• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari hasil penelitian.

BAB II

METODE PENELITIAN

Dalam penulisan ini peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang bermaksud mengadakan pemeriksaan atau pengukuran-pengukuran terhadap gejala tertentu (Fathoni, 2006:97). Dengan menggunakan jenis penelitian deskriptif ini, penulis ingin membuat gambaran atau lukisan berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya untuk kemudian dijelaskan dan dianalisa sebagaimana adanya berdasarkan data yang diperoleh.

2.2 Lokasi Penelitian

Penelitian tentang Kebijakan penataan Pedagang Kaki Lima Pasar Sukaramai dilaksanakan di kelurahan Tegal Sari I kecamatan Medan Area.

2.3 Populasi dan Sampel

Sebelum penelitian dilaksanakan, maka penulis terlebih dahulu menentukan populasi yang akan diteliti. Menurut Sugiono (2005:93) bahw a populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk ditarik kesimpulannya. Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat di kelurahan Tegal Sari I kecamatan Medan Area.

Untuk penentuan sampel seluruh masyarakat di kelurahan Tegal Sari I kecamatan Medan Area, penulis mengutip pendapat Sugiono (2005:93) Simple Random Sampling yaitu dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata

yang ada dalam populasi itu. Cara demikian dialakukan bila anggota populasi dianggap homogen.

Untuk menentukan jumlah sampel penulis menggunakan pendapat Taro Yamane yaitu :

Keterangan : N = Populasi n = Sampel

d = Tingkat kesalahan penarikan sampel : 10% dan tingkat kepercayaan 90%.

Selanjutnya dengan mensubstitusikan jumlah populasi dan presisi kedalam rumus diatas, maka diperoleh hasil sebagai berikut :

1 2 + = Nd N n 1 100 10 416 . 12 416 . 12 2 +       = n

( )

0,1 1 416 . 12 416 . 12 2 + = n

( )

0,01 1 416 . 12 416 . 12 + = n 1 16 , 124 416 . 12 + = n

N

n =

N . d

2

+ 1

16 , 125 416 . 12 = n 99 = n

2.4 Teknik Pengumpulan Data

Untuk informasi yang dibutuhkan peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

1. Data primer merupakan sumber-sumber dasar yang merupakan bukti atau saksi utama dari kejadian yang lalu, antara lain :

a. Metode Kuisioner, yaitu sebagai alat pengumpulan data yang berisi daftar pertanyaan secara tertulis yang ditujukan kepada subjek atau responden penelitian.

b. Metode Wawancara, yaitu seorang peneliti mengadakan kontak langsung dengan subjek atau responden penelitian melalui pertanyaan secara lisan yang tujuannya untuk melengkapi kuesioner.

c. Metode Observasi, yaitu mengumpulkan data tentang gejala tertentu yang dilakukan dengan mengamati, mencatat kejadian yang menjadi sasaran penelitian

2. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari studi kepustakaan (library research), yaitu dengan membuka, mencatat dan mengutip dari data dari buku-buku, laporan-laporan penelitian, jurnal-jurnal, pendapat-pendapat para

ahli/pakar dan sebagainya yang berhubungan dengan masalah penelitian dan dapat mendukung terlaksananya penelitian ini.

2.5 Teknik Penentuan Skor

Teknik pengukuran skor oleh nilai yang digunakan dalam penelitian ini adalah memakai skala ordinal untuk menilai jawaban kuisioner yang akan disebarkan kepada responden.

