• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2020 Kepala Balai Besar KIPM Jakarta I, Ir. Habrin Yake, MM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2020 Kepala Balai Besar KIPM Jakarta I, Ir. Habrin Yake, MM"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

i

KATA PENGANTAR

Dalam rangka mewujudkan akuntabilitas atas pencapaian sasaran strategis serta untuk memenuhi amanat Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Balai Besar Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Jakarta I telah menyusun Laporan Kinerja (LKJ) 2019.

Laporan Kinerja (LKj) ini menggambarkan capaian kinerja Balai Besar KIPM Jakarta I dalam menyelenggarakan perkarantinaan ikan dan pengendalian mutu keamanan hasil perikanan selama periode Tahun 2019 dan disusun berdasarkan hasil pengukuran capaian indikator dan sasaran kinerja yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja pada seluruh level baik di tingkat pusat ataupun UPT. Selain itu juga sebagai gambaran kemampuan dan bentuk pertanggungjawaban dalam menjalankan visi, misi, tugas dan fungsi sebagaimana yang dijabarkan dalam Perjanjian Kinerja.

Laporan ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi dalam upaya peningkatan kinerja seluruh pegawai Balai Besar KIPM Jakarta I. Melalui laporan kinerja ini pula, diharapkan para pemangku kepentingan dapat mengetahui perkembangan kebijakan di bidang karantina ikan, pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan sekaligus memberikan umpan balik berupa saran dan masukan konstruktif demi penyempurnaan di masa depan.

Jakarta, Januari 2020

Kepala Balai Besar KIPM Jakarta I,

(3)

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ... iv

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1 LATAR BELAKANG ... 1

1.2 TUGAS FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI ... 2

1.3 ARAH KEBIJAKAN DAN ISU STRATEGIS ... 3

1.4 SISTEMATIKA PENYAJIAN ... 4

BAB II PERENCANAAN KINERJA ... 6

2.1 VISI DAN MISI ... 6

2.2 INDIKATOR DAN TARGET KINERJA... 7

2.3 PENGUKURAN KINERJA ... 10

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ... 12

3.1 CAPAIAN KINERJA ... 12

3.2 ANALISIS DAN EVALUASI ... 14

3.3 REALISASI ANGGARAN ... 39

BAB IV PENUTUP ... 41

4.1 KESIMPULAN ... 41

(4)

iii DAFTAR TABEL

Tabel 1 Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Balai Besar KIPM Jakarta I Tahun 2019 8

Tabel 2 Capaian Kinerja Balai Besar KIPM Jakarta I Tahun 2019 ... 12

Tabel 3 Capaian Target dan Realisasi IK1 Tahunan TA. 2018 ... 15

Tabel 4 Capaian Target dan Realisasi IK2 Tahunan TA. 2019 ... 18

Tabel 5 Capaian Target dan Realisasi IK3 pada Tahunan TA. 2019 ... 19

Tabel 6 Capaian Target dan Realisasi IK4 Tahunan TA. 2019 ... 20

Tabel 7 Capaian Target dan Realisasi IK5 Tahunan TA. 2019 ... 21

Tabel 8 Capaian Target dan Realisasi IK6 Tahunan TA. 2019 ... 22

Tabel 9 Capaian Target dan Realisasi IK7 Tahunan TA. 2019 ... 22

Tabel 10 Capaian Target dan Realisasi IK8 Tahunan TA. 2019 ... 23

Tabel 11 Capaian Target dan Realisasi IK9 Tahunan TA. 2019 ... 24

Tabel 12 Capaian Target dan Realisasi IK10 Tahunan TA. 2019 ... 25

Tabel 13 Capaian Target dan Realisasi IK11 Tahunan dan TA. 2019 ... 26

Tabel 14 Capaian Target dan Realisasi IK12 Tahunan TA. 2019 ... 26

Tabel 15 Capaian Target dan Realisasi IK13 Tahunan TA. 2019 ... 27

Tabel 16 Capaian Target dan Realisasi IK14 Tahunan TA. 2019 ... 27

Tabel 17 Capaian Target dan Realisasi IK15 Tahunan TA. 2019 ... 28

Tabel 18 Capaian Target dan Realisasi IK16 Tahunan TA. 2019 ... 29

Tabel 19 Capaian Target dan Realisasi IK17 Tahunan TA. 2019 ... 29

Tabel 20 Capaian Target dan Realisasi IK18 Tahunan TA. 2019 ... 30

Tabel 21 Capaian Target dan Realisasi IK19 Tahunan TA. 2019 ... 31

Tabel 22 Capaian Target dan Realisasi IK20 Tahunan TA. 2019 ... 32

Tabel 23 Capaian Target dan Realisasi IK21 Tahunan TA. 2019 ... 33

Tabel 24 Capaian Target dan Realisasi IK22 Tahunan TA. 2019 ... 34

Tabel 25 Capaian Target dan Realisasi IK23 Tahunan TA. 2019 ... 35

Tabel 26 Capaian Target dan Realisasi IK24 Tahunan TA. 2019 ... 36

Tabel 27 Capaian Target dan Realisasi IK25 Tahunan TA. 2019 ... 36

Tabel 28 Capaian Target dan Realisasi IK26 Tahunan TA. 2019 ... 38

Tabel 29 Capaian Target dan Realisasi IK27 Tahunan TA. 2019 ... 39

Tabel 30 Perapan Anggaran per Kegiatan TW IV TA 2019 ... 39

(5)

iv DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Struktur Organisasi Balai Besar KIPM Jakarta I ... 3 Gambar 2 Sasaran Strategis dengan pendekatan Balanced Scorecard (BSC) ... 8

(6)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2017 tentang Perubahan Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2015 tentang Kementerian Kelautan dan Perikanan dan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 6/PERMEN-KP/2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM), Balai Besar Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Jakarta I merupakan salah satu unit eselon II Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM). Balai Besar KIPM Jakarta I mempunyai tugas menyelenggarakan perkarantinaan ikan, pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan, serta keamanan hayati ikan. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Balai Besar KIPM Jakarta I dituntut untuk melaksanakan secara prudent, transparan, akuntabel, efektif dan efisien sesuai dengan prinsip-prinsip

good governance, sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999

tentang penyelengaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. Laporan kinerja disusun sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban Balai Besar KIPM Jakarta I dalam melaksanakan tugas dan fungsi selama tahun 2019 untuk mencapai visi dan misi Balai Besar KIPM Jakarta I. Di samping itu, juga sebagai alat kendali dan pemacu peningkatan kinerja setiap satuan kerja di lingkungan Balai Besar KIPM Jakarta I serta sarana untuk mendapatkan masukan bagi stakeholders demi perbaikan kinerja Balai Besar KIPM Jakarta I Selain untuk memenuhi prinsip akuntabilitas, Laporan Kinerja tersebut juga merupakan amanat Peraturan Pemerintah Nonor 8 tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

(7)

2 1.2 TUGAS FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI

Berdasarkan Peratutan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 6 Tahun 2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelauatan dan Perikanan, BKIPM mempunyai tugas menyelenggarakan perkarantinaanikan, pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan, sertakeamanan hayati ikan. Dalam melaksanakan tugasnya, BKIPM menyelenggarakan fungsi: a) penyusunan kebijakan teknis, rencana, dan program perkarantinaan ikan, sistem jaminan mutu, pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan, serta keamanan hayati ikan; b) pelaksanaan perkarantinaan ikan, sistem jaminan mutu, pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan, serta keamanan hayati ikan; c) pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan perkarantinaan ikan, sistem jaminan mutu, pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan, serta keamanan hayati ikan; d) pelaksanaan administrasi Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan; dan e) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsi BKIPM, Kepala Balai Besar KIPM Jakarta I dibantu oleh 3 pejabat eselon 3, yaitu Kabag Umum, Kabid Tata pelayanan Kabid Pengawasan Pengendalian dan Informasi dan 7 pejabat eselon 4 yaitu Ka.Seksi Pengawasan dan Pengendalian, Ka.Sub Bag Tata Usaha dan Kepegawaian, Ka. Seksi Data dan Informasi, Ka.Sub Bag Rumh Tangga dan Perlengkapan, Ka.Sub Bag Keuangan, Ka. Seksi Pelayanan Teknis Lapangan, Ka. Seksi Pelayanan Laboratorium dan Instalasi, serta kelompok Jabatan Fungsional.

(8)

3 Gambar 1 Struktur Organisasi Balai Besar KIPM Jakarta I

Jumlah SDM aparatur yang mendukung Balai Besar KIPM Jakarta I sejumlah 66 pegawai yang terdiri dari 11 pegawai pejabat struktural, 17 pegawai fungsional umum termasuk didalamnya fungsional Arsiparis dan administrasi, 35 pegawai fungsional PHPI, 2 pegawai fungsional pranata komputer dan 1 pegawai fungsional pengawas mutu. Distribusi pegawai yang berimbang ini diperlukan dalam membentuk workforce yang efektif dan efisien

1.3 ARAH KEBIJAKAN DAN ISU STRATEGIS

Arah kebijakan dan strategi Balai Besar KIPM Besar Jakarta I harus sesuai dengan arah kebijakan BKIPM dan berkaitan dengan arah kebijakan Kementerian Kelautan dan Perikanan serta diselaraskan dengan perkembangan lingkungan yang dinamis. Sehubungan dengan hal tersebut Balai Besar KIPM Jakarta I telah menetapkan beberapa arah kebijakan sebagai berikut :

(9)

4 1. Penerapan sistem manajemen mutu sesuai dengan SNI ISO/IEC

17025:2008, ISO 9001:2008 dan ISO/IEC 17043:2010.

