• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI KENAMPAKAN PERMUKAAN BUMI MELALUI METODE MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS III MI MUHAMMADIYAH SURUH KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG TAHUN AJARAN 20152016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI KENAMPAKAN PERMUKAAN BUMI MELALUI METODE MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS III MI MUHAMMADIYAH SURUH KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG TAHUN AJARAN 20152016"

Copied!
140
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA

MATERI KENAMPAKAN PERMUKAAN BUMI

MELALUI METODE

MAKE A MATCH

PADA SISWA KELAS III MI MUHAMMADIYAH SURUH

KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG

TAHUN AJARAN 2015/2016

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Disusun Oleh : MUHAMMAD RIFA’I

11511010

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

(2)

i

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA

MATERI KENAMPAKAN PERMUKAAN BUMI

MELALUI METODE

MAKE A MATCH

PADA SISWA KELAS III MI MUHAMMADIYAH SURUH

KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG

TAHUN AJARAN 2015/2016

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Disusun Oleh : MUHAMMAD RIFA’I

11511010

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

(3)
(4)

iii

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA

MATERI KENAMPAKAN PERMUKAAN BUMI

MELALUI METODE

MAKE A MATCH

PADA SISWA KELAS III MI MUHAMMADIYAH SURUH

KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG

TAHUN AJARAN 2015/2016

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Disusun Oleh : MUHAMMAD RIFA’I

11511010

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

(5)
(6)
(7)
(8)

vii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

ىفِ ىفِ نْ فِ مَ ىف ىمَ هُ مَ ىفِ نْ فِ نْا ىفِ مَ مَ ىففِ ىمَ ىمَ مَ ى نْ مَ

„‟Barang siapa keluar untuk mencari ilmu maka dia berada di jalan Allah „‟ (HR.Turmudzi)

PERSEMBAHAN

Karya ini penulis persembahkan untuk :

1. Bapak Slamet Wahyudi dan Ibu Siti Marfu‟ah yang telah membesarkan

dan mendidikku dengan penuh kasih sayang dan pengorbanan baik secara

lahir maupun batin dengan iringan do‟a restu sehingga penulis bisa seperti

sekarang.

2. Untuk adik, Kakak dan Keluarga besar yang telah memberi semangat,

motivasi serta dukungan yang tak pernah usai kepadaku.

3. Bapak Dr. Winarno, S.Si.,M.Pd, yang telah membimbingku dalam

menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Dr. Muh Saerozi, M. Ag, yang telah membimbingku dan memberi

motivasi dari awal semester sampai sekarang.

5. Sahabat-sahabatku, Mamah Haikal, Plengeh, Sotib, Kak Dirjo, dan

teman-teman CyCgu MI 2011 yang telah Memberi warna dalam hari-hari

indahku.

6. Bapak dan Ibu Dosen yang telah mendidik dan membimbingku dalam

(9)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya, sehingga akhirnya penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita,

Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa risalah islam yang penuh dengan

pengetahuan. Skripsi ini tidak akan terlaksana tanpa adanya bantuan dari berbagai

pihak, dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis sampaikan

terima kasih dan penghargaan kepada:

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd, selaku Rektor IAIN Salatiga

2. Bapak Suwardi, S.Pd., M.Pd Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan IAIN Salatiga.

3. Ibu Peni Susapti, M.Si, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah

Ibtidaiyah IAIN Salatiga

4. Bapak Dr. Winarno. S,Si., M.Pd, selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan saran, arahan, dan bimbingan serta keikhlasan dan kebijaksanaan

meluangkan waktu, tenaga dan pikiran, untuk memberikan bimbingan dalam

penulisan skripsi ini.

5. Bapak Dr. Muh. Saerozi, M. Ag, selaku dosen pembimbing akademik yang

telah memberikan nasihat-nasihat serta motivasi setiap bimbingan akademik.

6. Segenap Bapak dan Ibu dosen yang telah memberikan ilmu dan wawasan

(10)
(11)

x ABSTRAK

Rifa‟i, Muhammad.2016. Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Kenampakan

Permukaan Bumi Melalui Metode Make a Match Pada Siswa Kelas III di MI Muhammadiyah Suruh Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2015/2016, Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dr. Winarno, S.Si., M.Pd

Kata Kunci: Hasil Belajar dan Metode Make a Match

Hasil belajar merupakan hasil usaha peserta didik yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana penguasaan anak terhadap materi yang diberikan untuk mengetahui tingkat kecerdasan seseorang. Hasil belajar yang baik merupakan sesuatu yang sangat diharapkan oleh peserta didik, termasuk juga siswa kelas III di MI Muhammadiyah Suruh. Siswa kelas III di MI Muhammadiyah Suruh masih banyak yang mendapatkan prestasi yang bisa dibilang jauh dari memuaskan, Mereka tidak dapat mengikuti pembelajaran dengan baik karena metode yang digunakan Guru kelas III adalah metode konvensional saja yaitu dengan metode ceramah dan pemberian tugas saja. Untuk itu guru harus dapat membenahi pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran yang lain yaitu dengan memilih metode yang tepat dengan materi yang akan di sampaikan yaitu metode

Make a Match. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :Apakah

metode Make a Match dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi

Kenampakan Kermukaan Bumi pada siswa kelas III di MI Muhammadiyah Suruh Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2015/2016.

Penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan kelas sebanyak dua siklus. Setiap siklus dilakukan dengan empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Subyek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas III MI Muhammadiyah Suruh Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2015/2016 dengan jumlah siswa 20 terdiri atas 12 siswa laki-laki dan 8 siswi perempuan. Data yang didapat berupa hasil belajar IPA materi Kenampakan Permukaan Bumi yang didapat dari test dan hasil pengamatan

(12)

xi DAFTAR ISI

SAMPUL JUDUL ... i

LEMBAR LOGO ... ii

JUDUL ... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv

PENGESAHAN KELULUSAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ...

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ... 5

E. Kegunaan Penelitian ... 6

1. Manfaat Teoritis ... 6

2. Manfaat Praktis ... 7

F. Definisi Operasional ... 8

(13)

xii

1. Jenis Penelitian ... 10

2. Subyek Penelitian ... 11

3. Langkah-langkah Penelitian ... 11

4. Instrument Penelitian ... 15

5. Teknik Pengumpulan Data ... 16

6. Analisis Data ... 17

H. Sistematika Penulisan ... 19

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Belajar IPA ... 21

1. Pengertian Hasil Belajar ... 21

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 24

a. Faktor Internal... 24

b. Faktor Eksternal ... 25

3. Macam-macam Hasil Belajar ... 26

a. Pemahaman Konsep ... 26

4. Materi Kenampakan Permukaan Bumi ... 30

a. Daratan ... 32

b. Lautan ... 34

C. Metode Make a Match ... 36

(14)

xiii

2. Langkah-langkah Cooperatif learning type make a match ... 36

3. Kelebihan Cooperatif learning type make a match ... 37

4. Kekurangan Cooperatif learning type make a match ... 38

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Deskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus) ... 39

B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ... 41

C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ... 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Belajar Tiap Siklus ... 50

(15)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sekolah sebagai tempat proses belajar mempunyai kedudukan yang

sangat penting dalam dunia pendidikan. Oleh karena itu pendidikan di

sekolah memegang peranan penting dalam rangka mewujudkan tercapainya

pendidikan nasional secara optimal seperti yang diharapkan. Proses belajar

mengajar guru menjadi pemeran utama dalam menciptakan situasi interaktif

yang edukatif, yakni interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa

dan sumber pembelajaran dalam menunjang tercapainya tujuan belajar.

Ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan

diberbagai aspek kehidupan manusia, termasuk dunia pendidikan. Pendidikan

merupakan sesuatu yang penting dalam kehidupan manusia. Sebagaimana

dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS dikemukakan bahwa :

“pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Sangat

jelas bahwa pendidikan memiliki tujuan untuk menciptakan dan

mengembangkan manusia seutuhnya. Karena dalam Al-Qur‟an Allah

berfirman bahwa Allah akan mengangkat derajat manusia yang menuntut

(16)

2

maupun orang yang berilmu memiliki kedudukan yang tinggi dalam

pandangan Allah.

