• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas tentang proses pengukuran dan pengecekan dan menampilkan foto-foto hasil output dari OTDR maupun power meter.

BAB V PENUTUP

Bab ini merupakan bagian akhir dari laporan kerja praktek yang membahas tentang kesimpulan dari keseluruhan hasil dari kerja praktek serta saran disesuaikan dengan hasil dan pembahasan pada bab-bab yang sebelumnya.

BAB II

GAMBARAN UMUM PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, Tbk

2.1 Profil TELKOM Indonesia

PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (Telkom Indonesia atau TELKOM) adalah perusahaan informasi dan komunikasi serta penyedia jasa dan jaringan telekomunikasi secara lengkap di Indonesia. TELKOM mengklaim sebagai perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia, dengan jumlah pelanggan telepon tetap sebanyak 15 juta dan pelanggan telepon seluler sebanyak 50 juta. TELKOM merupakan salah satu perusahaan BUMN.

Profil singkat PT. TELKOM Indonesia atau profil perusahaan tempat kerja praktek dilaksanakan dapat dilihat seperti berikut

1. Industri : Informasi dan Komunikasi

2. Didirikan: 23 Oktober 1856 (diluncurkan kembali tanggal 23 Oktober 2009).

3. Kantor : Jl.Jaksa Agung Suprapto No.78 Gresik, Jawa Timur 4. Produk : Telepon Tetap, Seluler, Aplikasi, Content dan Datacom,

Properti dan Konstruksi. 5. Pemilik : Pemerintah Indonesia. 6. Situs web: www.telkom.co.id

Penjelasan tentang sejarah, logo, visi, misi, struktur organisasi PT. TELKOM Indonesia akan dijelaskan pada sub bab berikutnya.

2.2 Sejarah dan Perkembangan PT. TELKOM Indonesia

PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk (TELKOM) adalah suatu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang jasa telekomunikasi. PT TELKOM menyediakan sarana dan jasa layanan telekomunikasi dan informasi kepada masyarakat luas sampai ke pelosok daerah di seluruh Indonesia. Sejarah PT. TELKOM di Indonesia pertama kali berawal dari sebuah badan usaha swasta penyediaan layanan pos dan telegraf yang didirikan kolonial Belanda pada tahun 1882. Pada tahun 1905 pemerintah kolonial Belanda mendirikan perusahaan telekomunikasi sebanyak tiga puluh delapan perusahaan. Kemudian pada tahun 1906 pemerintah Hindia Belanda membentuk suatu jawatan Pos, Telegraf dan Telepon (Post, Telegraph en Telephone Dienst / PTT).

Pada tahun 1961 status jawatan diubah menjadi Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi (PN Postel). Kemudian pada tahun 1965 pemerintah memisahkannya menjadi Perusahan Negara Pos dan Giro (PN Pos dan Giro) dan Perusahaan Negara Telekomunikasi (PN Telekomunikasi). Pada tahun 1974 Perusahaan Negara Telekomunikasi disesuaikan menjadi Perusahaan Umum Telekomunikasi (PERUMTEL) yang menyelenggarakan jasa telekomunikasi nasional dan internasional.

Pada tahun 1980 Indonesia mendirikan suatu badan usaha untuk jasa Telekomunikasi Internasional yang bernama PT. Indonesian Satelite Corporation (INDOSAT) yang terpisah dari PERUMTEL. Pada tahun 1989 pemerintah Indonesia mengeluarkan UU No.3/ 1989 mengenai Telekomunikasi, yang isinya tentang peran swasta dalam penyelenggaraan Telekomunikasi. Pada tahun 1991

PERUMTEL berubah bentuk menjadi perusahaan perseroan (Persero) Telekomunikasi Indonesia berdasarkan PP No.25/ 1991 sampai sekarang.

