i
KATA PENGANTAR
Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) merupakan alat bantu untuk mendorong tercapainya institusi pemerintah yang Good Government. Sesuai dengan Permen LHK Nomor: P.38/MenLHK-Sekjen/2015 tentang Penyenggaraan SPIP Lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah mengamanatkan seluruh satuan kerja wajib penyelenggarakan SPIP. Titik awal dalam penyelenggaraan SPIP adalah tersusunnya Desain Penyelenggaraan SPIP masing-masing Satuan Kerja.
Sekretariat Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah menyusun desain penyelenggaraan SPIP Sekretariat Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan Tahun 2018. Desain Penyelenggaraan SPIP ini merupakan acuan teknis pelaksanaan SPIP yang dapat memetakan tingkat prioritas unit-unit atau kegiatan yang memerlukan pengendalian intern dan rencana penyelenggaraannya. Dengan tersusunnya desain penyelenggaran SPIP ini diharapkan tingkat kematangan (maturitas) penyelengaraan SPIP dapat meningkat ketahapan terdefinisi.
Pada kesempatan ini kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusi atas tersusunnya Desain Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) Sekretariat Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Semoga buku ini bermanfaat dan dapat memberikan kontribusi untuk peningkatan kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Jakarta, Maret 2018
Sekretaris Direktorat Jenderal,
Ir. Kemal Amas, M.Sc NIP. 195907251986031003
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... ii
DAFTAR GAMBAR ... iii
DAFTAR TABEL ... iv DAFTAR LAMPIRAN ... v BAB I PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Tujuan ... 2 C. Struktur Organisasi ... 3
BAB II ANALISIS LINGKUNGAN PENGENDALIAN ... 9
A. Penilaian Lingkungan Pengendalian ... 9
B. Rencana Tindak Perbaikan ... 13
BAB III PENILAIAN RISIKO ... 14
A. Identifikasi Risiko ... 14
B. Peta Risiko ... 20
C. Analisis Risiko ... 24
BAB IV RENCANA KEGIATAN PENGENDALIAN ... 37
BAB V INFORMASI DAN KOMUNIKASI ... 41
BAB VI RENCANA PEMANTAUAN DAN EVALUASI ... 43
BAB VII PENUTUP ... 47
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Struktur Organisasi Sekretariat Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan ... 8
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Analisis Lingkungan Pengendalian Sekretariat Direktorat Jenderal
Penegakan Hukum LHK ... 10
Tabel 2 Risiko Terindentifikasi Sekretariat Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan ... 14
Tabel 3 Matriks Peta Risiko Sekretariat Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan ... 20
Tabel 4 Pembobotan Frekuensi dan Dampak Risiko ... 25
Tabel 5 Hasil Penilaian Bobot atas Risiko Teridentifikasi ... 25
Tabel 6 Rekapitulasi Risiko Signifikan ... 35
Tabel 7 Tabel Rencana Kegiatan Pengendalian Sekretariat Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan ... 37
Tabel 8 Informasi dan Komunikasi terkait penyelenggaraan SPIP ... 42
Tabel 9 Bahan Pemantauan Evaluasi Atas Aktivitas Atau Tindakan Pengendalian SPIP ... 44
v
DAFTAR LAMPIRAN
SOP PENGENDALIAN NOMOR: 1 ... 49
SOP PENGENDALIAN NOMOR: 2 ... 50
SOP PENGENDALIAN NOMOR: 3 ... 51
SOP PENGENDALIAN NOMOR: 4 ... 52
SOP PENGENDALIAN NOMOR: 5 ... 53
SOP PENGENDALIAN NOMOR: 6 ... 54
SOP PENGENDALIAN NOMOR: 7 ... 55
SOP PENGENDALIAN NOMOR: 8 ... 57
SOP PENGENDALIAN NOMOR: 9 ... 58
SOP PENGENDALIAN NOMOR: 10 ... 59
SOP PENGENDALIAN NOMOR: 11 ... 60
SOP PENGENDALIAN NOMOR: 12 ... 61
SOP PENGENDALIAN NOMOR: 13 ... 62
SOP PENGENDALIAN NOMOR: 14 ... 63
SOP PENGENDALIAN NOMOR: 15 ... 64
SOP PENGENDALIAN NOMOR: 16 ... 65
SOP PENGENDALIAN NOMOR: 17 ... 66
SOP PENGENDALIAN NOMOR: 18 ... 67
SOP PENGENDALIAN NOMOR: 19 ... 68
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) mewajibkan pelaksanaan pengendalian intern atas penyelengaraan penyelenggaraan pemerintahan untuk mencapai pengelolaan keuangan negara yang efektif, efisien, transparan, dan akuntabel. Selanjutnya Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) selaku Pembina SPIP secara nasional telah menerbitkan Peraturan Kepala BPKP Nomor Per-1326/K/LB/2009 tentang Pedoman Teknis SPIP. Tujuan pedoman teknis SPIP yakni untuk membantu pimpinan instansi pemerintah dalam menerapkan SPIP di lingkungannya, disesuaikan dengan karakteristik, fungsi, sifat, tujuan, dan kompleksitas masing-masing instansi.
Implementasi penyelengaraan SPIP lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan diatur melalui Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. 38 tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Penyelenggaraan SPIP dimaksudkan untuk memberi arahan dalam pengendalian penyelenggaraaan kegiatan pemerintahan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, sampai dengan pertanggungjawaban sehingga dapat terlaksana secara tertib, terkendali, serta efektif dan efisien. Tujuan penerapan SPIP adalah pelaksanaan kegiatan dengan efektif dan efisien, laporan keuangan yang dapat diandalkan, pengamanan asset negara, dan ketaatan terhadap perundang-undangan.
Desain penyelenggaraan SPIP yang disusun pada setiap awal tahun ini berisi rencana pelaksanaan seluruh unsur SPIP, yang mencakup unsur lingkungan pengendalian, penilaian risiko, kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi, serta pemantauan pengendalian intern dalam kurun waktu satu tahun. Lebih lanjut, desain penyelenggaraan SPIP yang disusun wajib diinformasikan/dikomunikasikan kepada seluruh pegawai yang terlibat dalam pelaksanaan suatu kegiatan, sehingga setiap pegawai yang terlibat dalam suatu kegiatan akan memahami tugas masing-masing dan prosedur pelaksanaannya.
2
Sekretariat Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan selaku salah satu satuan kerja telah menyusun desain penyelenggaraan SPIP Sekretariat Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan Tahun 2018. Desain Penyelenggaraan SPIP ini merupakan acuan teknis pelaksanaan SPIP yang dapat memetakan tingkat prioritas unit-unit atau kegiatan yang memerlukan pengendalian intern dan rencana penyelenggaraannya. Dengan tersusunnya desain penyelenggaran SPIP ini diharapkan tingkat kematangan (maturitas) penyelengaran SPIP dapat meningkat ketahapan terdefinisi.
B. Tujuan
Desain Penyelenggaraan SPIP Sekretariat Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan secara umum bertujuan sebagai acuan membangun kontrol dan evaluasi setiap penyelengaraan kegiatan-kegiatan lingkup Sekditjen PHLHK. Sedangkan tujuan spesifik desain penyelenggaraan SPIP Sekretariat Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan yakni:
1. Menyampaikan peta resiko yang akan timbul dalam melaksanakan kegiatan kepada seluruh pimpinan dan pegawai lingkup Sekretariat Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan tata acara pengendalian resiko yang timbul akibat pelaksanaan kegiatan Sekditjen PHLHK; 2. Mendorong pelaksanaan pengawasan intern lingkup Sekretariat Direktorat
Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang lebih optimal sehingga setiap kegiatan terlaksana sesuai ketentuan yang berlaku dan dengan efektif dan efisien, transparan dan akuntabel dalam pencapaian tujuan instansi; 3. Mewujudkan impelementasi reformasi birokrasi di lingkup Sekretariat Direktorat
Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
4. Menyediakan Standar Operasional Prosedur (SOP) Pengendalian Kegiatan Lingkup Sekretariat Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan Tahun 2018.
3
C. Struktur Organisasi
Berdasarkan Pasal 1111 dan Pasal 1112 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor: P.18/MENLHK-II/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Sekretariat Direktorat Jenderal mempunyai tugas melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Direktorat Jenderal. Struktur Organisasi Sekretariat Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan dapat dilihat pada Gambar 1.