Sebagaimana berfirman Allah SWT:

ٍﺖَﺟَﺭَﺩ َﻢْﻠِﻌْﻟﺍ ﺍْﻮُﺗْﻭُﺍَﻦْﻳِﺬَّﻟﺍ َﻭ ْﻢُﻜْﻨِﻣ ﺍْﻮُﻨَﻣَﺍ َﻦْﻳِﺬَّﻟﺍ ُﻪﻠﻟﺍ ِﻊَﻓْﺮَﻳ

ؤ

ﺮْﻴِﺒَﺧ َﻥْﻮُﻠَﻤْﻌَﺗ ﺎَﻤِﺑ ُﻪﻠﻟﺍ

Artinya : Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan

orang-orang yang baerilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah

Maha Mengetahui apa yaang kamu kerjakan.

(Q.S. Mujadillah/58:11)

Orang-orang yang menuntut ilmu dalam hidupnya akan selalu

dirahmati oleh Allah SWT, dan akan mendapat atau diberi pahala, yaitu

apabila ia mengajarkan apa yang ia punya untuk di berikan kepada anak

didiknya, agar anak-anak tahu mana yang benar untuk dikerjakan dan mana

yang salah untuk ditinggalkan. Pentingnya ilmu pendidikan memberikan

kesempatan kepada lembaga-lembaga pendidikan yang ada untuk menjadi

tempat menimba ilmu. Salah satunya adalah Madrasah Ibtidaiyah yang

mempunyai peran penting dalam membentuk karakter seorang anak, supaya

menjadi pribadi yang cerdas dan berakhlak karimah.

Pendidikan sekolah dasar terdapat beberapa mata pelajaran yang harus

dikuasai siswa. Salah satunya adalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). IPA

merupakan konsep pembelajaran alam dan mempunyai hubungan yang sangat

luas terkait dengan kehidupan manusia. Proses pembelajaran IPA

memberikan pengalaman langsung kepada siswa untuk memahami alam

(17)

3

adalah agar siswa dapat mempelajari diri sendiri dan alam sekitar serta dapat

mengembangkan pengetahuan dan pamahaman konsep-konsep IPA yang

bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Sebagian siswa menganggap mata pelajaran IPA sebagai mata

pelajaran yang sulit dipahami sehingga siswa cenderung merasa bosan, jenuh

dan malas untuk belajar, siswa kurang termotivasi karena menganggap mata

pelajaran IPA merupakan mata pelajaran yang membutuhkan pemahaman

konsep yang luas. Sehingga aktivitas siswa yang rendah dapat mempengaruhi

hasil belajar siswa.

Melihat faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya nilai hasil

belajar siswa dan penggunaan metode pembelajaran yang masih cenderung

kurang menarik, kemudian peneliti berinisiatif untuk menggunakan metode

pembelajaran yang menarik yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Metode pembelajaran yang dapat menempatkan siswa sebagai pusat

pembelajaran.

Nilai rata-rata siswa menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kurang

memuaskan, sebanyak 13 siswa belum mencapai batas KKM. Batas KKM di

MI Muhammadiyah Suruh Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang untuk

mata pelajaran IPA adalah 6,00. Siswa yang telah mencapai KKM sebanyak

35% (7 siswa) dan 65% (13 siswa) belum mencapai KKM khususnya pada

materi Kenampakan permukaan bumi pada kelas III MI Muhammadiyah

Suruh Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang. Maka dalam kelas ini dapat

(18)

4

Menurut Rusman (2011:202) pembelajaran kooperatif (Cooperative

learning) merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajardan

bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya

terdiri dari dua sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat

heterogen, disini penulis akan menerapkan model Cooperative learning type

make a match (membuat pasangan), ini diharapkan mampu membuat siswa

lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran dan mampu meningkatkan hasil

pembelajaran di MI Muhammadiyah Suruh Kecamatan Suruh Kabupaten

Semarang.

Berdasarkan latar belakang di atas penulis mengambil judul

“PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI KENEMPAKAN

PERMUKAAN BUMI MELALUI METODE MAKE A MATCH PADA

SISWA KELAS III MI MUHAMMADIYAH SURUH KECAMATAN

SURUH KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN

2015/2016“

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah

penerapan metode make a match dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi

Kenampakan Permukaan Bumi pada siswa kelas III MI Muhammadiyah

(19)

5 C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPA materi

Kenampakan Permukaan Bumi melalui metode make a match pada siswa

kelas III MI Muhammadiyah Suruh Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang

tahun pelajaran 2015/2016.

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan 1. Hipotesis Tindakan

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang

dihadapi sampai terbukti kebenarannya melalui data yang dikumpulkan

untuk memecahkan masalah yang telah dipilih untuk diteliti.

Hipotesis adalah “suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap

permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul”

(Arikunto, 2010:110).

Dari pendapat di atas penulis menyimpulkan bahwa hipotesis

adalah dugaan atau kesimpulan sementara mengenai jawaban atas

rumusan masalah yang masih perlu di buktikan di lapangan atau masih

perlu di uji melalui penelitian. Dalam penelitian ini di rumuskan hipotesis

“melalui metode make a match dapat meningkatkan hasil belajar IPA

materi Kenampakan permukaan bumi pada siswa kelas III MI

Muhammadiyah Suruh Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang tahun

(20)

6 2. Indikator Keberhasilan

Penerapan metode make a match bisa dikatakan efektif apabila

yang diharapkan dapat tercapai. Adapun Indikator yang dirumuskan

adalah sebagai berikut :

a) Penelitian akan dinyatakan berhasil apabila sekurang-kurangnya

85% secara klasikal, sedangkan secara indvidual siswa telah

mencapai nilai lebih dari atau sama dengan 75.

b) Aktvitas belajar dan hasil belajar siswa meningkat apabila 80%

dari jumlah siswa telah aktif mengikuti pelajaran IPA Materi

Kenampakan Permukaan Bumi melalui penggunaan metode make

a match sesuai dengan aspek aktvitas belajar dalam kegiatan

belajar mengajar yang diamati dan meningkatnya hasil belajar

siswa di tiap akhir siklus.

E. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dari segi teoritis

dan praktis.

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam

pengembangan desain pembelajaran inovatif, khususnya yang

berhubungan dengan masalah peningkatan hasil belajar IPA materi

Kenampakan Permukaan Bumi. Selain itu juga diharapkan dapat menarik

(21)

7

memudahkan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran. Penerapan

metode pembelajaran yang tepat dapat mengatasi kendala pembelajaran

bagi siswa yang akhirnya bermuara pada peningkatan mutu pendidikan.

2. Manfaat praktis

a. Bagi penulis

Penelitian yang dilakukan dapat menghasilkan suatu desain

pembelajaran yang kreatif untuk menghasilkan ide-ide, mencatat

pelajaran, atau merencanakan penelitian baru.

b. Bagi siswa

Meningkatkan minat siswa dalam mengikuti pembelajaran

IPA materi Kenampakan Permukaan Bumi. Melatih siswa agar

lebih aktif, kreatif, percaya diri dan mandiri dalam belajar

menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi sehingga dapat

meningkatkan sikap positif pada siswa untuk berpikir kritis,

inovatif, dan sistematis.

c. Bagi guru

Penerapan metode make a match dapat membantu guru

mengaitkan konsep mata pelajaran dan memotivasi siswa yang

diharapkan dapat memberikan wawasan pengetahuan dan

pengalaman tentang pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif

dan menyenangkan. Selain itu hasil penelitian ini dapat

(22)

8

untuk perencanaan dalam pelaksanaan pembelajaran yang sudah

pernah dilakukan.

d. Bagi sekolah

Memberi sumbangan dalam memperbaiki pembelajaran IPA.

