• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab ini merupakan bagian akhir dari penelitian yang berisi tentang kesimpulan dan saran.

32

BAB II

GAMBARAN UMUM DESA BANDAR TENGAH

II.1 Gambaran Umum Desa Bandar Tengah II.1.1 Sejarah Desa Bandar Tengah

Desa Bandar Tengah merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Bandar Khalipah, Kabupaten Serdang Bedagai, Provinsi Sumatera Utara. Pada awalnya Desa Bandar Tengah bernama Kampung Dalu-Dalu tujuh karena terdapat pohon dalu-dalu sebanyak 7 (tujuh) pohon di Desa Bandar Tengah, dengan masa kepemimpinan Pengulu Siden selama 10 tahun pada tahun 1935. Kemudian dilanjutkan dengan kepemimpinan Pengulu Mat Kenan (anak dari Pengulu Siden), dengan masa kepemimpinan 15 (lima belas) tahun.

Setelah berakhirnya masa jabatan Pengulu Mat Kenan dilanjutkan dengan Pengulu Abdul Rahman (anak dari Pengulu Mat Kenan). Pada masa kepemimpinan Pengulu Abdul Raahman terdapat dua buah pohon mangga yang sangat besar ditengah-tengah Kampung Dalu-dalu tujuh yaitu Kampung Manggadua Dalam. Dan jarak antara pohon mangga tersebut dengan Bandar Khalipah dan Binjai adalah 8 km dan persis di tengah kampung tersebut. Dan sejak itulah pada masa kepemimpinan Pengulu Abdul Rahman disahkannya Kampung Dalu-Dalu Tujuh menjadi Desa Bandar Tengah.

Tokoh-tokoh yang berperan dalam terbentuknya Desa Bandar Tengah adalah:

33

1. Lobeh Jantan

2. Khatib Yahya

3. Imam Densa

4. Abdul Hamid

Masa kepemimpinan pengulu (kepala desa) Bandar Tengah awal mulanya adalah turun temurun bukan melalui pemilihan atau pelantikan. Dan pada akhirnya tahun 1950 dimulai pemilihan dan dilantik secara sah Abdul Rahman menjadi pengulu (kepala desa) Bandar Tengah. Dan semenjak itulah setiap kali pemilihan kepala desa Bandar Tengah dilakukan pemungutan suara. Selanjutnya dapat ditambahkan bahwa asal perolehan tapak perkantoran Kepala Desa Bandar Tengah Kecamatan Bandar Khalipah adalah hibah dari Lobeh Jantan seluas ± 400

m2.

Dan sejak awalnya dibentuk Desa Bandar Tengah pada tahun 1935, Desa Bandar Tengah telah dipimpin oleh beberapa kepala desa, antara lain:

1. Siden 2. Mat Kenan 3. Abdul Rahman 4. Tambunan (Kertaker) 5. Adeli Sinaga 6. Ernis Manalu 7. Risman Sihombing 8. Rozali Saragih, SH

34

9. Fiktor Situmorang (Kertaker/Plh)

10. Drs. Fajar Simbolon (Kertaker/Plh)

11. Salamah

12. Lokot Simbolon, S.Sos (Kertaker/Plh)

13. Setia Budi Aruan, A.Md

II.1.2 Keadaan Geografis Desa

Desa Bandar Tengah memiliki luas wilayah sebesar 2.955 Ha yang terdiri dari 18 dusun yaitu: Dusun Titi Merah, Dusun Sosor Toba, Dusun Aek Nauli, Dusun Mangga Dua Dalam, Dusun Toba Satu, Dusun Siboga Baru, Dusun Baru Mangga Dua, Dusun Silaban, Dusun KM 15, Dusun Pasar Balok, Dusun Hutabagasan, Dusun Sijambur, Dusun Kebon Sei Birong, Dusun Simpang Sei Birung, Dusun Pekan Sei Birung, Dusun Pokok Jengkol, Dusun Benteng, Dusun Baru. Adapun jarak desa ke kecamatan ± 4 km dan ke kabupaten ± 30 km.

