• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sekretariat Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah berhasil menyusun Buku Desain Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) lingkup Sekretariat Direktorat Jenderal PHLHK yang mengacu Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor: P.38/Menlhk-Setjen/2015 tentang Penyelenggaraan Sistem Penyenggaraan Intern Pemerintah lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Sekretariat Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan melaksanakan 48 kegiatan dengan 19 kegiatan yang memiliki risiko signifikan. Dari ke-109 kegiatan yang berisiko, terdapat 22 risiko signifikan dan telah disusun kebijakan pengendalian sebanyak 20 SOP pengendalian SPIP.

Kedepannya diharapkan agar Buku Desain Penyelenggaraan SPIP ini dapat digunakan sebagai acuan dalam hal pengendalian intern lingkup Sekretariat Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan sehingga seluruh kegiatan yang dilakukan oleh Sekretariat Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan dapat berlangsung dengan efektif dan efisien, menghasilkan laporan keuangan yang dapat diandalkan, dengan diamankannya aset negara, serta mengutamakan penaatan perundang-undangan.

48

49

SOP PENGENDALIAN NOMOR: 1

Penyusunan Rencana Kerja Ditjen/Setditjen Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan Tahun 2019

a. Risiko yang akan diatasi : Satker/Unit Pelaksana Teknis tidak menyusun Rencana Kerja

b. Kebijakan pengendalian : Memastikan Satker/Unit Pelaksana Teknis menyusun Rencana Kerja sebelum Tahun berjalan

c. Prosedur pelaksanaan kebijakan pengendalian sebagai berikut :

1. Sekretariat Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan menerbitkan kebijakan melalui Surat Edaran (SE) yang ditujukan kepada masing-masing Satker/Unit Eselon II Lingkup Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam hal Penyusunan Rencana Kerja Ditjen/Setditjen Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan perihal kelengkapan bahan dan data untuk Penyusunan Rencana Kerja Ditjen/Setditjen, meliputi :

a. Gambaran Umum Kegiatan Satker/Unit Eselon II (Term Of Reference) b. Rencana Capaian Target per Kegiatan

c. Rencana Pembagian Alokasi Anggaran per Output

2. Melakukan Klarifikasi secara aktif kepada satker/unit eselon II;

3. Pembahasan dan Finalisasi Rencana Kerja Rencana Kerja Ditjen/Setditjen dengan seluruh satker/unit eselon II.

Jakarta, Maret 2018

Sekretaris Direktorat Jenderal

Ir. Kemal Amas, M.Sc

50

SOP PENGENDALIAN NOMOR: 2

Penyusunan Revisi Anggaran dan APBNP Tahun 2018

a. Risiko yang akan diatasi : Terlalu Sering Melakukan Revisi Anggaran.

b. Kebijakan pengendalian : Memastikan Revisi Anggaran tidak sering dilakukan.

c. Prosedur pelaksanaan kebijakan pengendalian sebagai berikut :

1. Sekretariat Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan menginformasikan mekanisme, tata cara dan waktu revisi anggaran;

2. Menerima usulan revisi anggaran dari masing masing bagian; 3. Memverifikasi usulan revisi anggaran dari masing masing bagian; 4. Melakukan revisi anggaran.

Jakarta, Maret 2018

Sekretaris Direktorat Jenderal

Ir. Kemal Amas, M.Sc

51

SOP PENGENDALIAN NOMOR: 3

Penyusunan RKA-KL Pagu Indikatif dan Pagu Definitif Tahun 2019

a. Risiko yang akan diatasi : Data Dukung Tidak Lengkap.

b. Kebijakan pengendalian : Memastikan Data Dukung RKA K/L lengkap.

c. Prosedur pelaksanaan kebijakan pengendalian sebagai berikut :

1. Sekretariat Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan mengeluarkan Nota Dinas (ND) kepada Unit Eselon II dan Unit Pelaksana Teknis perihal bahan-bahan dan data dukung yang di perlukan untuk Penyusunan RKA K/L;

2. Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan memastikan Data Dukung RKA K/L lengkap;

3. Bahan dan data yang sudah disampaikan oleh Unit Eselon II dan Unit Pelaksana Teknis di pantau oleh masing masing Satuan Kerja.

