A. Kesimpulan B. Saran Daftar Pustaka
Segala puji sukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
segala Rahmat-Nya, hingga skripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat dan salam selalu
tercurahkan kepada junjungan alam Baginda Besar Nabi Muhammad SAW.
Penulisan karya Ilmiah dalam bentuk sekripsi ini merupakan salah satu bagian syarat
untuk menyelesaikan studi strata satu (S1) guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI)
di Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Kebahagiaan yang tak ternilai
bagi penulis secara pribadi adalah dapat mempersembahkan yang terbaik kepada kedua orangtua,
seluruh keluarga dan pihak-pihak yang telah ikut andil dalam penyelesaian karya ilmiah ini.
Sebagai bentuk penghargaan yang tidak terlukiskan, penulis sampaikan ucapan terima
kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta. Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH., MA., MM.
2. Dr. Euis Amalia, M. Ag, Ketua Program Studi Muamalat dan Ah. Azharuddin Lathif, M.
Ag, Sekretaris Program Studi Muamalat yang telah membantu penulis secara tidak
langsung dalam menyiapkan skripsi ini.
3. Drs. Djawahir Hajazziey, SH, MA Ketua Program Non Reguler dan Drs. H. Ahmad
Yani, MA. Sekretaris Program Non Reguler.
4. Dr. H. A. Juaini Syukri. Lcs. MA dosen pembimbing I dan Dr. H. Fuad Thohari, MA
dosen pembimbing II yang telah meluangkan waktunya memberikan bimbingan dan
pengarahan serta bantuan literatur dalam proses penyelesaian tugas akhir ini.
5. Para pimpinan dan seluruh karyawan perpustakaan di lingkungan Fakultas Syariah dan
Hukum serta perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta iv
v
7. Ayahanda dan Ibunda tercinta serta kaka dan adik-adiku terimakasih atas dukungan moril
dan materiil, kesabaran, keikhlasan, perhatian, serta cinta dan kasih sayang yang tidak
habis-habisnya bahkan Do’a-do’a munajatnya yang tak henti-hentinya siang dan malam
kepada Allah SWT
8. Sahabat-sahabat di kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, serta teman-teman
Mahasiswa Fakultas syariah dan Hukum Jurusan Perbankan Syariah 2003 Non Reguler
PS C.
Dan akhirnya penulis akhiri dengan rasa Syukur kepada Allah SWT, Raja dari segala
Raja, pencipta Jagad Raya dan penguasa Ilmu Pengetahuan, Dengan segala kelemahan dan
kekurangan, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca
pada umumnya. Semoga Allah SWT senantiasa meridloi setiap langkah kita. Amin.
Jakarta, 1 Juni 2010 M 18 Djumadil Tsani 1431 H
DAFTAR ISI... vi
DAFTAR TABEL... viii
DAFTAR GAMBAR... ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Pembatasan dan perumusan Masalah ... 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian... 7
D. Metode Penelitian dan Teknik Penulisan ... 9
E. Studi Reviw Terdahulu. ... 10
F. Sistematika penulisan ... 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian dan Dasar Hukum Zakat produktif... 13
B. Tujuan, Hikmah dan Hakikat Zakat ... 17
C. Pendayagunaan Dana Zakat ... 21
D. Pemberdayaan Ekonomi Umat ... 25
BAB III GAMBARAN UMUM BADAN AMIL ZAKAT DAERAH / BAZDA KOTA TANGERANG A. Sejarah Berdirinya BAZDA kota tangerang... 34
B. Visi dan Misi Kota Tangerang... 35
C. Struktur Organisasi BAZDA Kota tangerang... 37
D. Pola Pengumpulan dan pendistribusian ... 47
E. Program pendayagunaan BAZDA Kota Tangerang ... 50
vii
BAB IV HASIL PENELITIAN PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT MELALUI ZAKAT PRODUKTIF PADA BAZDA KOTA TANGERANG
G. Pengelolaan Zakat Peoduktif dalam Pemberdayaan
Ekonomi Umat ... 54
A. Analisis Pengelolaan Zakat Produktif dalam Upaya Pemberdayaan Ekonomi Umat... 70
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 76
B. Saran... 77
DAFTAR PUSTAKA... 79
A. Latar Belakang Masalah
Islam adalah agama yang sempurna di turunkan oleh Allah AWT kemuka
bumi untuk menjadi rahmatan lil’alamin (rahmat bagi seluruh alam). Islam
adalah satu-satunya agama Allah SWT yang memberikan panduan yang lugas dan
dinamis terhadap aspek kehidupan manusia kapan saja dan dalam berbagai situasi,
di samping itu mampu menghadapi dan menjawab berbagai macam tantangan
pada setiap zaman.1
Islam mengatur tatanan hidup dengan sempurna, tidak hanya mengatur
masalah ibadah seseorang kepada Tuhanya, tetapi juga mengatur masalah
muamalah yaitu hubungan sesama manusia, hubungan manusia dengan mahluk
lain dan dengan alam sekitarnya, seperti sosial budaya, pertanian, tehnologi, tidak
terkecuali di bidang ekonomi. Islam memandang penting persoalan ekonomi, hal
ini di karenakan ekonomi merupakan bagian dari kehidupan manusia yang tidak
dapat di pisahkan, namun bukanlah merupakan tujuan akhir dari kehidupan ini
melainkan sebagai sarana untuk mencapai tujuan yang lebih baik. setiap manusia
mempunyai kebutuhan pokok, yaitu sandang, pangan dan papan.