Secara geografis, batas wilayah Desa Bandar Tengah ialah sebagai berikut:

Sebelah utara : berbatasan dengan Desa Juhar

Sebelah selatan : berbatasan dengan Desa Penggalangan

Sebelah timur : berbatasan dengan Desa Sidomulyo

35

Sumber: Profil Desa Bandar Tengah Tahun 2012

II.2 Keadaan Sosial Ekonomi Penduduk Desa Bandar Tengah II.2.1 Keadaan Penduduk Desa Bandar Tengah

Keadaan penduduk Desa Bandar Tengah di Kecamatan Bandar Khalippah ialah berjumlah 8.536 jiwa atau 2.212 KK. Jumlah perempuan di Desa Bandar Tengah lebih besar dari jumlah penduduk yang berjenis kelamin laki-laki. Jenis kelamin laki-laki berjumlah 4.173 jiwa sedangkan jumlah penduduk yang berjenis

36

kelamin perempuan berjumlah 4.363 jiwa. Sedangkan untuk jumlah penduduk berdasarkan umurnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 2.1

Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur

NO Golongan Umur Jumlah

1 0 - 10 2793 2 11 - 20 1243 3 21 - 30 1210 4 31 - 40 1411 5 41 - 50 1027 6 51 - 60 477 7 60 + 375 Jumlah 8.536

Sumber: Profil Desa Bandar Tengah Tahun 2012

II.2.2 Sistem Kepercayaan

Desa Bandar Tengah merupakan suatu desa yang masyarakatnya sangat majemuk, baik dari segi sosial budaya, suku maupun agama. Mayoritas agama di desa ini ialah beragama Islam sebanyak 4.673, sedangkan untuk beragama Kristen Protestan sebanyak 3.067 dan juga Katolik sebanyak 796. Walaupun agama Islam yang menjadi agama mayoritas di desa ini, keharmonisan diantara kehidupan masyarakat tetap terjalin dan saling menghargai perbedaan serta tidak terjadi diskriminasi terhadap kaum minoritas.

II.2.3 Mata pencaharian

Penduduk Desa Bandar Tengah memiliki beragam mata pencaharian, namun mayoritas dari penduduk adalah petani padi dan perkebunan sawit, hal ini sesuai dengan keadaan geografis daerahnya berupa daerah pertanian. Kebun dan

37

sawah merupakan tujuan utama aktivitas warga dalam mengisi kebutuhan pokok sehari-hari.

II.3 Sarana dan Prasarana

Gambaran umum sarana dan prasarana yang terdapat di Desa Bandar Tengah saat ini dapat dibedakan berdasarkan fungsinya, antara lain: sarana keagamaan, sarana pendidikan, dan prasarana transportasi.

II.3.1 Sarana Keagamaan

Di Desa Bandar Tengah terdapat 26 unit tempat ibadah yaitu 6 unit diantaranya adalah Mesjid dan 6 unit Mushalla, dimana Mushalla dan Mesjid ini merupakan sebagai tempat ibadah umat Islam. Dan 14 unit rumah ibadah untuk beragama Kristen.

II.3.2 Sarana Pendidikan

Di Desa Bandar Tengah hanya terdapat 11 sarana pendidikan, yaitu 1 unit TK.PAUD yang berada di kantor kepala desa, 7 unit Sekolah Dasar (SD), 1 unit Sekolah Menengah Pertama, 2 unit Sekolah Menengah Atas (SMA) yang terdiri dari: SMA Swasta Aliyah dan SMA Negeri 1 Bandar Khalipah. Sarana pendidikan di desa ini masih belum memadai sehingga beberapa masyarakat memilih untuk menyekolahkan anaknya ke daerah lain seperti ke kabupaten/kotamadya yang terdekat dengan Desa Bandar Tengah seperti: Kota Tebing Tinggi.

38 II.3.3 Sarana Kesehatan

Sarana kesehatan yang ada di Desa Bandar Tengah adalah Puskesmas Pembantu (1 unit), Pusat Kesehatan Desa (1 unit), Balai desa (1 unit). Namun untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih memadai, masyarakat harus ke Kotamadya Tebing Tinggi yang jarak tempuhnya dengan naik kenderaan bus kira-kira 1 jam perjalanan karena di tempat tersebut sudah ada rumah sakit daerah dan juga rumah sakit perkebunan swasta.

