• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dini Putri Melati : Sistem Dan Prosedur Pelayanan Checkin Domestik PT. Indonesia Airasia Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009

BAB II

URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN

2.1 Pengertian Pariwisata dan Kepariwisataan 2.1.1 Pengertian Pariwisata

Pariwisata adalah perjalanan berkeliling, berputar-putar yang dilakukan seseorang secara berulang-ulang dari satu tempat ketempat yang lain dan kembali ketempat asalnya dalam jangka waktu tertentu.

Didalam bahasa Inggris pariwisata disebut Tour. Di Indonesia istilah pariwisata mulai dikenal pada saat diadakannya musyawarah Nasional II di Tretes, Jawa Timur tepatnya pada tanggal 14 Juni 1958. Pada musyawarah tersebut Presiden RI, Ir Soekarno dalam kata sambutnya, menegaskan bahwa kata istilah tourisme diganti dengan kata “darmawisata”. Artinya perjalanan antar kota di dalam negeri. Sedangkan istilah pariwisata yang diartikan sebagai perjalanan ke luar negeri kemudian dibukukan menjadi istilah umum untuk orang yang melakukan perjalanan berkeliling baik di dalam maupun keluar negeri hingga sampai saat ini. Perjalanan berkeliling itu dapat dilakukan satu kali atau lebih ke satu tempat wisata, tergantung kepada orang yang melakukannya. Berikut ada beberapa pendapat para ahli tentang defenisi pariwisata yaitu:

1. Menurut Oka A Yoeti (dalam Yoeti,1996 : 114) Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilaksanakan untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ketempat lain dengan maksud bukan mencari nafkah ketempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan tersebut guna bertamasya dan rekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang beranekaragam.

Dini Putri Melati : Sistem Dan Prosedur Pelayanan Checkin Domestik PT. Indonesia Airasia Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009

2. Menurut Hunziker dan Kraft (dalam Yoeti, 1996 : 115) Pariwisata adalah keseluruhan hubungan dan gejala-gejala pariwisata yang timbul dari adanya perjalanan dan tinggalnya orang asing dimana perjalanannya tidak untuk menetap dan tidak ada hubungannya dengan kegiatan mencari nafkah.

3. Menurut UU No. 9/1990, Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan penyelenggaraan pariwisata.

2.1.2 Pengertian Kepariwisataan

Kepariwisataan dalam istilah bahasa Inggris disebut Tourism artinya segala sesuatu yang berhubungan dengan pariwisata dan selalu diperlukan oleh wisatawan saat sedang melakukan perjalanan, seperti transportasi, akomodasi, sarana, prasarana, biro travel informasi, biro perjalanan, pemandu wisata dan juga objek-objek wisata yang akan dikunjungi.

Dengan demikian pengertian kepariwisataan jauh lebih luas dari pada pengertian pariwisata, karena kepariwisataan mencakup segala kegiatan atau penyelenggaraan usaha jasa pariwisata yang meliputi antara lain usaha jasa perjalanan wisata, usaha pramuwisata, konvensi dan lain-lain yang kesemuanya harus dapat memberikan kepuasan wisatawan baik jasmani maupun rohani.

2.2 Manfaat Pariwisata

Secara khusus manfaat pariwisata dapat menrbitkan berbagai nilai pergaulan hidup, antara lain berupa:

Dini Putri Melati : Sistem Dan Prosedur Pelayanan Checkin Domestik PT. Indonesia Airasia Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009

a. Timbulnya rasa cinta tanah air

b. Menghilangkan rasa kedaerahan dan kesukuan yang berlebihan c. Memperluas penggunaan bahasa nasional

d. Membantu tumbuhnya budaya Indonesia

e. Membantu majunya kesenian daerah, baik berupa ukiran, tarian maupun lukisan dan lain-lain.

f. Memajukan ekonomi dan membantu pemerataan pembangunan daerah g. Membantu pembentukan “nation building”

2.3 Motif dan Tujuan Wisata

Pada umumnya manusia cepat atau lambat selalu mengalami kejenuhan dalam menjalankan kegiatan sehari-hari. Selain jenuh, rasa lelah juga dialami sebagai akibat beban dan tugas-tugas rumit yang harus diselesaikan, di tambah lagi beban mental, hiruk pikuk dan polusi di lingkungan dimana kita melakukan kegiatan itu.

