• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lampiran

Pada lampiran ini berisi resume/angka pencapaian pembangunan kesehatan di Kabupaten Probolinggo dan tabel data.

Profil Kesehatan Kabupaten Probolinggo Tahun 2012 3 BAB II

GAMBARAN UMUM

Gambaran kecamatan yang berada di wilayah Kabupaten Probolinggo:

A. Kondisi Geografis

Kabupaten Probolinggo merupakan salah satu bagian dari Propinsi Jawa Timur yang terletak diantara 1120 51’ - 1130 30’ Bujur Timur dan 70 40’ - 1130 30’ Lintang Selatan dengan batas-batas wilayah:

 Utara : Selat Madura

 Timur : Kabupaten Situbondo

 Barat : Kabupaten Pasuruan

 Selatan : Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Jember

 Sedangkan di sebelah utara bagian tengah terdapat daerah Otonom, yaitu Kota Probolinggo.

Letak ketinggian wilayah di Kabupaten Probolinggo dari permukaan laut terbagi menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu:

 Dataran tinggi (> 1.000 meter) : 7 Kecamatan

 Dataran sedang (100-1.000 meter) : 11 Kecamatan

Profil Kesehatan Kabupaten Probolinggo Tahun 2012 4 B. Wilayah Administrasi

Secara umum wilayah Kabupaten Probolinggo terdiri atas 2 bagian, yaitu

Probolinggo daratan dan Pulau Gili dengan luas wilayah sebesar 1.696,17 Km2 yang

terbagi atas 24 kecamatan dengan wilayah terluas adalah Kecamatan Krucil (202,53 Km2).

Adapun jumlah desa/kelurahan yang ada di Kabupaten Probolinggo tahun 2012 sebanyak 325 desa dan 5 kelurahan. Kecamatan yang memiliki desa terbanyak adalah Kecamatan Paiton (20 desa).

C. Demografi

Jumlah penduduk di Kabupaten Probolinggo tahun 2012 berdasarkan hasil proyeksi BPS Provinsi Jawa Timur sebanyak 1,115,267 jiwa dengan tingkat kepadatan

penduduk rata-rata 658 jiwa per km2 dan Kecamatan Paiton merupakan kecamatan

dengan jumlah penduduk paling besar, yaitu 70.124 jiwa (6,29%). Namun apabila dilihat dari tingkat kepadatan penduduknya, kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk

tertinggi adalah Kecamatan Sumberasih (20 per km2).

9,3339,034 38,941 37,547 91,135 88,347 262,085 264,269 85,613 95,419 55,847 77,679 0 50,000 100,000 150,000 200,000 250,000 <1 1-4 5-14 15-44 45-64 >=65 Grafik 1

Distribusi Penduduk menurut Jenis Kelamin dan Umur di Kabupaten Probolinggo Tahun 2012

Laki-laki Perempuan

Sumber : Kantor Statistik Kabupaten Probolinggo Th. 2012 (Hasil Proyeksi Penduduk)

Profil Kesehatan Kabupaten Probolinggo Tahun 2012 5 BAB III

SITUASI DERAJAT KESEHATAN

Tujuan pembangunan kesehatan adalah ubtuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

Untuk mengetahui gambaran derajat kesehatan masyarakat dapat diukur dari indikator-indikator yang digunakan antara lain angka kematian, Umur harapan hidup, angka kesakitan serta status gizi. Indikator tersebut dapat diperoleh melalui laporan dari fasilitas kesehatan (facility based) dan data yang dikumpulkan dari masyarakat (community based).

A. Mortalitas

Perkembangan derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari kejadian kematian dalam masyarakat. Disamping itu kejadian kematian juga dapat digunakan sebagai indikator dalam menilai keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan kesehatan lainnya. Angka kematian pada umumnya dapat dihitung dengan melakukan berbagai survei dan penelitian.

1. Angka Kematian Bayi (AKB)

Angka Kematian Bayi (AKB) atau Infant Mortality Rate (IMR) merupakan indikator yang lazim digunakan untuk menentukan derajat kesehatan masyarakat, sehingga program-program kesehatan banyak yang menitikberatkan pada upaya penurunan AKB, dimana AKB merujuk pada jumlah bayi yang meninggal antara fase kelahiran hingga bayi umur < 1 tahun per 1.000 kelahiran hidup.

