BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian dan jenis Dividen
Dividen merupakan bagian dari laba yang dibagikan kepada pemegang saham yang sebanding dengan jumlah lembar saham yang dimilikinnya (Baridwan,1997). Baridwan juga menyebutkan ada beberapa jenis dividen antara lain:
a. Dividen kas
Dividen kas adalah dividen yang dibagikan dalam bentuk kas. Yang perlu diperhatikan oleh pemimpin perusahaan sebelum membuat pengumuman adanya dividen kas adalah apakah jumlah kas yang ada mencukupi untuk pembagian dividen itu
b. Dividen aktiva selain kas (Property Dividend)
Kadang-kadang dividen dibagikan dalam bentuk aktiva selain kas, dividen dalam bentuk ini disebut Property Dividend. Aktiva yang dibagikan bisa berbentuk surat-surat berharga perusahaan lain yang dimiliki oleh perusahaan, barang dagangan atau aktiva-aktiva lain yang dimiliki oleh perusahaan, barang dagang atau aktiva-aktiva lain.
c. Dividen likuidasi
Dividen likuidasi adalah dividen yang sebagian merupakan pengembalian modal. Apabila perusahaan membagi dividen likuidasi, maka para pemegang saham harus diberitahu mengenai berapa jumlah pembagian
laba, dan berapa yang merupakan pengembalian modal sehingga para pemegang saham bisa mengurangi rekening investasinya
d. Dividen saham
Dividen saham adalah pembagian tambahan saham tanpa dipungut pembayaran kepada pemegang saham, sebanding dengan saham-saham yang dimilikinya. Dividen saham dapat berupa saham yang sejenisnya sama maupun jenisnya berbeda. Pembagian dividen saham dibenarkan dengan alasan keinginan manajer perusahaan menahan laba secara tetap membagi aktiva yang akan digunakan dalam ekspansi atau modal kerja dan untuk mendorong perdagangan saham dengan menaikan jumlah saham yang beredar sehingga harga pasar saham menjadi turun.
e. Dividen Hutang
Dividen hutang adalah dividen hutang timbul apabila laba tidak dibagi sebenarnya mencukupi tetapi saldo kas tidak mencukupi, sehingga menejer perusahaan akan mengeluarkan scrip dividen yaitu janji tertulis untuk membayar jumlah tertentu di waktu yang akan datang. Srip Dividend ini mungkin berbunga mungkin tidak.
B. Kebijakan Dividen
Kebijakan dividen adalah keputusan mengenai apakah laba akan dibagikan kepada pemegang saham atau akan ditahan untuk pembiayaan investasi di masa datang (Sartono,1995:365). Ada beberapa teori mengenai kebijakan dividen, Yaitu :
a. Dividend Irrelevance Theory
Teori yang dianjurkan oleh Madigliani-Miller (MM) ini menyatakan bahwa kebijakan dividen tidak mempunyai pengaruh, baik terhadap harga saham maupun biaya modalnya atau dapat dikatakan bahwa kebijakan dividen sebenarnya tidak relevan . Menurut Weston dan Brighman (1990) (dalam Agustina dan Banu Witono) nilai suatu perusahaan hanya tergantung pada pendapatan yang dihasilkan oleh aktivanya, bukan pada keputusan untuk membagi pendapatan tersebut dalam bentuk dividen atau menahannya dalam bent uk laba ditahan. Berbagai asumsu untuk mendukung teori ketidakrelevanan dividen yang digumakan oleh MM adalah sebagai berikut :
