• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pada bab akan berisi tentang kesimpulan yang diperoleh dari penelitian serta saran untuk instansi-instansi terkait, kemudian dicantumkan lampiran-lampiran.

16

A. Pertumbuhan Ekonomi

1. Definisi Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai proses kenaikan output per kapita dalam jangka panjang. Ada tiga aspek yang perlu diperhatikan dalam definisi tersebut, yaitu : (1) proses, (2) output per kapita, dan (3) jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi adalah suatu proses, bukan suatu gambaran ekonomi pada suatu saat.

Pertumbuhan ekonomi adalah proses dimana terjadi kenaikan produk nasional bruto riil atau pendapatan nasional riil. Jadi perekonomian dikatakan tumbuh atau berkembang bila terjadi pertumbuhan output riil. Definisi pertumbuhan ekonomi yang lain adalah bahwa pertumbuhan ekonomi terjadi bila ada kenaikan output perkapita. Pertumbuhan ekonomi menggambarkan kenaikan taraf hidup diukur dengan output riil per orang.

Pertumbuhan ekonomi menerangkan atau mengukur prestasi dari perkembangan sesuatu ekonomi. Dalam kegiatan perekonomian yang sebenarnya pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan fiskal produksi barang dan jasa yang berlaku di suatu Negara.1

1

Sadono Sukirno, Makro ekonomi teori pengantar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), h. 423.

Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu pembahasan dari Ekonomi Makro. Yang di mana dalam makro ekonomi merupakan analisis suatu masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana segi permintaan dan penawaran menentukan tingkat kegiatan dalam perekonomian.

2. Masalah-masalah utama yang selalu dihadapi setiap perekonomian.

3. Peranan kebijakan dan campur tangan pemerintah untuk mengatasi masalah ekonomi yang dihadapi.

Dalam Makro ekonomi terdapat berbagai macam masalah ekonomi yang akan dihadapi oleh suatu negara. Makro Ekonomi merupakan suatu proyeksi mewakili perkembangan ekonomi yang mengambarkan status ekonomi suatu negara dan masyarakat yang tinggal di negara tersebut.

Salah satu masalah yang dihadapi oleh Ekonomi Makro suatu negara adalah pertumbuhan ekonomi2. Pertumbuhan ekonomi dapat didefinisikan sebagai perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah. Masalah pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai masalah makro ekonomi jangka panjang.

Simon Kuznet mendefenisikan pertumbuhan ekonomi suatu negara sebagai “kemampuan negara itu untuk menyediakan barang-barang ekonomi yang terus meningkat bagi penduduknya, pertumbuhan kemampuan ini berdasarkan pada

2

Sadono Sukirno, Makro ekononomi teori pengantar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), h. 9.

kemajuan teknologi dan kelembagaan serta penyesuaian ideologi yang dibutuhkannya”.

Dalam analisanya yang mendalam, Kuznet memisahkan enam karakteristik yang terjadi dalam proses pertumbuhan pada hampir semua negara dan dari pendapatnya tersebut di bawah ini terlihat bahwa salah satu faktor yang sangat penting untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.3

1. Dua variabel ekonomi agregatif : tingginya tingkat pertumbuhan output per kapita dan populasi dan tingginya tingkat kenaikan produktivitas faktor produksi secara keseluruhan atau terutama produktivitas tenaga kerja.

2. Dua transformasi struktural : tingginya tingkat transformasi struktur ekonomi dan tingginya tingkat transformasi sosial dan ideologi.

3. Dua faktor yang mempengaruhi meluasnya pertumbuhan ekonomi internasional : kecenderungan negara-negara maju secara ekonomi untuk menjangkau seluruh dunia untuk mendapatkan pasar (ekspor) dan bahan baku dan pertumbuhan ekonomi ini hanya dinikmati oleh sepertiga populasi dunia.