Berdasarkan laporan kematian dari puskesmas pada tahun 2012 tercatat 230 bayi meninggal dari 18.502 kelahiran hidup. Jumlah tersebut naik apabila dibandingkan dengan tahun 2011, yaitu sebanyak 218 kasus kematian. Jadi angka kematian bayi pada tahun 2012 naik dibandingkan tahun 2011 yaitu dari 11,71 menjadi 12,43 per 1.000 Kelahiran hidup.

Profil Kesehatan Kabupaten Probolinggo Tahun 2012 6 7.04 6.47 12.69 11.71 12.43 0 5 10 15 A K B per 1 0 0 0 K H 2008 2009 2010 2011 2012 Grafik 2

Kecenderungan Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Probolinggo Tahun 2008-2012

Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Probolinggo

Kematian bayi yang terbesar adalah pada umur 0-28 hari yaitu sebanyak 156 kasus kematian. Penyebab langsung kematian bayi (0-28 hari) pada tahun 2012 adalah Berat Badan Lahir Rendah (54 %), Asphixia (13 %), kelainan bawaan (12 %), Tetanus Neonatorum (3 %), Infeksi (2 %) dan penyebab lain-lain (16 %).

Sedangkan penyebab tidak langsung dari kematian bayi adalah disebabkan karena faktor keterlambatan (3 T) yaitu Terlambat Pengambilan keputusan, Terlambat Merujuk, Terlambat Mendapat penanganan.

Grafik 3

Penyebab Kematian Bayi Baru Lahir (0-28 hr) di Kabupaten Probolinggo Tahun 2012

13% 3% 12% 2% 16% 54% BBLR Asphixia Infeksi Kelainan Bawaan TN lain-lain

Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Probolinggo

2. Angka Kematian Ibu Maternal (AKI)

Kematian ibu maternal adalah kematian ibu karena kehamilan, melahirkan atau selama nifas. Selama 5 (lima) tahun terakhir jumlah kematian ibu tergambar dalam grafik sebagai berikut:

Profil Kesehatan Kabupaten Probolinggo Tahun 2012 7

Grafik 4

Kematian Ibu Maternal di Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 - 2012 0 5 10 15 20 2008 2009 2010 2011 2012 0 20 40 60 80 100 120 Jml Kasus AKB

Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Probolinggo

Adapun Angka Kematian Ibu adalah jumlah kematian maternal per 100.000 kelahiran hidup. Menurut laporan dari kematian ibu dari puskesmas, pada tahun 2012 terjadi 15 kasus kematian ibu atau 81,07 per 100.000 Kelahiran Hidup. Jumlah Kematian Ibu dibandingkan tahun 2011 tetap yaitu 15 kasus, tetapi Angka Kematian Ibu yang menunjukkan adanya kenaikan dimana pada tahun 2011 sebesar 80,58 per 100.000 Kelahiran Hidup.

Penyebab langsung kematian ibu pada tahun 2012 terbesar disebabkan karena perdarahan (43%), Pre Eklamsi (29%), Penyakit (14%), Emboli air ketuban (7%) dan infeksi (7%).

Sedangkan penyebab tidak langsung dari kematian ibu adalah disebabkan karena faktor keterlambatan (3T) yaitu Terlambat Pengambilan keputusan, Terlambat Merujuk, Terlambat Mendapat penanganan.

Penyebab kematian ibu maternal tergambar sebagai grafik berikut ini:

Grafik 5

Penyebab Langsung Kematian Ibu di Kabupaten Probolinggo Tahun 2012

43% 29% 14% 7% 7% Perdarahan Pre Eklamsi Penyakit Emboli Infeksi

Profil Kesehatan Kabupaten Probolinggo Tahun 2012 8 B. Umur Harapan Hidup (UHH)

Umur Harapan Hidup juga merupakan salah satu indikator derajat kesehatan dan kualitas hidup masyarakat, dimana adanya peningkatan Umur Harapan Hidup (UHH) dapat diindikasikan adanya keberhasilan pembangunan pada sektor kesehatan.

