• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bagian ini berisikan tentang keseluruhan hasil penelitian, yakni berupa kesimpulan dan saran.

DAFTAR PUSTAKA

BAB II

URAIAN TEORITIS

2.1 Komunikasi dan Komunikasi Massa

2.1.1 Pengertian Komunikasi

Istilah komunikasi kian hari kian popular. Begitu populernya sampai muncul berbagai macam istilah komunikasi. Ada komunikasi timbal balik, ada komunikasi tatap muka, ada komunikasi langsung, komunikasi vertikal, komunikasi dua arah dan lain sebagainya.

Adapun istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari bahasa Latin communication dan bersumber dari kata communis. Arti communis disini adalah sama, dalam arti kata sama makna, yaitu sama makna mengenai suatu hal.

Sebenarnya istilah-istilah seperti itu tidak perlu membingungkan kita. Apapun istilahnya, bila kita tetap berpijak pada obyek formal ilmu komunikasi dan memahami ruang lingkupnya, maka semua istilah itu dapat diberi pengertian secara jelas dan dapat dibedakan menurut karakteristiknya masing-masing. Salah satu persoalan di dalam memberi pengertian komunikasi, yakni banyaknya definisi yang telah dibuat oleh pakar menurut bidang ilmunya.

Menurut Bernard Berelson dan Gary A. Stainer, komunikasi adalah kegiatan penyampaian informasi, gagasan, emosi, keterampilan dan sebagainya

dengan menggunakan lambang-lambang atau kata-kata, gambar, bilangan, grafik, dan lain-lain (Ruslan, 2002 : 17).

Menurut Carl I. Hovland, mengemukakan bahwa komunikasi itu adalah suatu proses dimana seseorang memindahkan perangsang yang biasanya berupa lambang kata-kata untuk merubah tingkah laku orang lain (Soenarjo, 1995 : 143).

Untuk memahami pengertian dari komunikasi, para peminat komunikasi sering kali mengutip paradigma yang dikemukakan oleh Harold Lasswell yang terkenal dengan model komunikasinya berupa ungkapan verbal “who says what in which channel to whom with what effect”, yakni bahwa komunikasi meliputi 5 unsur :

a. Who (komunikator), pihak yang menyampaikan pesan.

b. Says what (pesan), pernyataan yang didukung oleh lambang-lambang. c. In which channel (media), sarana atau saluran yang mendukung

penyampaian pesan.

d. To whom (komunikan), pihak yang menerima pesan.

e. With what effect (efek yang ditimbulkan), dampak yang timbul sebagai pengaruh pesan.

(Effendy, 1992 : 10).

Berdasarkan adanya paradigma ini dapatlah disimpulkan bahwa komunikasi itu adalah suatu proses penyampaian pesan yang dilakukan dari komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan adanya efek tertentu.

2.1.2 Proses Komunikasi

Dari pengertian komunikasi sebagaimana diutarakan di atas, tampak adanya sejumlah komponen atau unsur yang dicakup, yang merupakan persyaratan terjadinya komunikasi. Dalam “ bahasa komunikasi “ komponen-komponen tersebut adalah sebagai berikut :

a. Komunikator, yakni orang yang menyampaikan pesan;

b. Pesan, yakni pernyataan yang di dukung oleh lambang-lambang; c. Komunikan, yakni orang yang menerima pesan;

d. Media, yakni sarana atau saluran yang mendukung pesan bila komunikasi jauh tempatnya atau banyak jumlahnya;

e. Efek, yakni dampak sebagai pengaruh dari pesan.

Adapun teknik berkomunikasi adalah cara atau “ seni “ penyampaian suatu pesan yang dilakukan seorang komunikator sedemikian rupa, sehingga menimbulkan dampak tertentu pada komunikan. Pesan yang disampaikan oleh komunikator adalah pernyataan sebagai paduan pikiran dan perasaan, dapat berupa ide, informasi, keluhan, keyakinan, himbauan, anjuran dan sebagainya. Pernyataan tersebut dibawakan oleh lambang, umumnya bahasa. Dikatakan bahwa umumnya bahasa yang dipergunakan untuk menyalurkan pernyataan itu, sebab ada juga lambang lain yang dipergunakan, antara lain gerakan anggota tubuh, gambar, warna dan sebagainya. Melambaikan tangan, mengedipkan mata, mencibirkan bibir atau menganggukan kepala adalah hal yang merupakan lambang untuk menunjukkan perasaan atau pikiran seseorang.

