• Tidak ada hasil yang ditemukan

selanjutnya akan bermanfaat bagi perkembangan teori maupun praktek

bidang yang di teliti.

Sedangkan pada bagian akhir terdiri dari : daftar pustaka, lampiran-lampiran,

21 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Hasil Belajar IPA

1. Pengertian Hasil Belajar

Menurut R. Gagne (1989) dalam buku Susanto. Teori belajar dan

pembelajaran di sekolah dasar (2013), belajar dapat didefinisikan sebagai

suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat

pengalaman. (Hamalik 2003:71) menjelaskan bahwa belajar adalah

memodifikasi atau memperteguh perilaku melalui pengalaman (learning is

defined as the modificator or strengthening of behaviour through experiencing). Menurut pengertian ini belajar merupakan suatu proses, suatu

kegiatan, dan merupakan suatu hasil atau tujuan. Adapun menurut Burton

dalam Usman dan Setiawati (1993:4), belajar dapat diartikan sebagai

perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara

individu lain dan individu dengan lingkungannya sehingga mereka lebih

mampu berinteraksi dengan lingkungannya.

Istilah hasil belajar adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada diri

siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik

sebagai hasil dari kegiatan belajar. Pengertian tentang hasil belajar

sebagaimana diuraikan lagi oleh Nawawi dalam Susanto (2007:39) yang

menyatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan

22

skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran

tertentu. Menurut Susanto (2013:5), yang dimaksud dengan hasil belajar

siswa adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan

belajar mengajar.

Gambar 2.1

Bagan Pola Hubungan Proses Belajar Dengan Hasil Belajar (Dimyati, 2002: 19)

Bagan di atas menjelaskan bahwa tujuan pembelajaran dirumuskan

oleh guru berdasarkan pertimbangan – pertimbangan tertentu. Tujuan

pembelajaran tersebut juga merupakan sasaran belajar bagi siswa menurut

pandangan dan rumusan guru, siswa memiliki latar pengalaman dan

kemampuan awal dalam proses pembelajaran. Kegiatan belajar mengajar

merupakan tindak pembelajaran guru di kelas dengan menggunakan bahan

mengajar dari berbagai bidang studi di sekolah. Proses belajar merupakan hal

yang dialami oleh siswa, sebagai wujud respon terhadap pembelajaran yang Guru Siswa Tujuan Pembelajaran Kegiatan belajar mengajar Bahan Belajar Proses belajar peningkatan kemampuan kognitif, afektif, Psikomotorik Perilaku Hasil Belajar

23

telah direncanakan oleh guru yang bertujuan untuk meningkatkan

kemampuan kognitif, afektif, psikomotorik. Perilaku siswa merupakan hasil

proses belajar, dan hasil belajar merupakan suatu puncak proses belajar.

Kemajuan hasil belajar siswa tidak saja diukur dari tingkat

penguasaan ilmu pengetahuan, tetapi juga sikap dan keterampilan. Dengan

demikian, penilaian hasil belajar siswa mencakup segala hal yang dipelajari

disekolah, baik itu menyangkut pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang

berkaitan dengan mata pelajaran yang diberikan kepada siswa. Secara

sederhana, yang dimaksud dengan hasil belajar adalah kemampuan yang

diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Karena belajar itu sendiri

merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh

suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. Anak yang berhasil

dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau

tujuan instruksional. Untuk mengetahui apakah hasil belajar yang dicapai

telah sesuai dengan tujuan yang dikehendaki dapat diketahui melalui evaluasi

(Susanto, 2013:5-6).

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

IPA materi Kenampakan Permukaan Bumi merupakan hasil belajar yang

berupa pengetahuan kemampuan dan kemahiran intelektual dalam

memecahkan masalah IPA tentang Kenampakan Permukaan Bumi yang

dibuktikan dengan prosentase pencapaian KKM (Kriteria Ketuntasan

24

mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) sedikitnya 80% dari jumlah

keseluruhan siswa di kelas.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

Wasliman dalam buku Susanto (2013:12), hasil belajar yang dicapai

oleh peserta didik merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang

mempengaruhi, baik faktor internal maupun eksternal. Secara terperinci,

uraian mengenai faktor internal dan eksternal, sebagai berikut :

a. Faktor internal

Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri

peserta didik, yang mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor

internal ini meliputi : kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi

belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan

kesehatan (Susanto, 2013:12). Sedangkan menurut, Djamarah

(2011:176-205) faktor dalam yang mempengaruhi hasil belajar yaitu :

Kondisi fisiologis, kondisi fisiologis ini diakui mempengaruhi

pengelolaan kelas pengajaran dengan pola klasikal yang perlu

memperhatikan tinggi rendahnya postur tubuh anak didik.

