• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pola pengembangan paragraf dan unsur-unsur paragraf pada karangan narasi karya guru-guru SD di lingkungan YPPK Maybrat, Keuskupan Manokwari, Papua Barat, pada tahun 2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pola pengembangan paragraf dan unsur-unsur paragraf pada karangan narasi karya guru-guru SD di lingkungan YPPK Maybrat, Keuskupan Manokwari, Papua Barat, pada tahun 2014."

Copied!
188
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Hening, Caecilia Nurista Syahdu, 2015. Pola Pengembangan Paragraf dan

Unsur-unsur Paragraf pada Karangan Narasi Karya Guru-guru SD di Lingkungan YPPK Maybrat, Keuskupan Manokwari, Papua Barat, pada Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikkan

Bahasa Sastra Indonesia, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini mengkaji tentang pola-pola pengembangan dan unsur-unsur paragraf yang terdapat dalam karangan narasi karya guru-guru SD di Lingkungan YPPK Maybrat, Keuskupan Manokwari, Papua Barat. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan pola-pola pengembangan dan unsur-unsur paragraf yang terdapat dalam karangan narasi karya guru-guru SD di Lingkungan YPPK Maybrat, Keuskupan Manokwari, Papua.

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Data penelitian berupa paragraf yang berjumlah 43 paragraf dari 19 karangan. Analisis data dilakukan dengan langkah (1) peneliti mengumpulkan data dengan cara membaca dan mencermati karangan, (2) peneliti memberi kode untuk setiap tipe data, (3) peneliti mengelompokkan setiap data berdasarkan jenis-jenis pengembangan dan unsur-unsur paragraf, dan (4) peneliti mengidentifikasi setiap jenis pola pengembangan dan unsur-unsur paragraf.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya satu jenis pola pengembangan paragraf yaitu pengembangan paragraf kronologi. Sementara itu, unsur paragraf yang muncul adalah transisi dan kalimat pengembang.

(2)

ABSTRACT

Hening, Caecilia Nurista Syahdu, 2015. The Patterns of Paragraph Development

and Paragraph Elements in Narrative Essay by Elementary School Teachers in YPPK Maybrat Boundary, Manokwari Dioscese, West Papua in 2014. Thesis. Yogyakarta: Indonesian Language and Literature

Education Study Program, Language and Art Education Departement, Faculty of Teachers Training and Education, Sanata Dharma University. This research studied about the patterns of paragraph development and paragraph elements in narrative essay by elementary school teachers in YPPK Maybrat Boundary, Manokwari Dioscese, West Papua. The aim of this research was to describe the patterns of paragraph development and paragraph elements in narrative essay by elementary school teachers in YPPK Maybrat Boundary, Manokwari Dioscese, West Papua.

The type of this research was qualitative descriptive research. The data of this research were 43 paragraphs from 19 essays. Data analysis was done by (1) collecting the data trough reading and watching the essays, (2) coding each data type, (3) classifying each data based on the type of patterns of paragraph and paragraph elements, dan (4) identifiying patterns of paragraph and paragraph elements.

The research result showed that only one type of the pattern of paragraph. That was chronological pattern. For the paragraph elements, there were two elements which appear, consisting transition and developer sentence.

(3)

POLA PENGEMBANGAN PARAGRAF DAN UNSUR-UNSUR PARAGRAF PADA KARANGAN NARASI KARYA GURU-GURU SD

DI LINGKUNGAN YPPK MAYBRAT, KEUSKUPAN MANOKWARI, PAPUA BARAT, PADA TAHUN 2014

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Oleh:

CAECILIA NURISTA SYAHDU HENING 111224037

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)

i

POLA PENGEMBANGAN PARAGRAF DAN UNSUR-UNSUR PARAGRAF PADA KARANGAN NARASI KARYA GURU-GURU SD

DI LINGKUNGAN YPPK MAYBRAT, KEUSKUPAN MANOKWARI, PAPUA BARAT, PADA TAHUN 2014

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Oleh:

CAECILIA NURISTA SYAHDU HENING 111224037

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(5)
(6)
(7)

iv

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan sebagai tanda syukur dan terima kasihku kepada : 1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu menemani, memberi

kekuatan dan pengharapan.

2. Bapak dan Ibu tersayang, Alexander Istanto, S.Pd. dan Inge Patricia Nurwijayanti, S.Pd. atas doa, restu, semangat, dan kepercayaan yang diberikan selama menjalani studi.

3. Adik tersayang, Theodora Nurista Yoga Laksmi atas semangat dan hiburan yang diberikan selama ini.

(8)

v MOTO

1. “Hendaklah kamu sehati sepikir dalam hidupmu bersama; janganlah kamu memikirkan perkara-perkara yang tinggi, tetapi arahkanlah dirimu kepada perkara-perkara yang sederhana. Janganlah menganggap dirimu pandai!” (Rom 12: 16)

2. “Why worry? If you’ve done the very best you can, worrying won’t make it

any better - Mengapa khawatir? Jika kamu telah melakukan yang terbaik

sebisamu, khawatir tidak akan membuat lebih baik.” (Walt Disney)

3. “Don’t over think, just let it go - Jangan terlalu memikirkan, biarkan saja.” (Anonim)

4. “Banggalah pada impianmu dan jangan biarkan orang lain mengatakannya tidak berguna.”

(Yuuji/Baka to Test)

(9)
(10)
(11)

viii ABSTRAK

Hening, Caecilia Nurista Syahdu, 2015. Pola Pengembangan Paragraf dan

Unsur-unsur Paragraf pada Karangan Narasi Karya Guru-guru SD di Lingkungan YPPK Maybrat, Keuskupan Manokwari, Papua Barat, pada Tahun 2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikkan

Bahasa Sastra Indonesia, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma

Penelitian ini mengkaji tentang pola-pola pengembangan dan unsur-unsur paragraf yang terdapat dalam karangan narasi karya guru-guru SD di Lingkungan YPPK Maybrat, Keuskupan Manokwari, Papua Barat. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan pola-pola pengembangan dan unsur-unsur paragraf yang terdapat dalam karangan narasi karya guru-guru SD di Lingkungan YPPK Maybrat, Keuskupan Manokwari, Papua.

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Data penelitian berupa paragraf yang berjumlah 43 paragraf dari 19 karangan. Analisis data dilakukan dengan langkah (1) peneliti mengumpulkan data dengan cara membaca dan mencermati karangan, (2) peneliti memberi kode untuk setiap tipe data, (3) peneliti mengelompokkan setiap data berdasarkan jenis-jenis pengembangan dan unsur-unsur paragraf, dan (4) peneliti mengidentifikasi setiap jenis pola pengembangan dan unsur-unsur paragraf.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya satu jenis pola pengembangan paragraf yaitu pengembangan paragraf kronologi. Sementara itu, unsur paragraf yang muncul adalah transisi dan kalimat pengembang.

Bertitik tolak dari temuan penelitian ini, peneliti mengajukan empat saran berikut ini. Pertama, guru-guru SD di Lingkungan YPPK Maybrat, Keuskupan Manokwari, Papua Barat perlu belajar menulis lagi agar semakin menguasai keterampilan menulis, terutama dalam hal mengembangkan paragraf dan penggunaan unsur-unsur paragraf. Hal ini cukup penting karena guru, terutama guru SD mengajarkan keterampilan menulis dasar. Jangan sampai materi menulis yang diajarkan pada siswa adalah materi yang miskonsepsi, mengingat apa yang disampaikan guru akan terus diingat siswa hingga siswa berada di jenjang yang lebih tinggi. Guru-guru juga diharapkan menambah kebiasaan membaca, karena membaca sangat mendukung dalam kegiatan menulis, khususnya untuk mengembangkan ide, menambah gagasan, dan memperkaya informasi. Kedua, bagi pihak YPPK Maybrat, Keuskupan Manokwari, Papua, perlu memperhatikan kualitas guru. Alangkah baik lagi jika guru-guru diberi pembinaan dan pelatihan secara kontinu agara kemampuan dan kompetensi guru-guru semakin terasah, sehingga tingkat keberhasilan baik guru maupun siswa semakin meningkat. Ketiga, bagi guru Bahasa Indonesia, agar lebih memperhatikan bagaimana cara menulis paragraf yang baik, terutama dalam hal mengembangkan pola paragraf dan pemakaian unsur-unsur paragraf. Keempat, bagi peneliti lain, peneliti berharap ada peneliti lain yang mengembangkan penelitian sejenis dengan sumber data dan masalah yang bervariasi.

(12)

ix

ABSTRACT

Hening, Caecilia Nurista Syahdu, 2015. The Patterns of Paragraph Development

and Paragraph Elements in Narrative Essay by Elementary School Teachers in YPPK Maybrat Boundary, Manokwari Dioscese, West Papua in 2014. Thesis. Yogyakarta: Indonesian Language and Literature

Education Study Program, Language and Art Education Departement, Faculty of Teachers Training and Education, Sanata Dharma University.

This research studied about the patterns of paragraph development and paragraph elements in narrative essay by elementary school teachers in YPPK Maybrat Boundary, Manokwari Dioscese, West Papua. The aim of this research was to describe the patterns of paragraph development and paragraph elements in narrative essay by elementary school teachers in YPPK Maybrat Boundary, Manokwari Dioscese, West Papua.