Gambar, apakah itu foto, lukisan, sketsa, karikatur, diagram, grafik, atau lain-lainnya adalah lambang yang biasa digunakan untuk menyampaikan pernyataan seseorang. Demikian pula warna, seperti lampu lalu lintas : merah berarti berhenti, kuning berarti bersiap-siap atau berhati-hati, dan hijau berarti berjalan. Kesemuanya itu lambang yang dipergunakan polisi lalu lintas untuk menyampaikan instruksi kepada para pemakai jalan.

Diantara sekian banyak lambang yang biasa digunakan dalam komunikasi adalah bahasa, sebab bahasa dapat menunjukkan pernyataan seseorang mengenai hal-hal, selain yang kongkrit juga yang abstrak, baik yang terjadi saat sekarang maupun waktu yang lalu dan masa yang akan datang, tidak demikian kemampuan lambang-lambang lainnya.

Adapun yang terpenting dalam komunikasi adalah bagaimana caranya agar suatu pesan yang disampaikan komunikator itu menimbulkan dampak atau efek tertentu pada komunikan.

Dampak yang ditimbulkan dapat diklasifikasikan menurut kadarnya, yakni adanya :

a. Dampak Kognitif

Dampak Kognitif adalah hal yang timbul pada komunikan yang menyebabkan dia menjadi tahu atau meningkat intelektualitasnya. Disini pesan yang disampaikan komunikator ditujukan kepada pikiran si komunikator yang kemudian ditujukan kepada pikiran si komunikan. Dengan perkatan lain, tujuan komunikator hanyalah berkisar pada upaya mengubah pikiran diri komunikan.

b. Dampak Afektif

Dampak afektif lebih tinggi kadarnya daripada dampak kognitif. Disini tujuan komunikator bukan hanya sekedar supaya komunikan tahu, tetapi tergerak hatinya menimbulkan perasaan tertentu, misalnya perasaan terharu, sedih, gembira, marah, dan sebagainya.

c. Dampak Behavioral

Merupakan suatu dampak yang paling tinggi kadarnya, yakni dampak yang ditimbulkan pada komunikan dalam bentuk adanya suatu perilaku atau tindakan (Rakhmat, 2004 : 209).

Untuk contoh mengenai ketiga jenis dampak di atas dapat diambil dari berita surat kabar. Seperti adanya surat kabar yang pernah membuat berita dengan dilengkapi foto mengenai seseorang wanita yang menderita tumor menahun sehingga perutnya menjadi besar. Peristiwa yang diberitakan lengkap dengan fotonya ini menarik banyak perhatian banyak pembaca. Berita tersebut dapat menimbulkan berbagai jenis efek. Jika seorang membaca hanya tertarik untuk membacanya saja dan kemudian ia menjadi tahu, maka dampaknya hanya berkadar kognitif saja dan apabila ia merasa iba atas penderita perempuan yang hidupnya tidak berkecukupan itu, berita tersebut menimbulkan dampak afektif, tetapi kalau si pembaca yang tersentuh hatinya itu, kemudian pergi ke redaksi surat kabar yang memberitakannya dan menyerahkan sejumlah uang untuk disampaikan kepada si penderita, maka berita tadi menimbulkan dampak behavioral.

2.1.3 Pengertian Komunikasi Massa

Pengertian komunikasi massa merujuk kepada pendapat Tan dan Wright yang mengatakan bahwa komunikasi massa merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan saluran (media) dalam menghubungkan komunikator dan komunikan secara massal, berjumlah banyak, bertempat tinggal yang jauh (terpencar), sangat heterogen, dan menimbulkan efek tertentu (Komala dan Elvinaro, 2004 : 3).

Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner yakni pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang (Komala dan Elvinaro, 2004 : 3). Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi massa itu harus menggunakan media massa. Jadi, sekalipun komunikasi itu disampaikan kepada khalayak yang banyak, seperti rapat akbar di lapangan luas yang dihadiri oleh ribuan, bahkan puluhan ribu orang, jika tidak menggunakan media massa, maka itu bukan komunikasi massa. Media komunikasi yang termasuk media massa adalah radio siaran dan televisi, keduanya dikenal sebagai media elektronik, adanya media cetak yakni surat kabar dan majalah serta ada juga media film yakni film sebagai media komunikasi massa adalah film bioskop.

