• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab ini berisikan kesimpulan penelitian dan saran untuk kemajuan objek penelitian.

BAB II

METODE PENELITIAN

II.1 Bentuk Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional dengan menggunakan analisis data kuantitatif dan menggunakan rumus statistik dengan membantu menganalisis data dan fakta yang diperoleh.37

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya.

II.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kantor Kementerian Agama Kabupaten Karo, yang beralamat di Jalan Pahlawan Ujung No.20. Kabanjahe 22112.

II.3 Populasi dan Sampel II.3.1 Populasi

38

37

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: PT.Rineka Cipta, 1998), h.5 38

Sugiyono, Metode Penelitian Administratif, (Bandung: CV. Alfabeta, 2007), h.90

Maka untuk penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh pegawai yang ada di Kantor Kementerian Agama Kabupaten Karo Kabanjahe yang berjumlah 224 orang pegawai negeri sipil.

II.3.2 Sampel

Menurut Singarimbun 39, sampel diartikan sebagai bagian dari populasi yang menjadi sumber data sebenarnya, dengan kata lain sampel adalah bagian dari populasi. Pengambilan sampel itu dimaksudkan sebagia representative dari seluruh populasi, sehingga kesimpulan juga berlaku bagi keseluruhan populasi. Arikunto menjelaskan apabila jumlah populasi kurang dari 100 orang, maka diambil keseluruhannya, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika populasinya lebih dari 100 orang, maka dapat diambil 10-20% atau 20-30% sampel atau lebih.40

1) Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari penelitian, yang diperoleh melalui:

Oleh karena itu, merujuk pada pernyataan diatas, dikarenakan populasi dalam penelitian ini lebih dari 100 orang, maka yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah 30% dari jumlah pegawai yaitu 68 orang.

II.4 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data atau informasi yang mendukung tujuan penelitian, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan dua, yaitu:

a. Kuesioner, yaitu dimaksudkan untuk mendapatkan informasi dan data yang relevan dari responden melalui pertanyaan tertutup yang diajukan dan dilengkapi dengan berbagai alternatif jawaban yang tersedia.

39

Masri Singarimbun, Metode Penelitian Survei, (Jakarta: LP3ES), h.152 40

b. Observasi, yaitu melakukan pengamatan langsung terhadap subjek penelitian.

2) Data sekunder, yaitu pengumpulan data yang dilakukan melalui studi pustaka yang terdiri dari :

a. Dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan catatan-catatan atau dokumen yang ada di lokasi penelitian serta sumber-sumber yang relevan dengan masalah yang akan diteliti.

b. Studi kepustakaan, yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan berbagai literatur seperti buku, majalah, jurnal, dan laporan penelitian, serta yang lainnya yang berhubungan dengan objek penelitian.

II.5 Teknik Penentuan Skor

Teknik penentuan skor yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara penentuan skor/nilai dengan memakai skala ordinal untuk menilai jawaban kuesioner yang disebarkan kepada responden.

Adapun format jawaban dari kuesioner menurut skala ordinal memiliki lima alternatif jawaban. Tiap alternatif diberi skor dengan penilaian nilai skala sebagai berikut:

1. Untuk alternatif jawaban a diberi skor 5 2. Untuk alternatif jawaban b diberi skor 4 3. Untuk alternatif jawaban c diberi skor 3 4. Untuk alternatif jawaban d diberi skor 2

5. Untuk altrenatif jawaban e diberi skor 1

Untuk mengetahui kategori jawaban dari masing-masing variabel apakah tergolong tinggi, sedang atau rendah, maka terlebih dahulu ditentukan skala interval dengan cara sebagai berikut:

bilangan banyaknya terendah skor tertinggi skor − 8 , 0 5 1 5 : = diperoleh maka

Sehingga dapat diketahui katergori jawaban untuk masing-masing variabel, yaitu: KATEGORI NILAI Sangat tinggi 4,21 - 5,00 Tinggi 3,41 - 4,20 Sedang 2,61 - 3,40 Rendah 1,81 - 2,60 Sangat rendah 1,00 - 1,80

II.6 Teknik Analisis Data41

a. Untuk mengetahui koefisien korelasi variabel X terhadap variabel Y digunakan rumus Product Moment.

rx=

( ) ( )

{

2 2

}{

(

2

) ( )