Sebagai bahan pustaka sewaktu-waktu dapat dimanfaatkan untuk

meningkatkan hasil belajar, mengembangkan kualitas pendidikan

dan mutu pembelajaran IPA di MI khususnya siswa kelas III MI

Muhammadiyah Suruh.

F. Definisi Operasional

1. Hasil Belajar

Hasil belajar yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri

siswa, dan fokus pada aspek kognitif berupa nilai hasil dari belajar IPA.

2. Metode make a macth

make a match merupakan salah satu type cooperative learning.

Jadi, model coopertive learning type make a match adalah model

pembelajaran kooperatif dimana siswa berpartisipasi aktif dengan cara

(23)

9

3. Ilmu Pengetahuan Alam

IPA atau disebut Ilmu Pengetahuan Alam merupakan Ilmu

Pengetahuan yang mengkaji tentang gejala-gejala dalam alam semesta,

termasuk dimuka bumi ini, sehingga terbentuk konsep dan prinsip

(Maslikah dan Susapti, 2009 : 04).

4. Materi Kenampakan Permukaan Bumi

Permukaan bumi tidak rata. Hal ini karena permukaan bumi terdiri

dari dataran dan lautan. Wilayah perairan lebih luas di bandingkan wilayah

dataran. Sepertiga bagian dari bumi berupa dataran, sedangkan dua per

tiganya berupa air yang banyak terdapat di lautan.

Hamparan permukaan bumi merupakan suatu bentang alam yang

terdiri dari daratan dan perairan. Daratan terdiri dari dataran tinggi, dataran

rendah., pegunungan, gunung, bukit, sungai, danau,dan rawa. Jadi

permukaan bumi memiliki bentuk yang tidak rata.

5. Siwa MI

Siswa adalah pelajar, atau peserta didik yang ada di MI

Muhammadiyah Suruh Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Tahun

Pelajaran 2015/2016.

Jadi yang dimaksud dengan judul: peningkatan hasil belajar IPA

materi Kenampakan Permukaan Bumimelalui metode make a match pada

(24)

10

Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2015/2016 adalah pengetahuan,

kemampuan dan kemahiran intelektual dalam memecahkan masalah IPA

tentang materi Kenampakan Permukaan Bumi dengan metode make a

match siswa kelas III semester II di MI Muhammadiyah Suruh Kecamatan

Suruh Kabupaten Semarang.

G. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian PTK yakni

metode make a macth. Menurut Kunandar (2011:47) PTK adalah suatu

penelitian yang berbasis kepada kelas. Penelitian dapat dilakukan secara

mandiri, tetapi alangkah baiknya kalau dilaksanakan secara kolaboratif,

baik dengan teman sejawat, kepala sekolah, pengawas, dosen dan pihak

lain yang relevan dengan PTK. Hasil PTK dapat digunakan untuk

memperbaiki mutu proses belajar mengajar (PBM) sesuai dengan kondisi

dan karakteristik sekolah, siswa dan guru. Melalui PTK guru dapat

mengembangkan model-model mengajar yang bervariasi, pengelolaan

kelas yang dinamis dan kondusif, serta penggunaan media dan sumber

belajar yang tepat dan memadai. Dengan penerapan hasil-hasil PTK secara

berkesinambungan diharapkan PBM disekolah (kelas) tidak kering dan

(25)

11

2. Subjek penelitian

a. Siswa

Yang menjadi subjek dalam penelitian adalah siswa kelas III

semester II di MI Muhammadiyah Suruh Kecamatan Suruh Kabupaten

Semarang dengan jumlah siswa 20 yang terdiri dari 12 siswa laki-laki

dan 8 siswa perempuan.

b. Peneliti

Penelitian ini dilakukan oleh Mahasiswa Pendidikan Guru

Madrasah Ibtidaiyah (PGMI).

c. Tempat dan waktu penelitian

Lokasi yang dipilih peneliti untuk melakukan penelitian adalah di

MI Muhammadiyah Suruh Desa Suruh, Kecamatan Suruh, Kabupaten

Semarang.

d. Waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan oleh penulis selama 2 minggu, mulai dari

tanggal 1 sampai 13 februari 2015/2016.

3. Langkah-langkah penelitian/siklus penelitian

Sesuai dengan model penelitian yang dilakukan penulis yaitu

penelitian tindakan kelas (PTK) maka penelitian yang dilakukan melalui

beberapa siklus. Setiap siklus meliputi empat tahapan yaitu : Perencanaan,

(26)

12

Menurut (Arikunto, 2007:16) dalam melaksanakan penelitian

tindakan kelas dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 1.1

Bagan Siklus Penelitian Tindakan Kelas

Perencanaan

Refleksi Siklus I Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi Siklus II Pelaksanaan

Pengamatan

(27)

13

a. Perencanaan (Plainning)

Dalam perencanaan ini meliputi :

1) Mengumpulkan data yang diperlukan melalui tehnik observasi,

wawancara dan pencatatan arsip.

2) Observasi wali kelas yang akan diteliti, sehingga peneliti dapat

menemukan permasalahan yang dihadapi guru dikelas, setelah

mengetahui permasalahan yang timbul, maka peneliti dapat

merencanakan suatu tindakan yang akan dilakukan dalam

penelitian.

3) Merencanakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan

menggunakan metode make a macth.

4) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan

saat proses pembelajaran.

5) Mempersiapkan soal mengenai materi Kenampakan permukaan

bumi.

6) Pembuatan instrument tes tiap akhir siklus sebagai alat evaluasi

pelaksanaan pembelajaran.

b. Tindakan (Action)

Dalam pelaksanaan tindakan ini guru menyusun

tindakan-tindakan terhadap pelaksanaan kegiatan atau program yang menjadi

(28)

14

1) Pelaksanaan tindakan adalah implikasi dari apa yang telah

direncanakan dalam seperangkat Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran, yaitu berdasarkan metode make a match

sebagaimana digunakan peneliti meliputi pendahuluan, inti

(eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi) dan penutup.

2) Memberikan motivasi

3) Menyajikan materi pelajaran

4) Memberi penjelasan tahapan metode make a match

5) Memberikan bimbingan

6) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya

7) Memberikan penguatan dan kesimpulan

8) Melakukan pengamatan

c. Pengamatan (Observation)

Pada penelitian kali ini peneliti menggunakan Penelitian

Tindakan Kelas. Peneliti melakukan pengamatan perhatian siswa,

keaktifan, kreatifitas serta suasana siswa pada saat proses

pembelajaran. Pada tahap pengamatan ini merupakan tahapan

pengumpulan data yang berkaitan dengan perubahan yang terjadi

dalam proses kegiatan belajar mengajar. Pengamatan tersebut

digunakan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan yang telah

(29)

15

d. Refleksi (Reflection)

Tahap ini dilakukan penilaian atas pembelajaran di kelas, refleksi

merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah

dilakukan. Penilaian dilakukan melalui lembar observasi dan hasil

evaluasi apakah metode make a match yang digunakan oleh peneliti

menghasilkan perubahan yang signifikan. Data yang diperoleh dari

tindakan dikumpulkan selanjutnya dianalisis kemudian diadakan

refleksi terhadap hasil analisis yang diperoleh sehingga dapat diketahui

apakah terjadi peningkatan hasil belajar setelah diadakan tindakan.

Apabila dalam siklusi I belum mencapai indikator yang diharapkan,

maka perlu siklus II seterusnya sampai diperoleh kemajuan yang

signifikan.