Jakarta, Maret 2018

Sekretaris Direktorat Jenderal

Ir. Kemal Amas, M.Sc

52

SOP PENGENDALIAN NOMOR: 4

Penyusunan Buku Statistik Ditjen PHLHK

a. Risiko yang akan diatasi : Validasi data sulit dilakukan karena sering diubah oleh masing-masing Direktorat.

b. Kebijakan pengendalian : Memastikan data yang disampaikan oleh masing-masing Direktorat merupakan data terupdate.

c. Prosedur pelaksanaan kebijakan pengendalian sebagai berikut :

1. Sekretariat Direktorat Jenderal menerbitkan Surat Edaran (SE) kepada masing-masing Direktorat/UPT dan/Bagian dalam hal penyusunan Buku Statistik Ditjen PHLHK, yang meliputi:

a. Format dan jenis data-data statistik merupakan data terupdate;

b. Batas waktu pengumpulan data paling lambat minggu ke-2 Bulan Januari tahun berikutnya.

2. Staf pada sub bagian Evaluasi, Pelaporan, Data dan Informasi mengkompilasi data yang akan dimasukkan pada buku statistik;

3. Data terupdate disampaikan hingga minggu ke-4 Bulan Januari;

4. Setelah perbaruan data dilakukan, penyusunan Buku Statistik Ditjen PHLHK paling lambat minggu ke-1 Bulan Februari sudah selesai dan diberikan kepada Pusdatin KLHK dan didistribusikan kepada masing-masing Direktorat/UPT.

Jakarta, Maret 2018

Sekretaris Direktorat Jenderal

Ir. Kemal Amas, M.Sc

53

SOP PENGENDALIAN NOMOR: 5

Pelaporan Dan Analisis Data PHLHK

a. Risiko yang akan diatasi : Kebutuhan data belum teridentifikasi dengan baik.

b. Kebijakan pengendalian : Memastikan pembelian data sudah sesuai dengan kebutuhan.

c. Prosedur pelaksanaan kebijakan pengendalian sebagai berikut :

1. Staf Subbag Evlap, Data dan Informasi melakukan identifikasi permasalahan yang akan dikaji;

2. Staf Subbag Evlap, Data dan Informasi melakukan identifikasi data yang sesuai dengan jenis data, lokus dan tempus yang akan dikaji;

3. Staf Subbag Evlap, Data dan Informasi mengumpulkan informasi kepemilikan data oleh instansi dan biaya yang dibutuhkan;

4. Staf Subbag Evlap, Data dan Informasi mengajukan rincian anggaran biaya kepada Kasubbag Evlap, Data dan Informasi;

5. Kasubbag Evlap, Data dan Informasi memberikan persetujuan pembelian data dan informasi.

Jakarta, Maret 2018

Sekretaris Direktorat Jenderal

Ir. Kemal Amas, M.Sc

54

SOP PENGENDALIAN NOMOR: 6

Penyusunan Kerjasama Dalam Negeri/ Luar Negeri

a. Risiko yang akan diatasi : Monitoring dan evaluasi pelaksanaan dan pelaporan kerjasama tidak terlaksana.

b. Kebijakan pengendalian : Memastikan terlaksananya monitoring dan evaluasi pelaksanaan dan pelaporan kerjasama.

c. Prosedur pelaksanaan kebijakan pengendalian sebagai berikut :

1. Staf Sub Bagian Kerja Sama Teknik menyusun konsep laporan hasil monitoring dan evaluasi kerja sama dalam negeri/ luar negeri;

2. Kepala Sub Bagian Kerja Sama Teknik meneliti konsep laporan hasil monitoring dan evaluasi kerja sama dalam negeri/ luar negeri dan menyampaikan konsep laporan kepada Kepala Bagian Hukum dan Kerja Sama Tehnik;

3. Kepala Bagian Hukum dan Kerja Sama Teknik menyampaikan konsep laporan hasil monitoring dan evaluasi kerja sama dalam negeri/ luar negeri kepada Sekretaris Direktorat Jenderal PHLHK.

