Berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang akan dilakukan dan saran yang diberikan kepada perusahaan yang diperoleh dari pembahasan yang juga merupakan jawaban singkat dari rumusan masalah dari penelitian di Koperasi Karyawan PT Epson Batam.
7 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Standar Akuntansi Keuangan
2.1.1 Perlakuan Akuntansi
Dalam Pernyataan Standar Akuntasi Keuangan atau PSAK No.1 (2009) telah diatur empat aspek menyangkut setiap elemen laporan keuangan yaitu:
1. Penggolongan Piutang
Secara garis besar, piutang dapat digolongkan menurut:
a. Ada dan tidaknya dokumen tertulis yang menyatakan tentang kesanggupan untuk membayar sebagai bukti pendukung tagihan tersebut.
b. Tujuan penyajian dalam laporan keuangan, neraca pada khususnya.
c. Sumber atau asal mula timbulnya piutang.
Penyajian piutang di dalam laporan kuangan, neraca pada khususnya, tagihan atau piutang dikelompokkan ke dalam dua kategori yaitu:
a. Piutang lancar, meliputi tagihan-tagihan yang diharapkan akan diterima pembayarannya dalam jangka waktu satu tahun sejak tanggal neraca atau lebih dari siklus operasi normal perusahaan.
b. Piutang jangka panjang, meliputi tagihan-tagihan yang diharapkan akan diterima pembayarannya dalam waktu lebih dari satu tahun.
2. Pengakuan Piutang
Pencatatan atau pengakuan akan adanya piutang yang timbul dari transaksi penjualan secara kredit berkaitan erat dengan prinsip pengakuan (realisasi) pendapatan. Piutang dagang dan hasil penjualan sebagai pendapatan harus dicatat pada saat terjadinya penjualan. Piutang yang timbul dari transaksi penjualan tau penyerahan jasa secara kredit diakui dengan cara mendebit rekening piutang dagang dan mngkredit rekening penjualan atau pendapatan jasa. Sedangkan penerimaan kas atau pembayaran dari debitur diakui atau dicatat dengan cara mendebit rekening kas atau bank dan mengkredit rekening piutang dagang.
Berikut ini contoh untuk jurnal piutang:
Piutang Dagang Rp xxxx
Penjualan Rp xxxx
(Mencatat transaksi penjualan secara kredit)
Kas Rp xxxx
Piutang Dagang Rp xxxx
(Mencatat penerimaan kas dari debitur)
Pengakuan piutang dagang tidak dapat dipandang secara terisolasi dari ketentuan pengakuan pendapatan, yang pada dasarnya mengacu pada prinsip realisasi (pendapatan). Pada prinsipnya piutang dagang harus diakui pada saat yang sama dengan pengakuan hasil penjualan secara kredit sebagai pendapatan yaitu pada saat berpindahnya hak milik atas barang dari penjualan kepada
9
pembeli, atau pada saat aktivasi pengadaan jasa diselesaikan, dalam hal yang menyangkut transaksi penyerahan jasa secara kredit.
3. Penilaian Piutang
Standar Akuntansi menyatakan bahwa piutang dagang harus disajikan di dalam neraca sebesar jumlah uang yang diharapkan akan dapat diterima atau realisasi netto (net realizable value) dari piutang terkait. Nilai relisasi netto adalah jumlah bruto piutang dagang dikurang dengan jumlah yang diperkirakan tidak tertagih.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pencatatan jumlah piutang dagang yaitu: potongan kuantitas (trade discount) potongan tunai (cash discount), biaya pengiriman, retur penjualan dan jangka waktu pengumpulan piutang.
2.1.2 Penyajian di Neraca
Sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan atau PSAK No. 1 (2009) yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia yang disebutkan dalam neraca meliputi:
1. Perusahaan menyajikan aset lancar terpisah dari aset tidak lancar dan kewajiban jangka pendek terpisah dari kewajiban jangka panjang kecuali untuk industri tertentu diatur dalam PSAK khusus. Aset lancar disajikan menurut urutan likuiditas sedangkan kewajiban disajikan menurut urutan jatuh tempo.