1
Muhammad Syafi’I Antonio, ”Bank Syariah dari Teori ke Praktek”, (Jakarta: Gema insani Press, 2003), h.4
Semua kebutuhan tersebut tidak dapat di peroleh secara gratis tetapi harus
di usahakan dengan benar dan sah. Dan telah menjadi sifat alami manusia untuk
memenuhi kebutuhanya karena merupakan fitrah jika kemudian manusia bekerja
untuk memperoleh harta demi terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan tersebut,
begitupula dengan Plato yang menyatakan “Bahwa manusia pada hakikatnya
memiliki sifat serakah”.2 Dan Islam sendiri membenrkan seseorang memiliki kekayaan lebih banyak dari orang lain, sepanjang cara dan pemanfaatanya benar
yaitu dengan memperlihatkan kewajiban dan tanggung jawab kepada
kesejahteraan masyarakat.
Zakat sebagai rukun islam merupakan kewajiban setiap muslim yang
mampu untuk membayarnya dan di peruntukkan bagi mereka yang berhak
menerimanya. Dengan pengelolaan yang baik zakat merupakan sumber dana
potensial yang dapat di manfaatkan untuk memajukan kesejahteraan umum bagi
seluruh masyarakat.3
Zakat merupakan pokok agama yang penting dan strategis dalam islam, ia
bukan saja berfungsi membentuk kesalehan pribaditetapi juga membentuk
kesalehan social karenanya zakat sering di sebut sebagai Ibadah maliyah
ijtima’iyah4 maksudnya adalah ibadah yang di laksanakan dengan sesame
2
Deliarnov, ”Perkembangan Pemikiran Ekonomi”, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 203),h.30
3
Penjelasan Undang-undang Republik Indonesia No.38 Thn 1999 tentang pengelolaan zakat.
4
manusia sehingga zakat harus di aktualisasikan dan di terapkan dalam kehidupan
ekonomi uamat sebagai rahmat bagi manusia. Pembentukan kepribadian yang
memiliki kesalehan pribadi dan sosial ini menjadi salah satu tujuan di
turunkannya risalah islam kepada manusia.
Ajaran islam secara normatif telah mengatur persoalan zakat dari aspek
makna, hikmah tujuan zakat itu sendiri juga dari aspek pengelolaan, pemungutan
dan penyalurannya. Demikian pula secara histories semenjak nabi dan
pemerintahan islam zakat merupakan persoalan yang urgen untuk di atur. Sejalan
dengan perkembangan pemikiran di kalangan umat islam dan perjuanganya untuk
membumikan islam kedalam kehidupan bermasyarakat masalah ini kemudian di
di bakukan dengan lahirnya UU No. 38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat.
Ketika undang-undang No. 38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat ini di
tetapkan dan di berlakukan. Masyarakat berharap banyak bahwa zakat itu akan
lebih di efektifkan dalam pengambilan maupun pendistribusianya. Konsekuensi
undang-undang itu adalah mempositifkan hal-hal yang tadinya hanya bersifat
normatif5 hal ini sejalan dengan undang-undang tersebut.
Zakat yang diberikan kepada mustahiq akan berperan sebagai pendukung
peningkatan ekonomi mereka apabila dikonsumsikan pada kegiatan produktif.