Dalam melaksanakan tugasnya, Sekretariat Direktorat Jenderal menyelenggarakan fungsi:
a. koordinasi dan penyusunan rencana, program, dan kerjasama teknis, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan kinerja di bidang penegakan hukum lingkungan hidup dan kehutanan;
b. koordinasi dan pelaksanaan pengumpulan, pengolahan data, dan pengelolaan sistem informasi di bidang penegakan hukum lingkungan hidup dan kehutanan; c. koordinasi dan pelaksanaan urusan kepegawaian, organisasi dan tata laksana di
bidang penegakan hukum lingkungan hidup dan kehutanan;
d. koordinasi dan penyiapan rancangan peraturan perundang-undangan dan telaahan peraturan perundang-undangan, serta pemberian pertimbangan dan bantuan hukum di bidang penegakan hukum lingkungan hidup dan kehutanan; e. pelaksanaan fasilitasi kerjasama dan jejaring kerja, pembinaan sumber daya
penegak hukum, pelayanan profesi sumber daya penegak hukum, serta sarana dan prasarana operasional penegakan hukum lingkungan hidup dan kehutanan; f. pelaksanaan urusan tata usaha, rumah tangga dan perlengkapan di lingkungan
Direktorat Jenderal.
Sekretariat Direktorat Jenderal dipimpin oleh seorang Sekretaris dengan jabatan setingkat Eselon II dan dibantu oleh 4 Kepala Bagian dengan jabatan setingkat Eselon III dan 9 Kepala Sub Bagian dengan jabatan Eselon IV, yaitu:
1. Bagian Program dan Evaluasi
Bagian Program dan Evaluasi mempunyai tugas melaksanakan penyiapan koordinasi penyusunan dan pelaksanaan rencana, program dan anggaran, data,
4
evaluasi dan pelaporan serta pengelolaan manajemen informasi dan kehumasan. Dalam melaksanakan tugasnya, Bagian Program dan Evaluasi menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan koordinasi dan penyusunan program dan anggaran;
b. penyiapan bahan koordinasi dan pengumpulan data, evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan rencana dan program;
c. penyiapan bahan pengelolaan sistem informasi dan kehumasan. Bagian Program dan Evaluasi terdiri atas:
a. Subbagian Program dan Anggaran
Subbagian Program dan Anggaran mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan koordinasi dan penyusunan rencana program kerja dan anggaran. b. Subbagian Evaluasi, Pelaporan, Data dan Informasi
Subbagian Evaluasi, Pelaporan, Data dan Informasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan koordinasi dan pengumpulan data, evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan rencana dan program, pengumpulan dan pengolahan bahan pengelolaan sistem informasi dan kehumasan.
2. Bagian Kepegawaian, Organisasi dan Tata Laksana
Bagian Kepegawaian, Organisasi dan Tata Laksana mempunyai tugas melaksanakan urusan administrasi kepegawaian, pengembangan pegawai dan administrasi jabatan fungsional, pelaksanaan pembinaan sumber daya penegak hukum, dan pelayanan profesi sumber daya penegak hukum, serta penyiapan bahan penyusunan organisasi dan ketatalaksanaan.
Dalam melaksanakan tugasnya, Organisasi dan Tata Laksana menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan urusan administrasi kepegawaian;
b. pelaksanaan pembinaan sumber daya penegak hukum, dan pelayanan profesi sumber daya penegak hukum;
c. pelaksanaan urusan pengembangan karier pegawai dan administrasi jabatan fungsional;
d. penyiapan bahan penyusunan organisasi dan ketatalaksanaan. Bagian Kepegawaian, Organisasi dan Tata Laksana terdiri atas:
5
a. Subbagian Kepegawaian
Subbagian Kepegawaian mempunyai tugas melakukan pengumpulan dan pengolahan bahan penyiapan koordinasi dan penyusunan rencana formasi pegawai, administrasi kepegawaian dan pendisiplinan dan penghargaan pegawai, dan melakukan penyiapan bahan pengembangan pendidikan, pelatihan, pendisiplinan dan penghargaan pegawai serta administrasi jabatan fungsional.
b. Subbagian Organisasi dan Tata Laksana.
Subbagian Organisasi dan Tata Laksana mempunyai tugas melakukan pengumpulan dan pengolahan bahan penyiapan analisis jabatan, perumusan tugas, fungsi, susunan organisasi, tata kerja, dan evaluasi kinerja organisasi, serta penyusunan tata hubungan kerja, pedoman dan prosedur kerja dan pembakuan prasarana dan sarana kerja.
3. Bagian Keuangan dan Umum
Bagian Keuangan dan Umum mempunyai tugas melaksanakan urusan ketatausahaan, rumah tangga, perlengkapan, kearsipan dan pengelolaan urusan keuangan, serta penyiapan sarana dan prasarana operasional penegakan hukum lingkungan hidup dan kehutanan.
Dalam menyelenggarakan tugasnya, Bagian Keuangan dan Umum menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga, kearsipan, dan pengelolaan barang milik negara;
b. penyiapan sarana dan prasarana operasional penegakan hukum lingkungan hidup dan kehutanan;
c. pelaksanaan urusan administrasi keuangan; d. pelaksanaan urusan perlengkapan.
Bagian Keuangan dan Umum terdiri atas: a. Subbagian Tata Usaha
Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan pengelolaan urusan ketatausahaan, kearsipan, dan pembinaan tata persuratan serta urusan rumah tangga.
6
b. Subbagian Perlengkapan
Subbagian Perlengkapan mempunyai tugas melakukan pengelolaan dan pembinaan urusan barang milik negara.
c. Subbagian Administrasi Keuangan
Subbagian Administrasi Keuangan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan urusan tata laksana keuangan, penyusunan rencana anggaran gaji dan penggajian, penyiapan bahan perbendaharaan melakukan akuntansi keuangan barang milik Negara, pembinaan kebendaharaan petugas SAI dan petugas SIMAK-BMN, verifikasi, pelaporan keuangan, penyelesaian tuntutan perbendaharaan dan tuntutan ganti rugi.
4. Bagian Hukum dan Kerja Sama Teknik
Bagian Hukum dan Kerja Sama Teknik mempunyai tugas melaksanakan penyiapan koordinasi dan penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan, penelaahan permasalahan, pertimbangan, advokasi hukum, fasilitasi kerja sama dan jejaring kerja, serta penyiapan bahan administrasi kerja sama teknis dalam negeri dan luar negeri.
Dalam melaksanakan tugasnya, Bagian Hukum dan Kerja Sama Teknik menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan bahan peraturan perundang-undangan; b. fasilitasi kerja sama dan jejaring kerja;
c. penyiapan bahan pertimbangan dan advokasi hukum;
d. penyiapan bahan administrasi kerja sama teknik dalam negeri dan luar negeri. Bagian Hukum dan Kerja Sama Teknik terdiri atas :
a. Subbagian Hukum
Subbagian Hukum mempunyai tugas melakukan pengumpulan dan pengolahan bahan penyiapan koordinasi dan penyusunan rancangan dan penelaahan peraturan perundang-undangan, serta melakukan pengumpulan dan pengolahan bahan dalam rangka penyiapan bahan koordinasi, penelaahan, dan penanganan permasalahan, pertimbangan dan advokasi permasalahan hukum.
7
Subbagian Kerja Sama Teknik mempunyai tugas melakukan pengumpulan dan pengolahan bahan penyiapan dan koordinasi administrasi kerja sama teknik dalam negeri dan luar negeri, serta fasilitasi kerjasama dan jejaring kerja.
8
9
BAB II
ANALISIS LINGKUNGAN PENGENDALIAN
Analisis lingkungan pengendalian merupakan tahapan awal dalam penyusunan desain penyelenggaraan SPIP yang terdiri dari penilaian lingkungan pengendalian dan penilaian risiko di lingkup Sekretariat Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Pada setiap tahapan penilaian dilakukan sistem kategorisasi untuk memperoleh kuantifikasi dari penilaian yang dilakukan. Penilaian lingkungan pengendalian dilakukan dengan penyebaran kuesioner yang mencakup 8 (delapan) sub unsur dengan penilaian Baik, Cukup, dan Kurang.
A. Penilaian Lingkungan Pengendalian
Analisis dan penilaian terhadap kualitas lingkungan pengendalian yang ada di lingkup Sekretariat Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan dilakukan dengan penilaian pada setiap sub unsur yang berada di dalam batas kewenangan Sekretariat Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan, yaitu :
a. Penegakan integritas dan nilai etika; b. Komitmen terhadap kompetensi; c. Kepemimpinan yang kondusif;
d. Pendelegasian wewenang dan tanggungjawab;
e. Pembentukan struktur organisasi yang sesuai dengan kebutuhan; f. Pembinaan SDM;
g. Perwujudan peran aparat pengawasan yang efektif; h. Hubungan kerja yang baik.
Metode penilaian resiko setiap sub unsur dilakukan dengan sistem angket melalui pembagian kuesioner anonim kepada setiap Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkup Sekretariat Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Penilaian persepsi aparatur atas kondisi faktual pada masing-masing unsur tersebut dibagi dalam 3 kategori yakni Baik, Cukup, atau Kurang. Selanjutnya setiap sub unsur yang berkategori kurang wajib ditindaklanjuti dengan menyusun bentuk tindakan perbaikan yang akan dilaksanakan untuk meminimalisasi terjadinya risiko.
