• Tidak ada hasil yang ditemukan

Renja 2017

BAB II

EVALUASI PELAKSANAAN RENJA DINAS PERTANIAN TAHUN 2016

2.1. Evaluasi Pelaksanaan Renja Dinas Pertanian Tahun Lalu dan Capaian Renstra Dinas Pertanian

Berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan Renja Dinas Pertanian Tahun Lalu dan Capaian Renstra Dinas Pertanian Tahun 2016 maka diperoleh hasil sebagai berikut :

a) Capaian Kinerja Tanaman Pangan dan Hortikultura

Sasaran Srategis Indikator Kinerja

Tahun 2016 Tingkat Capaian Renstra s.d Tahun 2016 ( % ) Target Realisai Prosentase

1 2 3 4 5 6 1. Meningkatnya nilai tambah komoditas tanaman pangan dan hortikultura Prosentase kontribusi sub sektor tanaman pangan dan hortikultura

11,41% * 2. Meningkatnya produksi komoditas tanaman pangan dan hortikultura

1. Produksi padi, jagung dan kedelai (Ton)

- Padi 436.207 475.079 108,91% 99,60% - Jagung 207.379 241.325 116,37% 99,72% - Kedelai 8.508 6.429 75,56% 98,15% Rerata Capaian 2.1 100,28% 99,16% 2. Produksi komoditas unggulan di kawasan

agropolitan (padi dan durian) (Ton)

- Padi 110.540 107.736 97,46% 94,34%

- Durian 5.640 5.681 100,73% 98,80%

Rerata Capaian 2.2 99,10% 96,57%

Rerata Capaian 2 99,69% 97,86%

Berdasarkan hasil pengukuran kinerja sebagaimana tabel diatas maka dari 2 (dua) sasaran strategis maka sasaran strategis pertama yaitu meningkatnya nilai tambah komoditas tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan dengan indikator kinerja prosentase

Renja 2017

kontribusi sub sektor tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan belum dapat diketahui nilainya karena penghitungan nilai kontribusi dilakukan oleh BPS Kabupaten Jombang melalui penghitungan PDRB yang dilakukan pada tahun berikutnya (t+1). Sedangan sasaran kedua yaitu meningkatnya produksi tanaman pangan dan hortikultura. dan perkebunan dengan 2 indikator kinerja yaitu 1) produksi komoditas tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan dan 2) produksi komoditas unggulan di kawasan agropolitan secara rerata telah tercapai 99,69%. Sedangkan jika dibandingkan dengan target akhir renstra maka tercapai sebesar 97,86%.

Sedangkan capaian kinerja anggaran pada tahun 2016 sebesar 96,62% yaitu realisasi Rp. 35.200.923.885,- dari total anggaran Rp. 36.432180.000,-. Capaian kinerja anggaran tidak dapat tercapai seluruhnya karena terjadi efisiensi biaya dan selisih penawaran pada kegiatan pengadaan barang dan jasa.

b) Capaian Kinerja Urusan Perkebunan

Sasaran Srategis Indikator Kinerja

Tahun 2016 Tingkat

Capaian Renstra s.d Tahun 2016 ( % ) Target Realisai Prosentase

1 2 3 4 5 6 Meningkatkan produksi komoditas tanaman perkebunan 1. Produksi Tebu dan Tembakau (Ton) - Tebu 970.000 818.881,20 84,42% 82,72% - Tembakau 52.142 32.794 62.89% 57,53% Rerata Capaian 72,65% 70%,12 2.Produksi komoditas unggulan di kawasan agropolitan - Kopi 541 581,54 107,49% 102,93% - Kakao 151 222,94 147,64% 133,50% Rerata Capaian 127,56% 118,21%

Renja 2017

Berdasarkan hasil pengukuran kinerja urusan perkebunan sebagaimana tabel diatas maka pencapaian sasaran strategis masuk dalam katagori sangat berhasil. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum pembangunan urusan perkebunan sangat berhasil.

