• Tidak ada hasil yang ditemukan

Merupakan intisari dari keseluruhan isi Kertas Karya ini yang diminimalisir kalimatnya dengan sedemikian rupa dan beberapa saran yang dituliskan penulis.

BAB II

URAIAN TEORITIS

2.1. Pengertian Customer Service

Pada hakikatnya, sama dengan ilmu manajemen maka Customer Service juga bisa dijadikan ilmu atau seni. Customer Service identik dengan pemasaran atau penjualan. untuk lebih memahami tentang ini berikut dikutip pendapat Majid (2011:4) seperti dibawah ini:

kalau ditarik ke asalnya maka ekonomi merupakan bagian dari ilmu sosisal.Maka pengertian Customer Service sebagai Ilmu adalah Bahwa Customer Service itu bisa dipelajari,diajarkan dan dipraktikan kepada siapa saja yang berminat,karena sudah ada kerangka atau ada kaidah-kaidahnya, ada teorinya atau konsep-konsep yang bisa dikembangkan, seperti pemasaran, penjualan dan kepuasan pelanggan.

Selain sebagai ilmu Majid (2011:5) juga memaparkan pengertian ilmu sebagai seni yaitu Bahwa aplikasi Customer Service sangat membutuhkan unsur kreativitas, inisiatif dan kepandaian atau keterampilan dalam berhubungan dengan orang lain. Artinya, bahwa keberhasilan pelayanan pelanggan sangat bergantung pada kreativitas, inisiatif dan kepandaian bergaul para pelakunya.

Bagaimana dan apa yang dilakukan oleh customer service dalam memberikan pelayanan kepada para pelanggannya dapat memberikan pengaruh terhadap kepuasan pelanggan tersebut. Hampir setiap perusahaan mempekerjakan customer service dan kebutuhan akan tenaga ahli dalam memberikan pelayanan bermutu terus meningkat.

Bersamaan dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya customer service, para

petugas yang ahli dan berpengalaman akan dianggap sebagai kontributor yang sangat berarti bagi keuntungan dan keberhasilan sebuah perusahaan.

2.1.1 Peran Customer Service

Peran Customer service adalah seorang customer service harus pandai dalam mencari jalan keluar untuk menyelesaikan berbagai masalah-masalah yang dihadapi oleh pelanggan atau tamunya. Peran customer service yaitu memberikan pelayanan yang prima dan membina hubungan baik dengan nasabah, klien atau pelanggan.

Seorang Customer Service juga harus bertanggung jawab dari awal sampai akhir dari pelayanan tersebut. Customer service juga berperan sebagai:

Penerima Tamu – Dalam hal ini Seorang customer service melayani pertanyaan-pertanyaan yang diajukan tamu serta memberikan informasi yang diinginkan selengkap mungkin secara ramah, sopan, menarik dan menyenangkan. Harus selalu memberi perhatian, bicara dengan suara jelas serta lembut, dan memakai bahasa yang mudah dimengerti klien.

Customer Relation Office – Artinya bahwa customer service yaitu orang yang dapat membina hubungan baik dengan klien/pelanggan. Sehingga merasa puas, senang, dan juga semakin percaya. Customer service harus menyiapkan formulir ataupun brosur untuk tamu/klien, serta ikut membantu mengisi formulir.

Komunikator – Dengan cara memberikan berbagai informasi dan kemudahan-kemudahan kepada tamunya, juga sebagai tempat menampung berbagai macam keluhan, keberatan ataupun sebagai tempat konsultasi.