Sekretariat Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah menyebarkan kuesioner kepada 60 pegawai di lingkup Sekretariat Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan dimana
10
seluruh pegawai telah mengembalikan kuesioner. Hasil analisis lingkungan pengendalian lingkup Sekretariat Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Analisis Lingkungan Pengendalian Sekretariat Direktorat Jenderal Penegakan Hukum LHK
No Sub Unsur Parameter Penilaian Hasil Penilaian Rencana Tindak Perbaikan (1) (2) (3) (4) (5) 1 Penegakan Integritas dan Nilai Etika
a Apakah Sekretariat Direktorat Jenderal PHLHK telah menerapkan aturan perilaku dan kode etik PNS.
Baik Baik49.12
b Apakah unsur pimpinan di lingkup Sekretariat Direktorat Jenderal PHLHK telah memberikan penghargaan kepada pegawai berdasarkan prestasi dan kinerja.
Cukup c Apakah unsur pimpinan di lingkup
Sekretariat Direktorat Jenderal PHLHK telah menerapkan tindakan disiplin yang tepat terhadap
penyimpangan kebijakan prosedur atau pelanggaran aturan perilaku.
Cukup 42.11
d Apakah unsur pimpinan di lingkup Sekretariat Direktorat Jenderal PHLHK telah memberikan keteladanan pelaksanaan aturan perilaku dan kode etik pada setiap tingkatan pimpinan satker.
Baik 47.37
e Apakah unsur pimpinan di lingkup Sekretariat Direktorat Jenderal PHLHK telah menyusun kebijakan dan target penugasan yang realistis.
Cukup 50.88
2
Komitmen terhadap kompetensi
a Apakah Sekretariat Direktorat Jenderal PHLHK telah
mengidentifikasi dan menetapkan kegiatan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas dan fungsi pada masing-masing posisi/jabatan.
Cukup 43.86
b Apakah telah disusun standar kompetensi untuk setiap tugas dan fungsi pada masing-masing
fungsi/jabatan.
Cukup 54.39
c. Apakah Sekretariat Direktorat Jenderal PHLHK telah menyusun rencana peningkatan kompetensi bagi pegawainya.
Cukup 47.37
d. Apakah pimpinan di lingkup Sekretariat Direktorat Jenderal PHLHK telah memiliki kemampuan manajerial dan pengalaman teknis
11
No Sub Unsur Parameter Penilaian Hasil Penilaian
Rencana Tindak Perbaikan
(1) (2) (3) (4) (5)
yang cukup dalam pengelolaan instansi pemerintah.
3 Kepemimpinan
yang kondusif
a. Apakah unsur pimpinan di lingkup Sekretariat Direktorat Jenderal PHLHK sudah mempertimbangkan faktor risiko dalam setiap
pengambilan keputusan.
Cukup 61.40
b. Apakah unsur pimpinan di lingkup Sekretariat Direktorat Jenderal PHLHK telah menerapkan manajemen berbasis kinerja
Cukup 38.60
c. Apakah unsur pimpinan di lingkup Sekretariat Direktorat Jenderal PHLHK telah memberikan dukungan yang memadai dalam hal
penyusunan laporan keuangan, pengelolaan pegawai, dan pengawasan.
Cukup 57.89
d. Apakah unsur pimpinan di lingkup Sekretariat Direktorat Jenderal PHLHK melakukan interaksi yang cukup intensif dengan level di bawahnya.
Cukup 47.37
e. Apakah unsur pimpinan di lingkup Sekretariat Direktorat Jenderal PHLHK memiliki sikap yang positif dan responsif terhadap laporan-laporan yang terkait dengan kegiatan, penganggaran, dan keuangan.
Baik 45.61
f. Apakah unsur pimpinan di lingkup Sekretariat Direktorat Jenderal PHLHK telah menetapkan mutasi pegawai berdasarkan pola mutasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Cukup 45.61 4 Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab
a. Apakah wewenang diberikan kepada pegawai yang tepat sesuai dengan tingkat tanggung jawabnya.
Cukup 56.14
b. Apakah pegawai yang diberi wewenang memahami bahwa
wewenang dan tanggung jawab yang diterimanya itu terkait dengan pihak lain di dalam instansinya, dan juga terkait dengan sistem pengendalian.
Cukup 61.40
c. Apakah pimpinan telah melakukan pemantauan dan evaluasi atas pelaksanaan pendelegasian wewenang dan tanggung jawab.
Cukup 47.37
5
Pembentukan struktur organisasi yang
a. Apakah struktur organisasi telah disesuaikan dengan ukuran dan sifat kegiatan yang dilaksanakan oleh organisasi
12
No Sub Unsur Parameter Penilaian Hasil Penilaian Rencana Tindak Perbaikan (1) (2) (3) (4) (5) sesuai dengan kebutuhan
b. Apakah unsur pimpinan di lingkup Sekretariat Direktorat Jenderal PHLHK berupaya agar pegawai memahami tugas dan tanggung jawabnya dengan baik, serta memahami apa yang diharapkan pimpinan.
Cukup 47.37
c. Apakah telah ada kejelasan jenjang
pelaporan intern organisasi. Cukup
6 Pembinaan
SDM
a. Apakah unsur pimpinan di lingkup Sekretariat Direktorat Jenderal PHLHK telah mengambil langkah-langkah untuk memastikan ketepatan pelaksanaan pekerjaan, mengurangi kesalahpahaman, dan mendorong berkurangnya tindak pelanggaran.
Cukup 42.11
b. Apakah unsur pimpinan di lingkup Sekretariat Direktorat Jenderal PHLHK berupaya agar pegawai memahami tugas dan tanggung jawabnya dengan baik, serta memahami apa yang diharapkan pimpinan. Cukup 47.37 7 Perwujudan peran aparat pengawasan intern yang efektif
a. Apakah telah ada mekanisme peringatan dini dan peningkatan efektifitas manajemen risiko dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi.
Cukup 56.14
b. Apakah telah ada upaya memelihara dan meningkatkan kualitas tata kelola penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi.
Cukup 56.14
8 Hubungan kerja
yang baik
a. Apakah Sekretariat Direktorat Jenderal PHLHK memiiki hubungan kerja yang baik dengan Kementerian Keuangan.
Baik 66.67
b. Apakah Sekretariat Direktorat Jenderal PHLHK memiliki hubungan kerja yang baik dengan instansi pengawasan.
Baik 61.40
c. Apakah Sekretariat Direktorat Jenderal PHLHK memiliki hubungan kerja yang baik dengan
instansi/lembaga terkait lainnya.
13
B. Rencana Tindak Perbaikan
Berdasarkan hasil kuesioner penilaian lingkungan pengendalian di Tabel 1, tidak diperoleh hasil penilaian bernilai Kurang sehingga untuk tahun 2018 tidak dilakukan rencana tindak perbaikan untuk kedelapan sub unsur. Namun demikian, di tahun-tahun berikutnya tidak menutup kemungkinan terdapatnya penilaian kurang sehingga diperlukan tindakan perbaikan. Dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan perolehan nilai sub unsur kualitas lingkungan pengendalian, Sekretariat Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan akan merumuskan, mengkomunikasikan, mengimpelementasikan, mengevaluasi, dan mengembangkan secara terus menerus kebijakan/prosedur yang mencakup kedelapan sub unsur lingkungan pengendalian di lingkup Sekretariat Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
14
BAB III
PENILAIAN RISIKO
Dalam rangka mengetahui risiko dalam pelaksanaan tugas dan fungsi kegiatan Sekretariat Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan, maka telah dilakukan identifikasi risiko terhadap seluruh aktifitas kegiatan dalam melaksanakan tugas dan fungsi Sekretariat Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan, yakni 2 (dua) bagian kegiatan, yaitu (1) terhadap kegiatan yang mungkin terjadi risiko dalam melaksanakan tugas dan fungsi Sekretariat Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang dibiayai oleh DIPA dan (2) terhadap kegiatan yang mungkin terjadi risiko dalam melaksanakan tugas dan fungsi Sekretariat Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang tidak dibiayai oleh DIPA.
A. Identifikasi Risiko
Berdasarkan hasil identifikasi risiko yang dilaksanakan, telah dilakukan penelaahan atas risiko yang kemungkinan terjadi dan dari hasil kesepakatan ditemukan potensi terjadinya 109 (Seratus Sembilan) titik risiko dalam menjalankan tugas dan fungsi Sekretariat Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan tahun 2018, sebagaimana ditunjukkan Tabel 2 berikut.