2.2. Analisis Kinerja Pelayanan Dinas Pertanian

Kinerja pelayanan Dinas Pertanian diukur berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Ketahanan Pangan sebagaimana dapat dilihat pada Lampiran 2. Indikator yang menjadi tolok ukur adalah Ketersediaan dan Cadangan Pangan, melalui penjabarannya :

(1) Ketersediaan energi dan protein perkapita

Ketersediaan energi diperoleh dari ketersediaan pangan yaitu tersedianya pangan dari hasil produksi dalam negeri dan/atau sumber lainnya. Penyediaan pangan terdiri dari komponen produksi, perubahan stok, impor dan ekspor. Dari ke-4 komponen tersebut yang menjadi kinerja pelayanan Dinas Pertanian adalah dalam penyediaan produksi pangan yaitu padi/beras, jagung, dan kedelai. Berdasarkan hasil perhitungan menunjukkan bahwa pada tahun 2016 produksi padi sebesar 475.079 ton, jagung 241.325 ton dan kedelai 6.429 ton.

(2) Penguatan cadangan pangan

Cadangan pangan adalah tersedianya pangan untuk dikonsumsi, bahan baku industri dan untuk menghadapi keadaan darurat. Cadangan pangan meliputi cadangan pangan nasional, cadangan pangan pemerintah (pusat, provinsi, kabupaten/kota dan desa) serta cadangan pangan masyarakat. Penyelenggaraan penguatan cadangan pangan pemerintah daerah dapat dilakukan melalui pengembangan lumbung pangan masyarakat. Penyediaan

Renja 2017

cadangan pangan pemerintah di tingkat kabupaten/kota minimal sebesar 100 ton ekuivalen beras dan ditingkat provinsi minimal sebesar 200 ton ekuivalen beras.

Hasil analisa hasil produksi padi tahun 2016 menunjukkan bahwa beras tersedia untuk konsumsi sebesar 293.073 ton. Berdasarkan angka konsumsi beras Provinsi Jawa Timur sebesar 91,26 kg perkapita/tahun maka kebutuhan beras untuk penduduk Kabupaten Jombang sebanyak 1.419.137 jiwa pada tahun 2016 adalah sebesar 129.510 ton sehingga terjadi surplus beras sebesar 163.560 ton. Surplus beras tersebut menunjukan bahwa cadangan pangan pemerintah masih cukup besar jauh diatas kebutuhan minimal yang ditentukan.

Produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya pada tahun 2016 mengalami penurunan dibandingkan tahun 2015. Penurunan produktivitas seluruh komoditas pangan utama tersebut terjadi karena adanya serangan OPT akibat dampak iklim kemarau basah (hujan masih turun pada musim kemarau). Namun produksi padi sebagai komoditas strategis dan politis meningkat karena : a) bertambahnya luas tanam karena adanya program Upaya Khusus (Upsus) yang mendapatkan pengawalan TNI, b) semakin intensifnya penerapan teknologi budidaya, antara lain metode tanam jajar legowo/jarwo, Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu/GPPTT dan pertanian organik oleh petani, c) tersedianya sarana produksi usaha tani dalam jumlah yang mencukupi dengan kualitas yang bermutu, d) pengawalan pertanaman dari serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) melalui pelaksanaan Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT) dan gerakan pengendalian hama melalui penerapan slogan STOP SPOT dan e) semakin intensifnya pendampingan petugas kepada petani.

Renja 2017

Sedangkan kinerja pelayanan urusan perkebunan pada tahun 2016 adalah meningkatnya produksi. Produksi komoditi perkebunan pada tahun 2016 adalah sebagai berikut : produksi tebu target 970.000 ton terealisasi 818.881,20 ton atau sebesar 88,42% termasuk kategori sangat berhasil. Produksi tembakau target 52.142 ton terealisasi 32.794 ton atau sebesar 62,89 % termasuk kategori cukup berhasil.

2.3. Isu-isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi Dinas Pertanian

Berdasarkan hasil analisis kinerja pelayanan Dinas Pertanian untuk urusan tanaman pangan selama tahun 2016 dapat dilihat bahwa seluruh target peningkatan produksi tanaman pangan terutama padi dapat tercapai bahkan mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan pencapaian tahun 2015. Hal ini disebabkan meningkatnya luas areal tanam pada tahun 2016 karena curah hujan lebih banyak sehingga ketersediaan air mencukupi untuk pertumbuhan tanaman serta adanya Program Upaya Khusus (Upsus) Pajale (padi, jagung dan kedelai) yang mendapatkan pengawalan dari TNI dalam rangka pencapaian swasembada pangan khususnya beras. Peningkatan produksi padi juga disebabkan tidak adanya serangan OPT dan tersedianya pupuk baik jumlah maupun waktu yang tepat.

