• Tidak ada hasil yang ditemukan

untuk meningkatkan kinerjanya.

6

BAB II PERENCANAAN KINERJA

2.1 VISI DAN MISI

Dalam rangka menyatukan arah dan mendorong terwujudnya pelaksanaan tugas dan fungsi dengan optimal, Balai Besar KIPM Jakarta I mempunyai visi yang ingin dicapai yaitu “Hasil Perikanan Yang Sehat Bermutu, Aman Konsumsi Dan Terpercaya”.

Misi yang diemban oleh BKIPM untuk mewujudkan visi tersebut adalah:

1. Mewujudkan produk perikanan yang berdaya saing melalui penjaminan persyaratan mutu produk hasil perikanan.

2. Mewujudkan pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan yang berkelanjutan melalui pengendalian Hama Penyakit Ikan Karantina (HPIK) dan jenis agen yang dilindungi, dilarang dan dibatasi.

3. Mewujudkan masyarakat kelautan dan perikanan yang sejahtera, maju, mandiri melalui pola konsumsi ikan yang bermutu serta budidaya ikan yang bebas dari hama dan penyakit.

Tujuan pembangunan BKIPM merupakan penjabaran dari visi dan misi guna mendukung prioritas pembangunan kelautan dan perikanan. Tujuan yang hendak dicapai oleh Balai Besar Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Jakarta I adalah sebagai berikut:

 Terbebasnya wilayah Tangerang dari masuk dan tersebarnya HPIK dari luar negeri dan dari suatu area ke area lain;

 Meningkatkan teknik dan metode pemeriksan karantina ikan dengan cara mengembangkan dan meningkatkan prasarana dan sarana laboratorium;

 Menyediakan referensi identifikasi HPI/HPIK media pembawa dan menginventarisir serta pemetaan HPI/HPIK;

 Meningkatkan pengawasan operasional karantina ikan;

 Meningkatkan pemahaman dan peran serta pengguna jasa karantina ikan dalam pelaksanaan tindak karantina ikan;

7

 Meningkatkan pelayanan kepada pengguna jasa karantina ikan melalui pemanfaatan sistem informasi;

 Mengembangkan sistem pengelolaan administrasi perkantoran yang efektif dan efisien.

2.2 INDIKATOR DAN TARGET KINERJA

Sasaran merupakan hasil yang akan dicapai secara nyata oleh instansi pemerintah dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur, dalam kurun waktu yang lebih pendek dari tujuan. Dalam sasaran telah ditetapkan indikator sasaran sebagai ukuran tingkat keberhasilan pencapaian sasaran untuk diwujudkan pada tahun bersangkutan. Setiap indikator sasaran disertai rencana tingkat capaian (target) masing-masing. Sasaran diupayakan untuk dapat dicapai dalam kurun waktu tertentu secara berkesinambungan sejalan dengan tujuan yang ditetapkan dalam rencana strategis. Dengan demikian, setiap tujuan yang ditetapkan memiliki indikator yang terukur.

Berdasarkan karakteristik tersebut di atas, Balai Besar KIPM Jakarta I telah menetapkan Sasaran Strategis dengan pendekatan Balanced Scorecard (BSC) sebagai berikut:

8 Gambar 2 Sasaran Strategis dengan pendekatan Balanced Scorecard (BSC)

Ikhtisar Perjanjian Kinerja BKIPM Tahun 2019 diuraikan seperti pada Tabel 1 berikut ini:

Tabel 1 Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Balai Besar KIPM Jakarta I Tahun 2019 No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target

2018 2019 Stakeholder Perspective

1 Terwujudnya kesejahteraan masyarakat KP

1 Unit Usaha Perikanan yang

Memenuhi persyaratan ekspor 78 78 Customer Perspective

2 Terwujudnya kedaulatan dalam

pengelolaan sumber daya kelautan dan perikana

2 Persentase kepatuhan

(compliance) pelaku usaha KP terhadap ketentuan peraturan perundang undangan kelautan dan perikanan

76% 80%

3 Jumlah kasus penolakan ekspor hasil perikanan per negara mitra ≤10 ≤10 3 Terwujudnya pengelolaan SDKP yang berpartisipatif, bertanggungjawab, dan berkelanjutan