Adapun skor dari setiap pertanyaan yang ditemukan adalah : a. Untuk jawaban alternatif A diberi skor 5

b. Untuk jawaban alternatif B diberi skor 4 c. Untuk jawaban alternatif C diberi skor 3 d. Untuk jawaban alternatif D diberi skor 2 e. Untuk jawaban alternatif E diberi skor 1

Kemudian untuk menentukan kategori jawaban responden terhadap masing-masing altenatif apakah tergolong tertinggi, sedang atau rendah terlebih dahulu ditentukan skala intervalnya dengan cara sebagai berikut :

Skor tertinggi – Skor terendah Banyaknya bilangan Maka diperoleh :

5 – 1 = 0,8 5

Dengan demikian dapat diketahui kategori jawaban responden untuk masing-masing variabel yaitu :

b. Score untuk kategori B : 3,41 – 4,20 c. Score untuk kategori C : 2,61 – 3,40 d. Score untuk kategori D : 1,81 – 2,60 e. Score untuk kategori E : 1,00 – 1,80

Untuk menentukan jawaban responden tergolong sangat baik, baik, sedang, buruk, sangat buruk maka jumlah jawaban responden akan ditentukan rata-ratanya dengan membagi jumlah pertanyaan. Dari hasil pembagian tersebut akan diketahui kategori jawaban responden.

2.6 Teknik Analisis Data

Sesuai dengan metode penelitian, teknik analisa data yang dipakai penulis dalam penelitian ini adalah dengan mempergunakan teknik analisa secara kuantitatif untuk menguji pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat.

Adapun metode statistik yang digunakan adalah :

a. Koefesien Product Moment

Cara ini dipergunakan untuk mengetahui ada tidaknya dan besar kecilnya hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat (Sugiono:212)

( )

{

∑ ∑

}{

( )∑

}

= 2 2 2 2 x n ) )( ( -xy n y y n x y x rxy Keterangan :

rxy = Indeks validitas yang dihitung n = Jumlah sampel

∑x2

= Jumlah kuadrat skor x

∑y = Jumlah seluruh score y

∑y2

= Jumlah kuadrat score y

∑xy = Jumlah hasil kali antar score x dan y

Untuk melihat hubungan antara kedua variabel tersebut, maka dapat dirumuskan sebagai berikut :

a. Nilai “rxy” yang positif menunjukan kedua variabel yang positif, artinya kenaikan nilai variabel yang satu diikuti oleh variabel yang lain.

b. Nilai “rxy” yang negatif menunjukan hubungan kedua variabel negatif, artinya menurunnya nilai variabel yang satu diikuti oleh meningkatnya nilai variabel yang lain.

c. Nilai “rxy” yang sama dengan nol menunjukan kedua variabel tidak mempunyai hubungan artinya variabel yang satu meskipun yang lainnya berubah.

Untuk mengetahui adanya hubungan yang tinggi atau rendah antara kedua variabel berdasarkan nilai “r” (Koefisien Korelasi) digunakan penafsiran atau interprestasi angka yang dikemukakan oleh Sugiono (2005:214) yaitu:

Interprestasi Koefisien Korelasi Product Moment

0,00 – 0,199 Sangat Buruk

0,20 – 0,399 Buruk

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Baik

0,80 – 1,000 Sangat Baik

Dengan nilai “r” yaitu kita peroleh, kita dapat melihat secara langsung melalui tabel korelasi untuk menguji apakah nilai “r” yang diperoleh tersebut berarti atau tidak. Tabel korelasi ini mencantumkan “r” yang signifikan, dalam hal ini signifikansi pada Alpha toleransi 5%. Bila nilai “r” tersebut adalah signifikansi hipotesis kerja atau hipotesis alternatif dapat diterima.

b. uji hipotesis

Untuk menguji hipotesis, pengaruh antara kebijakan penataan pedagang kaki lima pasar Sukaramai terhadap persepsi masyarakat maka diakanan uji hipotesis dengan rumus “t” yaitu :

Dimana :

r = Jumlah Sampel n =

Harga t

Teknik ini digunakan untuk mengetahui berapa persen besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Perhitungan dilakukan dengan mengkuadratkan nilai koefisien product moment (rxy) dan dikalikan dengan 100%.