Laboratorium Balai Besar KIPM Jakarta I untuk mencapai visi nya sebagai laboratorium acuan internasional perlu menerapkan beberapa sistem manajemen mutu, seperti NI SO/IEC 17025:2008 untuk laboratorium penguji, ISO 9001:2008 untuk pelayanan, ISO/IEC 17043:2010 untuk Penyelenggara Uji Profisiensi.

2. Peningkatan kerjasama teknis laboratorium Nasional dan Internasional.

Untuk meningkatkan kerjasama teknis laboratorium nasional dan internasional, Laboratorium Balai Besar KIPM Jakarta I turut serta dalam jejaring laboratorium baik jejaring laboratorium penyakit ikan/kesehatan ikan maupun jejaring laboratorium pangan/mutu hasil perikanan.

3. Isu Strategis

Isu strategis pembangunan perkarantinaan, keamanan hayati ikan, mutu, dan keamanan hasil perikanan dilihat dari prioritas pembangunan kelautan dan perikanan, sebagai berikut :

a) Pengawasan terintegrasi di wilayah perbatasan;

b) Kelestarian Sumber Daya Kelautan dan Perikanan dan Ketahanan Pangan; c) Daya Saing dan Nilai Tambah Hasil Perikanan

1.4 SISTEMATIKA PENYAJIAN

Sistematika dan penyajian LKj Tahun 2019 merujuk pada aturan dan ketentuan yang berlaku, sebagai berikut:

a. Bab I - Pendahuluan, menyajikan penjelasan umum organisasi, dengan penekanan kepada aspek strategis organisasi serta permasalahan utama (strategic issued) yang sedang dihadapi organisasi.

b. Bab II - Perencanaan Kinerja, menguraikan ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja tahun yang bersangkutan.

(10)

5 c. Bab III - Akuntabilitas Kinerja, menjelaskan capaian kinerja organisasi untuk setiap pernyataan kinerja sesuai dengan hasil pengukuran kinerja organisasi yang digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi sesuai dengan dokumen Perjanjian Kinerja.

d. Bab IV - Penutup, menjelaskan simpulan umum atas capaian kinerja organisasi serta langkah di masa mendatang yang akan dilakukan organisasi untuk meningkatkan kinerjanya.

(11)

6

BAB II PERENCANAAN KINERJA

2.1 VISI DAN MISI

Dalam rangka menyatukan arah dan mendorong terwujudnya pelaksanaan tugas dan fungsi dengan optimal, Balai Besar KIPM Jakarta I mempunyai visi yang ingin dicapai yaitu “Hasil Perikanan Yang Sehat Bermutu, Aman Konsumsi Dan Terpercaya”.

Misi yang diemban oleh BKIPM untuk mewujudkan visi tersebut adalah:

1. Mewujudkan produk perikanan yang berdaya saing melalui penjaminan persyaratan mutu produk hasil perikanan.

2. Mewujudkan pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan yang berkelanjutan melalui pengendalian Hama Penyakit Ikan Karantina (HPIK) dan jenis agen yang dilindungi, dilarang dan dibatasi.

3. Mewujudkan masyarakat kelautan dan perikanan yang sejahtera, maju, mandiri melalui pola konsumsi ikan yang bermutu serta budidaya ikan yang bebas dari hama dan penyakit.

Tujuan pembangunan BKIPM merupakan penjabaran dari visi dan misi guna mendukung prioritas pembangunan kelautan dan perikanan. Tujuan yang hendak dicapai oleh Balai Besar Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Jakarta I adalah sebagai berikut:

 Terbebasnya wilayah Tangerang dari masuk dan tersebarnya HPIK dari luar negeri dan dari suatu area ke area lain;

 Meningkatkan teknik dan metode pemeriksan karantina ikan dengan cara mengembangkan dan meningkatkan prasarana dan sarana laboratorium;

 Menyediakan referensi identifikasi HPI/HPIK media pembawa dan menginventarisir serta pemetaan HPI/HPIK;

 Meningkatkan pengawasan operasional karantina ikan;

 Meningkatkan pemahaman dan peran serta pengguna jasa karantina ikan dalam pelaksanaan tindak karantina ikan;

(12)

7

 Meningkatkan pelayanan kepada pengguna jasa karantina ikan melalui pemanfaatan sistem informasi;

 Mengembangkan sistem pengelolaan administrasi perkantoran yang efektif dan efisien.

2.2 INDIKATOR DAN TARGET KINERJA

Sasaran merupakan hasil yang akan dicapai secara nyata oleh instansi pemerintah dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur, dalam kurun waktu yang lebih pendek dari tujuan. Dalam sasaran telah ditetapkan indikator sasaran sebagai ukuran tingkat keberhasilan pencapaian sasaran untuk diwujudkan pada tahun bersangkutan. Setiap indikator sasaran disertai rencana tingkat capaian (target) masing-masing. Sasaran diupayakan untuk dapat dicapai dalam kurun waktu tertentu secara berkesinambungan sejalan dengan tujuan yang ditetapkan dalam rencana strategis. Dengan demikian, setiap tujuan yang ditetapkan memiliki indikator yang terukur.

Berdasarkan karakteristik tersebut di atas, Balai Besar KIPM Jakarta I telah menetapkan Sasaran Strategis dengan pendekatan Balanced Scorecard (BSC) sebagai berikut:

(13)

8 Gambar 2 Sasaran Strategis dengan pendekatan Balanced Scorecard (BSC)

Ikhtisar Perjanjian Kinerja BKIPM Tahun 2019 diuraikan seperti pada Tabel 1 berikut ini:

Tabel 1 Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Balai Besar KIPM Jakarta I Tahun 2019 No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target

2018 2019 Stakeholder Perspective

1 Terwujudnya kesejahteraan masyarakat KP

1 Unit Usaha Perikanan yang

Memenuhi persyaratan ekspor 78 78 Customer Perspective

2 Terwujudnya kedaulatan dalam

pengelolaan sumber daya kelautan dan perikana

2 Persentase kepatuhan

(compliance) pelaku usaha KP terhadap ketentuan peraturan perundang undangan kelautan dan perikanan

76% 80%

3 Jumlah kasus penolakan ekspor hasil perikanan per negara mitra ≤10 ≤10 3 Terwujudnya pengelolaan SDKP yang berpartisipatif, bertanggungjawab, dan berkelanjutan

4 Penyakit ikan karantina yang dicegah penyebarannya ke dan antar wilayah RI

100% 100% 5 Nilai PNBP (Rp. Juta) 5,450 7,326 Internal Process Perspective

4 Terselenggaranya sistem perkarantinaan, mutu dan keamanan hasil perikanan yang sesuai standar

6 Sertifikasi ekspor yang

memenuhi standar 29.443 35.000 7 Sertifikasi kesehatan ikan

domestik yang memenuhi standar

3.673 4.250 8 Importasi hasil perikanan yang

memenuhi persyaratan mutu dan keamanan hasil perikanan

100% 100% 9 Sertifikat CPIB Supplier/Unit

Pengumpul 5 5

10 Lokasi Pengawasan Mutu dan

(14)

9 No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target

2018 2019 Domestik

11 Pelaku usaha (UPI) yang menerapkan sistem traceability

7 7

12 Sertifikasi HACCP hasil

perikanan 207 207

13 Registrasi Unit Pengolahan

Ikan ke Negara tujuan Ekspor - 127 14 Lokasi sebaran jenis ikan

dilarang dan/ atau bersifat invasif yang diidentifikasi

2 2

15 Jumlah lokasi sebaran penyakit ikan karantina yang

diidentifikasi

5 5

16 Jumlah instalasi karantina ikan

yang memenuhi standar 40 67 17 Unit Usaha Pembudidayaan Ikan

(UUPI) yang menerapkan CKIB Implementasi Cara Karantina Ikan yang Baik

- 40 18 Penerapan SNI.150/IEC 170 2012,SNI 150/IEC 170 25:2018 dan ISO 9001 - 3 5 Terselenggaranya pengendalian dan pengawasan sistem perkarantinaan, mutu dan keamanan hasil perikanan secara profesional dan partisipatif

19 Penanganan kasus

pelanggaran perkarantinaan, keamanan hayati ikan dan sistem mutu yang diselesaikan

95% 95%

20 Tingkat kepatuhan pelaksanaan operasional pemasukan dan pengeluaran

78% 80% Learning And Growth Perspective

6 Terwujudnya aparatur sipil negara yang kompeten, profesional dan

berintegritas

21 Indeks Profesionalitas ASN BKIPM

81% 60%

7 Tersedianya manajemen pengetahuan yang handal dan mudah diakses

22 Presentase unit kerja yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar

70% 80%

8 Terwujudnya pranata dan kelembagaan birokrasi yang efektif, efisien dan

berorientasi pada layanan prima

23 Nilai Kinerja Reformasi

Birokrasi A (81) A (85)

24 Nilai Maturitas SPIP Level 3 Level 3

(15)