1. Tidak terdapat pajak pendapatan perorangan atau perusahaan. 2. Tidak terdapat biaya emisi atau jual beli saham.
3. Financial leverage tidak mempunyai pengaruh terhadap biaya modal perusahaan.
4. Para investor dan manajer perusahaan informasi tentang prospek perusahaan di masa datang.
5. Distribusi pendapatan antara dividen dan laba ditahan tidak mempunyai pengaruh.
6. Kebijakan pengangguran modal perusahaan tidak tergantung pada kebijakan dividennya.
b. Bird in the Hand Theory
Teori ini dikemukakan oleh Myron Gordon dan John Linther ini menyanggah asumsi kelima dari teori ketidakrelevanan dividen yaitu bahwa kebijakan dividen tidak mempengaruhi tingkat return saham yang diisyaratkan oleh investor yang dinotasikan ks. Gordon dan Linther(dalam Puspita dan Banu Witono) berpendapat bahwa ks akan meningkatk jika pembagian dividen dikurangi, karena investor merasa lebih yakin terhadap pembiayaan dividen dari pada capital again.yang akan dihasilkan dari laba. Mereka menyatakan bahwa investor menilai uang yang akan diharapkan dari kenaikan capital again, Karena komponen hasil dividen (DO/PO) lebih kecil resikonya dari pada komponen pertumbuhan (g) pada persamaan total laba untuk diharapkan oleh investor, ks =
8 Po
DI
? (dalam
Puspita dan Witono, 2004)
Modigliani – Miller tidak setuju dengan pernyataan tersebut dan mereka menyatakan bahwa ks tidak tergantung pada kebijakan dividen. Oleh karena itu investor indefernt antara DI + PO dan 8, juga antara dividend an capital again. Menurut sebagian investor merencanakan untuk menginvestasikan kembali dividen mereka kedalam perusahaan yang bersangkutan atau perusahaan sejenis, dan tingkat resiko pendapatan investor di masa depan tidak ditentukan oleh kebijakan dividen melainkan ditentukan oleh resiko investasi dihadapan perusahaan.
c. Tax Differential Theory
Tex Difference Theory menyatakan jika capital again dikenakan pajak dengan tarif lebih rendah daripada pajak atas deviden, maka saham yang akan memiliki tingkat pertumbuhan yang tinggi menjadi lebih menarik. Tetapi sebaliknya jika capital again dikenakan pajak yang sama dengan pendapatan atas dividen, maka keuntungan dividen akan berkurang (Sartono,1995).
Namun demikian pajak atas capital again masih lebih baik dibandingkan pajak atas dividen, karena pajak atas capital again baru dibayar setelah saham dijual, sementara pajak atas dividen harus dibyar setiap tahun setelah pembayaran dividen. Selain itu periode investasi juga mempengaruhi pendapatan investor. Jika investor hanya membeli saham untuk jangka waktu satu tahun, maa tidak ada bedany antara pajak capital again dan pajak dividen. Kemudian dividen cenderung dikenakan pajak lebih tinggi dari pada capital again, maka investor akan meminta tinkat keuntungan yang lebih tinggi, sehingga disarankan agar perusahaan lebih baik menentukan dividend payout ratio yang lebih rendah atau bahkan tidak membagikan sama sekali untuk meminimkan biaya modal dan memaksimalkan nilai perusahaan.
Selain ketiga teori yang saling bertentangan satu sama lain tersebut, masih terdapat dua teori kebijakan pembayaran dividen yang signaling hypotesis dan teori clientele effect.
d. Teori Signaling hypotesis
Jika pada teori kebijakan dividen tidak relevan menyatakan bahwa baik investor maupun menejer memiliki penilaian yang sama terhadap perusahaan. Akan tetap ,kenyataannya menejer cenderung memiliki informasi yang lebih baik tentang prospek perusahaan dibandingkan dengan investor. Akibatnya investor manilai bahwa capital again lebih beresiko dibandingkan dengan dividen. Sedangkan teori kebijakan ini menyatakan bahwa kenaikan dividen merupkan suatu sinyal bagi investor bahwa manajemen perusahaan meramalkan suatu penghasilan yang lebih baik. Sebaliknya penurunan dividen diyakini oleh investor sebagai sinyal prospek perusahaan menurun atau perusahaan mungkin akan mengalami kerugian di waktu mendatang.
e. Teori Clientele Effect
Teori ini menyatakan bahwa pemegang saham yang berbeda akan memiliki preferensi yang berbeda terhadap kebijakan dividen perusahaan. Kelompok pemegang saham yang membutuhkan penghsilan pada saat ini lebih menyukai suatu dividend payout yang tinggi. Sebaliknya kelompok pemgang saham yang tidak gitu membutuhkan uang pada saat ini lebih senangjika perusahaan menahan seagian besar laba bersih perusahaan. Jika ada perbedaan pajak bagi indivindu maka kelompok pemegang saham yang dikenai pajak tinggi lebih menyukai capital again kerena dapat menunda pembiayaan pajak. Kelompok pemeang saham yang menunda pembiayaan pajak relative rendah cenderung menyukai dividen yang lebih besar.