Sedangkan dari hasil analisis kinerja pelayanan urusan perkebunan selama tahun 2016 dapat dilihat bahwa hampir seluruh target produksi komoditi perkebunan dapat tercapai dengan cukup baik.

Permasalahan dan hambatan yang dihadapi dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi baik urusan tanaman pangan dan hortikultura maupun urusan perkebunan pada tahun 2016 adalah sebagai berikut :

Renja 2017

1. Meningkatnya kerusakan lingkungan dan perubahan iklim global 2. Masih belum optimalnya tingkat kesuburan lahan

3. Terbatasnya ketersediaan infrastruktur, sarana prasarana, lahan, dan air

4. Keterbatasan akses petani terhadap permodalan dan masih tingginya suku bunga usahatani

5. Lemahnya kapasitas dan kelembagaan petani dan penyuluh 6. Rendahnya nilai tukar petani (NTP)

7. Terbatasnya pemasaran hasil pertanian dan perkebunan

8. Belum padunya antar sektor dalam menunjang pembangunan pertanian dan perkebunan

Pelaksanaan program dan kegiatan Dinas Pertanian adalah dalam upaya pencapaian Misi 3 Pembangunan Daerah yaitu “Meningkatkan Perekonomian Daerah Yang Berdaya Saing dan

Merata” dengan sasaran Meningkatkan kontribusi sektor pertanian

dan perikanan.

Selain itu, pembangunan tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan juga diarahkan untuk pencapaian salah satu tujuan SDGs (Pembangunan Berkelanjutan) yaitu tujuan ke-2 dari 17 tujuan : Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan, meningkatkan gizi, dan mendorong pertanian yang berkelanjutan. Kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan dalam mendukung kelestarian lingkungan hidup antara lain melalui sosialisasi dan penyuluhan pertanian organik kepada para petani dan pekebun.

Tantangan dan peluang dalam meningkatkan pelayanan pembangunan tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan antara lain :

1. Peningkatan produktivitas dan nilai tambah produk tanaman

Renja 2017

pertanian yang ramah lingkungan melalui penerapan pertanian organik.

2. Penggunaan pupuk kimiawi dan organik secara berimbang untuk

memperbaiki dan meningkatkan kesuburan tanah.

3. Perbaikan dan pembangunan infrastruktur lahan, air,

perbenihan/perbibitan dan penyediaan alat mesin pertanian/perkebunan

4. Fasilitasi akses pembiayaan pertanian dengan suku bunga rendah

bagi petani kecil.

5. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan petani dan petugas

melalui penyuluhan dan pelatihan serta penataan kelembagaan petani melalui reposisi kepengurusan dan penataan UPTD Pertanian Terpadu.

6. Penguatan kelembagaan usaha ekonomi produktif yang kokoh di

perdesaan.

7. Fasilitasi pemasaran melalui pasar lelang, kemitraan dengan Pihak

III dan pelaksanaan program tunda jual di tingkat kelompok tani.

8. Pembentukan kawasan agropolitan

2.4. Review terhadap Rancangan Penyesuaian RKPD

Review terhadap Rancangan Penyesuaian RKPD dapat dilihat pada Lampiran 3. Review terhadap Rancangan Penyesuaian RKPD dimulai dari pencermatan terhadap rancangan awal RKPD urusan tanaman pangan dan hortikultura maupun rancangan awal RKPD urusan perkebunan.

Rancangan awal RKPD merupakan hasil dari proses pelaksanaan perencanaan yang diamanatkan di dalam Undang -undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang pelaksanaan Peraturan Presiden Nomor 8

Renja 2017

Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah. Dimana dalam proses perencanaan pembangunan sangat membutuhkan partisipasi dan kerjasama yang baik dari semua masyarakat (stakeholders), instansi vertikal, eksekutif maupun legislatif, sehingga proses perencanaan pembangunan yang dihasilkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat menjadi lebih baik.

Dalam proses perencanaan awal program dan kegiatan baik urusan tanaman pangan dan hortikultura maupun urusan perkebunan diperoleh dari hasil musrenbang kecamatan yang ditindaklanjutu dengan musrenbang kabupaten.