10 No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target

2018 2019 9 Terkelolanya anggaran

pembangunan secara efisien dan akuntabel

26 Nilai kinerja anggaran Baik (86)

Baik (87) 27 Batas tertinggi presentase nilai

temuan LHP BPK atas LK disbandingkan Realisasi Anggaran TA. 2018

1% 1%

2.3 PENGUKURAN KINERJA

Nilai Pencapaian Sasaran Strategis (NPSS) diperoleh melalui serangkaian penghitungan dengan menggunakan data target dan realisasi IKU yang tersedia. Dengan membandingkan antara data target dan realisasi IKU, akan diperoleh indeks capaian IKU. Penghitungan indeks capaian IKU perlu memperhitungkan jenis polarisasi IKU yang berlaku, yaitu maximize, minimize, dan stabilize. Ketentuan penetapan indeks capaian IKU adalah:

1. Angka maksimum adalah 120; 2. Angka minimum adalah 0;

3. Formula penghitungan indeks capain IKU untuk setiap jenis polarisasi adalah berbeda, sebagaimana penjelasan berikut:

a. Polarisasi Maximize

Pada polarisasi maximize, kriteria nilai terbaik pencapaian IKU adalah realisasi yang lebih tinggi dari target, dengan formula:

Indeks Capaian IKU =Realisasi/Target x 100%

b. Polarisasi Minimize

Pada polarisasi minimize, kriteria nilai terbaik pencapaian IKU adalah realisasi yang lebih kecil dari target, dengan formula:

Indeks Capaian IKU = {(1 + (1-Realisasi/Target)} x 100%

c. Polarisasi Stabilize

Pada polarisasi stabilize, kriteria nilai terbaik pencapaian IKU adalah realisasi yang berada dalam suatu rentang tertentu dibandingkan target.

(16)

11 100 ≤ X ≤ 120

(memenuhi ekspektasi)

80 ≤ X < 100

(belum memenuhi ekspektasi)

X < 80%

(tidak memenuhi ekspektasi)

(17)

12

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

3.1 CAPAIAN KINERJA

Capaian kinerja adalah tahap pengukuran pencapaian indikator dan analisis hasil capaian indikator. Pengukuran pencapaian indikator kinerja layaknya dilakukan melalui identifikasi peran dan tanggung jawab setiap tingkat manajemen dalam organisasi untuk kemudian dianalisis upaya pencapaian target kinerja unit kerja yang bersangkutan dibandingkan dengan indikator yang telah disepakati sebelumnya.

Berikut ini disampaikan ringkasan capaian indikator kinerja Balai Besar KIPM Jakarta I tahun 2019, sebagaimana disajikan pada Tabel 2 di bawah ini.

Tabel 2 Capaian Kinerja Balai Besar KIPM Jakarta I Tahun 2019 No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama

Capaian Target Tahunan Realisasi Tahunan Stakeholder Perspective 1 Terwujudnya kesejahteraan masyarakat KP

1 Unit Usaha Perikanan yang memenuhi persyaratan ekspor 78 76 Customer Perspective 2 Terwujudnya kedaulatan dalam

pengelolaan sumber daya kelautan dan perikana

2 Persentase kepatuhan (compliance) pelaku usaha KP terhadap ketentuan peraturan perundang undangan kelautan dan perikanan

80% 81%

3 Jumlah kasus penolakan ekspor hasil perikanan per negara mitra ≤10 1 3 Terwujudnya pengelolaan SDKP yang berpartisipatif, bertanggungjawab, dan berkelanjutan

4 Penyakit ikan karantina yang dicegah penyebarannya ke dan antar wilayah RI

100% 100%

5 Nilai PNBP (Rp. Juta)

7.036.086 8.447.734 Internal Process Perspective

4 Terselenggaranya sistem perkarantinaan, mutu dan keamanan hasil perikanan yang sesuai standar

6 Sertifikasi ekspor yang

memenuhi standar 35000 103328 7 Sertifikasi kesehatan ikan

domestik yang memenuhi standar

4.250 30.042 8 Importasi hasil perikanan

(18)

13 No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama

Capaian Target Tahunan

Realisasi Tahunan mutu dan keamanan hasil

perikanan

9 Sertifikat CPIB Supplier/Unit

Pengumpul 5 11

10 Lokasi Pengawasan Mutu dan keamanan Hasil Perikanan domestik

4 4

11 Pelaku usaha (UPI) yang menerapkan sistem traceability

7 12

12 Sertifikasi HACCP hasil

perikanan 207 305

13 Registrasi Unit Pengolahan Ikan ke Negara tujuan Ekspor

127 112

14 Lokasi sebaran jenis ikan dilarang dan/ atau bersifat invasif yang diidentifikasi

2 3

15 Jumlah lokasi sebaran

penyakit ikan karantina yang

diidentifikasi 5 6

16 Jumlah instalasi karantina

ikan yang memenuhi standar 67 96 17 Unit Usaha Pembudidayaan

Ikan (UUPI) yang menerapkan CKIB Implementasi Cara Karantina Ikan yang Baik

40 55 18 Penerapan SNI.150/IEC 170 2012,SNI 150/IEC 170 25:2018 dan ISO 9001 3 3 5 Terselenggaranya pengendalian dan pengawasan sistem perkarantinaan, mutu dan keamanan hasil perikanan secara profesional dan partisipatif

19 Penanganan kasus

pelanggaran perkarantinaan, keamanan hayati ikan dan sistem mutu yang

diselesaikan

95% 97%

20 Tingkat kepatuhan pelaksanaan operasional

pemasukan dan pengeluaran 80% 80% Learning And Growth Perspective

6 Terwujudnya aparatur sipil negara yang kompeten, profesional dan berintegritas

21 Indeks kompetensi dan integritas

60% 60%

7 Tersedianya manajemen pengetahuan yang handal dan mudah diakses

22 Presentase unit kerja yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar

(19)

14 No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama

Capaian Target Tahunan Realisasi Tahunan 8 Terwujudnya pranata dan kelembagaan birokrasi yang efektif, efisien dan berorientasi pada layanan prima

23 Nilai Kinerja Reformasi

Birokrasi A (85) A (85)

24 Nilai Maturitas SPIP Level 3 Level 3

25 Nilai AKIP A (85) A (85)

Unit kerja yang berpredikat

menuju WBK 1 1

9 Terkelolanya anggaran pembangunan secara efisien dan akuntabel

26 Nilai kinerja anggaran

Baik (87) 96.38 27 Batas tertinggi presentase

nilai temuan LHP BPK atas LK disbandingkan Realisasi Anggaran TA. 2018

1% 1%

3.2 ANALISIS DAN EVALUASI

Elaborasi capaian kinerja berdasarkan sasaran strategis secara lebih detil menurut indikator kinerjanya serta dibandingkan dengan target dengan target jangka menengah yang terdapat dalam Renstra BKIPM sesuai Permen PAN 53 Tahun 2014 dijelaskan sebagai berikut:

Stakeholder Perspective

Sasaran Strategis 1. Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat Kelautan Dan Perikanan

Kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan menjadi tolok ukur dari dampak keberhasilan program dan kegiatan BKIPM. Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran terwujudnya kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan adalah pertumbuhan PDB perikanan.

IKU1. Unit Usaha Perikanan Yang Memenuhi Persyaratan Ekspor

Unit Usaha Perikanan yang memenuhi persyaratan ekspor merupakan unit usaha yang telah menerapkan prinsip-prinsip HACCP. Pada unit usaha yang menerapkan prinsip HACCP dilakukan verifikasi terhadap pelaksanaan SSOP/GMP dan penerapan HACCP minimal satu kali dalam setahun. Kegiatan ini dilaksanakan untuk memastikan bahwa UPI tersebut secara konsisten menerapkan sistem jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan, sebagaimana diamanatkan pada Permen KP No.19/2010. Indikator Unit Usaha Perikanan yang memenuhi persyaratan ekspor

(20)

15 diukur dengan menghitung jumlah UPI yang telah bersertifikasi HACCP. Realisasi indikator ini pada akhir tahun 2019 mencapai 78 unit atau 100 % dari target yang ditetapkan yaitu 100 unit. Ketercapaian realisasi sertifikasi HACCP ini merupakan fix variable yang mana setiap tahun pasti tercapai karena sertifikat HACCP harus diperpanjang setiap tahun sedangkan realisasinya ditentukan jadwal berakhirnya masa berlaku sertifikat HACCP. Sedangkan jumlah target sertifikasi HACCP setiap tahun berpotensi meningkat karena semakin banyak produk yang dilalulintaskan.Keberhasilan capaian sasaran strategis terwujudnya kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan mempunyai IKU Unit Usaha Perikanan yang memenuhi persyaratan ekspor Angka persentase target tahun 2019 adalah 78 unit. Untuk itu, dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 3 Capaian Target dan Realisasi IK1 Tahunan TA. 2019

Indikator Kinerja Target 2019 Tahunan Target 2018

% Terhadap

Target 2019

Target Realisasi %

Unit usaha perikanan yang memenuhi

persyaratan ekspor 78 78 76 97,44 78 97,44,%

Customer Perspective

Capaian kinerja Balai Besar KIPM Jakarta I pada Customer Perspective berasal dari sasaran strategis Terwujudnya kedaulatan dalam pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan.