KP = (rxy) 2. 100

Keterangan :

KP = Koefisien Determinan

rxy = Koefisien Korelasi Product Moment

BAB III

3. 1 Sejarah Kelurahan Tegal Sari I

Kelurahan Tegal Sari I Kecamatan Medan Area dahulunya merupakan bagian dari daerah Kecamatan Medan Kota, namun pada tahun 1990 kelurahan ini dimekarkan menjadi Kecamatan Medan Area, ketika itu yang menjadi pejabat kelurahan dipimpin oleh Bapak Rusbi Harahap. Bersamaan dengan pemekaran itu ada 12 kelurahan yang dimekarkan termasuk Kelurahan Tegal Sari I, ke-12 kelurahan tersebut antara lain : Kelurahan Kotamaksum I, Kelurahan Kotamaksum II, Kelurahan Kotamaksum IV, Kelurahan Tegal Sari I, Kelurahan Tegal Sari II, Kelurahan Tegal Sari III, Kelurahan Sukaramai I, Kelurahan Sukaramai II, Kelurahan Pandahulu I, Kelurahan Permata, Kelurahan Sei Rengas, dan Kelurahan Pasar Merah Timur.

Kelurahan Tegal Sari I Kecamatan Medan Area terkenal dengan pasar tradisionalnya yaitu Pasar Sukaramai. Walaupun ada kebijakan pemerintah untuk mengganti pasar ini menjadi pasar modren, warga Kelurahan Tegal Sari I Kecamatan Medan Area terlihat seolah-olah tidak peduli akan hal itu. Asalkan mereka diberikan tempat berjualan. Sejauh ini masalah itu tidak dipersoalkan masyarakat amsyarakat setempat yang hampir keseluruhan penduduknya hidup dengan berdagang.

3.2 Letak dan Keadaan Wilayah 3.2.1 Kondisi iklim dan letak geografis

Lokasi Kelurahan Tegal Sari I Kecamatan Medan Area berada pada pinggiran Kota Medan. Meskipun berada dipinggiran Kota Medan, jika dilihat dari letak wilayahnya lokasi ini berpenduduk padat. Banyak angkutan umum yang melintas dan berdekatan dengan pasar membuat daerah ini terkenal dengan daerah yang rawan macet lalu lintas. Kelurahan Tegal Sari I termasuk beriklim sedang dan banyak curah hujan yang jatuh pada bulan oktober dan november.

3.2.2 Batas-batas wilayah

Kelurahan Tegal Sari I memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut : Sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Sukaramai I dan Sukaramai II Sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Tegal Sari Mandala II

Sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Tegal Sari III Sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Tegal Sari Mandala II

3.2.3 Luas Wilayah

Luas Kelurahan Tegal Sari I Kecamatan Medan Area 18,9 Ha, yang terdiri dari 12 lingkungan. Sebagian besar wilayah diguanakan sebagai dareah pemukiman yaitu sebesar 16,4 Ha, untuk pekarangan sebesar 2 Ha dan selebihnya untuk perkantoran sebesar 0,5 Ha

3.3 Komposisi Penduduk

Jumlah penduduk Kelurahan Tegal Sari I Kecamatan Medan Area termasuk cukup padat dibandingkan dengan luas wilayahnya yang hanya 18,9 Ha. Jumlah penduduknya tahun 2005 adalah 11. 874 jiwa yang terdiri dari 5. 629 jiwa laki-laki (47,4 %) dan 6.245 jiwa perempuan (52,6 %), dengan jumlah kepala keluarga sekitar 2035 kepala keluarga.

Tabel 3.1 Komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah %

1 Laki-laki 5.629 jiwa 47,4

2 Perempuan 6.425 jiwa 52,6

Jumlah 11.874 jiwa 100,0 %

3.3.2 Komposisi penduduk berdasarkan pendidikan

mayoritas penduduknya memiliki tingakat pendidikan yang rendah. Hal ini dapat dilihat dari pendidikan masyarakatnya yang masih ada yang tidak berpendidikan sekitar 12 orang (0,1 %). Pendidikan yang paling terbanyak adalah lulusan SLTP sebanyak 2786 orang (23,4 %), kemudian SMU sebanyak 272 orang (23 %), SD sebanyak 2263 orang (22,4 %), D1-D3 sebanyak 2232 orang (19 %), dan S1-S2 sebanyak 333 orang (3 %)