Tabel 2 Risiko Terindentifikasi Sekretariat Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan
No
Sumber Risiko Risiko Terindentifikasi (Kegiatan dan Kegiatan
Lainnya) Kode Deskripsi Risiko
-1 -2 -3 -4
1
Penyusunan Rencana Kerja Ditjen/Setditjen Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan Tahun 2019
R01 Satker/Unit Pelaksana Teknis tidak
menyusun Rencana Kerja
R02 Satker/Unit Pelaksana Teknis tidak
mengirimkan Rencana Kerja dan Usulan Target tahun 2019
2 Road Map Penegakan Hukum 2019-2024
R03 Belum Tersusunnya Rencana Road Map
Penegakan Hukum 2019-2024
R04 Perubahan Rencana Kerja Pemerintah
3 Rapat Koordinasi Bidang PHLHK Tahun 2018
R05 Pembuatan dan Pengiriman Surat
Undangan terlalu dekat dengan Waktu Pelaksanaan Rakor.
R06 Bahan Paparan Narasumber Rakor tidak
15
No
Sumber Risiko Risiko Terindentifikasi (Kegiatan dan Kegiatan
Lainnya) Kode Deskripsi Risiko
-1 -2 -3 -4
4
Kelompok Kerja
Sinkronisasi Penegakan Hukum SDA dan
Pengarusutamaan Gender (PUG) Ditjen PHLHK
R07 SDM yang diusulkan oleh unit eselon II
kurang memahami Tugas dan Fungsi sebagai Tim Pokja
R08 Belum tersusunnya Laporan
Pengarusutamaan Gender 2018
R09 SDM yang ada kurang memahami PUG
5
Penyusunan Petunjuk Teknis Penyusunan Anggaran dan Standar Kegiatan dan Biaya Bidang PHLHK Tahun 2019
R10 Keterlambatan Penyusunan Juknis
R11 Distribusi Juknis yang tidak tepat waktu
6
Penyusunan Revisi Anggaran dan APBNP Tahun 2018
R12 Terlalu Sering Melakukan Revisi
Anggaran
R13 Adanya Perubahan APBN di akhir tahun
7
Rapat Kerja Bersama DPR RI dan Instansi/Pihak Terkait
R14 Bahan dan Data untuk Penyusunan
Raker/RDP DPR RI tidak lengkap
R15 Waktu Penyusunan Bahan Raker/RDP
DPR terlalu pendek 8
Bimbingan Teknis dan Penyegaran Operator RKA-KL Ditjen PHLHK
R16 Usulan Perwakilan Satker/UPT bukan
Operator RKA K/L
9
Pemantapan Penyusunan RKA K/L Ditjen
Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan
R17 Data Dukung Tidak Lengkap
R18 Waktu Pelaksanaan yang terlalu pendek
10
Penyusunan RKA-KL Pagu Indikatif dan Pagu Definitif Tahun 2019
R19 Pejabat yang berwenang tidak ada
ditempat
R20 Data Dukung Tidak Lengkap
11
Penyusunan Laporan Kinerja (LKj) dan Laporan Tahunan Setditjen dan Ditjen PHLHK
R21
Draft laporan kinerja dikumpulkan tidak tepat waktu.
12
Penyusunan Laporan Bulanan, Triwulanan, Semesteran dan Tahunan Ditjen PHLHK
R22 Sistem e-monev Ditjen Anggaran dan
BAPPENAS error.
R23 Input capaian kinerja oleh
masing-masing satker tidak dilaksanakan setiap bulan namun pada akhir tahun anggaran.
13 Penyusunan buku Statistik
Ditjen PHLHK
R24 Validasi data sulit dilakukan karena
sering diubah oleh masing-masing Direktorat.
16
No
Sumber Risiko Risiko Terindentifikasi (Kegiatan dan Kegiatan
Lainnya) Kode Deskripsi Risiko
-1 -2 -3 -4
R26 Narasumber pelatihan yang sesuai
dengan kebutuhan masih jarang dan sulit
mencocokkan jadwal dengan
narasumber.
15 Pengujian Data dan Analisis Lapangan
R27 Waktu persiapan ke lapangan terlalu
singkat.
R28 Rencana kerja belum detail sehingga
hasil belum optimal dan sesuai dengan perencanaan.
16
Sinkronisasi dan Koordinasi Operator Operasional room
R29 Sinkronisasi dan koordinasi antar
operator belum maksimal.
R30 Masing-masing bagian dalam Direktorat
teknis belum memperbarui data sehingga menyulitkan dalam sinkronisasi antar operator operasional room.
R31 Operator operasional room bukan
sebagai pekerjaan utama sehingga sulit membagi waktu dan sulit dalam penentuan jadwal koordinasi.
17 Pelaporan dan Analisis
Data PHLHK
R32 Kebutuhan data belum teridentifikasi
dengan baik.
R33 Peta yang dibutuhkan tidak tersedia.
18 Pelaporan/Telaahan Tematik
R34 Keterbatasan dalam bahan referensi
laporan tematik.
R35 Ahli yang menguasai tema jumlahnya
terbatas. 19
Koordinasi Pengembangan Operasional Room
R36 Belum ada mekanisme pelaksanaan
koordinasi pengembangan operasional room di UPT yang baku.
20 Data Mining Media Sosial
R37 Memerlukan pengembangan teknik
analisis yang advance dan terus
mengikuti trend.
R38 Analisis data sosial media memerlukan
pengetahuan dan kemampuan SDM yang cukup baik dalam pengolahan data.
R39 Data hasil analisis sosial media tidak
dapat dipantau real time oleh petugas.
21 Penyebarluasan Informasi
Bidang PHLHK
R40 Persiapan yang kurang matang sehingga
media massa yang datang tidak sesuai dengan kebutuhan.
R41 Waktu pelaksanaan yang tidak bisa
diprediksi.
R42 Biaya yang dibutuhkan relatif tinggi
sehingga keikutsertaan wartawan
terbatas.
22 Kampanye Penegakan
Hukum LHK
R43 Pengumpulan bahan pameran tidak tepat
17
No
Sumber Risiko Risiko Terindentifikasi (Kegiatan dan Kegiatan
Lainnya) Kode Deskripsi Risiko
-1 -2 -3 -4
R44 Anggaran pameran terbatas sehingga
tidak dapat mengikuti even pameran yang tidak direncanakan.
23 Publikasi Bidang Gakkum
R45 Penerbitan berita pada PPID
membutuhkan waktu lama.
R46 Informasi dari UPT maupun Direktorat
teknis belum memenuhi unsur 5W 1 H.
R47 Kualitas gambar yang dibagikan oleh UPT
maupun Direktorat teknis kurang bagus. 24 Penyelenggaraan SPIP R48 Penyelenggaraan SPIP lingkup Setditjen dan Ditjen PHLHK belum optimal.
25 Penyusunan Kerja Sama Dalam Negeri
R49 Keterbatasan data dan informasi kerja
sama.
R50 Keterbatasan koordinasi dengan Mitra
Kerja Sama.
R51 Tidak tercapainya kesepakatan dalam
substansi kerja sama.
R52 Perubahan peraturan dan ketentuan
terkait kerjasama dalam negeri
R53 Monitoring dan evaluasi pelaksanaan
dan pelaporan kerjasama tidak terlaksana.
26 Penyelenggaraan Kerja Sama Luar Negeri
R54 Keterbatasan data dan informasi kerja
sama.
R55 Keterbatasan koordinasi dengan Mitra
Kerja.
R56 Tidak tercapainya kesepakatan dalam
substansi kerja sama.
R57 Perubahan peraturan dan ketentuan
terkait kerjasama luar negeri
R58 Monitoring dan evaluasi pelaksanaan
dan pelaporan kerjasama tidak terlaksana.
R59 Keterbatasan SDM dalam fasilitasi
penyusunan dokumen kerja sama.
R60 Keterlambatan surat permohonan/
informasi penugasan Delegasi RI dalam penugasan ke luar negeri
R61 Berkas administrasi persiapan
keberangkatan Delegasi tidak lengkap.
R62 Keterlambatan penerbitan / tidak
terbitnya administrasi Delegasi RI
R63 Berkas/ dokumen penyelesaian tugas
Delegasi tidak disampaikan. 27 Penyusunan Peraturan Perundang-undangan
R64 Keterbatasan SDM / legal drafter dalam
penyusunan rancangan PUU.
R65 Keterbatasan data dan informasi
18
No
Sumber Risiko Risiko Terindentifikasi (Kegiatan dan Kegiatan
Lainnya) Kode Deskripsi Risiko
-1 -2 -3 -4
R66 Bahan rancangan penyusunan PUU
tidak tersedia dari pelaksana teknis.
R67 Keterbatasan alokasi anggaran untuk
pembahasan penyusunan PUU.
28
Pendampingan Dalam Rangka Penyelesaian Kasus LHK
R68 Keterbatasan dalam pendampingan
penyelesaian kasus.
R69 Keterbatasan alokasi anggaran untuk
pendampingan penyelesaian kasus LHK.
R70 Sub bagian yang khusus menangani
advokasi hukum tidak tersedia.
R71 Keterlambatan permohonan advokasi
dari Unit Kerja Teknis.
