• Tidak ada hasil yang ditemukan

10 BAB II

LANDASAN TEORI

2. 1 Penelitian Terdahulu yang Relevan

Peneliti memperoleh tiga data penelitian terdahulu yang relevan dengan dengan penelitian ini. Penelitian tersebut adalah (1) Pola Pengembangan Paragraf Deduktif Berdasarkan Grafik pada Siswa Kelas XII SMA Institut Indonesia 1, Yogyakarta, Tahun Ajaran 2008/2009 yang diteliti oleh Anggun Gitasari, (2) Pola Pengembangan Paragraf dan Struktur Paragraf pada Karangan Narasi Siswa Kelas V SD Negeri Kalibening, Dukun, Magelang, Tahun Ajaran 2010/2011 yang diteliti oleh Hedwigis Risa Verawati (2011), dan (3) Pola pengembangan Paragraf dan Unsur-unsur Paragraf dalan Tajuk Rencana Surat Kabar Harian Kompas Edisi November 2011 yang diteliti oleh Lucia Hapsari (2012).

2. 1. 1 Penelitian Anggun Gitasari (2009)

Penelitian ini berjudul Pola Pengembangan Paragraf Deduktif Berdasarkan Grafik pada Siswa Kelas XII SMA Institut Indonesia 1, Yogyakarta, Tahun Ajaran 2008/2009. Penelitian ini bertujuan mendeskripisikan pola-pola pengembangan paragraf yang digunakan peserta didik dalam membuat paragraf deduktif berdasarkan grafik dan mendeskripsikan urutan pola pengembangan paragraf deduktif jika dilihat dari tingkat keseringannya.

Hasil penelitian menunjukan bahwa pola pengembangan rincian, sebab akibat, dan contoh merupakan pola pengembangan yang digunakan peserta didik kelas XII SMA Institut Indonesia 1, Yogyakarta, dalam membuat paragraf deduktif. Urutan pola pengembangan berdasarkan tingkat keseringan yang menduduki posisi pertama pola pengembangan rincian, sedangkan pola pengembangan sebab akibat dan pola pengembangan contoh berada di bawahnya dengan jumlah yang tidak terlalu jauh.

Relevansi penelitian Anggun Gitasari dan penelitian peneliti adalah sama-sama meneliti tentang pola pengembangan paragraf. Perbedaan penelitian Anggun Gitasaridan penelitian penelitiadalah dalam penelitian yang dilakukan Anggun Gitasari tidak membicarakan mengenai struktur paragraf dalam paragraf siswa kelas XII SMA Institut Indonesia 1 Yogyakarta. Selain itu, terdapat perbedaan jenis penelitian. Penelitian Anggun Gitasari berjenis penelitian deskriptif kuantitatif, sedangkan penelitian peneliti berjenis deskriptif kualitatif. Penelitian Anggun Gitasari berfokus pada pola pengembangan paragraf deduktif berdasarkan grafik, sedangkan penelitian peneliti hanya fokus pada pola pengembangan paragraf dan fokus pada bentuk karangan narasi.Adapun perbedaan lain, yaitu sumber data penelitian. Penelitian Anggun Gitasari bersumber dari paragraf siswa kelas XII SMA Institut Indonesia 1 Yogyakarta, sedangkan penelitian peneliti bersumber dari karangan narasi guru-guru SD di Lingkungan YPPK Maybrat Keuskupan Manokwari, Papua Barat pada Tahun 2014.

2. 1. 2 Penelitian Hewigis Risa Verawati (2011)

Penelitian ini berjudul Pola Pengembangan Paragraf dan Struktur Paragraf pada Karangan Narasi Siswa Kelas V SD Negeri Kalibening, Dukun, Magelang, Tahun Ajaran 2010/2011. Penelitian inibertujuan mendeskripisikan pola pengembangan dan struktur paragraf yang digunakan dalam karangan narasi siswa kelas V SD Negeri Kalibening, Dukun, Magelang, Tahun Ajaran 2010/2011.