C. Teori yang Berhubungan dengan Asimetri Informasi
Teori yang relevan untuk dijadikan acuan meneliti antara kandungan informasi dari berbagai corporate action dengan perkembangan harga sahamdan volume perdagangan saham dipasar modal, yaitu signaling theory. Teori ini mengasumsikan bahwa manajemen mempunyai informasi yang lebih lengkap dan akurat dibandingkan pihak luar perusahaan (investor) mengenai faktor- faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan. Asimetri informasi akan terjadi jika menejemen tidak secara penuh menyampaikan informasi untuk diperolehnya tentang semua hal yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan ke pasar modal, sehingga jika menejemen menyampaikan suatu informasi ke pasar, maka umumnya pasar akan merespon informasi tersebut sebagai sinyal terhadap event tertentu yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan yang tercermin dari perubahan harga dan volume perdagangan saham yang terjadi (Budiarto & Baridwan,1999). Sebagi implikasinya, pengumuman dividen akan direspon yang dikeluarkan oleh pihak manajemen.
D. Kandungan Informasi Penggunaan Dividen
Teori dividen yang relevan dengan penelitian ini adalah teori sinyal (signaling theory). Menurut teori ini terdapat asimetri informasi antara menejer dan investor. Manajer mengetahui prospek perusahaan dimasa depan, sedangkan investor tidak. Manajer dapat menggunakan dividen yang merupakan sinyal yang baik ( dalam Setiawan dan Jogiyanto, 2002) untuk mengurangi kesenjangan informasi.
Teori dividen sebagai sinyal dikembangkan oleh Miller dan Rock (1985). Miller dan rock (dalam Setiawan dan Jogiyanto,2002) menyatakan pengumuman dividen mengand ung informasi mengenai laba saat ini dan masa depan.
Apabila pengumuman dividen tersebut meningkat/menurun berabti manajer memiliki keyakinan bahwa laba akan mengalami peningkatan (penurunan). Investor menggunakan informsi pengumuman dividen tersebut merupakn kabar baik (buruk) yaitu pengumuman dividen meningkat (menurun), maka investor akan bereaksi positif (negatif). Jadi pengumuman dividen mempunyai kandungan informasi yang berguna bai investor. Miller dan Modigliani (dalam Kuntorowati,2000) berkesimpulan bahwa reaksi investor terhadap perubahaan dividen tidak berarti sebagai indikasi bahwa investor lebih menyukai dividen dibanding laba dit ahan. Kenyataan harga saham beruah mengikuti perubah dividen semata- mata karena adanya information content dalam pengumuman dividen.
E. Variabilitas Tingkat Keuntungan Saham
Menurut Husnan etal (1996) pengujian reaksi harga dan tingkat keuntungan dapat dilihat dari security return variability (SRV) dengan rumus tingkat keuntungan abnormal return kuadrat I pada waktu t dibagi dengan varian dari tingkat keuntungan diluar pengumuman . SRV digunakan untuk melihat apakah pasar secara agregat menilai pengumuman dividen sebagai hal yang informatif, dalam arti apakah informasi tersebut mengakibatkan
perubahan pada distribusi return saham pada waktu pengumuman dividen. Keunggulan indikator SRV adalah semua nilai menjadi positif sehingga heterogen informasi dapat dihilangkan dan dampak dari informasi yang heterogen dapat dideteksi dengan indicator SRV,sedang pada abnormal return apabila di rata-rata ada kemungkinan nilai positif dan negatif saling menghilangkan. Kelemahan indikator SRV arah pergerakan tidak bisa dilihat,sehingga informasi baik atau buruk tidak akan bisa dibedakan dengan SRV. Penggunaan SRV yang tidak dapat dilihat arah pergerakan harga , mempunyai keuntungan bagi investor karena pada kenyataannya kita akan mengalami kesulitan menentukan berita baik atau buruk. Kenaikan laba mungkin dapat ditafsirkan sebagai berita buruk apabila kenaikan tidak sebesar yang diantisipasi oleh pasar . Sebaliknya penurunan laba mungki merupakan berita baik apabila penurunan tersebut tidak sebesar yang diperkirakan oleh pasar
F. Konsep Beta
Beta merupakan suatu pengukuran volatitas (volatility ) return atau suatu sekuritas atau return portofolio terhadap retur pasar. Volatitas dapat didifinisikan sebagai fluktuasi return-return suatu sekuritas atau portofolio dalam suatu periode tertentu (Hartono,1998). Beta dapat dikatakan sebagai pengukur resiko sistematik (systematikrisk) dari suatu sekuritas atau portofolio relatif terhadap resiko pasar. Jika fluktuasi return-return sekuritas atau portofolio relatif terhadap resiko pasar. Jika fluktuasi return-return sekuritas
atau portofolio dengan koofesien beta sama dengan satu berarti memiliki resiko sama dengan resiko rata-rata pasar (indek pasar).