Berdasarkan hasil musrenbang kabupaten tahun 2016 (untuk usulan tahun 2017) maka urusan tanaman pangan dan hortikultura memperoleh usulan sebanyak 148 kegiatan dengan jumlah anggaran Rp. 15.548.053.500,-. Sedangkan urusan perkebunan sebesar Rp.

4.128.602.700,-Dalam proses perencanaan awal program dan kegiatan hasil usulan musrenbang kecamatan terdapat perbedaan dengan program dan kegiatan yang telah ditetapkan dalam Renja SKPD. Hal itu, disebabkan karena adanya beberapa perubahan - perubahan mengenai Peraturan - peraturan Perundang - undangan, kebijakan dan arahan baik dari pemerintah provinsi maupun pemerintah pusat dalam mewujudkan target dan sasaran pembangunan nasional terutama dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Sejalan dengan diterbitkan PP No 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah maka perlu dilakukan Penyesuaian Renja karena terbentuknya kelembagaan baru Dinas Pertanian yang merupakan gabungan dari Dinas Pertanian dengan Dinas Perkebunan. Berdasarkan KUAPPAS tahun 2017 dan dengan adanya pengurangan anggaran yang dilakukan oleh pemerintah daerah maka pagu awal

Renja 2017

APBD untuk Dinas Pertanian sebesar Rp. 13.821.242.800 dan untuk Dinas Perkebunan sebesar Rp. 2.660.352.700 sehingga total anggaran adalah sebesar Rp. 16.481.595.500. Dari total anggaran tersebut selanjutnya dilakukan penyesuaian rencana kerja sebesar Rp. 16.259.742.475,- sehingga terjadi penghematan sebesar Rp. 221.853.025,-.

Rencana Kerja Dinas Pertanian Tahun 2017 selain dari dana APBD juga didukung dari DAK Bidang Kedaulatan Pangan Sub Bidang Pertanian sebesar Rp. 3.600.000.000,-, DBHCHT sebesar Rp. 6.869.351.500,-. Total belanja langsung Dinas Pertanian Tahun 2017 adalah sebesar Rp. 26.729.093.975,-.

2.5. Penelaahan Usulan Program dan Kegiatan Masyarakat

Rencana Kerja Dinas Pertanian tahun 2017 disusun dengan berpedoman pada Renstra Dinas dan mengacu pada RKPD, memuat kebijakan, program dan kegiatan pembangunan baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah daerah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat.

Usulan program dan kegiatan berasal dari berbagai pemangku kepentingan, baik dari kelompok masyarakat, LSM, asosiasi, perguruan tinggi yang merupakan hasil musrenbang di kecamatan. Usulan program dan kegiatan masyarakat dapat dilihat pada Lampiran 4. Hasil musrenbang kecamatan tersebut dituangkan dalam berita acara kesepakatan hasil musrenbang dan digunakan sebagai bahan masukan dalam penyusunan Rancangan Rencana Kerja Dinas.

Selanjutnya hasil musrenbang kecamatan dipilah berdasarkan kesesuaian dengan tugas pokok dan fungsi Dinas, Renstra Dinas serta isu-isu strategis yang sedang terjadi di masyarakat. Hasil pencermatan usulan musrenbang kecamatan

Renja 2017

digunakan sebagai bahan untuk menyusun Rancangan Rencana Kerja (Renja) Dinas.

Rancangan Renja Dinas dibahas dalam forum SKPD yang dikoordinasikan oleh Bappeda. Tujuan pembahasan Rancangan Renja Dinas adalah penyelarasan program dan kegiatan, penajaman indikator dan target kinerja program dan kegiatan, mensinergikan pelaksanaan dan optimalisasi pencapaian sasaran sesuai dengan tugas dan fungsi Dinas, serta penyesuaian pendanaan program dan kegiatan berdasarkan pagu indikatif masing-masing Dinas.

Selanjutnya Rancangan Renja Dinas Pertanian

disempurnakan dan diverifikasi dengan berpedoman pada RKPD Kabupaten. Berdasarkan penyempurnaan dan verifikasi serta memperhatikan hasil komisioning lembaga legilatif maka ditetapkan Renja Dinas Pertanian. Namun karena adanya perubahan kelembagaan berdasarkan PP No 18 Tahun 2016 yang ditindaklanjuti dengan Perda No 8 Tahun 2016 maka Renja SKPD dilakukan penyesuaian sesuai dengan lembaga baru yang terbentuk.