Sasaran Strategis 2. Terwujudnya Kedaulatan Dalam Pengelolaan Sumber Daya Kelautan Dan Perikanan

Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran terwujudnya Kedaultan dalam pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan adalah persentase kepatuhan (compliance) pelaku usaha KP terhadap ketentuan peraturan perundang undangan kelautan dan perikanan dan jumlah kasus penolakan ekspor hasil perikanan per negara mitra, dengan capaian kinerja sebagai berikut:

IKU2. Persentase Kepatuhan (Compliance) Pelaku Usaha KP Terhadap Ketentuan Peraturan Perundang Undangan Kelautan Dan Perikanan

(21)

16 Kepatuhan adalah ketaatan pelaku usaha/pengguna jasa baik perorangan atau badan hukum yang melakukan kegiatan proses pengelolaan ikan dan produk perikanan dan/atau melakukan kegiatan lalu lintas ikan telah memenuhi persyaratan sesuai peraturan perundang-undangan (regulasi) yang berlaku di bidang perkarantinaan ikan, pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan.

Kegiatan pemasukan dan pengeluaran lalu lintas ikan (impor/ekspor) wajib dilengkapi sertifikat kesehatan ikan; melalui tempat-tempat pemasukan/pengeluaran yang ditetapkan, serta dilaporkan dan diserahkan kepada petugas karantina untuk keperluan tindakan karantina. Pada sistem pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan, kewajiban yang harus ditaati adalah memiliki kelayakan pengolahan ikan, menerapkan sistem jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan melalui penilaian kesesuaian, serta sertifikasi terhadap unit pengolahannya maupun produknya.

Indikator persentase kepatuhan (compliance) pelaku usaha kelautan dan perikanan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku diukur dari 3 variabel, yaitu perilaku kepatuhan pelaku usaha, kepatuhan pelaku usaha terhadap regulasi, dan kepatuhan standar komoditas yang akan dilalulintaskan bebas dari hama dan penyakit ikan karantina, serta produk yang aman untuk dikonsumsi manusia.

Tingkat penilaian perilaku kepatuhan pelaku usaha dapat digolongkan menjadi 4 (empat) ketegori perilaku:

a. tingkat kepatuhan tinggi, dengan rentang nilai 86-100%; kategori apabila pelaku usaha taat dengan kesadaran sendiri secara sukarela dan mempunyai reputasi yang baik jika ditinjau dari profil pelaku usaha.

b. tingkat kepatuhan sedang, dengan rentang nilai 70-85%; kategori apabila dengan tidak sengaja pelaku usaha sebagai akibat ketidaktahuan terhadap regulasi dan standar komoditas dan telah memperbaiki perilaku kepatuhannya dan tidak pernah melanggar regulasi/prosedur/persyaratan, atau pelaku usaha yang dikenakan pembekuansementara (internal suspend) dan telah menindaklanjuti hasil investigasi sebagai akibat adanya kejadian kasus penolakan ekspor.

c. tingkat kepatuhan rendah, dengan rentang nilai 51-69%; kategori apabila pelaku usaha yang resisten untuk patuh atau memanfaatkan kesempatan (celah) untuk tidak patuh, dan mengulangi pelanggarannya, atau pelakuusaha yang dikenakan

(22)

17 pembekuan (suspend) dan tidak dapat menindaklanjuti hasil investigasiakibat adanya kejadian kasus penolakan ekspor.

d. tingkat kepatuhan sangat rendah, dengan rentang nilai 0-50%; kategori pelaku usaha yang dengan sengaja dan terbukti melanggar ketentuan regulasi serta dilakukan penegakkan hukum terhadap pelanggaran yang terjadi.

Indikator persentase kepatuhan (compliance) pelaku usaha kelautan dan perikanan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku diukur dari 5 variabel,yaitu persentase kepatuhan importir terhadap pemenuhan persyaratan impor (bobot 20%), persentase kepatuhan eksportir yang diatur oleh peraturan tertentu (Permen KP, Permen LHK) terhadap pemenuhan persyaratan ekspor (bobot 20%), persentase kepatuhan eksportir terhadap pemenuhan persyaratan sertifikasi HACCP (bobot 20%), persentase kepatuhan unit pengolahan ikan (UPI) skala besar yang memenuhi sistem traceability (bobot 20%), dan persentase keberhasilan pengawasan di

exit/entry point wilayah perbatasan (bobot 20%), dengan rumus perhitungan sebagai

berikut:

IK2 = (x1 ×W1) + (x2×W2) + (x3×W3) + (x4×W4) + (x5×W5)

Pada tahun 2019, realisasi kepatuhan (compliance) pelaku usaha kelautan perikanan terhadap peraturan perundang-undangan karantina ikan, pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan memiliki target 80% dan telah tercapai sesuai target pada akhir 2019. Parameter yang diukur adalah tingkat kepatuhan pelaku usaha terhadap pemenuhan regulasi/SOP dalam rangka kegiatan ekspor – impor dan antar area. Pelanggaran yang diukur bersifat pelanggaran administrasi dan pelanggaran teknis (regulatif).

Pelanggaran administratif bersifat ringan dan tetap diberikan Sertifikat Kesehatan Ikan (Health Certificate). Sedangkan pelanggaran teknis (regulatif) bersifat berat yang berdampak penolakan, pemusnahan, tidak diterbitkan HC dan berdampak pada kasus hukum. Kepatuhan ini memiliki trend positif karena para pelaku usaha di wilayah Balai Besar KIPM Jakarta I dalam pengawasan dan arahan agar selalu bertumpu pada SOP yang berlaku. Pemahaman pelaku usaha terkait peraturan perundangan akan tetap ditingkatkan melalui supervisi yang dilakukan secara periodik.

(23)

18 Indikator kinerja persentase kepatuhan (compliance) pelaku usaha KP terhadap ketentuan peraturan perundang undangan kelautan dan perikanan. Adapun Capaian indikator ini mempunyai target sebesar 80% tahun 2019, Untuk itu, dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 4 Capaian Target dan Realisasi IK2 Tahunan TA. 2019

Indikator Kinerja Target 2019 Tahunan Target 2018 % Terhadap Target 2019

Target Realisasi %

Persentase kepatuhan (compliance) pelaku usaha KP terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku

80% 81% 100% 101.25 76% 101.25%

IKU3. Jumlah kasus penolakan ekspor hasil perikanan per negara mitra

Kontribusi BKIPM dalam meningkatkan kinerja ekspor produk hasil perikanan di pasar internasional adalah dengan menekan jumlah kasus penolakan ekspor hasil perikanan pernegara mitra agar tidak melampaui jumlah sepuluh (<10) per Negara mitra. Indikator ini dihitung berdasarkan notifikasi penolakan yang diterima otoritas kompeten dari negara mitrayang jumlah kasus penolakannya tertinggi.

Kasus penolakan ekspor hasil perikanan ke negara mitra yang terjadi selama tahun 2019 masih dapat dikendalikan di bawah 10 kasus. Penolakan ekspor hasil perikanan sampai dengan akhir tahun 2019 ada hanya terdapat 1 kasus penolakan oleh negara mitra. Terkait adanya kejadian tersebut Balai Besar KIPM Jakarta I selaku otoritas kompeten akan memberikan atensi dan supervisi agar hal tersebut tidak terulang dikemudian hari.

Terhadap notifikasi penolakan ekspor hasil perikanan Indonesia yang disampaikan oleh Otoritas Kompeten negara mitra tersebut, BKIPM telah melakukan

temporary suspend kepada UPI bersangkutan, menginvestigasi penyebab permasalahan

serta UPI melakukan perbaikan sistem jaminan mutu terhadap proses produksi. Pencabutan suspend dapat dilakukan setelah UPI melakukan tindakan perbaikan dan BKIPM menyampaikan notifi kasi kembali ke negara mitra. Indikator kinerja jumlah kasus penolakan ekspor hasil perikanan per negara mitra, adapun capaian indikator ini mempunyai target sebesar ≤ 10 tahun 2019 Untuk itu, dapat dilihat sebagai berikut :

(24)

19 Tabel 5 Capaian Target dan Realisasi IK3 pada Tahunan TA. 2019

Indikator Kinerja Target 2019 Tahunan Target 2018 % Terhadap Target 2019

Target Realisasi %

Jumlah kasus penolakan ekspor hasil perikanan

per negara mitra ≤ 10 ≤ 10 1 10 ≤ 10 10%

Sasaran Strategis 3. Terwujudnya pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan yang partisipatif, bertanggungjawab, dan berkelanjutan

Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran terwujudnya pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan yang partisipatif, bertanggungjawab, dan berkelanjutan adalah Penyakit ikan karantina yang dicegah penyebarannya ke dan antar wilayah RI dan persentase peningkatan PNBP BKIPM. Capaian kinerja setiap indikator kinerja adalah sebagai berikut :

IKU4. Penyakit ikan karantina yang di cegah penyebarannya ke dan antar wilayah RI

Upaya pencegahan masuk dan tersebarnya HPIK di Indonesia didasarkan pada Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Kepmen KP Nomor 80/2015 dan Kepmen KP Nomor58/2016. Berdasarkan Keputusan Menteri tersebut, terdapat 13 jenis Penyakit Ikan Karantina yang tersebar di 141 lokasi. Indikator penyakit ikan karantina yang dicegah penyebarannya ke wilayah RI diukur dengan membandingkan jumlah lokasi sebaran HPIK yang baru dan jumlah total lokasi sebaran HPIK berdasarkan Kepmen KP No.58/2016 dan Kepmen KP Nomor 80/2015.