Pendayagunaan zakat produktif sesungguhnya mempunyai konsep perencanaan
dan pelaksanaan yang cermat seperti mengkaji penyebab kemiskinan,
5
ketidakadaan modal kerja, dan kekurangan lapangan kerja, dengan adanya
masalah tersebut maka perlu adanya perencanaan yang dapat mengembangkan
zakat bersifat produktif tersebut.
Pengembangan zakat bersifat produktif dengan cara dijadikannya dana
zakat sebagai modal usaha, untuk pemberdayaan ekonomi penerimanya, dan
supaya fakir miskin dapat menjalankan atau membiayai kehidupannya secara
konsisten. Dengan dana zakat tersebut fakir miskin akan mendapatkan
penghasilan tetap, meningkatkan usaha, mengembangkan usaha serta mereka
dapat menyisihkan penghasilannya untuk menabung
Dana zakat untuk kegiatan produktif akan lebih optimal bila dilaksanakan
Lembaga atau Badan Amil Zakat karena LAZ/BAZ sebagai organisasi yang
terpercaya untuk pengalokasian, pendayagunaan, dan pendistribusian dana zakat,
mereka tidak memberikan zakat begitu saja melainkan mereka mendampingi,
memberikan pengarahan serta pelatihan agar dana zakat tersebut benar-benar
dijadikan modal kerja sehingga penerima zakat tersebut memperoleh pendapatan
yang layak dan mandiri.
Secara demografik dan kultural bangsa Indonesia khususnya masyarakat
muslim Indonesia sebenarnya meiliki potensi strategic yang layak di kembangkan
menjadi salahsatu instrument pemerataan pendapatan yaitu institusi zakat, infak
dan sedekah. Karena secara demografik, mayoritas penduduk Indonesia adalah
beragama islam, dan secara kultural kewajiban zaka, dorongan berinfak dan
muslim dengan demikian mayoritas penduduk Indonesia secara ideal dapat
terlibat dalam mekanisme pengelolaan zakat apabila hal itu bias terlaksana dalam
aktifitas sehari-hari umat islam, maka secara hipotik zakat termasuk didalamnya
adalah penguatan pemberdayaan ekonomi nasional6
Badan Amil Zakat Daerah Tangerang menyalurkan dana zakat produktif
pada suatu program yang kemudian dikembangkan yaitu Program Pemberdayaan
Ekonomi, program ini adalah program pemberdayaan pembinaan umat atau
mustahiq produktif dengan memberikan bantuan modal usaha yang disalurkan
dengan fasilitas Qordhul Hasan untuk bantuan modal yang berupa uang dan
Muḍarabah dengan sistem gaduh untuk bantuan modal yang berupa hewan ternak. Dengan bantuan modal usaha yang diberikan Badan Amil Zakat Daerah Kota
Tangerang, mustahiq dapat mengembangkan usaha mereka dan bisa
meningkatkan pendapatan mereka
Dengan berkembangnya usaha kecil menengah dengan modal berasal dari
zakat akan menyerap tenaga kerja. Hal ini berarti angka pengangguran bisa
dikurangi, berkurangnya angka pengangguran akan berdampak pada
meningkatnya daya beli masyarakat terhadap suatu produk barang ataupun jasa,
meningkatnya daya beli masyarakat akan diikuti oleh pertumbuhan produksi,
pertumbuhan sektor produksi inilah yang akan menjadi salah satu indikator
adanya pertumbuhan ekonomi.
6
Djamal Doa, ”Membangun Ekonomi Umat Melalui Pengelolaan Zakat Harta” (Jakarta: Nuansa Madani, 2002) Cet.II, h.3
Berdasarkan uraian tersebut diatas, penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian mengenai zakat produktif dengan judul: “PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT MELALUI ZAKAT PRODUKTIF PADA BADAN AMIL ZAKAT DAERAH (BAZDA) KOTA TANGERANG”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Agar mempermudah dalam penelitian ini maka penulis perlu mengidentifikasi
permasalahan yang akan dibahas, masalah ini akan terkait diantaranya:
a. Pemberdayaan Ekonomi Umat
b. Konsep Zakat
c. Konsep Kesejahteraan
d. Zakat Produktif
e. Distribusi pendapatan secara Islami
f. Lembaga-lembaga penyalur dana Zakat
g. Keuangan
1. Pembatasan Masalah
Mengingat luasnya pembahasan mengenai zakat produktif dan
pemberdayaan ekonomi umat maka perlu pembatasan masalaah, pembatasan
masalah ini di harapkan agar pembahasan tidak terlalu meluas dan agar
Adapun pembatasan permasalaah dalam skripsi ini adalah zakat
produktif yang di kelola oleh Badan Amil Zakat Daerah kota Tangerang untuk
pemberdayaan ekonomi umat khususnya umat islam.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka pokok permasalahan
yang dihadap adalah permasalahan ekonomi umat (baca: kemiskinan) masih
belum teratasi secara maksimal maka dengan adanya Badan Amil Zakat
Nasional apakah potensi zakat produktif dapat di gunakan sebagai alternatif
pengurangan kemiskinan di Indonesia saat ini, adapun selanjutnya dapat
penulis rumuskan permasalahan sebagai berikut:
a. Bagaimana konsep pengelolaan zakat produktif dalam pemberdayaan
ekonomi umat oleh BAZDA Kota Tangerang?