4. Instrumen penelitian

Berdasarkan metode pengumpulan data diatas diperoleh instrumen

penelitian sebagai berikut :

a. Lembar Observasi

Langkah awal yang harus dilakukan peneliti adalah melakukan

observasi, dengan begitu peneliti akan mengetahui permasalahan yang

terdapat dilapangan. Lembar observsi yang diperlukan peneliti adalah

untuk mengetahui guru pada saat proses pembelajaran berlangsung

menggunakan metode make a match pada mata pelajaran IPA materi

(30)

16

b. Soal Tes

Soal tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah

mengikuti pembelajaran dengan metode make a match materi

Kenampakan Permukaan Bumi. Soal tes berisi pertanyaan tertulis yang

berhubungan dengan materi Kenampakan permukaan bumi.

c. Dokumentasi

Dokumentasi untuk mengetahui keadaan sekolah sebagai tempat

penelitian yang berisi tentang profil madrasah dan sarana

prasarananya. Instrumen ini juga berisi dokumen-dokumen nilai siswa

sebelum pelaksanaan tindakan dilakukan, silabus, RPP, dan lain

sebagainya yang dianggap penting.

5. Teknik Pengumpulan data

Dalam penelitian tindakan kelas ini teknik yang akan digunakan

dalam pengumpulan data adalah melalui :

a. Observasi

Observasi adalah proses pengambilan data dalam penelitian,

dimana peneliti atau pengamat melihat situasi penelitian (Kusumah dan

Dwitagama dalam bukunya mengenal penelitian tindakan kelas , (2010

: 66). Peneliti melakukan pengamatan di MI Muhammadiyah Suruh

dengan mengambil nilai dari buku laporan hasil belajar mengajar

(31)

17

b. Tes

Peneliti membuat lembar tes tertulis untuk mengetahui tingkat

pemahaman siswa terhadap materi yang telah diberikan guru kepada

siswa. Tes ini terdiri dari pilihan ganda dan esay.

c. Metode Dokumentasi

Dokumentasi peneliti gunakan untuk memperoleh data tentang

jumlah guru dan siswa, sarana dan prasarana, alat atau media yang

digunakan dan lain sebagainya yang dianggap perlu dan penting dalam

penelitian ini. Instrumen yang dapat peneliti kumpulkan dalam teknik

dokumentasi adalah silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP),

jumlah guru dan siswa, sarana prasarana, dan nilai siswa sebelum

menggunakan metode make a match pada mata pelajaran IPA.

6. Analisis data

Sesuai dengan rancangan penelitian yang digunakan oleh penulis,

maka analisis data yang dilakukan dengan menggunakan analisis dan

refleksi pada setiap tahapan siklusnya berdasarkan hasil observasi terhadap

penggunaan metode make a match dalam pembelajaran IPA materi

Kenampakan Permukaan Bumi kelas III semester II di MI Muhammadiyah

Suruh dan berdasarkan format pengamatan lainnya yang terekam dalam

(32)

18

untuk menentukan progam aksi pada siklus selanjutnya atau untuk

mendeteksi bahwa kajian tindakan kelas ini sudah tercapai tujuannya.

Dalam membuktikan hipotesis maka hasil penelitian akan

dilakukan analisis dengan rumusan sebagai berikut :

a. Penelitian rata-rata

Peneliti menjumlahkan nilai yang diperoleh oleh siswa, kemudian

membagi dengan jumlah siswa tersebut sehingga diperoleh nilai

rata-rata.

Penilaian rata-rata dapat menggunakan rumus sebagai berikut

𝑋= 𝑋

𝑁𝑋 100

Keterangan :

∑ X = jumlah nilai keseluruhan siswa

∑ N = jumlah siswa

X = nilai rata-rata

Aqib, dkk.(2010 : 40)

b. Penilaian untuk ketuntasan belajar

Dalam menghitung ketuntasan belajar, peneliti menggunakan

kriteria B sebagai batas ketuntasan minimum, kemudian menganalisis

dengan rumus berikut :

P = 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠 𝑏𝑒𝑙𝑎𝑗𝑎𝑟

(33)

19 H. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini dibagi menjadi tiga bagian utama,

yaitu bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir. Masing-masing bagian dapat

dirinci sebagai berikut :

Bagian awal berisi halaman sampul, lembar berlogo, halaman judul,

lembar persetujuan pembimbing, lembar pengesahan kelulusan, pernyataan

keaslian tulisan, moto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi,

daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran.

Bagian inti skripsi ini terdiri dari 5 (lima) bab, yaitu :

Bab I Pendahuluan, pada bab ini terdiri dari Latar Belakang Masalah,

Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Hipotesis Tindakan dan Indikator

Keberhasilan, Kegunaan Penelitian, Definisi Operasional, Metode Penelitian

dan Sistematika Penulisan.

Bab II Kajian Pustaka, pada bab ini berisi Hasil Belajar IPA, Materi

Kenampakan Permukaan Bumi, dan Metode Make A Macth.

Bab IV Deskripsi Pelaksanaan Penelitian, pada bab ini berisi

Deskripsi Pelaksanaan Pra Siklus, Deskripsi Pelaksanaan Siklus I, dan

Deskripsi Pelaksanaan Siklus II.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, pada bab ini berisi analisis

hasil pra siklus, Analisis Hasil Siklus I, dan Analisis Hasil Siklus II, dan

(34)

20

Bab V Penutup, pada bab ini berisi kesimpulan dan saran yang

selanjutnya akan bermanfaat bagi perkembangan teori maupun praktek

bidang yang di teliti.

Sedangkan pada bagian akhir terdiri dari : daftar pustaka, lampiran-lampiran,

(35)

21 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Hasil Belajar IPA

1. Pengertian Hasil Belajar

Menurut R. Gagne (1989) dalam buku Susanto. Teori belajar dan

pembelajaran di sekolah dasar (2013), belajar dapat didefinisikan sebagai

suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat

pengalaman. (Hamalik 2003:71) menjelaskan bahwa belajar adalah

memodifikasi atau memperteguh perilaku melalui pengalaman (learning is

defined as the modificator or strengthening of behaviour through

experiencing). Menurut pengertian ini belajar merupakan suatu proses, suatu

kegiatan, dan merupakan suatu hasil atau tujuan. Adapun menurut Burton

dalam Usman dan Setiawati (1993:4), belajar dapat diartikan sebagai

perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara

individu lain dan individu dengan lingkungannya sehingga mereka lebih

mampu berinteraksi dengan lingkungannya.

Istilah hasil belajar adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada diri

siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik

sebagai hasil dari kegiatan belajar. Pengertian tentang hasil belajar

sebagaimana diuraikan lagi oleh Nawawi dalam Susanto (2007:39) yang

menyatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan

(36)

22

skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran

tertentu. Menurut Susanto (2013:5), yang dimaksud dengan hasil belajar

siswa adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan

belajar mengajar.

Gambar 2.1

Bagan Pola Hubungan Proses Belajar Dengan Hasil Belajar (Dimyati, 2002: 19)

Bagan di atas menjelaskan bahwa tujuan pembelajaran dirumuskan

oleh guru berdasarkan pertimbangan – pertimbangan tertentu. Tujuan

pembelajaran tersebut juga merupakan sasaran belajar bagi siswa menurut

pandangan dan rumusan guru, siswa memiliki latar pengalaman dan

kemampuan awal dalam proses pembelajaran. Kegiatan belajar mengajar

merupakan tindak pembelajaran guru di kelas dengan menggunakan bahan

mengajar dari berbagai bidang studi di sekolah. Proses belajar merupakan hal

(37)

23

telah direncanakan oleh guru yang bertujuan untuk meningkatkan

kemampuan kognitif, afektif, psikomotorik. Perilaku siswa merupakan hasil

proses belajar, dan hasil belajar merupakan suatu puncak proses belajar.

Kemajuan hasil belajar siswa tidak saja diukur dari tingkat

penguasaan ilmu pengetahuan, tetapi juga sikap dan keterampilan. Dengan

demikian, penilaian hasil belajar siswa mencakup segala hal yang dipelajari

disekolah, baik itu menyangkut pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang

berkaitan dengan mata pelajaran yang diberikan kepada siswa. Secara

sederhana, yang dimaksud dengan hasil belajar adalah kemampuan yang

diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Karena belajar itu sendiri

merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh

suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. Anak yang berhasil

dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau

tujuan instruksional. Untuk mengetahui apakah hasil belajar yang dicapai

telah sesuai dengan tujuan yang dikehendaki dapat diketahui melalui evaluasi

(Susanto, 2013:5-6).