Umur Harapan Hidup didapatkan berdasarkan hasil survei dari BPS Kabupaten Probolinggo, maka angka harapan hidup waktu lahir (℮○) tahun 2011 telah menjadi 61,42 Tahun. Adapun Angka Harapan Hidup di Kabupaten Probolinggo adalah sebagai berikut

Tabel 3.1 ANGKA HARAPAN HIDUP (AHH) KABUPATEN PROBOLINGGO TAHUN 2004-2011

Tahun Angka Harapan Hidup

2004 59,60 Tahun 2005 59,99 Tahun 2006 60,00 Tahun 2007 60,33 Tahun 2008 60,56 Tahun 2009 60,85 Tahun 2010 61,13 Tahun 2011 61,42 Tahun

Sumber: Bappeda Kab Probolinggo dan BPS Kab Probolinggo

Penambahan usia harapan hidup waktu lahir menunjukkan telah terjadinya peningkatan kemampuan penduduk dalam memperbaiki kualitas hidup dan lingkungan. Peningkatan kualitas hidup akan sebanding dengan peningkatan status sosio-ekonomi keluarga. Sedangkan kualitas lingkungan berkaitan dengan kesadaran masyarakat untuk hidup dalam lingkungan fisik yang lebih baik.

C. Morbiditas (Angka Kesakitan)

Angka kesakitan pada penduduk diperoleh dari data yang berasal dari masyarakat (community Base data) melalui pengamatan (surveilans) dan data yang diperoleh dari fasilitas pelayanan kesehatan (facility base data) melalui sistem pencatatan dan pelaporan rutin dan insidentil.

1. Penyakit Menular Langsung:

a. Penyakit Tuberkulosis Paru

Penyakit Tuberculosis atau TBC disebabkan oleh bakteri Mycobacterium

Tuberculosis yang ditularkan melalui percikan dahak penderitanya. Penyakit ini

seringkali menjadi penyebab kematian di masyarakat, sehingga Millenium Develoment Goals (MDGs) menjadikan penyakit TB Paru sebagai salah satu penyakit yang menjadi target untuk diturunkan. Hal ini disebabkan Penyakit

Profil Kesehatan Kabupaten Probolinggo Tahun 2012 9

Tuberkulosis (TB) ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat karena merupakan salah satu penyakit infeksi pembunuh utama yang menyerang golongan usia produktif (15-50 tahun) dan anak-anak serta golongan sosial ekonomi lemah. Sebagian besar penyakit ini menyerang paru-paru sebagai organ tempat infeksi primer, namun dapat juga menyerang organ lain seperti kulit, kelanjar limfe, tulang dan selaput otak.

Strategi penanganan TB Paru yang digunakan sampai saat ini adalah

Directly Treatment Shortcourse (DOTS) yaitu pengobatan TB Paru dengan

pengawasan langsung menelan obat setiap hari oleh seorang pengawas minum obat (PMO) yang mulai diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1995.

Pada tahun 2012, jumlah seluruh kasus TB sebanyak 1.220 kasus dan 958 diantaranya adalah TB paru BTA positif. Sedangkan persentase kesembuhan mencapai 91,55% dari 1.003 pasien BTA positif yang diobati pada tahun 2011. Cakupan kesembuhan tersebut sudah memenuhi target Indonesia Sehat 2010 sebesar 85%. 852 1.003 958 91,15 91,55 93,32 80,00 90,00 100,00 700 800 900 1.000 1.100 2010 2011 2012 Grafik 6

Perkembangan Penderita TB Paru di Kabupaten Probolinggo Tahun 2010 - 2012

BTA+ %Sembuh

Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Probolinggo

Dari grafik tersebut terlihat bahwa penemuan kasus TB BTA+ dan persentase kesembuhan penderita TB Paru pada tahun 2012 meningkat dibandingkan pada tahun 2011.