Perubahan di lingkungan PT. TELKOM Indonesia, Tbk terus berlanjut mulai dari perusahan jawatan sampai perusahaan publik. Perubahan-perubahan besar terjadi pada tahun 1995 meliputi :

1. Restrukturisasi Internal 2. Kerjasama Internal

3. Intial Publik Offering (IPO)

Jenis usaha PT. TELKOM Indonesia, Tbk adalah penyelenggara jasa Telekomunikasi dalam negeri dan bidang usaha terkait seperti jasa Sistem Telepon Bergerak Sirkuit (STBS) pelanggan, teleks, penyewaan transpoder satelit, Very Small Apenture Terminal (VSAT) dan jasa nilai tambah tertentu.

Pada tanggal 1 Juli 1995 organisasi PT. TELKOM Indonesia, Tbk mengubah struktur jenis jasa telekomunikasi menjadi tujuh divisi regional dan satu divisi network yang keduanya mengelola bidang usaha utama. Divisi regional sebagai pengganti struktur WITEL yang memiliki daerah teritorial tertentu, namun hanya menyelenggarakan jasa telepon lokal dan mendapat bagian dari jasa SLJJ dan SLI. Divisi network menyelenggarakan jasa telekomunikasi jarak jauh.

Unit-unit bisnis PT. TELKOM Indonesia, Tbk terdiri dari Divisi, Pusat, Yayasan dan Anak Perusahaan. Adapun divisi yang tersedia di PT. TELKOM yaitu:

1. Divisi Long Distance

2. Carrier and Interconnection Service 3. Divisi Multimedia

4. Divisi Fixed Wireless Network 5. Enterprise Service

6. Divisi Regional I – Sumatera 7. Divisi Regional II – Jakarta 8. Divisi Regional III – Jawa Barat

9. Divisi Regional IV – Jawa Tengah dan Yogyakarta 10.Divisi Regional VI - Kalimantan

11.Divisi Regional VII – Kawasan Timur Indonesia 12.Maintenance Service Centre

13.Training Centre

14.Carrier Development Support Centre 15.Management Consulting Centre 16.Construction Centre

17.I/ S Centre 18.R and D Centre

19.Community Development Centre (CDC) PT. TELKOM memiliki beberapa yayasan yaitu : 1. Dana Pensiun (Dapentel)

2. Yayasan Pendidikan PT. TELKOM Indonesia, Tbk. 3. Yayasan Kesehatan

PT. TELKOM memiliki anak perusahaan berdasarkan besar kepemilikan yaitu:

A. Kepemilikan > 50%

1. PT. Telekomunikasi Seluler (Telkomsel) : Telekomunikasi (Seluler GSM)

2. PT. Dayamitra Telekomunikasi (Dayamitra) : Telekomunikasi (KSO-VI Kalimantan)

3. PT. Infomedia Nusantara (Infomedia) : Layanan Informasi

4. PT. AriWest International (AriaWest) : Telekomunikasi Telepon Tetap (KSO-III Jawa Barat dan Banten)

5. PT. Pramindo Ikat Nusantara (Pramindo) : Telekomunikasi Telepon Tetap (KSO-I Sumatera)

6. PT. Multimedia Nusantara (Metra) : Multimedia, pay special TV 7. PT. Napsindo Primatel International (Napsindo) : Network Access

Point

8. PT. Indonusa Telemedia (Indonusa) : TV Cable (baru)

9. PT. Graha Sarana Duta (GSD) : Properti, Konstruksi dan Jasa (baru)

B. Kepemilikan 20% - 50%

1. PT. Patra Komunikasi Indonesia (Patrakom) : Layanan VSAT 2. PT. Cita Sari Makmur (CSM) : VSAT dan layanan Telekomunikasi

lainnya

3. PT. Pasifik Satelit Nusantara (PSN) : Transponder Satelit dan Komunikasi

C. Kepemilikan < 20%

1. PT. Mandara Seluler Indonesia (MSI) : Layanan NMT – Seluler dan CDMA

2. PT. Batam Bintan Telekomunikasi (Babintel) Telepon Tetap di Batam dan Pulau Bintan

3. PT. Pembangunan Telekomunikasi Indonesia (Bangtelindo) : Pengelolaan Jaringan dan Peralatan Telekomunikasi

Divisi Multimedia dan Divisi Pembangunan ditetapkan 31 Desember 1996 berdasarkan keputusan direksi PT. TELKOM Indonesia, Tbk. Seiring dengan diberlakukannya pasar bebas maka PT. TELKOM Indonesia, Tbk membentuk kerja sama dengan para investor dan operator kelas dunia yang disebut dengan pola Kerja Sama Operasi (KSO). Tujuan dibentuknya KSO adalah :