Hasil penelitian menunjukan bahwa ada sembilan macam pola pengembangan paragraf pada karangan narasi siswa kelas V SD Negeri Kalibening. Kesembilan pola itu adalah pola pengembangan deduktif, pola pengembangan induktif, pola pengembangan campuran, pola pengembangan perulangan, pola pengembangan menerangkan, pola pengembangan pertanyaan, pola pengembangan sebab-akibat, pola pengembangan contoh, dan pola pengembangan merinci. Empat sturktur paragraf dalam karangan narasi siswa kelas V SD Negeri Kalibening. Empat struktur paragraf itu adalah (1) paragraf dengan dua unsur paragraf (kalimat utama dan kalimat penjelas), (2) paragraf dengan tiga unsur (kalimat uatama, kalimat penjelas, dan kalimat penegas, (3) paragraf dengan tiga unsur (kalimat utama, kalimat penjelas, dan transisi), (4) paragraf dengan empat unsur (kalimat utama, kalimat penjelas, kalimat penegas, dan transisi)

Relevansi penelitian Hedwigis Risa Verawati dan penelitian peneliti adalah sama-sama meneliti tentang pola pengembangan paragraf dalam karangan narasi. Persamaan lain adalah kesamaan jenis penelitian yaitu deskriptif kualitatif. Adapun perbedaan, yaitu penelitian Hedwigis Risa juga meneliti tentang struktur

paragraf, sedangkan penelitian peneliti meneliti tentang unsur-unsur paragraf. Adapun perbedaan sumber data penelitian. Penelitian Hedwigis Risa Verawati bersumber dari paragraf siswa kelas V SD Negeri Kalibening, sedangkan penelitian peneliti bersumber dari karangan narasi guru-guru SD di Lingkungan YPPK Maybrat Keuskupan Manokwari, Papua Barat pada Tahun 2014.

2. 1. 3 Penelitian Lucia Hapsari (2012)

Penelitian ini berjudul Pola Pengembangan Paragraf dan Unsur-unsur Paragraf dalam Tajuk Rencana Surat Kabar Harian Kompas Edisi November 2011. Penelitian ini mengkaji pola pengembangan paragraf dan unsur-unsur paragraf yang digunakan dalamdalam tajuk rencana surat kabar harian Kompas edisi November 2011.

Hasil penelitian menunjukan bahwa ada sembilan macam pola pengembangan paragraf dan empat bentuk paragraf pada tajuk rencana surat kabar harian Kompas edisi November 2011. Kesembilan pola itu adalah pola umum-khusus, pola khusus-umum, pola perbandingan, polamenerangkan, polaperulangan, pola pertanyaan, pola sebab-akibat, pola contoh, dan pola merinci. Empat bentuk paragraf dalam tajuk rencana surat kabar harian Kompas edisi November 2011 adalah (1) paragraf dengan dua unsur paragraf (kalimat utama dan kalimat penjelas), (2) paragraf dengan tiga unsur (kalimat uatama, kalimat penjelas, dan kalimat penegas), (3) paragraf dengan tiga unsur (kalimat utama, kalimat penjelas, dan transisi), (4) paragraf dengan empat unsur (kalimat utama, kalimat penjelas, kalimat penegas, dan transisi).

Relevansi penelitian Lucia Hapsari dan penelitian peneliti adalah sama-sama meneliti tentang pola pengembangan paragraf dan unsur-unsur paragraf, serta kesamaan jenis penelitian yaitu deskriptif kualitatif. Perbedaan penelitian Lucia Hapsari dan penelitian peneliti adalah penelitian Lucia Hapsari bersumber dari tajuk rencana surat kabar Kompas edisi November 2011, sedangkan penelitian peneliti bersumber dari karangan narasi guru-guru SD di Lingkungan YPPK Maybrat Keuskupan Manokwari, Papua Barat pada Tahun 2014.