Renja 2017

BAB III

TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

3.1. Telaah Terhadap Kebijakan Nasional dan Provinsi

Pada RPJMN tahap-3 (2015-2019), sektor pertanian masih menjadi sektor penting dalam pembangunan ekonomi nasional. Peran strategis sektor pertanian tersebut digambarkan dalam kontribusi sektor pertanian dalam penyedia bahan pangan dan bahan baku industri, penyumbang PDB, penghasil devisa negara, penyerap tenaga kerja, sumber utama pendapatan rumah tangga perdesaan, penyedia bahan pakan dan bioenergi, serta berperan dalam upaya penurunan emisi gas rumah kaca.

Sejalan dengan Strategi Induk Pembangunan Pertanian (SIPP) 2015-2045, pembangunan sektor pertanian dalam lima tahun ke depan (2015-2019) akan mengacu pada Paradigma Pertanian untuk Pembangunan (Agriculture for Development) yang memposisikan sektor pertanian sebagai penggerak transformasi pembangunan yang berimbang dan menyeluruh mencakup transformasi demografi, ekonomi, intersektoral, spasial, institusional, dan tatakelola pembangunan. Paradigma tersebut memberikan arah bahwa sektor pertanian mencakup berbagai kepentingan yang tidak saja untuk memenuhi kepentingan penyediaan pangan bagi masyarakat tetapi juga kepentingan yang luas dan multifungsi. Selain sebagai sektor utama yang menjadi tumpuan ketahanan pangan, sektor pertanian memiliki fungsi strategis lainnya termasuk untuk menyelesaikan persoalan-persoalan lingkungan dan sosial (kemiskinan, keadilan dan lain-lain) serta fungsinya sebagai penyedia sarana wisata (agrowisata). Memposisikan sektor pertanian dalam pembangunan nasional merupakan kunci utama keberhasilan dalam

Renja 2017

mewujudkan Indonesia yang Bermartabat, Mandiri, Maju, Adil dan

Makmur.

NAWA CITA atau agenda prioritas Kabinet Kerja mengarahkan pembangunan pertanian ke depan untuk mewujudkan kedaulatan pangan, agar Indonesia sebagai bangsa dapat mengatur dan memenuhi kebutuhan pangan rakyatnya secara berdaulat.

Kedaulatan pangan diterjemahkan dalam bentuk kemampuan bangsa dalam hal: (1) mencukupi kebutuhan pangan dari produksi dalam negeri, (2) mengatur kebijakan pangan secara mandiri, serta (3) melindungi dan menyejahterakan petani sebagai pelaku utama usaha pertanian pangan. Dengan kata lain, kedaulatan pangan harus dimulai dari swasembada pangan yang secara bertahap diikuti dengan peningkatan nilai tambah usaha pertanian secara luas untuk meningkatkan kesejahteraan petani.

Sasaran strategis Kementerian Pertanian tahun 2015-2019 adalah (1) Pencapaian swasembada padi, jagung dan kedelai serta peningkatan produksi gula dan daging, (2) peningkatan diversifikasi pangan, (3) peningkatan komoditas bernilai tambah dan berdaya saing dalam memenuhi pasar ekspor dan substitusi impor, (4) penyediaan bahan baku bioindustri dan bioenergi, (5) peningkatan pendapatan keluarga petani, serta (6) akuntabilitas kinerja aparatur pemerintah yang baik.

Dengan sasaran strategis tersebut, maka Kementerian Pertanian menyusun dan melaksanakan 7 Strategi Utama Penguatan Pembangunan Pertanian untuk Kedaulatan Pangan (P3KP) meliputi (1) peningkatan ketersediaan dan pemanfaatan lahan, (2) peningkatan infrastruktur dan sarana pertanian, (3) pengembangan dan perluasan logistik benih/bibit, (4) penguatan kelembagaan petani, (5) pengembangan dan penguatan pembiayaan, (6) pengembangan dan

Renja 2017

penguatan bioindustri dan bioenergi, serta (7) penguatan jaringan pasar produk pertanian.