Pertumbuhan ekonomi yang dinyatakan dengan kenaikan output (Produk Domestik Bruto) dan pendapatan riil perkapita memang bukanlah satu-satunya sasaran di negara-negara berkembang, namun kebijakan ekonomi dalam

3

Nobel Ekonomi 1971, artikel ini diakses pada tanggal 26 Juli 2010 dari http://budirismayadi.tripod.com/ekbang-5.htm.

meningkatkan pertumbuhan output perlu dilakukan karena merupakan syarat penting untuk memperbaiki kesejahteraan masyarakat dan untuk mendukung tujuan kebijakan pembangunan lainnya.

Dalam prinsip ekonomi Islam pengertian pertumbuhan ekonomi tidak jauh berbeda. Seperti yang di jelaskan oleh model dinamika Ibnu Khaldun yang dimana menggambarkan hubungan antara rakyat akan berpengaruh terhadap syariah, akan berpengaruh terhadap pemerintah, akan berpengaruh terhadap kesejahteraan atau ekonomi, akan berpengaruh terhadap keadilan, akan berpengaruh terhadap pembangunan.

Konsep dari Ibnu Khaldun tersebut dapat digambarkan sebagai berikut4 :

Penjelasan dari gambar di atas, bisa dikatakan bahwa seluruh komponen tersebut menurut Ibnu Khaldun saling berhubungan.

G : Pemerintah S : Syariah

4

Nurul Huda, dkk , Ekonomi Makro Islam Pendekatan Teoretis,( Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2008 ), h. 19.

G

j & g

W N

N : Rakyat

W : Kesejahteraan atau Kesejahteraan j : Keadilan

g : Pembangunan

M.Akram Kan juga menjelaskan bahwa ilmu ekonomi Islam bertujuan untuk melakukan kajian tentang kebahagiaan hidup manusia yang dicapai dengan mengorganisasikan sumber daya alam atas dasar bekerja sama dan partisipasi5.

Menurut M. Umer Chapra, ekonomi Islam adalah sebuah pengetahuan yang membantu upaya realisasi kebahagiaan manusia melalui alokasi dan distribusi sumber daya yang terbatas yang berbeda dalam koridor yang mengacu pada pengajaran Islam tanpa memberikan kebebasan individu6.

Output atau PDB adalah faktor yang dapat menghitung pertumbuhan ekonomi. PDB7 adalah nilai seluruh barang jadi dan jasa-jasa yang diperoleh dan merupakan nilai seluruh produksi yang dibuat di dalam negeri, tanpa membedakan apakah produk tersebut dibuat dari faktor produksi yang berasal dari dalam negara tersebut atau faktor produksi yang berasal dari negara-negara lain yang digunakan negara tersebut.Perlu dicatat bahwa pertumbuhan ekonomi tidak mencerminkan kemakmuran suatu negara.Oleh karena itu perlu kiranya mengukur tingkat

5

Nurul Huda, dkk , Ekonomi Makro Islam Pendekatan Teoretis,( Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2008 ), h. 1.

6

Nurul Huda, dkk , Ekonomi Makro Islam Pendekatan Teoretis,( Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2008 ), h. 2.

7

Sadono Sukirno, Makro ekonomi teori pengantar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006), h. 34.

pertumbuhan dengan menggunakan PDB perkapita sehingga tidak hanya mengukur kenaikan PDB, melainkan juga kenaikan jumlah penduduk.

PDB adalah kumpulan untuk suatu negara, maka untuk setiap Provinsi adalah PDRB ( Produk Domestik Regional Bruto). PDRB adalah jumlah nilai tambah bruto (gross value added) yang timbul dari seluruh sektor perekonomian di wilayah tersebut. Yang dimaksud dengan nilai tambah bruto adalah nilai produksi (output) dikurangi dengan biaya antara (intermediate cost).8

2. Tujuan Pertumbuhan Ekonomi

Salah satu tujuan akhir pertumbuhan ekonomi adalah menciptakan masyarakat sejahtera, baik pada generasi saat ini maupun generasi yang akan datang. Sesuai dengan perkembangan paradigma pembangunan ekonomi, maka telah terjadi perubahan tolak ukur keberhasilan pembangunan ekonomi dari pendekatan pertumbuhan (growth) menjadi pendekatan kualitas hidup (quality of life).9

Landasan empirik menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak selalu dapat memecahkan persoalan kesejahteraan seperti kemiskinan dan taraf hidup masyarakat secara luas.10 Negara berkembang pertumbuhan ekonomi menyisakan sederet permasalahan seperti kemiskinan, pengangguran, kerusakan lingkungan, dan penyebabkan kondisi politik yang tidak kondusif.