4 Penyakit ikan karantina yang dicegah penyebarannya ke dan antar wilayah RI

100% 100% 5 Nilai PNBP (Rp. Juta) 5,450 7,326 Internal Process Perspective

4 Terselenggaranya sistem perkarantinaan, mutu dan keamanan hasil perikanan yang sesuai standar

6 Sertifikasi ekspor yang

memenuhi standar 29.443 35.000 7 Sertifikasi kesehatan ikan

domestik yang memenuhi standar

3.673 4.250 8 Importasi hasil perikanan yang

memenuhi persyaratan mutu dan keamanan hasil perikanan

100% 100% 9 Sertifikat CPIB Supplier/Unit

Pengumpul 5 5

10 Lokasi Pengawasan Mutu dan

9 No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target

2018 2019 Domestik

11 Pelaku usaha (UPI) yang menerapkan sistem traceability

7 7

12 Sertifikasi HACCP hasil

perikanan 207 207

13 Registrasi Unit Pengolahan

Ikan ke Negara tujuan Ekspor - 127 14 Lokasi sebaran jenis ikan

dilarang dan/ atau bersifat invasif yang diidentifikasi

2 2

15 Jumlah lokasi sebaran penyakit ikan karantina yang

diidentifikasi

5 5

16 Jumlah instalasi karantina ikan

yang memenuhi standar 40 67 17 Unit Usaha Pembudidayaan Ikan

(UUPI) yang menerapkan CKIB Implementasi Cara Karantina Ikan yang Baik

- 40 18 Penerapan SNI.150/IEC 170 2012,SNI 150/IEC 170 25:2018 dan ISO 9001 - 3 5 Terselenggaranya pengendalian dan pengawasan sistem perkarantinaan, mutu dan keamanan hasil perikanan secara profesional dan partisipatif

19 Penanganan kasus

pelanggaran perkarantinaan, keamanan hayati ikan dan sistem mutu yang diselesaikan

95% 95%

20 Tingkat kepatuhan pelaksanaan operasional pemasukan dan pengeluaran

78% 80% Learning And Growth Perspective

6 Terwujudnya aparatur sipil negara yang kompeten, profesional dan

berintegritas

21 Indeks Profesionalitas ASN BKIPM

81% 60%

7 Tersedianya manajemen pengetahuan yang handal dan mudah diakses

22 Presentase unit kerja yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar

70% 80%

8 Terwujudnya pranata dan kelembagaan birokrasi yang efektif, efisien dan

berorientasi pada layanan prima

23 Nilai Kinerja Reformasi

Birokrasi A (81) A (85)

24 Nilai Maturitas SPIP Level 3 Level 3

10 No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target

2018 2019 9 Terkelolanya anggaran

pembangunan secara efisien dan akuntabel

26 Nilai kinerja anggaran Baik (86)

Baik (87) 27 Batas tertinggi presentase nilai

temuan LHP BPK atas LK disbandingkan Realisasi Anggaran TA. 2018

1% 1%

2.3 PENGUKURAN KINERJA

Nilai Pencapaian Sasaran Strategis (NPSS) diperoleh melalui serangkaian penghitungan dengan menggunakan data target dan realisasi IKU yang tersedia. Dengan membandingkan antara data target dan realisasi IKU, akan diperoleh indeks capaian IKU. Penghitungan indeks capaian IKU perlu memperhitungkan jenis polarisasi IKU yang berlaku, yaitu maximize, minimize, dan stabilize. Ketentuan penetapan indeks capaian IKU adalah:

1. Angka maksimum adalah 120; 2. Angka minimum adalah 0;

3. Formula penghitungan indeks capain IKU untuk setiap jenis polarisasi adalah berbeda, sebagaimana penjelasan berikut:

a. Polarisasi Maximize

Pada polarisasi maximize, kriteria nilai terbaik pencapaian IKU adalah realisasi yang lebih tinggi dari target, dengan formula:

Indeks Capaian IKU =Realisasi/Target x 100%

b. Polarisasi Minimize

Pada polarisasi minimize, kriteria nilai terbaik pencapaian IKU adalah realisasi yang lebih kecil dari target, dengan formula:

Indeks Capaian IKU = {(1 + (1-Realisasi/Target)} x 100%

c. Polarisasi Stabilize

Pada polarisasi stabilize, kriteria nilai terbaik pencapaian IKU adalah realisasi yang berada dalam suatu rentang tertentu dibandingkan target.