No Pendidikan Jumlah % 1 Belum Sekolah 1128 9,1 2 Tidak tamat 12 0,1 3 SD 2263 22,4 4 SLTP 2786 23,4 5 SMU 272 23 6 D1-D3 2232 19 7 S1-S2 333 3 Jumlah 11.872 100

3.3.3 Komposisi penduduk berdasarkan mata pencaharian

Mata pencaharian mereka pada umumnya adalah sebagai pedagang di pasar Sukaramai. Hal ini disebabkan tempat tinggal mereka berdekatan dengan pasar tersebut. Yang bekerja sebagai pedagang sebanyak 2264 jiwa (69 %), sedangkan urutan kedua sebagai kuli/buruh pabrik sebanyak 785 jiwa (20,4%), penjahit sepatu 150 % (4%), tukang batu 40 orang (1,03 %), tukang kayu 40 orang (1,03%), PNS 91 jiwa (2,4 %), pengrajin 15 orang (0,14 %), dokter 4 orang (0,14 %), supir 12 orang (0,31 %), penarik becak 48 orang (1,24%), dan TNI/POLRI sebanyak 19 jiwa (0,35 %)

No Keterangan Jumlah % 1 Buruh 785 20,4 2 PNS 91 2,4 3 Pengrajin 5 0,14 4 Pedagang 2664 69 5 Penjahit 150 4 6 Tukang Batu 40 1,03 7 Tukang Kayu 40 1,03 8 Dokter 4 0,10 9 Supir 12 1,31 10 Penarik Beca 48 1,24 11 TNI/POLRI 19 0,35 Jumlah 3856 100

3.3.4 Komposisi penduduk berdasarkan agama

Penduduk Tegal Sari I kecamatan Medan Area mayoritas beragama islam sebanyak 4684 jiwa ( 39,4 % ) kemudian disusul dengan yang beragama Budha 4168 jiwa ( 35,20 % ), beragama kristen 2708 jiwa ( 22,80 % ), beragama katolik sebanyak 305 jiwa ( 2,50 % ) dan beragama hindu sebanyak 9 jiwa ( 0,70 % ).

No Keterangan Jumlah % 1 Islam 4684 39,4 2 Budha 4168 35,20 3 Kristen 2708 22,80 4 Katolik 305 2,50 5 Hindu 9 0,70 Jumlah 11874 100

3.3.5 Komposisi Penduduk berdasarkan suku bangsa

Kelurahan Tegal Sari I kecamatan Medan Area banyak dihuni oleh suku-suku pendatang seperti suku-suku Tionghoa, Minang, Mandailing, Batak Toba dan Nias. Tapi kedua suku Tionghoa dan Minang yang paling mendominasi di daerah ini. Dari tabel di bawah kita lihat bahwa suku minang lebih mendominasi sebesar 4609 jiwa ( 38,91 % ), diposisi kedua suku Tionghoa sebesar 4168 jiwa ( 35,10 % ), kemudian Batak 1449 jiwa ( 12,20 % ), Mandailing 750 jiwa ( 6,31 % ), Jawa 385 jiwa ( 3,22 % ), Aceh 350 jiwa ( 3 % ), Melayu 141 jiwa ( 1,18 % ), Nias 15 jiwa ( 0,12 % ) dan Sunda 9 jiwa ( 0,06 % ).

