• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penting dipahami bahwa hak milik atas tanah hakekatnya melekat atau dimiliki oleh setiap orang yang telah menguasai, menggarap dan memanfaatkan tanah untuk kebutuhan hidupnya. Tanah adalah faktor utama dalam menentukan produksi setiap fase peradaban.

Pengadaan tanah sebagai cara menyediakan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum, adalah tuntutan yang tidak dapat dihindari pemerintah manapun. Fungsi sosial hak atas tanah sebagaimana diatur Pasal 6 UUPA, menjadi salah satu dasar untuk melaksanakan pembangunan untuk kepentingan umum.

Negara dalam pembangunan harus hadir untuk menghormati, melindungi dan memenuhi hak-hak warganegaranya. Sebab penyelenggaraan pengadaan tanah untuk kepentingan umum harus memperhatikan keseimbangan antara kepentingan pembangunan dan kepentingan masyarakat, sebagaimana diatur Pasal 9 ayat (1) UU Pengadaan Tanah.

Agar pengadaan tanah tidak pragmatis dan berkeadilan, maka pengadaan tanah harus dilakukan dengan cara menghormati hak asasi manusia sebagaimana diatur oleh UUD NRI 1945, UUPA, UU HAM, UU Ekosob, dan UU Pengadaan Tanah, serta peraturan perundang-undangan terkait lainnya. Oleh karena itu, Majelis Hakim PTUN Semarang dalam mengadili Perkara Nomor: 68/G/PU/2021/PTUN.SMG harus mampu memahami

dan menggali proses pengadaan tanah untuk kepentingan umum di Desa Wadas dilakukan dengan memakai pendekatan hak asasi manusia yang berkeadilan.

Dikaji dari optik perubahan masyarakat agraris menjadi masyarakat industri, pembangunan mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap tanah, baik dari segi pemilikan, penguasaan maupun penggunaannya. Agar tidak memperparah fenomena hilangnya petani dari sektor pertanian di Indonesia karena hilangnya tanah masyarakat, maka pembangunan di Desa Wadas harus mampu memberikan kemakmuran dan kesejahteraan dengan tetap memperhatikan hak atas tanah para masyarakat terdampak.

Pembangunan tidak ditujukan untuk menempatkan masyarakat terdampak pembangunan menjadi pihak yang tidak terhitung dalam babak yang tidak berkesudahan sebagai korban pembangunan dan situasi konflik. Maka pengadaan tanah untuk kepentingan umum harus dilakukan melalui proses yang dapat menjamin bahwa tidak ada unsur pemaksaan kehendak dan menjamin kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat tidak akan lebih buruk dari keadaan sebelum tanahnya digunakan pihak lain. Proses pembangunan seharusnya diarahkan pada musyawarah persetujuan pembangunan, menghindari tindakan kekerasan, intimidasi dan represifitas, pembangunan juga perlu memperhatikan proses ganti rugi yang layak dan berkeadilan bagi masyarakat terdampak. Serta harus mampu memperhitungkan dampak buruk perubahan ekonomi sosial dan budaya ke depan.

4.2. REKOMENDASI

Kajian analisis terkait teori, konsep dan peraturan perundang-undangan tentang pengadaan tanah dan hak atas tanah, menguatkan fakta hukum pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum di Desa Wadas adalah cacat prosedur dan cacat substansi. Maka berdasarkan ketentuan Pasal 71 ayat (1) Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan :

Keputusan dan/atau tindakan dapat dibatalkan apabila : 1. Terdapat kesalahan prosedur; atau

2. Terdapat kesalahan substansi.

Oleh karena itu, KPA memandang Majelis Hakim PTUN Semarang yang mulia dapat memutus secara adil perkara No: Perkara Nomor: 68/G/PU/2021/PTUN.SMG dengan mengabulkan Gugatan Gerakan Masyarakat Peduli Alam Desa Wadas

(GEMPADEWA) Terhadap Cacat Prosedur dan Substansial Surat Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 590/20 Tahun 2021 tentang Pembaruan Atas

Penetapan Lokasi Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Bendungan Bener di Kabupaten Purworejo dan Kabupaten Wonosobo Provinsi Jawa Tengah tertanggal 7 Juni 2021 kepada Ganjar Pranowo selaku Gubernur Jawa Tengah.

Demikian pendapat dan pandangan KPA sebagai Amici, KPA berkeyakinan bahwa Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara Semarang dapat memberikan keadilan pada masyarakat Desa Wadas selaku penggunggat. Sekaligus menjadi bagian dari pembaruan hukum yang menentukan masa depan perlindungan hukum bagi petani serta kelestarian lingkungan hidup di Indonesia.

Jakarta, 17 Agustus 2021 Hormat kami,

Konsorsium Pembaruan Agraria

Dewi Kartika

DAFTAR PUSTAKA Buku/Jurnal/Tesis:

Bernhard Limbong, Politik Pertanahan, Jakarta, Margaretha Pustaka.

Daniel S. Lev, 1990, Hukum dan Politik di Indonsia: Kesinambungan dan Perubahan, LP3S, Jakarta.

George Pring dan Catherine Pring, 2016, Environmental Courts and Tribunal Study: A

Guide for Policy Makers, UNEP, Kenya.