b. Penyakit Pneumonia

Pneumonia merupakan penyakit utama penyebab kematian bayi dan balita terbesar di Indonesia. Berdasarkan hasil SUSENAS tahun 2001 diketahui bahwa 80-90% dari kasus kematian ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Atas) disebabkan oleh pneumonia. Kondisi tersebut umumnya terjadi pada balita terutama pada kasus gizi kurang dengan kondisi lingkungan yang tidak sehat (asap rokok, polusi). Berdasarkan laporan puskesmas tahun 2012 di Kabupaten

Profil Kesehatan Kabupaten Probolinggo Tahun 2012 10

Probolinggo terdapat 605 kasus pneumonia pada balita. Angka tersebut menurun apabila dibandingkan jumlah penderita ISPA balita pada tahun 2011, yaitu 682 penderita. 2008 2009 2010 2011 2012 Penderita 412 643 716 682 605 0 100 200 300 400 500 600 700 800 P e nderita Grafik 7

Jumlah Penderita ISPA Pneumonia pada Balita di Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 - 2012

Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Probolinggo

Upaya pemberantasan penyakit ISPA difokuskan pada upaya penemuan dini dan tata laksana kasus yang cepat dan tepat pada penderita. Kecepatan keluarga dalam membawa penderita ke pelayanan kesehatan serta keterampilan petugas dalam menegakkan diagnosa merupakan kunci keberhasilan penanganan penyakit pneumonia.

c. Penyakit HIV-AIDS dan IMS

AIDS (Acqiured Immuno Deficiency Syndrome) merupakan kumpulan gejala penyakit akibat menurunnya kekebalan tubuh karena diserang virus HIV (Human Immuno Deficiency Virus). Keberadaan penderita HIV-AIDS bagaikan fenomena gunung es, dimana jumlah penderita yang ditemukan jauh lebih kecil dibandingkan penduduk yang terinfeksi. Kondisi tersebut tak dapat dipungkiri bertalian erat dengan mobilitas penduduk yang meningkat pesat disertai peningkatan perilaku seksual yang tidak aman serta penggunaan NAPZA suntik yang semakin meluas.

Sampai dengan tahun 2012 jumlah kasus HIV-AIDS yang dilaporkan oleh 33 puskesmas sebanyak 161 kasus dengan kasus terbanyak di wilayah kerja Puskesmas Paiton sebanyak 23 kasus (14,28%). Sedangkan jumlah kasus IMS pada tahun 2012 naik dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yaitu 71 kasus (tahun 2011 63 kasus).

Profil Kesehatan Kabupaten Probolinggo Tahun 2012 11 16 39 41 103 161 0 30 60 90 120 150 180 2008 2009 2010 2011 2012 J um la h P e nderita Grafik 8

Jumlah Penderita HIV-AIDS di Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 - 2012

Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Probolinggo

Upaya pencegahan dan penanggulangan dilakukan melalui penyuluhan ke masyarakat, pengobatan dan pemeriksaan berkala Infeksi Menular Seksual (IMS), pengamanan darah donor dan kegiatan lain yang menunjang pemberantasan penyakit HIV-AIDS.

d. Penyakit Kusta

Penyakit kusta atau sering disebut penyakit Lepra adalah penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Leprae yang menyerang saraf tepi dan jaringan tubuh lainnya. Meskipun Indonesia sudah mencapai eliminasi Kusta pada tahun 2000, namun sampai saat ini penyakit kusta masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat dan Indonesia menjadi negara penyumbang kusta terbesar ketiga di dunia. Sementara itu di Kabupaten Probolinggo penyakit kusta sebagian besar terdapat di wilayah Puskesmas Tongas.

Penyakit kusta menurut jenis penyakitnya dibedakan menjadi kusta PB (Pausi Basiler) dan kusta MB (Multi Basiler), dan pengobatannya disesuaikan dengan klasifikasi jenisnya. Berdasarkan laporan, dari 72 penderita kusta PB yang ditemukan pada tahun 2011 di Kabupaten Probolinggo yang selesai pengobatan (RFT) sampai tahun 2012 sebanyak 68 penderita (94,4%), sedangkan penderita kusta PB baru yang ditemukan sebanyak 34 orang. Sementara dari 235 penderita kusta MB pada tahun 2010 yang telah menyelesaikan pengobatan sampai tahun 2012 ada 199 penderita (84,7%), sedangkan penderita kusta MB baru yang ditemukan sebanyak 209 orang.

