• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pada bab ini berisi kesimpulan dari pembahasan hasil penelitian dan saran kepada pihak-pihak terkait.

BAB II

METODE PENELITIAN

2.1 Bentuk Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode deskriptif dengan analisa kualitatif memusatkan perhatian pada masalah-masalah atau fenomena-fenomena yang ada pada saat penelitian dilakukan atau masalah yang bersifat aktual, kemudian menggambarkan fakta-fakta tentang masalah yang diselidiki sebagaimana adanya diiringi dengan interprestasi yang rasional dan akurat.

Dengan demikian penelitian ini akan menggambarkan fakta-fakta dan menjelaskan keadaan dari objek penelitian berdasarkan fakta-fakta yang ada dan mencoba menganalisa kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh.

2.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini merupakan suatu tempat yang akan diteliti dalam mencari dan mengumpulkan data yang berguna dalam penelitian.

Penelitian ini dilaksanakan di kantor PD Pasar Sukaramai yang berlokasi di kota Medan, Sumatera Utara.

2.3 Informan Penelitian

Penelitian kualitatif tidak dimaksudkan untuk membuat generalisasi dari hasil penelitiannya. Oleh karena itu, pada penelitian kualitatif ini tidak dikenal adanya populasi dan sampel (Bagong Suyanto, 2005:171) subjek penelitian yang telah tercermin dalam fokus penelitian ditentukan secara sengaja. Subjek penelitian ini menjadi informan yang akan memberikan berbagai informasi yang diperlukan selama proses penelitian.

Informan adalah seseorang yang benar-benar mengetahui suatu persoalan tertentu yang darinya dapat diperoleh informasi yang jelas, akurat, dan terpercaya baik berupa pernyataan, keterangan, atau data-data yang dapat membantu dan memahami persoalan atau permasalahan tersebut.

Menurut Suyanto (2005:172) informan penelitian meliputi beberapa macam yaitu :

1. Informan kunci merupakan mereka yang mengetahui dan memiliki informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian yaitu kepala administrasi di kantor PD Pasar Sukaramai kota Medan.

2. Informan utama merupakan mereka yang terlibat langsung dalam interaksi sosial yang diteliti yaitu para pedagang di Pasar Sukaramai kota Medan.

3. Informan tambahan merupakan mereka yang dapat memberikan informasi walaupun tidak langsung terlibat dalam interaksi sosial yang diteliti yaitu masyarakat atau pengunjung lokasi Pasar Sukaramai kota Medan.

2.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik-teknik pengumpulan data dibagi menjadi dua cara, yaitu :

1. Pengumpulan data primer, yaitu data yang diperoleh melalui kegiatan penelitian langsung kelokasi penelitian untuk mencari data-data yang lengkap dan berkaitan dengan masalah yang diteliti dan dilakukan melalui :

a. observasi yaitu pengumpulan data dengan pengamatan langsung terhadap sejumlah acuan yang berkenaan dengan topik penelitian di lokasi penelitian dan

b. wawancara yaitu dengan memberikan pertanyaan langsung kepada sejumlah pihak yang terkait.

2. Pengumpulan data sekunder, yaitu teknik pengumpulan data dan informasi yang diperlukan atau diperoleh melalui catatan-catatan tertulis lainnya yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

a. Studi Kepustakaan

Yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari buku-buku, tulisan, dan karya ilmiah yang memiliki relevansi dan ada hubungannya dengan masalah yang diteliti.

b. Studi Dokumentasi

Yaitu teknik yang digunakan dengan mengambil catatan tertulis, dokumen, arsip yang menyangkut masalah yang diteliti yang berhubungan dengan instansi terkait dari kantor PD Pasar Sukaramai kota Medan sehubungan dengan masalah Peranan Kebijakan Pengembangan Pasar Sukaramai Terhadap Pengembangan Wilayah Di Kota Medan.