2

}

) )( (

∑ ∑

− − Y Y n X X n Y X XY n Keterangan:

rx : angka indeks koefisien r product moment n : jumlah sampel

∑x : jumlah x ∑y: jumlah y

Dari hasil perhitunngan tersebut akan memperlihatkan tiga kemungkinan yaitu : a. Koefisien korelasi yang diperoleh sama dengan nilai nol (r = 0), berarti

hubungan kedua variabel yang diuji tidak ada.

b. Koefisien korelasi yang diperoleh positif (r = +), artinya kenaikan nilai variabel yang satu diikuti nilai variabel yang lain dan kedua variabel memiliki hubungan positif.

c. Koefisien korelasi yang diperoleh negatif (r = -) artinya kedua variabel negatif dan menunjukkan meningkatnya variabel yang satu diikuti menurunnya variabel yang lain.

Untuk mengetahui adanya hubungan yang tinggi, sedang, atau rendah antara kedua variabel berdasarkan nilai r ( koefisien korelasi) digunakan penafsiran atau interpretasi angka sebagai berikut:

41

Interval Koefisien Tingkat hubungan 0,00-0,199 Sangat rendah 0,20-0,399 Rendah 0,40-0,599 Sedang 0,60-0,799 Tinggi 0,80-1,000 Sangat tinggi

Dengan nilai r yang diperoleh maka dapat diketahui apakah nilai r yang diperoleh berarti atau tidak dan bagaimana tingkat hubungannya melalui tabel korelasi. Tabel koelasi menentukan batas-batas r yang signifikan. Bila tersebut signifikan, artinya hipotesis kerja/hipotesis alternatif diterima.

Untuk menguji hipotesis, pengaruh pelaksanaan pendidikan dan pelatihan (diklat) terhadap peningkatan kinerja pegawai negeri sipil, maka diadakan pengujian dengan rumus “t” , yaitu:

2 1 2 r n r t − − =

BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

III.1 Profil Kantor Kementerian Agama Kabupaten Karo

Kantor Kementerian Agama Kabupaten Karo dipimpim oleh seorang kepala kantor. Berdasarkan Keputusan Menteri Agama RI Nomor 373 Tahun 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi dan Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota. Kantor Kementerian Agama Kabupaten Karo masuk dalam Typologi I-G dan mempunyai tugas pokok dan fungsi.

III.1.1 Tugas Pokok

Kantor Kementerian Agama Kabupaten Karo Kabanjahe mempunyai tugas, yaitu melaksanakan tugas pokok dan fungsi Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi dalam wilayah Kabupaten Karo berdasarkan kebijakan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara dan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

III.1.2 Fungsi

Dalam melaksanakan tugas Kantor Kementerian Agama Kabupaten Karo Kabanjahe menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :

1. Perumusan visi, misi serta kebijakan teknis dibidang pelayanan.

2. Pembinaan, Pelayanan dan Bimbingan dibidang Urusan Agama Islam dan penyelenggaraan Haji, Urusan Agama Kristen, Pendidikan Agama Kristen dan Bimbingan Masyarakat Katolik.

3. Pelaksanaan kebijakan teknis dibidang pengelolaan administrasi dan informasi keagamaan.

4. Pelayanan dan bimbingan dibidang kerukunan umat beragama.

5. Pengkoordinasian perencanaan, pengendalian dan pengawasan program. 6. Pelaksanaan hubungan dengan Pemerintah Daerah, instansi terkait dan

lembaga-lembaga keagamaan dan lembaga kemasyarakatan dalam rangka pelaksanaan tugas Kementerian Agama di Kabupaten Karo Kabanjahe.

III.2 Visi dan Misi III.2.1 Visi

Kantor Kementerian Agama Kabupaten Karo Kabanjahe sebagai organisasi mempunyai visi dan misi bersama guna memberikan energi, komitmen yang utuh berakar dan menyebar luas keseluruh aparatur di lingkungan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Karo Kabanjahe dan seluruh masyarakat Kabanjahe baik masyarakat pekerja, pengusaha, para pakar dan media massa baik cetak, maupun elektronik. Selanjutnya diharapkan dapat membangun kemampuan baru yang bernilai pada masa depan.