The type of this research was qualitative descriptive research. The data of this research were 43 paragraphs from 19 essays. Data analysis was done by (1) collecting the data trough reading and watching the essays, (2) coding each data type, (3) classifying each data based on the type of patterns of paragraph and paragraph elements, dan (4) identifiying patterns of paragraph and paragraph elements.

The research result showed that only one type of the pattern of paragraph. That was chronological pattern. For the paragraph elements, there were two elements which appear, consisting transition and developer sentence.

(13)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria sebagai sumber kekuatan dan pengharapan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Penulisan skripsi yang berjudul Pengembangan Paragraf dan Unsur-unsur Paragraf pada Karangan Narasi

Karya Guru-guru SD di Lingkungan YPPK Maybrat, Keuskupan Manokwari,

Papua Barat, pada Tahun 2014 ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu

syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (Strata 1) Program Studi Bahasa Sastra Indonesia, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Pada kesempatan kali ini, penulis mengucapka terima kasih kepada semua pihak yang dengan tulus memberi bantuan, bimbingan, dan dukungan, selama proses penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis dengan tulus mengucapkan terima kasih kepada

1. Dr. B. Widharyanto, M.Pd., selaku dosen pembimbing pertama yang dengan sabar berkenan membimbing, mengarahkan, memberi masukan, dan memotivasi hingga selesainya penulisan skripsi ini.

2. Drs. P. Hariyanto, M.Pd., selaku dosen pembimbing kedua yang juga dengan sabar dan iklas berkenan membimbing, mengarahkan, memberi masukan, dan memotivasi hingga selesainya penulisan skripsi ini.

3. Dr. Y. Karmin, M.Pd., selaku triangulator yang membantu penulis dalam memeriksa proses analisis data dalam proses penulisan skripsi ini.

4. Dr. Yuliana Setiyaningsih selaku Ketua Program Studi Bahasa Sastra Indonesia yang telah mendorong dan memotivasi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

5. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

(14)

xi

maupun tidak langsung selama menjalani studi di Universitas Sanata Dharma,Yogyakarta.

7. Segenap karyawan sekertariat PBSI, terutama R. Marsidiq yang telah membantu penulis dalam hal administrasi.

8. Seluruh keluarga besar Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta yang telah memberikan kesempata kepada penulis untuk menempuh pendidikan hingga selesai dengan lancar.

9. Bapak dan Ibu tersayang, Alexander Istanto, S.Pd. dan Inge Patricia Nurwijayanti, S.Pd. atas doa, restu, semangat, dan kepercayaan yang diberikan selama menjalani studi.

10.Adik tersayang, Theodora Nurista Yoga Laksmi atas semangat dan hiburan yang diberikan selama ini.

11.Seluruh keluarga besar di rumah yang telah mendukung baik berupa moral maupun material.

12.Teman-teman tim Payung Maybrat, Saferine Yunanda, Cicilia Ariza Ratna Marwati, Priska Nawang Wulan, dan Gabrielle Listyarini Dwi Sulandi atas dukungan dan kerja sama selama ini. Pengalaman, perjuangan, kebersamaan, dan suku duka kita akan menjadi kenangan manis kita bersama.

13.Teman-teman seperjuangan Rugi Astutik, Maria Dwi Rianti, Erlin Advarovi, Fransiska Ambar Widhian Rini, Hendrika Yuli, Maria Eny Kuriniati, Cecilia Christa Pramadina, Meilani Tri Wahyuningrum, Andronikus Kresna Dewantara, Yohanes Wedha Basundoro, Yanuarius Manggur, dan Eka Tanjung atas dukungan dan semangat yang diberikan. 14.Teman-teman PBSI 2011 kelas A atas kebersamaan selama ini,

kebersamaan, dan suku duka kita akan menjadi kenangan manis kita bersama.

15.Teman-teman di PBSI atas kebersamaan selama ini.

(15)
(16)

xiii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN... iv

HALAMAN MOTO... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS... vii

ABSTRAK... viii

ABSTRACT... ix

KATA PENGANTAR... x

DAFTAR ISI... xiii

DAFTAR TABEL... xvi

DAFTAR LAMPIRAN... xvii

BAB I PENDAHULUAN... 1

1. 1 Latar Belakang Masalah... 1

1. 2 Rumusan Masalah... 6

1. 3 Tujuan Penelitian... 6

1. 4 Manfaat Penelitian... 7

1. 5 Batasan Istilah... 8

1. 6 Sistematika Penyajian... 9

BAB II LANDASAN TEORI... 10

2. 1 Penelitian Terdahulu yang Relevan... 10

2. 1. 1 Penelitian Anggun Gitasari... 10

(17)

xiv

2. 1. 3 Penelitian Lucia Hapsari... 13

2. 2 Kajian Teori... 14

2. 2. 1 Paragraf... 15

2. 2. 1. 1 Ciri-Ciri, Asas-Asas dan Kriteria Kualitas Paragraf... 16

2. 2. 1. 2 Unsur-Unsur Paragraf... 19

2. 2. 1. 3 Struktur Paragraf... 24

2. 2. 1. 4 Pola Pengembangan Paragraf... 25

2. 2. 2 Karangan Narasi... 32

2. 2. 2. 1 Ciri Khas Karangan Narasi... 33

2. 2. 2. 2 Jenis-jenis Karangan Narasi... 34

2. 3 Kerangka Berpikir... 36

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 38

3. 1 Jenis Penelitian... 38

3. 2 Subjek Penelitian... 38

3. 3 Objek Penelitian... 40

3. 4 Sumber Data... 40

3. 5 Teknik Pengumpulan Data... 40

3. 6 Instrumen Penelitian ... 41

3. 7 Teknik Analisis Data... 41

3. 8 Triangulasi... 45

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 46

4. 1 Deskripsi Data... 46

4. 2 Analisis Data... 47

4. 2. 1 Pola Pengembangan Paragaf... 47

4. 2. 2 Unsur-Unsur Paragraf... 51

4. 3 Pembahasan Hasil... 54

4. 3. 1 Pembahasan Pola Pengembangan Paragraf... 54

4. 3. 2 Pembahasan Unsur-Unsur Paragraf... 56

(18)

xv

BAB V PENUTUP... 61

5. 1 Simpulan... 61

5. 2 Implikasi... 61

5. 3 Saran... 63

DAFTAR PUSTAKA... 65

LAMPIRAN... 67

(19)

xvi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Nama Guru dan Judul Karangan... 39

Tabel 2. Tabel Data... 42

Tabel 3. Tabel Pola Pengembangan Paragraf... 43

Tabel 4. Tabel Pola Pengembangan Paragraf... 44

(20)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

(21)
(22)

1 BAB I PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang Masalah

(23)

Berdasarkan artikel-artikel tersebut, kondisi ini bertentangan dengan keadaan seharusnya. Menurut IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia), kemampuan membaca, menulis, dan berhitung seharusnya dikuasai saat anak berusia delapan tahun. Ada beberapa hal yang menyebabkan anak-anak terlambat menguasai keterampilan membaca, menulis, dan berhitung, salah satunya adalah faktor guru. Faktor benyebab dari guru anatar lain (1) kemampuan guru-guru SD dalam hal penguasaan materi yang masih kurang, (2) minimnya jumlah guru, (3) ketidakdisiplinan guru, dan (4) tidak ada inovasi pembelajaran dari guru-guru dalam memberikan pelajaran (sumber : http://bintangpapua.com). Oleh karena itu, sebagai salah satu faktor penentu keberhasilan siswa, guru dituntut memiliki kompetensi yang memadai.

Guru memiliki peran sebagai pengajar dan pendidik. Guru sebagai pengajar diharapkan memiliki kompetensi sesuai dengan bidang ajarnya. Hal ini memberi kemudahan dalam mendorong peserta didik memperoleh pengetahuan kepada peserta didik. Adapun guru sebagai pendidik adalah guru yang menanamkan nilai-nilai moral, etika, dan sosial kepada peserta didik agar peserta didik tidak hanya berkembang dari sisi intelektualnya tetapi juga sisi humanisnya. Dengan demikian, menjadi seorang guru tidaklah mudah.

(24)

menulis sangat penting bagi seorang guru karena selain terampil menulis, guru juga harus mampu memberikan contoh tentang penulisan karya ilmiah, artikel, opini, modul, dan sebagainya.

Dari observasi awal, ditemukan bahwa kemampuan guru-guru di daerah 3T belum memadai dalam hal mengarang. Peneliti memperoleh data berupa karangan narasi yang dibuat oleh guru-guru SD di Lingkungan YPPK Maybrat, Keuskupan Manokwari, Papua Barat pada tahun 2014. Peneliti memperoleh karangan-karangan tersebut melalui tes mengarang yang diikuti guru-guru yang tergabung dalam Kelompok Kerja Guru (KKG) SD di Lingkungan YPPK Maybrat, Keuskupan Manokwari, Papua Barat.