II.3.4 Prasarana Transportasi

Sarana transportasi umum di Desa Bandar Tengah ini yaitu mini bus dan sepeda motor dimana hampir dimiliki setiap kepala keluarga, mini bus tersebut dipergunakan untuk mengangkut penumpang ke kecamatan, ke desa lain atau ke daerah-daerah luar seperti Kotamadya Tebing Tinggi, Kabupaten Serdang Bedagai, dan Kabupaten Batubara. Dan kemudian sarana dan prasarana tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

Tabel 2.2

Data Sarana dan Prasarana Desa Bandar Tengah

NO Jumlah sarana dan prasarana Jumlah (unit)

1 Tempat Ibadah - Mesjid - Mushalla - Gereja 6 6 14 2 Pendidikan - SMA Negeri - SMA Swasta - SMP Negeri - SD - TK.PAUD 1 1 1 7 1 3 Kesehatan

39

- Puskesmas Pembantu

- Pusat Kesehatan Desa

- Balai Desa

1 1 1

Jumlah 40

Sumber: Profil Desa Bandar Tengah Tahun 2012

II.4 Struktur Pemerintah Desa Bandar Tengah

Sistem Pemerintahan Desa diatur dalam Undang-Undang nomor 5 tahun 1979 dimana Pemerintahan desa terdiri atas kepala desa dan lembaga musyawarah desa. Dalam pelaksanaan tugasnya, pemerintah desa dibantu oleh perangkat desa. Perangkat desa terdiri atas sekretariat desa dan juga kepala dusun. Sekretaris desa diisi dari pegawai negeri sipil yang memenuhi persyaratan, pembentukan, penghapusan dan penggabungan desa dengan memperhatikan asal-usul dan prakarsa masyarakat. Dan di Desa Bandar Tengah ini terdiri dari 18 dusun yang dipimpin oleh seorang kepala dusun di tiap dusun. Kepala Dusun dipilih langsung oleh masyarakat sesuai dengan dusunnya dan pengangkatannya ditetapkan oleh keputusan kepala desa dengan masa jabatan 5 tahun dan setelah itu dipilih kembali.

Susunan organisasi dan tata kerja pemerintahan desa dan perangkat desa diatur dengan peraturan daerah sesuai dengan pedoman yang ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri. Adapun pemerintah desa terdiri dari:

1. BPD (Badan Permusyawaratan Desa).

Badan Permusyawaratan Desa (BPD) merupakan lembaga perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa. BPD dapat dianggap

40

sebagai "parlemen" di tingkat desa. BPD merupakan lembaga baru di desa pada era otonomi daerah di Indonesia.

Anggota BPD adalah wakil dari penduduk desa bersangkutan berdasarkan keterwakilan wilayah yang ditetapkan dengan cara musyawarah dan mufakat. Anggota BPD terdiri dari Ketua Rukun Warga, pemangku adat, golongan profesi, pemuka agama dan tokoh atau pemuka masyarakat lainnya. Masa jabatan anggota BPD adalah 6 tahun dan dapat diangkat/diusulkan kembali untuk 1 kali masa jabatan berikutnya. Pimpinan dan Anggota BPD tidak diperbolehkan merangkap jabatan sebagai Kepala Desa dan Perangkat Desa. Ketua BPD dipilih dari dan oleh anggota BPD secara langsung dalam Rapat BPD yang diadakan secara khusus.

BPD berfungsi menetapkan Peraturan Desa bersama Kepala Desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat.

1) Wewenang BPD antara lain:

1. Membahas rancangan peraturan desa bersama Kepala Desa.

2. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Desa

dan Peraturan Kepala Desa.

3. Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian Kepala Desa.

4. Membentuk panitia pemilihan Kepala Desa.

5. Menggali,menampung, menghimpun, merumuskan dan menyalurkan

aspirasi masyarakat.

6. Penggunaan nama/istilah BPD tidak harus seragam pada seluruh

41

2) Hak dan kewajiban anggota BPD

Anggota BPD mempunyai hak :

1. Mengajukan rancangan peraturan desa.

2. Mengajukan pertanyaan.

3. Menyampaikan usul dan pendapat.

4. Memilih dan dipilih.

5. Memperoleh tunjangan.

Anggota BPD mempunyai kewajiban :

1. Mengamalkan pancasila, melaksanakan Undang-undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan mentaati segala peraturan perundang-undangan.

2. Melaksanakan kehidupan demokrasi dalam penyelenggaraan

pemerintahan desa.

3. Mempertahankan dan memelihara hukum nasional serta keutuhan

Negara Kesatuan Republik Indonesia.