Visi adalah cara pandang jauh ke depan kemana dan bagaimana instansi Kantor Kementerian Agama Kabupaten Karo Kabanjahe harus dibawa dan berkarya agar tetap konsisten dan eksis, antisipatif, inovatif, serta produktif. Visi juga merupakan suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan, berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan. Adanya visi organisasi Kantor Kementerian Agama Kabupaten Karo Kabanjahe diyakini akan menjadi akselator

pelaksana tugas, fungsi yang diemban, termasuk merancang rencana strategis (renstra) secara keseluruhan, pengelolaan sumber daya, pengembangan indikator kinerja, cara pengukuiran kinerja, serta evaluasi kinerja.

Adapun visi Kantor Kementerian Agama Kabupaten Karo Kabanjahe adalah : “Terwujudnya masyarakat Kabupaten Karo yang taat beragama, maju, sejahtera dan cerdas serta saling menghormati”.

III.2.2 Misi

Misi merupakan sesuatu yang harus dilaksanakan agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan berhasil sesuai dengan visi yang ditetapkan. Dengan adanya misi diharapkan seluruh pegawai dan pihak-pihak yang berkepentingan dapat mengenal dan mengetahui peran dan program serta hasil yang akan diperoleh.

Berdasarkan visi Kementerian Agama Kabupaten Karo Kabanjahe tersebut diatas, Kantor kementerian Agama Kabupaten Karo Kabanjahe mengemban misi sebagai berikut:

1. Meningkatkan kualitas pemahaman dan pengamalan agama, 2. Memperkokoh kerukunan umat beragama,

3. Meningkatkan kualitas pendidikan agama dan pendidikan keagamaan, 4. Meningkatkan kualitas pelayanan,

5. Meningkatkan tata kelola kerja yang akuntabel,

III.2.3 Tujuan

Dalam melaksanakan tugas pokok dan misi Kantor Kementerian Agama Kabupaten Karo Kabanjahe merumuskan tujuan sebagai berikut :

a. Meningkatkan kualitas Urusan Agama Islam, Urusan Agama Kristen dan Bimas Katolik,

b. Meningkatkan kualitas Kerukunan Umat beragama, c. Meningkatkan kualitas Pelayanan Ibadah Haji,

d. Meningkatkan kualitas Pendidikan Agama Islam, Kristen dan Katolik, e. Meningkatkan kuailtas sarana dan prasarana.

III.2.4 Sasaran

Adapun sasaran yang ingin dicapai dapat dijadikan sebagai berikut, yaitu : 1. Meningkatkan kualitas Urusan Agama Islam,

2. Meningkatkan kualitas Urusan Agama Kristen, 3. Meningkatkan kualitas Bimas Katolik,

4. Meningkatkan kualitas kerukunan hidup umat beragama, 5. Meningkatkan kualitas SDM tenaga kependidikan agama, 6. Meningkatkan kualitas lembaga pendidikan keagamanan, 7. Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana.

III.3 Struktur Organisasi dan Jumlah Pegawai III.3.1 Struktur Organisasi

Untuk melaksnakan Tugas Pokok dan Fungsi sebagaimana tersebut di atas Kantor Kementerian Agama Kabupaten Karo Kabanjahe mempunyai struktur organisasi sebagai berikut :

a. Kepala Kantor b. Subbag Tata Usaha

c. Seksi Urais dan Penyelenggaraan Haji d. Seksi Kependais dan Pemberdayaan Mesjid e. Seksi Urusan Agama Kristen

f. Seksi Pendidikan Agama Kristen g. Seksi Bimbingan Masyarakat Katolik h. Penyelenggaraan Zakat dan wakaf i. KUA pada 13 Kecamatan

Gambar Struktur Organisasi KEPALA KANTOR SUBBAGIAN TATA USAHA Seksi Urais dan PH Seksi Kependais dan PM Seksi Urs. Ag. Kristen Seksi Bimas Katolik Seksi Pendd. Ag. Kristen Penye. Zawak KUA KECAMATAN

III.3. 2 Jumlah Pegawai

Pegawai Kantor Kementerian Agama Kabupaten Karo Kabanjahe pada akhir tahun 2010 adalah sebanyak 223 orang yang terdiri dari :

a. Pejabat Struktural : 20 orang b. Pegawai Administrasi : 23 orang c. Pengawas Pendidikan Agama :