Idealnya pertumbuhan ekonomi nasional dapat menyebabkan demand driven, sehingga mengakibatkan perubahan yang lebih baik pada kinerja sektor-sektor

8

Robinson Tarigan, Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi, (Jakarta: Bumi Aksara), h. 18.

9

Sjafrizal, Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi, h. 85. 10

ekonomi, khususnya sektor pertanian, sehingga peningkatan intensitas dan produktivitas komoditas pertanian dapat menyebabkan pertumbuhan output sektor pertanian.11

Selain itu, dalam mencapai tujuan pertumbuhan ekonomi nasional saat ini belum tampak secara jelas strategi yang digunakan untuk mengantisipasi terjadinya penurun kualitas lingkungan yang disebabkan karena adanya eksternalitas dari proses produksi, dengan demikian pertumbuhan ekonomi yang ada sebenarnya bersifat ”semu”. Sejak sebelum tahun 1960-an dengan pendekatan pertumbuhan ekonomi sebagai tujuan pembangunan ekonomi, maka telah berimplikasi terhadap kebijakan nasional yang tidak seimbang antara sektor pertanian versus non pertanian atau pengembangan kapital dan sektor riil. Lebih condong kepada sektor kapital yang dipandang dapat menciptakan pendapatan dan kedua sektor pertanian dipandang sebagai sektor yang inferior, sehingga pembangunan sektor pertanian menjadi terabaikan.

3. Manfaat Pertumbuhan Ekonomi

Manfaat Pertumbuhan Ekonomi antara lain sebagai berikut:12

a. Laju pertumbuhannya untuk mengukur kemajuan ekonomi sebagai hasil pembangunan nasional Pendapatan perkapitanya dipergunakan untuk mengukur tingkat kemakmuran penduduk, sebab semakin

11

http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20080804211847AA3FGdM

12http://jurnal-sdm.blogspot.com/2010/01/pertumbuhan-ekonomi-definisi-sumber.html (tanggal 31 agustus 2010) pukul 08.15

meningkat pendapatan perkapita dengan kerja konstan semakin tinggi tingkat kemakmuran penduduk dan juga produktivitasnya.

b. Sebagai dasar pembuatan proyeksi atau perkiraan penerimaan negara untuk perencanaan pembangunan nasional atau sektoral dan regional. Sebagai dasar penentuan prioritas pemberian bantuan luar negeri oleh Bank Dunia atau lembaga internasional lainnya.

c. Sebagai dasar pembuatan prakiraan bisnis, khususnya persamaan penjualan bagi perusahaan untuk dasar penyusunan perencanaan produk dan perkembangan sumbur daya (tenaga kerja dan modal).

4. Teori Pertumbuhan Ekonomi

Dalam zaman ahli ekonomi klasik, seperti Adam Smith dalam buku karangannya yang berjudul An Inguiry into the Nature and Causes of the Wealt Nations, menganalisis sebab berlakunya pertumbuhan ekonomidan factor yang menentukan pertumbuhan ekonomi. Setelah Adam Smith, beberapa ahli ekonomi klasik lainnya seperti Ricardo, Malthus, Stuart

Mill, juga membahas masalah perkembangan ekonomi.13

a.Teori Inovasi Schum Peter

Pada teori ini menekankan pada faktor inovasi enterpreneur sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi kapitalilstik. Dinamika persaingan akan mendorong hal ini.14

13

http://www.96147.com/no/teori%20pertumbuhan%20ekonomi%20aturan%20klasik.html diunduh pada tanggal 31 Agustus 2010.