2.5 Teknik Analisa Data

Sesusai dengan metode penelitian, teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan teknik kualitatif. Menurut Farid (1997:152), analisa kualitatif terkonotasi suatu pengertian analisis yang didasarkan pada argumentasi logika. Namun materi argumentasi didasarkan pada yang diperoleh melalui kegiatan teknik perolehan data. Jika data yang diperoleh secara empiris atau diperoleh melalui studi lapangan, maka data yang dianalisis adalah hubungan antara data yang memungkinkan lahirnya kategori, hubungan antara kategori yang memungkinkan lahirnya hipotesis dan hubungan antar hipotesis yang memungkinkan lahirnya suatu teori atau model.

Baik studi lapangan maupun studi pustaka, di dalam penganalisisannya tidak mendasarkan pada perhitungan kuantitatif, tetapi pada kemampuan nalar peneliti dalam menghubung-hubungkan fakta, data, dan informasi hingga lahirnya suatu model atau suatu teori (Ali, 1997:151).

BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

3.1 Gambaran Umum Kota Medan

Kota Medan sebagai salah satu kota metropolitan di Indonesia yang merupakan pusat pemerintahan provinsi Sumatera Utara, dulunya adalah merupakan sebuah kampung kecil yang berada di satu tanah datar atau Medan diantara sugai Babura dengan sungai Deli, yang pada waktu itu dikenal dengan nama “Medan Putri”, yang sekarang kita kenal dengan jalan Putri Hijau. Menurut Tengku Lukman, SH, dalam bukunya yang berjudul “Riwayat Hamparan Perak”(1971), yang mendirikan kampung Medan adalah Raja Guru Patimpus, nenek moyang Datuk Hamparan Perak (Dua belas Kuta) dan Datuk Suka Piring yaitu dua dari empat kepala suku Kesultanan Deli.

John Anderson, seorang pegawai Pemerintah Inggeris yang berkedudukan di Penang, pernah berkunjung ke Medan tahun 1823. Dalam bukunya bernama “Mission to the Eastcoast of Sumatera”, edisi Edinburg tahun 1826, Medan masih merupakan satu kampung kecil yang berpenduduk sekitar 200 orang. Dalam masa kurang dari 80 tahun berkembang menjadi sebuah kota yang sekarang kita kenal dengan nama kota Medan. Sesuai dengan keputusan DPRD tingkat II Kota Madya Medan No.4/DPRD/1975 tanggal 26 Maret1975, Juli ditetapkan menjadi hari jadi Kota Medan. Kemudian melalui Peraturan Pemerintah RI No.35 tahun 1992 tentang pembentukan beberapa kecamatan di Sumatera Utara termasuk dua kecamatan

pemekaran di Kota Medan maka kecamatan di Kota Medan menjadi 21 kecamatan, yaitu:

No Nama Kecamatan Luas Kec.(km²) Jumlah Kelurahan 1 Medan Tuntungan 20,68 9 2 Medan Johor 12,81 6 3 Medan Amplas 14,58 7 4 Medan Denai 11,59 6 5 Medan Area 9,05 12 6 Medan Kota 7,99 12 7 Medan Maimun 5,27 6 8 Medan Polonia 5,25 5 9 Medan Baru 5,84 6 10 Medan Selayang 9,01 6 11 Medan Sunggal 2,98 6 12 Medan Helvetia 15,44 7 13 Medan Petisah 13,16 7 14 Medan Barat 6,82 6 15 Medan Timur 5,33 11 16 Medan Perjuangan 7,76 9 17 Medan Tembung 4,09 7 18 Medan Deli 20,84 6 19 Medan Labuhan 36,67 6 20 Medan Marelan 23,82 5 21 Medan Belawan 26,25 6 TOTAL 265,10 151

3.1.1 Letak Geografis

Kota Medan memiliki luas 26.510 hektar (265,10 km²) atau 3,6% dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Dengan demikian, dibandingkan dengan kota/kabupaten lainya, Medan memiliki luas wilayah yang relatif kecil dengan jumlah penduduk yang relatif besar. Secara geografis kota Medan terletak pada 3° 30' – 3° 43' Lintang Utara dan 98° 35' - 98° 44' Bujur Timur. Untuk itu topografi kota Medan cenderung miring ke utara dan berada pada ketinggian 2,5 - 37,5 meter di atas permukaan laut.

