• Tidak ada hasil yang ditemukan

E. Mekanisme Pendanaan (Mechanism Fund)

V. PENUTUP

Pembangunan MDK dalam rangka pemberdayaan masyarakat di sekitar kawasan konservasi dilakukan melalui suatu tahapan kegiatan seperti telah dijelaskan di atas, dan merupakan kegiatan jangka panjang sehingga perlu komitmen yang kuat serta dukungan pendanaan yang berkelanjutan dari semua pihak terkait. Apabila hal tersebut dapat dilaksanakan dengan baik, maka tujuan akhir yang hendak dicapai adalah kelestarian kawasan konservasi dan pengembangan ekonomi produktif masyarakat di sekitar kawasan.

Mengingat desakan yang begitu kuat terhadap kawasan konservasi belakangan ini, maka diharapkan melalui pembangunan MDK ini dapat menjadi benteng pertahanan bagi kawasan konservasi.

Pada desa-desa yang berada di tengah kawasan (di dalam KPA dan KSA), terlebih dahulu ditetapkan statusnya, melalui sistem zonasi kemudian ditentukan Petunjuk Teknis (Juknis) tentang pengelolaan zona tersebut, misalnya zona tradisional, zona khusus, atau enclave. Selanjutnya baru dapat dibangun MDK sesuai dengan juknis pengelolaan zona tersebut. Dalam menetapkan jenis kegiatan yang akan dikembangkan pada MDK, perlu disesuaikan dengan agroklimat setempat.

Semua desa yang telah ditetapkan sebagai desa penyangga KPA dan KSA sedapat mungkin secara bertahap dibangun MDK. MDK dapat juga dikembangkan di desa lain terutama desa-desa di sekitar DAS pada hutan lindung dan hutan produksi.

Dalam pengembangan MDK, diharapkan dapat menjadi desa wisata yang berwawasan lingkungan. Sesuai hasil survei yang dilakukan oleh World Tourism Organization (WTO), faktor lingkungan memberikan pengaruh bagi turis dalam pemilihan daerah tujuan wisata, dengan angka prosentase adalah sebagai berikut; pemandangan alam yang indah (51%), alam yang tidak tercemar (23%), kwalitas air (27%), kwalitas udara (22%), adat istiadat tradisional (16%). Angka prosentase tersebut merupakan pilihan dari wisatawan yang sering melakukan perjalanan tour wisata dibeberapa tempat.

Terkait dengan hal tersebut, jika MDK dapat berkembang, maka keinginan para wisatawan dapat terpenuhi, sehingga MDK menjadi andalan wisata pedesaan yang berbasis lingkungan yang dapat dipromosikan ke luar negeri.

Pedoman ini perlu disosialisasikan di tingkat desa, kecamatan dan kabupaten agar dipahami secara bersama-sama oleh pihak-pihak terkait.

Lampiran 1. Daftar Judul Juknis dan Modul Publikasi Direktorat PJLWA

1. Petunjuk Teknis Pengembangan Ekonomi Produktif Dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat di Sekitar Kawasan Konservasi.

Buku ini sangat relevan untuk membangun MDK sebagai bahan pembelajaran bagi kelembagaan (SPKP) di lokasi MDK yang sedang dibangun pada setiap Unit Pelaksana Teknis (UPT). Terdiri dari 7 judul buku, yaitu:

Dasar-Dasar Pengawetan Tanah dan Air

Tujuan pengawetan tanah dan air adalah mencegah tanah terkikis dan hanyut oleh air, mengusahakan supaya tanah tetap subur, dan mengendalikan air supaya menyerap ke dalam tanah. Salah satu cara untuk mencegah hanyutnya tanah (erosi) adalah memasang penahan-penahan melintang di kebun mengikuti garis kontur, tujuannya adalah untuk membagi kebun menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, sehingga kekuatan aliran air yang mengikis tanah akan berkurang. Di kebun yang tanahnya cukup tebal dapat dibuat parit dan pematang di sepanjang garis kontur, dengan tujuan selain untuk menahan tanah, juga untuk menahan air agar lebih banyak yang meresap ke dalam tanah dan tidak mengalir di kebun. Pada tanah yang tebal juga bisa dibuat teras bangku. Teras bangku hasilnya lebih cepat tampak, tetapi membutuhkan lebih banyak tenaga dalam pembuatannya.