2.1.2 Karateristik Customer Service

ada beberapa Karateristik yang harus dipenuhi oleh Customer Service, antara lain:

1. Kesadaran diri, melayani adalah tugas kita.

2. Kepercayaan diri, kepercayaan akan menciptakan rasa hormat.

3. Empati, memahami bagaimana pelanggan ingin diperlakukan.

4. Tempatkan diri Anda di sisi pelanggan.

5. Antusias, pelayanan dengan sepenuh hati, penuh gairah.

6. Inisiatif, mengantisipasi kebutuhan pelanggan dan memiliki banyak ide.

7. Peduli, perhatian terhadap detail sangat penting.

8. Kooperatif dukungan tim pasti akan membantu untuk mencapai pelayanan prima.

2.1.3 Perkembangan Customer Service

Customer Service sudah semakin jauh berkembang dengan berbagai karateristik yang berbeda-beda. Dalam bukunya, Oka A.Yuti (2003:5) mengatakan bahwa Pelayanan pelanggan (Customer Service) bukan hal baru, ia sudah dirintis sejak raja mobil Amerika, Henry Ford sebelum Perang Dunia II. Henry Ford mengenai Customer Service mengatakan:

“The man who will use his skill and constractive imagination to see how much he can give for a dollar,instead of how little he can give for a dollar, is bound to succeed”

Kemudian, Stanly Marcus, Chairman Emeritus of Neirman Marcus mengatakan:

“One of the firs declarations pf business philosophy I heard from my father soon after I came to work at Neiman Marcus in 1926, was “there is never a good sale for Neiman Marcus unless it is a good buy for the Customer”

Dari apa yang dikatakan dari kedua perintis tersebut diatas dapat kita ketahui bahwa generasi terdahulu mengetahui, apa yang dimaksudkan dengan Customer Service itu dan bagaimana baik dan bermanfaatnya bagi perusahaan. Generasi sekarang, kelihatannya melupakan atau tidak pernah mau belajar tentang Customer Service ini.

Dalam Yuti (2003:4), Lee Young mantan Chief Editor majalah Business week yang kini menjadi Editorial Far East Business mengatakan:

“The Customer Service has become a bloody nuisance whose unpredictable behavior denages carefully nade strategic palns.in othe words the old fashioned idea of pleasing the Customer Service is being sacrificed on the sacred altar of abstruse strategic planning”

Konsep yang dikemukakan oleh Peters dan Waterman dalam bukunya In Search of Excellent, yang termasuk kategori “Best Sellers” itu mengatakan :

“Close to the Customer as one for the night important characteristic of excellent Companies”

Dalam perusahaan semacam itu, perusahaan hendaknya dapat menciptakan barang (obsession) yang berkualitas (overcommitment of quality), dipercaya (reability), atau pelayanan yang prima (excellence service) tujuannya tidak lain

adalah agar pelanggan tetap loyal dan menghasilkan profit untuk jangka panjang bagi perusahaannya.

Di Jepang dikenal dengan istilah Sabisu tiap pagi pada tiap hari pada Departement Customer Service Store buka, seluruh pramuniaga bediri di tempatnya masing-masing memberi hormat kepada tamu yang dating.Perusahaan-perusahaan Jepang memberi sentuhan Khusus, bagaimana membangun Loyalitas pelanggan.

Kepada pelanggan yang membeli eskrim,diberikan bungkusan khusus yang menjamin es krim itu tidak meleleh atau cair sampai dirumah.

Pelanggan yang membeli TV set atau Komputer, setelah diantar dan distel sampai hidup dan bisa dipakai, selalau memberi pelayanan purna jual(after sales service), kalau-kalau barang yang dibeli tidak berfungsi dengan baik.

2.2 Pengertian Pelayanan

Pelayanan ialah menolong untuk menyediakan segala sesuatu yang diperlukan oleh orang lain diataranya adalah pembeli. Pelayanan dapat diberikan kepada orang lain sebagai pertolongan yang dibutuhkan orang lain itu sendiri. Yang mana dengan pertolongan tersebut dapat membantu orang lain untuk bisa mengatasi masalahnya.

Dalam bukunya, Majid (2011:33) menulis beberapa pendapat ahli tentang pengertian pelayanan,berikut adalah beberapa pengertian menurut para ahli:

Suparlan (2000:35)

Pelayanan ialah sebuah usaha pemberian bantuan ataupun pertolongan pada orang lain, baik dengan berupa materi atau juga non materi agar orang tersebut bisa mengatasi masalahnya itu sendiri.