Capaian indikator ini sampai dengan akhir tahun 2019 telah tercapai sesuai target tahunan. Meskipun demikian bahwa setiap komoditas perikanan yang dilalulintaskan tetap dilakukan pemeriksaan/uji laboratorium terhadap ancaman HPIK sesuai dengan daerah yang dituju sedangkan verifikasi terhadap data penyebaran penyakit ikan telah dilakukan pada akhir tahun anggaran. Inisiatif dan potensi penyakit ikan karantina yg dicegah pada Balai Besar KIPM Jakarta I akan ditingkatkan sehubungan tingginya frekuensi lalu lintas media pembawa HPI/HPIK di pintu-pintu pemasukan yang berada di bawah pengawasan Balai Besar KIPM Jakarta I.

Indikator penyakit ikan karantina yang dicegah penyebarannya ke wilayah RI diukur dengan membandingkan jumlah lokasi sebaran HPIK yang baru dan jumlah total

(25)

20 lokasi sebaran HPIK berdasarkan Kepmen KP No.58/2016 dan Kepmen KP Nomor 80/2015. Berdasarkan hasil kegiatan pemantauan sebaran HPIK yang dilakukan oleh UPT KIPM di seluruh wilayah Indonesia, realisasi penyakit ikan yang dicegah penyebarannya adalah sebesar 100%. Hal ini menunjukkan bahwa setiap komoditas perikanan yang dilalulintaskan telah dilakukan pemeriksaan/uji laboratorium terhadap ancaman HPIK sesuai dengan daerah yang dituju. Indikator kinerja Penyakit ikan karantina yang di cegah penyebarannya ke dan antar wilayah RI, adapun Capaian indikator ini mempunyai target sebesar 100% tahun 2019. Untuk itu dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 6 Capaian Target dan Realisasi IK4 Tahunan TA. 2019

Indikator Kinerja Target 2019 Tahunan Target 2018 % Terhadap Target 2019

Target Realisasi %

Penyakit ikan karantina yang dicegah

penyebarannya ke wilayah RI

100% 100% 100% 100 100% 100

IKU5. Nilai PNBP Balai Besar KIPM

Tarif PNBP karantina ikan dan mutu hasil perikanan mengacu kepada Peraturan Pemerintah Nomor 75 Tahun 2015 tentang Jenis Dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang Berlaku pada Kementerian Kelautan dan Perikanan. BKIPM terus berusaha memacu penerimaan PNBP sehingga dapat meningkatkan PNBP kelautan dan perikanan secara keseluruhan. Indikator nilai PNBP BKIPM diukur dengan menghitung jumlah realisasi penerimaan PNBP periode tahun anggaran berjalan. Pada triwulan IV TA. 2019, Balai Besar KIPM Jakarta I berhasil merealisasikan PNBP sebesar Rp 8.447.734.136,- dari target awal 7.326.086.000,- atau mencapai 115,31%. Hal ini menunjukkan bahwa BKIPM terus berupaya meningkatkan kinerja pengawasan dan pelayanan ekspor/impor/antar area terhadap komoditas perikanan yang dilalulintaskan, yang berdampak pada kesadaran dan kepatuhan pengguna jasa dalam melalulintaskan ikan dan produk perikanan melalui pintu pemasukan/pengeluaran yang ditetapkan dan menggunakan dokumen resmi.

(26)

21 Tabel 7 Capaian Target dan Realisasi IK5 Tahunan TA. 2019

Indikator Kinerja Target 2019 Tahunan Target 2018 % Terhadap Target 2019

Target Realisasi %

Nilai PNBP (Rp. Juta) 7326 7326 8447 115.31 5450 115.31%

Internal Process Perspective

Sasaran strategis Internal Proses Perspective mempunyai 2 sasaran strategis berasal dari sasaran strategis Terselenggaranya sistem perkarantinaan, mutu dan keamanan hasil perikanan yang sesuai standar dan Terselenggaranya pengendalian dan pengawasan sistem perkarantinaan, mutu dan keamanan hasil perikanan secara profesional dan partisipatif.

Sasaran Strategis 4. Terselenggaranya sistem perkarantiaan, mutu dan keamanan hasil perikanan yang sesuai standar

Keberhasilan pencapaian sasaran strategis Terselenggaranya sistem perkarantinaan, mutu dan keamanan hasil perikanan yang sesuai standar. Adapun Sasaran strategis ini mempunyai 16 IKU sebagai berikut :

IKU6. Sertifikasi ekspor yang memenuhi standar

Sertifikat Kesehatan (Health Certificate) atau yang disingkat HC merupakan bukti pengendalian penerapan sistem jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan yang diterbitkan apabila suatu produk/hasil perikanan telah memenuhi persyaratan atau standar yang berlaku sehingga aman untuk dikonsumsi manusia dan kelestarian hayati ikan. Penerbitan HC mutu didasarkan pada hasil surveilan terhadap konsistensi penerapan HACCP selama proses produksi di Unit Pengolahan Ikan (UPI) dan hasil pengujian sesuai dengan Keputusan Kepala BKIPM Nomor 59/2017. Sedangkan penerbitan HC karantina ikan mengacu pada PP Nomor 15/2002, SOP Nomor 01/2015 dan SOP Nomor 03/2015. Target indikator ini sampai akhir tahun 2019 sebanyak 35.000 sertifikat. Capaian jumlah sertifikat sampai dengan bulan Desember 2019 telah melebihi target sebesar 103.328 atau 295.22% dari target tahunan yang ditetapkan.

(27)

22 Tabel 8 Capaian Target dan Realisasi IK6 Tahunan TA. 2019

Indikator Kinerja Target 2019 Tahunan Target 2018 % Terhadap Target 2019

Target Realisasi %

Sertifikasi ekspor yang

memenuhi standar 35000 35000 103328

295.

22 29.443 295.22%

IKU7. Sertifikasi kesehatan ikan domestik yang memenuhi standar

Sertifikasi kesehatan ikan domestik dilakukan melalui tindakan karantina ikan dalam rangka mencegah tersebarnya HPIK antar area di dalam Wilayah Negara Republik Indonesia. Sertifikasi bertujuan untuk memastikan dan memberikan jaminan bahwa media pembawa/ikan yang dilalulintaskan tidak tertular HPIK yang dipersyaratkan daerah tujuan sesuai dengan standar.

Indikator sertifikat kesehatan ikan domestik yang memenuhi persyaratan daerah tujuan diukur melalui verifikasi (on site dan on desk) terhadap jumlah sertifikat kesehatan ikan domestik keluar (KI-D2) yang diterbitkan oleh UPT BKIPM dan memenuhi standar. Pada akhir tahun 2019 realisasi indikator ini sebanyak 30.042 sertifikat dari target 4250 sertifikat atau mencapai 706.87%.

Tabel 9 Capaian Target dan Realisasi IK7 Tahunan TA. 2019

Indikator Kinerja Target 2019 Tahunan Target 2018 % Terhadap Target 2019

Target Realisasi %

Sertifikasi kesehatan ikan domestik yang

memenuhi standar 4250 4250 30042

706.

42 3673 706.42%

IKU8. Importansi hasil perikanan yang memenuhi persyaratan mutu dan keamanan hasil perikanan

Pelaksanaan penanganan importasi produk perikanan dilakukan untuk menjamin keamanan hasil perikanan yang masuk ke dalam wilayah Negara Republik Indonesia agar aman untuk dikonsumsi manusia. Selain itu, juga untuk memberikan perlindungan bagi usaha penangkapan ikan, usaha pembudidayaan ikan dan usaha pengolahan ikan serta agar dapat memenuhi kebutuhan konsumsi dalam negeri. Importir yang melakukan pemasukan hasil perikanan ke dalam wilayah RI harus memenuhi persyaratan legalitas dan berasal dari eksportir yang terdaftar di negara asal.

(28)

23 Indikator persentase produk perikanan yang masuk ke dalam wilayah RI yang sesuai dengan persyaratan mutu dan keamanan hasil perikanan diukur berdasarkan penanganan Realisasi persentase produk perikanan yang masuk kedalam wilayah RI yang sesuai dengan persyaratan mutu dan keamanan hasil perikanan sampai akhir tahun 2019 telah sesuai target yang ditetapkan.

Tabel 10 Capaian Target dan Realisasi IK8 Tahunan TA. 2019

Indikator Kinerja Target 2019 Tahunan Target 2018 % Terhadap Target 2019

Target Realisasi %

Importasi hasil perikanan yang

memenuhi persyaratan mutu dan keamanan hasil perikanan

100% 100% 100% 100 100% 100

IKU9. Sertifikasi CPIB Supplier / Unit Pengumpul

Dalam rangka menjamin mutu dan keamanan hasil perikanan telah ditetapkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 52A/KEPMEN-KP/2013 tentang Persyaratan Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Pada Proses Produksi, Pengolahan dan Distribusi. Keputusan tersebut mengatur tentang persyaratan dari hulu ke hilir termasuk di dalamnya Cara Penanganan Ikan yang Baik (CPIB) pada unit pengumpul/supplier sebagai bukti komitmen Otoritas Kompeten dalam rangka pengendalian jaminan mutu dan kemanan hasil perikanan. Untuk memastikan bahwa suatu unit pengumpul/supplier menerapkan sistem jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan terhadap sanitasi dan higiene penanganan ikan dengan berdasarkan prinsip-prinsip HACCP sesuai persyaratan yang telah ditentukan, maka Otoritas Kompeten melakukan pengendalian melalui kegiatan inspeksi terhadap unit pengumpul/supplier.