4. Sekretaris Direktorat Jenderal PHLHK menyampaikan laporan hasil monitoring dan evaluasi kerja sama dalam negeri/ luar negeri kepada Direktur Jenderal PHLHK.

5. Staf Sub Bagian Kerja Sama Teknik mengarsipkan laporan hasil monitoring dan evaluasi kerja sama dalam negeri/ luar negeri.

Jakarta, Maret 2018

Sekretaris Direktorat Jenderal

Ir. Kemal Amas, M.Sc

55

SOP PENGENDALIAN NOMOR: 7

Penyelenggaraan Kerjasama Luar Negeri

a. Risiko yang akan diatasi : Berkas administrasi persiapan

keberangkatan Delegasi tidak lengkap. b. Kebijakan pengendalian : Memastikan berkas administrasi persiapan

keberangkatan delegasi lengkap.

c. Prosedur pelaksanaan kebijakan pengendalian sebagai berikut :

1. Direktur / Kepala Unit kerja menyampaikan Nota Dinas/ Surat permohonan proses administrasi penugasan petugas/staff yang ditunjuk sebagai Anggota Delegasi RI kepada Sekretaris Direktorat Jenderal Penegakan Hukum LHK dengan melampirkan kelengkapan administrasi (Dasar Surat/ Undangan, Surat Perintah Tugas, Paspor, dll.) paling lambat 2 (dua) minggu sebelum waktu keberangkatan ke luar negeri;

2. Staf Sub Bagian Kerja Sama Teknik melakukan penelaahan Nota Dinas/ Surat perihal urgensi kegiatan dan melalukan pemeriksaan kelengkapan berkas administrasi yang disampaikan. Bila terdapat ketidak jelasan atau kekurangan berkas, Staf Sub Bagian Kerja Sama Teknik akan melakukan koordinasi lebih lanjut dengan Direktorat/ Unit Kerja yang bersangkutan untuk klarifikasi atau melengkapi berkas;

3. Staf Sub Bagian Kerja Sama Teknik menyusun konsep surat Sekretaris Direktorat Jenderal Penegakan Hukum LHK kepada Kepala Biro Kerja Sama Luar Negeri perihal administrasi penugasan ke luar (Delegasri RI); 4. Kepala Sub Bagian Kerja Sama Teknik meneliti konsep surat dan

kelengkapan berkas administrasi untuk kemudian menyampaikan kepada Kepala Bagian Hukum dan Kerja Sama Teknik;

5. Kepala Bagian Hukum dan Kerja Sama Teknik meneliti konsep surat dan kelengkapan berkas administrasi untuk kemudian menyampaikan kepada Sekretaris Direktorat Jenderal PHLHK;

6. Sekretaris Direktorat Jenderal PHLHK menandatangani konsep surat kepada Kepala Biro Kerja Sama Luar Negeri;

7. Staf Sub Bagian Kerja Sama Teknik mengadministrasikan dan mengirimkan surat Sekretaris Direktorat Jenderal Penegakan Hukum LHK

56

kepada Kepala Biro Kerja Sama Luar Negeri perihal administrasi penugasan ke luar (Delegasri RI);

8. Biro KLN akan memproses surat permohonan untuk mendapatkan Paspor Dinas dan Exit Permit dari Kementerian Luar Negeri dan Surat Penugasan ke Luar Negeri dari Sekretariat Negara RI;