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

IPA materi Kenampakan Permukaan Bumi merupakan hasil belajar yang

berupa pengetahuan kemampuan dan kemahiran intelektual dalam

memecahkan masalah IPA tentang Kenampakan Permukaan Bumi yang

dibuktikan dengan prosentase pencapaian KKM (Kriteria Ketuntasan

(38)

24

mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) sedikitnya 80% dari jumlah

keseluruhan siswa di kelas.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

Wasliman dalam buku Susanto (2013:12), hasil belajar yang dicapai

oleh peserta didik merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang

mempengaruhi, baik faktor internal maupun eksternal. Secara terperinci,

uraian mengenai faktor internal dan eksternal, sebagai berikut :

a. Faktor internal

Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri

peserta didik, yang mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor

internal ini meliputi : kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi

belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan

kesehatan (Susanto, 2013:12). Sedangkan menurut, Djamarah

(2011:176-205) faktor dalam yang mempengaruhi hasil belajar yaitu :

Kondisi fisiologis, kondisi fisiologis ini diakui mempengaruhi

pengelolaan kelas pengajaran dengan pola klasikal yang perlu

memperhatikan tinggi rendahnya postur tubuh anak didik.

Selain itu, menurut Noehi, hal yang tidak kalah pentingnya adalah

kondisi panca indra, terutama mata sebagai alat untuk melihat dan

sebagai alat untuk mendengar. Selain kondisi fisiologis dipengaruhi

juga kondisi psikologis, kondisi psikologis sebagai faktor dari dalam

(39)

25

belajar seorang anak. Minat, bakat, motivasi, dan

kemampuan-kemampuan kognitif adalah faktor psikologis yang utama

mempengaruhi proses dan hasil belajar anak didik.

b. Faktor eksternal

Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri

peserta didik yang mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah

dan masyarakat. Sedangkan menurut, Djamarah (2011:176-205) faktor

luar yang mempengaruhi hasil belajar yaitu : faktor lingkungan,

lingkungan merupakan bagian dari kehidupan anak didik. Dalam

lingkunganlah anak didik hidup dan berinteraksi. Selama hidup anak

didik tidak bisa menghindarkan diri dari lingkungnan alami dan

lingkungan sosial budaya. Lingkungan alam adalah lingkungan tempat

tinggal anak didik, hidup dan berusaha didalamnya. Dalam lingkungan

sosial budaya, sebagai anggota masyarakat siswa tidak bisa melepaskan

diri dari ikatan sosial. Kecenderungan untuk hidup bersama dan saling

membutuhkan akan melahirkan interaksi sosial.

Selain faktor lingkungan faktor instrumental juga mempengaruhi

hasil belajar siswa, Setiap sekolah mempunyai tujuan yang akan

dicapai, tujuan tentu saja pada tingkat kelembagaan. Kurikulum dapat

dipakai oleh guru dalam merencanakan progam pengajaran. Progam

sekolah dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan kualitas belajar

(40)

26

sebaik-baiknya agar berdaya guna bagi kemajuan belajar anak didik di

sekolah.

3. Macam-macam hasil belajar

Menurut Susanto (2013:6-11) hasil belajar meliputi pemahaman

konsep (aspek kognitif), keterampilan proses (aspek psikomotorik), dan

sikap siswa (aspek afektif). Untuk lebih jelasnya dapat dijelaskan sebagai

berikut :

a. Pemahaman konsep

Pemahaman menurut Bloom dalam buku Susanto (2013:6)

diartikan sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari materi atau

bahan yang dipelajari. Pemahaman menurut Bloom ini adalah seberapa

besar siswa mampu menerima, menyerap, dan memahami pelajaran

yang diberikan oleh guru kepada siswa, atau sejauh mana siswa dapat

memahami serta mengerti apa yang ia baca, yang dilihat, yang dialami,

atau yang ia rasakan berupa hasil penelitian atau observasi langsung

yang ia lakukan.

Untuk mengukur hasil belajar siswa yang berupa pemahaman

konsep, guru dapat melakukan evaluasi produk. Evaluasi produk dapat

dilaksanakan dengan mengadakan berbagai macam tes, baik secara

lisan maupun tertulis. Dalam pembelajaran di SD umumnya tes

diselenggarakan dalam berbagai bentuk ulangan, baik ulangan harian,

(41)

27

b. Keterampilan Proses

Keterampilan proses menurut Usman dan Setiawan dalam buku

(Susanto,2013:9) mengemukakan bahwa keterampilan proses

merupakan keterampilan yang mengarah kepada pembangunan

kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai penggerak

kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu siswa.

c. Sikap

Menurut Sardiman dalam buku Susanto (2013:11), sikap

merupakan kecenderungan untuk melakukan sesuatu dengan cara,

metode, pola, dan teknik tertentu terhadap dunia sekitarnya baik berupa

individu-individu maupun objek-objek tertentu. Sikap merujuk pada

perbuatan, perilaku, atau tindakan seseorang. Dalam hubungannya

dengan hasil belajar siswa, sikap ini lebih diarahkan pada pengertian

pemahaman konsep.

Dari pemaparan di atas dapat dikatakan bahwa hasil belajar

adalah perubahan taraf kemampuan yang telah dicapai siswa setelah

mengikuti proses pembelajaran dalam waktu tertentu baik berupa

perubahan kognitif, afektif, dan psikomotorik kemudian akan diukur

dan dinilai yang kemudian diwujudkan dalam rangka atau pernyataan

serta merubah perilaku secara keseluruhan dalam interaksi antara

(42)

28

(Syah, 2003:88) menyatakan bahwa wujud hasil belajar dapat

dilihat adanya sembilan wujud perubahan, yaitu : kebiasaan,

ketrampilan, pengamatan, berpikir asosiatif dan daya ingat, berpikir

rasional dan kritis, sikap, inhibisi, apresiasi, dan tingkah laku efektif.

B. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

1. Pengertian IPA

Menurut Lord Bullock (dalam Garnida dan Budiman, 2002:6) IPA

merupakan suatu proses terbuka dan IPA dipandang sebagai studi yang

banyak berhubungan dengan manusia dan masyarakat, yaitu suatu studi

yang memerlukan imajinasi, perasaan, pengamatan dan juga analisis.

Salirawati dalam bukunya ilmu alamiah dasar (2008:21) mempertegas,

Ilmu Pengetahuan Alam merupakansuatu pengetahuan teoritis yang

diperoleh atau disusun dengan cara yang khas atau khusus, yaitu

melakukan eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, observasi, dan

demikian seterusnya kait mengait antara cara yang satu dengan cara yang

lain.

2. Tujuan IPA

Pembelajaran sains di sekolah dasar dikenal dengan pembelajaran

ilmu pengetahuan alam (IPA). Konsep Ilmu Pengetahuan Alam disekolah

dasar merupakan konsep yang masih terpadu, karena belum dipisahkan

(43)

29

(Susanto,2013:171). Adapun tujuan pembelajaran sains di sekolah dasar

dalam Badan Nasional Standar Pendidikan (BSNP, 2006), yang

dimaksudkan adalah:

a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa

berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan dalam

ciptaan-Nya.

b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep Ilmu

Pengetahuan Alam yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam

kehidupan sehari-hari.

c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang

adanya hubungan yang saling memengaruhi antara Ilmu Pengetahuan

Alam, lingkungan, teknologi dan masyarakat.

d. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,

memecahkan masalah, dan membuat keputusan.

e. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,

menjaga dan melestarikan lingkungan alam.

f. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala

keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

g. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan Ilmu

Pengetahuan Alam sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke

(44)

30

3. Ruang Lingkup IPA

Ruang lingkup bahan kajian Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD/MI

meliputi aspek-aspek berikut :

a. Makhluk hidup dan proses kehidupannya, yaitu manusia, hewan,

tumbuhan dan interaksinya.

b. Materi, sifat-sifat, dan kegunaannya meliputi : udara, air,tanah dan

batuan.

c. Listrik dan magnet, energi dan panas, gaya dan pesawat sederhana,

cahaya dan bunyi, tata surya, bumi dan benda-benda langit lainnya.

d. Sumber daya alam, kegunaan, pemeliharaan dan pelestariannya

(Garnida dan Budiman, 2002:254).