Agenda Nawa Cita dalam RPJMN menunjukkan bahwa pembangunan pertanian tercantum dalam poin 6 dan 7 yaitu :

Prioritas C6 : “Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya

saing di pasar internasional” melalui upaya “Peningkatan Agroindustri”

Prioritas C7 : “Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan

menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik” melalui upaya “Peningkatan Kedaulatan Pangan“

Sasaran Nawa Cita Kedaulatan Pangan adalah sebagai berikut:

1. Perluasan 1 juta ha lahan sawah baru

2. Perluasan pertanian lahan kering 1 juta ha di luar Pulau Jawa 3. Perbaikan/pembangunan irigasi untuk 3 juta ha lahan sawah 4. Pengendalian konversai lahan

5. Pemulihan kesuburan lahan yang airnya tercemar 6. 1000 desa mandiri benih

7. Pembangunan gudang dengan fasilitas pengolahan pasca panen di tiap sentra produksi

8. Bank pertanian dan UMKM 9. Peningkatan kemampuan petani 10. Pengendalian impor pangan 11. Reforma agraria 9 juta ha 12. 1000 desa pertanian organik

13. Terbangunnya 100 techno park dan 34 science park 14. Pemanfaatan lahan bekas pertambangan

Renja 2017

Langkah oparasional yang diterapkan selama tahun 2015 – 2019 adalah sebagai berikut :

1. Peningkatan produksi dan produktivitas padi, jagung, kedelai 2. Peningkatan produksi dan produktivitas tebu

3. Peningkatan produksi dan produktivitas daging 4. Peningkatan diversifikasi pangan

5. Peningkatan nilai tambah, daya saing, ekspor dan substitusi impor

6. Peningkatan produksi dan produktivitas hortikultura yang berdaya

saing

7. Peningkatan produksi dan produktivitas perkebunan yang berdaya saing

8. Penyediaan bahan baku dan bioenergi

9. Peningkatan kesejahteraan petani

3.1.2 Telaah Terhadap Kebijakan Provinsi Jawa Timur

Visi pembangunan pertanian tanaman pangan dan hortikultura Provinsi Jawa yang tertuang dalam Renstra Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur Tahun 2014-2019 adalah “Jawa Timur sebagai Pusat Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura untuk Kesejahteraan Petani”.

Upaya untuk mewujudkan visi tersebut, dilakukan melalui beberapa misi yaitu : 1) Mewujudkan kemandirian pangan melalui peningkatan produksi dan produktivitas tanaman pangan dan hortikultura secara berkelanjutan; 2) Meningkatkan produk pangan segar dan olahan yang aman konsumsi dan berdaya saing tinggi; 3) Mewujudkan usaha pertanian dengan menumbuhkan ekonomi produktif di pedesaan.

Tujuan dan sararan pembangunan tanaman pangan dan hortikultura di Jawa Timur adalah :

Renja 2017

1) Meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman pangan dan hortikultura secara berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dan bahan baku industri pengolahan;

2) Meningkatkan nilai tambah dan daya saing produksi tanaman pangan dan hortikultura;

3) Meningkatkan kemandirian dan kesejahteraan petani.

Dari hasil uraian diatas tampak bahwa tujuan dan sasaran pembangunan pertanian tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan di Kabupaten Jombang telah sejalan dengan kebijakan nasional maupun provinsi yaitu dalam upaya meningkatkan nilai tambah dan produksi tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan.

3.2. Tujuan dan Sasaran Penyesuaian Renja Dinas Pertanian 3.2.1. Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dalam pembangunan tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan tahun 2017 di Kabupaten Jombang adalah sebagai berikut: Meningkatkan kontribusi sektor pertanian dan perikanan

3.2.2. Sasaran

Sasaran yang ingin dicapai dalam pelaksanaan pembangunan pertanian tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan di Kabupaten Jombang tahun 2017 adalah :

1. Meningkatnya nilai tambah komoditas tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan

2. Meningkatnya produksi komoditas tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan

Renja 2017

3.3. Program dan Kegiatan

a.Faktor-faktor Rumusan Program dan Kegiatan

1. Program program dan kegiatan dalam Renja Dinas Pertanian Tahun 2017 adalah dalam rangka mengoptimalkan pencapaian target jangka menengah sasaran strategis yang telah ditetapkan dalam Renstra Dinas Pertanian 2014-2018 yaitu meningkatnya nilai tambah dan meningkatnya produksi komoditas tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan guna mendukung tercapainya program nasional swasembada pangan khususnya padi, jagung, kedelai dan gula.