9. Staf Sub Bagian Kerja Sama Teknik memantau proses administrasi penugasan ke luar negeri dan berkoordinasi lebih lanjut dengan staf Biro Kerja Sama Luar Negeri;

10. Staf Sub Bagian Kerja Sama Teknik menyampaikan kelengkapan administrasi penugasan ke luar negeri (Paspor Dinas dan Exit Permit dari Kementerian Luar Negeri dan Surat Penugasan ke Luar Negeri dari Sekretariat Negara RI) kepada anggota Delegasi RI yang akan bertugas ke luar negeri;

Jakarta, Maret 2018

Sekretaris Direktorat Jenderal

Ir. Kemal Amas, M.Sc

57

SOP PENGENDALIAN NOMOR: 8

Penyusunan Peraturan Perundang-Undangan

a. Risiko yang akan diatasi : Keterbatasan data dan informasi kebutuhan PUU dari pelaksana teknis.

b. Kebijakan pengendalian : Memastikan tersedianya data dan informasi serta bahan analisa dari pelaksana teknis.

c. Prosedur pelaksanaan kebijakan pengendalian sebagai berikut :

1. Kepala Sub Bagian Hukum mengkoordinir penyusun rancangan peraturan perundang-undangan.

2. Kepala Sub Bagian Hukum membuat daftar bahan yang diperlukan Pelaksana teknis dalam perancangan peraturan perundang-undangan.

3. Staf Sub Bagian Hukum mengonsep pengantar setiap peraturan yang telah dibahas;

4. Kepala Sub Bagian Hukum menyampaikan konsep pengantar peraturan yang telah dibahas kepada Kepala Bagian Hukum dan KST untuk mendapat persetujuan;

5. Kepala Bagian Hukum dan KST meneruskan usulan rancangan peraturan perundang-undangan kepada Sekretaris Direktorat Jenderal untuk disampaikan ke Biro Hukum guna pelaksanaan sinkronisasi peraturan perundang-undangan;

6. Kepala Sub Bagian Hukum membuat laporan hasil rancangan peraturan perundang-undangan yang telah selesai dilaksanakan dan sedang diproses; 7. Staf Sub Bagian Hukum mengarsipkan laporan hasil rancangan peraturan

perundang-undangan yang telah selesai dilaksanakan dan sedang diproses.

Jakarta, Maret 2018

Sekretaris Direktorat Jenderal

Ir. Kemal Amas, M.Sc

58

SOP PENGENDALIAN NOMOR: 9

Pendampingan Dalam Rangka Penyelesaian Kasus LHK

a. Risiko yang akan diatasi : Keterbatasan SDM/legal drafter dalam penyusunan rancangan PUU dan pendampingan penyelesaian kasus.

b. Kebijakan pengendalian : Memastikan terpenuhinya penambahan SDM bidang hukum, advokasi dan terlaksananya peningkatan kapasitas

legal drafting dan bidang advokasi.

c. Prosedur pelaksanaan kebijakan pengendalian sebagai berikut :

1. Staf Sub Bagian Hukum membuat konsep Nota Dinas Kepala Bagian Hukum dan KST ke Kepala Bagian kepegawaian dan ORTALA perihal usulan penambahan SDM bidang advokasi Hukum.

2. Kepala Sub Bagian Hukum meneliti konsep usulan dan meneruskan ke Kepala Bagian Hukum dan KST

3. Kepala Bagian Hukum dan KST mengajukan usulan untuk pembekalan melalui pendidikan dan latihan bidang pendampingan kasus (advokasi);

4. Sekretaris Direktorat Jenderal menandatangani konsep dan menyampaikan permintaan pembekalan bidang pendampingan kasus (advokasi) ke Biro Hukum.