11 100 ≤ X ≤ 120

(memenuhi ekspektasi)

80 ≤ X < 100

(belum memenuhi ekspektasi)

X < 80%

(tidak memenuhi ekspektasi)

12

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

3.1 CAPAIAN KINERJA

Capaian kinerja adalah tahap pengukuran pencapaian indikator dan analisis hasil capaian indikator. Pengukuran pencapaian indikator kinerja layaknya dilakukan melalui identifikasi peran dan tanggung jawab setiap tingkat manajemen dalam organisasi untuk kemudian dianalisis upaya pencapaian target kinerja unit kerja yang bersangkutan dibandingkan dengan indikator yang telah disepakati sebelumnya.

Berikut ini disampaikan ringkasan capaian indikator kinerja Balai Besar KIPM Jakarta I tahun 2019, sebagaimana disajikan pada Tabel 2 di bawah ini.

Tabel 2 Capaian Kinerja Balai Besar KIPM Jakarta I Tahun 2019 No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama

Capaian Target Tahunan Realisasi Tahunan Stakeholder Perspective 1 Terwujudnya kesejahteraan masyarakat KP

1 Unit Usaha Perikanan yang memenuhi persyaratan ekspor 78 76 Customer Perspective 2 Terwujudnya kedaulatan dalam

pengelolaan sumber daya kelautan dan perikana

2 Persentase kepatuhan (compliance) pelaku usaha KP terhadap ketentuan peraturan perundang undangan kelautan dan perikanan

80% 81%

3 Jumlah kasus penolakan ekspor hasil perikanan per negara mitra ≤10 1 3 Terwujudnya pengelolaan SDKP yang berpartisipatif, bertanggungjawab, dan berkelanjutan

4 Penyakit ikan karantina yang dicegah penyebarannya ke dan antar wilayah RI

100% 100%

5 Nilai PNBP (Rp. Juta)

7.036.086 8.447.734 Internal Process Perspective

4 Terselenggaranya sistem perkarantinaan, mutu dan keamanan hasil perikanan yang sesuai standar

6 Sertifikasi ekspor yang

memenuhi standar 35000 103328 7 Sertifikasi kesehatan ikan

domestik yang memenuhi standar

4.250 30.042 8 Importasi hasil perikanan

13 No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama

Capaian Target Tahunan

Realisasi Tahunan mutu dan keamanan hasil

perikanan

9 Sertifikat CPIB Supplier/Unit

Pengumpul 5 11

10 Lokasi Pengawasan Mutu dan keamanan Hasil Perikanan domestik

4 4

11 Pelaku usaha (UPI) yang menerapkan sistem traceability

7 12

12 Sertifikasi HACCP hasil

perikanan 207 305

13 Registrasi Unit Pengolahan Ikan ke Negara tujuan Ekspor

127 112

14 Lokasi sebaran jenis ikan dilarang dan/ atau bersifat invasif yang diidentifikasi

2 3

15 Jumlah lokasi sebaran

penyakit ikan karantina yang

diidentifikasi 5 6

16 Jumlah instalasi karantina

ikan yang memenuhi standar 67 96 17 Unit Usaha Pembudidayaan

Ikan (UUPI) yang menerapkan CKIB Implementasi Cara Karantina Ikan yang Baik

40 55 18 Penerapan SNI.150/IEC 170 2012,SNI 150/IEC 170 25:2018 dan ISO 9001 3 3 5 Terselenggaranya pengendalian dan pengawasan sistem perkarantinaan, mutu dan keamanan hasil perikanan secara profesional dan partisipatif

19 Penanganan kasus

pelanggaran perkarantinaan, keamanan hayati ikan dan sistem mutu yang

diselesaikan

95% 97%

20 Tingkat kepatuhan pelaksanaan operasional

pemasukan dan pengeluaran 80% 80% Learning And Growth Perspective

6 Terwujudnya aparatur sipil negara yang kompeten, profesional dan berintegritas

21 Indeks kompetensi dan integritas

60% 60%

7 Tersedianya manajemen pengetahuan yang handal dan mudah diakses

22 Presentase unit kerja yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar

14 No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama

Capaian Target Tahunan Realisasi Tahunan 8 Terwujudnya pranata dan kelembagaan birokrasi yang efektif, efisien dan berorientasi pada layanan prima

23 Nilai Kinerja Reformasi

Birokrasi A (85) A (85)