No Keterangan Jumlah % 1 Minang 4609 38,81 2 Tionghoa 4168 35,10 3 Batak 1449 6,31 4 Mandailing 750 3,22 5 Jawa 385 12,2 6 Aceh 350 1,18 7 Melayu 141 3 8 Nias 15 0,12 9 Sunda 9 0,06 Jumlah 11874 100

3.4 Sarana dan Prasarana

Sarana merupakan hal yang amat penting bagi pencapaian tujuan. Bagaimana baiknya suatu rencana, tanpa didukung oleh adanya sarana maka tujuan dari perencanaan itu akan sulit tercapai. Untuk mendukung tugas pelayanan terhadap masyarakat, maka di kelurahan tegal sari I kecamatan medan area tersedia berbagai sarana dan prasarana , seperti : sarana di bidang agama, pendidikan, kesehatan, olah raga, air bersih dan ekonomi. Untuk lebih jelas lagi berikut penjelasan mengenai hal tersebut.

Kebebasan beragama dijamin kuat oleh negara Indonesia karena menurut UUD 1945 dinyatakan bahwa kebeban beragam dan menjalankan ibadah termasuk hak individu setiap warga negara. Beragamnya agama sudah pasti didukung dengan tersedianya tempat untuk melakukan ibadah bagi pemeluknya. Karenanya sarana peribadatan ini juga bisa dijadikan tolak ukur populasi pemeluk agama dalam suatu daerah, di kelurahan tegal sari I kecamatan medan area sarana peribadatan terdiri dari 5 buah mesjid, 2 buah gereja, dan 1 buah wihara.

3.4.2 Sarana pendidikan

Sarana pendidikan di kelurhan tegal sari I kecamatan medan area terdiri dari bangunan SLTP 1 buah, SD 1 buah, dan gedung TK 1 buah.

3.4.3 Sarana kesehatan

Masalah kesehatan sering menjadi problem yang sangat sulit diberantas di negara ini. Salah satu kendalanya adalah tidak tersedianya sarana kesehatan yang baik di masyarakat kita. Hal ini terlihat dari sarana yang kita jumpai di kelurahan tegal sari I kecamatan medan area sarana kesehatan terdiri dari 1 buah Puskemas, 1 buah Posyandu, 2 buah apotik dan toko obat sebanyak 1 buah.

3.4.4 Sarana air besih

Saran air bersih merupakan adalah alat yang sangat vital bagi kelangsungan hidup. Air bersih sangat dibutuhkan untuk keperluan sehari-hari. Sebahagian besar kebutuhan akan air bersih tersebut disediakan oleh PDAM Tirtanadi dan selebihnya warga memakai sumur gali.

Saran aekonomi merupakan alat masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Sebahagian besar penduduk kelurahan tegal sari I kecamatan medan area hidup dengan berdagang maka saran ekonomi pun lebih mengarah kepada sarana perdagangan. Dari tabel di bawah ini dapat kita lihat toko/swalayan sebanyak 65 buah, kios kelontong sebanyak 37 buah, warung makan sebanyak 8 buah, industri kerajinan tangan sebanyak 5 buah, mebel sebanyak 3 buah, percetakan/sablon sebanyak 2 buah dan bengkel sebanyak 2 buah.

Tabel 3.6 Sarana ekonomi

No Jumlah %

1 toko/swalayan 65 53,27

2 kios kelontong 37 30,32

3 warung makan 8 6,55

4 industri kerajinan tangan 5 4,09

5 mebel 3 2,45

6 percetakan/sablon 2 1,63

7 bengkel 2 1,63

Jumlah 122 100

PENYAJIAN DATA

Dalam bab ini akan menyajikan data yang diperoleh selama penelitian dilapangan. Data yang disajikan dalam bab ini adalah mengenai persepsi masyarakat dan kebijakan penataan pedagang kaki lima (PKL) pasar sukaramai. Adapun data yang disajikan oleh penulis terbagi dua yaitu identitas responden dan data jawaban responden.

4.1 Deskripsi Hasil Penelitian

4.1.1 Data dan distribusi identitas responden

Data mengenai responden berisi tentang identitas responden sehingga penulis lebih mengenal responden yang diteliti dan mempermudah dalam melakukan penelitian, selanjutnya identitas responden tersebut didistribusikan ke dalam keterangan tabel sebagai berikut :

Tabel 4.1 Identitas Responden berdasarkan jenis kelamin

No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)

1 Laki-laki 44 44,4

2 Perempuan 55 55,6

Jumlah 99 100

Sumber : Hasil penelitian 2007

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa mayoritas responden adalah perempuan sebanyak 55 orang atau sekitar 44,4 % dan laki-laki sebanyak 55 orang atau 55,6 %.