Moenir (2005:47)

Beliau menjelaskan bahwa pelayanan ialah sebuah proses dari pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain secara langsung.

Kotler (2003:464)

Beliau menyebutkan bahwa pelayanan (Service) ialah sebagai suatu tindakan ataupun kinerja yang bisa diberikan pada orang lain.

Loina (2001:138)

Yang beranggapan bahwa sebuah pelayanan ialah suatu proses keseluruhan sebuah pembentukan citra dari perusahaan, baik dengan melalui media berita, membentuk sebuah budaya perusahaan secara internal, ataupun melakukan sebuah komunikasi mengenai pandangan perusahaan pada para pemimpin pemerintahan seta publik yang lainnya yang berkepentingan.

Dalam bukunya,Majid (2011:35) juga mengatakan bahwa:

Pelayanan adalah:

1. Sebuah kata kerja yang bersifat aktif bukan pasif, dinamis bukan statis, proaktif bukan reaktif, tanggap dan peduli terhadap orang lain bukan cuek, mau menolong orang lain bukan diam atau mengindar.

2. Suatu tindakan nyata dan segera untuk menolong orang lain, disertai dengan senyuman yang ramah dan tulus.

Berdasarkan pendapat dari beberapa pakar, dapat kita simpulkan bahwa pelayanan sangat berhubungan dengan upaya atau tindakan untuk memenuhi kebutuhan orang atau organisasi. kata kuncinya adalah upaya/tindakan, hubungan antar manusia ada komunikasi dan kebutuhan.

2.3 Kualitas Pelayanan

Kualitas Pelayanan harus dimulai dari kebutuhan pelanggan yang berakhir pada persepsi pelanggan. Hal ini berarti citra kualitas pelayan bukanlah persepsi dari penyedia jasa dari para pelanggan. Para pelanggan yang mengkonsumsi dan menikmati jasa suatu instansi, sehingga pelanggan yang seharusnya menilai kualitas

suatu pelayanan. Persepsi pelanggan terhadap kualitas jasa pelayanan merupakan penilaian menyeluruh atas keunggulan jasa.

Ahmad Fauzi dalam Blognya mengatakan bahwa “Kualitas pelayanan adalah suatu kegiatan yang ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain dan pada dasarnya tidak berwujud serta tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu proses produksi dan juga dan tidak dikaitkan dengan suatu produk fisik”, Dari definisi di atas dapat diartikan bahwa kualitas pelayanan adalah berpusat pada upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan serta ketepatan pada penyampaiannya untuk mengimbangi harapan para pelanggan, maka kualitas pelayanan dipersepsikan baik dan memuaskan.

Dalam Kotler (1997:24) memaparkan Faktor- faktor yang dapat mempengaruhi kualitas pelayanan adalah sebagai berikut:

1. Reliability (kehandalan) yaitu kemampuan karyawan dalam memberikan pelayanan dengan segera dan memuaskan serta sesuai dengan yang telah dijanjikan .

2. Assurance (jaminan) kesopanan dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf

3. Tangible (berwujud) yaitu kemampuan suatu perusahaan dalam menunjukan eksistensinya kepada pihak eksternal

4. Empathy (empati) yaitu meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik,dan perhatian dengan tulus kepada kebutuhan pelanggan 5. Responsivennes (ketanggapan) yaitu keinginan para staf untuk membantu para pelanggan dan memberikan pelayanan yang tanggap.

BAB III TINJAUAN UMUM

3.1 Sejarah singkat PT. Angkasa Pura II

PT. Angkasa Pura II (Persero), selanjutnya disebut “Angkasa Pura II” atau

“Perusahaan” merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara yang bergerak dalam bidang usaha pelayanan jasa kebandarudaraan dan pelayanan jasa terkait bandar udara di wilayah Indonesia Barat. Angkasa Pura II telah mendapatkan kepercayaan dari Pemerintah Republik Indonesia untuk mengelola dan mengupayakan pengusahaan Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng yang kini berubah nama menjadi Bandara Internasional Jakarta Soekarno-Hatta serta Bandara Halim Perdanakusuma sejak 13 Agustus 1984.