Jakarta, Maret 2018

Sekretaris Direktorat Jenderal

Ir. Kemal Amas, M.Sc

59

SOP PENGENDALIAN NOMOR: 10

Pendampingan Dalam Rangka Penyelesaian Kasus LHK

a. Risiko yang akan diatasi : Sub bagian yang khusus menangani advokasi hukum tidak tersedia

b. Kebijakan pengendalian : Memastikan dipenuhinya usulan penambahan sub bagian advokasi

c. Prosedur pelaksanaan kebijakan pengendalian sebagai berikut :

1. Kepala Sub Bagian Hukum memberikan disposisi kepada Staf Sub Bagian Hukum untuk membuat konsep Nota Dinas Kepala Bagian Hukum dan KST ke Kepala Bagian Kepegawaian dan ORTALA dengan tembusan Sekretaris Direktorat Jenderal PHLHK perihal pengajuan usulan penambahan Sub Bagian Advokasi berikut alasan/pertimbangan penambahan;

2. Staf Sub Bagian Hukum membuat konsep pengajuan usulan penambahan Sub Bagian Advokasi;

3. Kepala Sub Bagian Hukum meneliti konsep usulan dan menyampaikan ke Kepala Bagian Hukum dan KST;

4. Kepala Bagian Hukum dan KST mengesahkan permohonan usulan permohonan penambahan Sub Bagian advokasi penambahan Sub Bagian advokasi dan meneruskan usulan kepada Kepala Bagian Kepegawaian dan ORTALA untuk memproses usulan penambahan Sub Bagian Advokasi ke Biro Kepegawaian KLHK;

5. Staf Sub Bagian Hukum mengarsipkan surat permohonan usulan penambahan Sub Bagian advokasi;

6. Kepala Sub Bagian Hukum melakukan monitoring hasil pengajuan pembentukan Sub Bagian Advokasi.

Jakarta, Maret 2018

Sekretaris Direktorat Jenderal

Ir. Kemal Amas, M.Sc

60

SOP PENGENDALIAN NOMOR: 11

Pendampingan Dalam Rangka Penyelesaian Kasus LHK

a. Risiko yang akan diatasi : Keterlambatan permohonan advokasi dari Unit Kerja Teknis.

b. Kebijakan pengendalian : Memastikan permohonan advokasi dari Unit Kerja Teknis diterima lebih awal.

c. Prosedur pelaksanaan kebijakan pengendalian sebagai berikut :

1. Kepala Sub Bagian Hukum memberikan disposisi kepada Staf Sub Bagian Hukum untuk membuat konsep surat Kuasa Khusus dengan melibatkan unit kerja teknis terkait kasus hukum yang melibatkan Pejabat PHLHK dalam melaksanakan tugasnya;

2. Kepala Sub Bagian Hukum meneliti konsep surat Kauasa Khusus yang telah dibuat dan meneruskannya Kepala Bagian Hukum dan KST;

3. Kepala Bagian Hukum dan KST memberikan persetujuan konsep Surat Kuasa Khusus dan meminta persetujuan Pejabat PHLHK yang tersangkut dalam kasus hukum dalam bidang tugas/jabatannya;

4. Kepala Bagian Hukum dan KST mendisposisikan kepada Kepala Sub Bagian Hukum untuk mendapatkan persetujuan dan tanda tangan dari seluruh Kuasa Hukum;

5. Kepala Sub Bagian Hukum melakukan monitoring kasus LHK yang memerlukan pendampingan atau advokasi.

6. Staf Bagian Hukum mengarsipkan dokumen-dokumen perkara dalam kasus-kasus yang ditangani.

Jakarta, Maret 2018

Sekretaris Direktorat Jenderal

Ir. Kemal Amas, M.Sc

61

SOP PENGENDALIAN NOMOR: 12

Penilaian DUPAK, PAK/HAPAK

a. Risiko yang akan diatasi : Kekurangan data dukung.

b. Kebijakan pengendalian : Memastikan tersedianya data dukung yang diperlukan dalam penilaian DUPAK., PAK/HAPAK.