- PPA Islam : 4 orang

- PPA Kristen : 8 orang

-PPA Katolik : 4 orang

d. Guru Agama :

-Guru Agama Islam : 44 orang -Guru Agama Kristen : 52 orang -Guru Agama Katolik : 61 orang e. Penyuluh Agama :

-Penyuluh Agama Islam : 7 orang -Penyuluh Agama Kristen : 2 orang -Penyuluh Agama Katolik : 2 orang -Penyuluh Agama Hindu : 1 orang

BAB IV PENYAJIAN DATA

Dalam bab ini penulis akan menguraikan data-data yang diperoleh selama masa penelitian yang telah dilakukan di Kantor Kementerian Agama Kabupaten Karo Kabanjahe. Data-data ini diperoleh berdasarkan kuesioner ynag telah disebarkan kepada pegawai Kantor Kementerian Agama Kabupaten Karo Kabanjahe ynag dijadikan sampel. Adapun jumlah pegawai yang dijadikan sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 68 orang. Namun pada waktu menyebarkan kuesioner ternyata ada 1 orang responden yang tidak pernah mengikuti pendidikan dan pelatihan, maka dari itu sampel dalam penelitian ini menjadi 67 orang pegawai negeri sipil.

Penyajian data sebagai tahap awal dalam rangka analisis data dari kuesioner yang disebarkan dalam bentuk tabel frekuensi. Data-data yang disajikan dalam bab ini meliputi data tentang identitas responden, dan indikator-indikator dari variabel penelitian. Untuk pertanyaan tentang identitas responden tidak diberi skor dan tidak dianalisis secara kuantitaif, sedangkan untuk pertanyaan mengenai variabel penelitian, yaitu: Pengaruh Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan (diklat) Terhadap Peningkatan Kinerja Pegawai Negeri Sipil akan diberi skor dan akan dianalisis dengan teknik kuantitatif dengan menggunakan perhitungan statistik yaitu memakai rumus koefisien korelasi product moment dan uji determinan.

IV.1 Deskripsi Identitas Responden

Berikut ini adalah hasil data mengenai identitas responden melalui kuesioner yang diperoleh selama penelitian yang disajikan dalam bentuk tabel frekuensi.

Tabel 1 : Distribusi responden Menurut Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)

1 Pria 23 34,33

2 Wanita 44 65,67

Jumlah 67 100

Sumber: Hasil Penelitian

Berdasarkan tabel 1 diatas, dapat dilihat bahwa jenis kelamin responden terbesar adalah wanita, yaitu 44 orang responden (65,67%). Sedangkan jenis kelamin responden yang terkecil adalah pria, yaitu 23 orang responden (34,33%). Tabel 2 : Distribusi Responden Menurut Umur

No. Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 20-24 tahun - - 2 25-29 tahun 3 4,47 3 30-34 tahun 6 8,96 4 35-39 tahun 14 20,90 5 40-44 tahun 21 31,34 6 45-49 tahun 16 23,88 7 50 tahun ke atas 7 10,45 Jumlah 67 100

Sumber : Hasil Penelitian

Berdasarkan tabel 2 diatas, dapat dilihat bahwa umur responden terbesar yaitu berada pada usia antara 40-44 tahun, yaitu 21 orang responden (31,34%).

Sedangkan umur responden yang terkecil adalah 25-29 tahun yaitu 3 orang responden ( 4,47%).

Tabel 3 : Distribusi Responden Menurut Pendidikan Terakhir

No. Pendidikan Terakhir Frekuensi Persentasi (%)

1 SMA 1 1,493

2 Diploma ( D2 atauD3) 4 5,970

3 Sarjana (S1) 61 91,044

4 Pasca Sarjana (S2) 1 1,493

Jumlah 67 100

Sumber : Hasil Penelitian

Berdasarkan tabel 3 diatas, dapat dilihat bahwa pendidikan terakhir responden terbanyak adalah S1 yaitu sebesar 61 orang responden (91,044%). Sedangkan pendidikan terakhir responden yang paling sedikit adalah SMA dan S2 yaitu masing-masing 1 orang responden (1,473%).