Ada juga definisi tentang komunikasi massa yang lebih rinci dikemukakan oleh ahli komunikasi yang lain, yaitu Gerbner yang menyatakan bahwa komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang berkelanjutan serta paling luas dimiliki orang

dalam masyarakat industri (Komala dan Elvinaro, 2004 : 4). Dari definisi Gerbner ini tergambar bahwa komunikasi massa itu menghasilkan suatu produk berupa pesan-pesan komunikasi. Produk tersebut disebarkan kepada khalayak luas secara terus menerus dalam jarak waktu yang tetap, misalnya harian, mingguan, atau bulanan. Proses memproduksi pesan tidak dapat dilakukan oleh perorangan, melainkan harus oleh lembaga, dan membutuhkan suatu teknologi tertentu, sehingga komunikasi massa akan banyak dilakukan oleh masyarakat industri.

Definisi komunikasi massa dari Meletzke berikut ini memperlihatkan sifat dan ciri komunikasi massa yang satu arah dan tidak langsung sebagai akibat dari penggunaan media massa, juga sifat pesannya yang terbuka untuk semua orang. Dalam definisi Meletzke, komunikasi massa diartikan sebagai setiap bentuk komunikasi yang menyampaikan pernyataan secara terbuka melalui media penyebaran teknis secara tidak langsung dan satu arah pada publik yang tersebar (Komala dan Elvinaro, 2004 : 4). Istilah tersebar menunjukkan bahwa komunikan sebagai pihak penerima pesan tidak berada di satu tempat, tetapi tersebar di berbagai tempat.

Menurut Freidson, definisi komunikasi massa dibedakan dari jenis komunikasi lainnya dengan suatu kenyataan bahwa komunikasi massa dialamatkan kepada sejumlah populasi dari berbagai kelompok, dan bukan hanya satu atau beberapa individu atau sebagian khusus populasi. Komunikasi massa juga mempunyai anggapan tersirat akan adanya alat-alat khusus untuk menyampaikan komunikasi agar komunikasi itu dapat mencapai pada saat yang

sama semua orang yang mewakili berbagai lapisan masyarakat (Komala dan Elvinaro, 2004 : 4).

Bagi Freidson, khalayak yang banyak dan tersebar itu dinyatakan dengan istilah sejumlah populasi, dan populasi tersebut merupakan representasi dari berbagai lapisan masyarakat. Artinya pesan tidak hanya ditujukan untuk

sekelompok orang tertentu saja, melainkan diberikan untuk semua orang. Dalam hal ini Freidson dapat menunjukkan ciri komunikasi massa yang lain yaitu

adanya unsur keserampakan penerimaan pesan oleh komunikan, pesan dapat mencapai pada saat yang sama kepada semua orang yang mewakili berbagai lapisan masyarakat, karena dalam proses komunikasi massa ada sifat keserampakan dalam penerimaan pesan.

Menyimak berbagai definisi komunikasi massa yang dikemukakan oleh para ahli komunikasi, nampaknya tidak ada perbedaan yang mendasar atau

prinsip, bahkan definisi-definisi itu satu sama lain saling melengkapi. Hal ini telah memberikan gambaran yang jelas mengenai pengertian komunikasi

massa. Bahkan, secara tidak langsung dari pengertian komunikasi massa dapat diketahui pula ciri-ciri komunikasi massa yang membedakannya dari bentuk komunikasi.

2.1.4 Proses Komunikasi Massa

Terdapat berbagai macam pendapat tentang pengertian komunikasi massa. Ada yang menilai dari segmen khalayaknya, dari segi medianya dan adapula dari sifat pesannya.

Komunikasi massa dapat didefinisikan sebagai suatu proses komunikasi yang berlangsung dimana pesannya dikirim dari sumber yang melembaga kepada khalayak yang sifatnya massa melalui alat-alat yang bersifat mekanis seperti : radio, televisi, surat kabar dan film. Dibandingkan dengan bentuk-bentuk komunikasi sebelumnya, maka komunikasi massa memiliki ciri tersendiri. Sifat pesannya terbuka dengan khalayak yang variatif, baik dari segi usia, agama, suku, pekerjaan, maupun dari segi kebutuhan.