2. Perusahaan harus mengungkapkan informasi jumlah setiap aset yang akan diterima dan kewajiban yang dibayarkan sebelum dan sesudah dua belas bulan dari tanggal neraca.
3. Apabila perusahaan menyediakan barang atau jasa dalam siklus operasi perusahaan yang dapat diidentifikasi dengan jelas, maka klasifikasi aset lancar dan tidak lancar serta kewajiban jangka pendek dan jangka panjang dalam neraca memberikan informasi yang bermanfaat dengan membedakan aset bersih sebagai modal kerja dengan aset yang digunakan untuk operasi jangka panjang.
Suatu aktiva dikalisifikasikan sebagai aktiva lancar, jika aktiva tersebut:
a. Diperkirakan akan direalisasi atau dimiliki untuk dijual atau digunakan dalam jangka waktu siklus operasi normal perusahaan.
b. Dimiliki untuk diperdagangkan atau untuk tujuan jangka pendek dan diharapkan akan direalisir dalam jangka waktu 12 bulan dari tanggal neraca.
c. Berupa kas atau setara kas yang penggunaannya tidak dibatasi.
2.1.3 Piutang
Menurut Sugiri dan Sumiyana (2005), piutang adalah tagihan kepada pihak lain yang pelunasannya akan diterima dalam bentuk kas. Piutang dapat digolongkan menjadi piutang usaha dan piutang non usaha. Piutang usaha timbul karena penjualan sediaan barang dagang atau penyerahan jasa dari kegiatan usaha
11
normal. Piutang non usaha yang harus dilaporkan terpisah dari piutang usaha adalah segala jenis tagihan tunai yang timbul dari transaksi di luar usaha normal.
Piutang non usaha sering disebut dengan piutang lain-lain. Mengingat piutang merupakan harta perusahaan yang sangat likuid maka harus dilakukan prosedur yang wajar dan cara-cara yang memuaskan dengan para debitur sehingga perlu disusun suatu prosedur yang baik demi kemajuan perusahaan.
2.1.4 Prosedur Pencatatan Piutang
Menurut Mulyadi (2001), prosedur pencatatan piutang bertujuan untuk mencatat mutasi piutang perusahaan kepada setiap debitur. Mutasi piutang disebabkan oleh transaksi penjualan kredit, penerimaan kas dari debitur, retur penjualan, dan penghapusan piutang. Dalam akuntansi piutang, secara periodik dihasilkan pernyataan piutang yang dikirimkan kepada setiap debitur. Pernyataan piutang ini merupakan unsur pengendalian internal yang baik dalam pencatatan piutang.
Dokumen pokok yang digunakan sebagai dasar pencatatan ke dalam kartu piutang adalah:
1. Faktur penjualan
Dalam neraca piutang, dokumen ini digunakan sebagai dasar pencatatan timbulnya piutang dari transaksi penjualan kredit. Dokumen ini dilampirkan dengan surat muat (bill of lading) dan surat order pengiriman sebagai dokumen pendukung untuk mencatat transaksi penjualan kredit.
2. Bukti kas masuk
Dalam pencatatan piutang, dokumen ini digunakan sebagai dasar pencatatan berkurangnya piutang dari transaksi pelunasan piutang oleh debitur. Jika cancelled check dikembalikan kepada check issuer melalui sistem perbankan,
bukti kas masuk tidak perlu dibuat oleh perusahaan yang menerima pembayaran, karena cancelled check dapat berfungsi sebagai tanda terima uang bagi pembayar.
Sebagai dasar pencatatan ke dalam kartu piutang digunakan surat pemberitahuan (remittance advice) sebagai dokumen sumber.
3. Memo kredit
Dalam pencatatan piutang, dokumen ini digunakan sebagai dasar pencatatan retur penjualan. Dokumen ini dikeluarkan oleh bagian order penjualan, dan jika dilampiri dengan laporan penerimaan barang yang dibuat oleh bagian penerimaan barang, merupakan dokumen sumber untuk mencatat transaksi retur penjualan.