14

Adam S, Ekonomi Untuk SMA dan MA Kelas XI, (Jakarta : PT. Gelora Aksara Pratama, 2007) h. 26.

b.Model Pertumbuhan Harrot-Domar

Teori ini menekankan konsep tingkat pertumbuhan natural.Selain kuantitas faktor produksi tenaga kerja diperhitungkan juga kenaikan efisiensi karena pendidikan dan latihan. Model ini dapat menentukan berapa besarnya tabungan atau investasi yang diperlukan untuk memelihar tingkat laju pertumbuhan ekonomi natural yaitu angka laju pertumbuhan ekonomi natural dikalikan dengan nisbah kapital-output.15

c.Model Input-Output Leontief.

Model ini merupakan gambaran menyeluruh tentang aliran dan hubungan antarindustri. Dengan menggunakan tabel ini maka perencanaan pertumbuhan ekonomi dapat dilakukan secara konsisten karena dapat diketahui gambaran hubungan aliran input-output antarindustri. Hubungan tersebut diukur dengan koefisien input-output dan dalam jangka pendek/menengah dianggap konstan tak berubah.16

d.Model Pertumbuhan Lewis

Model ini merupakan model yang khusus menerangkan kasus negar sedang berkembang banyak(padat)penduduknya. Tekanannya adalah pada perpindahan kelebihan penduduk disektor pertanian ke sektor modern kapitalis industri yang dibiayai dari surplus keuntungan.

15

Adam S, Ekonomi Untuk SMA dan MA Kelas XI, (Jakarta : PT. Gelora Aksara Pratama, 2007) h. 27.

16

http://www.96147.com/no/teori%20pertumbuhan%20ekonomi%20aturan%20klasik.html diunduh pada tanggal 31 Agustus 2010.

e.Model Pertumbuhan Ekonomi Rostow

Model ini menekankan tinjauannya pada sejarah tahp-tahap pertumbuhan ekonomi serta ciri dan syarat masing-masing. Tahap-tahap tersebut adalah tahap masyarakat tradisional, tahap prasyarat lepas landas, tahap lepas landas, ahap gerakan ke arah kedewasaan, dan akhirnya tahap konsimsi tinggi.17

5. Karakteristik Pertumbuhan Ekonomi Islam

Islam memiliki beberapa karakteristik yang mencirikan pertumbuhannya, antara lain :

a.Serba Meliputi18

Islam melihat bahwa pertumbuhan lebih dari sekedar persoalan materi dan memiliki tujuan yang lebih universal dibandingkan dengan orientasi terbatas yang ingin dicapai oleh system-sistem kontemporer, yaitu untuk menciptakan keadilan sosial.

Islam dalam pedomannya untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi mendorong keadilan sosial yang berimbang, baik dalam sisi material maupun spiritual.

Kehidupan spiritual dalam Islam tidak seperti yang digambarkan oleh sebagian orang dalam bentuk-bentuk kerahiban dan kepasrahan yang meninggalkan

17

Adam S, Ekonomi Untuk SMA dan MA Kelas XI, (Jakarta : PT. Gelora Aksara Pratama, 2007) h. 28.

18

Abdullah Abdul Husain at-Tariqi, Ekonomi Islam Prinsip, Dasar dan Tujuan, (Jogyakarta : Magistra Insania Press,2004), h.299

usaha dan produksi. Akan tetapi, kehidupan itu berupa keimanan kepada Allah dan disertai adanya tanggung jawab untuk melakukan aktivitas berguna.

Pondasi serba meliputi dalam pertumbuhan ekonomi menuntut agar pertumbuhan ekonomi itu mengandung jaminan terhadap kebutuhan-kebutuhan manusia secara sempurna.

b. Berimbang19

Posisi Berimbang dalam pertumbuhan ekonomi memerlukan adanya keberimbangan usaha-usaha pertumbuhan. Oleh karena itu, Islam tidak menerima langkah kebijakan pertumbuhan perkotaan yang mengabaikan perdesaan, industri yang mengabaikan pertanian, mendahulukan kebutuhan tersier dan sekunder diatas kebutuhan pokok dan primer, mengutamakan pembangunan industri diatas industri ringan, atau dengan menkonsentrasikan percepatan pembangunan program tertentu dengan mengabaikan sarana umum dan prasarana pokok lainnya.

c. Realistis20

Kajian tentang sifat realistis Islam dalam bidang pertumbuhan ekonomi ditujukan untuk mencapai keadaan paling baik dan produksi palin sempurna yang masih mungkin dicapai manusia dalam sisi ekonominya.