Berdasarkan tiga penelitian terdahulu, peneliti menemukan persamaan dan perbedaan. Persamaan yang peneliti temukan adalah kesamaan obyek penelitian, yaitu tentang pola pengembangan paragraf dan unsur-unsur paragraf. Persamaan lain adalah sama-sama berjenis penelitian deskriptif kualitatif. Sementara itu, perbedaan yang peneliti temukan adalah perbedaan subyek data dan sumber penelitian. Pada tiga penelitian terdahulu yang relevan, subyek data adalah siswa di sekolah. Sumber datanya adalah karangan siswa dan tajuk rencana dari surat kabar. Dalam penelitian ini, subyek datanya adalah guru-guru SD di Lingkungan YPPK Maybrat Keuskupan Manokwari, Papua Barat pada Tahun 2014, dan sumber datanya adalah karangan-karangan narasi karya guru-guru SD di Lingkungan YPPK Maybrat Keuskupan Manokwari, Papua Barat pada Tahun 2014.

2. 2 Kajian Teori

Berikut ini uraian teori yang digunakan untuk memecahkan masalah dalam penelitian ini. Teori yang digunakan adalah teoti paragraf yang meliputi

pengertian paragraf, ciri-ciri paragraf, asas-asas paragraf, kriteria kualitas paragraf, unsur-unsur paragraf, struktur paragraf, dan pola pengembangan paragraf. Adapun teori karangan narasi yang meliputi pengertian karangan narasi, ciri khas karangan narasi, dan jenis-jenis karangan narasi.

2. 2. 1 Paragraf

Terdapat beberapa definisi paragraf yang dikemukakan dalam penelitian ini. Berikut uraian mengenai definisi paragraf berdasarkan pendapat para ahli bahasa atau pakar bahasa. Menurut Keraf (2004), alinea atau paragraf tidak lain dari suatu kesatuan pikiran, suatu kesatuan yang lebih tinggi atau lebih luas dari kalimat. Ia merupakan himpunan dari kalimat-kalimat yang bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan. Dalam alinea itu gagasan tadi menjadi jelas oleh uraian-uraian tambahan, yang maksudnya tidak lain untuk menampilkan pokok pikiran tadi secara lebih jelas.

Sementara itu, Tarigan (2008) berpendapat bahwa paragraf adalah seperangkat kalimat tersusun logis-sistematis yang merupakan satu kesatuan ekspresi pikiran yang relevan dan mendukung pikiran pokok yang tersirat dalam keseluruhan karangan. Ada pula pendapat Ramlan (1993: 1) mengenai paragraf, yaitu bagian dari suatu karangan atau tuturan yang terdiri dari sejumlah kalimat yang mengungkapkan satuan informasi dengan ide pokok sebagai pengendalinya. Selain itu, Soewandi (2000: 49) mengatakan bahwa paragraf atau alinea lazimnya terdiri dari sekelompok kalimat yang mengungkapkan satu gagasan. Gagasan itu merupakan satu gagasan bawahan dari sebuah karang atau wacana. Menurut

Widyamartaya (1993: 31), paragraf adalah sekelompok kalimat utuh, lengkap yang memerlukan tambahan kalimat-kalimat lain yang meluaskan, menguraikan, dan menjelaskan gagasan tersebut, sedangkan menurut Wiyanto (2004: 15), paragraf adalah sekelompok kalimat yang saling berhubungan dan bersama-sama menjelaskan satu unit buah pikiran untuk mendukung buah pikiran yang diungkapkan dalam seluruh tulisan. Selanjutnya, menurut Arnaudet and Barret (1990: 1), paragraf adalah sekelompok kalimat yang membangun satu ide pokok. Ide pokok biasanya sebagai kalimat topik.

“Paragraph is a group of sentences which develop one central idea. The central idea is usually stated ia a topic sentence”.

Berdasarkan definisi-definisi di atas, dapat ditarik simpulan bahwa paragraf adalah salah satu media pengarang untuk mengungkapkan ide ke dalam bentuk tulisan yang didukung oleh seperangkat kalimat pendukung yang fokus membicarakan ide tertentu. Oleh karena itu, dalam penulisan paragraf diperlukan pengetahuan yang cukup agar paragraf yang ditulis layak disebut paragraf yang baik. Terdapat kriteria atau ciri-ciri dan asas-asas tertentu mengenai paragraf yang baik.