Secara administratif Kota Medan berbatasan dengan Kabupaten Deliserdang di sebelah Barat, Timur, dan Selatan. Sedangkan di sebelah Utara berbatasan langsung dengan Selat Malaka.

3.1.2 Demografi

Berdasarkan data kependudukan tahun 2005, penduduk Medan diperkirakan telah mencapai 2.036.018 jiwa, dengan jumlah wanita lebih besar dari pria, (1.010.174 jiwa > 995.968 jiwa). Jumlah penduduk tersebut diketahui merupakan penduduk tetap, sedangkan penduduk tidak tetap diperkirakan mencapai lebih dari 500.000 jiwa, yang merupakan penduduk komuter. Dengan demikian Medan merupakan salah satu kota dengan jumlah penduduk yang besar. Berdasarkan Sensus

Penduduk Indonesia 2010, penduduk Medan berjumlah 2.109.339 jiwa. Penduduk Medan terdiri atas 1.040.680 laki-laki dan 1.068.659 perempuan.

3.1.3 Kondisi Perdagangan Di Kota Medan

Sebagaimana telah dikemukakan di atas, bahwa Kota Medan menjadi strategis karena salah satu fungsi utama Kota Medan adalah pusat perdagangan. Kegiatan pada sektor perdagangan di Kota Medan diantaranya terdiri dari kegiatan di pasar, plaza/mall, toko, restoran, Pedagang Kaki Lima dan warung. Kegiatan perdagangan tersebut umumnya tergolong dalam kegiatan pada sektor perdagangan formal maupun sektor perdagangan informal. Kegiatan yang termasuk sektor informal bersifat heterogen. Secara umum sektor informasi di daerah perkotaan dipandang sekedar melakukan peran dalam kehidupan kota dan terdiri dari beraneka ragam kegiatan usaha yang berkaitan dengan bidang pelayanan dan jasa pada tingkat bawah, seperti warung kopi, tukang sampah, pengamen jalanan, penyemir sepatu, Pedagang Kaki Lima, dan pengencer barang. Kegiatan informal dapat dibedakan menjadi lima sub sektor yaitu perdagangan, jasa, angkutan, bangunan, dan industri kecil.

Adanya dorongan untuk masuk pada sektor informal karena tidak adanya hubungan kerja kontrak jangka panjang pada sektor informal, sehingga mobilitas angkatan kerja dalam sektor informal menjadi relatif tinggi. Hal ini merupakan salah satu faktor utama yang mempermudah tenaga kerja memasuki sektor ini. Jadi, diharapkan dapat bertindak sebagai suatu kekuatan penyangga antara kesempatan

kerja dan pengangguran. Beberapa pencari kerja yang memperoleh pekerjaan tetap di sektor formal, bisa bekerja dalam sektor informal sementara atau waktu lama daripada menganggur sama sekali.

3.1.4 Kondisi Pembangunan Di Kota Medan

Secara kasat mata pembangunan Kota Medan secara keseluruhan sangat berkembang pesat, terutama dalam pembangunan fisik (infrastruktur). Hal ini dapat kita lihat dengan berbagai sarana yang tersedia diseluruh penjuru Kota Medan. Namun demikian jika kita melihat masih banyak masalah yang perlu mendapat perhatian pemerintah Kota Medan diantaranya mengenai pengembangan pasar tradisional.

3.2 Gambaran Umum PD Pasar Kota Medan

Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan adalah salah satu Badan Usaha milik daerah (BUMD) yang merupakan peralihan dari Dinas Pasar kotamadya Tk.II Medan yang ditetapkan berdasarkan keputusan Walikota No. 188/ 784/ SK/ 1993. Dan pada awalnya dikelola berdasarkan Peraturan Daerah no. 15 Tahun 1992 Tentang pembentukan Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan, kemudian diubah dengan Peraturan Daerah Kota Medan No.08 tahun 2001 tentang Pembentukan Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan. Selanjutnya untuk melaksanakan Peraaturan daerah

tersebut, diterbitkan keputusan Walikota nomor 28 Tahun 2001 tentang Pembentukan Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan.