19

Abdullah Abdul Husain at-Tariqi, Ekonomi Islam Prinsip, Dasar dan Tujuan, (Jogyakarta : Magistra Insania Press,2004), h.302

20

Abdullah Abdul Husain at-Tariqi, Ekonomi Islam Prinsip, Dasar dan Tujuan, (Jogyakarta : Magistra Insania Press,2004), h.305

Sifat realistis dalam bidang pertumbuhan ekonomi menjelaskan bahwa Islam melihat persoalan ekonomi dan sosial yang mungkin terjadi dimasyarakat Islam dengan tawaran solusi yang juga realistis.

d. Keadilan21

Islam telah menjamin terwujudnya keadilan diantara manusia dalam usaha untuk memperbesar pemasukan dan distribusinya antara kaum muslim dengan golongan non-muslim. Dalam pertumbuhan ekonomi Islam akan menjamin kesejahteraan seluruh penduduk yang bertempat tinggal di satu negara.

e. Bertanggung Jawab22

Landasan adanya tanggung jawab sebagai salah satu pondasi paling penting diungkapkan secara jelas dan gamblam dalam syari’at Islam. Jika kita mengikuti syari’at ini, maka kita dapat menyimpilkan bahwa adanya tanggung jawab mencakup dua sisi;

1) Tanggung jawab antara sebagian anggota masyarakat dengan sebagian golongan lainnya.

2) Tanggung jawab negara terhadap masyarakat.

21

Abdullah Abdul Husain at-Tariqi, Ekonomi Islam Prinsip, Dasar dan Tujuan, (Jogyakarta : Magistra Insania Press,2004), h.308

22

Abdullah Abdul Husain at-Tariqi, Ekonomi Islam Prinsip, Dasar dan Tujuan, (Jogyakarta : Magistra Insania Press,2004), h.311

f. Mencukupi23

Islam tidak hanya menetapkan adanya karaktristik tanggung jawab seperti yang telah diungkapkan, namun tanggung jawab itu haruslah mutlak dan mampu mencakup realisasi kecukupan bagi manusia. Hal ini karena tujuan tanggung jawab itu bukan hanya fardlu dan kewajiban orang kaya terhadap golongan miskin, akan tetapi juga ditujukan untuk menghilangkan kemiskinan dan memenuhi kebutuhan dalam masyarakat Islam.

g. Berfokus Pada Manusia24

Karakter ini sesuai dengan posisi manusia yang merupakan duta Allah di muka bumi ini dan inilah yang mencirikan tujuan dan pengaruh pertumbuhan ekonomi dalam Islam. Hal ini berbeda dengan tujuan system lain. Tujuan pertumbuhan ekonomi kapitalis adalah untuk mendapatkan keuntungan sebesar mungkin dengan lebih mementingkan pemenuhan produksi kebutuhan sekunder dan tersier yang dibutuhkan oleh kalangan borjuis, kapitalis, dan pemilik modal sebagaimana yang ada di masyarakat barat, dibandingkan dengan produksi untuk kebutuhan primer. Pertumbuhan ekonomi dalam sistem sosialis adalah kesetaraan, bukan keuntungan sebagaimana yang dianut oleh sistem kapitalis. Hanya saja hal iyu tidak lain untuk memenuhi kebutuhan negara sesuai dengan kehendak para pemimpin partai dan para pengambil keputusan, bukan dilandaskan atas kebutuhan warga

23

Abdullah Abdul Husain at-Tariqi, Ekonomi Islam Prinsip, Dasar dan Tujuan, (Jogyakarta : Magistra Insania Press,2004), h.314

24

Abdullah Abdul Husain at-Tariqi, Ekonomi Islam Prinsip, Dasar dan Tujuan, (Jogyakarta : Magistra Insania Press,2004), h.316

negara itu sendiri dengan menekankan kepentingan bersama melalui pembatasan kebebasan pribadi. Manusia hanyalah merupakan alat dan instrumen, bukan tujuan.