2. 2. 1. 1 Ciri-ciri, Asas-asas dan Kriteria Kualitas Paragraf

Menurut Soewandi (2000: 52-53) paragraf yang baik memiliki enam ciri sebagai berikut.

2) Satu paragraf, lebih-lebih paragraf karangan ilmiah (wacana teknis), terdiri atas beberapa kalimat. Jumlah kalimat dalam paragraf harus memadai.

3) Salah satu kelimat merupakan kalimat topiknya, yaitu kalimat yang berisi gagasan pokok, sedangkan kalimat-kalimat yang lain merupakan penjelasannya atau merupakan pengantar jika kalimat topik berada pada akhir paragraf.

4) Pada paragraf dalam karanagn teknis atau karangan ilmiah, isi pernyataan yang terungkap dalam kalimat-kalimat sesuai kenyataan, bahkan harus sesuai pula dengan pernyataan atau teori yang digunakan.

5) Memiliki hubungan kebahasaan (kohesi) dan hubungan makna (koherensi) yang baik antara kalimat yang satu dengan yang lainnya.

6) Bahasa yang digunakan adalah bahasa ragam baku. Ciri-cirinya adalah pemakaian kata tidak menimbulkan salah tafsir, urutan katanya sesuai dengan kaidah yang berlaku, kecukupan fungsi kalimat terpenuhi, dan penulisan kara serta kalimatnya baik penggunaan huruf maupun tanda beca sesuai dengan ejaan yang berlaku.

Adapun asas-asas paragraf yang baik menurut Widyamartaya (1993: 37). Asas-asas ini berkenaan dengan gagasan yang akan disampaikan dan tatanan atau struktur gagasan yang akan disampaikan.

1) Asas kejelasan yang menyangkut penyampaian gagasan yang tidak samar-samar, sehingga gagasan atau ide dapat dipahami dan tidak disalahartikan. 2) Asas keringkasan yang menyangkut penggunaan kata yang hemat. Hal ini

kata yang seefektif mungkin dan tidak berputar-putar, tidak berlebihan, dan tidak mengulang-ulang ide yang sama.

3) Asas ketepatan yang menyangkut apa yang disampaikan pengarang dapat menambah pengetahuan bagi pembacanya. Ketepatan juga menyangkut ketepatan penggunaan aturan tata bahasa, ejaan, dan tanda baca.

4) Asas kesatupaduan yang berkenaan pada segala yang terdapat pada paragraf berpusat pada satu ide pokok yang sama, tidak membicarakan hal yang lainnya.

5) Asas pertautan yang berkenaan pada kekoherensiaan yang menghendaki antara satu kalimat dengan kalimat yang lain memiliki hubungan satu dengan yang lain.

6) Asas harkat yang berkenaan dengan bobot dalam karangan. Hal ini mengacu pada isi karangan yang disampaikan benar-benar memadai dan jelas dan lengkap.

Selain ciri-ciri dan asas-asas paragraf, terdapat pula kriteria kualitas paragraf. Kriteria-kualitas paragraf dikemukakan oleh Tarigan (2008) yang menentukan baik tidaknya suatu paragraf. Kriteria-kriteria tersebut adalah :

1) Isi paragraf berpusat hanya pada satu hal saja. 2) Isi paragraf relevan dengan isi karangan. 3) Paragraf harus koheren dan unity.

4) Kalimat topik harus dikembangkan dengan jelas dan sempurna

5) Struktur paragraf harus bervariasi disesuaikan dengan latar belakang pembaca, sifat media tempat paragraf diterbitkan, dan sifat dan tuntutan kalimat topik.

6) Paragraf ditulis dalam Bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Seperti yang diuraikan di atas mengenai ciri-ciri dan asas-asas paragraf yang baik, dalam suatu paragraf tidak terlepas dari unsur-unsur yang membangun suatu paragraf yang mendukung terbentuknya paragraf yang baik yang dapat dipahami pembaca dan tersampaikan maksud pengarang. Terdapat empat unsur paragraf yang mendukung terbentuknya paragraf.