Sementara sebagai landasan manajemen didasari kepada Peraturan daerah Nomor 5 tahun 1997 tentang Status Badan Pengawas , Direksi, dan Kepegawaian Perusahaan Daerah dan Surat keputusan walikota Medan nomor 188.342/SK/1998 tentang pelaksanaan Peraturan Daerah no.05 tahun 1997 Jo, Surat keputusan Walikota Medan Nomor 14 Tahun 2004 Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perusahaan Daerah Pasar kota Medan . Sebagai landasan operasional didasari kepada Peraturan Daerah no. 31 tahun 1993 tentang pemakaian tempat berjualan dan Surat Walikota Medan Nomor 188.342/834/SK/1994 tentang pelaksanaan Perda No. 31 Tahun 1993 dan Surat keputusan Direksi PD. Pasar Kota Medan No 974/1332/PDPKM/20043 tanggal 05 Maret 2003 tentang klasifikasi dan Besarnya tarif kontribusi pada pasar – pasar di wilayah tingkat II Medan yang di syahkan Badan Pengawas PD. Pasar Kota Medan dengan Surat Keputusan Badan Pengawas PD. Pasar Kota Medan No. 36/04/BP/ PD/20003 tanggal 13 maret 2003.

3.2.1 Visi Misi PD Pasar Kota Medan

A. Visi PD Pasar Kota Medan

Adapun yang menjadi visi PD Pasar Kota Medan adalah: "Menyediakan pasar tradisional dan modern yang bersih, nyaman,

aman dan berwawasan lingkunan serta memenuhi kebutuhan barang dan jasa yang lengkap, segar, murah dan bersaing". Visi tersebut adalah merupakan suatu gambaran masa depan yang diinginkan oleh PD Pasar Kota Medan sebagai lembaga daerah dilingkungan Kota Medan. PD Pasar berkewajiban untuk menyusun rencana pengembangan pasar guna mengwujudkan visi Kota Medan.

B. Misi PD Pasar Kota Medan

Adapun yang menjadi misi dari PD Pasar Kota Medan adalah: "Menjadikan pasar tradisional dan modern sebagai sarana unggulan dalam penggerak perekonomian daerah Propinsi Sumatera Utara".

3.2.2 Fungsi PD Pasar Kota Medan

Tugas Pokok PD Pasar Kota Medan adalah melaksanakan pelayanan umum dalam bidang pengelolaan area pasar, membina pedagang pasar, ikut membantu stabilitas harga dan kelancaran distribusi barang dan Jasa. Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut PD Pasar Kota Medan mempunyai fungsi :

1. Perencanaan, pembangunan, pemeliharaan dan perawatan area pasar

2. Penyediaan, pemeliharaan dan perawatan sarana dan kelengkapan area pasar 3. Pengawasan dan pengendalian pemanfaatan area pasar

5. Pembinaan pedagang dalam rangka pemanfaatan area pasar 6. Bantuan terhadap stabilitas harga barang

7. Bantuan terhadap ketersediaan dan kelancaran distribusi barang dan jasa 8. Pelaksanaan dan pengembangan kerjasama, dan

9. Pengendalian keamanan dan ketertiban dalam area pasar.

Pembinaan pedagang pasar antara lain meliputi :