4. Bukti memorial (journal voucher)
Bukti memorial adalah dokumen sumber untuk dasar pencatatan transaksi ke dalam jurnal umum. Dalam pencatatan piutang, dokumen ini digunakan sebagai dasar pencatatan penghapusan piutang. Dokumen ini dikeluarkan oleh fungsi kredit yang memberikan otorisasi penghapusan piutang yang sudah tidak dapat ditagih lagi.
13
2.1.5 Metode Pencatatan Piutang
Menurut Mulyadi (2001), piutang karyawan adalah suatu pinjaman yang diberikan kepada karyawan perusahaan tersebut untuk kepentingan tertentu. Piutang termasuk ke dalam aktiva lancar karena piutang yang dimiliki suatu koperasi diharapkan akan terealisasi dalam jangka waktu kurang dari 12 bulan dari tanggal neraca. Metode pencatatan piutang dapat dilakukan dengan salah satu dari metode berikut:
1. Metode konvensional.
Dalam metode ini, posting ke dalam kartu piutang dilakukan atas dasar data yang dicatat dalam jurnal. Berbagai transaksi yang mempengaruhi piutang adalah transaksi penjualan kredit, transaksi retur penjualan, transaksi penerimaan kas dari piutang dan transaksi penghapusan piutang.
2. Metode posting langsung.
Metode posting langsung ke dalam kartu piutang dibagi menjadi dua golongan yaitu metode posting harian dengan menggunakan tulisan tangan dan tidak rinci.
3. Metode pencatatan tanpa buku pembantu (ledgerless bookkeeping)
Dalam metode pencatatan piutang ini, tidak digunakan buku pembantu piutang.
Faktur penjualan beserta dokumen pendukungnya yang diterima dari bagian penagihan, oleh bagian piutang diarsipkan menurut nama pelanggan dalam arsip faktur yang belum dibayar (unpaid invoice file). Arsip faktur penjualan ini berfungsi sebagai catatan piutang.
Menurut Mulyadi (2001), pada saat diterima pembayarannya, ada dua cara yang dapat ditempuh:
a. Jika pelanggan membayar penuh jumlah yang tercantum dalam faktur penjualan, faktur yang bersangkutan diambil dari hasil faktur yang belum dibayar (unpaid invoice file) dan di cap “lunas” kemudian dipindahkan ke dalam arsip faktur yang telah dibayar (unpaid invoice file).
b. Jika pelanggan hanya membayar sebagian jumlah dalam faktur, jumlah kas yang diterima dan sisa yang belum dibayar oleh pelanggan dicatat pada faktur tersebut. Kemudian dibuat faktur tiruan yang berisi informasi yang sama dengan faktur aslinya, dan faktur tiruan tersebut kemudian disimpan dalam arsip faktur yang telah dibayar, dan faktur asli disimpan kembali dalam arsip faktur yang belum dibayar.
4. Metode pencatatan dengan menggunakan komputer.
Menurut Mulyadi (2001), dalam sistem komputer dibentuk 2 macam arsip yaitu arsip transaksi (transaction file) dan arsip induk (master file). Pencatatan piutang yang dilakukan secara harian. Arsip transaksi digunakan untuk memutakhirkan arsip induk piutang.
2.1.6 Neraca
Menurut Hanafi dan Halim (2007), tujuan neraca adalah untuk memberikan informasi mengenai sumber daya ekonomi, kewajiban, dan modal sendiri dari suatu entitas atau perusahaan. Neraca menampilkan sumber daya ekonomis (aset),
15
kewajiban ekonomis (hutang), dan modal saham. Secara spesifik, neraca dimaksudkan membantu pihak eksternal untuk menganalisis likuiditas perusahaan, fleksibilitas keuangan, kemampuan operasional, dan kemampuan menghasilkan pendapatan selama periode tertentu.
16
METODOLOGI PENELITIAN DAN GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
3.1 Metodologi Penelitian
3.1.1 Objek Penelitian
Yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah piutang Koperasi Karyawan PT Epson Batam.