c. Prosedur pelaksanaan kebijakan pengendalian sebagai berikut :

1. Staf Sub Bagian Kepegawaian membuat Surat Edaran mengenai persyaratan administrasi dan batas waktu pengumpulan DUPAK, PAK / HAPAK kepada Unit Kerja yang terdapat Jabatan Fungsional Tertentu (Polhut & PLH) lingkup Direktorat Jenderal PHLHK pada bulan Agustus (periode penilaian April) dan bulan Februari (periode penilaian Oktober), diperiksa oleh Kasubbag Kepegawaian dan disetujui oleh Kepala Bagian Kepegawaian, Organisasi dan Tata Laksana

2. Sekretaris Ditjen menandatangani Surat Edaran mengenai persyaratan dan batas waktu pengumpulan DUPAK, PAK / HAPAK kepada Unit Kerja yang terdapat Jabatan Fungsional Tertentu (Polhut & PLH) lingkup Direktorat Jenderal PHLHK;

3. Kasubbag Kepegawaian memerintahkan Staf Subbag Kepegawaian untuk melakukan klarifikasi secara aktif dan memonitor persyaratan administrasi DUPAK, PAK / HAPAK dari Unit Kerja untuk kelancaran penetapan HAPAK dan/atau PAK.

Jakarta, Maret 2018

Sekretaris Direktorat Jenderal

Ir. Kemal Amas, M.Sc

62

SOP PENGENDALIAN NOMOR: 13

Penyusunan Analisis Beban Kerja

a. Risiko yang akan diatasi : Ketidakpahaman SDM dalam membuat ABK mengakibatkan tidak terkumpulnya data ABK.

b. Kebijakan pengendalian : Memastikan pegawai telah memahami pembuatan ABK.

c. Prosedur pelaksanaan kebijakan pengendalian sebagai berikut :

1. Staf Subbag Organisasi dan Tata Laksana membuat Surat Edaran ke Direktorat dan UPT untuk melakukan penyusunan ABK serta tata cara dan batas waktu penyelesaiannya;

2. Kepala Bagian Kepegawaian, Organisasi dan Tata Laksana;

3. Sekretaris Ditjen menandatangani Surat Edaran ke Direktorat dan UPT untuk melakukan penyusunan ABK.

4. Kepala Bagian Kepegawaian, Organisasi dan Tata Laksana melaksanakan sosialisasi kepada ASN lingkup Ditjen PHLHK mengenai penyusunan ABK dan melaksanakan fasilitasi apabila diperlukan;

5. Kepala Sub Bagian Organisasi dan Tata Laksana memerintahkan Staf Subbag Organisasi dan Tata Laksana untuk memonitor secara aktif pengumpulan penyusunan ABK dan menyusun Peta Formasi Jabatan berdasarkan data ABK.

Jakarta, Maret 2018

Sekretaris Direktorat Jenderal

Ir. Kemal Amas, M.Sc

63

SOP PENGENDALIAN NOMOR: 14

Evaluasi Pelaksanaan Penilaian Sasaran Kinerja Pegawai (SKP)

a. Risiko yang akan diatasi : Ketidakpahaman SDM dalam membuat SKP.

b. Kebijakan pengendalian : Memastikan pegawai telah memahami pembuatan SKP.

c. Prosedur pelaksanaan kebijakan pengendalian sebagai berikut :

1. Staf Subbag Organisasi dan Tata Laksana membuat Surat Edaran ke Direktorat dan UPT untuk menyelesaikan penyusunan SKP dari semua ASN di unit kerjanya serta batas waktu penyelesaiannya serta melakukan sosialisasi penyusunan SKP, diperiksa oleh Kepala Sub Bagian Organisasi dan Tata Laksana serta disetujui oleh Kepala Bagian Kepegawaian, Organisasi dan Tata Laksana ;