1. Mempercepat pembangunan Telekomunikasi untuk kurun waktu IV, karena pendanaan disediakan oleh mitra KSO.

2. Memperoleh ahli teknologi kelas dunia yang bergabung dalam mitra KSO.

3. Meningkatkan kemampuan berkompetensi dalam era pasar bebas. Pada tahun 1999, pemerintah Indonesia menetapkan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 mengenai penghapusan monopoli penyelenggaraan telekomunikasi. Memasuki abad ke-21, pemerintah melakukan penyesuaian regulasi mengenai sektor telekomunikasi dengan membuka kompetisi pasar bebas. Dengan demikian, PT. TELKOM tidak lagi memonopoli industri telekomunikasi

PT. Indosat sebagai bagian dari implementasi restrukturisasi industri jasa telekomunikasi di Indonesia yang ditandai dengan penghapusan kepemilikan bersama dan kepemilikan silang antara Telkom dan Indosat. Sejak bulan Agustus 2002 terjadi duopoli penyelenggaraan telekomunikasi lokal. Pada tanggal 23 Oktober 2009, PT. TELKOM merilis “ New Telkom“ atau “ Telkom Baru”. Peluncuran “New Telkom” diganti dengan pergantian identitas perusahaan.

2.3 Visi dan Misi PT. TELKOM 2.3.1 Visi PT. TELKOM

Adapun Visi PT. TELKOM yaitu:

To become a leading Telecommunication, Information, Media & Edutainment (TIME) Player in the Region”. Yang memiliki arti untuk menjadi telekomunikasi terkemuka, informasi, media & edutainment pengguna di daerah.

2.3.2 Misi PT. TELKOM yaitu:

1. To Provide TIME Services with Excellent Quality & Competitive Price.

2. To be the Role Model as the Best Managed Indonesian Corporation.

Yang memiliki arti untuk menyediakan layanan waktu dengan cepat, kualitas dan harga kompetitif. Menjadi model peran sebagai peusahaan terbaik yang dikelola di Indonesia.

2.4 Logo PT. TELKOM Indonesia

Sebuah logo akan menjadi suatu Brand Images dimana dari suatu perusahaan. Logo juga bersifat persepsi kuat terhadap perusahaan. PT. TELKOM sekarang menggunakan logo terbarunya yang diluncurkan pada tahun 2009. Pada Gambar 2.1 merupakan logo PT. TELKOM.

Gambar 2.1 Logo PT. TELKOM Indonesia Keterangan logo PT. TELKOM Indonesia :

In Your Hand : Sebuah logo akan menjadi suatu Brand Images dimana dari suatu perusahaan. Sudah banyak perusahaan-perusahaan yang melakukan transformasi visi dan misi melalui logo contohnya Telkom. Logo juga bersifat persepsi kuat terhadap perusahaan. Adapun arti dari simbol-simbol logo PT. TELKOM Indonesia :

1. Lingkaran: sebagai simbol dari kelengkapan produk dan layanan dalam portofolio bisnis baru TELKOM yaitu Telecommunication, Information, Media & Edutainment (TIME), Expertise.

2. Tangan yang meraih ke luar: Simbol ini mencerminkan pertumbuhan dan ekspansi ke luar, Empowering.

3. Jemari tangan: Simbol ini memaknai sebuah kecermatan, perhatian, serta kepercayaan dan hubungan yang erat, Assured.

4. Kombinasi tangan dan lingkaran: Simbol dari matahari terbit yang maknanya adalah perubahan dan awal yang baru, Progressive.

5. Telapak tangan : mencerminkan kehidupan untuk menggapai masa depan, Heart.

Warna-warna yang digunakan pada logo adalah :

1. Expert Blue pada teks Telkom melambangkan keahlian dan pengalaman yang tinggi.

2. Vital Yellow pada telapak tangan mencerminkan suatu yang atraktif, hangat, dan dinamis.

3. Infinite Sky Blue pada teks Indonesia dan lingkaran bawah mencerminkan inovasi dan peluang yang tak berhingga untuk masa depan.