4. Menyerap, menampung, menghimpun dan menindaklanjuti aspirasi

masyarakat.

5. Memproses pemilihan kepala desa.

6. Mendahulukan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi,

kelompok dan golongan.

7. Menghormati nilai-nilai sosial budaya dan adat istiadat masyarakat

42

8. Menjaga norma dan etika dalam hubungan kerja dengan lembaga

kemasyarakatan.

3) Jumlah anggota BPD ditetapkan dengan jumlah ganjil karena didalam

melakukan suatu votting suara untuk membuat suatu keputusan tidak terjadi jumlah suara yang sama, sehingga teradapat pemenang dan yang kalah dan juga dengan memperhatikan luas wilayah, jumlah penduduk, dan kemampuan keuangan desa.

2. Kepala Desa.

Kepala Desa merupakan pimpinan penyelenggaraan pemerintahan desa berdasarkan kebijakan /yang ditetapkan bersama Badan Permusyawaratan Desa (BPD). Masa jabatan Kepala Desa adalah 6 tahun dan dapat diperpanjang lagi untuk satu kali masa jabatan. Kepala Desa juga memiliki wewenang menetapkan Peraturan Desa yang telah mendapat persetujuan bersama BPD. Kepala Desa dipilih langsung melalui Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) oleh penduduk desa setempat.

Tugas dan Tanggung Jawab Kepala Desa yaitu:

1) Tugas kepala desa

a. Menjalankan urusan rumah tangganya

b. Menjalankan urusan pemerintahan dan pembinaan masyarakat

43

2) Fungsi kepala desa

a. Kegiatan dalam rumah tangganya sendiri.

b. Menggerakkan partisipasi masyarakat.

c. Melaksanakan tugas dari pemerinath diatasnya.

d. Keamanan dan ketertiban masyarakat.

e. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh pemerintah

diatasnya.

Pelaksanaan pelantikan kepala desa terpilih dapat dilakukan di desa di

hadapan masyarakat. Karena pelaksanaan pemilihan kepala desa harus dilakukan di depan masyarakat agar didalam pemilihan tidak ada tindakan kecurangan, sehingga masyarakat bisa lebih percaya bahwa kepala desa telah terpilih murni dari kemenangan jumlah suara masyarakat.

Yang berhak melantik kepala desa adalah bupati atau walikota yang disampaikan oleh BPD malalui camat. Pelantikan paling lama 15 hari hari terhitung tanggal penerbitan keputusan bupati/walikota. Pelantikan dilaksanakan di depan masyarakat, selanjutnya sebelum memangku jabatan kepala desa mengucapkan sumpah/janji jabatan.

Masa jabatan kepala desa yaitu 6 tahun terhitung sejak tanggal pelantikan dan dapat dipilih kembali hanya untuk satu kali masa jabatan berikutnya.

3. Sekretariat Desa.

1. Kedudukan sekretaris desa: a. Urusan staf sebagai orang kedua

44 b. Memimpin sekretariat desa 2. Tugas sekretariat desa:

a. Memberikan pelayanan staf

b. Memimpin administrasi desa

3. Fungsi sekretariat desa:

a. Kegiatan surat menyurat, kearsipan dan pelaporan.

b. Kegiatan pemerintahan dan keuangan desa.

c. Administrasi pendudukan.

d. Administrasi umum.

e. Melaksanakan fungsi kepala desa apabila berhalangan dan sekretaris

desa bertanggung jawab kepada kepala desa. 4. Kepala Urusan

1. Kedudukan kepala urusan adalah sebagai unsur pembantu sekretaris

desa dalam bidang tugasnya.

2. Tugas kepala urusan adalah membantu sekretaris desa dalam bidang

tugasnya.

3. Fungsi kepala urusan adalah

a. Kegiatan sesuai dengan unsur bidang tugas. b. Pelayanan administrasi terhadap kepala desa. 5. Kepala Dusun

1. Kedudukan kepala dusun adalah sebagai pelaksana tugas kepala desa di

45

2.Fungsi kepala dusun adalah:

a. Melaksanakan kegiatan pemerintahan, pembangunan dan

kemasyarakatan.

b. Melaksanakan keputusan desa di wilayah kerjanya.

c. Melaksanakan kebijaksanaan kepala desa.