24 Nilai Maturitas SPIP Level 3 Level 3

25 Nilai AKIP A (85) A (85)

Unit kerja yang berpredikat

menuju WBK 1 1

9 Terkelolanya anggaran pembangunan secara efisien dan akuntabel

26 Nilai kinerja anggaran

Baik (87) 96.38 27 Batas tertinggi presentase

nilai temuan LHP BPK atas LK disbandingkan Realisasi Anggaran TA. 2018

1% 1%

3.2 ANALISIS DAN EVALUASI

Elaborasi capaian kinerja berdasarkan sasaran strategis secara lebih detil menurut indikator kinerjanya serta dibandingkan dengan target dengan target jangka menengah yang terdapat dalam Renstra BKIPM sesuai Permen PAN 53 Tahun 2014 dijelaskan sebagai berikut:

Stakeholder Perspective

Sasaran Strategis 1. Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat Kelautan Dan Perikanan

Kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan menjadi tolok ukur dari dampak keberhasilan program dan kegiatan BKIPM. Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran terwujudnya kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan adalah pertumbuhan PDB perikanan.

IKU1. Unit Usaha Perikanan Yang Memenuhi Persyaratan Ekspor

Unit Usaha Perikanan yang memenuhi persyaratan ekspor merupakan unit usaha yang telah menerapkan prinsip-prinsip HACCP. Pada unit usaha yang menerapkan prinsip HACCP dilakukan verifikasi terhadap pelaksanaan SSOP/GMP dan penerapan HACCP minimal satu kali dalam setahun. Kegiatan ini dilaksanakan untuk memastikan bahwa UPI tersebut secara konsisten menerapkan sistem jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan, sebagaimana diamanatkan pada Permen KP No.19/2010. Indikator Unit Usaha Perikanan yang memenuhi persyaratan ekspor

15 diukur dengan menghitung jumlah UPI yang telah bersertifikasi HACCP. Realisasi indikator ini pada akhir tahun 2019 mencapai 78 unit atau 100 % dari target yang ditetapkan yaitu 100 unit. Ketercapaian realisasi sertifikasi HACCP ini merupakan fix variable yang mana setiap tahun pasti tercapai karena sertifikat HACCP harus diperpanjang setiap tahun sedangkan realisasinya ditentukan jadwal berakhirnya masa berlaku sertifikat HACCP. Sedangkan jumlah target sertifikasi HACCP setiap tahun berpotensi meningkat karena semakin banyak produk yang dilalulintaskan.Keberhasilan capaian sasaran strategis terwujudnya kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan mempunyai IKU Unit Usaha Perikanan yang memenuhi persyaratan ekspor Angka persentase target tahun 2019 adalah 78 unit. Untuk itu, dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 3 Capaian Target dan Realisasi IK1 Tahunan TA. 2019

Indikator Kinerja Target 2019 Tahunan Target 2018

% Terhadap

Target 2019

Target Realisasi %

Unit usaha perikanan yang memenuhi

persyaratan ekspor 78 78 76 97,44 78 97,44,%

Customer Perspective

Capaian kinerja Balai Besar KIPM Jakarta I pada Customer Perspective berasal dari sasaran strategis Terwujudnya kedaulatan dalam pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan.

Sasaran Strategis 2. Terwujudnya Kedaulatan Dalam Pengelolaan Sumber Daya Kelautan Dan Perikanan

Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran terwujudnya Kedaultan dalam pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan adalah persentase kepatuhan (compliance) pelaku usaha KP terhadap ketentuan peraturan perundang undangan kelautan dan perikanan dan jumlah kasus penolakan ekspor hasil perikanan per negara mitra, dengan capaian kinerja sebagai berikut:

IKU2. Persentase Kepatuhan (Compliance) Pelaku Usaha KP Terhadap Ketentuan Peraturan Perundang Undangan Kelautan Dan Perikanan

16 Kepatuhan adalah ketaatan pelaku usaha/pengguna jasa baik perorangan atau badan hukum yang melakukan kegiatan proses pengelolaan ikan dan produk perikanan dan/atau melakukan kegiatan lalu lintas ikan telah memenuhi persyaratan sesuai peraturan perundang-undangan (regulasi) yang berlaku di bidang perkarantinaan ikan, pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan.