Keberadaan Angkasa Pura II berawal dari Perusahaan Umum dengan nama Perum Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng melalui Peraturan Pemerintah Nomor 20 tahun 1984, kemudian pada 19 Mei 1986 melalui Peraturan Pemerintah Nomor 26 tahun 1986 berubah menjadi Perum Angkasa Pura II. Selanjutnya, pada 17 Maret 1992 melalui Peraturan Pemerintah Nomor 14 tahun 1992 berubah menjadi Perusahaan Perseroan (Persero). Seiring perjalanan perusahaan, pada 18 November 2008 sesuai dengan Akta Notaris Silvia Abbas Sudrajat, SH, SpN Nomor 38 resmi berubah menjadi PT Angkasa Pura II (Persero).

Berdirinya Angkasa Pura II bertujuan untuk menjalankan pengelolaan dan pengusahaan dalam bidang jasa kebandarudaraan dan jasa terkait bandar udara dengan mengoptimalkan pemberdayaan potensi sumber daya yang dimiliki dan

penerapan praktik tata kelola perusahaan yang baik. Hal tersebut diharapkan agar dapat menghasilkan produk dan layanan jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat sehingga dapat meningkatkan nilai Perusahaan dan kepercayaan masyarakat.

Angkasa Pura II telah mengelola 13 Bandara, antara lain yaitu Bandara Soekarno-Hatta (Jakarta), Halim Perdanakusuma (Jakarta), Kualanamu (Medan), Supadio (Pontianak), Minangkabau (Padang), Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang), Sultan Syarif Kasim II (Pekanbaru), Husein Sastranegara (Bandung), Sultan Iskandarmuda (Banda Aceh), Raja Haji Fisabilillah (Tanjungpinang), Sultan Thaha (Jambi), Depati Amir (Pangkal Pinang) dan Silangit (Tapanuli Utara).

Angkasa Pura II telah berhasil memperoleh berbagai penghargaan dari berbagai instansi. Penghargaan yang diperoleh merupakan bentuk apresiasi kepercayaan masyarakat atas performance Perusahaan dalam memberikan pelayanan, diantaranya adalah “The Best BUMN in Logistic Sector” dari Kementerian Negara BUMN RI (2004-2006), “The Best I in Good Corporate Governance” (2006), Juara I

“Annual Report Award” 2007 kategori BUMN Non-Keuangan Non-Listed, dan sebagai BUMN Terbaik dan Terpercaya dalam bidang Good Corporate Governance pada Corporate Governance Perception Index 2007 Award.

Pada tahun 2009, Angkasa Pura II berhasil meraih penghargaan sebagai 1st The Best Non Listed Company dari Anugerah Business Review 2009 dan juga sebagai The World 2nd Most On Time Airport untuk Bandara Soekarno-Hatta dari Forbestraveller.com, Juara III Annual Report Award 2009 kategori BUMN Non- Keuangan Non-Listed, The Best Prize „INACRAFT Award 2010‟ in category natural fibers, GCG Award 2011 as Trusted Company Based on Corporate Governance

Perception Index (CGPI) 2010, Penghargaan Penggunaan Bahasa Indonesia Tahun 2011 dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, penghargaan untuk Bandara Internasional Minangkabau Padang sebagai Indonesia Leading Airport dalam Indonesia Travel & Tourism Award 2011, dan Penghargaan Kecelakaan Nihil (Zero Accident) selama 2.084.872 jam kerja terhitung mulai 1 Januari 2009-31 Desember 2011 untuk Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru, serta berbagai penghargaan di tahun 2012 dari Majalah Bandara kategori Best Airport 2012 untuk Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II (Pekanbaru) dan Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang), kategori Good Airport Services untuk Bandara Internasional Minangkabau dan Bandara Internasional Soekarno-Hatta Terminal 3 (Cengkareng) dan kategori Progressive Airport Service 2012 untuk Bandara Internasional Soekarno-Hatta Terminal 3 (Cengkareng).

