dan keamanan secara tepat waktu

Ketepatan waktu penyelesaian analisis dan pendapat dan tindak lanjut analisis dan pendapat ditetapkan sebagai

Indikator Kinerja Output Indikator Kinerja Outcome Alasan Persentase hasil analisis atas

rencana kebijakan dan program pemerintah di bidang politik, hukum, dan keamanan yang ditindaklanjuti

indikator kinerja utama karena menggambarkan keberhasilan

pencapaian kinerja Deputi yang spesifik, dapat dicapai, relevan, dapat dikuantifikasi, dan dapat diukur, sesuai dengan tugas dan fungsinya dalam penyelenggaraan dukungan kebijakan kepada Presiden selaku Kepala Pemerintahan di bidang politik, hukum, dan keamanan Keterangan:

 ketepatan waktu adalah jangka waktu suatu pekerjaan dapat diselesaikan dalam satuan hari

 Tindak lanjut adalah dijadikannya suatu hasil kerja (analisis/pendapat) sebagai bahan pengambilan keputusan/kebijakan oleh pimpinan Persentase digunakan sebagai indikator karena sifat pekerjaan Deputi Polhukam yang tidak dapat diprediksi dan beban pekerjaan dalam setahun tidak dapat diperkirakan karena bukan atas prakarsa unit kerja Deputi Polhukam, melainkan berasal dari instansi lain atau dari masyarakat

(stakeholders) Pengamatan

perkembangan atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang politik, hukum, dan keamanan

Persentase laporan hasil

pengamatan perkembangan atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang politik, hukum, dan keamanan secara tepat waktu

Persentase laporan hasil

pengamatan perkembangan atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang politik, hukum, dan keamanan yang ditindaklanjuti

Pemantauan, evaluasi, dan analisis atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang politik, hukum, dan keamanan

Persentase laporan hasil pemantauan, evaluasi, dan analisis atas pelaksanaan kebijakan dan program

pemerintah di bidang politik dan hubungan internasional secara tepat waktu

Persentase hasil pemantauan, evaluasi, dan analisis atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang politik dan hubungan

internasional yang ditindaklanjuti Penyelesaian rancangan

peraturan presiden, rancangan keputusan presiden, dan rancangan instruksi presiden di bidang politik, hukum, dan keamanan

Persentase penyelesaian rancangan peraturan presiden, rancangan keputusan presiden, dan rancangan instruksi presiden di bidang politik, hukum, dan keamanan secara tepat waktu

Persentase rancangan peraturan presiden, rancangan keputusan presiden, dan rancangan instruksi presiden di bidang politik, hukum, dan keamanan yang ditindaklanjuti

Masing-masing indikator pada kedua Sasaran Strategis merupakan Indikator Kinerja Utama yang dirumuskan dan ditetapkan pada Renstra Deputi Polhukam 2012-2014 dan merupakan penyempurnaan dari Indikator Kinerja Utama tahun sebelumnya.

Indikator Kinerja digunakan untuk mengukur tingkat kualitas penyelesaian hasil perumusan dan analisis atas rencana kebijakan dan

Dokumen terkait