2.5 Maskot PT. TELKOM Indonesia

Adapun nama maskot PT. TELKOM Indonesia adalah maskot Be bee yang berasal dari filosofi yang dinilai dari sifat dan perilaku. Gambar 2.2 merupakan Maskot Be bee PT. TELKOM.

Filosofi Maskot Be bee yaitu : lebah tergolong makhluk sosial yang senang bekerja sama, pekerja keras mempunyai kesisteman berupa pembagian peran operasional dan fungsional menghasilkan yang terbaik berupa madu yang bermanfaat bagi berbagai pihak. Di habitatnya lebih mempunyai dengung sebagai tanda keberadaannya dan loyal terhadap kelompok berupa perlindungan bagi koloninya, maka akan menyerang bersama bila diganggu. Lebah memiliki potensi diri yang baik berupa tubuh yang sehat, ligat dan kuat sehingga bias bergerak cepat, gesit dan efektif dalam menghadapi tantangan alam. Lebah berpandangan jauh ke depan dengan merancang bangun sarang yang kuat dan efisien, berproduksi, berkembang biak dan menyiapkan persediaan makanan bagi kelangsungan hidup koloninya. Lebah berwarna biru merupakan penggambara insane PT. TELKOM Indonesia, Tbk.

2.6 Struktur Organisasi PT. TELKOM

Struktur manajemen PT. TELKOM secara garis besar hanya meliputi kantor perusahaan besar dan beberapa divisi kantor perusahaan yang mempunyai struktur sederhana yang meliputi divisi Manager Area Consumer Service, Manager Area Access, dan Manager Regional V, dan tiap-tiap divisi tersebut memiliki tugas serta wewenang masing-masing. Struktur organisasi pada kantor PT. TELKOM Indonesia area Gresik atau tempat kerja praktek seperti pada Gambar 2.3, Gambar 2.4 dan Gambar 2.5.

Gambar 2.3 Struktur Manager Area Consumer Service

Manager Area Consumer Service (MACS) bertugas untuk merencanakan, menjadwalkan, dan mengendalikan aktivitas-aktivitas prapenjualan dan pasca penjualan dalam sebuah organisasi. MACS melingkupi semua aspek yang berhubungan dengan calon pelanggan dan pelanggan saat ini, termasuk di dalamnya adalah pusat panggilan (call center), tenaga penjualan (sales force), pemasaran, dukungan teknis (technical support) dan layanan lapangan (field service) .

Gambar 2.4 Struktur Manager Area Access

Manager Area Access bertugas untuk monitoring anggaran operasional akses, monitoring kelancaran operasional di lapangan, dan memutuskan hal-hal yang urgent untuk dieksekusi.

Gambar 2.5 Struktur Manager Regional V

Manager Regional V bertugas sesuai bagian-bagian yang ada di divisi tersebut diantaranya menangani operasional dan maintenance perangkat-perangkat dalam jaringan (divisi infratel), monitoring koneksi client-server dan mengolah data informasi yang berhubungan dengan pelanggan (divisi sistem informasi), memberikan pelayanan dan solusi total Information and Communication Technology (ICT) bagi para pelanggan di level korporasi (divisi enterprise) dan lain sebagainya.

BAB III

LANDASAN TEORI

Pada bab tiga penulis menjelaskan tentang teori penunjang kerja praktek yang telah dikerjakan.