4. Materi Kenampakan Permukaan Bumi

Tuhan yang Mahakuasa telah menciptakan sumber daya alam yang

melimpah di seluruh wilayah Indonesia. Sebagai negara kepulauan, Indonesia

terdiri atas ribuan pulau. Pulau-pulau tersebut merupakan daratan. Adapun di

antara pulau-pulau terdapat lautan

(45)

31

Wilayah Indonesia terdiri atas pulau-pulau dan lautan. Selain Indonesia,

beberapa negara lain memiliki wilayah lautan dan daratan.

1. Kamu dapat melakukan pengamatannya di pantai dengan melihat kapal laut.

Misalnya, pada sebuah kapal nelayan. Perhatikanlah ketika kapal datang

dari tengah laut. Saat datang ke pantai, kamu akan melihat bagian atas

terlebih dahulu. Kemudian, lambat laun terlihat bagian- bagian yang ada di

bawahnya. Setelah semakin dekat, kamu dapat melihat seluruh bentuk

kapal di atas permukaan laut. Kamu pun dapat mengamatinya saat kapal

tersebut pergi menuju tengah lautan. Ketika kapal laut bergerak

menjauhi daratan, di ke- jauhan hanya bagian atas kapal yang terlihat.

Hal ini membuktikan bahwa pada saat kapal di tempat yang jauh,

permukaan bumi lebih rendah dibandingkan tempatmu melihatnya.

Dengan kata lain, tempat melihatmu dan kapal tersebut kedudukannya

melengkung. Mengapa lengkungan ini tidak dapat dirasakan saat kamu

mengadakan suatu perjalanan jauh di bumi?

2. Semakin besar lengkungan lingkaran, permukaannya semakin mendatar.

Hal ini disebabkan lingkaran merupakan kesatuan titik. Pada lingkaran

yang besar, jarak antartitik tersebut hampir lurus. Semakin kecil lengkung

lingkaran, permukaannya terlihat semakin me- lengkung. Begitu pula dengan

permukaan bumi. Dapatkah kamu membayangkan betapa besarnya lengkung

lingkaran bumi ini? Sebagaimana diketahui, jari-jari lingkaran bumi lebih

(46)

32

a)

Daratan

Daratan adalah bagian dari permukaan bumi yang tidak digenangi

air. Wilayah yang termasuk daratan meliputi pegunungan, perbukitan, dataran,

dan lembah.

Bumi banyak mengandung air. Permukaan daratan pun ada yang

tergenang air dan ada yang kering. Bagian daratan yang kering adalah

padang pasir, dataran rendah, dataran tinggi, dan pegunungan. Bagian

daratan yang tergenang air, misalnya rawa, danau, dan sungai.

Gambar 2.3 Bagian-bagian Daratan

1. Gunung

Gunung adalah bagian tanah yang paling tinggi, bentuknya

menyerupai kerucut. Gunung terdiri atas puncak yang dibatasi oleh lereng.

Lereng adalah sisi yang landai atau miring. Gunung- gunung terbentuk

(47)

33

2. Pegunungan

Pegunungan adalah rangkaian gunung yang bersambung. Daerah

yang tinggi tidak selalu berupa pegunungan. Daerah yang lebih rendah

daripada gunung disebut bukit. Daerah yang banyak bukitnya disebut

perbukitan.

3. Dataran

Dataran ialah daratan yang perbedaan keting- gian antara satu daerah

dan daerah lainnya hampir tidak ada. Dataran ada dua, yaitu dataran tinggi

dan dataran rendah.

Dataran tinggi adalah dataran yang terdapat di daerah pegunungan.

Ketinggiannya dari 500 meter sampai 1.500 meter di atas permukaan laut.

Misalnya, daerah Dieng, Bukit tinggi, dan kota Bandung.

Dataran rendah adalah dataran yang terdapat di daerah pantai.

Ketinggiannya dari0 sampai 500 meter di atas permukaan laut. Misalnya,

dataran rendah pantai utara Jawa dan dataran rendah pantai timur Sumatra.

Lembah, Jurang, dan Ngarai Lembah adalah daratan yang

rendah di antara bukit-bukit. Lembah, biasanya, dialiri sungai.

Contohnya, lembah Karmel di Jawa Barat dan

lembah Kuyawagi di Papua. Lembah yang dalam, sempit, dan

memiliki dinding yang curam disebut jurang. Adapun ngarai adalah

lembah yang dalam dan luas di antara dua dindingnya. Contohnya, ngarai

(48)

34

b)

Lautan

Permukaan bumi banyak mengandung air. Sekitar 2/3 permukaan

bumi merupakan lautan. Permukaan dasar laut pun tidak rata. Di dasar laut

terdapat bukit laut dan gunung laut. Jurang yang sangat dalam di dalam laut

disebut palung laut.

Gambar 2.4 Kenampakan Dasar Laut

Wilayah lautan terdiri atas

1. Laut, merupakan cekungan dalam yang berisi air.

2. Teluk, merupakan lautan yang menjorok masuk ke daratan.

3. Selat, merupakan lautan sempit di antara pulau-pulau.

(49)

35

Sejak zaman dahulu, orang-orang bepergian melintasi lautan.

Kemudian, perjalanannya mereka gambarkan. Gambaran itu dipakai sebagai

dasar pembuatan peta bumi. Sekarang, hal itu cukup dilakukan dengan satelit.

Globe memberikan gambaran tentang posisi suatu negara terhadap

negara lainnya.

Gambar 2.5 Globe

Pernahkah kamu melihat benda pada Gambar 2.4? Benda tersebut

dinamakan globe. Globe adalah peta dunia yang digambarkan pada benda

bulat seperti bola. Bentuk permukaan bumi dapat digambarkan pada

sebuah globe dan peta. Peta adalah gambar dua dimensi suatu tempat di

permukaan bumi. Peta harus memiliki simbol, arah mata angin, skala, dan

(50)

36 C. Metode Make a Macth

1. Pengertian Make a Macth

Menurut Rusman (2011: 202) Cooperative Learning merupakan

bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam

kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari

dua sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat

heterogen.

make a match (membuat pasangan) merupakan salah satu tipe

pembelajaran kooperatif. Jadi, model Cooperative learning type make a

match (membuat pasangan) adalah model pembelajaran kooperatif dengan

cara mencari pasangan soal/jawaban yang tepat, siswa yang sudah

menemukan pasangannya sebelum batas waktu akan mendapat poin

(Rusman , 2011: 223). Pasangan-pasangannya yang sudah terbentuk wajib

menunjukan pertanyaan-jawaban dan dibacakan di depan kelas. Model

pembelajaran tipe make a match ini dikembangkan oleh Lorna Curran

(1994).

2. Langkah-langkah Cooperative learning type make a match

a. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau

topik yang cocok untuk sesi review, sebaiknya satu bagian kartu berisi

soal dan bagian lainnya berisi jawaban.

b. Setiap siswa mendapat satu buah kartu dan memikirkan jawaban atau

(51)

37

c. Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok

dengan kartunya.

d. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu

diberi poin.

e. Setelah satu babak, kartu dicocokan lagi agar setiap siswa

mendapatkan kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian

seterusnya.

f. Kesimpulan.

3. Kelebihan Cooperative learning type make a match

Kelebihan dari Cooperativee learning type make a match adalah :

a. Mampu menciptakan suasana belajar aktif dan menyenangkan .

b. Materi pembelajaran yang disampaikan kepada siswa lebih menarik

perhatian.

c. Mampu meningkatkan hasil belajar siswa mencapai taraf ketuntasan

belajar secara klasikal.

(52)

38

4. Kekurangan Cooperative learning type make a match

Sedangkan kekurangan model Cooperative laerning type make a

match adalah :

a. Diperlukan bimbingan dari guru untuk melakukan kegiatan.

b. Waktu yang tersedia perlu dibatasi jangan sampai siswa

bermain-main dalam pembelajaran.

c. Guru perlu persiapan alat dan bahan yang memadahi.

d. Pada kelas yang gemuk (lebih dari 30 siswa/kelas) jika kurang

bijaksana maka yang muncul adalah suasana seperti pasar dengan

keramaian yang tidak terkendali. Tentu saja kondisi ini akan

mengganu ketenangan belajar di kelas kiri kanannya. Apalagi jika

(53)

39 BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Deskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus)

Kondidsi awal merupakan tindakan awal pembelajaran dilakukan

tindakan penelitian. Hasil belajar atau tes prasiklus dilakukan dengan tujuan

untuk mengetahui keadaan awal hasil belajar siswa kelas III pada pelajaran

IPA di MI Muhammadiyah Suruh Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang.

Hasil prasilkus diperoleh melalui tes tertulis berupa hasil belajar atau nilai

sebelum diadakan penelitian pada pelajaran IPA.

Berdasrkan hasil tes awal didapat bahwa rata-rata hasil belajar siswa

pada mata pelajaran IPA masih di bawah kriteria ketuntasan minimal yang

telah ditetapkan yaitu 6,00. Sedangkan nilai rata-rata yang di peroleh hanya

5,08 dengan presentase klasikal siswa yang belum tuntas adalah sebesar 65%

dan siswa yang tuntas 35%. Hal ini dikarenakan adanya pengaruh baik oleh

guru maupun siswa itu sendiri. Faktor dari guru berupa terlalu monoton pada

penerapan pendekatan didalam pembelajaran sehingga siswa merasa bosan

dan kurang tertarik dengan materi pembelajaran yang diajarkan, sehingga

hasil pembelajaran kurang maksimal atau kurang memuaskan. Hasil belajar

(54)

40 Tabel : 3.1

Perolehan Rata-rata Nilai Pra Siklus

No Absen Nilai KKM Ketuntasan

B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus 1

Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan semester II, pada tanggal

03 Februari 2016. Pelaksanaan tindakan ini sesuai dengan program semester

mata pelajaran IPA kelas III Semester II. Standar kompetensi memahami

kenampakan permukaan bumi, cuaca, dan pengaruhnya bagi manusia, serta

hubungannya dengan cara manusia memelihara dan melestarikan alam.

Dengan kompetensi dasar Mendiskripsikan kenampakan permukaan bumi di

(55)

41

Pelaksanan tindakan siklus I ini di lakukan dalam 4 tahapan, yaitu

perencanaan (planning), tindakan (acting), observasi (observing) dan refleksi

(reflecting) :

1. Perencanaan

Dalam tahap perencanaan tindakan kegiatan yang dilakukan oleh

peneliti adalah sebagai berikut :

a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang memuat

serangkaian kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode

Make a Match. Adapun mata pelajaran yang dibahas adalah IPA

tentang materi kenampakan permukaan bumi pada sub tema Daratan.

Menyiapkan alat yang dipakai untuk pelaksanaan pembelajaran

menggunakan metode make a match yang berhubungan dengan

kenampakan permukaan bumi.

b. Menyiapkan materi kenampakan permukaan bumi daratan sebagai

bahan ajar

c. Menyiapkan lembar pengamatan untuk melihat kondisi belajar

mengajar yang dilakukan peneliti dengan menggunakan metode make

a match.

d. Mengajar dengan metode make a acth untuk melaksanakan proses

pembelajaran.

e. Menyusun soal evaluasi yang akan digunakan untuk mengukur hasil

(56)

42

2. Pelaksanaan

a. Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran

yang dibuat sebelumnya.

b. Guru memulai pembelajaran dengan salam, do‟a dan sapaan kepada

peserta didik.

c. Guru menanyakan kabar dan mengabsen daftar hadir siswa.

d. Guru memberikan motivasi sebelum masuk ke dalam materi

pembelajaran

e. Guru mengajukan pertanyaan yang mengaitkan materi pembelajaran

f. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

g. Guru menjelaskan materi pembelajaran tentang materi kenampakan

permukaan bumi daratan.

h. Guru membimbing siswa membentuk kelompok masing-masing terdiri

dari 4 orang

i. Guru membagikan perangkat metode make a match.

j. Guru membacakan peraturan bermain make a match.

k. Siswa belajar melalui metode make a match dengan bimbingan

pendidik.

l. 30 menit sebelum pembelajaran berakhir, siswa mengerjakan soal

evaluasi yang telah dibagikan guru

m. Setelah siswa mengerjakan evaluasi, pendidik membahas apa yang

(57)

43

3. Observasi

Selama pelaksanaan pembelajaran, secara langsung dilakukan

observasi untuk mengetahui pengaruh kegiatan pembelajaran dengan

menggunakan metode make a match dalam meningkatkan hasil belajar

peserta didik. Data hasil belajar dan pengamatan siswa pada pelaksanaan

tindakan siklus pertama dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel : 3.2

Hasil Belajar Siswa Siklus I

No Absen

Nilai siklus I

Keterangan

Tuntas Belum tuntas

(58)

44

4. Refleksi

Kegiatan ini bertujuan untuk menilai seluruh kegiatan

pembelajaran dengan metode make a match. Hasil belajar siklus I

menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam proses pembelajaran

meningkat. Siswa terlihat antusias dalam melaksanakan proses

pembelajaran dengan metode make a match. Guru berperan sebagai

fasilitator, pembimbing dan motivator, pusat pembelajaran berada pada

siswa. Metode make a match ini membuat siswa aktif karena permainan

terpusat pada individu siswa. Siswa-siswa terlihat aktif dalam melakukan

pembelajaran make a match dengan kartu yang dibagikan guru.

Selama pengamatan berlangsung masih ditemukan

masalah-masalah, yaitu :

a. Pengelolaan waktu yang kurang optimal saat belajar menggunakan

make a match berlangsung.

b. Saat bertukar jawaban dan soal kelas menjadi ramai dan kurang

terkontrol.

c. Beberapa siswa belum paham dan merasa kebingungan tentang aturan

make a match.

d. Nilai hasil evaluasi siswa pada siklus I belum mencapai standar KKM

yang ditentukan yaitu ≥ 85% siswa mendapat nilai 6,00. Sehingga

(59)

45

Dengan adanya masalah-masalah tersebut, maka peneliti akan

melakukan tindakan pada siklus II untuk memperbaiki hasil belajar pada

siklus I.

C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II

Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan semester II, pada tanggal

08 Februari 2016. Pelaksanaan tindakan ini sesuai dengan program semester

mata pelajaran IPA kelas III Semester II. Standar kompetensi memahami

kenampakan permukaan bumi, cuaca, dan pengaruhnya bagi manusia, serta

hubungannya dengan cara manusia memelihara dan melestarikan alam.

Dengan kompetensi dasar mendiskripsikan kenampakan permukaan bumi di

lingkungan sekitar.

Pelaksanan tindakan siklus II ini di lakukan dalam 4 tahapan, yaitu

perencanaan (planning), tindakan (acting), observasi (observing) dan refleksi

(reflecting) :

1. Perencanaan

Dalam tahap perencanaan tindakan kegiatan yang dilakukan oleh

peneliti adalah sebagai berikut :

a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang memuat

serangkaian kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode

make a match. Adapun mata pelajaran yang dibahas adalah IPA

tentang materi kenampakan permukaan bumi pada sub tema lautan.

(60)

46

menggunakan metode make a match yang berhubungan dengan

kenampakan permukaan bumi lautan.

b. Menyiapkan materi kenampakan permukaan bumi Lautan sebagai

bahan ajar

c. Menyiapkan lembar pengamatan untuk melihat kondisi belajar

mengajar yang dilakukan peneliti dengan menggunakan metode make

a match.

a. Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran

yang dibuat sebelumnya.

b. Guru memulai pembelajaran dengan salam, do‟a dan sapaan kepada

peserta didik.

c. Guru menanyakan kabar dan mengabsen daftar hadir siswa.

d. Guru memberikan motivasi sebelum masuk ke dalam materi

pembelajaran

e. Guru mengajukan pertanyaan yang mengaitkan materi pembelajaran

(61)

47

g. Guru menjelaskan materi pembelajaran tentang materi kenampakan

permukaan bumi lautan.

h. Guru membimbing siswa membentuk kelompok masing-masing terdiri

dari 4 orang

i. Guru membagikan perangkat metode make a match.

j. Guru membacakan peraturan bermain make a match.

k. Siswa belajar melalui metode make a match dengan bimbingan

pendidik.

l. 30 menit sebelum pembelajaran berakhir, siswa mengerjakan soal

evaluasi yang telah dibagikan guru

m. Setelah siswa mengerjakan evaluasi, pendidik membahas apa yang

telah dipelajari dalam metode make a match.

3. Observasi

Selama pelaksanaan pembelajaran, secara langsung dilakukan

observasi untuk mengetahui pengaruh kegiatan pembelajaran dengan

menggunakan metode make a match dalam meningkatkan hasil belajar

peserta didik. Data hasil belajar dan pengamatan siswa pada pelaksanaan

(62)

48 Tabel : 3.3

Hasil Belajar Siswa Siklus II

No Absen

Nilai siklus II

Keterangan

Tuntas Belum tuntas

1 66

Hasil belajar siklus II menunjukkan bahwa aktifitas siswa dalam

proses pembelajaran meningkat. Siswa terlihat sangat antusias dalam

melaksanakan proses pembelajaran dengan metode make a match hingga

waktu pembelajaran selesai. Siswa mulai mandiri melakukan proses

pembelajaran. Guru berperan sebagai fasilitator, pembimbing, dan

motivator, pusat pembelajaran berada pada siswa. Metode make a match ini

membuat semua siswa aktif karena dalam pola pembalajaran terpusat pada

(63)

49

belajar dengan make a match semakin menurun. Namun hal itu masih bisa

diatasi dengan bimbingan guru.

Berdasarkan unjuk kerja dan perolehan nilai dapat diketahui bahwa

nilai yang didapatkan lebih baik dari pada saat siklus I. Pembelajaran pada

siklus II ini telah mencapai hal yang diharapkan, yakni keterlibatan aktif

seluruh siswa. Selain itu, nilai yang diperoleh siswa telah mencapai standar

minimal KKM, hal ini menunjukkan bahwa tindakan yang dilakukan telah

mencapai hasil yang maksimal. Selain itu, nilai yang diperoleh siswa telah

mencapai standar minimal KKM dan siswa telah mencapai kriteria

ketuntasan klasikal ≥ 85% dari jumlah seluruh siswa. Untuk itu tidak perlu

(64)

50 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Belajar Tiap Siklus

Pada penelitian ini, peneliti melaksanakan penelitian tindakan kelas

(PTK) dengan menggunakan metode make a match. Acuan penilaian pada

penelitian kali ini, peneliti menggunakan Kriteria Ketuntasan Klasikal ≥ 85%

dari jumlah seluruh siswa dengan berpatokan pada nilai Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM) mata pelajaran IPA yaitu 6,00.

Berdasarkan data nilai rata-rata nilai hasil belajar siswa sebelum

menggunakan metode make a match mata pelajaran IPA materi kenampakan

permukaan bumi yang diperoleh kelas III MI Muhammadiyah Suruh

Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang, menunjukkan bahwa KKM untuk

mata pelajaran IPA adalah 6,00. Peneliti menggunakan evaluasi formatif

dalam penelitian tindakan kelas ini, yaitu berupa multiplechoice dan essay.

Peneliti melakukan observasi dan wawancara dengan guru wali kelas III

untuk mengetahui kondisi awal peserta didik yang akan dijadikan objek

penelitian. Peneliti meminta rekapan nilai siswa untuk mengetahui tingkat

pemahaman siswa sebelum dilakukan tindakan menggunakan metode make a

match, kemudian melakukan post test setiap berakhirnya siklus.

Hasil Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan peneliti

menunjukkan bahwa hasil belajar siswa meningkat dari sebelum dilaksanakan

tindakan. Hasil belajar siswa tersebut meliputi hasil perolehan nilai pada post

(65)

51

siswa. Hal ini diperoleh setelah pelaksanaan tindakan menggunakan metode

make a match.

Hasil penelitian yang dilakukan sebelum PTK, siklus I, dan siklus II

adalah sebagai berikut :

1. Hasil sebelum PTK

Di bawah ini adalah hasil nilai ulangan harian mata pelajaran IPA

sebelum menggunakan metode make a match, nilai tes evaluasi siklus I,

dan nilai tes evaluasi siklus II. Adapun hasil nilai rata-rata belajar siswa

sebelum menggunakan metode make a match dapat dilihat dalam tabel

berikut:

Tabel : 4.1

Hasil Nilai Rata-Rata Pra Siklus

(66)

52

19 3,92 6,00 Tidak Tuntas

20 1,60 6,00 Tidak Tuntas

Rata-rata 5,08

Nilai rata-rata siswa menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kurang

memuaskan, sebanyak 13 siswa belum mencapai batas KKM. Batas KKM di

MI Muhammadiyah Suruh untuk mata pelajaran IPA adalah 6,00. Siswa yang

telah mencapai KKM sebanyak 35% (7 siswa) dan 65% (13 siswa) belum

mencapai KKM. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa guru jarang

menggunakan media pembelajaran lain. Hal ini menjadi salah satu faktor

kurangnya motivasi dan keaktifan siswa. Maka dari itu perlu didesain metode

yang bisa meningkatkan motivasi dan keaktifan siswa, sehingga hasil belajar

siswa meningkat. Dalam hal ini peneliti mencoba melakukan tindakan dalam

siklus I menggunakan metode make a match.

2. Siklus I

Pada siklus I pengumpulan data hasil belajar siswa menggunakan

post-test dan lembar observasi. Dari instrument tersebut diperoleh data

tentang nilai hasil belajar siswa dalam pembelajaran.

a. Data Hasil Pengamatan Siswa

1) Nilai Hasil Belajar Siswa

Hasil tes evaluasi pada siklus I mengalami peningkatan

yang signifikan apabila dibandingkan dengan nilai pra siklus. Pada

siklus I terdapat 15 siswa yang tuntas dan 5 siswa yang tidak

Gambar

Bagan Siklus Penelitian Tindakan KelasGambar 1.1
Gambar  2.1  Bagan Pola Hubungan Proses Belajar Dengan Hasil Belajar      (Dimyati, 2002: 19)
Gambar 2.2 Peta Indonesia
Gambar 2.3 Bagian-bagian Daratan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Mengingat pentingnya acara tersebut, kami harapkan Bapak dapat hadir tepat pada waktunya serta. membawa dokumen seperti tersebut pada lampiran

Penelitian ini menggunakan kerangka teori estetika menitik beratkan pada bentuk yang bermakna estetis, teori fungsionalisme dan teori perubahan dalam menganalisis

Pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu memberikan pengarahan, bimbingan serta dorongan dalam penyusunan skripsi

menggunakan regresi panel data ini karena observasi yang digunakan pada.. penelitian ini terdiri atas beberapa perusahaan ( cross section ) dan

Tujuan dari penelitian ini diantaranya adalah untuk menentukan nilai intesitas hujan dari tinggi curah hujan pada jalan, melakukan pengujian perbandingan nilai

Hasyim Asy’ari tentang kode etik guru memiliki relevansi yang cukup kuat dengan konteks pendidikan masa sekarang, khususnya jika dikaitkan dengan profil guru ideal

[r]

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh profil pemecahan masalah matematika siswa SMP kelas VIII ditinjau dari Spiritual Quotient (SQ) tinggi yang