1. Memfasilitasi kerjasama wadah para pedagang dalam kemitraan dengan pihak lain

2. Memfasilitasi peningkatan kualitas pelayanan kepada konsumen oleh pedagang

3. Memfasilitasi peningkatan kualitas sumberdaya manusia pedagang

4. Memberikan hak prioritas kepada pedagang untuk memperoleh tempat usaha yang baru hasil pembangunan

5. Memfasilitasi pemberian kredit bagi pedagang bekerjasama dengan lembaga keuangan.

3.3 Gambaran Umum PD Pasar Sukaramai

Pasar tradisional Sukaramai berdiri pada tahun 1968. Pasar Sukaramai pada saat ini masih dalam proses pembangunan. Selama dalam proses pembangunan, untuk sementara pemerintah telah mengalokasikan para pedagang di pinggiran jalan dengan membangun kios-kios kecil. Luas wilayah pasar tradisional Sukaramai mencapai 2.630 m² dan terletak di kelurahan Sukaramai II kecamatan Medan Area Kota Medan. Pada saat ini pasar tradisional Sukaramai memiliki jumlah pedagang sebanyak 565 pedagang. Adapun batas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut:

Sebelah Utara : Kelurahan Tegal Sari I

Sebelah Selatan : Kelurahan Sukaramai II

Sebelah Barat : Kelurahan Sukaramai I

Sebelah Timur : Kelurahan Sukaramai II

3.3.1 Visi Misi PD Pasar Sukaramai

A.Visi PD Pasar Sukaramai

Adapun yang menjadi visi PD Pasar Sukaramai adalah: "Menyediakan pasar tradisional dan modern yang bersih, nyaman, aman dan berwawasan

lingkunan serta memenuhi kebutuhan barang dan jasa yang lengkap, segar, murah dan bersaing". Visi tersebut adalah merupakan suatu gambaran masa depan yang diinginkan oleh PD Pasar Sukaramai sebagai lembaga daerah dilingkungan Kota Medan. PD Pasar Sukaramai berkewajiban untuk menyusun rencana pengembangan pasar guna mengwujudkan visi Kota Medan.

B.Misi PD Pasar Sukaramai

Adapun yang menjadi misi dari PD Pasar Sukaramai adalah: "Menjadikan pasar tradisional dan modern sebagai sarana unggulan dalam penggerak perekonomian daerah Kota Medan serta berupaya menciptakan penertiban pedagang untuk kelancaran lalu lintas diperempatan lampu merah yang berdekatan dengan Pasar Sukaramai".

3.3.2 Struktur dan Susunan Organisasi PD Pasar Sukaramai

Struktur dan susunan PD Pasar Sukaramai adalah sebagai berikut:

a) Kepala Pasar, b) Pengutip c) Staf d) Penertiban

Gambar 1. Bagan Organisasi PD Pasar Sukaramai Kota Medan Tahun 2014.

3.3.3 Tugas Pokok PD Pasar Sukaramai

A.Kepala Pasar

1. Mengkoordinir pelaksanaan tugas-tugas penyelesaiaan administrasi di pasar yang menyangkut surat menyurat tentang data-data pedagang, jumlah realisasi pendapatan harian, bulanan, dan tahunan, data jumlah tempat berjualan, status tempat berjualan ( buka, tutup, aktif, dicabut, dan sebagainya).

2. Mengkoordinir pelaksanaan pengutipan semua jenis kontribusi yang dibebankan kepada pedagang dan berupaya untuk menggali potensi yang ada di pasar dalam rangka meningkatkan realisasi pendapatan.

Penertiban

STAF

KEPALA 

PASAR

3. Mengkoordinir pelaksanaan penertiban dan penataan pedagang, menjaga kebersihan pasar agar pedagang merasa aman berjualan, dan konsumen merasa nyaman dalam berbelanja

4. Berupaya senantiasa menciptakan suasana kondusif di dalam pasar.

B.Pengutip

1. Melaksanakan pengutipan atau menagih uang kontribusi kepada para pedagang sesuai dengan ketentuan yang berlaku

2. Bertanggung jawab atas uang hasil kutipan kontribusi dimaksud untuk disetor ke kas PD Pasar Kota Medan.

C.Staf

1. Melaksanakan pembukuan pasar dan menyelesaikan surat menyurat secara administrasi seperti:

2. Mengisi buku tabelaris

3. Membuat buku kas pendapatan

4. Perhitungan karcis dan kendali kwitansi 5. Membuat lampiran.

D.Penertiban

1. Menertibkan dan menata pedagang agar teratur dan tertata dengan baik, barang dagangannya tidak melebihi batas yang ditentukan