29 Mutasi / Alih tugas R72 Keterlambatan data dukung.
30 Penilaian DUPAK
R73 Kekurangan data dukung.
R74 Sulit mencocokan jadwal tim penilai.
R75 Keseragaman penilaian DUPAK.
R76 Keterlambatan hasil penilaian dari tim
penilai.
31 Penetapan PAK / HAPAK
R77 Kekurangan data dukung.
R78 Keseragaman penilaian DUPAK.
R79 Kesalahan input hasil penilaian.
32 E- Kinerja Pegawai
R80 Kurangnya pemahaman dalam membuat
SKP untuk E-Kinerja.
R81 Kurangnya pemahaman Tentang Tusi
pegawai yang bersangkutan.
R82 Kurangnya pemahaman tentang aplikasi
E-Kinerja. 33 Pembahasan Tata Hubungan Kerja BPPHLHK R83
Unit kerja terkait terlambat
menyampaikan bahan penyusunan. 34 Analisis Beban Kerja R84 Ketidakpahaman SDM dalam membuat ABK mengakibatkan tidak terkumpulnya
data ABK.
35 Pemetaan Formasi Jabatan R85 Ketidakpahaman SDM dalam membuat Peta Formasi Jabatan.
36
Evaluasi Pelaksanaan Penilaian Sasaran Kinerja Pegawai
R86 Keterlambatan data SKP dari yang
bersangkutan.
R87 Ketidakpahaman SDM dalam membuat
SKP. 37
Rekonsiliasi dan
Konsolidasi Penyusunan Laporan Keuangan Bidang PHLHK
R88 Jaringan Internet di lingkungan petugas
satker kurang memadai.
R89 Efisiensi dalam melakukan rekonsiliasi
dan konsolidasi terjadi keterlambatan.
38 R90 Kesulitan Penjelasan dalam CaLK
19
No
Sumber Risiko Risiko Terindentifikasi (Kegiatan dan Kegiatan
Lainnya) Kode Deskripsi Risiko
-1 -2 -3 -4
Penyusunan Laporan Keuangan (Semester I, Triwulan III dan Tahunan)
R91 Jaringan Internet di lingkungan petugas
satker kurang memadai.
R92 Keterbatasan data dukung menyebabkan
terlambatnya penyusunan laporan keuangan. 39 Koordinasi dan Pembinaan Keuangan Bagian Pelaksanaan Anggaran Satker R93
Keterbatasan SDM terkait pemahaman penyusunan laporan keuangan.
40
Monitoring dan Evaluasi Administrasi Kegiatan Satker Setditjen Ditjen PHLHK
R94
Masih adanya keterlambatan pengumpulan bahan dan data dari beberapa UPT lingkup Ditjen PHLHK.
41 Evaluasi Kebutuhan Sarpras Ditjen PHLHK
R95 Pemakaian sarpras belum tertib.
R96 Pengadaan sarpras belum terkoordinir
dengan baik.
R97 Pelaksanaan evaluasi kebutuhan sarpras
belum optimal.
42 Pemutakhiran data Barang Milik Negara
R98 Mekanisme pengelolaan BMN belum
optimal.
R99 Pemutakhiran data BMN perlu
dimaksimalkan. 43 Bimtek dan Pembinaan Pengelola BMN
R100 SDM belum memahami aplikasi BMN,
persediaan dan SAIBA serta pengelolaan BMN.
44 Penyusunan Laporan
BMN Ditjen PHLHK
R101 Dokumen sumber/ data pendukung
belum disampaikan sesuai dengan jadwal penyusunan laporan BMN.
R102 Pelaksanaan rekonsiliasi data BMN
belum optimal.
45 Pengelolaan Surat/Dokumen Dinas
R103 konsep surat keluar tidak dilampiri
berkas surat masuk yang sudah didisposisi.
R104 Surat masuk yang ditindaklanjuti harus
di-input dalam jaringan SIK terlebih dahulu.
46 Penataan Arsip Surat Lingkup Setditjen PHLHK R105 Arsip tidak memiliki salinan atau data digital.
47
Evaluasi Tata Naskah Dinas Lingkup Ditjen PHLHK
R106 Format naskah dinas belum berpedoman
pada P.63/Menlhk-Setjen/2015 tentang Pedoman Tata Naskah Dinas
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (kop, bentuk dan ukuran huruf, dll).
20
No
Sumber Risiko Risiko Terindentifikasi (Kegiatan dan Kegiatan
Lainnya) Kode Deskripsi Risiko
-1 -2 -3 -4
R107 Jumlah konsep penandatanganan
naskah dinas belum dibuat rangkap tiga.
48 Penerimaan Tamu
R108 Tamu tidak menggunakan kartu tamu
R109 Tamu tidak melapor ke petugas
keamanan.
B. Peta Risiko
Untuk memudahkan dalam proses identifikasi risiko, dilakukan pemetaan risiko untuk mengetahui sumber dan letak risiko yang mungkin terjadi dalam melaksanakan tugas dan fungsi Sekretariat Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan Tahun 2018, sehingga dapat diperkirakan kegiatan yang mengandung risiko tidak tercapai tujuan kegiatan.
Berdasarkan hasil pemetaan risiko dari hasil identifikasi risiko yang dilakukan oleh Sekretariat Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan sebagaimana digambarkan Tabel 3 berikut.
Tabel 3 Matriks Peta Risiko Sekretariat Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan
No
Sumber Risiko (Kegiatan dan
Kegiatan Lainnya)
Wilayah risiko (letak terjadinya risiko) Capaian kinerja Laporan keuangan Neraca LRA Kas Persedia an Piuta ng Aset Tetap Aset Lain Pendap atan Belan ja -1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9 -10 1 Penyusunan Rencana Kerja Ditjen/Setditjen Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan Tahun 2019 R01, R02 2 Road Map Penegakan Hukum 2019-2024 R03, R04 3 Rapat Koordinasi Bidang PHLHK Tahun 2018 R05, R06
21
No Sumber Risiko (Kegiatan dan Kegiatan Lainnya)Wilayah risiko (letak terjadinya risiko) Capaian kinerja Laporan keuangan Neraca LRA Kas Persedia an Piuta ng Aset Tetap Aset Lain Pendap atan Belan ja -1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9 -10 4 Kelompok Kerja Sinkronisasi Penegakan Hukum SDA dan Pengarusutamaa n Gender (PUG) Ditjen PHLHK R07, R08, R09 5 Penyusunan Petunjuk Teknis Penyusunan Anggaran dan Standar Kegiatan dan Biaya Bidang PHLHK Tahun 2019 R10, R11 6 Penyusunan Revisi Anggaran dan APBNP Tahun 2018 R12, R13 7 Rapat Kerja Bersama DPR RI dan Instansi/Pihak Terkait R14, R15 8 Bimbingan Teknis dan Penyegaran Operator RKA-KL Ditjen PHLHK R16 9 Pemantapan Penyusunan RKA K/L Ditjen Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan R17, R18 10 Penyusunan RKA-KL Pagu Indikatif dan Pagu Definitif Tahun 2019 R19, R20 11 Penyusunan Laporan Kinerja (LKj) dan Laporan Tahunan Setditjen dan Ditjen PHLHK R21 12 Penyusunan Laporan Bulanan, Triwulanan, R22, R23
22
No Sumber Risiko (Kegiatan dan Kegiatan Lainnya)Wilayah risiko (letak terjadinya risiko) Capaian kinerja Laporan keuangan Neraca LRA Kas Persedia an Piuta ng Aset Tetap Aset Lain Pendap atan Belan ja -1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9 -10 Semesteran dan Tahunan Ditjen PHLHK 13 Penyusunan buku Statistik Ditjen PHLHK R24 14 Pelatihan Pengelolaan Operasional Room R25, R26
15 Pengujian Data dan Analisis Lapangan R27, R28 16 Sinkronisasi dan Koordinasi Operator Operasional room R29, R30, R31 17 Pelaporan dan Analisis Data PHLHK R32, R33 18 Pelaporan/Telaah an Tematik R34, R35 19 Koordinasi Pengembangan Operasional Room R36 20 Data Mining Media Sosial R37, R38,R39 21 Penyebarluasan Informasi Bidang PHLHK R40, R41 R42 22 Kampanye Penegakan Hukum LHK R43 R44 23 Publikasi Bidang Gakkum R45, R46, R47 24 Penyelenggaraan SPIP R48 25 Penyusunan Kerja Sama Dalam Negeri R49, R50, R51, R52, R53 26 Penyelenggaraan Kerja Sama Luar Negeri R54, R55, R56, R57,
23
No Sumber Risiko (Kegiatan dan Kegiatan Lainnya)Wilayah risiko (letak terjadinya risiko) Capaian kinerja Laporan keuangan Neraca LRA Kas Persedia an Piuta ng Aset Tetap Aset Lain Pendap atan Belan ja -1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9 -10 R58, R59,R60 , R61, R62, R63 27 Penyusunan Peraturan Perundang-undangan R64, R65, R66 R67 28 Pendampingan Dalam Rangka Penyelesaian Kasus LHK R68, R70, R71 R69
29 Mutasi / Alih tugas R72
30 Penilaian DUPAK R73, R74, R75, R76
31 Penetapan PAK / HAPAK
R77, R78, R79 32 E- Kinerja Pegawai R80, R81, R82 33 Pembahasan Tata Hubungan Kerja BPPHLHK R83 34 Analisis Beban Kerja R84
35 Pemetaan Formasi Jabatan R85
36 Evaluasi Pelaksanaan Penilaian Sasaran Kinerja Pegawai R86,R87 37 Rekonsiliasi dan Konsolidasi Penyusunan Laporan Keuangan Bidang PHLHK R88, R89 38 Penyusunan Laporan Keuangan (Semester I, Triwulan III dan Tahunan)
R90, R91, R92
24
No Sumber Risiko (Kegiatan dan Kegiatan Lainnya)Wilayah risiko (letak terjadinya risiko) Capaian kinerja Laporan keuangan Neraca LRA Kas Persedia an Piuta ng Aset Tetap Aset Lain Pendap atan Belan ja -1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9 -10 39 Koordinasi dan Pembinaan Keuangan Bagian Pelaksanaan Anggaran Satker R93 40 Monitoring dan Evaluasi Administrasi Kegiatan Satker Setditjen Ditjen PHLHK R94 41 Evaluasi Kebutuhan Sarpras Ditjen PHLHK R95,R96 ,R97 42 Pemutakhiran data Barang Milik Negara R98, R99 43 Bimtek dan Pembinaan Pengelola BMN R100 44 Penyusunan Laporan BMN Ditjen PHLHK R101, R102 45 Pengelolaan Surat/Dokumen Dinas R103, R104 46 Penataan Arsip Surat Lingkup Setditjen PHLHK R105 47 Evaluasi Tata Naskah Dinas Lingkup Ditjen PHLHK R106, R107 48 Penerimaan Tamu R108, R109 C. Analisis Risiko
Seluruh risiko yang telah teridentifikasi dan terpetakan selanjutnya dikaji untuk memilih dan menetapkan risiko yang cukup signifikan (selanjutnya disebut risiko signifikan). Dalam penentuan risiko signifikan diperlukan penyusunan kriteria risiko untuk menetapkan suatu risiko teridentifikasi merupakan risiko siginifikan atau tidak.