3.2 Visi dan Misi

3.2.1 Visi

The best smart connected airport in the region memiliki makna bahwa bandara-bandara yang dikelola Angkasa Pura II menjadi bandara yang terhubung ke banyak rute atau tujuan baik di dalam maupun di luar negeri, sesuai dengan status masing-masing bandara (bandara domestik/internasional). Connecting time dan connecting process baik untuk penumpang maupun barang harus bisa berjalan dengan mudah dan tanpa sekat. Bandara-bandara APII juga sepenuhnya menjadi bandara yang pintar (smart) dengan memanfaatkan teknologi modern.

Region yang dimaksud dalam visi adalah Asia. Sehingga dapat disimpulkan bahwa visi Angkasa Pura II adalah menjadi bandara dengan konektivitas tinggi ke banyak kota atau negara dan mempergunakan teknologi modern yang terintegrasi dalam operasional bandara dan peningkatan pelayanan penumpang.

3.2.2 Misi

A. Memastikan keselamatan dan keamanan sebagai prioritas utama

B. Menyediakan infrastruktur dan layanan kelas dunia untuk mendukung perkembangan ekonomi Indonesia melalui konektivitas antar daerah maupun negara

C. Memberikan pengalaman perjalanan yang terpercaya, konsisten, dan menyenangkan kepada seluruh pelanggan dengan teknologi modern

D. Mengembangkan kemitraan untuk melengkapi kemampuan dan memperluas penawaran perusahaan

E. Menjadi BUMN pilihan dan memaksimalkan potensi dari setiap karyawan perusahaan

F. Menjunjung tinggi tanggung jawab sosial perusahaan

Angkasa pura II memiliki nilai-nilai perusahaan yakni

Artilogo :

Sumber: http://www.angkasapura2.co.id/ diakses 20 september 2019

Biru adalah warna yang melambangkan pergerakan sektor logistik yang terus tumbuh berkembang pesat.

Merah melambangkan tindakan yang berlandaskan semangat kerja dan komitmen PT. Angkasa Pura II dalam menyediakan pelayanan berkualitas internasional dengan mengutamakan kenyamanan dan keselamatan pelanggan.

Kuning melambangkan kemakmuran sebagai buah keberhasilan yang akan didapat dari kerja keras PT. Angkasa Pura II untuk para pemegang saham, manajemen, karyawan, dan Indonesia.

Hijau melambangkan arah kepemimpinan yang tegas, berintegritas, dan terarah menuju pertumbuhan perusahaan yang sehat.

3.3 Tata Kelola Perusahaan

Komitmen penerapan GCG (Good Coprorate Governance) merupakan hal yang mutlak bagi Angkasa Pura II. Hal tersebut dilakukan melalui penguatan infrastruktur yang dimiliki dan secara berkesinambungan meningkatkan sistem dan prosedur untuk mendukung efektivitas pelaksanaan GCG di Angkasa Pura II.

Untuk mewujudkan perusahaan yang tumbuh berkembang dan berdaya saing tinggi, Angkasa Pura II telah mengembangkan struktur dan sistem tata kelola perusahaan (Good Corporate Governance) dengan memperhatikan prinsip-prinsip GCG sesuai ketentuan dan peraturan serta best practise yang berlaku. Pelaksanaan GCG merupakan tindak lanjut Keputusan Menteri BUMN No. 117/M-MBU/2002 tanggal 31 Juli 2002 yang kemudian diperbarui dengan Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER 01/MBU/2011 tanggal 01 Agustus 2011 tentang Penerapan Tata

Kelola yang Baik pada BUMN, yang menyebutkan bahwa “BUMN wajib melaksanakan operasional perusahaan dengan berpegang pada prinsip-prinsip GCG yaitu transparansi, akuntanbilitas, responsibilitas, independensi dan kewajaran”.