Penelitian ini menggunakan market model untuk menghitung return ekspektasi. Penggunaan market model, akan diperoleh angka beta untuk masing- masing sekuritas. Beta suatu sekuritas dapat dihitung dengan teknis estimasi yang menggunakan data histories yang selanjutnya dapat digunakan untuk mengestimasi beta masa datang. Beta historis dapat dihitung dengan menggunakan data histories berupa data pasar (return-return sekuritas dan return pasar) yang selanjutnya disebut dengan beta pasar atau dengan menggunakan data akuntansi yang disebut beta akuntansi, atau dengan menggunakan data fundamental yang kemudian disebut beta fundamental. Penelitian ini menggunakan beta pasar untuk mengestimasi beta dengan mengumpulk an return-return sekuritas dan return pasar selama 100 hari pada hari estimasi.
Beta dapat dihitung dengan menggunakan teknik regresi return-return sekuritas sebagai variabel independent. Koofesien beta yang dihasilkan dari persamaan regresi diasumsikan stabil dari waktu ke waktu selama periode pengamatan. Persamaan regresi yang digunkan untuk mengestimasi beta dengan menggunakan model pasar sebagai berikut ini.
Rit = ?1 + ?I Rm + ei Keterangan :
Rit = Return sekuritas ke-1
?I = Koofesien slope yang merupakan beta sekuritas Rm = Return indeks pasar
ei = Kesalahan residu, diasumsikan = 0
G. Ukuran Perusahaan
Reaksi pasar terhadap informasi yang dipublikasikan oleh peruahaan adalah berbeda untuk berbagai ukuran perusahaan seperti perusahaan kecil, menengah, dan besar. Harries dan Hekinius (2000) menyatakan hubungan mengenai ukuran perusahaan dan besarnya respon pasar dimungkinkan karena informasi yang diperoleh pasar dari perusahaan kecil relatif lebih langka dibandingkan dengan informasi yang tersedia untuk perusahaan besar. Informasi dari perusahaan kecil akan menghantarkan informasi baru yang banyak diperoleh sinyalnya oleh pasar sebelum dipublikasikan.
Pembedaan ukuran perusahaan perlu dilakukan karena usaha antara perusahaan besar dengan perusahaan kecil berbeda. Secara signifikan (Elton Gruber dalam Manao dan Nur,2001) perusahaan kecil umumnya dipandang mengandung resiko yang lebih besar daripada perusahaan besar dan oleh karenanya return yang diharapkan juga semakin besar.
Reiganum (1992) yang dikutip oleh Harries dan Hekinus (2000) mengatakan bahwa besarnya reaksi terhadap suatu informasi berbanding terbalik dengan ukuran perusahaan. Reaksi pasar terhadap informasi yang dipublikasikan oleh perusahaan dengan ukuran kecil adalah relatif besar
dibandingkan dengan reaksi pasar atas informasi serupa dipublikasikan oleh perusahaan.
Penelitian ini memasukan ukuran perusahaan sebagai variabel control untuk mengetahui reaksi pasar yang berupa SRV yang disebabkan adanya pengumuman perubahan dividen tunai berbeda untuk perusahaan besar, sedang dan kecil.
H. Pene litian Terdahulu
Pengumuman dividen dianggap memiliki kandungan informasi apabila pasar bereaksi pada saat pengumuman tersebut diterima pasar. Banyak penelitian yang dilakukan baik di lur negeri maupun Indonesia yang melihat apakah ada information content dari pengumuman dividen yang menyebabkan terjadinya reaksi pasar.
Penelitian yang dilakukan oleh Petit (1972) tentang validitas hipotesis pasar modal efisien dengan megestimasi kecepatan dan akurasi harga saham terhadap perubahan tingkat pendapatan dividen selama periode tahun 1964-1969 diperoleh hasil bahwa harga saham menyesuaiakan secara cepat dan tepat pada hari pengumuman dividen an pada hari sesudahnya.