2. Sekretaris Ditjen menandatangani Surat Edaran ke Direktorat dan UPT untuk menyelesaikan penyusunan SKP dari semua ASN di unit kerjanya serta batas waktu penyelesaiannya serta melakukan sosialisasi penyusunan SKP;

3. Kepala Bagian Kepegawaian, Organisasi dan Tata Laksana melaksanakan sosialisasi kepada ASN lingkup Ditjen PHLHK mengenai cara penyusunan SKP;

4. Kasubbag Organisasi dan Tata Laksana memerintahkan Staf Subbag Organisasi dan Tata Laksana untuk memonitor secara aktif penyusunan SKP dari semua ASN di lingkup Satker Ditjen PHLHK dan merekapitulasi data SKP.

Jakarta, Maret 2018

Sekretaris Direktorat Jenderal

Ir. Kemal Amas, M.Sc

64

SOP PENGENDALIAN NOMOR: 15

Rekonsiliasi dan Konsolidasi Penyusunan Laporan Keuangan Bidang PHLHK

a.

b.

a.

Risiko yang akan diatasi

Kebijakan pengendalian :

:

Jaringan Internet di lingkungan petugas satker kurang memadai.

Memastikan jaringan internet di lingkungan petugas Satker memadai.

c. Prosedur pelaksanaan kebijakan pengendalian sebagai berikut :

1. Staf Subag. Adm. Keuangan melakukan upaya untuk memastikan jaringan internet memadai agar lebih cepat mengirimkan data ke unit kerja mitra.

2. Staf Subag. Adm. Keuangan membuat konsep surat permohonan kepada Biro Umum untuk mengupgrade internet agar mudah diakses dan cepat.

3. Kasubag. Adm. Keuangan menyetujui surat permohonan agar sambungan internet mudah diakses dan cepat.

4. Kabag. Umum dan Keuangan berkoordinasi dengan Kasubag. Perlengkapan untuk memproses surat permintaan Kepada Biro Umum untuk memohon sambungan internet mudah diakses dan cepat.

5. Sekretaris Direktorat Jenderal Lingkungan Hidup dan Kehutanan menerbitkan Surat Permintaan kepada Kepala Biro Umum KLHK untuk memastikan jaringan internet di lingkungan petugas Satker Setditjen Penegakan Hukum LHK memadai dan mudah diakses dan cepat.

Jakarta, Maret 2018

Sekretaris Direktorat Jenderal

Ir. Kemal Amas, M.Sc

65

SOP PENGENDALIAN NOMOR: 16

Penyusunan Laporan Keuangan (Semester I, Triwulan III dan Tahunan)

a. Risiko yang akan diatasi : Keterbatasan data dukung menyebabkan terlambatnya penyusunan laporan keuangan.

b. Kebijakan pengendalian : Memastikan tersedianya data dukung yang diperlukan dalam penyusunan laporan keuangan.

c. Prosedur pelaksanaan kebijakan pengendalian sebagai berikut :

1. Kasubag. Adm. Keuangan berkoordinasi dengan Kasubag. Perlengkapan untuk mengadakan pertemuan dengan petugas SAIBA Eselon II, Petugas SAIBA eselon I, Petugas SIMAK BMN dan Petugas Penyusun Barang Persediaan untuk sinkronisasi data yang akan diinput.

2. Kabag. Umum dan Keuangan memerintahkan Kasubag. Adm Keuangan dan Kasubag. Perlengkapan untuk memberikan supervisi dalam rangka mensinkronkan data SAIBA dan data BMN.

3. Paling lambat 15 hari sebelum menyusun Laporan Keuangan Triwulan, Semesteran dan Laporan Tahunan data yang akan diinput dalam aplikasi SAIBA, SIMAK BMN dan barang persediaan sudah sinkron.