2. Menjaga keamanan pasar di waktu siang hari agar pedagang dan konsumen merasa nyaman dalam bertransaksi.

BAB IV PENYAJIAN DATA

Pada bab ini penulis akan menyajikan deskripsi dari data yang diperoleh melalui penelitian di lapangan dan melalui metode-metode pengumpulan data yang disebutkan pada bab terdahulu. Demikian juga halnya, permasalahan utama yang hendak dijawab dalam bab ini adalah Bagaimanakah peranan kebijakan pengembangan Pasar Sukaramai terhadap pengembangan wilayah di Kota Medan.

Dalam mengumpulkan data yang diperlukan untuk menjawab permasalahan secara mendalam, ada beberapa tahapan yang dilakukan penulis, yaitu:

pertama,penelitian diawali dengan pengumpulan berbagai dokumen PD Pasar Kota Medan, dan PD Pasar Sukaramai seperti garis besar program dan rencana kerja PD Pasar Sukaramai, kebijakan PD Pasar Sukaramai yang berkaitan dengan permasalahan yang ingin dijawab. Kedua, penulis melakukan sejumlah wawancara, dan yang menjadi informannya adalah :

1. Kepala administrasi di kantor PD Pasar Sukaramai kota Medan 2. Para pedagang di Pasar Sukaramai kota Medan

3. Masyarakat atau pengunjung lokasi Pasar Sukaramai kota Medan

Data-data tersebut berupa pernyataan dari para informan mengenai permasalahan penelitian skripsi ini. Sedangkan data-data sekunder didapatkan dari studi kepustakaan dan karya-karya ilmiah yang ada serta dokumen-dokumen yang

didapat dari lokasi penelitian. Pengumpulan data dilakukan selama kurang lebih satu bulan di lokasi penelitian tepatnya di kantor PD Pasar Sukaramai kota Medan.

Berikut ini akan disajikan hasil pengumpulan data yang dilakukan di kantor PD Pasar Sukaramai Kota Medan.

Untuk mengetahui tentang pengembangan Pasar Sukaramai saat ini, maka penulis mengajukan pertanyaan kepada informan dalam penelitian ini. Adapun pertanyaannya yaitu, mengenai pengembangan Pasar Sukaramai saat ini.

Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan kepala administrasi PD Pasar Sukaramai, beliau mengatakan bahwa :

“Bicara tentang pengembangan Pasar Sukaramai saat ini, bahwa kondisi Pasar masih dalam tahap proses pembangunan. Diperkakan 2-3 bulan akan rampung, dan pedagang yang berjualan di tempat penampungan akan dipindahkan untuk menempati gedung baru yang telah disediakan oleh PEMKO Medan.”

Dalam menentukan strategi pengembangan pasar perlu melalui beberapa tahapan. Tahap pertama adalah mengidentifikasi faktor eksternal (peluang dan ancaman) dan faktor internal (kekuatan dan kelemahan).

Dari jawaban informan didapat bahwa pengertian pengembangan pasar yaitu : 1. Pengembanga pasar harus diukur dalam arti kenaikan pendapatan daerah

nyata dalam suatu jangka waktu yang panjang.

2. Berkaitan dengan kenaikan pendapatan nyata perkapita dalam waktu jangka panjang.

3. Pengembangan pasar dipandang sebagai suatu proses dimana pendapatan daerah nyata perkapita naik diikuti dengan penurunan kesenjangan pendapatan dan pemenuhan kebutuhan masyarakat secara keseluruhan.