Hasil penelitian Aharony dan Swary (1980) menunjukan bahwa pengumuman perubahan dividend dan dividen memberikan informasi yang berguna yang ditunjukan oleh perubahan harga saham. Pengumuman perubahan dividen yang meningkat dan diikuti oleh harga saham yang juga
meingkat dan sebaliknya jika ada pengumuman perubahan dividen yang menurun akan diikuti ole h penurunan harga saham.
Penelitian yang dilakukan oleh Bajaj dan Vijh (1995) menguji beberapa aspek pross pembentukan harga selama hari pegumuman dividen menggunakan harga penutupan perhari sebagai data transaksi. Hasilnya menyatakan bahwa pengumuman dividen diikuti oleh rata-rata excess return yang positif dan rata-rata excess return meningkat sebagaimana ukuran perusahaan dan harga sahm menurun. Peningkatan informasi disekitar tanggal pengumuman dividen menghasilkan volume perdagangan yang lebih besar dan volatitas harga meningkat.
Bandi dan Hartono (2000 ) menguji pengaruh dividn pada reaksi harga dan volume perdgangan. Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah : 1) reaksi harga dan volume perdagangan statistic terjadi secara independent, dan hubungan antara reaksi harga dan volume perdagangan lebih dekat ada dependensi dari pada keeratan hubungan keduanya. 2) Pengumuman dividen menghasilkan reaksi volume berbeda dengan reaksi harga.
Penelitian Goneds (dalam Setiawan dan Jogiyanto,2002) menunjukan pengumuman dividen tidak mempunyai kandungan informasi yang brguna bagi investor. Temuan Gonedes (1978) di konfirmasi oleh Prasetiono (2000) yang meneliti barmakna tidaknya muatan informasi yang terkandung dala m naik turunya dividen tunai yang dibagikan tahun 1997 yang diukur dengan rata-rata abnormal return saham dan meneliti efesien BEI. Kesimpulannya adalah peristiwa pengumuman dividen tidak menimbulkan rata-rata abnormal
saham secara signifikan, khususnya untuk kelompok dividen naik dan tidak ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman dividen
I. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan penelitian yang menghasilkan kesimpula n yang tidak konsisten, maka penulis meneliti kembali mengenai pengaruh pengumuman perubahan dividen yang diperlihatkan dengan varibilitas tingkat keuntungan saham. Untuk itu hipotesis pertama dan kedua penelitian ini adalah sebagai berikut :
Ho1 = Tidak ada perbedaan yang signifikan variabilitas tingkat keuntungan saham sebelum pengumuman dividen dengan variabilitas tingkat keuntungan saham sesudah pengumuman dividen untuk kelompok dividen naik.
Ho2 = Tidak ada perbedaan yang signifikan variabilitas tingkat keuntungan saham sebelum pengumuman dividen dengan variabilitas tingkat keuntungan saham sesudah pengumuman dividen untuk kelompok dividen turun.
Penggunaan variable ukuran perusahaan sesuai dengan terdapatnya bukti empiris dari hasil penelitian Richardson (1984) yang dikutip oleh Husnan dan Wibowo (1996) yang menggunakan sample NYSE menemukan bahwa variabilitas tingkat keuntungan saham yang lebih besar pada periode
pengamatan pengumuman laporan keuangan untuk saham-saham perusahaan berupa perusahaan besar.
Penelitian Halim dan Hidayat (1991) melakukan studi mengenai dampak krisis moneter dan ukuran terhadap kinerja financial perusahaan I BEJ dengan alat uji statistic MANOVA. Penelitian tersebut mengkategorikan ukurang perusahaan berdasarkan pada total aktiva perusahaan. Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah kinerja finansial perusahaan kecil ternyata menunjukan kinerja yang lebih baik dari pada perusahaan menengah dan besar, walaupun secara keseluruhan menunjukan kinerja yang menurun dengan adanya krisis.
Manao dan Nur (2001) meneliti kekuatan asosiasi rasio keuangan dan return saham dengan mempertimbangkan ukuran perusahaan serta pengaruh krisis ekonomi Indonesia. Kesimpulan dari penelitian ini adalah : 1) Faktor earning pershare konsisten berasosiasi secara positif dan signifikan terhadap return saham dan rasio keuangan untuk semua prusahaan, baik sebelum krisis maupun pada masa krisis. 2 ) Kekuatan asosiasi rasio keuangan dan return saham diantara perusahaan kecil, menengah, dan besar adalah berbeda. Semakin besar perusahaan semakin besar pula kekuatan asosiasi antara return saham dengan informasi laporan keuangan.