Semangat yang terkandung dalam penerapan GCG di Angkasa Pura II adalah niat dan tekad manajemen Angkasa Pura II untuk menjadikan Angkasa Pura II sebuah perusahaan yang terus tumbuh dan berkembang dengan kualitas Produk dan Proses Kerja yang baik, serta memiliki Code of Conduct, termasuk tanggung jawab terhadap lingkungannya.

BAB IV

PERAN CUSTOMER SERVICE PT. ANGKASA PURA II DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN

4.1 Peran Customer Service PT. Angkasa Pura II dalam meningkatkan pelayanan

Customer Service adalah merupakan jasa pelayanan pelanggan yang sangat penting perannya dalam suatu perusahaan yang bergerak dibidang jasa. kehadiran Customer Service dapat membantu melayani pelanggan yang memiliki beberapa masalah maupun kepentingan dengan perusahaan yang berkaitan.tanpa adanya Customer Service Perusahaan tentu tidak dapat berjalan dengan baik.

Customer Service PT. Angkasa Pura II Bandara Internasioanl Kualanamu merupakan suatu divisi yang memiliki suatu peran yang sangat vital dalam berjalannya aktivitas di Bandara. Customer Service PT. Angkasa Pura II Bandara Internasioanl Kualanamu memiliki beberapa peran sebagai sumber infomasi terhadap pengguna Bandara yang minim informasi tentang keberangkatan, kedatangan, penundaan penerbangan, pembatalan penerbangan dll.

Kualitas pelayanan yang diberikan oleh Customer Service sangatlah penting bagi konsumen yang menggunakan jasa Bandar Udara. Konsumen harus merasa nyaman dengan layanan yang diberikan oleh pihak Bandar Udara, sehingga citra perusahaan akan baik dimata konsumennya. Karena fungsinya yang bukan hanya sebagai tempat menaik turunkan penumpang, barang atau cargo. Bandar udara yang memiliki berbagai macam fasilitas dan pelayanan yang baik telah mendapat respon

dari SKYTRAX. SKYTRAX memberikan penghargaan setiap tahunnya kepada bandar udara yang telah memiliki syarat sebagai Bandar Udara yang berkelas dunia (World Class Airport).

Gambar 4.1 dokumentasi Daniel 2017

4.2 Upaya Customer Service PT. Angkasa Pura II Bandara Internasioanal Kualanamu Dalam Meningkatkan Pelayanan

Customer Servivce PT. Angkasa Pura II Bandara Internasioanal Kualanamu tentu memiliki upaya-upaya dalam meningkatkan pelayanan agar pengguna Badara merasa puasa akan pelayanan yang diberikan oleh Customer Service. Adapun upaya-upaya yang dilakukan Customer Service PT. Angkasa Pura II Bandara Internasional Kualanamu adalah sebagai berikut:

1. Customer Service memberikan informasi mengenai jadwal keberangkatan dan kedatangan dengan benar sehingga penumpang tidak ada yang ketinggalan pesawat.

2. Customer Service memberikan informasi mengenai letak tenant/restaurant yang ada disekitar bandara terhadap pengguna Bandara.

3. Customer Service Memberikan informasi tentang lokasi counter check in seluruh maskapai penerbangan agar penumpang tidak kebingungan.

4. Customer Service memberikan fasilitas berupa layanan pengaduan penumpang yang berfungsi untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi oleh penumpang.