47 BAB III

PENYAJIAN DAN ANALISA DATA

III.1 Program Gerakan Pembangunan Swadaya Rakyat (Gerbang Swara) Gerbang Swara adalah suatu gerakan pembangunan untuk mewujudkan tercapainya semangat membangun yang tinggi dengan menumbuhkan prakarsa serta menggerakkan Swadaya Gotong Royong masyarakat dalam pembangunan prasarana dan sarana yang dibutuhkan oleh masyarakat.

Adapun pokok-pokok pikiran dalam pelaksanaan Gerbang Swara, yaitu: 1. Gerakan Pembangunan Swadaya Masyarakat (Gerbang Swara) berarti membangun daerah dengan memotivasi dan menggali dari rasa bertanggung jawab kemanusiaan di mana setiap manusia hakikatnya mencintai daerahnya, mencintai tempatnya bekerja dan merasa tergugah untuk membangun ke arah yang lebih baik.

2. Bertitik tolak dari rasa cinta akan daerah dan tempat mengabdi sebagai motivasi membangun daerah akan melahirkan pola praktis bahwa dengan membangun daerah dengan Gerakan Pembangunan Swadaya Masyarakat (Gerbang Swara) akan menggugah dan menggali:

a. Menjalin hubungan rasa persatuan dan kebersamaan antara sesama masyarakat, antara masyarakat dan komunitas yang menjadi satu potensi riel yang dapat dijadikan sumber daya pembangunan.

b. Memperluas keikutsertaan masyarakat dalam pembangunan yang berdomisili di Desa/Kelurahan Serdang Bedagai maupun masyarakat yang tinggal di luar desa ataupun Kabupaten Serdang Bedagai.

48

3. Pada umumnya masing-masing desa/kelurahan mempunyai simpatisan di luar desa tanpa memandang status kedudukannya serta besar kecilnya kemampuan yang dimiliki akan tetapi mempunyai niat dan keikhlasan untuk berpartisipasi membangun dengan tetap berada dalam bingkai wawasan nasional dan wawasan kebangsaan.

1. Menumbuhkan pola pikir dari bawah, dari dusun/lingkungan dan

desa/kelurahan sebagai basis pembangunan daerah dan pembangunan nasional.

2. Menggali dan menggerakkan semaksimal mungkin potensi yang

dimiliki masyarakat baik potensi alam maupun potensi sumber daya manusia. Mendinamisir lembaga-lembaga yang pernah hidup dan atau masih berkembang di tengah-tengah masyarakat seperti Arisan, Markampung-kampung, Dalihan Natolu, Serayan, Aron sebagai wadah kegotong royongan yang kesemuanya itu dapat dikembangkan untuk digerakkan/diarahkan dalam rangka membangun daerah Kabupaten Serdang Bedagai ini.

3. Mempercepat terwujudnya Kabupaten Serdang Bedagai sebagai salah

satu kabupaten terbaik di Indonesia dengan masyarakatnya yang pancasilais, religius, modern dan kompetitif.

4. Mengikutsertakan seluruh lapisan masyarakat dengan memanfaatkan

dinamika kemajemukan dengan menggunakan potensi sumber daya manusia dan sumber daya alam secara optimal.

49

5. Menciptakan rasa kebersamaan dan memiliki rasa terhadap hasil-hasil

pembangunan yang telah dicapai dan bertanggung jawab dalam pemanfaatan dan pemeliharaannya dengan prinsip Dari, Oleh dan untuk Masyarakat (DOM).

Pokok-pokok pikiran di atas telah tampak jelas menunjukkan bahwa Gerbang Swara mengandalkan peranan masyarakat dalam pembangunan sehingga pelaksanaannya dapat berjalan dengan baik serta hasil pembangunan dapat dijaga dan dirawat oleh masyarakat setempat.

Pembangunan di Kabupaten Serdang Bedagai pun mempunyai arah, tujuan dan sasaran yang jelas. Adapun arah pembangunan Kabupaten Serdang Bedagai, yaitu:

a. Melakukan pemulihan (recovery) secara bersungguh-sungguh bagi

segenap permasalahan pembangunan yang terjadi.

b. Melakukan percepatan pembangunan di segala bidang, dengan tetap memperhatikan konsistensi terhadap lingkungan hidup dan sustainabilitas (berkelanjutan) pembangunan itu sendiri.