(25)

Dalam pembentukannya, paragraf membutuhkan pola pengembangan. Pola pengembangan ini berfungsi mengembangkan kalimat-kalimat menjadi paragraf yang baik. Pola pengembangan paragraf ini berkaitan erat dengan unsur-unsur paragraf yang membuat paragraf tersusun secara logis dan sistematis. Unsur-unsur yang membentuk kelogisan dan kesistematisan paragraf adalah transisi, kalimat topik, kalimat pengembang, serta kalimat penegas (Tarigan, 2008). Pola pengembangan paragraf beraneka ragam karena tulisan dalam paragraf memiliki pembahasan yang berbeda sesuai dengan kalimat topik yang digunakan. Maka, keempat unsur paragraf tidak harus hadir bersama-sama. Bisa saja dalam suatu karangan hanya muncul tiga atau dua unsur, bahkan satu unsur saja. Selain itu, posisi setiap unsur tidak harus berurutan (transisi, kalimat topik, kalimat pengembang, dan kalimat penegas). Kelengkapan dan posisi unsur inilah yang menjadi dasar struktur suatu paragraf. Berdasarkan struktur inilah pola berpikir dalam mengembangkan paragraf dapat terlihat. Pengembangan ini berkaitan erat dengan kemampuan mengembangkan dan memerinci ide-ide dan mengurutkan ide-ide tersebut menjadi urutan yang teratur.

(26)

dan urutan akal sehat. Selain itu, Akhadiah, dkk. (1999), juga beberapa mengenai teknik yang dapat digunakan untuk mengembangkan paragraf, sepeti pengembangan paragraf secara alamiah, pengembangan paragraf klimaks dan antiklimaks, pengembangan paragraf umum-khusus, dan pengembangan paragraf khusus-umum.

Berkaitan dengan pola pengembangan paragraf dan data yang peneliti peroleh, peneliti tertarik untuk mengangkat topik ini sebagi topik penelitian. Peneliti ingin mengetahui kemampuan mengarang guru untuk mencari tahu kerterkaitannya dengan kemampuan menulis siswa. Hal ini dikarenakan masih jarang penelitian yang meneliti karangan guru. Sebagian besar penelitian yang berkaitan dengan pola pengembangan dan unsur-unsur paragraf meneliti karangan peserta didik atau artikel di media massa. Selain itu, berdasakan fakta-fakta yang peneliti dapat dari berbagai media tentang kondisi pendidikan di Papua yang masih memprihatinkan yang salah satunya disebabkan oleh faktor guru. Kenyataan ini sangat disayangkan, mengingat guru di Papua adalah komponen terpenting dalam proses pembelajaran di sana. Mengingat masih sulitnya akses informasi di sana, hal ini membuat guru menjadi satu-satunya sumber informasi bagi siswa. Oleh karena itu, guru adalah faktor penting yang membantu keberhasilan siswa. Hal ini seperti diungkapkan oleh Chetty, dkk. mengungkapkan bahwa kemampuan guru sangat mempengaruhi prestasi siswa.

(27)

Berdasarkan uraian latar belakang ini, peneliti memilih Pola Pengembangan dan Unsur-unsur Paragraf pada Karangan Narasi Karya Guru-guru SD di

Lingkungan YPPK Maybrat Keuskupan Manokwari, Papua Barat pada Tahun

2014 sebagai judul penelitian.

1. 2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Pola pengembangan paragraf apa sajakah yang digunakan oleh guru-guru SD

di Lingkungan YPPK Maybrat, Keuskupan Manokwari, Papua Barat dalam menulis karangan narasi?

2. Unsur-unsur paragraf apa sajakah yang terdapat dalam karangan narasi karya guru-guru SD di Lingkungan YPPK Maybrat, Keuskupan Manokwari, Papua?

1. 3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Mendeskripsikan pola pengembangan paragraf yang yang digunakan oleh guru-guru SD di Lingkungan YPPK Maybrat, Keuskupan Manokwari, Papua Barat dalam menulis karangan narasi.

(28)

1. 4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memberi manfaat bagi banyak pihak, sebagai berikut :

1. Bagi Guru-guru SD di Lingkungan YPPK Maybrat Keuskupan Manokwari, Papua Barat, hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan informasi guru-guru SD di Lingkungan YPPK Maybrat Keuskupan Manokwari, Papua Barat bahwa terdapat pola pengembangan dan unsur-unsur paragraf yang bervariasi.

2. Bagi guru bidang studi Bahasa Indonesia pada umumnya, hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan informasi guru-guru mengenai menulis karangan dengan pola pengembangan dan unsur-unsur paragraf yang bervariasi.

3. Bagi pihak YPPK dan pemerintah, hasil penelitian ini memberikan manfaat agar pemerintah lebih memperhatikan kompetensi guru dengan memberikan pelatihan dan pembinaan yang lebih tepat, sesuai keterampilan yang dibutuhkan oleh guru-guru demi peningkatan kualitas guru di Lingkungan YPPK Maybrat, Keuskupan Manokwari, Papua Barat.

(29)

1. 5 Batasan Istilah

Berikut ini adalah batasan istilah yang digunakan dalam penelitian ini.

1. Karangan adalah hasil perwujudan gagasan seseorang dalam bahasa tulis yang dapat dibaca dan dimengerti oleh pembaca (Gie, 2002).

2. Paragraf adalah seperangkat kalimat tersusun logis-sistematis yang merupakan satu kesatuan ekspresi pikiran yang relevan dan mendukung pikiran pokok yang tersirat dalam keseluruhan karangan (Tarigan, 2008). 3. Unsur-unsur paragraf adalah alat bantu untuk menciptakan susunan

logis-sistematis suatu paragraf (Tarigan, 2008).

4. Pengembangan paragraf adalah pembangunan sebuah paragraf berdasarkan sebuah kalimat topik. Pengembangan berarti kemampuan merinci secara maksimal gagasan utama ke dalam gagasan bawahan dan pengurutan gagasan bawahan ke dalam urutan yang teratur (Keraf, 2004).

5. Karangan narasi adalah suatu bentuk wacana yang sasran utamanya adalah tindak-tanduk yang dijalin dan dirangkaikan menjadi sebuah peristiwa yang terjadi dalam suatu kesatuan waktu (Keraf, 2007).

1. 6 Sistematika Penyajian

Berikut ini sistematika penyajian penelitian ini.

(30)

2. Bab II Landasan Teori yang berisi tentang penelitian terdahulu yang relevan, kerangka teori dan kerangka berpikir.

3. Bab III Metodologi Penelitian yang berisi tentang jenis penelitian, sumber data, instrumen penelitian, objek penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan triangulasi.

4. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan yang berisi tentang deskripsi data, analisis data, dan pembahasan.

(31)
(32)

10 BAB II

LANDASAN TEORI

2. 1 Penelitian Terdahulu yang Relevan

Peneliti memperoleh tiga data penelitian terdahulu yang relevan dengan dengan penelitian ini. Penelitian tersebut adalah (1) Pola Pengembangan Paragraf Deduktif Berdasarkan Grafik pada Siswa Kelas XII SMA Institut

Indonesia 1, Yogyakarta, Tahun Ajaran 2008/2009 yang diteliti oleh Anggun

Gitasari, (2) Pola Pengembangan Paragraf dan Struktur Paragraf pada Karangan Narasi Siswa Kelas V SD Negeri Kalibening, Dukun, Magelang, Tahun

Ajaran 2010/2011 yang diteliti oleh Hedwigis Risa Verawati (2011), dan (3) Pola

pengembangan Paragraf dan Unsur-unsur Paragraf dalan Tajuk Rencana Surat

Kabar Harian Kompas Edisi November 2011 yang diteliti oleh Lucia Hapsari

(2012).

2. 1. 1 Penelitian Anggun Gitasari (2009)

Penelitian ini berjudul Pola Pengembangan Paragraf Deduktif Berdasarkan Grafik pada Siswa Kelas XII SMA Institut Indonesia 1, Yogyakarta,

Tahun Ajaran 2008/2009. Penelitian ini bertujuan mendeskripisikan pola-pola

(33)

Hasil penelitian menunjukan bahwa pola pengembangan rincian, sebab akibat, dan contoh merupakan pola pengembangan yang digunakan peserta didik kelas XII SMA Institut Indonesia 1, Yogyakarta, dalam membuat paragraf deduktif. Urutan pola pengembangan berdasarkan tingkat keseringan yang menduduki posisi pertama pola pengembangan rincian, sedangkan pola pengembangan sebab akibat dan pola pengembangan contoh berada di bawahnya dengan jumlah yang tidak terlalu jauh.

(34)

2. 1. 2 Penelitian Hewigis Risa Verawati (2011)

Penelitian ini berjudul Pola Pengembangan Paragraf dan Struktur Paragraf pada Karangan Narasi Siswa Kelas V SD Negeri Kalibening, Dukun,

Magelang, Tahun Ajaran 2010/2011. Penelitian inibertujuan mendeskripisikan

pola pengembangan dan struktur paragraf yang digunakan dalam karangan narasi siswa kelas V SD Negeri Kalibening, Dukun, Magelang, Tahun Ajaran 2010/2011.