Selain itu, menurut Noehi, hal yang tidak kalah pentingnya adalah

kondisi panca indra, terutama mata sebagai alat untuk melihat dan

sebagai alat untuk mendengar. Selain kondisi fisiologis dipengaruhi

juga kondisi psikologis, kondisi psikologis sebagai faktor dari dalam

25

belajar seorang anak. Minat, bakat, motivasi, dan

kemampuan-kemampuan kognitif adalah faktor psikologis yang utama

mempengaruhi proses dan hasil belajar anak didik.

b. Faktor eksternal

Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri

peserta didik yang mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah

dan masyarakat. Sedangkan menurut, Djamarah (2011:176-205) faktor

luar yang mempengaruhi hasil belajar yaitu : faktor lingkungan,

lingkungan merupakan bagian dari kehidupan anak didik. Dalam

lingkunganlah anak didik hidup dan berinteraksi. Selama hidup anak

didik tidak bisa menghindarkan diri dari lingkungnan alami dan

lingkungan sosial budaya. Lingkungan alam adalah lingkungan tempat

tinggal anak didik, hidup dan berusaha didalamnya. Dalam lingkungan

sosial budaya, sebagai anggota masyarakat siswa tidak bisa melepaskan

diri dari ikatan sosial. Kecenderungan untuk hidup bersama dan saling

membutuhkan akan melahirkan interaksi sosial.

Selain faktor lingkungan faktor instrumental juga mempengaruhi

hasil belajar siswa, Setiap sekolah mempunyai tujuan yang akan

dicapai, tujuan tentu saja pada tingkat kelembagaan. Kurikulum dapat

dipakai oleh guru dalam merencanakan progam pengajaran. Progam

sekolah dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan kualitas belajar

26

sebaik-baiknya agar berdaya guna bagi kemajuan belajar anak didik di

sekolah.

3. Macam-macam hasil belajar

Menurut Susanto (2013:6-11) hasil belajar meliputi pemahaman

konsep (aspek kognitif), keterampilan proses (aspek psikomotorik), dan

sikap siswa (aspek afektif). Untuk lebih jelasnya dapat dijelaskan sebagai

berikut :

a. Pemahaman konsep

Pemahaman menurut Bloom dalam buku Susanto (2013:6)

diartikan sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari materi atau

bahan yang dipelajari. Pemahaman menurut Bloom ini adalah seberapa

besar siswa mampu menerima, menyerap, dan memahami pelajaran

yang diberikan oleh guru kepada siswa, atau sejauh mana siswa dapat

memahami serta mengerti apa yang ia baca, yang dilihat, yang dialami,

atau yang ia rasakan berupa hasil penelitian atau observasi langsung

yang ia lakukan.

Untuk mengukur hasil belajar siswa yang berupa pemahaman

konsep, guru dapat melakukan evaluasi produk. Evaluasi produk dapat

dilaksanakan dengan mengadakan berbagai macam tes, baik secara

lisan maupun tertulis. Dalam pembelajaran di SD umumnya tes

diselenggarakan dalam berbagai bentuk ulangan, baik ulangan harian,

27

b. Keterampilan Proses

Keterampilan proses menurut Usman dan Setiawan dalam buku

(Susanto,2013:9) mengemukakan bahwa keterampilan proses

merupakan keterampilan yang mengarah kepada pembangunan

kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai penggerak

kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu siswa.

c. Sikap

Menurut Sardiman dalam buku Susanto (2013:11), sikap

merupakan kecenderungan untuk melakukan sesuatu dengan cara,

metode, pola, dan teknik tertentu terhadap dunia sekitarnya baik berupa

individu-individu maupun objek-objek tertentu. Sikap merujuk pada

perbuatan, perilaku, atau tindakan seseorang. Dalam hubungannya

dengan hasil belajar siswa, sikap ini lebih diarahkan pada pengertian

pemahaman konsep.