Selanjutnya tabel dibawah ini menjelaskan jumlah responden menurut kelompok umur.

Tabel 4.2 Identitas Responden berdasarkan kelompok umur

No Kelompok Umur (Tahun) Frekuensi Persentase (%) 1 20 – 29 45 45,5 2 30 -39 35 35,4 3 40 -49 15 15,1 4 50 tahun keatas 4 4,0 Jumlah 99 100

Sumber : Hasil penelitian 2007

Dari tabel daiatas dapat kita lihat bahwa mayoritas responden berada pada umur 20-29 tahun, yaitu sebanyak 45 orang atau sekitar 45,5 %, kemudian pada kelompok umur 30-39 tahun sebanyak 35 orang atau 35,4 %, kemudian 40-49 tahun sebanyak 15 orang atau 15,1 % dan kelompok 50 tahun keatas sebanyak 4 orang atau 4,0 %.

Selanjutnya tabel dibawah ini menerangkan jumlah responden menurut tingkat pendidikan.

Tabel 4.3 Identitas Responden berdasarkan tingkat pendidikan

1 Tamat SD 15 15,2 2 Tamat SLTP 25 25,2 3 Tamat SLTA 37 37,4 4 Tamat Akademi/Diploma 3 20 20,2 5 Sarjana 2 2,0 Jumlah 99 100

Sumber : Hasil penelitian 2007

Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa jumlah responden yang terbanyak adalah tamat SLTA sebanyak 37 orang atau 37,4 % dan tamat Sarjana sebanyak 2 orang atau 2,0 %, kemudian tamat Akademi/Diploma 3 sebanyak 20 orang atau 20,2 %, tamatan SLTP 25 orang atau 25,2 % dan tamatan SD sebanyak 15 orang atau 15,2 %.

Selanjutnya tabel dibawah ini juga menerangkan jumlah responden menurut jenis pekerjaan.

Tabel 4.4 Identitas Responden berdasarkan jenis pekerjaan

No Jenis Pekerjaan Frekuensi Persentase (%)

1 Pedagang 34 34,3 2 Buruh 20 20,2 3 TNI/POLRI 5 5,0 4 PNS 30 30,3 5 Lain-lain 20 20,2 Jumlah 99 100

Dari tabel diatas dapat diketahui jenis pekerjaan responden dimana 34 orang atau 34,3 % adalah Pedagang, 30 orang atau 30,3 % adalah PNS, 20 orang atau 20,2 % adalah Buruh dan 20 orang atau 20,2 % lain-lain.

4.1.2 Jawaban responden tentang persepsi mayarakat (X)

Untuk mengetahui persepsi masyarakat dapat kita lihat melalui pandangan, pemahaman dan tanggapan mereka berikan. Hal ini dapat dilihat dari grafik di bawah ini

Grafik 4.1 Jawaban responden tentang jumlah pedagang kaki lima yang semakin menjamur

Sumber : Pengolahan data questioner 2007

Dari grafik diatas menunjukan bahwa 57 responden atau 57,6 % responden menyatakan setuju bahwa makin hari jumlah pedagang kaki lima semakin bertambah, sedangkan 16 responden atau 16,2 % menyatakan sangat setuju, 12 responden atau 12,1 % menyatakan ragu-ragu, 11 responden atau 11,1 % menyatakan tidak setuju dan 3 responden atau 3,0 % menyatakan sangat tidak setuju. 0 10 20 30 40 50 60 Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju

Ragu-ragu Setuju Sangat Setuju

Grafik 4.2 Jawaban responden tentang lebih suka berbelanja dengan pedagang kaki lima.