Hasil penelitian menunjukan bahwa ada sembilan macam pola pengembangan paragraf pada karangan narasi siswa kelas V SD Negeri Kalibening. Kesembilan pola itu adalah pola pengembangan deduktif, pola pengembangan induktif, pola pengembangan campuran, pola pengembangan perulangan, pola pengembangan menerangkan, pola pengembangan pertanyaan, pola pengembangan sebab-akibat, pola pengembangan contoh, dan pola pengembangan merinci. Empat sturktur paragraf dalam karangan narasi siswa kelas V SD Negeri Kalibening. Empat struktur paragraf itu adalah (1) paragraf dengan dua unsur paragraf (kalimat utama dan kalimat penjelas), (2) paragraf dengan tiga unsur (kalimat uatama, kalimat penjelas, dan kalimat penegas, (3) paragraf dengan tiga unsur (kalimat utama, kalimat penjelas, dan transisi), (4) paragraf dengan empat unsur (kalimat utama, kalimat penjelas, kalimat penegas, dan transisi)

(35)

paragraf, sedangkan penelitian peneliti meneliti tentang unsur-unsur paragraf. Adapun perbedaan sumber data penelitian. Penelitian Hedwigis Risa Verawati bersumber dari paragraf siswa kelas V SD Negeri Kalibening, sedangkan penelitian peneliti bersumber dari karangan narasi guru-guru SD di Lingkungan YPPK Maybrat Keuskupan Manokwari, Papua Barat pada Tahun 2014.

2. 1. 3 Penelitian Lucia Hapsari (2012)

Penelitian ini berjudul Pola Pengembangan Paragraf dan Unsur-unsur Paragraf dalam Tajuk Rencana Surat Kabar Harian Kompas Edisi November

2011. Penelitian ini mengkaji pola pengembangan paragraf dan unsur-unsur

paragraf yang digunakan dalamdalam tajuk rencana surat kabar harian Kompas edisi November 2011.

(36)

Relevansi penelitian Lucia Hapsari dan penelitian peneliti adalah sama-sama meneliti tentang pola pengembangan paragraf dan unsur-unsur paragraf, serta kesamaan jenis penelitian yaitu deskriptif kualitatif. Perbedaan penelitian Lucia Hapsari dan penelitian peneliti adalah penelitian Lucia Hapsari bersumber dari tajuk rencana surat kabar Kompas edisi November 2011, sedangkan penelitian peneliti bersumber dari karangan narasi guru-guru SD di Lingkungan YPPK Maybrat Keuskupan Manokwari, Papua Barat pada Tahun 2014.

Berdasarkan tiga penelitian terdahulu, peneliti menemukan persamaan dan perbedaan. Persamaan yang peneliti temukan adalah kesamaan obyek penelitian, yaitu tentang pola pengembangan paragraf dan unsur-unsur paragraf. Persamaan lain adalah sama-sama berjenis penelitian deskriptif kualitatif. Sementara itu, perbedaan yang peneliti temukan adalah perbedaan subyek data dan sumber penelitian. Pada tiga penelitian terdahulu yang relevan, subyek data adalah siswa di sekolah. Sumber datanya adalah karangan siswa dan tajuk rencana dari surat kabar. Dalam penelitian ini, subyek datanya adalah guru-guru SD di Lingkungan YPPK Maybrat Keuskupan Manokwari, Papua Barat pada Tahun 2014, dan sumber datanya adalah karangan-karangan narasi karya guru-guru SD di Lingkungan YPPK Maybrat Keuskupan Manokwari, Papua Barat pada Tahun 2014.

2. 2 Kajian Teori

(37)

pengertian paragraf, ciri-ciri paragraf, asas-asas paragraf, kriteria kualitas paragraf, unsur-unsur paragraf, struktur paragraf, dan pola pengembangan paragraf. Adapun teori karangan narasi yang meliputi pengertian karangan narasi, ciri khas karangan narasi, dan jenis-jenis karangan narasi.

2. 2. 1 Paragraf

Terdapat beberapa definisi paragraf yang dikemukakan dalam penelitian ini. Berikut uraian mengenai definisi paragraf berdasarkan pendapat para ahli bahasa atau pakar bahasa. Menurut Keraf (2004), alinea atau paragraf tidak lain dari suatu kesatuan pikiran, suatu kesatuan yang lebih tinggi atau lebih luas dari kalimat. Ia merupakan himpunan dari kalimat-kalimat yang bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan. Dalam alinea itu gagasan tadi menjadi jelas oleh uraian-uraian tambahan, yang maksudnya tidak lain untuk menampilkan pokok pikiran tadi secara lebih jelas.

(38)

Widyamartaya (1993: 31), paragraf adalah sekelompok kalimat utuh, lengkap yang memerlukan tambahan kalimat-kalimat lain yang meluaskan, menguraikan, dan menjelaskan gagasan tersebut, sedangkan menurut Wiyanto (2004: 15), paragraf adalah sekelompok kalimat yang saling berhubungan dan bersama-sama menjelaskan satu unit buah pikiran untuk mendukung buah pikiran yang diungkapkan dalam seluruh tulisan. Selanjutnya, menurut Arnaudet and Barret (1990: 1), paragraf adalah sekelompok kalimat yang membangun satu ide pokok. Ide pokok biasanya sebagai kalimat topik.

“Paragraph is a group of sentences which develop one central idea. The central idea is usually stated ia a topic sentence”.

Berdasarkan definisi-definisi di atas, dapat ditarik simpulan bahwa paragraf adalah salah satu media pengarang untuk mengungkapkan ide ke dalam bentuk tulisan yang didukung oleh seperangkat kalimat pendukung yang fokus membicarakan ide tertentu. Oleh karena itu, dalam penulisan paragraf diperlukan pengetahuan yang cukup agar paragraf yang ditulis layak disebut paragraf yang baik. Terdapat kriteria atau ciri-ciri dan asas-asas tertentu mengenai paragraf yang baik.

2. 2. 1. 1 Ciri-ciri, Asas-asas dan Kriteria Kualitas Paragraf

Menurut Soewandi (2000: 52-53) paragraf yang baik memiliki enam ciri sebagai berikut.

(39)

2) Satu paragraf, lebih-lebih paragraf karangan ilmiah (wacana teknis), terdiri atas beberapa kalimat. Jumlah kalimat dalam paragraf harus memadai.

3) Salah satu kelimat merupakan kalimat topiknya, yaitu kalimat yang berisi gagasan pokok, sedangkan kalimat-kalimat yang lain merupakan penjelasannya atau merupakan pengantar jika kalimat topik berada pada akhir paragraf.

4) Pada paragraf dalam karanagn teknis atau karangan ilmiah, isi pernyataan yang terungkap dalam kalimat-kalimat sesuai kenyataan, bahkan harus sesuai pula dengan pernyataan atau teori yang digunakan.

5) Memiliki hubungan kebahasaan (kohesi) dan hubungan makna (koherensi) yang baik antara kalimat yang satu dengan yang lainnya.

6) Bahasa yang digunakan adalah bahasa ragam baku. Ciri-cirinya adalah pemakaian kata tidak menimbulkan salah tafsir, urutan katanya sesuai dengan kaidah yang berlaku, kecukupan fungsi kalimat terpenuhi, dan penulisan kara serta kalimatnya baik penggunaan huruf maupun tanda beca sesuai dengan ejaan yang berlaku.

Adapun asas-asas paragraf yang baik menurut Widyamartaya (1993: 37). Asas-asas ini berkenaan dengan gagasan yang akan disampaikan dan tatanan atau struktur gagasan yang akan disampaikan.

1) Asas kejelasan yang menyangkut penyampaian gagasan yang tidak samar-samar, sehingga gagasan atau ide dapat dipahami dan tidak disalahartikan. 2) Asas keringkasan yang menyangkut penggunaan kata yang hemat. Hal ini

(40)

kata yang seefektif mungkin dan tidak berputar-putar, tidak berlebihan, dan tidak mengulang-ulang ide yang sama.

3) Asas ketepatan yang menyangkut apa yang disampaikan pengarang dapat menambah pengetahuan bagi pembacanya. Ketepatan juga menyangkut ketepatan penggunaan aturan tata bahasa, ejaan, dan tanda baca.

4) Asas kesatupaduan yang berkenaan pada segala yang terdapat pada paragraf berpusat pada satu ide pokok yang sama, tidak membicarakan hal yang lainnya.

5) Asas pertautan yang berkenaan pada kekoherensiaan yang menghendaki antara satu kalimat dengan kalimat yang lain memiliki hubungan satu dengan yang lain.

6) Asas harkat yang berkenaan dengan bobot dalam karangan. Hal ini mengacu pada isi karangan yang disampaikan benar-benar memadai dan jelas dan lengkap.

Selain ciri-ciri dan asas-asas paragraf, terdapat pula kriteria kualitas paragraf. Kriteria-kualitas paragraf dikemukakan oleh Tarigan (2008) yang menentukan baik tidaknya suatu paragraf. Kriteria-kriteria tersebut adalah :

1) Isi paragraf berpusat hanya pada satu hal saja. 2) Isi paragraf relevan dengan isi karangan. 3) Paragraf harus koheren dan unity.