Dari pemaparan di atas dapat dikatakan bahwa hasil belajar

adalah perubahan taraf kemampuan yang telah dicapai siswa setelah

mengikuti proses pembelajaran dalam waktu tertentu baik berupa

perubahan kognitif, afektif, dan psikomotorik kemudian akan diukur

dan dinilai yang kemudian diwujudkan dalam rangka atau pernyataan

serta merubah perilaku secara keseluruhan dalam interaksi antara

28

(Syah, 2003:88) menyatakan bahwa wujud hasil belajar dapat

dilihat adanya sembilan wujud perubahan, yaitu : kebiasaan,

ketrampilan, pengamatan, berpikir asosiatif dan daya ingat, berpikir

rasional dan kritis, sikap, inhibisi, apresiasi, dan tingkah laku efektif.

B. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

1. Pengertian IPA

Menurut Lord Bullock (dalam Garnida dan Budiman, 2002:6) IPA

merupakan suatu proses terbuka dan IPA dipandang sebagai studi yang

banyak berhubungan dengan manusia dan masyarakat, yaitu suatu studi

yang memerlukan imajinasi, perasaan, pengamatan dan juga analisis.

Salirawati dalam bukunya ilmu alamiah dasar (2008:21) mempertegas,

Ilmu Pengetahuan Alam merupakansuatu pengetahuan teoritis yang

diperoleh atau disusun dengan cara yang khas atau khusus, yaitu

melakukan eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, observasi, dan

demikian seterusnya kait mengait antara cara yang satu dengan cara yang

lain.

2. Tujuan IPA

Pembelajaran sains di sekolah dasar dikenal dengan pembelajaran

ilmu pengetahuan alam (IPA). Konsep Ilmu Pengetahuan Alam disekolah

dasar merupakan konsep yang masih terpadu, karena belum dipisahkan

29

(Susanto,2013:171). Adapun tujuan pembelajaran sains di sekolah dasar

dalam Badan Nasional Standar Pendidikan (BSNP, 2006), yang

dimaksudkan adalah:

a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa

berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan dalam

ciptaan-Nya.

b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep Ilmu

Pengetahuan Alam yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam

kehidupan sehari-hari.

c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang

adanya hubungan yang saling memengaruhi antara Ilmu Pengetahuan

Alam, lingkungan, teknologi dan masyarakat.

d. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,

memecahkan masalah, dan membuat keputusan.

e. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,

menjaga dan melestarikan lingkungan alam.

f. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala

keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

g. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan Ilmu

Pengetahuan Alam sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke

30

3. Ruang Lingkup IPA

Ruang lingkup bahan kajian Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD/MI

meliputi aspek-aspek berikut :

a. Makhluk hidup dan proses kehidupannya, yaitu manusia, hewan,

tumbuhan dan interaksinya.

b. Materi, sifat-sifat, dan kegunaannya meliputi : udara, air,tanah dan

batuan.

c. Listrik dan magnet, energi dan panas, gaya dan pesawat sederhana,

cahaya dan bunyi, tata surya, bumi dan benda-benda langit lainnya.

d. Sumber daya alam, kegunaan, pemeliharaan dan pelestariannya

(Garnida dan Budiman, 2002:254).

4. Materi Kenampakan Permukaan Bumi

Tuhan yang Mahakuasa telah menciptakan sumber daya alam yang melimpah di seluruh wilayah Indonesia. Sebagai negara kepulauan, Indonesia terdiri atas ribuan pulau. Pulau-pulau tersebut merupakan daratan. Adapun di antara pulau-pulau terdapat lautan

Gambar 2.2 Peta Indonesia

31

Wilayah Indonesia terdiri atas pulau-pulau dan lautan. Selain Indonesia, beberapa negara lain memiliki wilayah lautan dan daratan.