Untuk mengetahui tingkat penularan dimasyarakat dapat dilihat melalui angka proporsi cacat tingkat II yang menunjukkan keterlambatan penemuan penderita dan proporsi anak yang menular di masyarakat. Angka proporsi anak di Kabupaten Probolinggo tahun 2012 sebesar 9,00% dan tingkat kecacatan

Profil Kesehatan Kabupaten Probolinggo Tahun 2012 12

tingkat II sebesar 12,00%. Kedua angka tersebut masih diatas target nasional 5%, artinya penularan penyakit kusta masih berlanjut di masyarakat dan kesadaran masyarakat dalam mengenali gejala dini penyakit kusta masih kurang sehingga penderita kusta yang ditemukan sering kali dalam keadaan cacat.

Upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit kusta dilakukan melalui penemuan penderita dan pengobatan dengan MDT (Multi Drug Therapy), sedangkan untuk mencegah kecacatan penderita dilakukan pemeriksaan POD (Prevention of Disability) setiap bulan selama masa pengobatan dan rehabilitasi medis serta dilakukan Kelompok Perawatan Diri (KPD) di 4 Puskesmas

2. Penyakit Potensi KLB (Kejadian Luar Biasa)/Wabah

a. Diare

Penyakit diare merupakan salah satu penyakit yang berbasis lingkungan, dimana sarana air bersih dan BAB serta perilaku manusia yang tidak sehat merupakan faktor dominan penyebab penyakit tersebut. Kasus diare dapat menyebabkan kematian terutama pada saat Kejadian Luar Biasa (KLB).

Pada tahun 2012 di Kabupaten Probolinggo terdapat 32.943 kasus diare dengan proporsi balita sebesar 36,48 % (12.017 kasus).

0 10.000 20.000 30.000 40.000 2008 2009 2010 2011 2012 Jml Kasus Diare 28.388 39.280 34.125 34.018 32.943

Jml Kasus Diare pada balita 16.327 15.924 13.857 14.261 12.017

Grafik 9

Perkembangan Kasus Diare di Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 - 2012

Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Probolinggo

Dari gambar di atas terlihat total kasus diare pada tahun 2012 cenderung turun dibandingkan tahun 2011, demikian pula pasien diare pada balita dibandingkan tahun 2011.

Upaya penanggulangan diare dilakukan dengan pemberian oralit dan penggunaan infus pada penderita, penyuluhan kepada masyarakat agar meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dalam kehidupan sehari-hari serta melibatkan peran serta kader dalam tata laksana diare. Hal ini dimaksudkan karena penanganan yang tepat dan cepat di tingkat rumah tangga

Profil Kesehatan Kabupaten Probolinggo Tahun 2012 13

dapat mencegah terjadinya kasus dehidrasi berat yang dapat mengakibatkan kematian.

b. Demam Berdarah Dengue (DBD)

Penyakit Demam Berdarah Dengue merupakan salah satu penyakit menular yang sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dan sering muncul sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) sehingga sering menimbulkan kepanikan di masyarkat karena penyebarannya yang cepat dan berpotensi menimbulkan kematian. Penyakit ini disebabkan oleh virus Dengue yang penularannya melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus yang hidup di genangan air bersih di sekitar rumah. Umumnya kasus ini mulai meningkat saat musim hujan.

Jumlah kasus DBD di Kabupaten Probolinggo yang dilaporkan pada tahun 2012 sebanyak 56 kasus dengan angka kesakitan (Insiden Rate) sebesar 5,06 per 100.000 penduduk dengan kasus terbanyak di wilayah Puskesmas Paiton 13 kasus (Tabel 23). Insiden rate tersebut telah memenuhi target nasional

(<20/100.000 penduduk) bahkan menunjukkan penurunan signifikan

dibandingkan tahun 2011 (10,64/100.000 penduduk).