Jakarta, Maret 2018

Sekretaris Direktorat Jenderal

Ir. Kemal Amas, M.Sc

66

SOP PENGENDALIAN NOMOR: 17

Bimtek Dan Pembinaan Pengelola BMN

a. Risiko yang akan diatasi : SDM belum memahami aplikasi BMN, persediaan dan SAIBA serta pengelolaan BMN.

b. Kebijakan pengendalian : Memastikan peserta yang mengikuti bimtek dan pembinaan pengelola BMN memahami aplikasi BMN, persediaan dan SAIBA serta pengelolaan BMN.

c. Prosedur pelaksanaan kebijakan pengendalian sebagai berikut :

1. Kasubbag Perlengkapan melakukan pendataan operator Simak BMN dan Persediaan di lingkup Ditjen PHLHK.

2. Kasubbag Perlengkapan melakukan pembinaan terhadap operator Simak BMN dan persediaan di lingkup Ditjen PHLHK dengan melaksanakan kunjungan ke UPT lingkup Ditjen PHLHK.

3. Kabag Keuangan dan Umum melaksanakan pelatihan atau bimbingan teknis BMN dan persediaan serta mekanisme pengelolaan BMN dengan mengundang peserta/ operator Simak BMN dan persediaan di lingkup Ditjen PHLHK yang telah terdata oleh Setditjen PHLHK.

Jakarta, Maret 2018

Sekretaris Direktoral Jenderal

Ir. Kemal Amas, M.Sc

67

SOP PENGENDALIAN NOMOR: 18

Penyusunan Laporan BMN Ditjen PHLHK

a. Risiko yang akan diatasi : Keterbatasan kapasitas SDM dan pelaksanaan rekonsiliasi data BMN belum optimal

b. Kebijakan pengendalian : Memastikan pelaksanaan rekonsiliasi data BMN.

c. Prosedur pelaksanaan kebijakan pengendalian sebagai berikut :

1. Penyusunan laporan BMN dan rekonsiliasi data BMN dilakukan oleh petugas BMN atau Staf Subbag Perlengkapan yang telah memahami BMN.

2. Kasubag Perlengkapan melakukan pemantauan penyusunan laporan BMN.

Jakarta, Maret 2018

Sekretaris Direktorat Jenderal

Ir. Kemal Amas, M.Sc

68

SOP PENGENDALIAN NOMOR: 19

Evaluasi Tata Naskah Dinas Lingkup Ditjen PHLHK

a. Risiko yang akan diatasi : Format naskah dinas belum berpedoman pada P.63/Menlhk-Setjen/2015 tentang Pedoman Tata Naskah Dinas Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (kop, bentuk dan ukuran huruf, dll).

b. Kebijakan pengendalian : Memastikan format naskah dinas berpedoman pada P.63/Menlhk-Setjen/2015 tentang Pedoman Tata Naskah Dinas Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

c. Prosedur pelaksanaan kebijakan pengendalian adalah sebagai berikut :

1. Staf Sub Bagian Tata Usaha mengecek kelengkapan konsep surat/naskah dinas yang diajukan untuk ditandatangan pimpinan dengan membuat form ceklis meliputi:

- Format

- Lampiran surat masuk

- Penulisan nama pejabat penandatangan - Dibuat rangkap 3

- Paraf pejabat terkait

2. Staf Sub Bagian Tata Usaha mengembalikan konsep surat/naskah dinas yang belum lengkap kepada konseptor.

Jakarta, Maret 2018

Sekretaris Direktorat Jenderal

Ir. Kemal Amas, M.Sc

69

SOP PENGENDALIAN NOMOR: 20

Penerimaan Tamu

a. b.

Risiko yang akan diatasi Kebijakan pengendalian

: :

Tamu tidak melapor ke Petugas Keamanan Memastikan tamu melapor ke petugas keamanan c. Prosedur pelaksanaan kebijakan pengendalian adalah sebagai berikut :

1. Petugas Keamanan wajib menanyakan keperluan tamu dan

Dokumen terkait