3.1. SERAT OPTIK (FIBER OPTIC) 3.1.1. SEJARAH FIBER OPTIC

Pada tahun 1917, dirinya menyampaikan sebuah teori tentang emisi terangsang (Theory Stimulated Emission), yang menyatakan mengenai keberadaan atom dalam tingkatan energi yang tinggi. Dimulai pada tahun 1950-an, perkembangan di bidang ilmu fisika mengalami kemajuan yang cukup pesat. Bermula dari Charles Hard Townes, lahir pada Tanggal 28 Juli 1915 di Greenville, Carolina Selatan. Seorang ahli fisika yang mengabdikan diri pada bidangnya dan punya kontribusi yang cukup besar dalam perkembangan teknologi, khususnya pada era Perang Dunia II. Pada tahun 1953, Townes menerapkan teori pendahulunya, dan untuk pertama kalinya mendesain microwave amplification by stimulated emission of radiation (maser). Maser, merupakan realisasi dari teori quantum bahwa, molekul dari gas ammonia dapat memperkuat dan menghasilkan gelombang (frekuensi 1,25 cm). Pada tahun 1957, Townes bersama ahli fisika Arthur L. Schawlow bekerja bersama-sama untuk pengembangan “maser” dan pada tahun 1958 mempublikasikan paper yang menjelaskan tentang konsep laser dengan menunjukkan bahwa “maser”

dapat dibuat untuk dioperasikan pada daerah infra merah dan optik (light amplification by stimulated emission of radiation).

Pada tahun 1960-an dimulai dengan ditemukannya laser pertama oleh Theodore Maiman, seorang fisikawan dan insinyur elektro di Hughes Research Laboratories, pada bulan Mei 1960, dengan menggunakan sebuah kristal batu rubi sintesis sebagai medium. Setelah rubi laser, banyak sekali ditemukan laser-laser lainnya. Laser uranium pertama ditemukan oleh IBM Labs pada bulan November 1960, Helium-Neon Laser ditemukan oleh Laboratorium Riset Bell dan Ali Javan serta koleganya William Bennett, Jr. pada tahun 1961, Semikonduktor laser pertama ditemukan oleh Robert Hall dari General Electric Labs pada tahun 1962, Nd:YAG laser dan CO2 laser ditemukan pada tahun 1964 oleh Bell Laboratories, Chemical laser pada tahun 1965, Metal vapor laser di tahun 1966, dan masih banyak lagi ditemukannya laser-laser dari bahan lain.

Pada tahun 1966, Charles Kao dan George Hockham, peneliti dari Standard Telecommunication Laboratories Inggris, mempublikasikan paper yang mendemonstrasikan bahwa fiber optic dapat mentransmisikan sinar laser pertama dan apabila menggunakan jenis gelas yang sangat murni, dapat memperkecil redaman sinar. Dengan penemuan ini, kemudian para peneliti memfokuskan pada pembuatan dan pemurnian bahan gelas. Hingga tahun 1970, ilmuwan Corning Glass Works, yaitu Donald Keck, Piter Schultz, dan Robert Maurer melaporkan penemuan mengenai fiber optic yang memenuhi standar yang telah ditentukan oleh Kao dan Hockham. Gelas paling murni tersebut terdiri atas gabungan silika dalam tahap uap

dan mampu mengurangi redaman cahaya kurang dari 20 dB/Km. Pada tahun 1972, tim ini menemukan gelas dengan redaman cahaya hanya 4 dB/Km. Juga pada tahun 1970, Morton Panish dan Izuo Hayashi dari Bell Laboratories dengan tim Ioffe Physical Institute di Leningrad, mendemontrasikan semikonduktor laser yang dapat dioperasikan pada temperatur ruang. Kedua penemuan tersebut merupakan terobosan dalam komersialisasi penggunaan fiber optic. Pada tahun 1973 Proses Chemical vapor deposition John MacChesney dan Paul O. Connor dari Bell Laboratories mengembangkan proses chemical vapor deposition process yang memanaskan uap kimia dan oksigen ke bentuk ultra transparent glass yang dapat diproduksi massal ke dalam fiber optic yang mempunyai redaman sangat kecil. Tahun 1975, Insinyur dari Laser Diode Labs mengembangkan semikonduktor laser komersial pertama yang dapat dioperasikan pada suhu kamar. Tahun 1977, Perusahaan telepon memulai penggunaan fiber optic untuk pertama kalinya yang membawa lalu lintas telepon. GTE membuka jalur antara Long Beach dan Artesia, California, yang menggunakan transmisi light-emitting diode. Bell Labs mendirikan sambungan yang sama pada sistem telepon di Chicago dengan jarak 1,5 mil di bawah tanah yang menghubungkan 2 switching station.