Kegiatan pemasukan dan pengeluaran lalu lintas ikan (impor/ekspor) wajib dilengkapi sertifikat kesehatan ikan; melalui tempat-tempat pemasukan/pengeluaran yang ditetapkan, serta dilaporkan dan diserahkan kepada petugas karantina untuk keperluan tindakan karantina. Pada sistem pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan, kewajiban yang harus ditaati adalah memiliki kelayakan pengolahan ikan, menerapkan sistem jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan melalui penilaian kesesuaian, serta sertifikasi terhadap unit pengolahannya maupun produknya.

Indikator persentase kepatuhan (compliance) pelaku usaha kelautan dan perikanan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku diukur dari 3 variabel, yaitu perilaku kepatuhan pelaku usaha, kepatuhan pelaku usaha terhadap regulasi, dan kepatuhan standar komoditas yang akan dilalulintaskan bebas dari hama dan penyakit ikan karantina, serta produk yang aman untuk dikonsumsi manusia.

Tingkat penilaian perilaku kepatuhan pelaku usaha dapat digolongkan menjadi 4 (empat) ketegori perilaku:

a. tingkat kepatuhan tinggi, dengan rentang nilai 86-100%; kategori apabila pelaku usaha taat dengan kesadaran sendiri secara sukarela dan mempunyai reputasi yang baik jika ditinjau dari profil pelaku usaha.

b. tingkat kepatuhan sedang, dengan rentang nilai 70-85%; kategori apabila dengan tidak sengaja pelaku usaha sebagai akibat ketidaktahuan terhadap regulasi dan standar komoditas dan telah memperbaiki perilaku kepatuhannya dan tidak pernah melanggar regulasi/prosedur/persyaratan, atau pelaku usaha yang dikenakan pembekuansementara (internal suspend) dan telah menindaklanjuti hasil investigasi sebagai akibat adanya kejadian kasus penolakan ekspor.

c. tingkat kepatuhan rendah, dengan rentang nilai 51-69%; kategori apabila pelaku usaha yang resisten untuk patuh atau memanfaatkan kesempatan (celah) untuk tidak patuh, dan mengulangi pelanggarannya, atau pelakuusaha yang dikenakan

17 pembekuan (suspend) dan tidak dapat menindaklanjuti hasil investigasiakibat adanya kejadian kasus penolakan ekspor.

d. tingkat kepatuhan sangat rendah, dengan rentang nilai 0-50%; kategori pelaku usaha yang dengan sengaja dan terbukti melanggar ketentuan regulasi serta dilakukan penegakkan hukum terhadap pelanggaran yang terjadi.

Indikator persentase kepatuhan (compliance) pelaku usaha kelautan dan perikanan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku diukur dari 5 variabel,yaitu persentase kepatuhan importir terhadap pemenuhan persyaratan impor (bobot 20%), persentase kepatuhan eksportir yang diatur oleh peraturan tertentu (Permen KP, Permen LHK) terhadap pemenuhan persyaratan ekspor (bobot 20%), persentase kepatuhan eksportir terhadap pemenuhan persyaratan sertifikasi HACCP (bobot 20%), persentase kepatuhan unit pengolahan ikan (UPI) skala besar yang memenuhi sistem traceability (bobot 20%), dan persentase keberhasilan pengawasan di

exit/entry point wilayah perbatasan (bobot 20%), dengan rumus perhitungan sebagai

berikut:

IK2 = (x1 ×W1) + (x2×W2) + (x3×W3) + (x4×W4) + (x5×W5)

Pada tahun 2019, realisasi kepatuhan (compliance) pelaku usaha kelautan perikanan terhadap peraturan perundang-undangan karantina ikan, pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan memiliki target 80% dan telah tercapai sesuai target pada akhir 2019. Parameter yang diukur adalah tingkat kepatuhan pelaku usaha terhadap pemenuhan regulasi/SOP dalam rangka kegiatan ekspor – impor dan antar area. Pelanggaran yang diukur bersifat pelanggaran administrasi dan pelanggaran teknis (regulatif).

Pelanggaran administratif bersifat ringan dan tetap diberikan Sertifikat Kesehatan Ikan (Health Certificate). Sedangkan pelanggaran teknis (regulatif) bersifat berat yang berdampak penolakan, pemusnahan, tidak diterbitkan HC dan berdampak pada kasus hukum. Kepatuhan ini memiliki trend positif karena para pelaku usaha di wilayah Balai Besar KIPM Jakarta I dalam pengawasan dan arahan agar selalu bertumpu pada SOP yang berlaku. Pemahaman pelaku usaha terkait peraturan perundangan akan tetap ditingkatkan melalui supervisi yang dilakukan secara periodik.