2. 2. 1. 2 Unsur-unsur Paragraf

Suatu paragraf tidak akan terbangun tanpa adanya unsur-unsurnya. Secara umum, ada empat unsur pembangun paragraf. Menurut Wiyanto (2011), paragraf terdiri atas empat unsur, yaitu transisi, kalimat topik atau kalimat utama, kalimat pengembang atau kalimat penjelas, dan kalimat penegas. Namun, keepmat unsur tersebut tidak harus hadir bersama-sama dalam satu paragraf. Adakalanya dalam suatu paragraf hanya terdapat tiga unsur atau dua unsur, bahkan satu unsur. Berikut ini uraian keempat unsur paragraf.

1) Transisi

Transisi adalah penghubung antarparagraf. Transisi menunjang kepaduan dan kekohesian antarparagraf, sehingga setiap muncul ide baru tetap bergerak pada topik yang sama. Terdapat dua cara memunculkan transisi. Cara pertama yaitu implisit yang tidak dinyatakan dengan penanda transisi tertentu. Cara kedua yaitu eksplisit yang dinyatakan melalui penanda dalam bentuk kata, kalimat, dan paragraf.

a)Transisi berupa kata atau kelompok kata

(1) Penanda hubungan kelanjutan: dan, serta, lagi, lagi pula, tambahan lagi, bahkan, kedua, ketiga, selanjutnya, akhirnya, dan terakhir.

(2) Penanda waktu: dahulu, sekarang, kini, kelak, sebelum, setelah, sesudah, sementara itu, sehari kemudian, dan tahun depan.

(3) Penanda klimaks: paling..., se...nya, dan ter-.

(4) Penanda perbandingan: seperti, ibarat, sama, dan bak. (5) Penanda kontras: tetapi, biarpun, walaupun, dan sebaliknya.

(6) Penanda urutan jarak: di sana, di sini, di situ, sebelah, dekat, dan jauh. (7) Penanda ilustrasi: umpama, contoh, dan misalnya.

(8) Penanda sebak-akibat: sebab, oleh sebab itu, oleh karena, dan akibatnya. (9) Penanda syarat/pengandaian: jika, kalau, jikalau, andaikata, dan seandainya. (10)Penanda simpulan: ringkasnya, kesimpulannya, garis besarnya, dan

rangkuman.

b) Transisi berupa kalimat

Transisi yang berupa kalimat dikenal pula sebagai kalimat penuntun. Kalimat penuntun ini mempunyai fungsi ganda, yakni sebagai transisi dan pengantar topik yang akan dijelaskan. Berikut ini contoh transisi berupa kalimat.

(1) Apa itu awan? Seperti yang sering kita lihat sehari-hari, pengertian awan adalah kumpulan tetesan air (kristal-kristal es) di dalam udara di atmosfer yang terjadi karena adanya pengembunan/pemadatan uap air yang terdapat dalam udara setelah melampaui keadaan jenuh. Awan adalah cikal-bakal terjadinya hujan,

namun bisa atau tidaknya awan menimbulkan hujan tergantung pada musim. Kondisi awan dapat berupa cair, gas, atau padat karena sangat dipengaruhi oleh keadaan suhu. Jenis-jenis awan yang ada sekarang ini adalah hasil kongres internasional tentang awan yang diadakan di Munchen tahun 1802 dan Uppsala (Swedia) tahun 1894.

c) Transisi berupa paragraf

Transisi yang berupa paragraf berfungsi sebagai pemisah antara satu pokok pikiran ke pokok pikiran yang lain. Berikut ini contoh transisi berupa paragraf.

(2) Singkatnya, bumi berotasi karena hukum kekekalan momentum sudut. Pada awalnya rotasi kita lambat karena masih merupakan bagian dari sebuah awan gas besar. Lalu seiring pengumpulan bahan oleh gravitasi, materi bergerombol semakin dekat di beberapa titik awan, salah satunya bayi Bumi. Bumi menjadi semakin kecil dan padat, dan rotasi meningkat, sama halnya seperti seorang penari es yang berputar. Saat ia menarik kaki dan tangannya lebih dekat ke tubuhnya, putarannya semakin cepat.