b. Bagaimana Tantangan BAZDA Kota Tangerang dalam pemberdayaan
ekonomi umat?
c. Strategi apa yang tepat yang di ambil oleh BAZDA Kota Tangerang dalam
upaya pemberdayaan ekonomi umat melalui zakat produktif?
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Secara umum tujuan penelitian ini tidak lain untuk turut serta
praktik pemberdayaan ekonomi umat melalui zakat produktif oleh BAZNAS.
Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah:
a. Mengetahui konsep pengelolaan zakat produktif dalam pemberdayaan
ekonomi umat oleh BAZDA Kota Tangerang.
b. Untuk mengetahui Tantangan BAZDA Kota Tangerang dalam
pemberdayaan ekonomi umat.
c. Mengetahui strategi apa yang di ambil oleh BAZDA Kota Tangerang
dalam upaya pemberdayaan ekonomi umat melalui zakat produktif?
2. Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat serta
kontribusi baik bagi praktisi maupun akademisi diantaranya:
a. Bagi penulis, penelitian ini dapat bernilai lebih untuk menambah dan
memperluas wawasan atau ilmu pengetahuan serta pengalaman di dalam
pemberdayaan ekonomi umat melalui zakat produktif dimana penulis
dapat menerapkan teori-teori yang diperoleh selama berada di bangku
perkuliahan.
b. Bagi akademisi diharapkan hasil penelitian ini mampu memberikan
sumbangan pemikiran bagi ilmu syariah pada umumnya dan keuangan
Islam pada khususnya, serta menjadi rujukan penelitian berikutnya tentang
pemberdayaan ekonomi umat melalui zakat produktif.
d. Adapun bagi Badan Amil Zakat Daerah Kota Tangerang (BAZDA), dapat
dijadikan sebagai catatan/koreksi untuk tetap mempertahankan dan
meningkatkan kinerja lembaga yang sudah bagus, sekaligus memperbaiki
kelemahan dan kekurangan yang ada.
D. Metode Penelitian dan teknik penulisan
Penelitian ini mengunakan metode penelitian kualitatif yang menghasilkan
data diskriptif dan tertulis dengan informasi dari intansi terkait dalam objek
penelitian. Sumber utama penelitian ini adalah lapangan,
Sedangkan untuk memperoleh data yang berkenaan dengan judul penelitian
penulis menggunakan jenis metodepengumpulan data sebagai berikut
1. Library Research Penelitian kepustakaan
Metode yang penulis gunakan yaitu kajian dengan menelaah dan
menelusuri literature yang berkenaan dengan masalah yang di teliti baik
berupa buku-buku artikel-artikel, website dan tulisan lain yang mngandung
informasi dan data-data yang berkaitan dengan judul penelitian baik secara
langsung ataupun tidak langsung.
2. Field Research Penelitian lapangan
Dengan metode ini penulis mengobservasi tempat penelitian dalam hal ini
Badan Amil Zakat Daerah Kota Tangerang (BAZDA) yang berkator pusat di
Sedangkan metode pembahasan dalam penulisan skripsi ini mengunakan
metode Diskriptif Analisis7 yaitu penulis menggambarkan permasalahan dengan di dasari pada teori-teori zakat dan ekonomi Islam. Lalu di analisis
lebih lanjut untuk kemudian di ambil kesimpulan
Adapun teknik penulisan skripsi ini berdasarkan pada buku Pedoman
Penulisan Skripsi yang di terbitkan oleh Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
E. Studi Reviw Terdahulu.
Dari beberapa literature skripsi yang berada di perpustakaan Fakultas
Syariah dan Hukum maupun perpustakaan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta penulis banyak menemukan literatur yang membahas
tentang zakat produktif namun dari beberapa literatur itu yang mempunyai
kemiripan dari jenis skripsi yang penulis buat hanya ada tiga skripsi yang relefan
dengan pembahasan yang akan peneliti lakun selain tentunya ada hal-hal yang
membedakan di bawah ini adalah hasil setudi reviw terdahulu pada skripsi yang
telah ada, tahun 20078 oleh Fadilah, sifat penelitianya adalah kualitatif tentang Efektifitas Penyaluran Zakat dalam meningkatkan pendapoatan mustahik dan di
7
S.Nasution, Metode Reseach (Jakarta: Bumi Aksara, 2002) h.24.