1. Kamu dapat melakukan pengamatannya di pantai dengan melihat kapal laut.

Misalnya, pada sebuah kapal nelayan. Perhatikanlah ketika kapal datang dari tengah laut. Saat datang ke pantai, kamu akan melihat bagian atas terlebih dahulu. Kemudian, lambat laun terlihat bagian- bagian yang ada di bawahnya. Setelah semakin dekat, kamu dapat melihat seluruh bentuk kapal di atas permukaan laut. Kamu pun dapat mengamatinya saat kapal tersebut pergi menuju tengah lautan. Ketika kapal laut bergerak menjauhi daratan, di ke- jauhan hanya bagian atas kapal yang terlihat. Hal ini membuktikan bahwa pada saat kapal di tempat yang jauh, permukaan bumi lebih rendah dibandingkan tempatmu melihatnya. Dengan kata lain, tempat melihatmu dan kapal tersebut kedudukannya melengkung. Mengapa lengkungan ini tidak dapat dirasakan saat kamu mengadakan suatu perjalanan jauh di bumi?

2. Semakin besar lengkungan lingkaran, permukaannya semakin mendatar.

Hal ini disebabkan lingkaran merupakan kesatuan titik. Pada lingkaran yang besar, jarak antartitik tersebut hampir lurus. Semakin kecil lengkung lingkaran, permukaannya terlihat semakin me- lengkung. Begitu pula dengan permukaan bumi. Dapatkah kamu membayangkan betapa besarnya lengkung lingkaran bumi ini? Sebagaimana diketahui, jari-jari lingkaran bumi lebih dari 6.000meter.

32

a) Daratan

Daratan adalah bagian dari permukaan bumi yang tidak digenangi air. Wilayah yang termasuk daratan meliputi pegunungan, perbukitan, dataran, dan lembah.

Bumi banyak mengandung air. Permukaan daratan pun ada yang tergenang air dan ada yang kering. Bagian daratan yang kering adalah padang pasir, dataran rendah, dataran tinggi, dan pegunungan. Bagian daratan yang tergenang air, misalnya rawa, danau, dan sungai.

Gambar 2.3 Bagian-bagian Daratan

1. Gunung

Gunung adalah bagian tanah yang paling tinggi, bentuknya menyerupai kerucut. Gunung terdiri atas puncak yang dibatasi oleh lereng. Lereng adalah sisi yang landai atau miring. Gunung- gunung terbentuk dalam waktu jutaan tahun.

33

2. Pegunungan

Pegunungan adalah rangkaian gunung yang bersambung. Daerah yang tinggi tidak selalu berupa pegunungan. Daerah yang lebih rendah daripada gunung disebut bukit. Daerah yang banyak bukitnya disebut perbukitan.

3. Dataran

Dataran ialah daratan yang perbedaan keting- gian antara satu daerah dan daerah lainnya hampir tidak ada. Dataran ada dua, yaitu dataran tinggi dan dataran rendah.

Dataran tinggi adalah dataran yang terdapat di daerah pegunungan. Ketinggiannya dari 500 meter sampai 1.500 meter di atas permukaan laut. Misalnya, daerah Dieng, Bukit tinggi, dan kota Bandung.

Dataran rendah adalah dataran yang terdapat di daerah pantai. Ketinggiannya dari0 sampai 500 meter di atas permukaan laut. Misalnya, dataran rendah pantai utara Jawa dan dataran rendah pantai timur Sumatra.

Lembah, Jurang, dan Ngarai Lembah adalah daratan yang rendah di antara bukit-bukit. Lembah, biasanya, dialiri sungai.

Contohnya, lembah Karmel di Jawa Barat dan

lembah Kuyawagi di Papua. Lembah yang dalam, sempit, dan memiliki dinding yang curam disebut jurang. Adapun ngarai adalah lembah yang dalam dan luas di antara dua dindingnya. Contohnya, ngarai Sianok di Sumatra Barat dan ngarai Kalipanur di Jawa Tengah.

34

b) Lautan

Permukaan bumi banyak mengandung air. Sekitar 2/3 permukaan bumi merupakan lautan. Permukaan dasar laut pun tidak rata. Di dasar laut terdapat bukit laut dan gunung laut. Jurang yang sangat dalam di dalam laut disebut palung laut.

Gambar 2.4 Kenampakan Dasar Laut

Wilayah lautan terdiri atas

1. Laut, merupakan cekungan dalam yang berisi air.

2. Teluk, merupakan lautan yang menjorok masuk ke daratan.

3. Selat, merupakan lautan sempit di antara pulau-pulau.

35

Sejak zaman dahulu, orang-orang bepergian melintasi lautan. Kemudian, perjalanannya mereka gambarkan. Gambaran itu dipakai sebagai dasar pembuatan peta bumi. Sekarang, hal itu cukup dilakukan dengan satelit.