25
1) Kriteria risiko signifikan
Terdapat dua faktor yang mempengaruhi tingkat signifikasi risiko, yakni dampak risiko terhadap tercapainya tujuan kegiatan dan laporan keuangan dan frekuensi munculnya risiko. Dalam penentuan signifikansi suatu risiko teridentifikasi dilakukan pendekatan kuantitatif (nilai hasil perkalian antara kedua faktor kriteria frekuensi dan dampak risiko) seperti ditunjukkan pada Tabel 4.
Tabel 4 Pembobotan Frekuensi dan Dampak Risiko
Frekuensi Munculnya
Risiko Nilai
Dampak Risiko terhadap ketercapaian tujuan kegiatan dan laporan keuangan
Tidak
Berarti Kecil Sedang Besar
Luar Biasa / Bencana 1 2 3 4 5 Hampir Tidak Pernah Terjadi 1 BR = 1 BR = 2 BR = 3 BR = 4 BR = 5 Jarang Terjadi 2 BR = 2 BR = 4 BR = 6 BR = 8 BR = 10 Mungkin Terjadi 3 BR = 3 BR = 6 BR = 9 BR = 12 BR = 15 Sering Terjadi 4 BR = 4 BR = 8 BR = 12 BR = 16 BR = 20 Hampir Pasti Terjadi 5 BR = 5 BR = 10 BR = 15 BR= 20 BR = 25 2) Penetapan Risiko Signifikan
Suatu risiko teridentifikasi ditetapkan sebagai risiko signifikan jika memiliki bobot risiko bernilai 8 atau lebih. Hasil penilaian bobot atas risiko teridentifikasi ditunjukkan oleh Tabel 5 sedangkan rekapitulasi risiko signifikan dari seluruh kegiatan yang dilaksanakan oleh Sekretariat Direktorat Jenderal Lingkungan Hidup dan Kehutanan dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 5 Hasil Penilaian Bobot atas Risiko Teridentifikasi
No
Sumber Risiko Risiko Terindentifikasi Nilai *)
BR Simpulan**) (Kegiatan dan
Kegiatan Lainnya) Kode Deskripsi Risiko FR DR
-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 1 Penyusunan Rencana Kerja Ditjen/Setditjen Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan Tahun 2019 R01 Satker/Unit Pelaksana Teknis tidak menyusun Rencana Kerja 3 3 9 S R02 Satker/Unit Pelaksana Teknis tidak mengirimkan Rencana Kerja dan
26
No
Sumber Risiko Risiko Terindentifikasi Nilai *)
BR Simpulan**) (Kegiatan dan
Kegiatan Lainnya) Kode Deskripsi Risiko FR DR
-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8
Usulan Target tahun 2019 2 Road Map Penegakan Hukum 2019-2024 R03 Belum Tersusunnya Rencana Road Map Penegakan Hukum 2019-2024 2 3 6 TS R04 Perubahan Rencana Kerja Pemerintah 3 2 6 TS 3 Rapat Koordinasi Bidang PHLHK Tahun 2018 R05 Pembuatan dan Pengiriman Surat Undangan terlalu dekat dengan Waktu Pelaksanaan Rakor.
2 2 4 TS
R06
Bahan Paparan Narasumber Rakor tidak dikirimkan tepat waktu 3 2 6 TS 4 Kelompok Kerja Sinkronisasi Penegakan Hukum SDA dan Pengarusutamaan Gender (PUG) Ditjen PHLHK
R07
SDM yang diusulkan oleh unit eselon II kurang memahami Tugas dan Fungsi sebagai Tim Pokja
2 3 6 TS R08 Belum tersusunnya Laporan Pengarusutamaan Gender 2018 2 2 4 TS R09 SDM yang ada kurang memahami PUG 2 3 6 TS 5 Penyusunan Petunjuk Teknis Penyusunan Anggaran dan
Standar Kegiatan dan Biaya Bidang PHLHK Tahun 2019
R10 Keterlambatan Penyusunan Juknis 2 3 6 TS
R11 Distribusi Juknis yang tidak tepat waktu 2 3 6 TS
6 Penyusunan Revisi Anggaran dan APBNP Tahun 2018 R12 Terlalu Sering Melakukan Revisi Anggaran 3 3 9 S
R13 Adanya Perubahan APBN di akhir tahun 2 3 6 TS
7
Rapat Kerja Bersama DPR RI dan
Instansi/Pihak Terkait
R14
Bahan dan Data untuk Penyusunan Raker/RDP DPR RI tidak lengkap 3 2 6 TS R15 Waktu Penyusunan Bahan Raker/RDP DPR terlalu pendek 3 2 6 S
8 Bimbingan Teknis dan
Penyegaran Operator R16
Usulan Perwakilan Satker/UPT bukan Operator RKA K/L
27
No
Sumber Risiko Risiko Terindentifikasi Nilai *)
BR Simpulan**) (Kegiatan dan
Kegiatan Lainnya) Kode Deskripsi Risiko FR DR
-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 RKA-KL Ditjen PHLHK 9 Pemantapan Penyusunan RKA K/L Ditjen Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan
R17 Data Dukung Tidak
Lengkap 2 3 6 TS
R18 Waktu Pelaksanaan yang terlalu pendek 2 3 6 TS
10
Penyusunan RKA-KL Pagu Indikatif dan Pagu Definitif Tahun 2019
R19
Pejabat yang
berwenang tidak ada ditempat
2 3 6 TS
R20 Data Dukung Tidak
Lengkap 3 3 9 S
11
Penyusunan Laporan Kinerja (LKj) dan Laporan Tahunan Setditjen dan Ditjen PHLHK
R21
Draft laporan kinerja dikumpulkan tidak tepat waktu. 1 3 3 TS 12 Penyusunan Laporan Bulanan, Triwulanan, Semesteran dan Tahunan Ditjen PHLHK
R22 Sistem e-monev Ditjen Anggaran dan BAPPENAS error.
2 3 6 TS
R23
Input capaian kinerja oleh masing-masing satker tidak
dilaksanakan setiap bulan namun pada akhir tahun anggaran. 1 3 3 TS 13 Penyusunan buku Statistik Ditjen PHLHK R24
Validasi data sulit dilakukan karena sering diubah oleh masing-masing Direktorat. 3 3 9 S 14 Pelatihan Pengelolaan Operasional Room R25 Waktu pelatihan terlalu singkat sehingga hasil yang diperoleh kurang optimal.