4) Kalimat topik harus dikembangkan dengan jelas dan sempurna

(41)

6) Paragraf ditulis dalam Bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Seperti yang diuraikan di atas mengenai ciri-ciri dan asas-asas paragraf yang baik, dalam suatu paragraf tidak terlepas dari unsur-unsur yang membangun suatu paragraf yang mendukung terbentuknya paragraf yang baik yang dapat dipahami pembaca dan tersampaikan maksud pengarang. Terdapat empat unsur paragraf yang mendukung terbentuknya paragraf.

2. 2. 1. 2 Unsur-unsur Paragraf

Suatu paragraf tidak akan terbangun tanpa adanya unsur-unsurnya. Secara umum, ada empat unsur pembangun paragraf. Menurut Wiyanto (2011), paragraf terdiri atas empat unsur, yaitu transisi, kalimat topik atau kalimat utama, kalimat pengembang atau kalimat penjelas, dan kalimat penegas. Namun, keepmat unsur tersebut tidak harus hadir bersama-sama dalam satu paragraf. Adakalanya dalam suatu paragraf hanya terdapat tiga unsur atau dua unsur, bahkan satu unsur. Berikut ini uraian keempat unsur paragraf.

1) Transisi

(42)

a)Transisi berupa kata atau kelompok kata

(1) Penanda hubungan kelanjutan: dan, serta, lagi, lagi pula, tambahan lagi, bahkan, kedua, ketiga, selanjutnya, akhirnya, dan terakhir.

(2) Penanda waktu: dahulu, sekarang, kini, kelak, sebelum, setelah, sesudah, sementara itu, sehari kemudian, dan tahun depan.

(3) Penanda klimaks: paling..., se...nya, dan ter-.

(4) Penanda perbandingan: seperti, ibarat, sama, dan bak. (5) Penanda kontras: tetapi, biarpun, walaupun, dan sebaliknya.

(6) Penanda urutan jarak: di sana, di sini, di situ, sebelah, dekat, dan jauh. (7) Penanda ilustrasi: umpama, contoh, dan misalnya.

(8) Penanda sebak-akibat: sebab, oleh sebab itu, oleh karena, dan akibatnya. (9) Penanda syarat/pengandaian: jika, kalau, jikalau, andaikata, dan seandainya. (10)Penanda simpulan: ringkasnya, kesimpulannya, garis besarnya, dan

rangkuman.

b) Transisi berupa kalimat

Transisi yang berupa kalimat dikenal pula sebagai kalimat penuntun. Kalimat penuntun ini mempunyai fungsi ganda, yakni sebagai transisi dan pengantar topik yang akan dijelaskan. Berikut ini contoh transisi berupa kalimat.

(1) Apa itu awan? Seperti yang sering kita lihat sehari-hari, pengertian awan adalah kumpulan tetesan air (kristal-kristal es) di dalam udara di atmosfer yang terjadi karena adanya pengembunan/pemadatan uap air yang terdapat dalam udara setelah melampaui keadaan jenuh. Awan adalah cikal-bakal terjadinya hujan,

namun bisa atau tidaknya awan menimbulkan hujan tergantung pada musim. Kondisi awan dapat berupa cair, gas, atau padat karena sangat dipengaruhi oleh keadaan suhu. Jenis-jenis awan yang ada sekarang ini adalah hasil kongres internasional tentang awan yang diadakan di Munchen tahun 1802 dan Uppsala (Swedia) tahun 1894.

c) Transisi berupa paragraf

(43)

(2) Singkatnya, bumi berotasi karena hukum kekekalan momentum sudut. Pada awalnya rotasi kita lambat karena masih merupakan bagian dari sebuah awan gas besar. Lalu seiring pengumpulan bahan oleh gravitasi, materi bergerombol semakin dekat di beberapa titik awan, salah satunya bayi Bumi. Bumi menjadi semakin kecil dan padat, dan rotasi meningkat, sama halnya seperti seorang penari es yang berputar. Saat ia menarik kaki dan tangannya lebih dekat ke tubuhnya, putarannya semakin cepat.

Rotasi ini terus berlangsung hingga sekarang dan miliaran tahun yang akan datang. Kita memang tidak memadat lagi. Kita sudah stabil, begitu juga planet lain di tata surya. Tapi ruang angkasa tidak memiliki udara. Tidak ada gesekan, dan karenanya tidak ada yang bisa menghentikan rotasi bumi. Kadang gempa bumi raksasa atau tumbukan asteroid raksasa dapat mengubah kecepatannya, tapi tidak menghentikannya.

2) Kalimat Topik

Kalimat topik adalah perwujudan ide pokok yang mendasari suatu paragraf. Kalimat topik ini bisa berada di awal, tengah, dan akhir paragraf. Kalimat topik pada awalnya berupa ide sentral pengarang yang belum diperinci yang selanjutnya dijelaskan dengan kalimat penjelas atau kalimat pendukung.

3) Kalimat Pengembang

(44)

4) Kalimat Penegas

Kalimat penegas pada intinya berfungsi sebagai penegas atau penjelas pernyataan atau ide yang diungkapkan dalam kalimat-kalimat sebelumnya. Kalimat penegas, biasanya berada di akhir paragraf.

Berdasarkan unsur-unsur paragraf yang dijelaskan sebelumnya, paragraf dibagi ke dalam tiga kelompok, yaitu paragraf dengan empat unsur, paragraf dengan tiga unsur, paragraf dengan dua unsur, dan paragraf dengan satu unsur.

1) Paragraf dengan empat unsur

Susunan paragraf terdiri atas transisi, kalimat topik, kalimat pengembang, dan kalimat penegas. Paragraf 3 berikut ini adalah contoh paragraf dengan empat unsur.

(3) Sementara itu, masa depan Popi semakin cerah. Ia berhasil menyelesaikan studi S-1 dengan hasil yang memuaskan, bahkan berhasil menembus beasiswa ke Belanda untuk studi S-2. Yang lebih mengejutkan, Popi sudah direkrut menjadi staf pengajar di kampus tempanya menempuh studi S-2 di Belanda. Popi juga berhasil

memikat pria Belanda yang akan dinikahinya tahun depan. Memang, sifat tekun dan ulet yang dimiliki Popi membawanya ke kehidupan yang ia impikan selama ini.

2) Paragraf dengan tiga unsur

a. Susunan paragraf terdiri atas transisi, kalimat topik, dan kalimat pengembang. Berikut contoh paragraf dengan tiga unsur.

(45)

Tom yang pemalu dan cengeng, kini menjadi anak laki-laki yang berani dan tangguh, bahkan Tom berani membela Megy yang dituduh mencuri.

b. Susunan paragraf terdiri atas transisi, kalimat topik, dan kalimat penegas. Paragraf berikut ini adalah contohnya.

(5) Sebagai contoh, brokoli dapat dikembangkan menjadi berbagai masakan. Brokoli dapat diolah menjadi tumis atau cah brokoli. Bagi yang suka sop, brokoli sangat cocok menjadi pelengkap sayur sop yang lezat. Brokoli dapat diolah menjadi jus, asinan, salad, dan berbagai olahan lainnya. Brokoli memang serba guna dan banyak cara untuk mengonsumsinya.

c. Susunan paragraf terdiri atas kalimat topik, kalimat pengembang, dan kalimat penegas. Paragraf berikut ini adalah contohnya.

(6) Pury makin lucu. Bulunya yang bewarna cokelat keemasan tampak berkilau. Tubuhnya yang makin berisi membuatnya tampak makin kuat. Tingkahnya yang menggemaskan saat mengejar ekornya sendiri membuat siapapun tertawa melihatnya. Semakin hari, Pury semakin lucu saja.

3) Paragraf dengan dua unsur

Susunan paragraf yang terdiri atas kalimat topik dan kalimat pengembang. Paragraf berikut ini adalah contohnya.

(7) Wisnu semakin sukses. Talenta menulis yang dimiliki membawanya menjadi penulis terkenal. Karya-karyanya berhasil menembus luar negeri. Wisnu juga memperoleh banyak penghargaan baik dari dalam dan luar negeri. Ia juga sering menjadi pembicara dan pengisi kuliah umum di mana-mana. Selain itu, beberapa karyanya akan dibuat film oleh sutradara dari Hollywood.

4) Paragraf dengan satu unsur

(46)

(8) Gempa vulkanik semakin sering terjadi. Awan panas dan lava tak henti-hentinya keluar dari kawah. Debu vulkanik semakin pekat. Udara semakin berbahaya untuk dihirup. Suara gemuruh dari dalam perut gunung semakin jelas terdengar.

Keberadaan unsur-unsur paragraf (transisi, kalimat pokok, kalimat pengembang, dan kalimat penegas) tidak mutlak harus hadir bersama-sama dalam satu paragraf. Eksistensi setiap unsur bergantung pada kebijakan pengarang. Jika tanpa salah satu unsur paragraf pengarang dapat mengungkapkan idenya dengan baik, pengarang bisa saja memunculkan tiga bahkan satu unsur paragraf. Namun, ada pula pengarang yang memunculkan keempat unsur paragraf untuk atau menghilangkan kejenuhan pembaca dengan variasi paragrafnya. Lengkap tidaknya unsur-unsur paragraf menjadi dasar penyusunan struktur paragraf yang dijelaskan pada bagian selanjutnya.