Globe memberikan gambaran tentang posisi suatu negara terhadap negara lainnya.

Gambar 2.5 Globe

Pernahkah kamu melihat benda pada Gambar 2.4? Benda tersebut dinamakan globe. Globe adalah peta dunia yang digambarkan pada benda bulat seperti bola. Bentuk permukaan bumi dapat digambarkan pada sebuah globe dan peta. Peta adalah gambar dua dimensi suatu tempat di permukaan bumi. Peta harus memiliki simbol, arah mata angin, skala, dan penunjuk

36 C. Metode Make a Macth

1. Pengertian Make a Macth

Menurut Rusman (2011: 202) Cooperative Learning merupakan

bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam

kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari

dua sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat

heterogen.

make a match (membuat pasangan) merupakan salah satu tipe

pembelajaran kooperatif. Jadi, model Cooperative learning type make a

match (membuat pasangan) adalah model pembelajaran kooperatif dengan

cara mencari pasangan soal/jawaban yang tepat, siswa yang sudah

menemukan pasangannya sebelum batas waktu akan mendapat poin

(Rusman , 2011: 223). Pasangan-pasangannya yang sudah terbentuk wajib

menunjukan pertanyaan-jawaban dan dibacakan di depan kelas. Model

pembelajaran tipe make a match ini dikembangkan oleh Lorna Curran

(1994).

2. Langkah-langkah Cooperative learning type make a match

a. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau

topik yang cocok untuk sesi review, sebaiknya satu bagian kartu berisi

soal dan bagian lainnya berisi jawaban.

b. Setiap siswa mendapat satu buah kartu dan memikirkan jawaban atau

37

c. Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok

dengan kartunya.

d. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu

diberi poin.

e. Setelah satu babak, kartu dicocokan lagi agar setiap siswa

mendapatkan kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian

seterusnya.

f. Kesimpulan.

3. Kelebihan Cooperative learning type make a match

Kelebihan dari Cooperativee learning type make a match adalah :

a. Mampu menciptakan suasana belajar aktif dan menyenangkan .

b. Materi pembelajaran yang disampaikan kepada siswa lebih menarik

perhatian.

c. Mampu meningkatkan hasil belajar siswa mencapai taraf ketuntasan

belajar secara klasikal.

38

4. Kekurangan Cooperative learning type make a match

Sedangkan kekurangan model Cooperative laerning type make a

match adalah :

a. Diperlukan bimbingan dari guru untuk melakukan kegiatan.

b. Waktu yang tersedia perlu dibatasi jangan sampai siswa

bermain-main dalam pembelajaran.

c. Guru perlu persiapan alat dan bahan yang memadahi.

d. Pada kelas yang gemuk (lebih dari 30 siswa/kelas) jika kurang

bijaksana maka yang muncul adalah suasana seperti pasar dengan

keramaian yang tidak terkendali. Tentu saja kondisi ini akan

mengganu ketenangan belajar di kelas kiri kanannya. Apalagi jika

39 BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Deskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus)

Kondidsi awal merupakan tindakan awal pembelajaran dilakukan

tindakan penelitian. Hasil belajar atau tes prasiklus dilakukan dengan tujuan

untuk mengetahui keadaan awal hasil belajar siswa kelas III pada pelajaran

IPA di MI Muhammadiyah Suruh Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang.

Hasil prasilkus diperoleh melalui tes tertulis berupa hasil belajar atau nilai

sebelum diadakan penelitian pada pelajaran IPA.