2 3 6 TS
R26
Narasumber
pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan masih jarang dan sulit mencocokkan jadwal dengan narasumber.
2 3 6 TS
15 Pengujian Data dan Analisis Lapangan R27
Waktu persiapan ke lapangan terlalu
28
No
Sumber Risiko Risiko Terindentifikasi Nilai *)
BR Simpulan**) (Kegiatan dan
Kegiatan Lainnya) Kode Deskripsi Risiko FR DR
-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8
R28
Rencana kerja belum detail sehingga hasil belum optimal dan sesuai dengan perencanaan. 2 3 6 TS 16 Sinkronisasi dan Koordinasi Operator Operasional room R29 Sinkronisasi dan koordinasi antar operator belum maksimal. 2 3 6 TS R30 Masing-masing bagian dalam Direktorat teknis belum memperbarui data sehingga menyulitkan dalam sinkronisasi antar operator operasional room. 2 3 6 TS R31 Operator operasional room bukan sebagai pekerjaan utama sehingga sulit membagi waktu dan sulit dalam
penentuan jadwal koordinasi.
2 3 6 TS
17 Analisis Data PHLHK Pelaporan dan
R32
Kebutuhan data belum teridentifikasi dengan baik.
3 3 9 S
R33 Peta yang dibutuhkan
tidak tersedia. 2 3 6 TS 18 Pelaporan/Telaahan Tematik R34 Keterbatasan dalam bahan referensi laporan tematik. 2 3 6 TS R35
Ahli yang menguasai tema jumlahnya terbatas. 2 3 6 TS 19 Koordinasi Pengembangan Operasional Room R36 Belum ada mekanisme pelaksanaan koordinasi pengembangan operasional room di UPT yang baku.
3 2 6 TS
20 Data Mining Media Sosial R37
Memerlukan pengembangan teknik analisis yang
advance dan terus mengikuti trend.
29
No
Sumber Risiko Risiko Terindentifikasi Nilai *)
BR Simpulan**) (Kegiatan dan
Kegiatan Lainnya) Kode Deskripsi Risiko FR DR
-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8
R38
Analisis data sosial media memerlukan pengetahuan dan kemampuan SDM yang cukup baik dalam pengolahan data.
2 3 6 TS
R39
Data hasil analisis sosial media tidak dapat dipantau real time oleh petugas.
3 2 6 TS 21 Penyebarluasan Informasi Bidang PHLHK R40 Persiapan yang kurang matang sehingga media massa yang datang tidak sesuai dengan kebutuhan.
2 3 6 TS
R41
Waktu pelaksanaan yang tidak bisa diprediksi. 3 2 6 TS R42 Biaya yang dibutuhkan relatif tinggi sehingga keikutsertaan wartawan terbatas. 4 1 4 TS 22 Kampanye Penegakan Hukum LHK R43 Pengumpulan bahan pameran tidak tepat waktu.
2 2 4 TS
R44
Anggaran pameran terbatas sehingga tidak dapat mengikuti even pameran yang tidak direncanakan. 3 2 6 TS 23 Publikasi Bidang Gakkum R45 Penerbitan berita pada PPID membutuhkan waktu lama. 2 1 2 TS R46
Informasi dari UPT maupun Direktorat teknis belum memenuhi unsur 5W 1 H. 3 1 3 TS R47
Kualitas gambar yang dibagikan oleh UPT maupun Direktorat teknis kurang bagus.
3 2 6 TS
24 Penyelenggaraan
SPIP R48
Penyelenggaraan SPIP lingkup Setditjen dan Ditjen PHLHK belum optimal.
30
No
Sumber Risiko Risiko Terindentifikasi Nilai *)
BR Simpulan**) (Kegiatan dan
Kegiatan Lainnya) Kode Deskripsi Risiko FR DR
-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8
25 Sama Dalam Negeri Penyusunan Kerja
R49
Keterbatasan data dan informasi kerja sama.
3 2 6 TS
R50
Keterbatasan koordinasi dengan Mitra Kerja Sama.
3 2 6 TS
R51
Tidak tercapainya kesepakatan dalam substansi kerja sama.
2 1 2 TS
R52
Perubahan peraturan dan ketentuan terkait kerjasama dalam negeri 3 2 6 TS R53 Monitoring dan evaluasi pelaksanaan dan pelaporan kerjasama tidak terlaksana. 4 3 12 S 26 Penyelenggaraan Kerja Sama Luar
Negeri
R54
Keterbatasan data dan informasi kerja sama. 2 1 2 TS R55 Keterbatasan koordinasi dengan Mitra Kerja. 3 2 6 TS R56 Tidak tercapainya kesepakatan dalam substansi kerja sama.
4 1 4 TS
R57
Perubahan peraturan dan ketentuan terkait kerjasama luar negeri
3 2 6 TS R58 Monitoring dan evaluasi pelaksanaan dan pelaporan kerjasama tidak terlaksana. 4 3 12 S R59 Keterbatasan SDM dalam fasilitasi penyusunan
dokumen kerja sama.
4 1 4 TS R60 Keterlambatan surat permohonan/ informasi penugasan Delegasi RI dalam penugasan ke luar negeri 2 2 4 TS R61 Berkas administrasi persiapan keberangkatan Delegasi tidak lengkap. 3 3 9 S
31
No
Sumber Risiko Risiko Terindentifikasi Nilai *)
BR Simpulan**) (Kegiatan dan
Kegiatan Lainnya) Kode Deskripsi Risiko FR DR
-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 R62 Keterlambatan penerbitan / tidak terbitnya administrasi Delegasi RI 3 2 6 TS R63 Berkas/ dokumen penyelesaian tugas Delegasi tidak disampaikan. 3 2 6 TS 27 Penyusunan Peraturan Perundang-undangan R64 Keterbatasan SDM /
legal drafter dalam penyusunan rancangan PUU. 4 3 12 S R65 Keterbatasan data dan informasi kebutuhan PUU dari pelaksana teknis.
3 4 12 S
R66
Bahan rancangan penyusunan PUU tidak tersedia dari pelaksana teknis. 3 2 6 TS R67 Keterbatasan alokasi anggaran untuk pembahasan penyusunan PUU. 3 2 6 TS 28 Pendampingan Dalam Rangka Penyelesaian Kasus LHK R68 Keterbatasan dalam pendampingan penyelesaian kasus. 3 2 6 TS R69 Keterbatasan alokasi anggaran untuk pendampingan penyelesaian kasus LHK. 3 2 6 TS R70
Sub bagian yang khusus menangani advokasi hukum tidak tersedia.
5 5 25 S
R71
Keterlambatan permohonan advokasi dari Unit Kerja Teknis.
4 4 16 S
29 Mutasi / Alih tugas R72 Keterlambatan data
dukung. 3 2 6 TS
30 Penilaian DUPAK
R73 Kekurangan data
dukung. 3 3 9 S
32
No
Sumber Risiko Risiko Terindentifikasi Nilai *)
BR Simpulan**) (Kegiatan dan
Kegiatan Lainnya) Kode Deskripsi Risiko FR DR
-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8
R75 Keseragaman
penilaian DUPAK. 3 2 6 TS
R76
Keterlambatan hasil penilaian dari tim penilai.
3 2 6 TS
31 Penetapan PAK / HAPAK
R77 Kekurangan data dukung. 3 3 9 S
R78 Keseragaman penilaian DUPAK. 3 2 6 TS
R79 Kesalahan input hasil
penilaian. 3 2 6 TS 32 E- Kinerja Pegawai R80 Kurangnya pemahaman dalam membuat SKP untuk E-Kinerja. 2 2 4 TS R81 Kurangnya pemahaman Tentang Tusi pegawai yang bersangkutan. 3 2 6 TS R82 Kurangnya pemahaman tentang aplikasi E-Kinerja. 2 2 4 TS 33 Pembahasan Tata Hubungan Kerja BPPHLHK R83
Unit kerja terkait terlambat menyampaikan bahan penyusunan.