2008 2009 2010 2011 2012 Penderita 327 333 702 117 56 IR 31,33 30,61 72,96 10,64 5,06 0 100 200 300 400 500 600 700 800 orang Grafik 10

Jumlah Penderita dan Incidence Rate (IR) Penyakit DBD di Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 - 2012

Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Probolinggo

Berdasarkan laporan puskesmas tahun 2012 diketahui dari 51.230 rumah/bangunan yang dipantau, terdapat 49.449 (96,52%) rumah dinyatakan bebas jentik. Diharapkan pada tahun mendatang capaian angka bebas jentik (ABJ) tersebut dapat ditingkatkan menjadi 100% sehingga tidak memberi kesempatan nyamuk untuk berkembang biak.

Profil Kesehatan Kabupaten Probolinggo Tahun 2012 14 c. Malaria

Malaria adalah penyakit yang disebabkan parasit “Plasmodium” yang menyerang sel darah merah, ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles. Sampai saat ini penyakit malaria masih merupakan ancaman di Indonesia dengan angka kesakitan dan kematian yang cukup tinggi serta sering menimbulkan KLB. Penyakit Malaria menyebar cukup merata di Indonesia, terutama diluar wilayah Jawa-Bali. Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2010, kasus baru dan prevalensi Malaria masih cukup tinggi terutama di Indonesia Timur. Kasus malaria lebih banyak terjadi di perdesaan, menyerang semua kelompok umur dan golongan masyarakat dengan tingkat pendidikan rendah. Malaria juga merupakan salah satu yang menjadi tujuan Millenium Development Goals (MDGs) untuk dikendalikan penyebarannya.

Di Jawa Timur penyakit malaria masih menjadi penyakit endemis dibeberapa daerah. Kabupaten Probolinggo meski tidak termasuk di dalamnya, namun terjadi penurunan jumlah kasus dari 4 kasus pada tahun 2011 menjadi 0 kasus pada tahun 2012.

Beberapa hal yang menyebabkan masih tingginya kasus malaria di Indonesia karena masih rendahnya upaya perlindungan perorangan untuk memperkecil penularan malaria. Berdasarkan Riskesdas tahun 2011 hanya 5,4% masyarakat menggunakan kelambu berinsektisida pada balita untuk pencegahan malaria, sedangkan 57,6% memilih obat nyamuk bakar/elektrik sebagai cara perlindungan terbanyak yang dilakukan.

d. Filariasis

Penyakit Filariasis adalah penyakit menular kronis yang disebabkan cacing filaria yang menyerang saluran dan kelenjar getah bening serta merusak sistem limfe. Penyakit filariasis menimbulkan pembengkakan kaki, granula mammae dan scrotum. Menyebabkan kecacatan hidup serta stigma sosial bagi penderita dan keluarganya. Sampai dengan tahun 2012 jumlah total penderita filariasis di Kabupaten Probolinggo sebanyak 1 kasus, tersebar di 1 puskesmas.

Strategi eliminasi filariasis dilaksanakan berdasarkan kesepakatan WHO tahun 2000 melalui pemutusan rantai penularan dengan pengobatan massal sekali setahun di daerah endemis minimal 5 tahun. Penanggulangan yang biasanya dilakukan adalah melalui pelacakan dan pemeriksaan darah jari penderita dan yang kontak serumah, pengobatan individual sesuai protap serta perawatan diri secara mandiri.

Profil Kesehatan Kabupaten Probolinggo Tahun 2012 15 3. Penyakit Menular yang dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I)

Beberapa penyakit dapat menular dengan cepat sehingga berpotensi menimbulkan kejadian luar biasa, namun diantara penyakit-penyakit tersebut ada yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) antara lain:

a. Difteri

Difteri adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium

Diphteriae, yang ditandai dengan gejala panas tinggi disertai pseudo membran

(selaput tipis) putih keabu-abuan pada tenggorok yang tak mudah lepas dan mudah berdarah. Penyakit ini sering kali menyebabkan kematian pada anak-anak, namun penyakit ini dapat dicegah dengan pemberian imunisasi DPT1, DPT2, dan DPT3.