Sumber : Pengolahan data questioner 2007

Dari grafik diatas dapat kita lihat bahwa 54 responden atau sekitar 54,5 % menyatakan setuju bahwa lebih suka berbelanja pada pedagang kaki lima yang berjualan di badan jalan, 18 responden atau 18,2 % menyatakan sangat setuju, kemudian 12 responden atau 12,1 % menyatakan ragu-ragu, 9 responden atau 9,1 % menyatakan tidak setuju dan 6 responden atau 6,1 % menyatakan sangat tidak setuju

Grafik 4.3 Jawaban responden tentang keberadaan pedagang kaki lima.

Sumber : Pengolahan data questioner 2007

0 10 20 30 40 50 60 Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju

Ragu-ragu Setuju Sangat Setuju 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju

Ragu-ragu Setuju Sangat Setuju

Dari grafik diatas dapat kita lihat bahwa 40 responden atau sekitar 40,4 % menyatakan tidak setuju dengan keberadaan pedagang kaki lima, 25 responden atau 25,3 % menyatakan sangat tidk setuju, kemudian 10 responden atau 10,1 % menyatakan ragu-ragu, 15 responden atau 15,1 % menyatakan setuju dan 9 responden atau 9,1 % menyatakan sangat setuju.

Grafik 4.4 Jawaban responden bahwa berbelanja pada pedagang kaki lima lebih murah daripada tempat lain

Sumber : Pengolahan data questioner 2007

Dari grafik diatas dapat kita lihat bahwa 54 responden atau 54,5 % menyatakan setuju bahwa berbelanja pada pedagang kaki lima lebih murah dibandingkan di tempat lain, sedangakan 18 responden atau 18,2 % menyatakan sangat setuju, 12 responden atau 12,1 % menyatakan ragu-ragu dan 9 responden atau 9,1 % menyatakan tidak setuju, 6 responden atau 6,1 % menyatakan sangat tidak setuju. 0 10 20 30 40 50 60 Sangat Tidak Setuju

Grafik 4.5 Jawaban responden tentang pedagang kaki lima penyebab kurang bersihnya pasar sukaramai

Sumber : Pengolahan data questioner 2007

Dari grafik diatas dapat kita lihat bahwa 55 responden atau sekitar 55,6 % menyatakan setuju bahwa pedagang kaki lima penyebab kurang bersihnya pasar Sukaramai, 30 responden atau 30,3 % menyatakan sangat setuju, kemudian 7 orang atau 7,1 % menyatakan ragu-ragu, 4 responden atau 4,0 % menyatakan tidak setuju dan 3 responden atau 3,0 % menyatakan sangat tidak setuju.

Grafik 4.6 Jawaban responden tentang pedagang kaki lima penyebab terganggunya ketertiban umum di sekitar pasar Sukaramai

Sumber : Pengolahan data questioner 2007

0 10 20 30 40 50 60 Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju

Ragu-ragu Setuju Sangat Setuju 0 10 20 30 40 50 60 Sangat Tidak Setuju

Dari grafik diatas dapat kita lihat bahwa 56 responden atau sekitar 56,6 % menyatakan setuju bahwa pedagang kaki lima penyebab terganggunya ketertiban umum di sekitar pasar sukaramai, 32 responden atau 32,3 % menyatakan sangat setuju, kemudian sebanyak 5 responden atau 5,1 % menyatakan ragu-ragu, 3 responden atau 3,0 % menyatakan tidak setuju dan 3 responden atau 3,0 % menyatakan sangat tidak setuju.

Grafik 4.7 Jawaban responden tentang pedagang kaki lima penyebab kurang indahnya pasar sukaramai

Sumber : Pengolahan data questioner 2007

Dari grafik diatas menunjukan bahwa 55 responden atau sekitar 55,6 % menyatakan setuju bahwa pedagang kaki lima penyebab kurang indahnya pasar Sukaramai, 31 responden atau 31,3 % menyatakan sangat setuju, kemudian 7 responden atau 7,1 % menyatakan ragu-ragu, 3 responden atau 3,0 % menyatakan tidak setuju dan 3 orang atau 3,0 % menyatakan sangat tidak setuju.