18 Indikator kinerja persentase kepatuhan (compliance) pelaku usaha KP terhadap ketentuan peraturan perundang undangan kelautan dan perikanan. Adapun Capaian indikator ini mempunyai target sebesar 80% tahun 2019, Untuk itu, dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 4 Capaian Target dan Realisasi IK2 Tahunan TA. 2019

Indikator Kinerja Target 2019 Tahunan Target 2018 % Terhadap Target 2019

Target Realisasi %

Persentase kepatuhan (compliance) pelaku usaha KP terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku

80% 81% 100% 101.25 76% 101.25%

IKU3. Jumlah kasus penolakan ekspor hasil perikanan per negara mitra

Kontribusi BKIPM dalam meningkatkan kinerja ekspor produk hasil perikanan di pasar internasional adalah dengan menekan jumlah kasus penolakan ekspor hasil perikanan pernegara mitra agar tidak melampaui jumlah sepuluh (<10) per Negara mitra. Indikator ini dihitung berdasarkan notifikasi penolakan yang diterima otoritas kompeten dari negara mitrayang jumlah kasus penolakannya tertinggi.

Kasus penolakan ekspor hasil perikanan ke negara mitra yang terjadi selama tahun 2019 masih dapat dikendalikan di bawah 10 kasus. Penolakan ekspor hasil perikanan sampai dengan akhir tahun 2019 ada hanya terdapat 1 kasus penolakan oleh negara mitra. Terkait adanya kejadian tersebut Balai Besar KIPM Jakarta I selaku otoritas kompeten akan memberikan atensi dan supervisi agar hal tersebut tidak terulang dikemudian hari.

Terhadap notifikasi penolakan ekspor hasil perikanan Indonesia yang disampaikan oleh Otoritas Kompeten negara mitra tersebut, BKIPM telah melakukan

temporary suspend kepada UPI bersangkutan, menginvestigasi penyebab permasalahan

serta UPI melakukan perbaikan sistem jaminan mutu terhadap proses produksi. Pencabutan suspend dapat dilakukan setelah UPI melakukan tindakan perbaikan dan BKIPM menyampaikan notifi kasi kembali ke negara mitra. Indikator kinerja jumlah kasus penolakan ekspor hasil perikanan per negara mitra, adapun capaian indikator ini mempunyai target sebesar ≤ 10 tahun 2019 Untuk itu, dapat dilihat sebagai berikut :

19 Tabel 5 Capaian Target dan Realisasi IK3 pada Tahunan TA. 2019

Indikator Kinerja Target 2019 Tahunan Target 2018 % Terhadap Target 2019

Target Realisasi %

Jumlah kasus penolakan ekspor hasil perikanan

per negara mitra ≤ 10 ≤ 10 1 10 ≤ 10 10%

Sasaran Strategis 3. Terwujudnya pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan yang partisipatif, bertanggungjawab, dan berkelanjutan

Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran terwujudnya pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan yang partisipatif, bertanggungjawab, dan berkelanjutan adalah Penyakit ikan karantina yang dicegah penyebarannya ke dan antar wilayah RI dan persentase peningkatan PNBP BKIPM. Capaian kinerja setiap indikator kinerja adalah sebagai berikut :

IKU4. Penyakit ikan karantina yang di cegah penyebarannya ke dan antar wilayah RI

Upaya pencegahan masuk dan tersebarnya HPIK di Indonesia didasarkan pada Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Kepmen KP Nomor 80/2015 dan Kepmen KP Nomor58/2016. Berdasarkan Keputusan Menteri tersebut, terdapat 13 jenis Penyakit Ikan Karantina yang tersebar di 141 lokasi. Indikator penyakit ikan karantina yang dicegah penyebarannya ke wilayah RI diukur dengan membandingkan jumlah lokasi sebaran HPIK yang baru dan jumlah total lokasi sebaran HPIK berdasarkan Kepmen KP No.58/2016 dan Kepmen KP Nomor 80/2015.