Sedangkan tujuan dari Gerbang Swara yaitu untuk mewujudkan tercapainya semangat membangun yang tinggi dengan menumbuhkan prakarsa serta menggerakkan swadaya gotong royong masyarakat dalam pembangunan prasarana dan sarana yang dibutuhkan oleh masyarakat.

50 Sasaran dari Gerbang Swara meliputi:

a. Melestarikan semangat dan jiwa gotong royong dalam membangun desa/ kelurahan berdasarkan kekeluargaan dan kebersamaan guna memperkuat persatuan dan kesatuan sesama masyarakat yang merupakan sendi kekuatan dan kesatuan bangsa.

b. Menumbuhkan rasa tanggung jawab dan rasa memiliki kecintaan terhadap desa/ kelurahan dan kampung halaman.

c. Mewujudkan peranan lembaga-lembaga yang ada di desa/kelurahan (BPD, LKMD, Lembaga Agama, Adat, Lembaga Masyarakat lainnya) dalam rangka penyusunan rencana dan pelaksanaan pembangunan desa di setiap desa/kelurahan.

Gerbang Swara ini mempunyai landasan hukum yang dituangkan dalam Instruksi Bupati Serdang Bedagai Nomor 04 Tahun 2005 tanggal 19 Desember 2005 tentang Gerakan Pembangunan Swadaya Rakyat (Gerbang Swara). Di dalam Instruksi Bupati tersebut diminta agar seluruh aparat jajaran Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai untuk:

a. Mensosialisasikan Gerakan Pembangunan Swadaya Masyarakat (Gerbang Swara) kepada seluruh jajarannya beserta seluruh lapisan masyarakat.

b. Secara terpadu menyusun rencana dan melaksanakan kegiatan ini dengan seluruh instansi pemerintah bersama-sama masyarakat di Kabupaten Serdang Bedagai, BUMN, perusahaan swasta termasuk

51

masyarakat luar Kabupaten Serdang Bedagai sebagai simpatisan untuk membangun Kabupaten Serdang Bedagai baik melalui kegiatan Jumat bersih maupun kegiatan sadar lingkungan dan kegiatan pembangunan lainnya.

c. Melaksanakan pengadministrasian yang tertib dan berkesinambungan serta melakukan sosialisasi setiap tahunnya.

d. Mempersiapkan dukungan dana melalui APBD Kabupaten Serdang Bedagai setiap tahun berjalan sesuai dengan kemampuan Keuangan Daerah.

III.2 Implementasi Program Gerbang Swara di Kabupaten Serdang Bedagai Gerakan Pembangunan Swadaya Rakyat mulai digalakkan sejak diterbitkannya Instruksi Bupati Nomor 4 tahun 2005 tentang Gerakan Pembangunan Swadaya Rakyat (Gerbang Swara). Dengan adanya instruksi tersebut diharapkan terdapat pembangunan yang sinergi dan terarah sesuai dengan tata ruang yang telah direncanakan di tengah-tengah kebutuhan akan pembangunan yang mendesak. Gerakan Pembangunan Swadaya Rakyat yang telah dilaksanakan di Kabupaten Serdang Bedagai pada umumnya bersifat gotong royong baik dari segi dana, tenaga, material, buah pikiran, dan hal lainnya yang diberikan dengan sukarela.

Adapun bentuk-bentuk Gerakan Pembangunan Swadaya Rakyat yang telah terlaksana di Kecamatan Bandar Khalipah yaitu kegiatan pembangunan jalan alternative, kegiatan pengeringan areal persawahan dan pinggiran kebun, kegiatan

52

penimbunan jalan alternatif, dan pengerasan jalan sepanjang 1 km dengan jenis sumbangan berupa bahan material serta adanya kegiatan pengadaan sumur bor, pengerasan jalan dengan jenis sumbangan berupa bahan material.

Selain kecamatan Bandar Khalippah, kecamatan-kecamatan lainnya juga telah mengimplementasikan Gerakan Pembangunan Swadaya Rakyat seperti halnya:

1. Kecamatan Pantai Cermin

a. Kegiatan pembangunan SMA Negeri dengan jenis sumbangan berupa tanah seluas 1.000 m2.