Rotasi ini terus berlangsung hingga sekarang dan miliaran tahun yang akan datang. Kita memang tidak memadat lagi. Kita sudah stabil, begitu juga planet lain di tata surya. Tapi ruang angkasa tidak memiliki udara. Tidak ada gesekan, dan karenanya tidak ada yang bisa menghentikan rotasi bumi. Kadang gempa bumi raksasa atau tumbukan asteroid raksasa dapat mengubah kecepatannya, tapi tidak menghentikannya.

2) Kalimat Topik

Kalimat topik adalah perwujudan ide pokok yang mendasari suatu paragraf. Kalimat topik ini bisa berada di awal, tengah, dan akhir paragraf. Kalimat topik pada awalnya berupa ide sentral pengarang yang belum diperinci yang selanjutnya dijelaskan dengan kalimat penjelas atau kalimat pendukung.

3) Kalimat Pengembang

Kalimat pengembang adalah pendukung kalimat pokok. Kalimat pengembang menempati lebih dari setengah porsi suatu paragraf, karena kalimat pengembang memperinci atau penjelaskan ide sentral dalam kalimat pokok. Penyusunan kalimat pengembang tidak sembarangan. Kalimat pengembang harus berkaitan erat dengan kalimat utama dan disusun berdasarkan hal-hal yang sangat dekat dengan ide sentral dilanjutkan hal-hal pendukung lainnya.

4) Kalimat Penegas

Kalimat penegas pada intinya berfungsi sebagai penegas atau penjelas pernyataan atau ide yang diungkapkan dalam kalimat-kalimat sebelumnya. Kalimat penegas, biasanya berada di akhir paragraf.

Berdasarkan unsur-unsur paragraf yang dijelaskan sebelumnya, paragraf dibagi ke dalam tiga kelompok, yaitu paragraf dengan empat unsur, paragraf dengan tiga unsur, paragraf dengan dua unsur, dan paragraf dengan satu unsur.

1) Paragraf dengan empat unsur

Susunan paragraf terdiri atas transisi, kalimat topik, kalimat pengembang, dan kalimat penegas. Paragraf 3 berikut ini adalah contoh paragraf dengan empat unsur.

(3) Sementara itu, masa depan Popi semakin cerah. Ia berhasil menyelesaikan studi S-1 dengan hasil yang memuaskan, bahkan berhasil menembus beasiswa ke Belanda untuk studi S-2. Yang lebih mengejutkan, Popi sudah direkrut menjadi staf pengajar di kampus tempanya menempuh studi S-2 di Belanda. Popi juga berhasil

memikat pria Belanda yang akan dinikahinya tahun depan. Memang, sifat tekun dan ulet yang dimiliki Popi membawanya ke kehidupan yang ia impikan selama ini.

2) Paragraf dengan tiga unsur

a. Susunan paragraf terdiri atas transisi, kalimat topik, dan kalimat pengembang. Berikut contoh paragraf dengan tiga unsur.

(4) Setelah masalah muncul bertubi-tubi, anak-anak keluarga Sam semakin dewasa. Si sulung, Angel yang sebelumnya cuek dan egois, kini menjadi peduli terhadap sekitarnya. Si tengah, Megy yang manja dan ingin menang sendiri, kini menjadi mandiri dan bertanggung jawab. Ia juga mulai terlibat aktif dalam kegiatan sosial di gereja. Terakhir, si bungsu,

Tom yang pemalu dan cengeng, kini menjadi anak laki-laki yang berani dan tangguh, bahkan Tom berani membela Megy yang dituduh mencuri. b. Susunan paragraf terdiri atas transisi, kalimat topik, dan kalimat penegas.

Paragraf berikut ini adalah contohnya.