Dalam memberikan jaminan tersebut maka diperlukan kegiatan Inspeksi CPIB terhadap supplier sebagai pengendalian mutu dan keamanan (Quality and Safety

Assurance) hasil perikanan yang diproduksi di Indonesia. Inspeksi CPIB terhadap Unit

pengumpul/ Supplier dilaksanakan berdasarkan konsepsi Hazard Analysis Critical

Control Point (HACCP).

Hasil dari kegiatan Inspeksi CPIB pada Unit Pengumpul/Supplier berupa Sertifikat hasil inspeksi CPIB yang diterbitkan apabila suatu unit penanganan ikan

(29)

24 memenuhi persyaratan standar yang berlaku sehingga aman untuk dilakukan pengolahan lebih lanjut ataupun untuk dikonsumsi manusia.

Sampai dengan akhir 2019 telah terealisasi sertifikat CPIB sebanyak 11 sertifikat dari 5 target yang ditetapkan atau 220 %. Peningkatan yang signifikan ini disebabkan permintaan para supplier untuk disertifikasi sebagai syarat agar dapat melakukan lalu lintas produk perikanan.

Tabel 11 Capaian Target dan Realisasi IK9 Tahunan TA. 2019

Indikator Kinerja Target 2019 Tahunan Target 2018 % Terhadap Target 2019

Target Realisasi %

Sertifikat CPIB Supplier/Unit Pengumpul

5 5 11 220 5 220

IKU10. Lokasi Pengawasan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Domestik

Sikap yang selektif dan kritis dari pelanggan dalam memilih produk sesuai dengan kebutuhan dan keinginan mereka, menjadikan perusahaan dituntut untuk selalu menghasilkan produk-produk yang bermutu agar tidak ditinggalkan oleh pelanggannya. Hal ini kemudian menghadapkan perusahaan pada persoalan lain yaitu upaya menjaga dan meningkatkan mutu produk yang dihasilkan, namun tetap dengan biaya yang dapat diterima (fleksibel). Di industri perikanan pengendalian mutu mutlak dilakukan karena produk perikanan cepat mengalami kemunduran mutu. Pengendalian mutu tersebut meliputi pengawasan setiap kegiatan industry perikanan agar memenuhi persyaratan teknis, higienitas dan pemasaran dengan tujuan agar produk yang dihasilkan dapat diterima oleh konsumen dalam batasbatas standar yang telah ditetapkan.

Pemeliharaan dan pengendalian mutu merupakan faktor penting bagi suatuperusahaan untuk menjaga konsistensi mutu produk yang dihasilkan, sesuai dengan tuntutan pasar, sehingga perlu dilakukan manajemen pemeliharan dan pengendalian mutu untuk semua proses produksi. Pemeliharaan dan pengendalian mutu harus dilakukan sejak awal proses produksi sampai saluran distribusi untuk meningkatkan kepercayaan konsumen, meningkatkan jaminan keamanan produk, mencegah banyaknya produk yang rusak dan mencegah pemborosan biaya akibat kerugian yang ditimbulkan.

(30)

25 Metode pengukuran mutu ikan merupakan salah satu cara untuk mengetahui tingkat suatu mutu dari ikan tersebut. Pengukuran mutu ikan dapat dibagi menjadi 3 yaitu secara kimiawi, fisik dan mikrobiologi (Amir dan Putra, 2014). Hal ini sangat penting bagi suatu perusahaan agar mengetahui mutu dari bahan baku yang akan masuk ke pabrik karena jikabahan baku yang masuk tersebut jelek maka akan mempengaruhi dari produk akhir yang dihasilkan. Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) merupakan alat untuk memperkirakan potensi bahaya dan menentukan sistem pengendalian yang berfokus pada pencegahan terjadinya bahaya dan bukannya sistem yang semata-mata bergantung pada pengujian produk akhir (Hermawan, 2005). HACCP mencakup 2 aspek kegiatan yakni Good Manufacturing Practices (GMP) dan

Sanitation Standard Operating Procedure (SSOP) sebagai standar dalam penerapan

sistem pengendalian mutu terpadu HACCP sangat diperlukan untuk memastikan bahwa produk yang dihasilkan aman untuk dikonsumsi sehingga tidak mendatangkan kerugian pada pihak konsumen dan produsen.

Pada akhir tahun 2019 sudah terealisasi 4 lokasi sesuai target, atau sudah 100% dan sudah sesuai target yang ditentukan.

Tabel 12 Capaian Target dan Realisasi IK10 Tahunan TA. 2019

Indikator Kinerja Target 2019 Tahunan Target 2018 % Terhadap Target 2019

Target Realisasi %

Lokasi pengawasan mutu dan keamanan hasil perikanan domestik

4 4 4 100 4 100 %

IKU11. Pelaku Usaha (UPI) yang menerapkan Sistem Traceability

Indikator pelaku usaha (UPI) yang menerapkan sistem traceability diukur dengan menghitung jumlah UPI yang telah menerapkan sistem traceability melalui verifikasi penerapan sistem ketertelusuran hasil perikanan.

Pada akhir tahun 2019, realisasi indikator ini sebanyak 12 UPI dari 7 target UPI yang ditetapkan 171.43%. Sudah tercapai dengan target yang ditentukan. Pelaksanaan jadwal traceability ini telah ditetapkan secara periodik pada awal tahun sehingga pelaksanaan mengacu pada jadwal dan konfirmasi dari suplier yang bersangkutan.

(31)

26 Tabel 13 Capaian Target dan Realisasi IK11 Tahunan dan TA. 2019

Indikator Kinerja Target 2019 Tahunan Target 2018 % Terhadap Target 2019

Target Realisasi %

Pelaku usaha (UPI) yang menerapkan sistem

traceability 7 7 12

171.

43 7 171.43

IKU12. Sertifikasi HACCP hasil Perikanan

HACCP merupakan suatu sistem manajemen keamanan makanan yang sudah terbukti dan didasarkan pada tindakan pencegahan terhadap bahaya keamanan hasil perikanan yang untuk dikonsumsi manusia dari bahaya yang bersifat biologi, kimia dan fisik. Dengan penerapan sistem HACCP, identifikasi suatu yang mungkin akan muncul di dalam proses, tindakan pengendalian yang dibutuhkan akan dapat ditempatkan sebagaimana mestinya sehingga pemantauan terhadap bahaya keamanan makanan akan mudah dilaksanakan. Hal ini untuk memastikan bahwa keamanan makanan memang dikelola dengan efektif dan untuk menurunkan ketergantungan pada metode tradisional seperti pengujian pada produk akhir (end product testing). Indikator kinerja Sertifikasi HACCP hasil Perikanan mempunyai target sebesar 207 tahun 2019 Untuk itu, dapat dilihat sebagai berikut :.

Tabel 14 Capaian Target dan Realisasi IK12 Tahunan TA. 2019

Indikator Kinerja Target 2019 Tahunan Target 2018 % Terhadap Target 2019

Target Realisasi %

Sertifikasi HACCP hasil

perikanan 207 207 305 147.34 207 147.34

IKU13. Registrasi Unit Pengolahan Ikan ke Negara Tujuan Ekspor

Registrasi Unit Pengolahan Ikan ke Negara Tujuan Ekspor merupakan suatu sistem untuk mencatat atau mendaftarkan unit pengolahan ikan yang dapat melakukan ekspor ke negara mitra sehubungan dengan kerjasama yang telah dilakukan oleh Indonesia dengan negara-negara mitra untuk menyerasikan sistem jaminan mutu dan keamanan hasil produk perikanan. Dan hanya Unit Pengolahan Ikan yang telah terdaftar ke negara mitra tersebut yang dapat melakukan ekspor. Indikator kinerja Registrasi Unit Pengolahan Ikan ke Negara Tujuan Ekspor hasil Perikanan mempunyai target sebesar 127 unit pada tahun 2019 Untuk itu, dapat dilihat sebagai berikut :

(32)

27 Tabel 15 Capaian Target dan Realisasi IK13 Tahunan TA. 2019

Indikator Kinerja Target 2019 Tahunan Target 2018 % Terhadap Target 2019

Target Realisasi %

Registrasi Unit Pengolahan Ikan ke

Negara tujuan Ekspor 127 127 112

88.1

9 - 88.19 %

IKU14. Lokasi sebaran jenis ikan dilarang dan/atau bersifat invasif yang diidentifikasi

Spesies asing invasif merupakan salah satu penyebab menurunnya keanekaragaman hayati global selain perusakan habitat secara langsung. Pemasukan, penyebaran dan penggunaan berbagai spesies asing yang bersifat invasif secara sengaja maupun tidak disengaja telah menyebabkan kerugian ekologi dan ekonomi yang cukup besar, serta dapat berdampak dampak buruk bagi kesehatan manusia, hewan dan ikan. Pemetaan sebaran jenis agen hayati yang dilindungi, dilarang dan bersifat invasif (JADDI) adalah proses inventarisasi agen hayati pada suatu wilayah perairan umum Indonesia untuk mengetahui sebaran jenis yang tergolong dilindungi, dilarang dan invasif.