8
Fardillah, (2007) ”Efektifitas Penyaluran Zakat dalam Meningkatkan Pendapoatan Mustahik pada LAZNAS Bangun Sejahtra Mitra (BSM Umat)”, Skripsi S1 Jakarta Jurusan Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta
simpulkan bahwa penyaluran zakat yang di maksud adalah pola penyaluran zakat
dalambentuk pemberdayaan (produktif) yang di sertai target terjadinya
kemandirian ekonomi bagi mustahik dan mengupayakan adanya peningkatan
pendapatan bagi mustahik, sedangkan
Abdul Waiz pada tahun 20089 juga mengadakan penelitian secara kuantitatif tentang Efektifitas Zakat Produktif Terhadap Tingkat Pendapatan Masyarakat Petani (Studi di Lembaga Pertanian Sehat Dompet Duafah Republika)
F. Sistematika Penulisan
Merujuk pada semua yang di tuliskan di atas dan metode yang di gunakan
serta dalam rangka memudahkan penulisan skripsi maka pembahasan dalam
skripsi ini di bagi menjadi lima bab yang di susun sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini menjelaskan latar belakang permasalahan,
perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, studi
terdahulu serta sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini akan di bahas tentang: Pengertian zakat
produktif, dasar hukum zakat produktif, konsep pemberdayaan
9
Abdul Waiz, (2008) ”Efektifitas, Zakat Produktif Terhadap Tingkat Pendapatan Masyarakat Petani (Studi di Lembaga Pertanian Sehat Dompet Duafah Republika)”, Skripsi S1 Jurusan Muamalah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta 2008
ekonomi umat, pengertian pemberdayaat ekonomi umat, dan
bentuk-bentuk pemberdayaan ekonomi umat.
BAB III : OBJEK PENELITIAN
Dalam bab ini menjelaskan tentang obyek penelitian, gambaran
umum BAZNAS, sejarah berdirinya BAZNAS struktur
oeganisasi, visi dan misi, Landasan berdiri dan Jenis-jenis atau
bidang pengelolaan unit usaha.
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini penulis akan menganalisis data primer dan data
sekunder mengenai pemberdayaan zakat produktif dalam
peningkatan ekonomi umat dalam bab ini akan di bahas
mengenai bagaimana BAZNAS mengelola dana zakat
produktifnya untuk memperdayakan ekonomi umat khususnya
umat islam dalam pengentasan kemiskinan dan bagaimana
strategi tersebut dapat berimbas secara makro sehingga dapat
menimbulkan ekonomi negara berkembang.
BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN
Adalah penutup, yang berisikan kesimpulan yang merupakan
jawaban permasalahan dengan di sertai saran serta diakhiri
A. Pengertian dan Dasar Hukum Zakat Produktif
a. Pengertian Zakat
Zakat berasal dari bentuk kata zaka yang berarti suci, baik, berkah, tumbuh dan berkembang.1 Dalam kitab-kitab hukum Islam perkataan zakat diartikan dengan suci, tumbuh dan berkembang serta berkah. Dan jika pengertian ini dihubungkan dengan harta, maka menurut ajaran Islam, harta ang dizakati itu akan tumbuh dan berkembang, bertambah karena suci dan berkah (membawa kebaikan bagi hidup dan kehidupan yang ounya harta).2
Sedangkan menurut istilah, zakat adalah nama bagi sejumlah harta tertentu yang telah mencapai syarat tertentu yang diwajibkan oelh Allah untuk dikeluarkan dan diberikan kepada yang berhak menerimanya dengan persyasratan tertentu pula.3 Kaitan antara makna secara bahasa dan istilah ini berkaitan sekali yaitu bahwa setiap harta yang sudah dikeluarkan zakatnya akan menjadi suci, bersih, baik, tumbuh, dan berkembang.