Ciri lain yang dimiliki komunikasi massa adalah sumber dan penerima dihubungkan oleh saluran yang telah diproses secara mekanik. Sumber juga merupakan suatu lembaga atau instuisi yang terdiri dari banyak orang, misalnya reporter, penyiar, editor, tekhnisi dan sebagainya. Karena itu proses penyampaian pesannya lebih formal, terencana dan lebih rumit.

Pesan komunikasi massa berlangsung satu arah dan tanggapan baliknya lambat (tertunda) dan sangat terbatas, tetapi dengan perkembangan teknologi komunikasi yang begitu cepat, khususnya media massa elektronik seperti radio, televisi, internet dan sebagainya maka umpan balik dari khalayak bisa dilakukan dengan cepat.

Selain itu, sifat penyebaran pesan melalui media massa berlangsung begitu cepat, serempak dan luas. Ia mampu mengatasi jarak dan waktu, serta tahan lama bila didokumentasikan. Dari segi ekonomi, biaya produksi komunikasi massa cukup mahal dan memerlukan dukungan tenaga kerja relatif banyak untuk mengelolanya.

Pengertian Komunikasi massa, pada satu sisi adalah proses dimana organisasi media memproduksikan dan menyebarkan pesan kepada publik secara luas dan pada sisi lain diartikan sebagai bentuk komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan anionim melalui media cetak maupun elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat.

Gejala umum yang dapat dilihat dari suatu proses adalah bahwa proses merupakan peristiwa yang berlangsung secara berkelanjutan, tidak diketahui kapan mulainya dan kapan akan berakhir. Dalam operasionalnya, proses memerlukan berbagai komponen penunjang. Demikian pula dengan komunikasi yang pada hakikatnya merupakan suatu proses, berlangsungnya komunikasi sudah pasti memerlukan berbagai komponen. Pengertian komponen disini adalah bagian-bagian terpenting dan mutlak harus ada pada suatu keseluruhan atau kesatuan, yakni komunikator, pesan, dan komunikan.

Apabila salah satu dari ketiga komponen tersebut tidak ada, maka komunikasi tidak dapat berlangsung. Namun demikian, selain ketiga komponen tersebut masih terdapat komponen lainnya yang berfungsi sebagai pelengkap. Artinya, jika komponen tersebut tidak ada, maka tidak akan berpengaruh terhadap komponen lainnya. Oleh karena itu, komponen-komponen utama yakni adanya komunikator-pesan-komunikan mutlak harus ada pada proses komunikasi, baik itu di dalam komunikasi antar personal (interpersonal), kelompok maupun komunikasi massa.

Dalam komunikasi massa, media adalah alat yang dapat menghubungkan antara sumber dan penerima yang sifatnya terbuka dimana setiap orang dapat melihat, membaca, mendengarnya seperti terdapat adanya media cetak dan media elektronik. Berkat perkembangan teknologi komunikasi khususnya di bidang komunikasi massa elektronik yang begitu cepat, maka media massa elektronik makin banyak bentuknya dan makin mengaburkan batas-batas untuk membedakan antara media komunikasi massa dan komunikasi antar pribadi. Hal ini disebabkan karena makin canggihnya media komunikasi itu sendiri yang bisa dikombinasikan (multi-media) antara satu sama lainnya.

Adapun bentuk-bentuk media massa yang digunakan dalam memberikan suatu informasi, dalam hal ini khususnya tentang bahaya asap rokok adalah sebagai berikut :

a. Surat Kabar

Surat kabar merupakan media massa yang paling tua dibandingkan dengan jenis media massa lainnya. Sejarah telah mencatat keberadaan surat kabar dimulai sejak ditemukannya mesin cetak oleh Johan Guternberg di Jerman (Komala dan Elvinaro, 2004 : 99).

Untuk dapat memanfaatkan media massa secara maksimal demi tercapainya tujuan komunikasi, maka seorang komunikator harus memahami kelebihan dan kekurangan media tersebut. Dengan kata lain, komunikator harus

sebagai media cetak, surat kabar tetap berbeda karena memiliki karakteristik yang khas, yang dimiliki masing-masing media.