Tabel 4 : Distribusi Responden Menurut Golongan/Pangkat

No. Golongan/Pangkat Frekuensi Persentasi (%)

1 I/a s.d I/d - -

2 II/a s.d II/d 8 11,94

3 III/a s.d III/d 57 85,07

4 IV/a s.d IV/d 2 2,98

Jumlah 67 100

Sumber : Hasil Penelitian

Berdasarkan tabel 4 diatas dapat dilihat bahwa golongan/pangkat responden terbesar adalah III/a s.d III/d, yaitu sebesar 57 orang responden (85,07%). Sedangkan golongan/pangkat responden terendah adalah IV/a s.d IV/d, yaitu sebesar 2 orang responden (2,98%).

Tabel 5 : Distribusi Responden Menurut Masa Kerja

No. Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 3-6 tahun 11 16,41 2 7-10 tahun 22 32,84 3 11-14 tahun 10 14,93 4 15-18 tahun 14 20,90 5 19-22 tahun 2 2,99 6 23-26 tahun 3 4,47 7 27-30 tahun 4 5,97 8 31 tahun keatas 1 1,49 Jumlah 67 100

Sumber : Hasil Penelitian

Berdasarkan tabel 5 diatas, dapat disimpulkan bahwa masa kerja responden terbesar adalah antara 7-10 tahun, yaitu 22 responden (32,84%). Sedangkan masa kerja responden yang terkecil adalah 31 tahun keatas, yaitu 1 responden (1,49%).

Dalam penelitian ini, penulis menyebarkan kuesioner kepada responden 68 kuesioner, dimana setiap responden harus menjawab 27 pertanyaan. Adapun masing-masing pertanyaan meliputi variabel bebas (variabel X) yaitu Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan terdiri dari 15 pertanyaan dan variabel terikat (variabel Y) yaitu Peningkatan Kinerja terdiri dari 12 pertanyaan.

Setiap pertanyaan memiliki 5 alternatif jawaban, antara lain : Untuk jawaban sangat tinggi diberi skor 5

Untuk jawaban tinggi diberi skor 4 Untuk jawaban sedang diberi skor 3 Untuk jawaban rendah diberi skor 2 Untuk jawaban sangat rendah diberi skor 1

IV.2 Data Jawaban Kuesioner Responden

1. Penyajian Data tentang Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan (Variabel X)

Distribusi jawaban responden atas pertanyaan-pertanyaan dalam variabel pelaksanaan pendidikan dan pelatihan, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

1. Waktu Pelaksanaan Diklat

a. Frekuensi Mengikuti Diklat Selama diangkat Menjadi Pegawai Negeri Sipil

Sebagian besar responden menyatakan bahwa frekuensi mereka mengikuti diklat selama diangkat menjadi pegawai negeri sipil tergolong kadang-kadang, seperti dinyatakan oleh 34 orang responden (50,74%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 6 : Distribusi Jawaban Responden Terhadap Pertanyaan tentang Frekuensi Mengikui Diklat Selama Diangkat Menjadi Pegawai Negeri Sipil

No. Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 Sering 23 34,33

2 Kadang-kadang 34 50,74

3 Jarang 10 14,93

4 Hampir tidak pernah - -

5 Tidak pernah - -

Jumlah 67 100

Sumber : Hasil Penelitian

Dari data diatas dapat dilihat bahwa 23 orang responden (34,33%) menyatakan bahwa mereka sering mengikuti diklat selama diangkat menjadi

pegawai, sebesar 34 orang responden (50,74%) menyatakan bahwa mereka kadang-kadang mengikuti diklat selama diangkat menjadi pegawai, dan sebesar 10 orang responden (14,93%) menyatakan bahwa mereka jarang mengikuti diklat selama diangkat menjadi pegwai.

b. Frekuensi Peserta Mengikuti Diklat yang Diadakan oleh Kantor Kementerian Agama

Sebagian besar responden menyatakan bahwa frekuensi pegawai mengikuti pendidikan dan pelatihan tergolong sering seperti dinyatakan oleh 38 orang responden (56,7%), data selengkapnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 7 : Distribusi Jawaban Responden Terhadap Pertanyaan Tentang Frekuensi Pegawai Dalam Mengikuti Diklat yang Diadakan Oleh Kantor Kementerian Agama

No. Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 Sering (Lebih dari 3x) 38 56,72