2. Kecamatan Perbaungan

a. Kegiatan pembangunan tapak Kantor Camat Pegajahan dengan jenis

sumbangan berupa tanah seluas 1.600 m2.

b. Kegiatan pembangunan Kantor Lurah Tualang dengan jenis

sumbangan berupa tanah seluas 420 m2 .

c. Kegiatan pembangunan Mesjid, TK dan Kantor Kepala Desa di Desa Jambur Pulau dengan jenis sumbangan berupa tanah seluas 3.200

m2.

3. Kecamatan Teluk Mengkudu

a. Kegiatan pembangunan TK di Desa Pekan Sialang Buah dengan jenis

sumbangan berupa tanah seluas 1.600 m2.

b. Kegiatan pembangunan SMA Negeri 1 Teluk Mengkudu dengan

53 4. Kecamatan Sei Rampah

a. Kegiatan pembangunan Puskesdes di Desa Cempedak Lobang

dengan jenis sumbangan berupa tanah seluas 4.400 m2.

b. Kegiatan pembangunan TK di Desa Simpang Empat dengan jenis

sumbangan berupa tanah seluas 1.600 m2 .

c. Kegiatan pembangunan jalan Desa Silau Rakyat dengan jenis

sumbangan berupa tanah sepanjang 4.000 m.

5. Kecamatan Sipispis

a. Kegiatan pembangunan Kantor Kepala Desa Simalas di Dusun II

dengan jenis sumbangan berupa tanah seluas 260 m2.

b. Kegiatan pembangunan TK/RA di Dusun II Serba Nanti dengan jenis

sumbangan berupa tanah seluas 4.800 m2.

c. Kegiatan pembangunan SMK Negeri 1 dan pembangunan TK (LOKASI PAUD) di Dusun I Serba Nanti dengan jenis sumbangan

berupa tanah seluas 11.200 m2.

d. Kegiatan pembangunan jalan di Desa Meriah Nagur sepanjang 2.500 m dengan jenis bantuan berupa bahan material.

6. Kecamatan Dolok Masihul

a. Kegiatan pembangunan stadion mini Erry-Soekirman di Desa Dolok Manampang dengan jenis sumbangan berupa bahan bangunan.

b. Kegiatan pembangunan sekolah di Desa Pekan Dolok Masihul

54 7. Kecamatan Kotarih

a. Kegiatan pembangunan Gedung SD di Desa Kotarih Pekan dengan

jenis sumbangan berupa tanah seluas 2.800 m2.

III.3 Tingkat Partisipasi Masyarakat Desa Bandar Tengah

Menurut masyarakat, partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa ialah pelibatan masyarakat secara nyata terhadap pelaksanaan pembangunan yang ada di desanya. Masyarakat memberikan bantuan berupa dana, tenaga, buah pikiran/pendapat dalam mengidentifikasi program pembangunan sesuai kebutuhan daerah/desa, potensi keinginan kelompok masyarakat bukan hanya sekadar sebagai daftar keinginan masyarakat tetapi harus disusun dengan menggunakan kriteria terukur.

Dalam pelaksanaan proyek pembangunan yang dilaksanakan oleh PNPM maka proyek pembangunan tersebut tidak langsung diputuskan secara sepihak saja oleh tim pelaksana kegiatan atau pemerintah desa saja tetapi juga melakukan penggalian gagasan yang mendalam dengan melibatkan masyarakat secara keseluruhan agar kebutuhan masyarakat semua dapat ditampung. Hal tersebut di kemukakan oleh Kades Bandar Tengah:

“Usulan-usulan datangnya dari setiap dusun. Tiap-tiap dusun harus mengetahui apa yang dibutuhkan dari desanya dan kemudian usulan dari dusun tersebut ditampung pada saat musyawarah bersama.”

Demikian juga yang dikemukakan oleh salah seorang tokoh masyarakat Desa Bandar Tengah:

55

“Pembangunan swadaya masyarakat disini kan lebih mengarah pada proyek PNPM namun juga dibantu dengan adanya program CSR karena program ini adalah pemberdayaan masyarakat sehingga masyarakat memang harus terlibat. Penggalian gagasan disini dilaksanakan mulai

tingkat dusun hingga tingkat desa.” (Tokoh masyarakat, Bapak Basri,

wawancara: 11 Juli 2013).

Informasi tersebut menunjukkan bahwa proyek yang dilaksanakan merupakan proyek yang digali dari masyarakat desa dan telah sesuai dengan apa

Dokumen terkait