Berdasrkan hasil tes awal didapat bahwa rata-rata hasil belajar siswa

pada mata pelajaran IPA masih di bawah kriteria ketuntasan minimal yang

telah ditetapkan yaitu 6,00. Sedangkan nilai rata-rata yang di peroleh hanya

5,08 dengan presentase klasikal siswa yang belum tuntas adalah sebesar 65%

dan siswa yang tuntas 35%. Hal ini dikarenakan adanya pengaruh baik oleh

guru maupun siswa itu sendiri. Faktor dari guru berupa terlalu monoton pada

penerapan pendekatan didalam pembelajaran sehingga siswa merasa bosan

dan kurang tertarik dengan materi pembelajaran yang diajarkan, sehingga

hasil pembelajaran kurang maksimal atau kurang memuaskan. Hasil belajar

40 Tabel : 3.1

Perolehan Rata-rata Nilai Pra Siklus

No Absen Nilai KKM Ketuntasan

1 3,92 6,00 Tidak Tuntas 2 3,60 6,00 Tidak Tuntas 3 5,30 6,00 Tidak Tuntas 4 4,70 6,00 Tidak Tuntas 5 7,80 6,00 Tuntas 6 7,50 6,00 Tuntas 7 7,74 6,00 Tuntas 8 5,04 6,00 Tidak Tuntas 9 5,60 6,00 Tidak Tuntas 10 4,87 6,00 Tidak Tuntas 11 2,60 6,00 Tidak Tuntas 12 7,34 6,00 Tuntas 13 4,00 6,00 Tidak Tuntas 14 7,34 6,00 Tuntas 15 2,21 6,00 Tidak Tuntas 16 4,29 6,00 Tidak Tuntas 17 2,44 6,00 Tidak Tuntas 18 6,67 6,00 Tuntas 19 7,20 6,00 Tuntas 20 1,60 6,00 Tidak Tuntas Rata-rata 5,08

B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus 1

Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan semester II, pada tanggal

03 Februari 2016. Pelaksanaan tindakan ini sesuai dengan program semester

mata pelajaran IPA kelas III Semester II. Standar kompetensi memahami

kenampakan permukaan bumi, cuaca, dan pengaruhnya bagi manusia, serta

hubungannya dengan cara manusia memelihara dan melestarikan alam.

Dengan kompetensi dasar Mendiskripsikan kenampakan permukaan bumi di

41

Pelaksanan tindakan siklus I ini di lakukan dalam 4 tahapan, yaitu

perencanaan (planning), tindakan (acting), observasi (observing) dan refleksi

(reflecting) :

1. Perencanaan

Dalam tahap perencanaan tindakan kegiatan yang dilakukan oleh

peneliti adalah sebagai berikut :

a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang memuat

serangkaian kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode

Make a Match. Adapun mata pelajaran yang dibahas adalah IPA

tentang materi kenampakan permukaan bumi pada sub tema Daratan.

Menyiapkan alat yang dipakai untuk pelaksanaan pembelajaran

menggunakan metode make a match yang berhubungan dengan

kenampakan permukaan bumi.

b. Menyiapkan materi kenampakan permukaan bumi daratan sebagai

bahan ajar

c. Menyiapkan lembar pengamatan untuk melihat kondisi belajar

mengajar yang dilakukan peneliti dengan menggunakan metode make

a match.

d. Mengajar dengan metode make a acth untuk melaksanakan proses

pembelajaran.

e. Menyusun soal evaluasi yang akan digunakan untuk mengukur hasil

42

2. Pelaksanaan

a. Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran

yang dibuat sebelumnya.

b. Guru memulai pembelajaran dengan salam, do‟a dan sapaan kepada

peserta didik.

c. Guru menanyakan kabar dan mengabsen daftar hadir siswa.

d. Guru memberikan motivasi sebelum masuk ke dalam materi

pembelajaran

e. Guru mengajukan pertanyaan yang mengaitkan materi pembelajaran

f. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

g. Guru menjelaskan materi pembelajaran tentang materi kenampakan

permukaan bumi daratan.

h. Guru membimbing siswa membentuk kelompok masing-masing terdiri

dari 4 orang

i. Guru membagikan perangkat metode make a match.

j. Guru membacakan peraturan bermain make a match.

k. Siswa belajar melalui metode make a match dengan bimbingan

pendidik.

l. 30 menit sebelum pembelajaran berakhir, siswa mengerjakan soal

evaluasi yang telah dibagikan guru

m. Setelah siswa mengerjakan evaluasi, pendidik membahas apa yang

43

3. Observasi

Selama pelaksanaan pembelajaran, secara langsung dilakukan

observasi untuk mengetahui pengaruh kegiatan pembelajaran dengan

menggunakan metode make a match dalam meningkatkan hasil belajar

peserta didik. Data hasil belajar dan pengamatan siswa pada pelaksanaan

tindakan siklus pertama dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel : 3.2

Dokumen terkait