3.1.2 Metode Pengumpulan Data
1. Wawancara, dilakukan dengan bertanya secara langsung kepada pihak internal Koperasi Karyawan PT Epson Batam yang dilampirkan pada penelitian ini.
2. Dokumentasi, dilakukan untuk mengumpulkan dokumen yang berhubungan dengan piutang dagang dan piutang karyawan Koperasi Karyawan PT Epson Batam.
3.1.3 Metode Analisis Data
Penelitian ini adalah bersifat deskriptif, yaitu penelitian yang dimaksudkan untuk membandingkan neraca Koperasi Karyawan PT Epson Batam dengan standar akuntansi keuangan (PSAK) yang berlaku, kemudian menganalisis untuk
17
memberikan alternatif penyelesaian dari masalah yang diteliti. Metode analisis dilakukan dengan cara memeriksa klasifikasi piutang ke dalam kelompok aktiva lancar dan aktiva tidak lancar, serta memeriksa klasifikasi piutang ke dalam kelompok piutang usaha dan non piutang usaha.
3.2 Gambaran Umum Perusahaan
3.2.1 Sejarah Perusahaan
Koperasi Karyawan PT Epson Batam berdiri pada tanggal 29 Maret 1995 dan telah disahkan sebagai bahan hukum dengan nomor 1944/BH/XIII. Koperasi tersebut berkedudukan di PT Epson Batam yang beralamat di Jalan Rambutan Lot 504-508A BIP Mukakuning-Batam. Aktivitas pokok dari Koperasi Karyawan PT Epson Batam ini adalah penjualan kredit dan kegiatan simpan pinjam. Nasabah dari Koperasi Karyawan PT Epson Batam adalah seluruh karyawan PT Epson Batam yang berjumlah sekitar 2.700 karyawan.
3.2.2 Visi dan Misi Perusahaan
Tujuan Koperasi Karyawan PT Epson Batam yaitu menghimpun dan menggerakkan potensi ekonomi anggota dan masyarakat, meningkatkan kesejahteraan anggota dan masyarakat dalam rangka menggalang terlaksananya masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
3.2.3 Produk Perusahaan
Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut maka Koperasi karyawan PT Epson Batam menyelenggarakan usaha-usaha yang berkaitan langsung dengan kepentingan anggota yaitu:
1. Simpan pinjam atau perkreditan.
2. Waserda (warung serba ada)
3. Jasa-jasa seperti: katering, kantin, konfeksi perumahan, ticketing, travelling, dokumentasi, surat-surat berharga dan transportasi.
Atas pelayanan tersebut di atas, Koperasi Karyawan PT Epson Batam juga memiliki kriteria penjualan kredit maupun simpan pinjam yang telah ditentukan dalam rapat anggota tahunan yang telah dilaksanakan dengan baik oleh pengurus dan pengelolanya yaitu:
1. Penagihan piutang dilakukan secara auto deduction atau sistem potong gaji setiap bulannya.
2. Setiap karyawan yang mengajukan pinjaman harus menyerahkan jaminan kepada pihak koperasi.
3. Besar pinjaman yang diberikan berdasarkan kemampuan anggota.
4. Perhitungan bunga pinjaman di atas Rp2.000.000 yaitu sebesar 1% setiap bulannya sedangkan pinjaman lebih dari Rp2.000.000 bunga pinjamannya sebesar 5% setiap bulannya.
19
3.2.4 Perkembangan Perusahaan
Berikut ini adalah gambaran perkembangan penjualan dan piutang perusahaan pada tahun 2011:
Sumber: Koperasi Karyawan PT Epson Batam Gambar 3.1 Grafik Penjualan dan Piutang pada Tahun 2011
3.2.5 Struktur Organisasi
Struktur Organisasi Koperasi Karyawan PT Epson Batam seperti koperasi pada umumnya yang terdiri dari pengurus, pemeriksa serta pengelola yang mengelola penjualan secara langsung. Seluruh perangkat ini bertanggung jawab terhadap anggota dan bertanggung jawab juga terhadap jabatannya menurut struktur organisasi tersebut di atas dalam rangka mencapai tujuan koperasi. Pada bagian ini akan di uraikan mengenai tugas dan tanggung jawab jabatan menurut struktur pada masing-masing jabatan dan unit kerja:
1. Pengurus
a. Ketua Umum
Secara umum fungsi dan tugas ketua umum antara lain:
i. Mengontrol seluruh kegiatan Koperasi karyawan PT Epson Batam.