Capaian indikator ini sampai dengan akhir tahun 2019 telah tercapai sesuai target tahunan. Meskipun demikian bahwa setiap komoditas perikanan yang dilalulintaskan tetap dilakukan pemeriksaan/uji laboratorium terhadap ancaman HPIK sesuai dengan daerah yang dituju sedangkan verifikasi terhadap data penyebaran penyakit ikan telah dilakukan pada akhir tahun anggaran. Inisiatif dan potensi penyakit ikan karantina yg dicegah pada Balai Besar KIPM Jakarta I akan ditingkatkan sehubungan tingginya frekuensi lalu lintas media pembawa HPI/HPIK di pintu-pintu pemasukan yang berada di bawah pengawasan Balai Besar KIPM Jakarta I.

Indikator penyakit ikan karantina yang dicegah penyebarannya ke wilayah RI diukur dengan membandingkan jumlah lokasi sebaran HPIK yang baru dan jumlah total

20 lokasi sebaran HPIK berdasarkan Kepmen KP No.58/2016 dan Kepmen KP Nomor 80/2015. Berdasarkan hasil kegiatan pemantauan sebaran HPIK yang dilakukan oleh UPT KIPM di seluruh wilayah Indonesia, realisasi penyakit ikan yang dicegah penyebarannya adalah sebesar 100%. Hal ini menunjukkan bahwa setiap komoditas perikanan yang dilalulintaskan telah dilakukan pemeriksaan/uji laboratorium terhadap ancaman HPIK sesuai dengan daerah yang dituju. Indikator kinerja Penyakit ikan karantina yang di cegah penyebarannya ke dan antar wilayah RI, adapun Capaian indikator ini mempunyai target sebesar 100% tahun 2019. Untuk itu dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 6 Capaian Target dan Realisasi IK4 Tahunan TA. 2019

Indikator Kinerja Target 2019 Tahunan Target 2018 % Terhadap Target 2019

Target Realisasi %

Penyakit ikan karantina yang dicegah

penyebarannya ke wilayah RI

100% 100% 100% 100 100% 100

IKU5. Nilai PNBP Balai Besar KIPM

Tarif PNBP karantina ikan dan mutu hasil perikanan mengacu kepada Peraturan Pemerintah Nomor 75 Tahun 2015 tentang Jenis Dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang Berlaku pada Kementerian Kelautan dan Perikanan. BKIPM terus berusaha memacu penerimaan PNBP sehingga dapat meningkatkan PNBP kelautan dan perikanan secara keseluruhan. Indikator nilai PNBP BKIPM diukur dengan menghitung jumlah realisasi penerimaan PNBP periode tahun anggaran berjalan. Pada triwulan IV TA. 2019, Balai Besar KIPM Jakarta I berhasil merealisasikan PNBP sebesar Rp 8.447.734.136,- dari target awal 7.326.086.000,- atau mencapai 115,31%. Hal ini menunjukkan bahwa BKIPM terus berupaya meningkatkan kinerja pengawasan dan pelayanan ekspor/impor/antar area terhadap komoditas perikanan yang dilalulintaskan, yang berdampak pada kesadaran dan kepatuhan pengguna jasa dalam melalulintaskan ikan dan produk perikanan melalui pintu pemasukan/pengeluaran yang ditetapkan dan menggunakan dokumen resmi.

21 Tabel 7 Capaian Target dan Realisasi IK5 Tahunan TA. 2019

Indikator Kinerja Target 2019 Tahunan Target 2018 % Terhadap Target 2019

Target Realisasi %

Nilai PNBP (Rp. Juta) 7326 7326 8447 115.31 5450 115.31%

Internal Process Perspective

Sasaran strategis Internal Proses Perspective mempunyai 2 sasaran strategis berasal dari sasaran strategis Terselenggaranya sistem perkarantinaan, mutu dan keamanan hasil perikanan yang sesuai standar dan Terselenggaranya pengendalian dan pengawasan sistem perkarantinaan, mutu dan keamanan hasil perikanan secara profesional dan partisipatif.

Sasaran Strategis 4. Terselenggaranya sistem perkarantiaan, mutu dan keamanan hasil perikanan yang sesuai standar

Keberhasilan pencapaian sasaran strategis Terselenggaranya sistem perkarantinaan, mutu dan keamanan hasil perikanan yang sesuai standar. Adapun Sasaran strategis ini mempunyai 16 IKU sebagai berikut :

Dokumen terkait