Adapun karakteristik surat kabar sebagai media massa mencakup : - Publisitas

Publisitas atau publicity adalah penyebaran pada publik atau khalayak. Salah satu karakteristik komunikasi massa adalah pesan yang dapat diterima oleh sebanyak-banyaknya khalayak yang tersebar di berbagai tempat, karena pesan tersebut penting untuk diketahui umum, atau menarik bagi khalayak pada umumnya.

- Periodesitas

Periodesitas menunjuk pada keteraturan terbitnya, bisa harian, mingguan, atau dwi mingguan. Sifat periodesitas sangat penting dimiliki media massa, khususnya surat kabar. Kebutuhan manusia akan informasi sama halnya dengan kebutuhan manusia akan makan, minum, dan pakaian.

- Universalitas

Universalitas menunjuk pada kesemestaan isinya yang beraneka ragam dari seluruh dunia. Dengan demikian isi surat kabar meliputi seluruh aspek kehidupan manusia, seperti masalah sosial, ekonomi, budaya, agama, pendidikan, keamanan dan lain-lain.

- Aktualitas

Suatu laporan tercepat yang menunjuk pada “kekinian” atau terbaru dan masih hangat. Fakta dan peristiwa penting atau menarik tiap hari berganti dan

perlu untuk dilaporkan, karena khalayak pun memerlukan informasi yang paling baru. Hal ini dilakukan oleh surat kabar, karena surat kabar sebagian besar memuat berbagai jenis berita.

- Terdokumentasikan

Dari berbagai fakta yang disajikan surat kabar dalam bentuk berita atau artikel, dapat dipastikan ada beberapa diantaranya yang oleh pihak-pihak tertentu dianggap penting untuk diarsipkan atau dibuat kliping. Misalnya karena berita tersebut berkaitan dengan kesehatan, dalam hal ini tentang informasi akan bahaya merokok, maka artikel yang terdapat dalam surat kabar tersebut bermanfaat untuk menambah pengetahuan khalayak yang membacanya.

Surat kabar sebagai media massa dalam masa orde baru mempunyai misi menyebarluaskan pesan-pesan pembangunan dan sebagai alat mencerdaskan rakyat Indonesia.

Adapun empat fungsi media massa (informasi, edukasi, hiburan dan persuasif), fungsi yang paling menonjol pada surat kabar adalah informasi. Hal ini sesuai dengan tujuan utama khalayak membaca surat kabar, yaitu keingintahuan akan setiap peristiwa yang terjadi disekitarnya, karenanya sebagian besar rubrik surat kabar terdiri dari berbagai jenis berita seperti adanya artikel di dalam surat kabar yang memuat tentang bahaya rokok, sehingga di Jakarta telah membuat adanya penerapan Perda nomor 2 dan 75 tahun 2005 (Harian Global 29 November). Untuk itu ketika khalayak membaca surat kabar tersebut maka khalayak dapt menambah wawasannya dalam bidang kesehatan terutama

bagaimana untuk dapat mengerti bahwa rokok dan asap rokok tersebut dapat membahayakan manusia sehingga dengan secepat mungkin untuk menghindarinya.

b. Majalah

Keberadaan majalah sebagai media massa terjadi tidak lama setelah surat kabar. Sebagaimana surat kabar, sejarah majalah diawali dari negara-negara Eropa dan Amerika.

Sejarah keberadaan majalah sebagai media massa di Indonesia dimulai pada masa menjelang dan awal kemerdekaan Indonesia (Komala dan Elvinaro, 2004 : 109).

Majalah merupakan media yang paling sederhana organisasinya, relatif, lebih mudah mengelolanya, serta tidak membutuhkan modal yang banyak. Majalah juga dapat diterbitkan oleh setiap kelompok masyarakat, dimana mereka dapat dengan leluasa dan luwes dalam menentukan bentuk, jenis, dan sasaran khalayaknya.

Meskipun sama-sama sebagai media cetak, majalah tetap dapat dibedakan dengan surat kabar karena majalah memiliki suatu karakteristik tersendiri dibandingkan dengan surat kabar, yang dapat terlihat dalam bentuknya, diantaranya adalah :

- Penyajian lebih mendalam

Bahwa berita-berita dalam majalah disajikan lebih lengkap, karena dibubuhi latar belakang peristiwa atau unsur why yang dikemukakan secara

lengkap, begitu pula peristiwanya atau proses terjadinya peristiwa (unsur how) dikemukakan secara kronologis.