Adapun Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan pasar antara lain : 1. Sistem tawar-menawar

2. Sebagai sarana pendukung ekonomi rakyat kecil 3. Adanya gotong-royong dalam pasar tradisional 4. Harga barang yang murah di pasar tradisional 5. Adanya pedagang kaki lima

6. Fasilitas-fasilitas yang dibangun pemerintah dalam pasar tradisional 7. Adanya pasar modern di sekitar pasar tradisional

8. Kondisi dan keadaan pasar tradisional

9. Adanya konsumen tetap yang berbelanja di pasar tradisional 10.Kenyamanan pedagang berjualan di pasar tradisional 11.Jumlah modal yang dimiliki pedagang pasar tradisional 12.Pendapatan yang diperoleh pedagang pasar tradisional 13.Waktu buka pasar tradisional

14.Promosi yang dilakukan pedagang pasar tradisional terhadap barang dagangan 15.Besarnya retribusi yang dikeluarkan pedagang

16.Kualitas barang yang rendah

18.Kelalaian pemerintah dalam mengelola pasar tradisional 19.Keragaman barang yang lengkap

20.Jam operasional pasar yang terbatas

Selanjutnya penulis menanyakan tentang bagaimana peranan pemerintah terhadap peningkatan pengembangan Pasar Sukaramai. Dari hasil wawancara yang dilakukan kepada informan, maka diketahui tentang bagaimana peranan pemerintah terhadap peningkatan pengembangan Pasar Sukaramai adalah “Bahwa PD Pasar Sukaramai merupakan perpanjangan dari pemerintah yang merupakan public service dimana pemerintah telah berupaya memberikan pelayanan yang maksimal demi pengembangan Pasar Sukaramai.”

Program pengembangan pasar merupakan upaya mendayagunakan pasar yang sebagaimana dituangkan dalam UU No.32 Tahun 2004. Program pasar dimaksudkan agar dapat digunakan sebagai sarana bagi masyarakat untuk berproduksi dan mengolah hasilnya, menciptakan lapangan kerja, mendorong kehidupan perekonomian daerah termasuk lembaga sosial ekonomi dan meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD).

Pemerintah dalam hal ini Badan Pemberdayaan Masyarakat, telah melakukan hal sebagai berikut :

1. Fasilitasi pembentukan pasar

2. Pelatihan peningkatan SDM dalam pengelolaan manajemen pasar 3. Pembinaa teknis

4. Bantuan stimulan untuk pembangunan/ rehabilitasi/ renovasi sarana dan prasarana pasar, adapun sasaran lokasi program sesuai dengan kriteria, antara lain:

a. Telah ada kelembagaannya

b. Status tanah tidak bermasalah (milik pemerintah) c. Adanya partisipasi masyarakat

Untuk mengetahui pelayanan yang dilakukan oleh PD Pasar Sukaramai terhadap kebijakan pengembangan Pasar Sukaramai, maka penulis menanyakan kepada informan bagaimana pelayanan yang dilakukan oleh PD Pasar Sukaramai terhadap kebijakan pengembangan Pasar Sukaramai.

Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan kepala Administrasi PD Pasar Sukaramai, maka diketahui penjelasan sebagai berikut :

“Pelayanan yang dilakukan sudah semaksimal mungkin. PD Pasar Sukaramai telah menyediakan tempat berjualan yang sangat memadai dengan membangun kembali Pasar Sukaramai yang sudah terbakar.”

Selanjutnya penulis menanyakan tentang apakah pelayanan yang dilakukan cukup memuaskan.

Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan pedagang, beliau mengatakan

“bahwa pelayanan yang dilakukan belum sepadan dengan yang diterima pedagang, hal itu dikarenakan lamanya proses pembangunan Pasar Sukaramai yang baru.”

Kemudian selanjutnya ditanyakan kembali kepada para pedagang tentang bagaimana penyediaan layanan tersebut.

Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan pedagang, beliau mengatakan

“bahwa penyediaan layanan yang dilakukan pemerintah masih setengah-setengah dan belum seperti yang diharapkan pedagang.”

Selanjutnya penulis menanyakan kepada informan tentang siapa yang akan diberikan pelayanan tersebut.

Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan kepala Administrasi PD Pasar Sukaramai, beliau mengatakan bahwa : “yang akan diberikan pelayanan adalah para pedagang dan para konsumen yang berbelanja di Sukaramai.”

Untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi oleh PD Pasar Sukaramai di

Dokumen terkait