Gina Sabrina, 2021, Menemukan Peran Peradilan Tata Usaha Negara dalam Pencegahan

Kerusakan Lingkungan atas Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap Celukan Bawang 2x330 MW Berdasarkan Putusan MA Nomor 67/PK/TUN/LH/2020, Tesis,

Magister Ilmu Hukum Kenegaraan, Universitas Indonesia, Jakarta.

Gunawan Wiradi, Seluk Beluk Masalah Agraria, STPN Press dan SAINS Institute, Yogyakarta.

Harvi Fikri Ramesa, 2017, Analisis Makna Kata Keseimbangan dalam Pasal 9 (1)

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum, Skripsi, Ilmu Hukum Strata Satu, Fakultas Hukum Universitas

Brawijaya, Malang.

Jimly Asshiddiqie, Gagasan Negara Hukum.

Linda Dewi Rahayu, 2020, Pragmatisme Makna Keseimbangan dalam Undang-Undang

Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum, Tidak Diterbitkan.

Maria S.W. Sumardjono, 2007, Kebijakan Pertanahan: Antara Regulasi dan Implementasi, Penerbit Buku Kompas, Jakarta.

Maria S.W. Sumardjono, 2008, Tanah dalam Perspektif Hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya, Jakarta, Buku Kompas.

Maria Sumardjono, Pragmatisme UU Pengadaan Tanah, Opini, Kompas, 7 Januari 2013. Maria SW Sumardjono, 2015, Dinamika Pengaturan Pengadaan Tanah di Indonesia: Dari

Keputusan Presiden sampai Undang-Undang, UGM Press, Yogyakarta, Cetakan

Pertama.

Moh. Mahfud MD, 2006, Membangun Politik Hukum, Menegakkan Konstitusi, LP3ES, Jakarta.

Mohchammad Tauhid, 2009, Masalah Agraria Sebagai Masalah Penghidupan dan

Kemakmuran Rakyat Indonesia, Yogyakarta:STPN Press.

Muhammad Bakri, 2007, Hak Menguasai Tanah Oleh Negara (Paradigma Baru Untuk

Reformasi Agraria, Citra Media, Ctk.1, Yogyakarta.

Nurhasan Ismail, 2011, Hukum Prismatik: Kebutuhan Masyarakat Majemuk Sebuah

Pemikiran Awal, Pidato Pengukuhan Guru Besar Pada Fakultas Hukum Universitas

Gadjah Mada pada tanggal 12 Desember 2011 di Yogyakarta.

Nurus Zaman, 2016, Politik Hukum Pengadaan Tanah: Antara Kepentingan Umum Dan

Perlindungan Hak Asasi Manusia, Refika Aditama, Bandung.

Rafael Edy Bosko, 1993, Fugsi Sosial: Konsepsi dan Implikasi Pengaturannya Terhadap

Hak Milik Atas Tanah, Jurnal Mimbar Hukum Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Robert A. Dahl, 2001, Perihal Demokrasi: Menjelajahi Teori dan Praktik Demokrasi Secara

Singkat, Jakarta, Yayasan Obor Indonesia.

Satjipto Rahardjo, Hukum dan Masyarakat, Bandung, Penerbit Angkasa.

SF Marbun, Peradilan Tata Usaha Negara dalam Putera Astomo, Eksistensi Peradilan

Administrasi, Jurnal MMH Vol. 1 Nomor 1 Juli 2014.

Siti Aminah, 2014, Menjadi Sahabat Keadilan Panduan Menyusun Amicus Brief, Jakarta, The Indonesia Legal Resources Center (ILRC).

Soehino, 1985, Hukum Tata Negara: Negara Kesatuan Republik Indonesia Berdasarkan

Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, Yogyakarta, Liberty.

Soetanto Soepiadhhy, 2004, Undang-Undang Dasar 45 Kekosongan Politik Hukum Makro, Kepel Press, Jakarta.

Sri Indiyastutik, 2019, Disensus: Demokrasi sebagai Perselisihan Menurut Jacques

Ranciere, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama.

Sri Soemantri, 1992, Bunga Rampai Hukum Tata Negara, Bandung, Alumni.

Sudargo Gautama, 1997, Tafisran Undang-Undang Pokok Agraria dan Peraturan

Pelaksanaannya, Citra Aditya Bakti, Bandung.

Peraturan Perundang-Undangan:

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945

Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Nomor IX Tahun 2001 tentang Pembaruan Agraria dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2005 tentang Pengesahan Kovenan Internasional tentang Hak-Hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya

Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 tentang Perubahan Pertama atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Perdilan Tata Usaha Negara dan terakhir kali diubah dengan Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum

Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan

Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara dan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 4 tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum

Perda Kabupaten Purworejo Nomor 27 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Purworejo Tahun 2011-2031

Putusan Lembaga Peradilan:

Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 22/PUU-I/2003 Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 50/PUU-1/2013

Daring:

Anonim, Telaah HAM dalam Pembangunan Infrastruktur. (Online: https://www.komnasham.go.id/index.php/news/2019/10/18/1214/telaah-ham-dalam-pembangunan-infrastruktur.html)

Dokumen terkait