Indikator lokasi yang terpetakan jenis agen hayati yang dilindungi, dilarang dan bersifat invasif diukur dengan menghitung jumlah lokasi perairan umum daratan (danau, waduk, rawa dan Daerah Aliran Sungai (DAS), perairan umum lainnya), serta sentra-sentra budidaya, penjualan ikan hias dan ikan konsumsi di wilayah kerja UPT BKIPM yang dipantau dan dipetakan melalui hasil survei jenis agen hayati yang dilindungi, dilarang dan bersifat invasif.

Lokasi yang menjadi target pada tahun 2019 terdiri dari sentra pasar ikan hias yang ada disekitar Jakarta dan sampai dengan akhir tahun 2019 telah terealisasi 3 lokasi dari 2 target yang ditetapkan atau terealisasi 150%.

Tabel 16 Capaian Target dan Realisasi IK14 Tahunan TA. 2019

Indikator Kinerja Target 2019 Tahunan Target 2018 % Terhadap Target 2019

Target Realisasi %

Lokasi Sebaran Jenis Ikan Dilarang dan/atau

(33)

28 diidentifikasi

IKU15. Jumlah lokasi sebaran penyakit ikan karantina yang diidentifikasi

Pemetaan/pemantauan penyakit ikan karantina adalah suatu serangkaian pemeriksaan yang sistematik terhadap suatu populasi ikan, untuk mendeteksi adanya hama dan penyakit ikan karantina, dan memerlukan adanya pengujian terhadap sampel yang berasal dari populasi tertentu. Pemetaan ini bertujuan untuk mengetahui sebaran penyakit ikan karantina pada ikan yang dibudidayakan di dalam maupun di luar kawasan minapolitan/perikanan budidaya di wilayah kabupaten/kota.

Indikator lokasi yang dipetakan dari penyebaran penyakit ikan karantina diukur dengan caramenghitung jumlah kabupaten/kota yang telah dilakukan pemantauan sebaran penyakit ikan karantina. Kegiatan pemantauan dilakukan dua kali dalam setahun, yaitu pada musim kemarau dan musim penghujan. Lokasi yang menjadi target pada tahun 2019 terdiri dari 5 lokasi dan sampai dengan akhir tahun 2019 sudah terealisasi 6 lokasi. Sudah sesuai target yang ditetapkan.

Tabel 17 Capaian Target dan Realisasi IK15 Tahunan TA. 2019

Indikator Kinerja Target 2019 Tahunan Target 2018 % Terhadap Target 2019

Target Realisasi %

Jumlah lokasi sebaran penyakit ikan karantina yang diidentifikasi

5 5 6 120 5 120 %

IKU16. Jumlah Instalasi Karantina Ikan yang Memenuhi Standar

Instalasi Karantina Ikan adalah tempat beserta segala sarana dan fasilitas yang ada padanya yang digunakan untuk melaksanakan tindakan karantina guna mencegah masuk dan tersebarnya HPIK dari luar negeri dan dari suatu area ke area lain di dalam negeri, atau keluarnya HPI dari dalam wilayah negara Republik Indonesia. Instalasi Karantina Ikan milik Perorangan atau Badan Hukum (Pihak Ketiga) adalah instalasi karantina yang dibangun oleh perorangan atau badan hukum dan telah ditetapkan dalam bentuk sertifikat instalasi karantina ikan, yang pengelolaannya di bawah pengawasan Balai Besar KIPM Jakarta I.

Indikator instalasi karantina ikan milik pihak ketiga yang layak untuk ditetapkan diukur dengan menghitung jumlah instalasi karantina ikan milik pihak ketiga yang telah ditetapkan sebagai Instalasi Karantina Ikan (IKI) melalui keputusan Kepala BKIPM.

(34)

29 Pada akhir tahun 2019, telah ditetapkan target sebanyak 67 IKI dan telah terealisasi 96 IKI atau 143.28%.

Tabel 18 Capaian Target dan Realisasi IK16 Tahunan TA. 2019

Indikator Kinerja Target 2019 Tahunan Target 2018 % Terhadap Target 2019

Target Realisasi %

Jumlah Instalasi Karantina Ikan yang

Memenuhi Standar 67 67 96

143.

28 40 143.28%

IKU17. Unit Usaha Pembudidayaan Ikan (UUPI) yang menerapkan CKIB Implementasi Cara Karantina Ikan yang Baik

Instalasi Karantina Ikan adalah tempat beserta segala sarana dan fasilitas yang ada padanya yang digunakan untuk melaksanakan tindakan karantina guna mencegah masuk dan tersebarnya HPIK dari luar negeri dan dari suatu area ke area lain di dalam negeri, atau keluarnya HPI dari dalam wilayah negara Republik Indonesia. Instalasi Karantina Ikan milik Perorangan atau Badan Hukum (Pihak Ketiga) adalah instalasi karantina yang dibangun oleh perorangan atau badan hukum dan telah ditetapkan dalam bentuk sertifikat instalasi karantina ikan, yang pengelolaannya di bawah pengawasan Balai Besar KIPM Jakarta I.

Indikator instalasi karantina ikan milik pihak ketiga yang layak untuk ditetapkan diukur dengan menghitung jumlah instalasi karantina ikan milik pihak ketiga yang telah ditetapkan sebagai Instalasi Karantina Ikan (IKI) melalui keputusan Kepala BKIPM. Pada akhir tahun 2019, telah ditetapkan target sebanyak 40 UPI dan telah terealisasi 55 UPI atau 137.55%..

Tabel 19 Capaian Target dan Realisasi IK17 Tahunan TA. 2019

Indikator Kinerja Target 2019 Tahunan Target 2018 % Terhadap Target 2019

Target Realisasi % Unit Usaha Pembudidayaan Ikan (UUPI) yang menerapkan CKIB Implementasi Cara Karantina Ikan yang Baik

(35)

30 IKU18. Penerapan SNI.150/IEC 170 2012,SNI 150/IEC 170 25:2018 dan ISO 9001

Dalam rangka meningkatkan efektifitas dan efisiensi terhadap sistem pengendalian mutu dan keamanan hasil perikanan yang telah dilaksanakan melalui kegiatan official control mulai dari hulu sampai hilir, maka Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) selaku Otoritas Kompeten perlu melakukan verifikasi terhadap penerapan kegiatan tersebut, untuk memastikan bahwa sistem apakah sudah berjalan sesuai dengan peraturan yang diberlakukan oleh negara tujuan dan atau peraturan/prosedur yang telah ditetapkan di Indonesia.

Indikator unit kerja lingkup otoritas kompeten yang konsisten dalam penerapan sistem pengendalian mutu diukur dengan menghitung jumlah unit kerja yang diberikan rekomendasi hasil verifikasi.Untuk mencapai indikator ini dilakukan dalam 2 tahapan, yaitu verifikasi official control dan kompilasi data hasil verifikasi.

Tabel 20 Capaian Target dan Realisasi IK18 Tahunan TA. 2019

Indikator Kinerja Target 2019 Tahunan Target 2018 % Terhadap Target 2019

Target Realisasi % Penerapan SNI.150/IEC 170 2012,SNI 150/IEC 170 25:2018 dan ISO 9001 3 3 3 100 - 100%

Sasaran Strategis 5. Terselenggaranya pengendalian dan pengawasan sistem perkarantinaan, mutu dan keamanan hasil perikanan secara profesional dan partisipatif

Keberhasilan pencapaian sasaran strategis Terselenggaranya Pengendalian dan pengawasan sistem perkarantinaan, mutu dan keamanan hasil perikanan secara profesional dan partisipatif. Adapun Sasaran strategis ini mempunyai 2 IKU sebagai berikut :

IKU19. Penanganan kasus pelanggaran perkarantinaan, keamanan hayati ikan dan sistem mutu yang diselesaikan

Indikator persentase penanganan kasus pelanggaran perkarantinaan, keamanan hayati ikan dan sistem mutu yang diselesaikan merupakan upaya yang dilakukan

(36)

31 BKIPM untuk menyelesaikan setiap pelanggaran perkaratinaan dan penolakan ekspor hasil perikanan yang terjadi. Untuk karantina, penanganan pelanggaran komoditas perikanan dilakukan dengan pengawasan, pengamatan, pencatatan, dan pengumpulan bahan keterangan (wasmatcapulbaket). Wasmatcapulbaket dilanjutkan dengan: 1) diterbitkan Surat Perintah Penyidikan, jika kasus memenuhi unsur pidana UU Nomor 16 Tahun 1992; 2) serahkara, jika kasus memenuhi unsur pidana diluar UU Nomor 16 Tahun 1992; 3) pemusnahan atau penolakan, jika kasus tidak memenuhi unsur pidana UU Nomor 16 Tahun 1992; dan 4) pelepasliaran atau diserahkan ke BKSDA.