Tanaman yang baik untuk mempertahankan kesuburan tanah adalah tanaman yang dapat menyuburkan tanah, menahan tanah dengan baik, membantu penyerapan air, tumbuh cepat, dan mempunyai manfaat lain seperti kayu bakar dan makanan ternak. Jenis-jenis tanaman tersebut antara lain Kaliandra, Gamal, dan Lamtoro.

Supaya pekerjaan yang sudah dilakukan bermanfaat, maka perlu dilakukan pemeliharaan yang teratur, yaitu pembersihan dan penggalian parit kontur setiap kali terisi tanah, penyiangan dan penggemburan tanah, dan pemangkasan.

Pemanfaatan Lahan dan Penanamannya

Tahap persiapan meliputi pemilihan tempat penanaman; pemilihan jenis sayur mayur; pembuatan teras, saluran air dan pagar; dan pengolahan tanah. Tempat penanaman sayur mayur bisa di kebun secara tumpangsari dengan tanaman pangan atau di kebun khusus sayur mayur. Syarat tempat penanaman adalah cukup sinar matahari, dan dekat dengan sumber air. Jenis sayur mayur yang akan ditanam disesuaikan dengan keadaan alam di tempat yang akan ditanami, dan harus diperhatikan sifat-sifat sayur mayur yang akan ditanam seperti ketahanannya terhadap hujan, umur tanaman, maupun bagian tanaman yang diinginkan. Kegiatan pengolahan tanah meliputi penggalian tanah yang dalam, penggemburan dan pemupukan.

Penanaman ada 2 cara yaitu penanaman langsung (benih, stek atau umbi) dan tidak langsung (disemaikan dulu).

Pemeliharaan yang dilakukan yaitu penaungan; penyulaman; penyiraman; penyiangan, penggemburan dan pembubunan; pemberian mulsa; pemupukan; pengajiran (penyanggaan); serta pengendalian hama dan penyakit.

Pemanenan harus dilakukan pada saat yang tepat, jangan terlalu cepat dan jangan terlalu lambat (cepat busuk, dll).

Usaha Tani Terpadu

Usaha tani terpadu merupakan salah satu cara yang sudah biasa dilakukan. Usaha tani terpadu meliputi usaha pertanian, usaha peternakan, dan usaha perkebunan. Usaha pengawetan tanah dan air pada umumnya mencakup pembuatan larikan tanaman yang tumbuh cepat pada teras di kebun. Pelaksanaan pengawetan tanah dan air akan mengurangi erosi, meningkatkan kesuburan tanah, dan memanfaatkan air hujan dengan sebaik-baiknya. Peningkatan produksi pertanian juga mencakup usaha peternakan yang lebih baik. Melestarikan dan meningkatkan produksi kebun dengan usaha tanaman umur panjang juga membawa banyak manfaat bagi keluarga petani, baik untuk memenuhi kebutuhan keluarga maupun sebagai sumber pendapatan yang diperlukan untuk memenuhi berbagai keperluan lain.

Mengembangkan Hutan Keluarga

Hutan keluarga banyak memberikan manfaat, yaitu terpenuhinya kebutuhan pokok keluarga, memperbaiki kesuburan tanah, meningkatkan penyerapan air ke dalam tanah serta menjaga kelembaban tanah dan menyegarkan udara, mengurangi pengambilan yang berlebihan terhadap hasil hutan, menjadi pembatas lahan yang menjadi milik atau hak garap keluarga, dan menambah pendapatan keluarga. Dalam mengembangkan hutan keluarga, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu lokasi (tergantung luas dan jumlah lahan, tingkat kesuburan tanah dan kemiringan lahan), jenis pohon (dikombinasikan jenis tanaman yang dapat dipanen dalam jangka pendek, menengah, dan panjang disesuaikan dengan kebutuhan keluarga), jarak tanam (berdasarkan jenis pohon, kesuburan tanah, dan kemiringan lahan), sumber dan mutu benih (dilakukan penjemuran, pengupasan, pemilihan, dan penyimpanan), dan tenaga kerja.

Tahapan pelaksanaan pengembangan hutan keluarga yaitu perencanaan, penentuan lokasi, pengumpulan benih, persemaian, pengokeran, persiapan lahan, pengangkutan, penanaman, dan pemeliharaan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan hutan keluarga adalah keterbatasan pengetahuan dan ketrampilan, keadaan lingkungan, kekurangan benih/bibit yang bermutu baik, ternak lepas dan kebakaran, status lahan, keterbatasan air, harga dan pemasaran hasil, dan kebijakan/peraturan yang mengatur pengembangan kenis pohon tertentu. Pengantar Beternak Kambing

Keuntungan beternak kambing adalah sebagai sumber penghasilan dan tabungan, kotorannya dapat digunakan sebagai pupuk, mudah diurus, dan modal tidak terlalu besar. Yang perlu diperhatikan dalam beternak

kambing adalah jenis kambing (disesuaikan dengan tujuan, untuk diambil dagingnya atau diambil susunya), pakan (termasuk vitamin, mineral, air minum, dan garam), kandang, kesehatan dan penyakit kambing, pembiakan, dan pemeliharaan.

Pengantar Bertanam Tanaman Keras

Kebutuhan akan kayu bakar, kayu untuk bahan bangunan, perabot, pagar, dll harus mulai dipikirkan untuk mulai menanam pohon-pohon untuk memenuhi keperluan tersebut. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penenaman tanaman keras adalah perencanaan (kebutuhan, jenis pohon, ketinggian dan iklim setempat, kemiringan tanah dan kesuburannya, pemilihan tempat), penanaman langsung (benih, stek, anakan), penanaman tidak langsung (persemaian, pencangkokan, penyambungan), pemeliharaan, dan perbanyakan.

Pemeliharaan Ikan Di Kolam Pekarangan

Keuntungan yang diperoleh dari usaha ini adalah tidak membutuhkan biaya yang besar, mudah mengerjakannya, hasilnya dapat diperoleh dalam waktu yang tidak terlalu lama. Syarat-syarat yang harus dipenuhi sebelum membuat kolam ikan adalah sumber air yang mengalir sepanjang tahun, lahan pekarangan, modal, keamanan, dan jenis tanah.

Yang harus diperhatikan dalam usaha ini adalah Cara membuat kolam (menentukan bentuk kolam, menentukan ukuran pematang, membuat pematang dan saluran air, mencangkul kolam, mengeringkan kolam, membuat kolam perbenihan di dekat kolam utama), memupuk kolam dengan pupuk kandang atau kompos, mengairi kolam, pemeliharaan ikan (memilih benih ikan yang baik, menentukan jumlah benih ikan, mengangkut benih ke lokasi kolam, menabur benih ikan ke kolam), pakan ikan (waktu memberi pakan, macam pakan ikan, jumlah pakan, dan cara memberipakan pada ikan), merawat kolam (merawat pematang, mengontrol ketinggian air kolam, dan mengatur peredaran air kolam), hama dan penyakit (jenis-jenis hama ikan, cara-cara menanggulangi hama ikan, penyakit ikan, cara-cara menanggulangi penyakit ikan), panen ikan (menguras kolam, dan memancing ikan), dan membiakkkan ikan (membuat kolam perbenihan, memilih induk iken, masa perkawinan, mengeluarkan induk ikan dari kolam perbenihan, dan membersihkan lumpur).

2. Modul Pelatihan Agroforestry Bagi Petani Dalam Rangka

Pemberdayaan Masyarakat di Sekitar Kawasan Konservasi.

Modul ini disusun sebagai alat bantu pembelajaran petani secara terbuka. Dengan demikian, pelaksanaan seluruh tahapan kegiatan akan terjamin dilaksanakan secara taat azas karena prinsip keterbukaannya diharapkan akan membangun fungsi kontrol secara partisipatif. Terdiri dari 27 judul buku, yaitu:

2.1. Petunjuk Penggunaan Modul dan Mengenal Agroforestry

Dalam petunjuk penggunaan modul ini ditulis mengenai tujuan, materi pembelajaran, metode pembelajaran, prinsip-prinsip pembelajaran, dan cara menggunakan modul.

Tujuan disusunnya petunjuk penggunaan modul ini adalah membangun perilaku belajar (learning habit) para petani di bidang agroforestry untuk meningkatkan kualitas pengelolaan usaha agroforestry berwawasan lingkungan secara berkelanjutan. Prinsip-prinsip pembelajaran yang dipakai dalam modul ini adalah prinsip keterbukaan, prinsip belajar dalam situasi nyata, prinsip learning by doing, prinsip belajar menemukan sendiri, dan prinsip kemitraan.

Modul mengenal agroforestry berisi mengenai topik, tujuan (peserta mampu menerapkan agroforestry), materi (pengertian, manfaat, lahan, dan pola agroforestry), metode (fasilitator menggali pendapat dari peserta tentang agroforestry dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan apa, siapa, kapan, dimana, mengapa, & bagaimana, fasilitator menggali informasi tentang pengalaman peserta dalam berusaha agroforestry), media (alat tulis), waktu (180 menit), tempat (rumah petani, balai desa, dll), dan kegiatan (identifikasi jenis komoditi usaha wanatani dan petani pengelolanya, membuat daftar pertanyaan untuk bahan wawancara, peninjauan lapangan dan mencatat hasil wawancara dan pengamatan wilayah, mempresentasikan hasil pengamatan, diskusi, dan menyusun rencana penerapan).

Tujuan modul mengenal agroforestry adalah. Agroforestry diartikan sebagai perpaduan usaha pertanian dengan usaha kehutanan.

2.2. Perbenihan Tanaman Agroforestry

Ringkasan isi modul ini adalah topik, tujuan (peserta mampu menerapkan teknik perbenihan tanaman agroforestry), materi (cara memperoleh benih, persyaratan benih yang baik, pemilihan pohon, pengumpulan benih, dan pengolahan benih), metode (curah pendapat, diskusi, tinjauan lapangan, wawancara), media (alat tulis), waktu (180 menit), tempat (di rumah petani, balai desa, dll), dan kegiatan (peserta menetapkan jenis tanaman yang akan ditanam, menyiapkan benih tanaman pangan, menyiapkan benih tanaman keras, menghitung daya kecambah, diskusi, dan menyusun rencana penerapan.

2.2.1. Persemaian

Ringkasan isi modul ini adalah topik, tujuan (peserta mampu menerapkan persemaian benih agroforestry dengan baik), materi (bahan & media persemaian, persemaian benih kecil & besar), metode (curah pendapat, diskusi, tinjauan lapangan, dan musyawarah), media (alat tulis, lahan yang diapakai untuk persemaian, contoh polybag, bahan serahan), waktu (180 menit), tempat (di rumah petani, balai desa, dll), dan kegiatan (inventarisasi petani-petani yang sedang mempunyai kegiatan persemaian, menyiapkan daftar pertanyaan, melakukan tinjauan lapangan, diskusi, dan menyusun rencana penerapan).

2.2.2. Pembibitan Tanaman Agroforestry

Ringkasan isi modul ini adalah topik, tujuan (peserta mampu menerapkan teknis pembibitan tanaman agroforestry), materi (penyiapan, pemeliharaan, pemanenan, dan pengangkutan bibit), metode (curah pendapat, diskusi, tinjauan lapangan, dan

musyawarah), media (alat tulis), waktu (180 menit), tempat (di rumah petani, balai desa, dll), dan kegiatan (identifikasi petani calon responden yang mempunyai areal pembibitan, menyiapkan daftar pertanyaan bahan wawancara, melakukan tinjauan lapangan dan wawancara, diskusi, dan menyusun rencana penerapan).

2.3. Penanaman Tanaman Agroforestry

Ringkasan isi modul ini adalah topik, tujuan (peserta mampu menerapkan tahapan penanaman tanaman agroforestry), materi (penyiapan lahan, pengangkutan bibit, penanaman), metode (curah pendapat, diskusi, tinjauan lapangan, dan musyawarah), media (alat tulis), waktu (180 menit), tempat (di rumah petani, balai desa, dll), dan kegiatan (inventarisasi petani-petani yang baru saja melakukan tahapan penanaman, menyiapkan daftar pertanyaan untuk wawancara di lapangan, diskusi, dan menyusun rencana penerapan).

2.4. Pemeliharaan Tanaman Agroforestry

Ringkasan isi modul ini adalah topik, tujuan (peserta mampu menerapkan teknik pemeliharaan tanaman agroforestry), materi (penyulaman, pengendalian gulma, pembubunan/pendangiran, pengendalian dan penggembalaan liar, dan pencegahan bahaya kebakaran), metode (curah pendapat, diskusi, dan tinjauan lapangan), media (alat tulis), waktu (180 menit), tempat (di rumah petani, balai desa, dll), dan kegiatan (inventarisasi petani-petani mempunyai lahan pertanaman agroforestry, membuat daftar pertanyaan mengenai kegiatan pemeliharaan, peninjauan lapangan dan mencatat hasil wawancara dan pengamatan wilayah, peninjauan lapangan dan wawncara, diskusi, dan menyusun rencana penerapan).

2.5. Pola Tanam Tanaman Agroforestry

Ringkasan isi modul ini adalah topik, tujuan (peserta mampu menerapkan pola penanaman tanaman agroforestry), materi (mengenal bermacam-macam pola tanam), metode (curah pendapat, diskusi, tinjauan lapangan, dan musyawarah), media (alat tulis), waktu (180 menit), tempat (di rumah petani, balai desa, dll), dan kegiatan (peserta menggambarkan pola tanam dan denah tanam berdasarkan pengalaman masing-masing peserta, mencatat jenis-jenis pola tanam yang biasa dilakukan oleh peserta yang lain, membuat daftar pertanyaan untuk wawancara, diskusi, dan menyusun rencana penerapan).

2.5.1. Pupuk Organik/Pupuk Alam

Ringkasan isi modul ini adalah topik, tujuan (peserta dapat mengenal beberapa jenis pupuk organik serta fungsi pupuk organik), materi (pengenalan, manfaat, dan cara penggunaan pupuk organik), metode (curah pendapat, tanya jawab, tinjauan lapangan, dan diskusi), media (alat tulis, dan lokasi peninjauan), waktu (180 menit), tempat (di rumah petani, balai desa, dll), dan kegiatan (pengamatan beberapa jenis pupuk organik, memahami fungsi jenis-jenis pupuk organik, diskusi, dan dan menyusun rencana penerapan).

2.6. Pupuk An-organik/Pupuk Buatan

Ringkasan isi modul ini adalah topik, tujuan (peserta dapat mengenal beberapa jenis pupuk anorganik serta dapat menggolongkan berdasarkan kandungan unsur hara, kelarutan dan kemasamannya), materi (pengenalan jenis dan penerapan pupuk anorganik dalam pertanaman), metode (curah pendapat, tanya jawab, dan diskusi), media (alat tulis, dan contoh jenis-jenis pupuk anorganik), waktu (180 menit), tempat (di rumah petani, balai desa, dll), dan kegiatan (pengamatan beberapa jenis pupuk anorganik, memahami penggolongan fungsi jenis-jenis pupuk buatan, diskusi, dan dan menyusun rencana penerapan).

2.7. Olah Jalur dan Olah Lubang

Ringkasan isi modul ini adalah topik, tujuan (peserta mampu menerapkan teknik olah jalur dan olah lubang di kebun maing-masing), materi (pengenalan dan menyusun rancangan olah jalur & olah lubang), metode (curah pendapat, tanya jawab, tinjauan lapangan, dan diskusi), media (alat tulis dan tempat praktek lapangan), waktu (180 menit), tempat (di rumah petani, balai desa, dll), dan kegiatan (pengamatan olah jalur dan olah lubang di lapangan, membuat rancangan olah jalur dan olah lubang, diskusi, dan dan menyusun rencana penerapan).

2.8. Sistem Bera

Ringkasan isi modul ini adalah topik, tujuan (peserta mampu menerapkan sistem bera sebagai salah satu cara untuk mempertahankan kesuburan tanah), materi (pengenalan, manfaat penerapan, dan menyusun rancangan sistem bera), metode (curah pendapat, tanya jawab, tinjauan lapangan, dan diskusi), media (alat tulis), waktu (180 menit), tempat (di rumah petani, balai desa, tempat usahatani sistem bera), dan kegiatan (pengamatan sistem bera di lapangan, membuat rancangan sistem bera, diskusi, dan dan menyusun rencana penerapan).

2.9. Hutan Keluarga

Ringkasan isi modul ini adalah topik, tujuan (peserta dapat menerapkan teknik hutan keluarga sebagai salah satu teknologi agroforestry jangka panjang satu cara untuk mempertahankan kesuburan tanah), materi (pengenalan hutan keluarga, manfaat hasil tiap jenis pohon, dan merencanakan hutan keluarga), metode (curah pendapat, tanya jawab, pengamtan lapangan, dan diskusi), media (alat tulis dan tempat praktek lapangan), waktu (180 menit), tempat (di rumah petani, balai desa, lokasi praktek), dan kegiatan (menetapkan lokasi hutan keluarga, menentukan jenis pohon dan jarak tanam, mengidentifikasi manfaat hasil dan jenis pohon yang ditanam, merencanakan hutan keluarga, mengidentifikasi tahapan pengembangan sistem usaha tani hutan keluarga, mendiskusikan hasil kerja, menyimpulkan hasil pembelajaran, membuat rencana penerapan).

2.10. Budidaya Pagar Hidup

Ringkasan isi modul ini adalah topik, tujuan (peserta mampu menerapkan teknik penanaman pagar hidup glirisidia), materi (pengenalan pagar hidup, dan teknik penanaman pagar hidup glirisidia), metode (curah pendapat, tanya jawab, tinjauan lapangan, dan diskusi), media (lokasi praktek lapangan, bahan stek glirisidia, gergaji, pita ukur, dan cangkul), waktu (180 menit), tempat (di tempat praktek, balai desa, dll), dan kegiatan (mengenal glirisidia, memilih bahan stek glirisidia, membuat stek glirisidia, membuat lubang tanaman, menanam stek glirisidia, diskusi, dan dan menyusun rencana penerapan).

2.11. Budidaya Pekarangan

Ringkasan isi modul ini adalah topik, tujuan (peserta mampu melakukan penataan lahan pekarangan yang sesuai dengan konsep agroforestry), materi (identifikasi potensi, jenis-jenis tata letak, dan penataan lahan pekarangan), metode (curah pendapat, pengamatan lapangan, dan diskusi), media (alat tulis, dan lokasi peninjauan), waktu (180 menit), tempat (di rumah petani, balai desa, ruang kelas), dan kegiatan (mengidentifikasi potensi lahan pekarangan dan lahan kelompok, mengamati dan menilai tata letak lahan pekarangan, merumuskan penataan lahan pekarangan dan lahan kelompok, diskusi, dan dan menyusun rencana penerapan).

2.12. Budidaya Lorong

Ringkasan isi modul ini adalah topik, tujuan (peserta mampu melakukan sistem usahatani budidaya lorong), materi (identifikasi potensi lahan dan tanaman yang dapat digunakan, bentuk-bentuk budidaya lorong, dan membuat rencana budidaya lorong yang baik), metode (curah pendapat, pengamatan lapangan, dan diskusi), media (alat tulis, dan lokasi peninjauan), waktu (180 menit), tempat (di rumah petani, balai desa, ruang kelas), dan kegiatan (mengidentifikasi potensi lahan dan tanaman yang dapat digunakan dalam budidaya lorong, mengamati dan menilai budidaya lorong, merumuskan rencana budidaya lorong yang sesuai dengan kondidi wilayah, diskusi, dan dan menyusun rencana penerapan).

2.13. Usaha Tani Terpadu dalam Agroforestry

Ringkasan isi modul ini adalah topik, tujuan (peserta memahami sistem usaha tani terpadu sehingga mampu membuat kombinasi-kombinasi terbaik dari komoditi usaha tani yang dirancang), materi (pengenalan usahatani terpadu, dan membuat kombinasi usaha tani terbaik), metode (curah pendapat, tanya jawab, pengamatan lapangan, dan diskusi), media (alat tulis, dan lokasi pengamatan lapangan), waktu (180 menit), tempat (di rumah petani, balai desa, tempat praktek, dll), dan kegiatan (pengamatan lapangan usaha tani terpadu, pencatatan kombinasi komoditi usaha tani, menyusun rancangan usaha tani terpadu, diskusi, dan dan menyusun rencana penerapan).

2.14. Terasering

Ringkasan isi modul ini adalah topik, tujuan (peserta mampu menetapkan lokasi lahan kritis di wilayahnya yang perlu dilakukan konservasi dan menetapkan jenis terasering yang sesuai dengan tingkat kemiringannya), materi (pengertian, tujuan dan manfaat, jenis tanaman penutup tanah, pengelolaan tanaman penutup tanah), metode (curah pendapat, wawancara, tinjauan lapangan, dan diskusi), media (alat tulis dan bahan serahan), waktu (180 menit), tempat (di rumah petani, balai desa, lahan usaha terasering, dll), dan kegiatan (pengamatan jenis konservasi terasering di wilayahnya, diskusi, dan dan menyusun rencana penerapan).