- Nilai aktualitas lebih lama

Apabila nilai aktualitas surat kabar hanya berumur satu hari, maka nilai aktualitas majalah bisa satu minggu. Sebagai contoh, kita akan menganggap usang surat kabar kemarin atau dua hari yang lalu apabila kita baca saat ini, tetapi kita tidak pernah menganggap usang majalah yang terbit dua atau tiga hari yang lalu. Hal inilah yang membuat adanya nilai aktualitas yang lebih lama dari majalah tersebut.

- Gambar/foto lebih banyak

Jumlah halaman majalah lebih banyak, sehingga selain penyajian beritanya yang mendalam, majalah juga dapat menampilkan gambar/foto yang lengkap, dengan ukuran yang besar dan kadang-kadang berwarna, serta kualitas kertas yang digunakannya pun lebih baik.

- Cover (sampul) sebagai daya tarik

Disamping foto, cover atau sampul majalah juga merupakan daya tarik tersendiri. Cover adalah ibarat pakaian dan aksesorisnya pada manusia. Cover majalah biasanya menggunakan kertas yang bagus dengan gambar dan warna yang menarik pula.

Adapun fungsi dari majalah ini mengacu pada sasaran khalayaknya yang spesifik, maka fungsi utama media berbeda satu dengan yang lainnya. Contohnya ada majalah Men’s Health yang lebih berfungsi sebagai media informasi tentang

kesehatan untuk pria seperti adanya artikel dalam majalah yang memuat akan bahaya merokok, sehingga para pembaca khususnya pria dapat lebih mengerti bahwa rokok tersebut tidak baik untuk kesehatan manusia (Majalah Men’s Health 5 Desember 2007).

c. Radio

Sebelum tahun 1950-an, ketika televisi menyedot banyak perhatian khalayak maka banyak juga orang yang memperkirakan bahwa radio siaran berada diambang kematian.

Radio adalah media massa elektronik tertua dan sangat luwes dan telah beradaptasi dengan perubahan dunia dengan mengembangkan hubungan saling menguntungkan dan melengkapi dengan media lainnya (Komala dan Elvinaro, 2004 : 115). Selain itu radio merupakan sarana imajinasi, komunikasi, dan sahabat sehingga lebih dari sekedar penyampai fakta (Masduki, 2001 : 34).

Keunggulan radio siaran adalah dapat didengar dimanapun kita berada, dikarenakan radio memiliki kemampuan menjual pada khalayak. Adapun radio siaran sebagai alat komunikasi pertama sekali ditemukan di Amerika Serikat dan Inggris, setelah terlebih dahulu ditemukannya mesin cetak. Radio siaran yang digunakan sebagai alat atau media komunikasi massa mula-mula diperkenalkan oleh David Sarnoff pada tahun 1915 (Komala dan Elvinaro, 2004 : 117).

Adapun radio berfungsi sebagai media ekspresi, komunikasi, informasi, pendidikan, dan hiburan. Selain itu juga mempunyai fungsi yakni sebagai kontrol sosial seperti halnya surat kabar, yakni radio siaran dapat memberikan informasi,

menghibur, mendidik dan melakukan persuasi. Kekuatan radio siaran dalam mempengaruhi khalayak sudah dibuktikan dari masa ke masa di berbagai negara. Salah satu contoh adanya program radio siaran talk show tentang bahaya rokok yang menyatakan bahwa rokok tersebut benar-benar tidak menyehatkan dan bahkan dapat mematikan manusia (http://www.reuters.com).

Faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan radio siaran tersebut adalah : - Daya Langsung

Daya langsung radio siaran berkaitan dengan proses penyusunan dan penyampaian pesan pada pendengarnya yang relatif cepat.

- Daya Tembus

Kekuatan lain dari radio siaran, ialah daya tembus. Melalui benda kecil yang namanya radio siaran, kita dapat mendengarkan siaran berita dari BBC di London atau ABC di Australia dengan mudah kita memindahkan channel dari stasiun radio siaran satu kepada stasiun radio siaran lainnya, padahal jarak Indonesia dengan Inggris maupun Australia sangat jauh dan dipisahkan oleh luasnya laut dan tingginya gunung, dengan demikian radio siaran tidak mengenal jarak dan rintangan.

- Daya Tarik

Faktor ketiga yang menyebabkan radio siaran mempunyai kekuasaan

Dokumen terkait