ii. Melaksanakan rapat anggota tahunan tepat waktu.
iii. Memimpin rapat bulanan.
iv. Menjalankan review BP.
b. Sekretaris
Secara umum fungsi dan tugas sekretaris antara lain:
i. Membuat surat menyurat internal dan eksternal.
ii. Mengontrol dokumen Koperasi Karyawan PT Epson Batam.
iii. Membuat ringkasan hasil rapat internal dan eksternal
iv. Hubungan masyarakat (humas)
c. Bendahara
i. Melakukan pengecekan laporan harian.
ii. Menyediakan laporan keuangan bulanan dan tahunan.
21
iii. Melakukan perbaikan atas temuan auditor.
iv. Mengontrol dana dan aktual pelayanan koperasi (jasa dan waserda).
2. Badan Pengawas
Secara umum fungsi dan tugas pengawas antara lain:
i. Bertanggung jawab terhadap anggota.
ii. Melakukan pengawasan terhadap setiap kegiatan transaksi.
iii. Melaporkan temuan-temuan yang terjadi dalam kegiatan usaha terhadap pengurus koperasi.
iv. Melakukan pengawasan terhadap persediaan.
v. Memeriksa laporan keuangan dari bendahara.
a. Ketua I Kontrol Keuangan
i. Mengontol laporan keuangan dari bendahara.
ii. Follow up audit keuangan bulanan dan tahunan
iii. Menjalankan dan review BP
b. Ketua II Kontrol Operasional
i. Mengontrol operasional Koperasi Karyawan PT Epson Batam dan kehadiran pengelola.
ii. Melakukan review kesejahteraan pengelola Koperasi karyawan PT Epson Batam.
iii. Menjalankan dan review BP
3. Badan Pengembangan
Secara umum fungsi dan tugas pengembangan antara lain:
i. Menjaga sistem IT Koperasi Karyawan PT Epson Batam.
ii. Meningkatkan sistem IT Koperasi Karyawan PT Epson Batam.
4. Pengelola
a. Unit Waserda
Secara umum fungsi dan tugas unit waserda antara lain:
i. Mengontrol harga
ii. Mengontrol inventory
iii. Mengontrol stok level
iv. Evaluasi supplier
v. Pengembangan bisnis
b. Unit Jasa
Secara umum fungsi dan tugas unit jasa antara lain:
i. Meningkatkan pelayanan jasa.
c. Facility
Secara umum fungsi dan tugas facility antara lain:
23
i. Re-layout
ii. Memperbaiki dan menyiapkan segala fasilitas demi kelancaran dan kenyamanan koperasi.
Sumber: Koperasi Karyawan PT Epson Batam Gambar 3.2
Struktur Organisasi Koperasi Karyawan PT Epson Batam
24
PEMBAHASAN 4.1 Perlakuan Akuntansi
4.1.1 Piutang Koperasi Karyawan PT Epson Batam
Piutang Koperasi Karyawan PT Epson Batam adalah hak tagih koperasi yang mewajibkan penanggung hutang untuk melunasi kewajiban atas tagihan Koperasi Karyawan PT Epson Batam. Piutang pada Koperasi Karyawan PT Epson Batam pada dasarnya timbul dari dua jenis transaksi yaitu, yang pertama timbul dari penjualan kredit sedangkan yang kedua berasal dari transaksi kegiatan simpan pinjam. Usaha penjualan kredit dan simpan pinjam di koperasi diadakan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi anggota khususnya. Koperasi Karyawan PT Epson Batam dapat menilai karyawan mana yang perlu diberikan fasilitas piutang dagang dan simpan pinjam. Hal ini dikarenakan Koperasi karyawan PT Epson Batam memiliki pencatatan piutang yang dapat dipertanggung jawabkan serta saling bekerja sama dan selalu memiliki komunikasi yang baik untuk menilai karyawan mana yang perlu diberikan fasilitas piutang dagang ataupun fasilitas simpan pinjam.