5. Customer Service Memberikan seluruh informasi yang dibutuhkan oleh pengguna Bandara.

Gambar 4.2 dokumentasi Daniel 2017

4.3 Sistem Pelayanan Customer Service PT. Angkasa Pura II

Sistem Pelayanan yang diberikan oleh Customer Service PT. Angkasa Pura II Bandar Udara Internasioanal Kualanamu, sangatlah berpengaruh kepada pelayan informasi yang diberikan oleh perusahaan tersebut, karena saat peninjauan dilapangan

dapat dilihat bahwa pelayanan informasi yang diberikan kepada penumpang dilakukan oleh petugas-petugas yang terkait pada sistem perusahaan tersebut.Sistem informasi yang dilakukan sesuai dengan sistem yang diterapkan dengan bagian masing-masing.

Sistem pelayanan informasi yang diberikan Customer Service kepada penumpang harus akurat agar calon penumpang tidak bingung atau tidak mengetahui apa yang harus dilakukan calon penumpang setibanya dibandar udara, pelayanan informasi ini sangat penting bagi calon penumpang yang pertama melakukan penerbangan dan,sangat membantu bagi calon penumpang yang sama sekali tidak mengerti melakukan check-in, menggunakan boarding pass, masuk keruang tunggu (waiting room), dan memasuki pesawat.

Selain itu juga divisi-divisi yang lain di bandar udara internasional kualanamu harus memberikan pelayanan informasi kepada calon penumpang bandar udara, agar memudahkan calon penumpang menggunakan transportasi udara, Customer Service harus memberikan pelayanan terbaiknya kepada calon penumpang agar calon penumpang agar tidak terjadi complain kepada perusahaan dalam memberikan pelayanan informasi. Divisi-divisi yang lain juga harus mengetahui bentuk-bentuk pelayanan informasi apa saja yang diberikan kepada penumpang bandara khususnya di Bandar Udara Kualanamu Internasional, karena itu sudah merupakan tugas dan tanggung jawab tiap-tiap divisi.

Sistem pelayanan informasi yang dilakukan oleh divisi-divisi tersebut sudah sesuai dengan standar operasional bandar udara yang diberikan oleh PT. Angkasa Pura II, sehingga antara sistem yang bertanggung jawab dengan pelayanan informasi, dan segala bentuk-bentuk pelayanan yang diberikan PT. Angkasa Pura II, akan saling berkaitan untuk mencapai tujuan perusahaan.

Gambar 4.3 dokumentasi Daniel 2017

4.4 Bentuk-bentuk Pelayanan Customer Service PT. Angkasa Pura II Bandar Udara Internasional Kualanamu

4.4.1 Pelayanan Public Information Desk (PID)

Publik Information Desk adalah layanan yang diberikan kepada pengguna jasa secara langsung mengenai informasi penerbangan, kebandarudaraan, kepariwisataan dan yang lainnya ( informasi komersil, transportasi,alamat perkantoran dll). Public Information Desk memberikan pelayanan sesuai dengan jam operasi yang ada pada

Bandara Internasional Kualanmu, para petugas di Public Information Desk ini ialah Customer Service PT.Angkas Pura II.

Ada beberapa Prosedur yang wajib dilakukan oleh Customer Service PT.Angkasa Pura II dalam Pelayanan Ini, antara lain:

1. Customer Service harus mempersiapkan diri dengan standart penampilan yang telah ditentukan oleh Perusahaan.

2. Ketika pelanggan datang Customer Service harus menyambut dengan berdiri dan senyuman.

3. Customer Service harus mendengarkan dengan penuh perhatian kebutuhan informasi yang disampaikan oleh pelanggan serta menjawab secara singkat dan jelas.

4. Customer Service memberikan informasi kepada unit terkait yang berhubungan dengan pertanyaan yang disampaikan oleh pengguna jasa bandara yang belum terjawab.

5. Customer Service wajib meneruskan Permasalahan secara heirarki apabila informasi yang belum terjawab dari unit terkait.

6. Customer Service harus menyampaikan permohonan maaf apabila informasi tidak dapt diberikan kepada pengguna jasa bandara yang

6. Customer Service harus menyampaikan permohonan maaf apabila informasi tidak dapt diberikan kepada pengguna jasa bandara yang

Dokumen terkait