2. 2. 1. 3 Struktur Paragraf

(47)

dimulai dari transisi-kalimat topik-kalimat pengembang-kalimat penegas. Ada beberapa kemungkinan posisi unsur-unsur paragraf bisa berada. Hal ini bergantung pada topik yang dikembangkan pengarang.

2. 2 1. 4 Pengembangan Paragraf

Pengembangan paragraf adalah pembangunan sebuah paragraf berdasarkan sebuah kalimat topik. Pengembangan berarti kemampuan merinci secara maksimal gagasan utama ke dalam gagasan bawahan dan pengurutan gagasan bawahan ke dalam urutan yang teratur (Keraf, 2007). Mengenai pengurutan gagasan, Widyamartaya memiliki pendapat mengenai urutan gagasan dalam paragraf. Dalam Widyamartaya (1993), membangun suatu paragraf yang bermutu, tentunya diperlukan gagasan-gagasan yang memadai dalam pengembangan pikiran pokok. Namun, tidak hanya hal tersebut yang perlu diperhatikan. Urutan pengembangan gagasan juga menjadi hal penting dalam membangun suatu paragraf yang bermutu. Berikut ini bermacam-macam urutan gagasan dalam paragraf :

1) Urutan tempat, berkaitan dengan urutan lokal dan urutan spasial

(48)

3) Urutan klimaks, cara penyampaian gagasan yang semakin lama semakin penting, semaikn menarik, semakin serius, semakin kontroversial, dan sebagainya.

4) Urutan antiklimaks, cara penyampaian gagasan dimulai dari yang penting kemudian disusul dengan gagasan-gagasan lain yang tingkat kepentingannya semakin kecil.

5) Urutan logis, terdapat delapan macam urutan logis, yaitu urutan umum-khusus, urutan khusus-umum,urutan keseluruhan-bagian, urutan bagian-keseluruhan, urutan luas-sempit, urutan sempit-luas, urutan khusus-umum-khusus, dan urutan apresiatif.

6) Urutan perbandingan, yang terdiri atas urutan blok, urutan selang-seling, urutan kemiripan, dan urutan kontras.

7) Urutan akal sehat

Sementara itu, Suyitno (2012) mempunyai pendapat yang sama mengenai pengembangan paragraf, yaitu :

1) Secara alamiah

(49)

a. Pengembangan secara spasial

(9) Ruangan berukuran 90m x 80m ini sungguh sangat nyaman ditempati. Sebuah kursi bambu berwarna coklat dengan meja bambu berada di tengah ruangan. Sementara itu, rak buku berisi beberapa novel dan buku-buku ilmiah diletakkan mepet dengan dinding sebelah selatan bersanding dengan sebuah pot berisi pohon bonsai kecil yang seakan-akan menyatu dengan tembok yang dicat dengan warna merah muda. Di luar ruangan, terdapat sebuah kolam kecil berukuran 20,5m x 20m berisi beberapa ikan gurame yang berseliweran. Suara gemericik air dari kolam menambah sejuknya suasana di ruang tamu milik Pak Habib Bull.

b. Pengembangan secara kronologi

(10)Menendang bola dengan sepatu baru dikenalnya sekitar tahun 1977, saat ia baru lulus dari STM Negeri 3 jurusan teknik elektro. Yang pertama kali melatihnya adalah klub Halilintar. Dari sini pretasinya terus menanjak hingga kemudian ia dapat bergabung dengan klub Pelita Jaya sampai sekarang. Tahun 1984 ia pernah dipanggil untuk memperkuat PSSI ke Merdeka Games di Malaysia. Waktu ia dipanggil lagi untuk turnamen di Brunei tahun 1985, ia gagal memenuhinya karena kakinya cedera (Akhadiah, dkk., 1999).

2) Klimaks dan Antiklimaks

Paragraf dimulai dari gagasan yang dianggap paling rendah kedudukannya lalu berangsur-angsur menuju gagasan yang semakin tinggi kedudukannya hingga yang paling tinggi. Paragraf berikut ini adalah contohnya.

(50)

3) Umum-Khusus

Jenis paragraf ini memaparkan topik yang bersifat umum atau luas ke bagian-bagian yang lebih khusus atau sempit. Gagasan utama biasanya diletakkan di awal paragraf lalu diikuti oleh perincian-perinciannya. Paragraf berikut ini adalah contohnya.

(12) Penulis ibaratnya seperti kendi. Kendi adalah tempat menyimpan air yang terbuat dari tanah liat. Kendi memiliki dua lubang, di atas dan di bawah. Pada lubang bagian atas berfungsi sebagai jalan masuknya air, sedangkan lubang yang di bawah berfungsi sebagai jalan keluarnya air. Bila kendi tidak diisi, dijungkirbalikkanpun kendi tidak mengeluarkan apa-apa. Sebaliknya, bila kendi itu berisi air, digoyangkan sedikit saja akan mengeluarkan air. Demikian juga dengan penulis. Membaca adalah proses mengisi otaknya dengan berbagai pengetahuan dan informasi. Semakin banyak ia membaca, semakin banyak ia menghasilkan tulisan yang berkualitas.

4) Khusus-Umum

Jenis paragraf ini memaparkan topik yang bersifat khusus atau sempit ke bagian-bagian yang lebih umum atauluas. Pola ini dikembangkan dengan memaparkan hal-hal khusus dan ditutup dengan hal yang bersifat umum. Gagasan utama biasanya terletak di akhir paragraf dan didahului oleh perincian-perinciannya. Paragraf berikut ini adalah contohnya.

(13) Etos kerja masyarakat Jepang sangat tinggi. Mereka juga sangat disiplin. Kedisiplinan sudah mendarah daging bagi mereka. Dimana-mana, baik di rumah, di jalan, di tempat umum, maupun di kantor, semuanya menunjung tinggi nilai kedisiplinan. Maka, tidak heran masyarakat Jepang sangat laya diteladani.

5) Perbandingan dan Pertentangan

(51)

menjadi fokus tulisan. Hal yang dibandingkan atau dipertentangkan adalah persamaan atau perbedaan dua hal yang tingkatannya sama. Paragraf berikut ini adalah contohnya.

(14) Munculnya kembali Jerman dan Jepang sebagai kekuatan utama di dunia merpakan sebuah cerita yang luar biasa tentang sembuhnya sebuah bangsa selama periode setelah perang. Pada tahun 1945, Jerman dihancurkan dan diduduki negara asing. Dengan kondisi yang tidak jauh berbeda, Jepang juga menderita kerusakan yang hebat dan diduduki tentara Sekutu. Namun, dalam satu generasi, berkat kerja keras, pengetahuan tentang industri, dan kerja sama dengan nagara-negara bekas musuhnya, Jerman mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat di era 60-an. Dengan memanfaatkan SDA dan SDM secara maksimal, Jepang mencapai status sebagai negara terkaya dan termaju di belahan Asia, bahkan sampai Eropa dan Amerika.

6) Analogi

Analogi biasanya digunakan untuk membandingkan sesuatu yang sudah dikenal umum dengan hal yang belum dikenal. Analogi ini dimaksudkan untuk menjelaskan hal yang kurang dikenal tersebut. Paragraf berikut ini adalah contohnya.

(52)

7) Contoh-contoh

Pengembangan paragraf dengan pola contoh adalah salah satu cara memberikan penjelasan kepada pembaca dalam menjelasakan sebuah generalisasi yang terlalu umum. Paragraf berikut ini adalah contohnya..

(16) Sejak dulu kita ketahui bahwa penyebaran penduduk Indonesia tidak merata. Sebagai contoh, Pulau Jawa dan Madura yang luasnya hanya 6,7% luas Indonesia, saat ini dihuni oleh 60% penduduk Indonesia. Kepadatan penduduk di Jawa kurang lebih 900 orang per kilometer persegi. Adapun di Papua, kepadatan penduduk hanya 4 orang per kilometer persegi.

8) Sebab-Akibat

Dalam pola ini sebab bertindak sebagai gagasan utama, sedangkan akibat sebagai rincian pengembangannya. Namun, susunan tersebut bias juga terbalik. Akibat dapat berperan sebagai gagasan utama, sedangkan sebab menjadi rincian pengembangannya. Paragraf berikut ini adalah contohnya.

(17) Beberapa pohon di kebun tidak mau berbungan seperti tanaman yang lain, padahal pohon tersebut sudah disiram dengan rutin. Pemberian pupuk juga dilakukan seminggu sekali. Setelah diperiksa ternyata pohon tersebut tidak mendapat cahaya matahari karena terhalang oleh pohon besar yang ada di sampingnya.

9) Definisi Luas

(53)

(18) Istilah Globalisasi adalah keterkaitan dan ketergantungan antarbangsa dan antarmanusia di seluruh dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi semakin sempit.Globalisasi adalah suatu proses di mana antar individu, antar kelompok, dan antarnegara saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan memengaruhi satu sama lain yang melintasi batas Negara. Dalam banyak hal, globalisasi mempunyai banyak karakteristik yang sama dengan internasionalisasi sehingga kedua istilah ini sering dipertukarkan. Sebagian pihak sering menggunakan istilah globalisasi yang dikaitkan dengan berkurangnya peran negara atau batas-batas negara.