2. Program dan kegiatan juga untuk mendukung tercapainya salah satu tujuan dari 17 tujuan dalam SDGs (Sustainable Development Goals/Pembangunan Berkelanjutan) yaitu tujuan ke-2 : Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan, meningkatkan gizi dan mendorong pertanian yang berkelanjutan dimana salah satu kegiatan yang akan dilaksanakan adalah penerapan budidaya organik khususnya padi organik..

3. Disamping itu program dan kegiatan bertujuan pula untuk pengentasan kemiskinan meskipun secara tidak langsung melalui pemberdayaan kelompok tani/poktan, gabungan kelompok tani/gapoktan, HIPPA/P3A dalam rangka meningkatkan kesejahteraan petani.

4. Program dan kegiatan juga untuk mendukung pencapaian SPM Ketahanan Pangan dalam penyediaan cadangan pangan melalui upaya meningkatkan produksi pertanian tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan.

5. Program dan kegiatan juga diarahkan untuk pengembangan kawasan strategis dan cepat tumbuh dalam hal ini adalah memantapkan kawasan agropolitan.

6. Program dan kegiatan dilakukan dengan mengoptimalkan potensi ekonomi daerah, khususnya yang berbasis agribisnis

Renja 2017

yaitu dengan meningkatkan mutu dan nilai tambah hasil produksi komoditas tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan serta mengembangkan komoditas unggulan daerah antara lain Durian Bido, Jambu Gondang Manis, Salak Galengdowo, Kopi Excelsa dan Padi Organik.

7. Program dan kegiatan juga merupakan hasil evaluasi pelaksanaan kegiatan tahun lalu agar pada akhir tahun 2017 seluruh target dapat tercapai secara maksimal.

b.Rekapitulasi Program dan Kegiatan

Jumlah program yang dilaksanakan Dinas Pertanian tahun 2017 sebanyak 25 program ((4 program rutin pelayanan administrasi dan 21 program pembangunan pertanian) . Program adalah sebagai berikut :

Program

1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 3) Program Peningkatan Disiplin Aparatur

4) Program Perencanaan Strategis dan Pelaporan Capaian Kinerja serta Keuangan SKPD

5) Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian Lapangan

6) Program Peningkatan Produksi Perkebunan 7) Program Peningkatan Kualitas Bahan Baku

8) Program Pengembangan Kawasan Agropolitan Cluster Tanaman Pangan

9) Program Pembinaan Lingkungan Sosial Bidang Perkebunan

10) Program Pengelolaan Lahan Tanaman Pertanian 11) Program Pembangunan/Rehabilitasi Sarana dan

Prasarana Sumur Dangkal Pertanian = 55

12) Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian 13) Program Peningkatan Produksi Pertanian

14) Program Peningkatan Penerapan Teknologi Perkebunan

Renja 2017

15) Program Peningkatan Pengelolaaan Irigasi Partisipatif 16) Program Peningkatan Daya Dukung Lahan, Air, dan

Lingkungan Pertanian

17) Program Pembinanaan Lingkungan Sosial Bidang Pertanian

18) Program Pengembangan Kawasan Agropolitan Cluster Hortikultura

19) Program Pengembangan Produk Hasil Agribisnis Menjadi Bahan Jadi atau Setengah Jadi

20) Program Peningkatan Sarana Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan

21) Program Peningkatan Kesejahteraan Petani Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan

22) Program Perlindungan Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan

23) Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Tanaman Pangan,Hortikultura dan Perkebunan

24) Program Penyusunan Data, Informasi,Monitoring dan Evaluasi Pertanian

25) Program Peningkatan Mutu dan Legalisasi Produk Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan

Kegiatan

Penjabaran program-program tersebut dilaksanakan melalui berbagai kegiatan Dinas Pertanian Kabupaten Jombang tahun 2017 sebagai berikut:

Program/Kegiatan Program/KegiatanIndikator Kinerja

Rencana Tahun 2017 Lokasi CapaianTarget

Kinerja Rp. Program Pelayanan

Dokumen terkait