Beberapa penelitian diatas bahwa ukuran perusahaan mempunyai pengaruh terhadap besarnya reaksi pasar akibat informasi baru. Berdasarkan hasil pene litian tersebut dan tujun dari penelitian ini untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan SRV akibat pengaruh pengumumn perubahan dividen
pada perusahaan kecil, menengah dan besar, maka penulis mangajukan hipotesis ketiga dan keempat untuk penelitian ini adalah sebagai berikut : Ho3 = Tidak ada perbedaan yang signifikan variabilitas tingkat keuntungan
saham sebelum dan sesudah pengumuman dividen antara perusahaan kecil, menengah, dan besar untuk kelompok dividen naik.
Ho4 = Tidak ada perbedaan yang signifikan variabilitas tingkat keuntungan saham sebelum dan sesudah pengumuman dividen antara perusahaan kecil, menengah dan besar untuk kelompok dividen turun.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini merupakan event study, karena penelitian ini hanya mengamati pengaruh dari suatu kejadian tertentu dengan melihat tanggal pengumuman dividen sebagai titik kritis reaksi pasar terhadap pengumuman dividen yang diukur dengan variabilitas tingkat keuntungan saham.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dari penelitian ini adalah semua perusahaan yang go public di BEI selama periode tahun pengamatan dari tanggal 1 Januari 2003 sampai dengan tanggal 31 Desember 2005.
Sampel dalam penelitian ini adalah semua perusahaan yang go public di BEI selama periode 2003-2005. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode purpose sampling yaitu sampel yang dipilih berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu sesuai dengan tujuan penelitian (Sekaran,2000). Penentuan kriteria sampel diperlukan untuk menghindari timbulnya misspecification dalam penentuan sampel penelitian yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap hasil analisis. Perusahaan-perusahaan yang dipilih dalam penelitian ini adalah yang memenuhi kriteria berikut ini :
a. Saham perusahaan termasuk kategori aktif. Kriteria yang digunakan berdasarkan pada surat edaran PT. BEJ no SE-03/BEJ/11-I/1994, yaitu saham mempunyai frekuensi perdagangan selama 3 bulan sebanyak 75 kali atau lebih
a. Perusahaan yang mengumumkan pembagian dividen tunai pada tahun 2003-2005.
b. Perusahaan yang mengumumkan dividen tunai minimal dalam waktu dua tahun berturut-turut untuk mengetahui apakah dividen yang dibayarkan naik atau turun sehubungan dengan pelaksanaan pengujian hipotesis. c. Pada tanggal pengumuman dividen tidak mengumumkan Dividen Bonus,
stock plit, merger atau akuisisi atau Right issue yang bias menjadi confounding effect selama periode window.
C. Variabel dan Pengukuran Variabel
Variabel adalah segala sesuatu yamg dapat diambil untuk membedakan atau memvariasi nilai (Sekaran,2000). Variabel independent dalam penelitian ini adalah pengumuman pembagian dividen selama periode pengamatan yaitu mulai 1 januari 2003 sampai 31 desember 2005. Dividen adalah bagian keuntungan saham yang dibagikan kepada pemegang saham. Dividen yang digunakan dalam penelitian ini adalah dividen tunai.
Variabel dependenn dalam penelitian ini adalah variabilitas tingkat keuntungan saham yang diukur dengan indicator security return variabilitas (SRV). SRV digunakan untuk melihat apalah pasar secara agregat menilai
pengumuman dividen sebagai hal yang informatif, dalam arti apakah informasi tersebut mengakibatkan pada distribusi return saham pada waktu pengumuman dividen. Keunggulan indicator SRV adalah semua nilai menjadi positif sehingga heterogen informasi dapat dihilangkan dan dampak dari informasi yang heterogen dapat dideteksi dengan indicator SRV, sedangkan pada abnormal return apabila dirata-rata ada kemungkinan nilai positif dan negative saling menghilangkan. Menurut Husnan (1996) SRV dihitung dengan rumus : ) ( 2 it it it AR V U SRV ? Notasi :
Uit = Return abnormal saham i pada waktu t
V (Uit) = Varian dari return abnormal pada periode di luar pengamatan Langkah langkah yang digunakan untuk menghitung security return variability (SRV) adalah sebagai berikut :
1. Menghitung return saham indivindu yang sesungguhnya, digunakan rumus : Rit = 1 it 1 it it P P P ? ? ? Notasi :