Sedangkan pertumbuhan ekonomi Islam tidaklah ditujukan untuk memperoleh keuntungan sebagaimana dalam sistem kapitalis atau untuk kepentingan para pemimpin partai sebagaimana dalam sistem sosialis. Namun, pertumbuhan itu ditujukan untuk menciptakan batas kecukupan bagi seluruh warga negara agar ia terbebas dari segala bentuk penghambaan – baik dalam bidang finansial ataupun hukum – kecuali hanya penghambaan kepada Allah semata. Fokus pertumbuhan ekonomi Islam tidak lain adalah manusia itu sendiri agar tidak diperbudak oleh materi. Oleh karena itu Islam menginginkan agar manusia dapat memperoleh derajat tinggi sebagai makhluk Allah yang mulia yang diciptakan dalam bentuk paling baik25.

B. Bank Pembangunan Daerah26

1. Definisi Bank Pembangunan Daerah

Bank Pembangunan Daerah yaitu bank yang dalam pengumpulan dananya terutama menerima simpanan dalam bentuk deposito atau mengeluakan kertas-kertas beharga jangka menengah dan panjang, dan dalam usahanya memberikan kredit terutama memberikan kredit jangka menengah dan panjang di bidang pembangunan.

2. Fungsi Bank Pembangunan Daerah

Bank Pembangunan Daerah mempunyai fungsi sebagai berikut :

25

Abdullah Abdul Husain at-Tariqi, Ekonomi Islam Prinsip, Dasar dan Tujuan, (Jogyakarta : Magistra Insania Press,2004), h.317

26

a. Bahwa untuk mempercepat terlaksananya usaha-usaha pembangunan yang merata diseluruh Indonesia perlu adanya pengerahan modal dan potensi didaerah-daerah untuk pembiayaan pembangunan daerah.

b. Bahwa pelaksanaan proyek-proyek pembangunan daerah sebaiknya dijalankan sedemikian rupa, sehingga modal pembelanjaannya dapat diperoleh dari hasil proyek-proyek pembangunan tersebut.

c. Bahwa karena itu perlu mempertinggi daya-usaha didaerah untuk membangun antaranya dengan jalan memberikan kemungkinan mendirikan bank-bank didaerah-daerah yang tidak menjalankan usaha-usaha bank umum dan bertugas mengerahkan modal dan potensi didaerah-daerah dengan mengikut sertakan pihak swasta nasional progresip untuk mengusahakan pembiayaan proyek-proyek daerah dalam rangka Pembangunan Nasional Semesta Berencana.

3. Tujuan Bank Pembangunan Daerah27

Bila dilihat dari sisi tujuan, keberadaan Bank Riau memiliki tiga visi sebagai berikut :

a. Menjadi bank terkemuka di daerah.

27

b. Membantu percepatan pembangunan dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

c. Pemberdayaan ekonomi masyarakat d. Sebagai Bank sehat elit dan merakyat.

e. Sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi daerah. f. Sebagai pengelola Pemerintah Daerah.

g. Sebagai sumber pendapatan daerah.

h. Sebagai pembina, pengembang, dan pendamping usaha kecil dan menengah

4. Sejarah Singkat Bank Pembangunan Daerah Riau28

Bank Pembangunan Daerah Riau merupakan kelanjutan kegiatan usaha dari PT. Bank Pembangunan Daerah Riau (PT. BAPERI) yang didirikan berdasarkan Akte Notaris Syawal Sutan Diatas Nomor 1 tanggal 2 Aguatus 1961, dan izin Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor BUM 9-4-45 tanggal 15 Agustus 1961.

Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Riau Nomor 52/IV/1966 tanggal 1 April 1966, seluruh aktiva dan pasiva PT. BAPERI dilebur ke dalam Bank Pembangunan Daerah Riau.

Selanjutnya landasan berdirinya BPD Riau disesuaikan dengan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1962 tentang Bank Pembangunan Daerah.