Pada tahun 1980 Sambungan fiber optic telah ada di kota-kota besar di Amerika, AT&T mengumumkan akan menginstal fiber optic yang menghubungkan kota kota antara Boston dan Washington D.C. Dua tahun kemudian, MCI mengumumkan untuk melakukan hal yang sama. Pada tahun1987, “Dopedfiber amplifiers, David Payne dari University of Southampton memperkenalkan fiber

amplifiers yang dikotori oleh elemen erbium. Optical amplifiers baru ini mampu menaikkan sinyal cahaya tanpa harus mengkonversikan terlebih dahulu ke dalam energi listrik. Tahun 1988, Fiber-Optic Cable Translantic yang pertama ditemukan dengan menggunakan fiber glass yang sangat transparan sehingga repeater hanya dibutuhkan ketika sudah mencapai 40 mil. Tahun 1991, Optical Amplifiers Emmanuel Desurvire di Bell Laboratories serta David Payne dan P. J. Mears dari University of Southampton mendemontrasikan optical amplifiers yang terintegrasi dengan kabel fiber optic tersebut. Keuntungannya adalah dapat membawa informasi 100 kali lebih cepat dari pada kabel electronic amplifier. Tahun 1996, optic fiber cable yang menggunakan optical amplifiers ditaruh di samudera pasifik TPC-5, yang merupakan fiber optic pertama yang menggunakan optical amplifiers. Kabel ini melewati samudera pasifik mulai dari San Luis Obispo, California, ke Guam, Hawaii, dan Miyazaki, Japan, dan kembali ke Oregon Coast dan mampu untuk menangani 320,000 panggilan telepon. Tahun 1997, Kabel fiber optic telah menghubungkan seluruh dunia, Fiber Optic Link Around the Globe (FLAG) menjadi jaringan kabel terpanjang di seluruh dunia yang menyediakan infrastruktur untuk generasi internet terbaru.

Sedangkan sejarah fiber optic di Indonesia diawali dan dimotori oleh BPPT (IPTEK-NET), UI, LAPAN & ITB, kegiatan ini dimulai pada tahun 1992. Selang beberapa tahun kemudian, berkembang jaringan yang lebih profesional dan komersial yang dilakukan oleh beberapa operator jaringan.

3.1.2. STRUKTUR DASAR FIBER OPTIC

Fiber optic adalah saluran transmisi yang terbuat dari kaca atau plastik yang digunakan untuk mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat ke tempat lain. Berdasarkan mode transmisi yang digunakan fiber optic terdiri atas Multimode Step Index, Multimode Graded Index, dan Singlemode Step Index. Bentuk kabel fiber optic seperti pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1 Kabel Fiber Optic

Fiber optic pada umumnya memiliki struktur dasar yang terdiri dari inti serat (core), pelapis serat (cladding), dan lapisan pelindung (coating) yang terdiri atas inner jacket. Core terbuat dari bahan kuarsa dengan kualitas yang sangat tinggi berdiameter sebesar 9,3 µm dengan indeks bias n=1,48, core berfungsi untuk menentukan cahaya merambat dari satu ujung ke ujung lainnya. Kabel fiber optic memiliki urutan warna core cable yang harus diperhatikan agar tidak terjadi kesalahan saat pemasangan. Urutan warna core cable-nya adalah biru, oranye, hijau, coklat, abu-abu, putih, merah, hitam, kuning, ungu, pink, tosca (mirip biru muda). Cladding terbuat dari bahan glass (kaca/silika) berdiameter sebesar 125 µm dengan

indeks bias n=1,46, cladding berfungsi sebagai cermin, yakni memantulkan cahaya agar dapat merambat ke ujung lainnya. Coating terbuat dari bahan plastik yang berfungsi sebagai pelindung mekanis sebagai pengkodean warna.