4.1.2 Penggolongan Piutang
Piutang Koperasi Karyawan PT Epson Batam terdiri dari:
1. Piutang Simpan Pinjam (Piutang Wesel)
25
Simpan pinjam Koperasi Karyawan PT Epson Batam yaitu transaksi yang memungut dana dalam bentuk pinjaman dan menyalurkan kembali dalam bentuk pinjaman kepada anggota yang membutuhkan. Piutang simpan pinjam ini pada saat telah jatuh tempo, maka Koperasi karyawan PT Epson Batam menerima sejumlah nilai nominal dan ditambah dengan bunga pinjaman.
2. Piutang Waserda (Piutang Dagang)
Piutang dagang Koperasi Karyawan PT Epson Batam merupakan piutang yang timbul karena transaksi penjualan barang secara kredit kepada karyawan seperti penjualan makanan, pakaian dan alat rumah tangga. Dalam transaksi penjualan kredit ini Koperasi Karyawan PT Epson Batam tidak memungut bunga, yaitu pada saat jatuh tempo hanya diterima sesuai dengan nilai nominalnya. Tagihan atau piutang Koperasi Karyawan tersebut di atas dikelompokkan dalam piutang lancar, yang meliputi tagihan-tagihan yang diharapkan akan diterima pembayarannya dalam jangka waktu satu tahun.
4.1.3 Pengakuan Piutang Karyawan
Koperasi Karyawan PT Epson Batam menggunakan metode pencatatan komputerisasi. Dalam sistem komputer dibentuk 2 macam arsip yaitu arsip transaksi (transaction file) dan arsip induk (master file). Pencatatan piutang yang dilakukan secara harian. Piutang karyawan diakui pada saat piutang telah diterima atau dinikmati oleh karyawan tersebut. Pengakuan dan pelaporan piutang Koperasi Karyawan PT Epson Batam merupakan bagian dari aktiva lancar yang
menunjukkan bahwa pendapatan belum terealisasi pada saat sekarang, namun diakui pada masa mendatang. Adapun jurnal pencatatan piutang yang dibuat oleh Koperasi Karyawan PT Epson Batam adalah sebagai berikut:
Jurnal pencatatan piutang waserda (piutang dagang):
Piutang Waserda xxxx
Bank xxx
Jurnal pencatatan piutang pinjaman (Piutang Wesel):
Piutang pinjaman xxxx
Bank xxxx
Pencatatan di atas merupakan salah satu tansaksi di mana terjadinya piutang. Menurut penulis pengakuan piutang yang dilakukan Koperasi Karyawan PT Epson Batam telah sesuai dengan PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan). Koperasi Karyawan PT Epson Batam mengakui adanya piutang setelah seluruh proses penciptaan pendapatan telah selesai atau telah dapat direalisasikan yaitu setelah produk atau pinjaman telah diserahkan kepada karyawan, Koperasi Karyawan PT Epson Batam baru mengakui terjadinya transaksi kredit atau mengakuinya sebagai piutang.
4.1.4 Penilaian Piutang Karyawan
Piutang karyawan termasuk dalam komponen current asset (aktiva lancar).
Penilaian piutang karyawan di neraca berdasarkan pengukuran nilai realisasi,
27
sejumlah yang diharapkan dapat ditagih oleh Koperasi Karyawan PT Epson Batam. Jumlah piutang yang di harapakan akan ditagih dihitung dengan mengurangkan jumlah yang diperkirakan tidak dapat ditagih. Piutang karyawan disajikan di neraca sebesar jumlah bruto setelah dikurangkan dengan penyisihan piutang yang tidak dapat ditagih. Piutang dihapuskan dalam tahun tersebut jika piutang tersebut dipastikan tidak akan tertagih.