0 10 20 30 40 50 60 Sangat Tidak Setuju

Grafik 4.8 Jawaban responden tentang pedagang kaki lima penyebab kurang teraturnya pasar Sukaramai

Sumber : Pengolahan data questioner 2007

Dari grafik diatas dapat kita lihat bahwa 56 responden atau sekitar 56,6 % menyatakan setuju bahwa pedagang kaki lima penyebab kurang teraturnya pasar sukaramai, 31 responden atau 31,3 % menyatakan sangat setuju, kemudian 4 responden atau 4,0 % menyatakan ragu-ragu, 5 responden atau 5,1 menyatakan tidak setuju dan 3 responden atau 3,0 menyatakansangat tidak setuju.

Grafik 4.9 Jawaban responden tentang pedagang kaki lima penyebab meningkatnya gangguan keamanan pasar Sukaramai

Sumber : Pengolahan data questioner 2007

0 10 20 30 40 50 60 Sangat Tidak Setuju

Tidak Setuju Ragu-ragu Setuju Sangat Setuju

0 10 20 30 40 50 60 Sangat Tidak Setuju

Dari grafik diatas dapat kita lihat bahwa 56 responden atau sekitar 56,6 % menyatakan setuju bahwa pedagang kaki lima penyebab meningkatnya gangguan keamanan pasar sukaramai, 32 responden atau 32,3 % menyatakan sangat setuju, kemudian 4 responden atau 4,0 % menyatakan ragu-ragu, 4 responden atau 4,0 % menyatakan tidak setuju dan 3 responden menyatakan sangat tidak setuju.

Grafik 4.10 Jawaban responden tentang pedagang kaki lima penyebab kemacetan lalu lintas sekitar pasar Sukaramai

Sumber : Pengolahan data questioner 2007

Dari grafik diatas dapat kita lihat bahwa 55 responden atau 55,6 % menyatakan setuju bahwa pedagang kaki lima penyebab kemacetan lalu lintas di sekitar pasar sukaramai, 34 responden atau 34,3 % menyatakan sangat setuju, kemudian 4 responden atau 4,0 % menyatakan ragu-ragu, 3 responden atau 3,0 % menyatakan tidak setuju dan 2 responden atau 2,0 % menjawab sangat tidak setuju. 0 10 20 30 40 50 60 Sangat Tidak Setuju

Grafik 4.11 Jawaban responden tentang keberadaan pedagang kaki lima

Sumber : Pengolahan data questioner 2007

Dari grafik diatas dapat kita lihat bahwa 54 responden atau 54,5 % menyatakan setuju dengan penertiban dan penataan terhadap pedagang kaki lima, 21 responden atau 21,2 % menyatakan sangat setuju, kemudian 10 responden atau 10,1 % menyatakan ragu-ragu, 10 responden atau 10,1 menyatakan tidak setuju dan 4 responden atau 4,0 % menyatakan sangat tidak setuju.

4.1.3 Jawaban responden terhadap kebijakan penataan pedagang kaki lima Untuk mengetahui implemenasi kebijakan penataan pedagang kaki lima dapat kita lihat melalui pandangan, pemahaman dan tanggapan responden. Hal ini dapat dilihat dari grafik di bawah ini

0 10 20 30 40 50 60 Sangat Tidak Setuju

Grafik 4.12 Jawaban responden dalam pelaksanaan kebijakan penataan pedagang kaki lima benar-benar untuk menciptakan kebersihan, keindahan, keamanan,dan

ketertiban pasar sukaramai

Sumber : Pengolahan data questioner 2007

Dari grafik diatas dapat kita lihat bahwa 51 responden atau sekitar 51,5 % menyatakan setuju bahwa dalam pelaksanaan kebijakan penataan pedagang kaki

Dokumen terkait