Terhitung tanggal 1 April 1966 secara resmi kebiatan Bank Pembangunan Daerah Riau dimulai dengan predikat sebagai Bank Milik Pemerintah Daerah Riau.

28

Selanjutnya status pendirian Bank Pembangunan Daerah Riau disesuaikan dengan Peraturan Daerah (Perda) Propinsi Daerah Tingkat I Riau Nomor 10 Tahun 1975, kemudian diatur kembali berdasarkan Perda Nomor 18 Tahun 1986 dan untuk terakhir kalinya Bank Pembangunan Daerah Riau diatur dan disesuaikan dengan Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 1992 tentang Bank pembangunan Daerah Riau berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan yang direvisi dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998.

5. Dasar Hukum Bank Pembangunan Daerah29

Sebuah Bank Pembangunan Daerah tidak boleh dirikan begitu saja. Harus ada dasar hukum yang mengatur. Dasar hukum yang mengatur sebagai berikut :

a. Izin Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor BUM 9-4-45 tanggal 15 Agustus 1961.

b. Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Riau Nomor 52/IV/1966 tanggal 1 April 1966.

c. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1962 tentang Bank Pembangunan Daerah.

d. Peraturan Daerah (Perda) Propinsi Daerah Tingkat I Riau Nomor 10 Tahun 1975.

e. Perda Nomor 18 Tahun 1986.

f. Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 1992 tentang Bank pembangunan Daerah Riau.

29

g. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan. h. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998.

Demikianlah semua peraturan–peraturan yang ditetapkan oleh daerah dan negara Indonesia yang harus dipatuhi dalam pendirian Bank Pembangunan Daerah. Sebuah bank akan dinyatakan Bank Pembangunan Daerah apabila telah sesuai dengan peraturan-peraturan tersebut.

C. Pengaruh Pembiayaan Bank terhadap Pertumbuhan Ekonomi30

Pendekatan awal dalam melihat hubungan Islamic Bank dan Ekonomi Makro dapat dilakukan dengan melihat Agregat Demand Shocks dan kredit perbankan. Dari sisi ekonomi Makro, untuk melihat berbagai faktor yang menyebabkan perubahan agregat demand dan pada akhirnya menyebabkan perubahan terhadap pertumbuhan ekonomi jangka pendek biasanya didekati dengan model IS-LM. Kurva IS menggambarkan hubungan antara suku bunga dengan kondisi pasar barang dan jasa, sedangkan kurva LM melihat hubungan suku bunga dengan kondisi pasar uang.

Dari sisi perbankan secara eksplisit terlihat dari kredit perbankan. Sejalan dengan semakin berkembangnya aktivitas perbankan dalam suatu perekonomian, volume kredit perbankan tentu akan terus meningkat. Kenaikan kredit tersebut tentu

30

The 9th Annual Conference on Islamic Studies (ACIS) Surakarta, 2-5 November 2009

“ PERAN ISLAMIC BANK (IB) DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI DI INDONESIA” oleh

akan mendorong permintaan agregat, baik melalui peningkatan konsumsi ataupun investasi.

Schumpeter melakukan observasi terhadap pasar financial sekitar 80 tahun yang lalu. Dia mengatakan bahwa pasar keuangan memainkan peran penting dalam pertumbuhan ekonomi dengan cara mempertemukan dana dari penabung ke peminjam dengan cara efficient untuk memberikan fasilitas phisik dan inovasi bagi proses perbaikan. Prediksi Schumpeter di perkuat oleh beberapa penelitian terdahulu seperti King dan Levine, (1993) yang menemukan bukti bahwa financial development sebagai prediktor ekonomi pembangunan dan pengembangan produktivitas yang akan datang. Juga efektivitas kebijakan ekonomi berhubungan secara positive dengan system kerja pembiayaan.

King dan Levin (1993) lebih lanjut menujukkan hubungan antara perbankan dan ekonomi makro dengan menyimpulkan bahwa pengaruh perbankan tidak hanya bersifat sementara saja, namun berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang. Berkembangnya sistem perbankan memiliki korelasi positif dan

Dokumen terkait