Hubungan indeks bias antara core dan cladding akan mempengaruhi perambatan cahaya pada core (mempengaruhi besarnya sudut kritis) sehingga indeks bias (n) core harus selalu lebih besar daripada indek bias cladding (Nc > Nd). Bentuk struktur dasar fiber optic dapat dilihat pada Gambar 3.2.

Gambar 3.2 Struktur Fiber Optic (Sumber : File Presentasi PT. TELKOM hlm. 11) 3.1.3. JENIS FIBER OPTIC

A. Single-mode

Single-mode adalah sebuah sistem transmisi data berwujud cahaya yang didalamnya hanya terdapat satu buah indeks sinar tanpa terpantul yang merambat sepanjang media tersebut dibentang sehingga hanya mengalami sedikit gangguan.

Single-mode dilihat dari segi strukturalnya merupakan teknologi fiber optic yang bekerja menggunakan inti (core) fiber yang berukuran sangat kecil yang diameternya berkisar 8 sampai 10 µm. Dengan ukuran core fiber yang sangat kecil, sinar yang mampu dilewatkan hanya satu mode sinar dengan panjang gelombang 1310 nm atau 1550 nm. Single-mode dapat membawa data dengan bandwidth yang lebih besar

dibandingkan dengan multi-mode fiber optic, tetapi teknologi ini membutuhkan sumber cahaya dengan lebar spektral yang sangat kecil dan ini berarti sebuah sistem yang mahal. Single-mode dapat membawa data lebih cepat dan 50 kali lebih jauh dibandingkan dengan multi-mode. Core yang digunakan single-mode lebih kecil dari

multi-mode, dengan demikian gangguan-gangguan di dalamnya akibat distorsi dan

overlapping pulsa sinar menjadi berkurang. sehingga single-mode fiber optic menjadi lebih reliabel, stabil, cepat, dan jauh jangkauannya. Untuk model pembiasan single-mode dapat dilihat pada Gambar 3.3.

Gambar 3.3 Model Pembiasan Single-mode (Sumber : File Presentasi PT. TELKOM hlm. 16)

B. Multi-mode

Multi-mode fiber optic merupakan teknologi transmisi data melalui media

fiber optic dengan menggunakan beberapa buah indeks cahaya di dalamnya. Cahaya yang dibawa akan mengalami pemantulan berkali-kali hingga sampai di tujuan. Sinyal cahaya dalam teknologi multi-mode fiber optic dapat dihasilkan hingga 100 mode cahaya. Banyaknya mode yang dapat dihasilkan oleh teknologi ini bergantung dari besar kecilnya ukuran core fiber dan sebuah parameter yang diberi nama

Numerical Aperture (NA). Dengan semakin besarnya ukuran core dan membesarnya NA, maka jumlah mode di dalam komunikasi ini juga bertambah.

Dilihat dari faktor strukturalnya, teknologi multi-mode merupakan teknologi fiber optic yang menggunakan ukuran core yang cukup besar dibandingkan dengan single-mode. Ukuran core kabel multi-mode secara umum adalah berkisar antara 50 µm sampai dengan 100 µm. Biasanya ukuran NA yang terdapat di dalam kabel multi-mode pada umumnya adalah berkisar antara 0,20 hingga 0,29. Ukuran

core yang besar dan NA yang tinggi membawa beberapa keuntungan, yaitu sinar informasi akan bergerak dengan lebih bebas di dalam kabel fiber optic tersebut. Ukuran besar dan NA tinggi juga mempermudah dalam melakukan penyambungan

core tersebut jika perlu disambung. Di dalam penyambungan atau yang lebih dikenal dengan istilah splicing, keakuratan dan ketepatan posisi antara kedua core yang ingin disambung menjadi hal yang tidak begitu kritis terhadap lajunya cahaya data. Keuntungan lainnya, teknologi ini memungkinkan penggunaan LED sebagai sumber cahayanya, sedangkan single-mode harus menggunakan laser sebagai sumber cahayanya. Namun, teknologi ini juga memiliki kekurangan yaitu ketika jumlah dari mode tersebut bertambah, pengaruh dari efek modal dispersion juga meningkat.

Modal dispersion adalah sebuah efek yang disebabkan karena mode-mode cahaya

Dokumen terkait