(5) Sebagai contoh, brokoli dapat dikembangkan menjadi berbagai masakan. Brokoli dapat diolah menjadi tumis atau cah brokoli. Bagi yang suka sop, brokoli sangat cocok menjadi pelengkap sayur sop yang lezat. Brokoli dapat diolah menjadi jus, asinan, salad, dan berbagai olahan lainnya. Brokoli memang serba guna dan banyak cara untuk mengonsumsinya.

c. Susunan paragraf terdiri atas kalimat topik, kalimat pengembang, dan kalimat penegas. Paragraf berikut ini adalah contohnya.

(6) Pury makin lucu. Bulunya yang bewarna cokelat keemasan tampak berkilau. Tubuhnya yang makin berisi membuatnya tampak makin kuat. Tingkahnya yang menggemaskan saat mengejar ekornya sendiri membuat siapapun tertawa melihatnya. Semakin hari, Pury semakin lucu saja.

3) Paragraf dengan dua unsur

Susunan paragraf yang terdiri atas kalimat topik dan kalimat pengembang. Paragraf berikut ini adalah contohnya.

(7) Wisnu semakin sukses. Talenta menulis yang dimiliki membawanya menjadi penulis terkenal. Karya-karyanya berhasil menembus luar negeri. Wisnu juga memperoleh banyak penghargaan baik dari dalam dan luar negeri. Ia juga sering menjadi pembicara dan pengisi kuliah umum di mana-mana. Selain itu, beberapa karyanya akan dibuat film oleh sutradara dari Hollywood.

4) Paragraf dengan satu unsur

Susunan paragraf dengan kalimat pengembang sebagai unsur di dalamnya. Paragraf berikut ini adalah contohnya.

(8) Gempa vulkanik semakin sering terjadi. Awan panas dan lava tak henti-hentinya keluar dari kawah. Debu vulkanik semakin pekat. Udara semakin berbahaya untuk dihirup. Suara gemuruh dari dalam perut gunung semakin jelas terdengar.

Keberadaan unsur-unsur paragraf (transisi, kalimat pokok, kalimat pengembang, dan kalimat penegas) tidak mutlak harus hadir bersama-sama dalam satu paragraf. Eksistensi setiap unsur bergantung pada kebijakan pengarang. Jika tanpa salah satu unsur paragraf pengarang dapat mengungkapkan idenya dengan baik, pengarang bisa saja memunculkan tiga bahkan satu unsur paragraf. Namun, ada pula pengarang yang memunculkan keempat unsur paragraf untuk atau menghilangkan kejenuhan pembaca dengan variasi paragrafnya. Lengkap tidaknya unsur-unsur paragraf menjadi dasar penyusunan struktur paragraf yang dijelaskan pada bagian selanjutnya.

2. 2. 1. 3 Struktur Paragraf

Struktur paragraf adalah penyusunan paragraf kelengkapan unsur atau posisi unsur paragraf dalam paragraf (Tarigan, 2008). Kelengkapan unsur paragraf menyangkut unsur apa saja yang terdapat dalam suatu paragraf. Kemungkinan pertama, semua unsur seperti transisi-kalimat topik-kalimat pengembang-kalimat penegas. Adapun kemungkinan kedua, yakni hanya tiga unsur yang terdapat dalam paragraf seperti transisi-kalimat kalimat penegas atau kalimat topik-kalimat pengembang-topik-kalimat penegas. Kemungkinan ketiga yakni hanya dua unsur dalam paragraf yakni kalimat topik-kalimat pengembang. Sementara itu, menyakut posisi unsur paragraf dalam paragraf. Posisi setiap unsur tidak harus

dimulai dari transisi-kalimat topik-kalimat pengembang-kalimat penegas. Ada beberapa kemungkinan posisi unsur-unsur paragraf bisa berada. Hal ini bergantung pada topik yang dikembangkan pengarang.

2. 2 1. 4 Pengembangan Paragraf

Pengembangan paragraf adalah pembangunan sebuah paragraf berdasarkan sebuah kalimat topik. Pengembangan berarti kemampuan merinci

Dokumen terkait