2 Biasa-biasa (3x) 8 11,94

3 Cukup sering (2x) 14 20,90

4 Kurang Mengikuti (1x) 7 10,44

5 Tidak Pernah Mengikuti - -

Jumlah 67 100

Sumber : Hasil Penelitian

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sebesar 38 orang responden (56,72%) menyatakan bahwa mereka sering mengikuti pendidikan dan pelatihan, sebesar 8 orang responden (11,94%) menyatakan bahwa mereka biasa-biasa saja dalam mengikuti pendidikan dan pelatihan, sebesar 14 orang responden (20,90%)

menyatakan bahwa mereka cukup sering mengiktui pendidikan dan pelatihan, dan sebesar 7 orang responden (10,44%) menyatakan bahwa mereka kurang mengikuti diklat.

c. Kesesuaian Pelaksanaan Diklat dengan Waktu yang Ditetapkan

Sebagian besar pegawai menyatakan bahwa jadwal pelaksanaan pendidikan dan pelatihan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, hal ini dapat dilihat berdasarkan jawaban dari 64 orang responden (95,52%). Data selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 8 : Distribusi Jawaban Responden Terhadap Pertanyaan Tentang Kesesuaian Jadwal Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan dengan Waktu yang Ditentukan

No. Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 Sangat sesuai 1 1,49

2 Sesuai 64 95,52

3 Cukup sesuai - -

4 Tidak sesuai 2 2,99

5 Sangat tidak sesuai - -

Jumlah 67 100

Sumber : Hasil Penelitian

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa, 1 orang responden (1,49%) menyatakan jadwal pelaksanaan pendidikan dan pelatihan sangat sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, 64 orang responden (95,52%) menyatakan bahwa jadwal pelaksanaan pendidikan dan pelatihan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dan 2 orang responden (2,99%) menyatakan bahwa jadwal

pelaksanaan pendidikan dan pelatihan tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

2. Peserta Pendidikan dan Pelatihan a. Tingkat Pendidikan

Sebagian besar pegawai menyatakan bahwa pelaksanaan pendidikan dan pelatihan yang diikuti sesuai dengan tingkat pendidikan. Hal ini dapat dilihat berdasarkan jawaban responden dari 56 orang responden (83,58%). Data selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 9 : Distribusi Jawaban Responden Terhadap Pertanyaan tentang Pendidikan dan Pelatihan yang diikuti sesuai dengan tingkat pendidikan yang dimiliki

No. Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 Sangat sesuai 2 2,99

2 Sesuai 56 83,58

3 Cukup sesuai 4 5,97

4 Tidak Sesuai 5 7,46

5 Sangat tidak sesuai - -

Jumlah 67 100

Sumber : Hasil Penelitian

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa 2 orang responden (2,99%) menyatakan bahwa pelaksanaan pendidikan dan pelatihan sangat sesuai dengan tingkat pendidikan, 56 orang responden (83,585) menyatakan bahwa pelaksanaan pendiidkan dan pelatihan sesuai dengan tingkat pendidikan, sebesar 4 orang responden (5,97%) menyatakan bahwa pelaksanaan pendidikan dan pelatihan cukup sesuai dengan tingkat pendidikan, dan 5 orang responden (7,46%)

menyatakan bahwa pelaksanaan pendidikan dan pelatihan tidak sesuai dengan tingkat pendidikan.

3. Metode Penyampaian Materi Pendidikan dan Pelatihan

a. Mekanisme Penyampaian Materi Diklat oleh Instruktur

Sebagian besar pegawai menyatakan bahwa penyampaian materi diklat oleh instruktur dilakukan dengan baik sehingga setiap peserta pendidikan dan pelatihan dapat mengerti dengan mudah. Hal ini dapat dilihat dari jawaban 44 orang responden (65,67%). Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel beriktu ini : Tabel 10 : Distribusi Jawabana Responden terhadap Pertanyaan Metode

Penyampaian Materi Diklat Oleh Instruktur

No. Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 Sangat baik 10 14,93

2 Baik 44 65,67

3 Cukup baik 13 19,40

4 Tidak baik - -

5 Sangat tidak baik - -

Jumlah 67 100

Sumber : Hasil Penelitian

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa 10 orang responden (14,93%) menyatakan bahwa metode penyampaian materi diklat oleh instruktur sangat baik, 44 orang responden menyatakan bahwa metode penyampaian materi diklat oleh instruktur baik, dan 13 orang responden menyatakan bahwa metode penyampaian materi diklat oleh instruktur cukup baik.