2.15. SPA (Saluran Pengendali Air)

Ringkasan isi modul ini adalah topik, tujuan (peserta mampu menerapkan konsep pembuatan Saluran Pengendali Air/SPA sebagai bagian dan kelengkapan pembuatan teras), materi (pengertian, tujuan dan manfaat, dan cara pembuatan SPA), metode (curah pendapat, wawancara, tinjauan lapangan, dan diskusi), media (alat tulis, lembar identifikasi Lokasi SPA, alat ukur, ondol-ondol, dan bahan serahan), waktu (180 menit), tempat (di rumah petani, balai desa, Lahan Usaha Terasering, dll), dan kegiatan (pengamatan SPA pada jenis konservasi terasering di wilayahnya, diskusi, dan dan menyusun rencana penerapan).

2.16. BTA (Bangunan Terjunan Air)

Ringkasan isi modul ini adalah topik, tujuan (peserta mampu menerapkan konsep pembuatan Bangunan Terjunan Air/BTA sebagai bagian dan kelengkapan pembuatan teras), materi (pengertian, tujuan & manfaat, dan bahan & cara pembuatan BTA), metode (curah pendapat, wawancara, tinjauan lapangan, dan diskusi), media (alat tulis, lembar identifikasi lokasi BTA, alat ukur, ondol-ondol, dan bahan serahan), waktu (180 menit), tempat (di rumah petani, balai desa, dll), dan kegiatan (pengamatan BTA pada jenis konservasi terasering di wilayahnya, diskusi, dan dan menyusun rencana penerapan).

2.17. Embung

Ringkasan isi modul ini adalah topik, tujuan (peserta mampu menerapkan konsep pembuatan Embung sebagai bagian dan kelengkapan pembuatan teras), materi (pengertian, persyaratan lokasi embung, cara pembuatan embung, dan pemeliharaan embung), metode (curah pendapat, wawancara, tinjauan lapangan, dan diskusi), media (alat tulis, lembar identifikasi lokasi Embung, alat ukur, ondol-ondol, dan bahan serahan), waktu (180 menit), tempat (di rumah petani, balai desa, Lahan Usaha Terasering, dll), dan kegiatan (pengamatan Embung pada jenis konservasi terasering di wilayahnya, diskusi, dan dan menyusun rencana penerapan).

2.18. HMT (Hijauan Makanan Ternak)

Ringkasan isi modul ini adalah topik, tujuan (peserta mampu menerapkan konsep pengelolaan Hijauan Makanan ternak (HMT) di lahan kritis di wilayahnya), materi (jenis-jenis HMT, cara perolehan bibit, cara penanaman bibit, cara pemanfaatan HMT), metode (curah pendapat, wawancara, tinjauan lapangan, dan diskusi), media (alat tulis, lembar identifikasi lokasi

pengelolaan HMT, alat ukur, dan bahan serahan), waktu (180 menit), tempat (di rumah petani, balai desa, lahan usaha terasering, dll), dan kegiatan (pengamatan pengelolaan HMT pada jenis konservasi terasering di wilayahnya, diskusi, dan dan menyusun rencana penerapan).

2.19. Penggunaan Mulsa

Ringkasan isi modul ini adalah topik, tujuan (peserta mampu melakukan penggunaan mulsa sebagai salah satu teknik konservasi tanah), materi (pengertian & manfaat mulsa, jenis-jenis mulsa, dan membuat mulsa), metode (curah pendapat, pengamatan lapangan, dan diskusi kelompok), media (alat tulis), waktu (180 menit), tempat (di rumah petani, balai desa, ruang kelas, lahan pengamatan, dll), dan kegiatan (mengidentifikasi jenis-jenis tanaman yang dapat digunakan sebagai mulsa, mengamati dan menilai penggunaan mulsa pada lahan pengamatan, merumuskan rencana penggunaan mulsa pada lahan usaha agroforestry, diskusi, dan menyusun rencana penerapan).

2.20. Tanaman Penutup Tanah

Dokumen terkait