Pada tahun 2012, ada 14 Puskesmas di Kabupaten Probolinggo yang melaporkan kasus difteri dengan jumlah 28 kasus dengan kematian sebanyak 2 kasus dan kasus terbanyak di Puskesmas Tiris dan Paiton (masing-masing 5 kasus) namun semua penderita sudah memperoleh penanganan sesuai standar. Terlihat adanya peningkatan kasus dari tahun 2009 ke tahun 2012 secara signifikan. 3 0 3 1 7 0 26 3 28 2 0 5 10 15 20 25 30 2008 2009 2010 2011 2012 Grafik 11

Jumlah Kasus Difteri dan Penderita Meninggal di Kabupaten Probolinggo Tahun 2008-2012

Kasus Difteri Meninggal Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Probolinggo

b. Tetanus dan Tetanus Neonatorum

Tetanus adalah penyakit yang disebabkan oleh Clostridium Tetani, terdiri dari Tetanus Neonatorum yaitu tetanus pada bayi dan tetanus dengan riwayat luka. Berdasarkan laporan dari puskesmas, pada tahun 2012 terdapat 3 kasus tetanus neonatorum dan ketiganya meninggal dunia. Kejadian kasus tetanus neonatorum sebenarnya dapat dicegah dengan upaya pertolongan persalinan yang higienis ditunjang dengan imunisasi Tetanus Toxoid (TT) pada ibu hamil. Dari gambar dibawah terlihat ada peningkatan kasus dibandingkan tahun 2011.

Profil Kesehatan Kabupaten Probolinggo Tahun 2012 16

Grafik 12

Jumlah Penderita dan Kematian Tetanus Neonatorum di Kabupaten Probolinggo Tahun 2008-2012

0 2 4 6 8 P e nderita Penderita 1 3 6 2 3 Meninggal 1 2 3 1 3 2008 2009 2010 2011 2012

Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Probolinggo

c. Campak

Penyakit campak merupakan penyakit akut yang disebabkan virus Measles yang disebarkan melalui bersin/batuk dengan gejala awal yaitu demam, bercak kemerahan, batuk-pilek lalu timbul ruam di seluruh tubuh. Penyakit campak sering menyebabkan kejadian luar biasa (KLB), dimana kematian akibat campak pada umumnya disebabkan komplikasi dengan penyakit lain seperti meningitis.

Pada tahun 2012 terdapat kasus campak sejumlah 42 kasus. Terjadi peningkatan kasus dalam satu tahun terakhir.

Grafik 13

Jumlah Penderita Campak di Kabupaten Probolinggo Tahun 2008-2012 0 10 20 30 40 50 P e nderita Penderita 6 2 2 0 42 2008 2009 2010 2011 2012

Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Probolinggo

d. Hepatitis B

Hepatitis B adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Hepatitis B yang dapat merusak hati. Penyebaran penyakit tersebut bisa melalui suntikan yang tidak aman, dari ibu ke bayi selama proses persalinan dan melalui hubungan seksual. Infeksi pada anak-anak biasanya tidak menimbulkan gejala dan kalaupun ada biasanya adalah gangguan pada perut, lemah dan urine menjadi

Profil Kesehatan Kabupaten Probolinggo Tahun 2012 17

kuning. Penyakit ini bisa menjadi kronis dan menimbulkan cirrhosis hepatis (kanker hati) dan dapat menyebabkan kematian.

Pada tahun 2010 jumlah kasus Hepatitis B yang dilaporkan sebanyak 20 kasus yang terjadi di Desa Randupitu Kecamatan Gending. Sedangkan untuk tahun 2011 dan 2012 tidak ditemukan lagi kasus ini.

e. AFP (Acute Flaccid Paralysis)

Kejadian AFP diproyeksikan sebagai indikator untuk menilai keberhasilan program Eradikasi Polio (Erapo). Erapo dilaksanakan melalui gerakan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) dan merupakan wujud dari kesepakatan global dalam pembasmian penyakit polio. Upaya pemantauan terhadap keberhasilan Erapo yaitu melaksanakan kegiatan “surveilans secara aktif“ untuk menemukan kasus AFP sebagai upaya mendeteksi secara dini munculnya virus polio liar yang mungkin ada di masyarakat untuk segera dilakukan penang-gulangannya.