10)Klasifikasi

Dalam pengembangan paragraf, kadang-kadang kita mengelompokkan hal-hal yang mempunyai persamaan. Pengeleompokkan ini biasanya diperinci lagi lebih lanjut ke dalam kelompok-kelompok yang lebih kecil. Paragraf berikut ini adalah contohnya.

(19)Ikan air tawar terbagi ke dalam tiga golongan, yakni ikan peliharaan, ikan buas, dan ikan liar. Ikan peliharaan terdiri atas ikan-ikan yang mudah diperbanyak. Jenis ikan peliharaan contohnya ikan bandeng, ikan mas, ikan gurami, dan lain-lain. Ikan buas memiliki sifat jahat terhadap ikan-ikan lain. Jenis ini contohnya ikan gabus dan ikan lele. Ikan liar, meskipun jarang dipelihara, tetapi memiliki keuntungan secara ekonomis. Ikan yang tergolong dalam kelompok ini contohnya ikan paray, ikan bunter dan ikan ikan jeler.

Selain Suyitno, Oshima dan Hogue (2005) juga berpendapat mengenai pengembangan paragraf. Jenis-jenis pengembangan paragraf menurut mereka ada tiga macam, yaitu chronological order, logical division, dan comparison/contrast. Chronological order adalah pengembangan paragraf dengan cara mengorganisasi

(54)

comparison/contrast adalah mengembangkan paragraf dengan membandingkan

dua hal atau lebih tentang persamaan atau perbedaannya. Ada paragraf yang fokus membicarakan persamaan dua hal atau fokus pada perbedaannya, ada pula yang membicarakan persamaan dan perbedaan dalam satu paragraf.

Philbin dan Presley (1989: 107) juga berpendapat mengenai pengembangan paragraf. Mereka berpendapat ada lima macam, yaitu definition, narration, comparison-contrast, division-classiffication, cause-affect. Definition

adalah cara pengembangan paragraf dengan menerangkan suatu objek dengan memberikan arti atau makna pada keadaan tertentu. Narration adalah pengembangan paragraf dengan mendeskripsiken serangkaian aktivitas berdasarkan urutan waktu. Comparison and Contrast adalah pengembangan paragraf dengan membandingkan beberapa objek yang memiliki perbedaan. Division and Classification, keduanya adalah hal yang berbeda. Division adalah

pengembangan paragraf dengan membagi suatu ide ke dalam beberapa bagain. Sementara itu, classification adalah mengembangkan paragraf dengan mengelompokkan ide-ide tertentu sesuai dengan kategori yang sesuai. Terakhir, cause and effect adalah cara pengembangan paragraf dengan mengembangkan

sebab sebagai gagasan awal, lalu diikuti akibat sebagai perinciannya.

(55)

2. 2. 2 Karangan Narasi

Narasi, menurut Keraf (2004) merupakan suatu bentuk wacana yang berusaha mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa sehingga tampak seolah-olah pembaca melihat atau mengalami sendiri peristiwa itu. Sementara itu, Gie (1995) berpendapat bahwa karangan narasi menyampaikan suatu peristiwa atau pengalaman dalam kerangka urutan waktu kepada pembaca dengan maksud untuk meninggalkan kesan tentang perubahan gerak sesuatu dari pangkal awal sampai titik akhir (Gie, 1995). Wiyanto (2011) juga berpendapat bahwa narasi secara harfiah bermakna kisah atau cerita. Paragraf narasi bertujuan mengisahkan atau menceritakan. Narasi mementingkan urutan dan biasanya tokoh yang diceritakan. Narasi tidak hanya terdapat pada karya fiksi, tetapi juga pada karya nonfiksi. Terakhir, Abbot (2002: 16) berpendapat narasi adalah gambaran peristiwa. Dalam narasi terdapat cerita (internal) dan wacana narasi (eksternal). Cerita atau bagian dari persitiwa (aksi). Wacana narasi adalah bagaimana cerita itu digambarkan. Abbot juga mengutip pendapat Seymour Chatman mengenai narasi bahwa narasi adalah gambaran dari suatu peristiwa atau rangkaian dari berbagai peristiwa. Peristiwa adalah inti sebuah narasi.

“What make narrative unique among text types is its ‘chrono-logic’, its doubly temporal logic. Narrative entails movements through time not only ‘externally’ (the duration of the presentation of the novel, flim, play) but also ‘internally’ (the duration of the sequence of events taht constitute the plot). The first operates in that dimension of narrative called discourse..., the second in thet called story...(Abbott, 2002: 14)”

(56)

mementingkan urutan peristiwa dan terdapat tokoh atau pelaku di dalamnya. Urutan peristiwa dan tokoh menjadi ciri khas karangan narasi. Mengenai ciri khas karangan narasi, lebih lanjut dijelaskan di bagian selanjutnya.

2. 2. 2. 1 Ciri Khas Karangan Narasi

Karangan narasi memiliki kekhasan yang membedakannya dengan karangan lain. Berikut ini ciri khas karangan narasi menurut Sujanto (1988).

1) Unsur perbuatan. Unsur perbuatan ini yang menandakan suatu karangan adalah karangan narasi. Jika tidak ada unsur perbuatan, karangan berubah menjadi karangan deskripsi.

2) Unsur waktu yang menunjukkan perbuatan yang terjadi dalam satu rangkaian waktu.

3) Menimbulkan daya khayal pembaca karena merupakan rangkaian peristiwa yang runtut yang merangsang daya khayal pembaca.

4) Memberikan informasi mengenai jalannya suatu peristiea kepada pembaca agar mengetahui suatu peristiwa secara tepat dan runtut.

2. 2. 2. 2 Jenis-jenis Karangan Narasi

Terdapat dua jenis karangan narasi menurut Keraf (2004). Dua jenis karangan narasi diuraikan sebagai berikut.

(57)

adalah menyampaikan sebuah makna kepada penbaca melalui daya khayal pembaca. Narasi jenis ini terdapat pada cerpen dan novel.

(58)

2. 3 Kerangka Berpikir

Setelah mengkaji berbagai teori dan hasil penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini, peneliti menyusun kerangka berpikir sebagai dasar untuk menganalisis masalah penelitian. Berikut ini kerangka berpikir yang peneliti susun.

Rumusan Masalah

RM 1: Pola pengembangan paragraf apa sajakah yang cenderung digunakan guru-guru SD di Lingkungan YPPK Maybrat,

Keuskupan Manokwari, Papua Barat dalam menulis karangan

narasi?

RM 2: Unsur-unsur paragraf apa sajakah yang cenderung terdapat dalam karangan narasi karya

guru-guru SD di Lingkungan YPPK Maybrat, Keuskupan Manokwari,

Papua Barat ?

Klasifikasi

Analisis

Simpulan Analisis Hasil RM 1: Teori Pengembangan

Paragraf menurut Suyitno (2012) adalah secara alamiah

(spasial dan kronologi) klimaks dan antiklimaks, umum-khusus, khusus-umum,

perbandingan dan pertentangan, analogi,

contoh-contoh, sebab-akibat, definisi luas, dan klasifikasi.

RM 2: Teori Unsur-unsur paragraf menurut Wiyanto (2011) transisi, kalimat topik,

kalimat pengembang, dan kalimat penegas.

(59)

Peneliti memperoleh data yang berupa karangan karya guru-guru SD di Lingkungan YPPK Maybrat, Keuskupan Manokwari, Papua Barat. Jumlah karangan sebanyak 19 karangan. Berdasarkan karangan-karangan tersebut, peneliti merumuskan dua rumusan masalah, yaitu (1) Bagaimana pola pengembangan paragraf yang digunakan guru-guru SD di Lingkungan YPPK Maybrat Keuskupan Manokwari, Papua Barat pada Tahun 2014 dalam menulis karangan narasi? dan (2) Bagaimana unsur-unsur paragraf yang digunakan guru-guru SD di Lingkungan YPPK Maybrat Keuskupan Manokwari, Papua Barat pada Tahun 2014 dalam menulis karangan narasi?

(60)
(61)

38 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3. 1 Jenis Penelitian

Penelitian Pola Pengembangan Paragraf dan Unsur-unsur Paragraf pada Karangan Narasi Guru-guru SD di Lingkungan YPPK Maybrat Keuskupan

Manokwari, Papua Barat pada Tahun 2014, termasuk dalam penelitian deskriptif

kualitatif. Penelitian deskfriptif merupakan penelitian yang bertujuan mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat alamiah maupun fenomena rekayasa manusia (Sukmadinata, 2011). Adapun penelitian kualitatif menurut Moleong (2007), penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bermaksud memahami fenomena tentang apa yang dialami subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks dasar khusus yang alaimah yang memanfaatkan berbagai metode ilmiah. Pemilihan jenis penelitian deskriptif kualitatif ini didasarkan pada tujuan penelitian yaitu mendeskripsikan pola pengembangan dan unsur-unsur paragraf pada karangan narasi guru-guru SD di Lingkungan YPPK Maybrat Keuskupan Manokwari, Papua Barat pada Tahun 2014.

3. 2 Subjek Penelitian

(62)
[image:62.595.103.513.198.730.2]

nama-nama guru beserta judul karangan mereka yang karangannya peneliti ambil sebagai data penelitian.