1
Drs. K.H Didin Hafidhudhin. Msc, Panduan Praktis Tentang Zakat, Infak, Shadaqah (Jakarta: Gema Insani Press, 1998), cet ke – 1, H.13
2
M. Daud Ali, “Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf,” (Jakarta : UI- press, 1998).h.41
3
Didin Hafidhudhin, “Panduan Praktis Tentang Zakat, Infak, Shadaqah”, (Jakarta: Gema Insani Pres, 1998) cet kepertama, h.13
Zakat adalah ibadah maaliyah yang mempunyai dimensi pemerataan karunia Allah SWT sebagai fungsi social ekonomi, sebagai perwujudan solidaritas social, pernyataan rasa kemanusiaan dan keadilan, pembuktian persaudaraan Islam, pengikat persatuan umat, sebagai pengikat bathin antara golongan kaya dan miskin dan zakat juga sebagai sarana membangun kedekatan antara yang kuat dengan yang lemah.
Secara lahiriah, zakat mengurangi nilai nominal (harta) dengan mengeluarkannya, tetapi dibalik pengurangan yang bersifat zahir ini, hakikatnya akan bertambah dan berkembang yang hakiki di sisi Allah SWT. Zakat merupakan ibadah yang memiliki dimensi ganda, transedental dan horizontal. Oleh sebab itu zakat memiliki banyak arti dalam kehidupan umat manusia, terutama umat Islam. Zakat juga dapat mensucikan diri (pribadi) dari kotoran dosa, memurnikan jiwa (menumbuhkan aakhlak mulia, menjadi murah hati, peka terhadap rasa kemanusiaan) dan mengikis sifat bakhil (kikir) serta berkah, dengan begitu akhirnya tercipta suasana ketenangan bathin yang terbebas dari tuntutan Allah SWT dan kewajiban kemasyarakatan yang selalu melinkupi hati.
Mengutip dari Yusuf Qardhawi Ibnu Taimiyah berkata : Jiwa orang yang berzakat itu menjadi bersih dan kekayaannya akan bersih pula: bersih dan bertambah maknanya4. Berarti suci dan tumbuh tidak dipakai hanya
4
Yusuf Qardhawi, Hukum Zakat: Studi Komperasi Mengenai Status dan F Filsafat Zakat Berdasarkan Al – Qur’an dan Hadis (Jakarta: Mizan, 1996), cet ke-4, h.34.
untuk kekayaan tetapi dari itu pun sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat At-Taubah ayat 103 sebagai berikut:
⌦
☺
)
ﺔ ﻮﺘﻟا
:
٣
(
Artinya: Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.
b. Dasar Hukum Zakat
Zakat sebagai rukun Islam yang ketiga di samping sebgai ibadah dan bukti ketundukan kepada Allah SWT, juga memiliki fungsi social yang sangat besar, di samping merupakan salah satu pialar ekonomi Islam. Jika zakat, infaq, dan shadaqah ditata dengan baik, baik penerimaan dan pengambilannya maupun pendistribusiannya, insya Allah akan mampu mengentaskan masalah kemiskinan atau paling tidak mengurangi masalah kemiskinan.
Zakat dala Al-Qura’an disebut sebanyak 82 kali, ini menunjukkan hukum dasar zakat yang sangat kuat, antara lain:
a. Surat Al Baqarah ayat 110 sebagai berikut:
Artinya: “Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat, apapun yang diusahakan oleh dirimu tentu kamu akan mendapat pahalanya disisi Allah, sesungguhnya Allah maha mengetahui kegiatan apapun yang kamu kerjakan”
(Qs. Al Baqaraha: 110)
b. Surat At- Taubah ayat 11 sebagai berikut:
⌧
☺
)
ﺔﺑﻮﺘﻟا
:
(
Artinya: “Jika mereka bertaubat, mendirikan sholat dan menunaikan zakat, Maka (mereka itu) adalah saudara-saudaramu seagama. dan Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi kaum yang mengetahui.”
c. Surat At-Taubah ayat 60 sebagai berikut:
☺
☺
☺
Artinya: “Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang-orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, Para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana”.(Qs. At-Taubah : 60)
Adapin dasar hukum berdasarkan sunnah yaitu:
………
Artinya : Dari Ibnu Abbas r. a dia berkata : Aku diberitahu oleh Abu Sufyan r.a Kalau ia menyebutkan hadits Nabi SAW, ia mengatakan “Nabi menyambung silaturrahmi, dan ifaf