Pada tahun 2012 angka AFP di Kabupaten Probolinggo ada 4 kasus (1,46 per 100.000 penduduk dibawah usia 15 tahun), angka ini lebih rendah bila dibandingkan tahun 2011 (5 kasus atau 1,61 per 100.000 anak usia dibawah 15 tahun) (Tabel 9). Angka penemuan kasus AFP yang demikian dapat mengindikasikan bahwa sistem surveilans di Kabupaten Probolinggo sudah terlaksana secara baik mengingat target yang harus didapat sejumlah 4 kasus.

Kasus AFP merupakan KLB yang penanganannya harus sesegera mungkin, untuk itu AFP selalu menjadi penyetor kasus KLB setiap tahunnya selama kurun waktu 5 tahun. AFP Rate di Kabupaten Probolinggo selama 5 tahun terakhir tergambar pada grafik berikut ini:

Grafik 14

Kasus AFP dan AFP Rate di Kabupaten Probolinggo Tahun 2008-2012 0.00 2.00 4.00 6.00 J um la h K a s us AFP Rate 1.10 0.67 0.32 1.61 1.46 Penderita 3 2 1 5 4 2008 2009 2010 2011 2012

Profil Kesehatan Kabupaten Probolinggo Tahun 2012 18 4. Penyakit Tidak Menular Yang Diamati

Semakin meningkatnya arus globalisasi di segala bidang telah banyak membawa perubahan pada perilaku dan gaya hidup masyarakat termasuk dalam pola konsumsi makanan keluarga. Perubahan tersebut tanpa disadari telah memberi pengaruh terhadap terjadinya transisi epidemiologi dengan semakin meningkatnya kasus-kasus penyakit degeneratif/tidak menular.

Tabel 3.2 Proporsi Penyakit Degeneratif/Tidak Menular di Kabupaten Probolinggo Tahun 2008 – 2012

NO PENYAKIT TAHUN

2008 2009 2010 2011 2012

1 Penyakit jantung iskemik kronik

61 43 55 34 30

2 Hipertensi (Tekanan darah tinggi)

19.464 25.554 21.025 15.538 20.456

3 Katarak senilis 446 630 467 1.145 598

4 Penyakit lain dari susunan peredaran darah

30 38 45 834 34

5 Diabetes militus / Kencing Manis

2.802 3.951 3.291 1.766 3.077

Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Probolinggo

Data pasien rawat jalan diperoleh gambaran sebagai berikut :

Tabel 3.3 Pola 15 Penyakit Terbanyak di Kabupaten Probolinggo Tahun 2012

NO. JENIS PENYAKIT TOTAL

JUMLAH %

1 Infeksi Akut Pernafasan Atas 25,200 5.23

2 Diare (Termasuk tersangka Kolera) 24,158 5.01

3 Radang sendi serupa rematik 18,918 3.93

4 Penyakit lain pada Saluran Pernafasan Atas 17,473 3.63

5 Penyakit Kulit Alergi 12,810 2.66

6 Influensa 10,518 2.18

7 Demam 9,026 1.87

8 Penyakit sendi lain 8,415 1.75

9 Penyakit Kulit Infeksi 8,401 1.74

10 Penyakit Darah Tinggi Primer 8,035 1.67

11 Bronchitis Menahun & Tanpa keterangan 7,729 1.60

12 Penyakit Kulit Karena Jamur 7,246 1.50

13 Penyakit pada Sistem Otot & Jaringan Pengikat 6,997 1.45

14 Asma 6,685 1.39

15 Tukak lambung & Usus Dua belas jari 6,215 1.29

Profil Kesehatan Kabupaten Probolinggo Tahun 2012 19 5. Status Gizi

Status gizi merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk menentukan derajat kesehatan. Kondisi gizi seseorang sangat erat kaitannya

Dokumen terkait