Tabel 1. Nama Guru dan Judul Karangan

No Nama Judul

1 Agustinus Baru Hari Sekolah Mulai Dibuka

2 Anjelo Fanatay Seorang Anak yang rajin belajar disekolah Simon 3 Arnoldus Sedik (tidak ada judul)

4 Emiliana Kocu Pergi ke Sekolah 5 Falentinus Bame (tidak ada judul) 6 Florensia Leltakaeb Kegiatan dipagi hari 7 Fransiska Fede Ke Sekolah

8 Hendrikus Turot Kegiatan dalam hidupnya sehari 9 Iventus Taa Kegiatan Seorang Anak di Pagi Hari 10 Matheus Yumte Kesekolah

11 Monika Yewen (tidak ada judul)

12 Paskalis Tenan Tentang Murid Pergi Sekolah 13 Pelipus Korain Kegiatan Seorang Anak Sekolah

14 Sandra Togas Kegiatan Andi di Pagi Hari 15 Thadeus Taus Kegiatan Doni

16 Tresita Tenau Sekolah

(63)

18 Yanuarius Fanataf Herman, Siswa Kls V SD YPPK St. Petrus Ayawasi 19 Yosepha Korain (tidak ada judul)

3. 3 Objek Penelitian

Objek penelitian ini ada dua, yakni (1) pola pengembangan dan (2) unsur-unsur paragraf. Kedua objek tersebut terdapat pada karangan narasi guru-guru SD YPPK Maybrat Keuskupan Manokwari, Papua Barat.

3. 4 Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah karangan narasi guru-guru SD YPPK Maybrat Keuskupan Manokwari, Papua Barat. Karangan tersebut berjumlah 19 karangan yang diperoleh dari para guru ketika menjalani pelatihan Kurikulum 2013 pada tahun 2014 di Sorong, Papua Barat.

3. 5 Teknik Pengumpulan Data

(64)

3. 6 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan untuk memperoleh data berupa perintah membuat karangan dan gambar berseri. Berikut ini perintah dan gambar berseri yang digunakan.

3. 7 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang peneliti gunakan adalah teknik analisis kualitatif. Dalam menganalisis data, peneliti menempuh beberapa langkah sebagai berikut.

(65)

2) Peneliti memberi kode untuk setiap tipe data.

3) Peneliti mengelompokkan setiap mengelompokkan setiap data berdasarkan jenis-jenis pengembangan dan unsur-unsur paragraf.

4) Peneliti mengidentifikasi setiap jenis pola pengembangan dan unsur-unsur paragraf.

Dalam penelitian ini, untuk memudahkan dalam menganalisis data, peneliti menggunakan tabel analisis data. Peneliti menggunakan empat macam tabel yaitu tabel data, tabel pola pengembangan paragraf, tabel unsur-unsur paragraf, dan tabel analisis data.

Tabel 2 merupakan tabel data. Tabel ini terdiri atas nama-nama guru beserta kodenya. Tabel data ini digunakan oleh peneliti untuk mempermudah dalam mengklasifikasikan hasil temuan.

Tabel 2. Tabel Data

Data Kode

Agustinus Baru 1

Anjelo Fanatay 2

Arnoldus Sedik 3

Emiliana Kocu 4

Falentinus Bame 5

Florensia Leltakaeb 6

Fransiska Fede 7

[image:65.595.100.516.263.740.2]
(66)

Iventus Taa 9

Matheus Yumte 10

Monika Yewen 11

Paskalis Tenan 12

Pelipus Korain 13

Sandra Togas 14

Thadeus Taus 15

Tresita Tenau 16

Valerius Korain 17

Yanuarius Fanataf 18

Yosepha Korain 19

[image:66.595.103.496.102.731.2]

Sementara itu, untuk mempermudah peneliti dalam menganalisis pola pengembangan paragraf, peneliti membuat kode untuk setiap jenis pola pengembangan paragraf. Teori yang peneliti gunakan untuk menganalisis pola pengembangan paragraf adalah teori Suyitno (2012).

Tabel 3. Tabel Pola Pengembangan Paragraf Pola Pengembangan Paragraf (PP) Kode

Alamiah-spasial AL-SP

Alamiah-kronologi AL-KR

Klimaks-Antiklimaks KL

(67)

Khusus-Umum KU

Perbandingan-Pertentangan BT

Analogi AN

Contoh CH

Sebab-Akibat SA

Definisi Luas DL

Klasifikasi KF

[image:67.595.99.514.105.598.2]

Untuk menganalisis unsur-unsur paragraf, peneliti menggunkan teori Wiyanto (2011). Untuk mempermudah peneliti dalam menganalisis unsur-unsur paragraf, peneliti juga membuat kode untuk setiap unsur-unsur paragraf.

Tabel 4. Tabel Pola Pengembangan Paragraf Unsur-unsur Paragraf (UP) Kode

Transisi TRN

Kalimat topik KTOP

Kalimat pengembang KKMB

Kalimat penegas KTGS

(68)
[image:68.595.101.515.125.596.2]

Tabel 5. Tabel Analisis Data

No. Data UP PP Ket.

TRN KTOP KKMB KTGS

3. 8 Triangulasi

Triangulasi menurut Moleong (2007) adalah pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang di luar data itu untuk kerperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Langkah ini mengurangi tingkat kesalahan dalam analisis data. Triangulasi yang dilakukan peneliti adalah triangulasi penyidik dan triangulasi teori. Triangulasi penyidik adalah triangulasi dengan memanfaatkan pengamat atau orang yang ahli dalam bidangnya untuk memeriksa derajat kepercayaan data. Dalam triangulasi penyidik, peneliti memilih Dr. Y Karmin, M.Pd., dosen Program Studi PBSI Universitas Sanata Dharma sebagai triangulator. Peneliti memberikan analisis data kepada trianglator, kemudian triangulator memeriksa langkah-langkah analisis data yang telah dilakukan peneliti.

(69)
(70)

46 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4. 1 Deskripsi Data

Data dalam penelitian ini berupa paragraf-paragraf dari karangan narasi karya guru-guru SD di Lingkungan YPPK Maybrat Keuskupan Manokwari, Papua Barat pada Tahun 2014. Jumlah paragraf yang dianalisis sebanyak 43 paragraf. Data yang diperoleh diklasifikasikan berdasarkan pola pengembangan paragraf dan unsur-unsur paragraf yang terdapat dalam paragraf. Berikut ini contoh paragraf yang peneliti analisis.

1. Pola pengembangan paragraf

Pola pengembangan paragaraf kronologi

(1) Pagi ini jarum jam di kamar Beni menunjukan pukul 06.00. Seperti biasanya setelah bangun beni bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Setelah mandi pagi, Beni kemudian memakai pakaian sekolahnya. Karena hari ini adalah hari senin, maka Beni bergegas ke sekolahnya agar tidak terlambat. Sebelum ke sekolah Beni sarapan pagi terlebih dahulu dan tidak lupa menyikat giginya. Akhirnya Beni berangkat ke sekolah pada pukul 07.00 dengan diantar oleh orang tuanya menggunakan mobil. Pada pukul 07.30, sampailah Beni di sekolahnya.(4-a)

2. Unsur-unsur paragraf a) Paragraf dengan dua unsur

(71)

menerima telpon lalu beliau segera bergegas menuju kesekolah dan Pak Andi tiba di sekolah tepat pada pukul 08.30 (setengah delapan tepat) lalu mengajak anak sekolah berkumpul di lapangan sekolah untuk mendengarkan arahan. Setelah diberikan arahan lalu disuruh anak-anak muridnya masuk sekolah dan adakan kegiatan belaja

Gambar

Tabel 1. Nama Guru dan Judul Karangan.................................................
Tabel 1. Nama Guru dan Judul Karangan
tabel yaitu tabel data, tabel pola pengembangan paragraf, tabel unsur-unsur
Tabel 3. Tabel Pola Pengembangan Paragraf
+6

Referensi

Dokumen terkait

Iantns kale (Theoh na m L.) merupakan knaman perkebunan yanc potcnsial untuk dikembengkan di Indonesia.. Kakao merupakan ehn etu komodiGs andalan nasioml yog beQeran

[r]

Pengembangan media pembelajaran perlu memperhatikan konsep-konsep dasar yang sederhana yang sesuai dengan ABK, dengan demikian diharapkan dapat meningkatkan pengalaman ABK

Dalam kaitan dengan sasaran reformasi birokrasi mengenai peningkatan kualitas pelayanan publik, berbagai hal yang sudah dicapai oleh Pemerintah Kota Malang, yaitu :..

[r]

Dewi, V.P, Parhusip,H,A, Linawati, dipresentasikan pada (prosiding dalam proses) Seminar Nasional Matematika UNS. Grafik hasil panen padi menurut data aktual dan hasil

(6) Bersikap sopan, tenggang rasa dan saling menghormati kepada pembina, pengasuh, pengurus, dan antara sesama penghuni lainnya. Program-program yang telah ditetapkan

Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa secara klinikopatologik proliferasi sel (Ki-67) dan tipe stroma peritumoral berperan untuk membe- dakan varian KSB, di mana