2 2 4 TS
34 Analisis Beban Kerja R84
Ketidakpahaman SDM dalam membuat ABK mengakibatkan tidak terkumpulnya data ABK. 3 3 9 S
35 Pemetaan Formasi Jabatan R85
Ketidakpahaman SDM dalam membuat Peta Formasi Jabatan. 3 2 6 TS 36 Evaluasi Pelaksanaan Penilaian Sasaran Kinerja Pegawai R86 Keterlambatan data SKP dari yang bersangkutan. 3 2 6 TS R87 Ketidakpahaman SDM dalam membuat SKP. 4 3 12 S 37 Rekonsiliasi dan Konsolidasi Penyusunan Laporan Keuangan Bidang PHLHK R88 Jaringan Internet di lingkungan petugas satker kurang memadai. 4 4 16 S R89 Efisiensi dalam melakukan 3 2 6 TS
33
No
Sumber Risiko Risiko Terindentifikasi Nilai *)
BR Simpulan**) (Kegiatan dan
Kegiatan Lainnya) Kode Deskripsi Risiko FR DR
-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 rekonsiliasi dan konsolidasi terjadi keterlambatan. 38 Penyusunan Laporan Keuangan (Semester
I, Triwulan III dan Tahunan)
R90
Kesulitan Penjelasan dalam CaLK karena dokumen sumber belum lengkap. 2 2 4 TS R91 Jaringan Internet di lingkungan petugas satker kurang memadai. 2 3 6 TS R92 Keterbatasan data dukung menyebabkan terlambatnya penyusunan laporan keuangan. 5 2 10 S 39 Koordinasi dan Pembinaan Keuangan Bagian Pelaksanaan Anggaran Satker R93 Keterbatasan SDM terkait pemahaman penyusunan laporan keuangan. 2 3 6 TS 40 Monitoring dan Evaluasi Administrasi Kegiatan Satker Setditjen Ditjen PHLHK R94 Masih adanya keterlambatan pengumpulan bahan dan data dari
beberapa UPT lingkup Ditjen PHLHK. 3 2 6 TS 41 Evaluasi Kebutuhan Sarpras Ditjen PHLHK
R95 Pemakaian sarpras belum tertib. 2 3 6 TS
R96 Pengadaan sarpras belum terkoordinir dengan baik. 2 2 4 TS R97 Pelaksanaan evaluasi kebutuhan sarpras belum optimal. 2 2 4 TS 42 Pemutakhiran data
Barang Milik Negara
R98 Mekanisme pengelolaan BMN belum optimal. 2 1 2 TS R99 Pemutakhiran data BMN perlu dimaksimalkan. 2 1 2 TS 43 Bimtek dan Pembinaan Pengelola BMN R100 SDM belum memahami aplikasi BMN, persediaan dan SAIBA serta pengelolaan BMN. 4 2 8 S 44 Penyusunan Laporan BMN Ditjen PHLHK R101 Dokumen sumber/ data pendukung 2 2 4 TS
34
No
Sumber Risiko Risiko Terindentifikasi Nilai *)
BR Simpulan**) (Kegiatan dan
Kegiatan Lainnya) Kode Deskripsi Risiko FR DR
-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8
belum disampaikan sesuai dengan jadwal penyusunan laporan BMN. R102 Pelaksanaan rekonsiliasi data BMN belum optimal. 3 4 12 S 45 Pengelolaan Surat/Dokumen Dinas R103
konsep surat keluar tidak dilampiri berkas surat masuk yang sudah didisposisi.
2 2 4 TS
R104
Surat masuk yang ditindaklanjuti harus di-input dalam jaringan SIK terlebih dahulu.
2 3 6 TS
46 Penataan Arsip Surat Lingkup Setditjen PHLHK
R105 Arsip tidak memiliki salinan atau data digital.
3 2 6 TS
47
Evaluasi Tata Naskah Dinas Lingkup Ditjen PHLHK
R106
Format naskah dinas belum berpedoman pada P.63/Menlhk-Setjen/2015 tentang Pedoman Tata Naskah Dinas Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (kop, bentuk dan ukuran huruf, dll).
3 3 9 S
R109
Jumlah konsep penandatanganan naskah dinas belum dibuat rangkap tiga.
3 2 6 TS
48 Penerimaan Tamu
R110 Tamu tidak menggunakan kartu tamu
3 2 6 TS
R111
Tamu tidak melapor ke petugas
keamanan.
3 3 9 S
Catatan :
*) FR : frekuensi terjadinya risiko; DR : dampak risiko; BR : bobot risiko
**) Diisi dengan pilihan: S (signifikan) atau TS (tidak signifikan). Suatu risiko teridentifikasi dapat ditetapkan sebagai risiko signifikan jika memiliki BR bernilai 8 atau lebih.
35
Tabel 6 Rekapitulasi Risiko Signifikan
No. Sumber Risiko (kegiatan dan Kegiatan Lainnya) Tujuan Kegiatan Risiko Signifikan
-1 -2 -3 -4
1
Penyusunan Rencana Kerja Ditjen/Setditjen Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan Tahun 2019 Tersusunya Rencana Kerja Ditjen/Setditjen Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan Tahun 2019 Satker/Unit Pelaksana Teknis tidak menyusun Rencana Kerja
2 Penyusunan Revisi Anggaran dan
APBNP Tahun 2018
Terlaksananya Revisi Anggaran dan APBNP Tahun 2018
Terlalu Sering Melakukan Revisi Anggaran
3
Penyusunan RKA-KL Pagu Indikatif dan Pagu Definitif Tahun 2019
Tersusunnya RKA K/L Pagu Idikatif dan Pagu Definitif tahun 2019
Data Dukung Tidak Lengkap
4 Penyusunan buku Statistik Ditjen PHLHK
Tersusunnya Buku Statistik Ditjen PHLHK yang update dan akurat
Validasi data sulit dilakukan karena sering diubah oleh masing-masing Direktorat.
5 Pelaporan dan Analisis Data PHLHK
Tersampaikannya informasi hasil analisis data dan dalam bentuk laporan cetak untuk perumusan kebijakan
Kebutuhan data belum
teridentifikasi dengan
baik.
6 Penyusunan Kerja Sama Dalam
Negeri Tersusunnya dokumen perjanjian kerjasama dalam negeri bidang penegakan hukum LHK
Monitoring dan evaluasi
pelaksanaan dan
pelaporan kerjasama
tidak terlaksana.
7 Penyelenggaraan Kerja Sama Luar Negeri
Tersusunnya dokumen perjanjian kerjasama luar negeri bidang penegakan hukum LHK
Monitoring dan evaluasi
pelaksanaan dan pelaporan kerjasama tidak terlaksana. Berkas administrasi persiapan keberangkatan Delegasi tidak lengkap.
8 Penyusunan Peraturan Perundang-undangan
Terbentuknya PUU yang dibutuhkan menunjang terlaksananya penegakan hukum LHK
Keterbatasan data dan informasi kebutuhan PUU dari pelaksana teknis.
Keterbatasan SDM /
legal drafter dalam penyusunan rancangan PUU
36
No. Sumber Risiko (kegiatan dan
Kegiatan Lainnya) Tujuan Kegiatan Risiko Signifikan
-1 -2 -3 -4
9 Pendampingan Dalam Rangka
Penyelesaian Kasus LHK Tersedianya pendampingan dalam kasus gugatan penegakan hukum LHK
Sub bagian yang khusus menangani advokasi hukum tidak tersedia. Keterlambatan
permohonan advokasi dari Unit Kerja Teknis.
10 Penilaian DUPAK Terlaksananya penilaian prestasi kerja jabatan fungsional Kekurangan data dukung.
11 Penetapan PAK / HAPAK
Terpantaunya hasil prestasi kerja jabatan fungsional
Kekurangan data dukung.
12 Analisis Beban Kerja
Sebagai penentu jumlah kebutuhan dan jenis pekerjaan pegawai dengan teknik analisis jabatan
Ketidakpahaman SDM dalam membuat ABK mengakibatkan tidak terkumpulnya data ABK.
13 Evaluasi Pelaksanaan Penilaian
Sasaran Kinerja Pegawai
Terpantaunya hasil prestasi kerja pegawai Ketidakpahaman SDM dalam membuat SKP. 14
Rekonsiliasi dan Konsolidasi Penyusunan Laporan Keuangan Bidang PHLHK
Tersusunnya laporan keuangan
Jaringan Internet di lingkungan petugas satker kurang memadai. 15
Penyusunan Laporan Keuangan (Semester I, Triwulan III dan Tahunan) Tersusunnya laporan keuangan Keterbatasan data dukung menyebabkan terlambatnya penyusunan laporan keuangan.
16 Bimtek dan Pembinaan Pengelola BMN
Terciptanya SDM yang memahami aplikasi BMN, persediaan dan SAIBA serta pengelolaan BMN SDM belum memahami aplikasi BMN,
persediaan dan SAIBA serta pengelolaan BMN.
17 Penyusunan Laporan BMN Ditjen
PHLHK
Tersusunnya laporan BMN
Pelaksanaan rekonsiliasi data BMN belum optimal.
18 Evaluasi Tata Naskah Dinas
Lingkup Ditjen PHLHK
Terevaluasinya tata naskah dinas lingkup Ditjen PHLHK
Format naskah dinas belum berpedoman pada P.63/Menlhk-Setjen/2015 tentang Pedoman Tata Naskah Dinas
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (kop, bentuk dan ukuran huruf, dll). 19 Penerimaan Tamu Tertibnya penerimaan tamu lingkup Ditjen PHLHK
Tamu tidak melapor ke petugas keamanan.