Sedangkan untuk mutu dan keamanan hasil perikanan, penanganan kasus merupakan upaya penyelesaian dan tindak lanjut terhadap notifikasi penolakan ekspor dari otoritas kompeten negara mitra. Proses kegiatan ini meliputi evaluasi kasus dan pemberian sanksi pelarangan ekspor sementara (internal suspend) kepada UPI ;investigasi ke UPI; perbaikan hasil investigasi oleh UPI; evaluasi terhadap perbaikan hasil investigasi; pembukaan sanksi; dan pengiriman informasi ke otoritas kompeten negara mitra. Formulasi penghitungan: Ket:

A : Kasus pelanggaran perkarantinaan dan keamanan hayati ikan yang diselesaikan B : Kasus penolakan ekspor hasil perikanan yang diselesaikan

N : Total kasus pelanggaran pelanggaran

Target indikator persentase penanganan kasus pelanggaran perkarantinaan, keamanan hayati ikan dan sistem mutu yang harus diselesaikan pada TA. 2019 adalah sebesar 95%.

Tabel 21 Capaian Target dan Realisasi IK19 Tahunan TA. 2019

Indikator Kinerja Target 2019 Tahunan Target 2018 % Terhadap Target 2019

Target Realisasi %

Persentase penanganan kasus pelanggaran perkarantinaan, keamanan hayati ikan dan sistem mutu yang diselesesaikan

95 95% 95% 100 95% 100%

IKU20. Tingkat kepatuhan pelaksanaan operasional pemasukan dan pengeluaran Tingkat kepatuhan pelaksanaan operasional pemasukan dan pengeluaran adalah pengukuran tingkat kepatuhan pengawasan operasional penerapan sistem karantinaan ikan, mutu dan keamanan hasil perikanan di wilayah pemasukan dan pengeluaran

(37)

32 sesuai dengan SOP pelayanan dan teknis serta regulasi yang dilaksanakakan oleh UPT KIPM.

Pengukuran kepatuhan dilakukan melalui verifikasi terhadap penerapan standar pelayanan dan penerapan SOP pelayanan dan teknis dan regulasi dengan menggunakan checklist yang sudah disiapkan. Target Indikator Kepatuhan Pengawasan operasional Sistem Perkarantinaan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan di wilayah pemasukan dan pengeluaran pada tahun 2019 adalah sebesar 80%. Sampai dengan akhir tahun 2019 telah tercapai target sesuai dengan yang ditetapkan. Untuk itu, dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 22 Capaian Target dan Realisasi IK20 Tahunan TA. 2019

Indikator Kinerja Target 2019 Tahunan Target 2018 % Terhadap Target 2019

Target Realisasi % Tingkat kepatuhan pelaksanaan operasional pemasukan dan pengeluaran 80% 80% 80% 100 78% 100%

Learn And Growth Perspective

Sasaran strategis Learning and Growth Perspective mempunyai 4 sasaran strategis berasal dari sasaran strategis Terwujudnya aparatur sipil negara yang kompeten, profesional dan berintegritas, Tersedianya manajemen pengetahuan yang handal dan mudah diakses, Terwujudnya pranata dan kelembagaan birokrasi yang efektif, efisien dan berorientasi pada layanan prima dan Terkelolanya anggaran pembangunan secara efisien dan efektif.

Sasaran Strategis 6. Terwujudnya aparatur sipil negara BKIPM yang kompeten, profesional dan berintegritas

Keberhasilan pencapaian sasaran strategis Terwujudnya aparatur sipil Negara yang kompeten, profesional dan berintegrasi. Adapun Sasaran strategis ini mempunyai 1 IKU sebagai berikut :

IKU21. Indeks Profesionalitas ASN BKIPM

SDM yang berintegritas dan berkompetensi tinggi adalah SDM yang memiliki sikap (attitude), keahlian (skill), dan pengetahuan (knowledge) yang memadai dalam

(38)

33 meningkatkan kinerja organisasi. Penempatan pejabat dalam jabatan sesuai dengan kompetensinya dilaksanakan melalui sistem penempatan yang sesuai dengan Standar Kompetensi Jabatan yang merupakan jenis dan level kompetensi yang menjadi syarat keberhasilan pelaksanaan tugas suatu jabatan. Sementara itu indeks kompetensi dan integritas merupakan angka yang menunjukkan perbandingan antara kompetensi yang dibutuhkan untuk satu jabatan dan kompetensi yang dimiliki oleh pejabat tersebut sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 13 Tahun 2011 tentang Penyusunan Standar Kompetensi Jabatan.

Pengembangan SDM BKIPM, menekankan manusia sebagai pelaku yang memiliki etos kerja produktif, keterampilan, kreativitas, disiplin, profesionalisme, loyalitas serta memiliki kemampuan memanfaatkan, mengembangkan, dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi maupun kemampuan manajemen. Hal ini harus terus dikembangkan baik secara kualitas maupun kuantitas guna keberhasilan pembangunan BKIPM.

Tabel 23 Capaian Target dan Realisasi IK21 Tahunan TA. 2019

Indikator Kinerja Target 2019 Tahunan Target 2018 % Terhadap Target 2019

Target Realisasi %

Indeks profesionalitas

ASN BKIPM 60% 60% 60% 100 81% 100%

Sasaran Strategis 7. Tersedianya manajemen pengetahuan BKIPM yang handal dan mudah diakses

Keberhasilan pencapaian sasaran strategis Tersedianya manajemen pengetahuan yang handal dan mudah diakses diperoleh dari pencapaian indicator kinerja Persentase unit kerja yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar berikut ini. IKU22. Persentase Unit Kerja BKIPM Yang Menerapkan Sistem Manajemen Pengetahuan Yang Terstandar

Manajemen pengetahuan (knowledge management) ialah suatu rangkaian kegiatan yang digunakan oleh organisasi atau perusahaan untuk mengidentifikasi, menciptakan, menjelaskan, dan mendistribusikan pengetahuan untuk digunakan kembali, diketahui, dan dipelajari di dalam organisasi. Kegiatan ini biasanya terkait dengan objektif organisasi dan ditujukan untuk mencapai suatu hasil tertentu seperti

(39)

34 pengetahuan bersama, peningkatan kinerja, keunggulan kompetitif, atau tingkat inovasi yang lebih tinggi. Konsep manajemen pengetahuan ini meliputi pengelolaan sumber daya manusia (SDM) dan teknologi informasi (TI) dalam tujuannya untuk mencapai organisasi perusahaan yang semakin baik sehingga mampu memenangkan persaingan bisnis. Perkembangan teknologi informasi memang memainkan peranan yang penting dalam konsep manajemen pengetahuan. Hampir semua aktivitas kehidupan manusia akan diwarnai oleh penguasaan teknologi informasi, sehingga jika berbicara mengenai manajemen pengetahuan tidak lepas dari pengelolaan.

Indikator persentase unit kerja BKIPM yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar merupakan cascading adopsi langsung dari Level 0 KKP. Indikator ini diukur dengan menghitung jumlah satuan kerja Eselon II lingkup BKIPM yang telah menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar melalui aplikasi KIFI. Untuk itu, dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 24 Capaian Target dan Realisasi IK22 Tahunan TA. 2019

Indikator Kinerja Target 2019 Tahunan Target 2018 % Terhadap Target 2019

Target Realisasi %

Persentase unit kerja Balai Besar KIPM Jakarta I yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar 80% 80% 80% 100 70% 100%

Sasaran Strategis 8. Terwujudnya pranata dan kelembagaan birokrasi BKIPM yang efektif, efisien dan berorientasi pada layanan prima

Keberhasilan pencapaian sasaran strategis terwujudnya Pranata dan Kelembagaan Birokrasi yang efektif, efisien dan berorientasi pada layanan prima yang efektif, efisien dan berorientasi pada layanan prima diperoleh dari pencapaian indikator kinerja reformasi birokrasi Balai Besar KIPM Jakarta I berikut ini.

IKU23. Nilai kinerja reformasi birokrasi BKIPM

Reformasi birokrasi merupakan syarat untuk mewujudkan suatu tata pemerintahan yang baik (good governance). BKIPM sebagai salah satu unit kerja eselon I dilingkungan KKP, memiliki tanggung jawab untuk mewujudkan reformasi birokrasi

Gambar

Tabel 1 Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Balai Besar KIPM Jakarta I Tahun 2019  No
Tabel 2 Capaian Kinerja Balai Besar KIPM Jakarta I  Tahun 2019
Tabel 3 Capaian Target dan Realisasi IK1 Tahunan TA. 2019
Tabel 4 Capaian Target dan Realisasi IK2 Tahunan TA. 2019
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa; (1) para pengrajin kesulitan mengembangkan kreativitas mencipta desain motif, desain produk batik dan pewarnaan untuk produk baru di luar

Hasil perhitungan uji Spearman Rho diperoleh simpulan ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan upaya pencegahan kekambuhan pada penderita asma di wilayah

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 7 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2020 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang

Jika kamu telah menikmati ( bersetubuh ) dengan perempuan itu, hendaklah kamu memberikan kepadanya mas kawin (ujur, Faridah ) yang telah kamu tetapkan” (Q.S an-Nissa ayat

TENTANG : JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN.. JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA

Dan berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2018 tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Yang Berlaku Pada Kementerian

Bahwa dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2019 tanggal 23 Januari 2019 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang

Peraturan Pemerintah Nomor 75 Tahun 2005 tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara