1
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA
MATERI KENAMPAKAN PERMUKAAN BUMI
MELALUI METODE
MAKE A MATCH
PADA SISWA KELAS III MI MUHAMMADIYAH SURUH
KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG
TAHUN AJARAN 2015/2016
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Disusun Oleh : MUHAMMAD RIFA’I
11511010
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
i
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA
MATERI KENAMPAKAN PERMUKAAN BUMI
MELALUI METODE
MAKE A MATCH
PADA SISWA KELAS III MI MUHAMMADIYAH SURUH
KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG
TAHUN AJARAN 2015/2016
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Disusun Oleh : MUHAMMAD RIFA’I
11511010
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
iii
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA
MATERI KENAMPAKAN PERMUKAAN BUMI
MELALUI METODE
MAKE A MATCH
PADA SISWA KELAS III MI MUHAMMADIYAH SURUH
KECAMATAN SURUH KABUPATEN SEMARANG
TAHUN AJARAN 2015/2016
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Disusun Oleh : MUHAMMAD RIFA’I
11511010
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
vii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
ىفِ ىفِ نْ فِ مَ ىف ىمَ هُ مَ ىفِ نْ فِ نْا ىفِ مَ مَ ىففِ ىمَ ىمَ مَ ى نْ مَ
„‟Barang siapa keluar untuk mencari ilmu maka dia berada di jalan Allah „‟ (HR.Turmudzi)
PERSEMBAHAN
Karya ini penulis persembahkan untuk :
1. Bapak Slamet Wahyudi dan Ibu Siti Marfu‟ah yang telah membesarkan
dan mendidikku dengan penuh kasih sayang dan pengorbanan baik secara
lahir maupun batin dengan iringan do‟a restu sehingga penulis bisa seperti
sekarang.
2. Untuk adik, Kakak dan Keluarga besar yang telah memberi semangat,
motivasi serta dukungan yang tak pernah usai kepadaku.
3. Bapak Dr. Winarno, S.Si.,M.Pd, yang telah membimbingku dalam
menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak Dr. Muh Saerozi, M. Ag, yang telah membimbingku dan memberi
motivasi dari awal semester sampai sekarang.
5. Sahabat-sahabatku, Mamah Haikal, Plengeh, Sotib, Kak Dirjo, dan
teman-teman CyCgu MI 2011 yang telah Memberi warna dalam hari-hari
indahku.
6. Bapak dan Ibu Dosen yang telah mendidik dan membimbingku dalam
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya, sehingga akhirnya penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita,
Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa risalah islam yang penuh dengan
pengetahuan. Skripsi ini tidak akan terlaksana tanpa adanya bantuan dari berbagai
pihak, dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis sampaikan
terima kasih dan penghargaan kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd, selaku Rektor IAIN Salatiga
2. Bapak Suwardi, S.Pd., M.Pd Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan IAIN Salatiga.
3. Ibu Peni Susapti, M.Si, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah IAIN Salatiga
4. Bapak Dr. Winarno. S,Si., M.Pd, selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan saran, arahan, dan bimbingan serta keikhlasan dan kebijaksanaan
meluangkan waktu, tenaga dan pikiran, untuk memberikan bimbingan dalam
penulisan skripsi ini.
5. Bapak Dr. Muh. Saerozi, M. Ag, selaku dosen pembimbing akademik yang
telah memberikan nasihat-nasihat serta motivasi setiap bimbingan akademik.
6. Segenap Bapak dan Ibu dosen yang telah memberikan ilmu dan wawasan
x ABSTRAK
Rifa‟i, Muhammad.2016. Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Kenampakan
Permukaan Bumi Melalui Metode Make a Match Pada Siswa Kelas III di MI Muhammadiyah Suruh Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2015/2016, Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dr. Winarno, S.Si., M.Pd
Kata Kunci: Hasil Belajar dan Metode Make a Match
Hasil belajar merupakan hasil usaha peserta didik yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana penguasaan anak terhadap materi yang diberikan untuk mengetahui tingkat kecerdasan seseorang. Hasil belajar yang baik merupakan sesuatu yang sangat diharapkan oleh peserta didik, termasuk juga siswa kelas III di MI Muhammadiyah Suruh. Siswa kelas III di MI Muhammadiyah Suruh masih banyak yang mendapatkan prestasi yang bisa dibilang jauh dari memuaskan, Mereka tidak dapat mengikuti pembelajaran dengan baik karena metode yang digunakan Guru kelas III adalah metode konvensional saja yaitu dengan metode ceramah dan pemberian tugas saja. Untuk itu guru harus dapat membenahi pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran yang lain yaitu dengan memilih metode yang tepat dengan materi yang akan di sampaikan yaitu metode
Make a Match. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :Apakah
metode Make a Match dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi
Kenampakan Kermukaan Bumi pada siswa kelas III di MI Muhammadiyah Suruh Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2015/2016.
Penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan kelas sebanyak dua siklus. Setiap siklus dilakukan dengan empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Subyek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas III MI Muhammadiyah Suruh Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2015/2016 dengan jumlah siswa 20 terdiri atas 12 siswa laki-laki dan 8 siswi perempuan. Data yang didapat berupa hasil belajar IPA materi Kenampakan Permukaan Bumi yang didapat dari test dan hasil pengamatan
xi DAFTAR ISI
SAMPUL JUDUL ... i
LEMBAR LOGO ... ii
JUDUL ... iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv
PENGESAHAN KELULUSAN ... v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vii
KATA PENGANTAR ...
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ... 5
E. Kegunaan Penelitian ... 6
1. Manfaat Teoritis ... 6
2. Manfaat Praktis ... 7
F. Definisi Operasional ... 8
xii
1. Jenis Penelitian ... 10
2. Subyek Penelitian ... 11
3. Langkah-langkah Penelitian ... 11
4. Instrument Penelitian ... 15
5. Teknik Pengumpulan Data ... 16
6. Analisis Data ... 17
H. Sistematika Penulisan ... 19
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Belajar IPA ... 21
1. Pengertian Hasil Belajar ... 21
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 24
a. Faktor Internal... 24
b. Faktor Eksternal ... 25
3. Macam-macam Hasil Belajar ... 26
a. Pemahaman Konsep ... 26
4. Materi Kenampakan Permukaan Bumi ... 30
a. Daratan ... 32
b. Lautan ... 34
C. Metode Make a Match ... 36
xiii
2. Langkah-langkah Cooperatif learning type make a match ... 36
3. Kelebihan Cooperatif learning type make a match ... 37
4. Kekurangan Cooperatif learning type make a match ... 38
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Deskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus) ... 39
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ... 41
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ... 45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Belajar Tiap Siklus ... 50
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sekolah sebagai tempat proses belajar mempunyai kedudukan yang
sangat penting dalam dunia pendidikan. Oleh karena itu pendidikan di
sekolah memegang peranan penting dalam rangka mewujudkan tercapainya
pendidikan nasional secara optimal seperti yang diharapkan. Proses belajar
mengajar guru menjadi pemeran utama dalam menciptakan situasi interaktif
yang edukatif, yakni interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa
dan sumber pembelajaran dalam menunjang tercapainya tujuan belajar.
Ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan
diberbagai aspek kehidupan manusia, termasuk dunia pendidikan. Pendidikan
merupakan sesuatu yang penting dalam kehidupan manusia. Sebagaimana
dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS dikemukakan bahwa :
“pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Sangat
jelas bahwa pendidikan memiliki tujuan untuk menciptakan dan
mengembangkan manusia seutuhnya. Karena dalam Al-Qur‟an Allah
berfirman bahwa Allah akan mengangkat derajat manusia yang menuntut
2
maupun orang yang berilmu memiliki kedudukan yang tinggi dalam
pandangan Allah.
Sebagaimana berfirman Allah SWT:
ٍﺖَﺟَﺭَﺩ َﻢْﻠِﻌْﻟﺍ ﺍْﻮُﺗْﻭُﺍَﻦْﻳِﺬَّﻟﺍ َﻭ ْﻢُﻜْﻨِﻣ ﺍْﻮُﻨَﻣَﺍ َﻦْﻳِﺬَّﻟﺍ ُﻪﻠﻟﺍ ِﻊَﻓْﺮَﻳ
ؤ
ﺮْﻴِﺒَﺧ َﻥْﻮُﻠَﻤْﻌَﺗ ﺎَﻤِﺑ ُﻪﻠﻟﺍ
Artinya : Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan
orang-orang yang baerilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah
Maha Mengetahui apa yaang kamu kerjakan.
(Q.S. Mujadillah/58:11)
Orang-orang yang menuntut ilmu dalam hidupnya akan selalu
dirahmati oleh Allah SWT, dan akan mendapat atau diberi pahala, yaitu
apabila ia mengajarkan apa yang ia punya untuk di berikan kepada anak
didiknya, agar anak-anak tahu mana yang benar untuk dikerjakan dan mana
yang salah untuk ditinggalkan. Pentingnya ilmu pendidikan memberikan
kesempatan kepada lembaga-lembaga pendidikan yang ada untuk menjadi
tempat menimba ilmu. Salah satunya adalah Madrasah Ibtidaiyah yang
mempunyai peran penting dalam membentuk karakter seorang anak, supaya
menjadi pribadi yang cerdas dan berakhlak karimah.
Pendidikan sekolah dasar terdapat beberapa mata pelajaran yang harus
dikuasai siswa. Salah satunya adalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). IPA
merupakan konsep pembelajaran alam dan mempunyai hubungan yang sangat
luas terkait dengan kehidupan manusia. Proses pembelajaran IPA
memberikan pengalaman langsung kepada siswa untuk memahami alam
3
adalah agar siswa dapat mempelajari diri sendiri dan alam sekitar serta dapat
mengembangkan pengetahuan dan pamahaman konsep-konsep IPA yang
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagian siswa menganggap mata pelajaran IPA sebagai mata
pelajaran yang sulit dipahami sehingga siswa cenderung merasa bosan, jenuh
dan malas untuk belajar, siswa kurang termotivasi karena menganggap mata
pelajaran IPA merupakan mata pelajaran yang membutuhkan pemahaman
konsep yang luas. Sehingga aktivitas siswa yang rendah dapat mempengaruhi
hasil belajar siswa.
Melihat faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya nilai hasil
belajar siswa dan penggunaan metode pembelajaran yang masih cenderung
kurang menarik, kemudian peneliti berinisiatif untuk menggunakan metode
pembelajaran yang menarik yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Metode pembelajaran yang dapat menempatkan siswa sebagai pusat
pembelajaran.
Nilai rata-rata siswa menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kurang
memuaskan, sebanyak 13 siswa belum mencapai batas KKM. Batas KKM di
MI Muhammadiyah Suruh Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang untuk
mata pelajaran IPA adalah 6,00. Siswa yang telah mencapai KKM sebanyak
35% (7 siswa) dan 65% (13 siswa) belum mencapai KKM khususnya pada
materi Kenampakan permukaan bumi pada kelas III MI Muhammadiyah
Suruh Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang. Maka dalam kelas ini dapat
4
Menurut Rusman (2011:202) pembelajaran kooperatif (Cooperative
learning) merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajardan
bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya
terdiri dari dua sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat
heterogen, disini penulis akan menerapkan model Cooperative learning type
make a match (membuat pasangan), ini diharapkan mampu membuat siswa
lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran dan mampu meningkatkan hasil
pembelajaran di MI Muhammadiyah Suruh Kecamatan Suruh Kabupaten
Semarang.
Berdasarkan latar belakang di atas penulis mengambil judul
“PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI KENEMPAKAN
PERMUKAAN BUMI MELALUI METODE MAKE A MATCH PADA
SISWA KELAS III MI MUHAMMADIYAH SURUH KECAMATAN
SURUH KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN
2015/2016“
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah
penerapan metode make a match dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi
Kenampakan Permukaan Bumi pada siswa kelas III MI Muhammadiyah
5 C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPA materi
Kenampakan Permukaan Bumi melalui metode make a match pada siswa
kelas III MI Muhammadiyah Suruh Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang
tahun pelajaran 2015/2016.
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan 1. Hipotesis Tindakan
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang
dihadapi sampai terbukti kebenarannya melalui data yang dikumpulkan
untuk memecahkan masalah yang telah dipilih untuk diteliti.
Hipotesis adalah “suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul”
(Arikunto, 2010:110).
Dari pendapat di atas penulis menyimpulkan bahwa hipotesis
adalah dugaan atau kesimpulan sementara mengenai jawaban atas
rumusan masalah yang masih perlu di buktikan di lapangan atau masih
perlu di uji melalui penelitian. Dalam penelitian ini di rumuskan hipotesis
“melalui metode make a match dapat meningkatkan hasil belajar IPA
materi Kenampakan permukaan bumi pada siswa kelas III MI
Muhammadiyah Suruh Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang tahun
6 2. Indikator Keberhasilan
Penerapan metode make a match bisa dikatakan efektif apabila
yang diharapkan dapat tercapai. Adapun Indikator yang dirumuskan
adalah sebagai berikut :
a) Penelitian akan dinyatakan berhasil apabila sekurang-kurangnya
85% secara klasikal, sedangkan secara indvidual siswa telah
mencapai nilai lebih dari atau sama dengan 75.
b) Aktvitas belajar dan hasil belajar siswa meningkat apabila 80%
dari jumlah siswa telah aktif mengikuti pelajaran IPA Materi
Kenampakan Permukaan Bumi melalui penggunaan metode make
a match sesuai dengan aspek aktvitas belajar dalam kegiatan
belajar mengajar yang diamati dan meningkatnya hasil belajar
siswa di tiap akhir siklus.
E. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dari segi teoritis
dan praktis.
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam
pengembangan desain pembelajaran inovatif, khususnya yang
berhubungan dengan masalah peningkatan hasil belajar IPA materi
Kenampakan Permukaan Bumi. Selain itu juga diharapkan dapat menarik
7
memudahkan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran. Penerapan
metode pembelajaran yang tepat dapat mengatasi kendala pembelajaran
bagi siswa yang akhirnya bermuara pada peningkatan mutu pendidikan.
2. Manfaat praktis
a. Bagi penulis
Penelitian yang dilakukan dapat menghasilkan suatu desain
pembelajaran yang kreatif untuk menghasilkan ide-ide, mencatat
pelajaran, atau merencanakan penelitian baru.
b. Bagi siswa
Meningkatkan minat siswa dalam mengikuti pembelajaran
IPA materi Kenampakan Permukaan Bumi. Melatih siswa agar
lebih aktif, kreatif, percaya diri dan mandiri dalam belajar
menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi sehingga dapat
meningkatkan sikap positif pada siswa untuk berpikir kritis,
inovatif, dan sistematis.
c. Bagi guru
Penerapan metode make a match dapat membantu guru
mengaitkan konsep mata pelajaran dan memotivasi siswa yang
diharapkan dapat memberikan wawasan pengetahuan dan
pengalaman tentang pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif
dan menyenangkan. Selain itu hasil penelitian ini dapat
8
untuk perencanaan dalam pelaksanaan pembelajaran yang sudah
pernah dilakukan.
d. Bagi sekolah
Memberi sumbangan dalam memperbaiki pembelajaran IPA.
Sebagai bahan pustaka sewaktu-waktu dapat dimanfaatkan untuk
meningkatkan hasil belajar, mengembangkan kualitas pendidikan
dan mutu pembelajaran IPA di MI khususnya siswa kelas III MI
Muhammadiyah Suruh.
F. Definisi Operasional
1. Hasil Belajar
Hasil belajar yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri
siswa, dan fokus pada aspek kognitif berupa nilai hasil dari belajar IPA.
2. Metode make a macth
make a match merupakan salah satu type cooperative learning.
Jadi, model coopertive learning type make a match adalah model
pembelajaran kooperatif dimana siswa berpartisipasi aktif dengan cara
9
3. Ilmu Pengetahuan Alam
IPA atau disebut Ilmu Pengetahuan Alam merupakan Ilmu
Pengetahuan yang mengkaji tentang gejala-gejala dalam alam semesta,
termasuk dimuka bumi ini, sehingga terbentuk konsep dan prinsip
(Maslikah dan Susapti, 2009 : 04).
4. Materi Kenampakan Permukaan Bumi
Permukaan bumi tidak rata. Hal ini karena permukaan bumi terdiri
dari dataran dan lautan. Wilayah perairan lebih luas di bandingkan wilayah
dataran. Sepertiga bagian dari bumi berupa dataran, sedangkan dua per
tiganya berupa air yang banyak terdapat di lautan.
Hamparan permukaan bumi merupakan suatu bentang alam yang
terdiri dari daratan dan perairan. Daratan terdiri dari dataran tinggi, dataran
rendah., pegunungan, gunung, bukit, sungai, danau,dan rawa. Jadi
permukaan bumi memiliki bentuk yang tidak rata.
5. Siwa MI
Siswa adalah pelajar, atau peserta didik yang ada di MI
Muhammadiyah Suruh Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Tahun
Pelajaran 2015/2016.
Jadi yang dimaksud dengan judul: peningkatan hasil belajar IPA
materi Kenampakan Permukaan Bumimelalui metode make a match pada
10
Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2015/2016 adalah pengetahuan,
kemampuan dan kemahiran intelektual dalam memecahkan masalah IPA
tentang materi Kenampakan Permukaan Bumi dengan metode make a
match siswa kelas III semester II di MI Muhammadiyah Suruh Kecamatan
Suruh Kabupaten Semarang.
G. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian PTK yakni
metode make a macth. Menurut Kunandar (2011:47) PTK adalah suatu
penelitian yang berbasis kepada kelas. Penelitian dapat dilakukan secara
mandiri, tetapi alangkah baiknya kalau dilaksanakan secara kolaboratif,
baik dengan teman sejawat, kepala sekolah, pengawas, dosen dan pihak
lain yang relevan dengan PTK. Hasil PTK dapat digunakan untuk
memperbaiki mutu proses belajar mengajar (PBM) sesuai dengan kondisi
dan karakteristik sekolah, siswa dan guru. Melalui PTK guru dapat
mengembangkan model-model mengajar yang bervariasi, pengelolaan
kelas yang dinamis dan kondusif, serta penggunaan media dan sumber
belajar yang tepat dan memadai. Dengan penerapan hasil-hasil PTK secara
berkesinambungan diharapkan PBM disekolah (kelas) tidak kering dan
11
2. Subjek penelitian
a. Siswa
Yang menjadi subjek dalam penelitian adalah siswa kelas III
semester II di MI Muhammadiyah Suruh Kecamatan Suruh Kabupaten
Semarang dengan jumlah siswa 20 yang terdiri dari 12 siswa laki-laki
dan 8 siswa perempuan.
b. Peneliti
Penelitian ini dilakukan oleh Mahasiswa Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah (PGMI).
c. Tempat dan waktu penelitian
Lokasi yang dipilih peneliti untuk melakukan penelitian adalah di
MI Muhammadiyah Suruh Desa Suruh, Kecamatan Suruh, Kabupaten
Semarang.
d. Waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan oleh penulis selama 2 minggu, mulai dari
tanggal 1 sampai 13 februari 2015/2016.
3. Langkah-langkah penelitian/siklus penelitian
Sesuai dengan model penelitian yang dilakukan penulis yaitu
penelitian tindakan kelas (PTK) maka penelitian yang dilakukan melalui
beberapa siklus. Setiap siklus meliputi empat tahapan yaitu : Perencanaan,
12
Menurut (Arikunto, 2007:16) dalam melaksanakan penelitian
tindakan kelas dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 1.1
Bagan Siklus Penelitian Tindakan Kelas
Perencanaan
Refleksi Siklus I Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi Siklus II Pelaksanaan
Pengamatan
13
a. Perencanaan (Plainning)
Dalam perencanaan ini meliputi :
1) Mengumpulkan data yang diperlukan melalui tehnik observasi,
wawancara dan pencatatan arsip.
2) Observasi wali kelas yang akan diteliti, sehingga peneliti dapat
menemukan permasalahan yang dihadapi guru dikelas, setelah
mengetahui permasalahan yang timbul, maka peneliti dapat
merencanakan suatu tindakan yang akan dilakukan dalam
penelitian.
3) Merencanakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan
menggunakan metode make a macth.
4) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan
saat proses pembelajaran.
5) Mempersiapkan soal mengenai materi Kenampakan permukaan
bumi.
6) Pembuatan instrument tes tiap akhir siklus sebagai alat evaluasi
pelaksanaan pembelajaran.
b. Tindakan (Action)
Dalam pelaksanaan tindakan ini guru menyusun
tindakan-tindakan terhadap pelaksanaan kegiatan atau program yang menjadi
14
1) Pelaksanaan tindakan adalah implikasi dari apa yang telah
direncanakan dalam seperangkat Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran, yaitu berdasarkan metode make a match
sebagaimana digunakan peneliti meliputi pendahuluan, inti
(eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi) dan penutup.
2) Memberikan motivasi
3) Menyajikan materi pelajaran
4) Memberi penjelasan tahapan metode make a match
5) Memberikan bimbingan
6) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
7) Memberikan penguatan dan kesimpulan
8) Melakukan pengamatan
c. Pengamatan (Observation)
Pada penelitian kali ini peneliti menggunakan Penelitian
Tindakan Kelas. Peneliti melakukan pengamatan perhatian siswa,
keaktifan, kreatifitas serta suasana siswa pada saat proses
pembelajaran. Pada tahap pengamatan ini merupakan tahapan
pengumpulan data yang berkaitan dengan perubahan yang terjadi
dalam proses kegiatan belajar mengajar. Pengamatan tersebut
digunakan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan yang telah
15
d. Refleksi (Reflection)
Tahap ini dilakukan penilaian atas pembelajaran di kelas, refleksi
merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah
dilakukan. Penilaian dilakukan melalui lembar observasi dan hasil
evaluasi apakah metode make a match yang digunakan oleh peneliti
menghasilkan perubahan yang signifikan. Data yang diperoleh dari
tindakan dikumpulkan selanjutnya dianalisis kemudian diadakan
refleksi terhadap hasil analisis yang diperoleh sehingga dapat diketahui
apakah terjadi peningkatan hasil belajar setelah diadakan tindakan.
Apabila dalam siklusi I belum mencapai indikator yang diharapkan,
maka perlu siklus II seterusnya sampai diperoleh kemajuan yang
signifikan.
4. Instrumen penelitian
Berdasarkan metode pengumpulan data diatas diperoleh instrumen
penelitian sebagai berikut :
a. Lembar Observasi
Langkah awal yang harus dilakukan peneliti adalah melakukan
observasi, dengan begitu peneliti akan mengetahui permasalahan yang
terdapat dilapangan. Lembar observsi yang diperlukan peneliti adalah
untuk mengetahui guru pada saat proses pembelajaran berlangsung
menggunakan metode make a match pada mata pelajaran IPA materi
16
b. Soal Tes
Soal tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah
mengikuti pembelajaran dengan metode make a match materi
Kenampakan Permukaan Bumi. Soal tes berisi pertanyaan tertulis yang
berhubungan dengan materi Kenampakan permukaan bumi.
c. Dokumentasi
Dokumentasi untuk mengetahui keadaan sekolah sebagai tempat
penelitian yang berisi tentang profil madrasah dan sarana
prasarananya. Instrumen ini juga berisi dokumen-dokumen nilai siswa
sebelum pelaksanaan tindakan dilakukan, silabus, RPP, dan lain
sebagainya yang dianggap penting.
5. Teknik Pengumpulan data
Dalam penelitian tindakan kelas ini teknik yang akan digunakan
dalam pengumpulan data adalah melalui :
a. Observasi
Observasi adalah proses pengambilan data dalam penelitian,
dimana peneliti atau pengamat melihat situasi penelitian (Kusumah dan
Dwitagama dalam bukunya mengenal penelitian tindakan kelas , (2010
: 66). Peneliti melakukan pengamatan di MI Muhammadiyah Suruh
dengan mengambil nilai dari buku laporan hasil belajar mengajar
17
b. Tes
Peneliti membuat lembar tes tertulis untuk mengetahui tingkat
pemahaman siswa terhadap materi yang telah diberikan guru kepada
siswa. Tes ini terdiri dari pilihan ganda dan esay.
c. Metode Dokumentasi
Dokumentasi peneliti gunakan untuk memperoleh data tentang
jumlah guru dan siswa, sarana dan prasarana, alat atau media yang
digunakan dan lain sebagainya yang dianggap perlu dan penting dalam
penelitian ini. Instrumen yang dapat peneliti kumpulkan dalam teknik
dokumentasi adalah silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP),
jumlah guru dan siswa, sarana prasarana, dan nilai siswa sebelum
menggunakan metode make a match pada mata pelajaran IPA.
6. Analisis data
Sesuai dengan rancangan penelitian yang digunakan oleh penulis,
maka analisis data yang dilakukan dengan menggunakan analisis dan
refleksi pada setiap tahapan siklusnya berdasarkan hasil observasi terhadap
penggunaan metode make a match dalam pembelajaran IPA materi
Kenampakan Permukaan Bumi kelas III semester II di MI Muhammadiyah
Suruh dan berdasarkan format pengamatan lainnya yang terekam dalam
18
untuk menentukan progam aksi pada siklus selanjutnya atau untuk
mendeteksi bahwa kajian tindakan kelas ini sudah tercapai tujuannya.
Dalam membuktikan hipotesis maka hasil penelitian akan
dilakukan analisis dengan rumusan sebagai berikut :
a. Penelitian rata-rata
Peneliti menjumlahkan nilai yang diperoleh oleh siswa, kemudian
membagi dengan jumlah siswa tersebut sehingga diperoleh nilai
rata-rata.
Penilaian rata-rata dapat menggunakan rumus sebagai berikut
𝑋= 𝑋
𝑁𝑋 100
Keterangan :
∑ X = jumlah nilai keseluruhan siswa
∑ N = jumlah siswa
X = nilai rata-rata
Aqib, dkk.(2010 : 40)
b. Penilaian untuk ketuntasan belajar
Dalam menghitung ketuntasan belajar, peneliti menggunakan
kriteria B sebagai batas ketuntasan minimum, kemudian menganalisis
dengan rumus berikut :
P = 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠 𝑏𝑒𝑙𝑎𝑗𝑎𝑟
19 H. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi ini dibagi menjadi tiga bagian utama,
yaitu bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir. Masing-masing bagian dapat
dirinci sebagai berikut :
Bagian awal berisi halaman sampul, lembar berlogo, halaman judul,
lembar persetujuan pembimbing, lembar pengesahan kelulusan, pernyataan
keaslian tulisan, moto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi,
daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran.
Bagian inti skripsi ini terdiri dari 5 (lima) bab, yaitu :
Bab I Pendahuluan, pada bab ini terdiri dari Latar Belakang Masalah,
Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Hipotesis Tindakan dan Indikator
Keberhasilan, Kegunaan Penelitian, Definisi Operasional, Metode Penelitian
dan Sistematika Penulisan.
Bab II Kajian Pustaka, pada bab ini berisi Hasil Belajar IPA, Materi
Kenampakan Permukaan Bumi, dan Metode Make A Macth.
Bab IV Deskripsi Pelaksanaan Penelitian, pada bab ini berisi
Deskripsi Pelaksanaan Pra Siklus, Deskripsi Pelaksanaan Siklus I, dan
Deskripsi Pelaksanaan Siklus II.
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, pada bab ini berisi analisis
hasil pra siklus, Analisis Hasil Siklus I, dan Analisis Hasil Siklus II, dan
20
Bab V Penutup, pada bab ini berisi kesimpulan dan saran yang
selanjutnya akan bermanfaat bagi perkembangan teori maupun praktek
bidang yang di teliti.
Sedangkan pada bagian akhir terdiri dari : daftar pustaka, lampiran-lampiran,
21 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar IPA
1. Pengertian Hasil Belajar
Menurut R. Gagne (1989) dalam buku Susanto. Teori belajar dan
pembelajaran di sekolah dasar (2013), belajar dapat didefinisikan sebagai
suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat
pengalaman. (Hamalik 2003:71) menjelaskan bahwa belajar adalah
memodifikasi atau memperteguh perilaku melalui pengalaman (learning is
defined as the modificator or strengthening of behaviour through
experiencing). Menurut pengertian ini belajar merupakan suatu proses, suatu
kegiatan, dan merupakan suatu hasil atau tujuan. Adapun menurut Burton
dalam Usman dan Setiawati (1993:4), belajar dapat diartikan sebagai
perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara
individu lain dan individu dengan lingkungannya sehingga mereka lebih
mampu berinteraksi dengan lingkungannya.
Istilah hasil belajar adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada diri
siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik
sebagai hasil dari kegiatan belajar. Pengertian tentang hasil belajar
sebagaimana diuraikan lagi oleh Nawawi dalam Susanto (2007:39) yang
menyatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan
22
skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran
tertentu. Menurut Susanto (2013:5), yang dimaksud dengan hasil belajar
siswa adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan
belajar mengajar.
Gambar 2.1
Bagan Pola Hubungan Proses Belajar Dengan Hasil Belajar (Dimyati, 2002: 19)
Bagan di atas menjelaskan bahwa tujuan pembelajaran dirumuskan
oleh guru berdasarkan pertimbangan – pertimbangan tertentu. Tujuan
pembelajaran tersebut juga merupakan sasaran belajar bagi siswa menurut
pandangan dan rumusan guru, siswa memiliki latar pengalaman dan
kemampuan awal dalam proses pembelajaran. Kegiatan belajar mengajar
merupakan tindak pembelajaran guru di kelas dengan menggunakan bahan
mengajar dari berbagai bidang studi di sekolah. Proses belajar merupakan hal
23
telah direncanakan oleh guru yang bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan kognitif, afektif, psikomotorik. Perilaku siswa merupakan hasil
proses belajar, dan hasil belajar merupakan suatu puncak proses belajar.
Kemajuan hasil belajar siswa tidak saja diukur dari tingkat
penguasaan ilmu pengetahuan, tetapi juga sikap dan keterampilan. Dengan
demikian, penilaian hasil belajar siswa mencakup segala hal yang dipelajari
disekolah, baik itu menyangkut pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang
berkaitan dengan mata pelajaran yang diberikan kepada siswa. Secara
sederhana, yang dimaksud dengan hasil belajar adalah kemampuan yang
diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Karena belajar itu sendiri
merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh
suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. Anak yang berhasil
dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau
tujuan instruksional. Untuk mengetahui apakah hasil belajar yang dicapai
telah sesuai dengan tujuan yang dikehendaki dapat diketahui melalui evaluasi
(Susanto, 2013:5-6).
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
IPA materi Kenampakan Permukaan Bumi merupakan hasil belajar yang
berupa pengetahuan kemampuan dan kemahiran intelektual dalam
memecahkan masalah IPA tentang Kenampakan Permukaan Bumi yang
dibuktikan dengan prosentase pencapaian KKM (Kriteria Ketuntasan
24
mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) sedikitnya 80% dari jumlah
keseluruhan siswa di kelas.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Wasliman dalam buku Susanto (2013:12), hasil belajar yang dicapai
oleh peserta didik merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang
mempengaruhi, baik faktor internal maupun eksternal. Secara terperinci,
uraian mengenai faktor internal dan eksternal, sebagai berikut :
a. Faktor internal
Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri
peserta didik, yang mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor
internal ini meliputi : kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi
belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan
kesehatan (Susanto, 2013:12). Sedangkan menurut, Djamarah
(2011:176-205) faktor dalam yang mempengaruhi hasil belajar yaitu :
Kondisi fisiologis, kondisi fisiologis ini diakui mempengaruhi
pengelolaan kelas pengajaran dengan pola klasikal yang perlu
memperhatikan tinggi rendahnya postur tubuh anak didik.
Selain itu, menurut Noehi, hal yang tidak kalah pentingnya adalah
kondisi panca indra, terutama mata sebagai alat untuk melihat dan
sebagai alat untuk mendengar. Selain kondisi fisiologis dipengaruhi
juga kondisi psikologis, kondisi psikologis sebagai faktor dari dalam
25
belajar seorang anak. Minat, bakat, motivasi, dan
kemampuan-kemampuan kognitif adalah faktor psikologis yang utama
mempengaruhi proses dan hasil belajar anak didik.
b. Faktor eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri
peserta didik yang mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah
dan masyarakat. Sedangkan menurut, Djamarah (2011:176-205) faktor
luar yang mempengaruhi hasil belajar yaitu : faktor lingkungan,
lingkungan merupakan bagian dari kehidupan anak didik. Dalam
lingkunganlah anak didik hidup dan berinteraksi. Selama hidup anak
didik tidak bisa menghindarkan diri dari lingkungnan alami dan
lingkungan sosial budaya. Lingkungan alam adalah lingkungan tempat
tinggal anak didik, hidup dan berusaha didalamnya. Dalam lingkungan
sosial budaya, sebagai anggota masyarakat siswa tidak bisa melepaskan
diri dari ikatan sosial. Kecenderungan untuk hidup bersama dan saling
membutuhkan akan melahirkan interaksi sosial.
Selain faktor lingkungan faktor instrumental juga mempengaruhi
hasil belajar siswa, Setiap sekolah mempunyai tujuan yang akan
dicapai, tujuan tentu saja pada tingkat kelembagaan. Kurikulum dapat
dipakai oleh guru dalam merencanakan progam pengajaran. Progam
sekolah dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan kualitas belajar
26
sebaik-baiknya agar berdaya guna bagi kemajuan belajar anak didik di
sekolah.
3. Macam-macam hasil belajar
Menurut Susanto (2013:6-11) hasil belajar meliputi pemahaman
konsep (aspek kognitif), keterampilan proses (aspek psikomotorik), dan
sikap siswa (aspek afektif). Untuk lebih jelasnya dapat dijelaskan sebagai
berikut :
a. Pemahaman konsep
Pemahaman menurut Bloom dalam buku Susanto (2013:6)
diartikan sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari materi atau
bahan yang dipelajari. Pemahaman menurut Bloom ini adalah seberapa
besar siswa mampu menerima, menyerap, dan memahami pelajaran
yang diberikan oleh guru kepada siswa, atau sejauh mana siswa dapat
memahami serta mengerti apa yang ia baca, yang dilihat, yang dialami,
atau yang ia rasakan berupa hasil penelitian atau observasi langsung
yang ia lakukan.
Untuk mengukur hasil belajar siswa yang berupa pemahaman
konsep, guru dapat melakukan evaluasi produk. Evaluasi produk dapat
dilaksanakan dengan mengadakan berbagai macam tes, baik secara
lisan maupun tertulis. Dalam pembelajaran di SD umumnya tes
diselenggarakan dalam berbagai bentuk ulangan, baik ulangan harian,
27
b. Keterampilan Proses
Keterampilan proses menurut Usman dan Setiawan dalam buku
(Susanto,2013:9) mengemukakan bahwa keterampilan proses
merupakan keterampilan yang mengarah kepada pembangunan
kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai penggerak
kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu siswa.
c. Sikap
Menurut Sardiman dalam buku Susanto (2013:11), sikap
merupakan kecenderungan untuk melakukan sesuatu dengan cara,
metode, pola, dan teknik tertentu terhadap dunia sekitarnya baik berupa
individu-individu maupun objek-objek tertentu. Sikap merujuk pada
perbuatan, perilaku, atau tindakan seseorang. Dalam hubungannya
dengan hasil belajar siswa, sikap ini lebih diarahkan pada pengertian
pemahaman konsep.
Dari pemaparan di atas dapat dikatakan bahwa hasil belajar
adalah perubahan taraf kemampuan yang telah dicapai siswa setelah
mengikuti proses pembelajaran dalam waktu tertentu baik berupa
perubahan kognitif, afektif, dan psikomotorik kemudian akan diukur
dan dinilai yang kemudian diwujudkan dalam rangka atau pernyataan
serta merubah perilaku secara keseluruhan dalam interaksi antara
28
(Syah, 2003:88) menyatakan bahwa wujud hasil belajar dapat
dilihat adanya sembilan wujud perubahan, yaitu : kebiasaan,
ketrampilan, pengamatan, berpikir asosiatif dan daya ingat, berpikir
rasional dan kritis, sikap, inhibisi, apresiasi, dan tingkah laku efektif.
B. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
1. Pengertian IPA
Menurut Lord Bullock (dalam Garnida dan Budiman, 2002:6) IPA
merupakan suatu proses terbuka dan IPA dipandang sebagai studi yang
banyak berhubungan dengan manusia dan masyarakat, yaitu suatu studi
yang memerlukan imajinasi, perasaan, pengamatan dan juga analisis.
Salirawati dalam bukunya ilmu alamiah dasar (2008:21) mempertegas,
Ilmu Pengetahuan Alam merupakansuatu pengetahuan teoritis yang
diperoleh atau disusun dengan cara yang khas atau khusus, yaitu
melakukan eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, observasi, dan
demikian seterusnya kait mengait antara cara yang satu dengan cara yang
lain.
2. Tujuan IPA
Pembelajaran sains di sekolah dasar dikenal dengan pembelajaran
ilmu pengetahuan alam (IPA). Konsep Ilmu Pengetahuan Alam disekolah
dasar merupakan konsep yang masih terpadu, karena belum dipisahkan
29
(Susanto,2013:171). Adapun tujuan pembelajaran sains di sekolah dasar
dalam Badan Nasional Standar Pendidikan (BSNP, 2006), yang
dimaksudkan adalah:
a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan dalam
ciptaan-Nya.
b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep Ilmu
Pengetahuan Alam yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari.
c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang
adanya hubungan yang saling memengaruhi antara Ilmu Pengetahuan
Alam, lingkungan, teknologi dan masyarakat.
d. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,
memecahkan masalah, dan membuat keputusan.
e. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,
menjaga dan melestarikan lingkungan alam.
f. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
g. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan Ilmu
Pengetahuan Alam sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke
30
3. Ruang Lingkup IPA
Ruang lingkup bahan kajian Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD/MI
meliputi aspek-aspek berikut :
a. Makhluk hidup dan proses kehidupannya, yaitu manusia, hewan,
tumbuhan dan interaksinya.
b. Materi, sifat-sifat, dan kegunaannya meliputi : udara, air,tanah dan
batuan.
c. Listrik dan magnet, energi dan panas, gaya dan pesawat sederhana,
cahaya dan bunyi, tata surya, bumi dan benda-benda langit lainnya.
d. Sumber daya alam, kegunaan, pemeliharaan dan pelestariannya
(Garnida dan Budiman, 2002:254).
4. Materi Kenampakan Permukaan Bumi
Tuhan yang Mahakuasa telah menciptakan sumber daya alam yang
melimpah di seluruh wilayah Indonesia. Sebagai negara kepulauan, Indonesia
terdiri atas ribuan pulau. Pulau-pulau tersebut merupakan daratan. Adapun di
antara pulau-pulau terdapat lautan
31
Wilayah Indonesia terdiri atas pulau-pulau dan lautan. Selain Indonesia,
beberapa negara lain memiliki wilayah lautan dan daratan.
1. Kamu dapat melakukan pengamatannya di pantai dengan melihat kapal laut.
Misalnya, pada sebuah kapal nelayan. Perhatikanlah ketika kapal datang
dari tengah laut. Saat datang ke pantai, kamu akan melihat bagian atas
terlebih dahulu. Kemudian, lambat laun terlihat bagian- bagian yang ada di
bawahnya. Setelah semakin dekat, kamu dapat melihat seluruh bentuk
kapal di atas permukaan laut. Kamu pun dapat mengamatinya saat kapal
tersebut pergi menuju tengah lautan. Ketika kapal laut bergerak
menjauhi daratan, di ke- jauhan hanya bagian atas kapal yang terlihat.
Hal ini membuktikan bahwa pada saat kapal di tempat yang jauh,
permukaan bumi lebih rendah dibandingkan tempatmu melihatnya.
Dengan kata lain, tempat melihatmu dan kapal tersebut kedudukannya
melengkung. Mengapa lengkungan ini tidak dapat dirasakan saat kamu
mengadakan suatu perjalanan jauh di bumi?
2. Semakin besar lengkungan lingkaran, permukaannya semakin mendatar.
Hal ini disebabkan lingkaran merupakan kesatuan titik. Pada lingkaran
yang besar, jarak antartitik tersebut hampir lurus. Semakin kecil lengkung
lingkaran, permukaannya terlihat semakin me- lengkung. Begitu pula dengan
permukaan bumi. Dapatkah kamu membayangkan betapa besarnya lengkung
lingkaran bumi ini? Sebagaimana diketahui, jari-jari lingkaran bumi lebih
32
a)
Daratan
Daratan adalah bagian dari permukaan bumi yang tidak digenangi
air. Wilayah yang termasuk daratan meliputi pegunungan, perbukitan, dataran,
dan lembah.
Bumi banyak mengandung air. Permukaan daratan pun ada yang
tergenang air dan ada yang kering. Bagian daratan yang kering adalah
padang pasir, dataran rendah, dataran tinggi, dan pegunungan. Bagian
daratan yang tergenang air, misalnya rawa, danau, dan sungai.
Gambar 2.3 Bagian-bagian Daratan
1. Gunung
Gunung adalah bagian tanah yang paling tinggi, bentuknya
menyerupai kerucut. Gunung terdiri atas puncak yang dibatasi oleh lereng.
Lereng adalah sisi yang landai atau miring. Gunung- gunung terbentuk
33
2. Pegunungan
Pegunungan adalah rangkaian gunung yang bersambung. Daerah
yang tinggi tidak selalu berupa pegunungan. Daerah yang lebih rendah
daripada gunung disebut bukit. Daerah yang banyak bukitnya disebut
perbukitan.
3. Dataran
Dataran ialah daratan yang perbedaan keting- gian antara satu daerah
dan daerah lainnya hampir tidak ada. Dataran ada dua, yaitu dataran tinggi
dan dataran rendah.
Dataran tinggi adalah dataran yang terdapat di daerah pegunungan.
Ketinggiannya dari 500 meter sampai 1.500 meter di atas permukaan laut.
Misalnya, daerah Dieng, Bukit tinggi, dan kota Bandung.
Dataran rendah adalah dataran yang terdapat di daerah pantai.
Ketinggiannya dari0 sampai 500 meter di atas permukaan laut. Misalnya,
dataran rendah pantai utara Jawa dan dataran rendah pantai timur Sumatra.
Lembah, Jurang, dan Ngarai Lembah adalah daratan yang
rendah di antara bukit-bukit. Lembah, biasanya, dialiri sungai.
Contohnya, lembah Karmel di Jawa Barat dan
lembah Kuyawagi di Papua. Lembah yang dalam, sempit, dan
memiliki dinding yang curam disebut jurang. Adapun ngarai adalah
lembah yang dalam dan luas di antara dua dindingnya. Contohnya, ngarai
34
b)
Lautan
Permukaan bumi banyak mengandung air. Sekitar 2/3 permukaan
bumi merupakan lautan. Permukaan dasar laut pun tidak rata. Di dasar laut
terdapat bukit laut dan gunung laut. Jurang yang sangat dalam di dalam laut
disebut palung laut.
Gambar 2.4 Kenampakan Dasar Laut
Wilayah lautan terdiri atas
1. Laut, merupakan cekungan dalam yang berisi air.
2. Teluk, merupakan lautan yang menjorok masuk ke daratan.
3. Selat, merupakan lautan sempit di antara pulau-pulau.
35
Sejak zaman dahulu, orang-orang bepergian melintasi lautan.
Kemudian, perjalanannya mereka gambarkan. Gambaran itu dipakai sebagai
dasar pembuatan peta bumi. Sekarang, hal itu cukup dilakukan dengan satelit.
Globe memberikan gambaran tentang posisi suatu negara terhadap
negara lainnya.
Gambar 2.5 Globe
Pernahkah kamu melihat benda pada Gambar 2.4? Benda tersebut
dinamakan globe. Globe adalah peta dunia yang digambarkan pada benda
bulat seperti bola. Bentuk permukaan bumi dapat digambarkan pada
sebuah globe dan peta. Peta adalah gambar dua dimensi suatu tempat di
permukaan bumi. Peta harus memiliki simbol, arah mata angin, skala, dan
36 C. Metode Make a Macth
1. Pengertian Make a Macth
Menurut Rusman (2011: 202) Cooperative Learning merupakan
bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam
kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari
dua sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat
heterogen.
make a match (membuat pasangan) merupakan salah satu tipe
pembelajaran kooperatif. Jadi, model Cooperative learning type make a
match (membuat pasangan) adalah model pembelajaran kooperatif dengan
cara mencari pasangan soal/jawaban yang tepat, siswa yang sudah
menemukan pasangannya sebelum batas waktu akan mendapat poin
(Rusman , 2011: 223). Pasangan-pasangannya yang sudah terbentuk wajib
menunjukan pertanyaan-jawaban dan dibacakan di depan kelas. Model
pembelajaran tipe make a match ini dikembangkan oleh Lorna Curran
(1994).
2. Langkah-langkah Cooperative learning type make a match
a. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau
topik yang cocok untuk sesi review, sebaiknya satu bagian kartu berisi
soal dan bagian lainnya berisi jawaban.
b. Setiap siswa mendapat satu buah kartu dan memikirkan jawaban atau
37
c. Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok
dengan kartunya.
d. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu
diberi poin.
e. Setelah satu babak, kartu dicocokan lagi agar setiap siswa
mendapatkan kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian
seterusnya.
f. Kesimpulan.
3. Kelebihan Cooperative learning type make a match
Kelebihan dari Cooperativee learning type make a match adalah :
a. Mampu menciptakan suasana belajar aktif dan menyenangkan .
b. Materi pembelajaran yang disampaikan kepada siswa lebih menarik
perhatian.
c. Mampu meningkatkan hasil belajar siswa mencapai taraf ketuntasan
belajar secara klasikal.
38
4. Kekurangan Cooperative learning type make a match
Sedangkan kekurangan model Cooperative laerning type make a
match adalah :
a. Diperlukan bimbingan dari guru untuk melakukan kegiatan.
b. Waktu yang tersedia perlu dibatasi jangan sampai siswa
bermain-main dalam pembelajaran.
c. Guru perlu persiapan alat dan bahan yang memadahi.
d. Pada kelas yang gemuk (lebih dari 30 siswa/kelas) jika kurang
bijaksana maka yang muncul adalah suasana seperti pasar dengan
keramaian yang tidak terkendali. Tentu saja kondisi ini akan
mengganu ketenangan belajar di kelas kiri kanannya. Apalagi jika
39 BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Deskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus)
Kondidsi awal merupakan tindakan awal pembelajaran dilakukan
tindakan penelitian. Hasil belajar atau tes prasiklus dilakukan dengan tujuan
untuk mengetahui keadaan awal hasil belajar siswa kelas III pada pelajaran
IPA di MI Muhammadiyah Suruh Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang.
Hasil prasilkus diperoleh melalui tes tertulis berupa hasil belajar atau nilai
sebelum diadakan penelitian pada pelajaran IPA.
Berdasrkan hasil tes awal didapat bahwa rata-rata hasil belajar siswa
pada mata pelajaran IPA masih di bawah kriteria ketuntasan minimal yang
telah ditetapkan yaitu 6,00. Sedangkan nilai rata-rata yang di peroleh hanya
5,08 dengan presentase klasikal siswa yang belum tuntas adalah sebesar 65%
dan siswa yang tuntas 35%. Hal ini dikarenakan adanya pengaruh baik oleh
guru maupun siswa itu sendiri. Faktor dari guru berupa terlalu monoton pada
penerapan pendekatan didalam pembelajaran sehingga siswa merasa bosan
dan kurang tertarik dengan materi pembelajaran yang diajarkan, sehingga
hasil pembelajaran kurang maksimal atau kurang memuaskan. Hasil belajar
40 Tabel : 3.1
Perolehan Rata-rata Nilai Pra Siklus
No Absen Nilai KKM Ketuntasan
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus 1
Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan semester II, pada tanggal
03 Februari 2016. Pelaksanaan tindakan ini sesuai dengan program semester
mata pelajaran IPA kelas III Semester II. Standar kompetensi memahami
kenampakan permukaan bumi, cuaca, dan pengaruhnya bagi manusia, serta
hubungannya dengan cara manusia memelihara dan melestarikan alam.
Dengan kompetensi dasar Mendiskripsikan kenampakan permukaan bumi di
41
Pelaksanan tindakan siklus I ini di lakukan dalam 4 tahapan, yaitu
perencanaan (planning), tindakan (acting), observasi (observing) dan refleksi
(reflecting) :
1. Perencanaan
Dalam tahap perencanaan tindakan kegiatan yang dilakukan oleh
peneliti adalah sebagai berikut :
a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang memuat
serangkaian kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode
Make a Match. Adapun mata pelajaran yang dibahas adalah IPA
tentang materi kenampakan permukaan bumi pada sub tema Daratan.
Menyiapkan alat yang dipakai untuk pelaksanaan pembelajaran
menggunakan metode make a match yang berhubungan dengan
kenampakan permukaan bumi.
b. Menyiapkan materi kenampakan permukaan bumi daratan sebagai
bahan ajar
c. Menyiapkan lembar pengamatan untuk melihat kondisi belajar
mengajar yang dilakukan peneliti dengan menggunakan metode make
a match.
d. Mengajar dengan metode make a acth untuk melaksanakan proses
pembelajaran.
e. Menyusun soal evaluasi yang akan digunakan untuk mengukur hasil
42
2. Pelaksanaan
a. Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran
yang dibuat sebelumnya.
b. Guru memulai pembelajaran dengan salam, do‟a dan sapaan kepada
peserta didik.
c. Guru menanyakan kabar dan mengabsen daftar hadir siswa.
d. Guru memberikan motivasi sebelum masuk ke dalam materi
pembelajaran
e. Guru mengajukan pertanyaan yang mengaitkan materi pembelajaran
f. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
g. Guru menjelaskan materi pembelajaran tentang materi kenampakan
permukaan bumi daratan.
h. Guru membimbing siswa membentuk kelompok masing-masing terdiri
dari 4 orang
i. Guru membagikan perangkat metode make a match.
j. Guru membacakan peraturan bermain make a match.
k. Siswa belajar melalui metode make a match dengan bimbingan
pendidik.
l. 30 menit sebelum pembelajaran berakhir, siswa mengerjakan soal
evaluasi yang telah dibagikan guru
m. Setelah siswa mengerjakan evaluasi, pendidik membahas apa yang
43
3. Observasi
Selama pelaksanaan pembelajaran, secara langsung dilakukan
observasi untuk mengetahui pengaruh kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan metode make a match dalam meningkatkan hasil belajar
peserta didik. Data hasil belajar dan pengamatan siswa pada pelaksanaan
tindakan siklus pertama dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel : 3.2
Hasil Belajar Siswa Siklus I
No Absen
Nilai siklus I
Keterangan
Tuntas Belum tuntas
44
4. Refleksi
Kegiatan ini bertujuan untuk menilai seluruh kegiatan
pembelajaran dengan metode make a match. Hasil belajar siklus I
menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam proses pembelajaran
meningkat. Siswa terlihat antusias dalam melaksanakan proses
pembelajaran dengan metode make a match. Guru berperan sebagai
fasilitator, pembimbing dan motivator, pusat pembelajaran berada pada
siswa. Metode make a match ini membuat siswa aktif karena permainan
terpusat pada individu siswa. Siswa-siswa terlihat aktif dalam melakukan
pembelajaran make a match dengan kartu yang dibagikan guru.
Selama pengamatan berlangsung masih ditemukan
masalah-masalah, yaitu :
a. Pengelolaan waktu yang kurang optimal saat belajar menggunakan
make a match berlangsung.
b. Saat bertukar jawaban dan soal kelas menjadi ramai dan kurang
terkontrol.
c. Beberapa siswa belum paham dan merasa kebingungan tentang aturan
make a match.
d. Nilai hasil evaluasi siswa pada siklus I belum mencapai standar KKM
yang ditentukan yaitu ≥ 85% siswa mendapat nilai 6,00. Sehingga
45
Dengan adanya masalah-masalah tersebut, maka peneliti akan
melakukan tindakan pada siklus II untuk memperbaiki hasil belajar pada
siklus I.
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan semester II, pada tanggal
08 Februari 2016. Pelaksanaan tindakan ini sesuai dengan program semester
mata pelajaran IPA kelas III Semester II. Standar kompetensi memahami
kenampakan permukaan bumi, cuaca, dan pengaruhnya bagi manusia, serta
hubungannya dengan cara manusia memelihara dan melestarikan alam.
Dengan kompetensi dasar mendiskripsikan kenampakan permukaan bumi di
lingkungan sekitar.
Pelaksanan tindakan siklus II ini di lakukan dalam 4 tahapan, yaitu
perencanaan (planning), tindakan (acting), observasi (observing) dan refleksi
(reflecting) :
1. Perencanaan
Dalam tahap perencanaan tindakan kegiatan yang dilakukan oleh
peneliti adalah sebagai berikut :
a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang memuat
serangkaian kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode
make a match. Adapun mata pelajaran yang dibahas adalah IPA
tentang materi kenampakan permukaan bumi pada sub tema lautan.
46
menggunakan metode make a match yang berhubungan dengan
kenampakan permukaan bumi lautan.
b. Menyiapkan materi kenampakan permukaan bumi Lautan sebagai
bahan ajar
c. Menyiapkan lembar pengamatan untuk melihat kondisi belajar
mengajar yang dilakukan peneliti dengan menggunakan metode make
a match.
a. Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran
yang dibuat sebelumnya.
b. Guru memulai pembelajaran dengan salam, do‟a dan sapaan kepada
peserta didik.
c. Guru menanyakan kabar dan mengabsen daftar hadir siswa.
d. Guru memberikan motivasi sebelum masuk ke dalam materi
pembelajaran
e. Guru mengajukan pertanyaan yang mengaitkan materi pembelajaran
47
g. Guru menjelaskan materi pembelajaran tentang materi kenampakan
permukaan bumi lautan.
h. Guru membimbing siswa membentuk kelompok masing-masing terdiri
dari 4 orang
i. Guru membagikan perangkat metode make a match.
j. Guru membacakan peraturan bermain make a match.
k. Siswa belajar melalui metode make a match dengan bimbingan
pendidik.
l. 30 menit sebelum pembelajaran berakhir, siswa mengerjakan soal
evaluasi yang telah dibagikan guru
m. Setelah siswa mengerjakan evaluasi, pendidik membahas apa yang
telah dipelajari dalam metode make a match.
3. Observasi
Selama pelaksanaan pembelajaran, secara langsung dilakukan
observasi untuk mengetahui pengaruh kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan metode make a match dalam meningkatkan hasil belajar
peserta didik. Data hasil belajar dan pengamatan siswa pada pelaksanaan
48 Tabel : 3.3
Hasil Belajar Siswa Siklus II
No Absen
Nilai siklus II
Keterangan
Tuntas Belum tuntas
1 66 √
Hasil belajar siklus II menunjukkan bahwa aktifitas siswa dalam
proses pembelajaran meningkat. Siswa terlihat sangat antusias dalam
melaksanakan proses pembelajaran dengan metode make a match hingga
waktu pembelajaran selesai. Siswa mulai mandiri melakukan proses
pembelajaran. Guru berperan sebagai fasilitator, pembimbing, dan
motivator, pusat pembelajaran berada pada siswa. Metode make a match ini
membuat semua siswa aktif karena dalam pola pembalajaran terpusat pada
49
belajar dengan make a match semakin menurun. Namun hal itu masih bisa
diatasi dengan bimbingan guru.
Berdasarkan unjuk kerja dan perolehan nilai dapat diketahui bahwa
nilai yang didapatkan lebih baik dari pada saat siklus I. Pembelajaran pada
siklus II ini telah mencapai hal yang diharapkan, yakni keterlibatan aktif
seluruh siswa. Selain itu, nilai yang diperoleh siswa telah mencapai standar
minimal KKM, hal ini menunjukkan bahwa tindakan yang dilakukan telah
mencapai hasil yang maksimal. Selain itu, nilai yang diperoleh siswa telah
mencapai standar minimal KKM dan siswa telah mencapai kriteria
ketuntasan klasikal ≥ 85% dari jumlah seluruh siswa. Untuk itu tidak perlu
50 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Belajar Tiap Siklus
Pada penelitian ini, peneliti melaksanakan penelitian tindakan kelas
(PTK) dengan menggunakan metode make a match. Acuan penilaian pada
penelitian kali ini, peneliti menggunakan Kriteria Ketuntasan Klasikal ≥ 85%
dari jumlah seluruh siswa dengan berpatokan pada nilai Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) mata pelajaran IPA yaitu 6,00.
Berdasarkan data nilai rata-rata nilai hasil belajar siswa sebelum
menggunakan metode make a match mata pelajaran IPA materi kenampakan
permukaan bumi yang diperoleh kelas III MI Muhammadiyah Suruh
Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang, menunjukkan bahwa KKM untuk
mata pelajaran IPA adalah 6,00. Peneliti menggunakan evaluasi formatif
dalam penelitian tindakan kelas ini, yaitu berupa multiplechoice dan essay.
Peneliti melakukan observasi dan wawancara dengan guru wali kelas III
untuk mengetahui kondisi awal peserta didik yang akan dijadikan objek
penelitian. Peneliti meminta rekapan nilai siswa untuk mengetahui tingkat
pemahaman siswa sebelum dilakukan tindakan menggunakan metode make a
match, kemudian melakukan post test setiap berakhirnya siklus.
Hasil Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan peneliti
menunjukkan bahwa hasil belajar siswa meningkat dari sebelum dilaksanakan
tindakan. Hasil belajar siswa tersebut meliputi hasil perolehan nilai pada post
51
siswa. Hal ini diperoleh setelah pelaksanaan tindakan menggunakan metode
make a match.
Hasil penelitian yang dilakukan sebelum PTK, siklus I, dan siklus II
adalah sebagai berikut :
1. Hasil sebelum PTK
Di bawah ini adalah hasil nilai ulangan harian mata pelajaran IPA
sebelum menggunakan metode make a match, nilai tes evaluasi siklus I,
dan nilai tes evaluasi siklus II. Adapun hasil nilai rata-rata belajar siswa
sebelum menggunakan metode make a match dapat dilihat dalam tabel
berikut:
Tabel : 4.1
Hasil Nilai Rata-Rata Pra Siklus
52
19 3,92 6,00 Tidak Tuntas
20 1,60 6,00 Tidak Tuntas
Rata-rata 5,08
Nilai rata-rata siswa menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kurang
memuaskan, sebanyak 13 siswa belum mencapai batas KKM. Batas KKM di
MI Muhammadiyah Suruh untuk mata pelajaran IPA adalah 6,00. Siswa yang
telah mencapai KKM sebanyak 35% (7 siswa) dan 65% (13 siswa) belum
mencapai KKM. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa guru jarang
menggunakan media pembelajaran lain. Hal ini menjadi salah satu faktor
kurangnya motivasi dan keaktifan siswa. Maka dari itu perlu didesain metode
yang bisa meningkatkan motivasi dan keaktifan siswa, sehingga hasil belajar
siswa meningkat. Dalam hal ini peneliti mencoba melakukan tindakan dalam
siklus I menggunakan metode make a match.
2. Siklus I
Pada siklus I pengumpulan data hasil belajar siswa menggunakan
post-test dan lembar observasi. Dari instrument tersebut diperoleh data
tentang nilai hasil belajar siswa dalam pembelajaran.
a. Data Hasil Pengamatan Siswa
1) Nilai Hasil Belajar Siswa
Hasil tes evaluasi pada siklus I mengalami peningkatan
yang signifikan apabila dibandingkan dengan nilai pra siklus. Pada
siklus I terdapat 15 siswa yang tuntas dan 5 siswa yang tidak