b. Metode Pendidikan dan Pelatihan yang Diberikan Dapat Meningkatkan Kinerja di Masa Datang

Sebagian besar pegawai mengatakan bahwa metode diklat yang diberikan sesuai dengan harapan untuk meninhktakan kinerja di masa mendatang. Hal ini dapat dilihat dari jawaban 46 orang responden (68,66%). Untuk lebih jelas dapat melihat tabel berikut ini :

Tabel 11 : Distribusi Jawaban Responden terhadap Pertanyaan tentang Apakah Metode Diklat Sesuai dengan Harapan Untuk Meningkatkan Kinerja di Masa Datang

No. Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 Sangat sesuai 11 16,42 2 Sesuai 46 68,66 3 Cukup sesuai 7 10,45 4 Kurang sesuai 3 4,47 5 Tidak sesuai - - Jumlah 67 100

Sumber : Hasil Penelitian

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa 11 orang responden (16,42%) menyatakan bahwa metode diklat sangat sesuai dengan harapan pegawai untuk dapat meningkatkan kinerja di masa mendatang, 46 orang responden (68,66%) menyatakan bahwa metode diklat sesuai dengan harapan pegawai untuk dapat meningkatkan kinerja di masa mendatang, 7 orang responden (10,47%) menyatakan bahwa metode diklat cukup sesuai dengan harapan pegawai untuk dapat meningkatkan kinerja di masa mendatang, dan 3 orang responden (4,47%)

menytakan bahwa metode diklat kurang sesuai dengan harapan pegawai untuk dapat meningkatkan kinerja di masa mendatang.

c. Peran/Partisipasi Aktif Peserta Dalam Kegiatan Diklat

Sebagian besar pegawai menyatakan bahwa metode yang digunakan meningkatkan keterlibatan/partisipasi aktif peserta diklat. Hal ini dapat dilihat dari jawaban 53 orang responden (79,10%). Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 12 : Distribusi Jawaban Responden Terhadap Pertanyaan Tentang Keterlibatan/Partisipasi Aktif Peserta Diklat

No. Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 Sangat meningkatkan 4 5,97 2 Meningkatkan 53 79,10 3 Cukup meningkatkan 8 11,94 4 Kurang meningkatkan 2 2,99 5 Tidak meningkatkan - - Jumlah 67 100

Sumber : Hasil Penelitian

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa 4 orang responden (5,97%) menyatakan bahwa metode yang digunakan sangat meningkatkan keterlibatan/partisipasi aktif peserta diklat, 53 orang responden (79,10%) menyatakan bahwa metode yang digunakan meningkatkan keterlibatan/partisipasi aktif peserta diklat, 8 orang responden menyatakan bahwa metode yang digunakan cukup meningkatkan keterlibatan/partisipasi aktif peserta diklat, dan 2 orang

responden menyatakan bahwa metode yang digunakan kurang meningkatkan keterlibatan/partisipasi aktif peserta diklat.

d. Komunikasi antara Instruktur dan Peserta Diklat

Sebagian besar pegawai menyatakan bahwa komunikasi antara instruktur dan peserta diklat terjalin dengan baik, hal ini dapat dilihat dari jawaban 43 orang responden (64,18%). Untuk lebih jelas dapat melihat pada tabel berikut ini:

Tabel 13 : Distribusi Jawaban Responden Terhadap Pertanyaan tentang Komunikasi Antara Instruktur dan Peserta Diklat

No. Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 Sangat baik 12 17,91 2 Baik 43 64,18 3 Cukup baik 12 17,91 4 Kurang baik - - 5 Tidak baik - - Jumlah 67 100

Sumber : Hasil Penelitian

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa 12 orang responden (17,91%) menyatakan bahwa komunikasi antara instruktur dan peserta diklat terjalin dengan sangat baik, sebesar 43 orang responden (64,18%) menyatakan bahwa komunikasi antara instruktur dan peserta diklat terjalin dengan baik, dan sebesar 12 orang responden (17,91) menyatakan bahwa komunikasi antara instruktur dan peserta diklat terjalin cukup baik.

4. Instruktur

a. Penguasaan Materi Diklat oleh Instruktur

Sebagian besar pegawai menyatakan bahwa instruktur menguasai materi

Dokumen terkait