Dalam kegiatan Koperasi Karyawan PT Epson Batam tidak tertutup kemungkinan bahwa sebagian piutang Koperasi karyawan PT Epson Batam tidak dapat ditagih. Kerugian yang timbul dari tidak tertagihnya piutang Koperasi Karyawan PT Epson Batam diakui pada periode penjualan kredit atau simpan pinjam yang menimbulkan piutang tersebut, bukan pada dihapuskan piutang tersebut. Menaksir jumlah piutang yang tidak dapat tertagih dilakukan di akhir periode, pada saat Koperasi Karyawan PT Epson Batam menyusun laporan keuangan.
Terkait kebijakan kredit yang ditetapkan, dalam mengakui piutang tak tertagih perusahaan menggunakan direct method (penghapusan langsung/
penghapusan terhadap kerugian piutang tak tertagih akan dilakukan pada saat karyawan sudah keluar dari perusahaan. Koperasi Karyawan PT Epson Batam menggunakan metode penghapusan piutang secara langsung (direct method), maka Koperasi Karyawan PT Epson Batam tidak pernah menaksir jumlah kerugian piutang dan dalam pembukuan tidak digunakan rekening cadangan kerugian piutang.
Menurut penulis, metode yang digunakan perusahaan telah sesuai dengan PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) karena menurut PSAK salah satu metode yang dapat digunakan dalam mengakui kerugian piutang adalah dengan metode langsung (direct method). Penilaian piutang Koperasi Karyawan PT Epson Batam dalam menerapkan akun jurnal telah sesuai dengan PSAK, namun perbedaannya hanya terdapat pada nama akunnya saja yaitu:
Tabel 4.1 Perbedaan Penggunaan Nama Akun di PSAK dan Koperasi Karyawan PT Epson Batam
No PSAK Koperasi karyawan PT Epson Batam 1 Piutang Dagang Piutang Waserda
2 Piutang Wesel Piutang Pinjaman
3 Kas di Bank Bank
Sumber: diolah sendiri
4.1.5 Simpan Pinjam Koperasi Karyawan PT Epson Batam
Piutang Koperasi Karyawan PT Epson Batam adalah piutang yang diakui karena adanya pejualan kredit dan aktifitas simpan pinjam. Piutang yang terjadi di Koperasi karyawan PT Epson Batam pada umumnya merupakan praktik aktivitas koperasi yang berkaitan dengan penjualan kredit dan simpan pinjam. Untuk pengajuan pinjaman ke Koperasi karyawan PT Epson Batam, karyawan harus memberikan jaminan yang bisa dipertanggung jawabkan selama piutang belum terlunasi ke Koperasai Karyawan PT Epson Batam. Contoh dari beberapa jaminan tersebut seperti: ijazah, jamsostek, BPKB motor dan lain-lain. Selain memberikan jaminan kepada pihak koperasi, karyawan juga tidak bisa mengajukan pinjaman
29
apabila cicilannya melebihi masa kerja karyawan tersebut. Berikut beberapa data atau catatan pinjaman karyawan pada bulan Desember 2011:
Tabel 4.2 Catatan Piutang Pinjaman Karyawan Bulan Desember 2011
Sumber : Koperasi Karyawan PT Epson Batam
4.1.6 Prosedur Pembelian Kredit Koperasi Karyawan PT Epson Batam
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari karyawan PT Epson Batam pada umumnya mengajukan pembelian barang dagang secara kredit. Dalam kondisi seperti ini, Koperasi Karyawan PT Epon Batam pada umumnya juga melalakukan penjualan kredit. Dari penjualan secara kredit tersebut maka timbulah piutang dagang. Piutang dagang tersebut merupakan salah satu bagian yang terpenting dari suatu koperasi yang harus dijaga dan diperlihara agar kelangsungan hidup koperasi tersebut berjalan semestinya. Adapun prosedur pembelian kredit diantaranya:
Karyawan mengajukan permohonan pengajuan hutang kepada Koperasi
Karyawan mengajukan permohonan pengajuan hutang kepada Koperasi