Untuk mengurangi dan bahkan menghilangkan rasa jenuh, lelah pusing kita perlu rekreasi, relax atu menenangkan diri dengan mengadakan perjalanan / bepergian ketempat-tempat yang kita anggap cocok untuk menenangkan pikiran atau melepas lelah yang dialami. Pentingnya ketenangan jiwa merupakan kebuituhan primer dalam kehidupan disamping ingin mengetahui dan mengenali aneka ragam seni dan budaya dan kepribadian penduduk suatu tempat yang kita kunjungi. Pada umumnya wisatawan melakukan kunjungan wisata semata-mata bukan untuk mencari nafkah, tetapi mencari kepuasan rohani.

Dini Putri Melati : Sistem Dan Prosedur Pelayanan Checkin Domestik PT. Indonesia Airasia Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009

a. Motif Fisik, yaitu motif yang berhubungan dengan kebutuhan badaniah, kesehatan. b. Motif Budaya, yaitu wisatawan berusaha mempelajari dan memahami kebiasaan

musik, tari-tarian. Selain itu, pemandangan alam, flora dan fauna ikut didalamnya karena sangat dekat hubungan antara alam dengan budaya.

c. Motif Interpersonal, yaitu berhubungan dengan keinginan bertemu dengan keluarga, teman atau berkenalan dengan orang-orang tertentu.

d. Motif Prestise, yaitu orang yang pernah bepergian ketempat tertentu merasa naik gengsinya. Motif prestise sangat berkembang pada Negara baru merdeka.

2.4 Pengertian Industri Pariwisata

Industri pariwisata adalah kumpulan dari berbagai macam perusahaan yang secara bersama-sama menghasilkan barang dan jasa (Goods and Services) yang dibutuhkan oleh wisatawan pada khususnya dan traveler pada umumnya selama mereka melakukan perjalanan dari tempat asal kearah tujuanya.

Industri Pariwisata dapat didefinisikan sebagai berikut:

R.S Darmaji (dalam Yoeti, 1996:153) mengatakan bahwa “industri pariwisata merupakan rangkuman dari pada berbagai macam bidang usaha, yang secara bersama-sama menghasilkan produk-produk maupun jasa / pelayanan atau service yang nantinya baik secara langsung ataupun tidak akan dibutuhkan oleh wisatawan selama perjalanannya”.

G. A Schmool dalam bukunya Tourism Promotion (dalam Yoeti, 1996:154) memberi batasan industri pariwisata sebagai berikut:

Dini Putri Melati : Sistem Dan Prosedur Pelayanan Checkin Domestik PT. Indonesia Airasia Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009

Industri Pariwisata adalah pemusatan industri yang terdiri dari perusahaan-perusahaan yang berbeda, baik dalam ukuran, lokasi, jenis organisasi, pemberian pelayanan dan cara yang digunakan dalam memasarkannya.

Industri pariwisata adalah kumpulan dari berbagai macam perusahaan yang secara bersama-sama menghasilkan barang dan jasa (Goods and Services) yang dibutuhkan oleh wisatawan pada khususnya dan traveler pada umumnya selama mereka melakuka n perjalanan dari tempat asal kearah tujuanya.

Yang termasuk dalam industri pariwisata utama adalah sebagai berikut: a. Travel Agent dan Tour Operator

b. Perusahaan Pengangkutan c. Akomodasi Perhotelan d. Bar dan Restaurant

e. Local Tour Operator / guide f. Souvenir Shop

g. Money Changer h. Entertainment

Seragkaian Industri pariwisata / perusahaan tersebut diatas menghasilkan produk yang berbeda, sehingga produk wisata merupakan suatu “Package” baik perjalanan yang diurus sendiri (independent tour) atau diurus oleh tour operator dalam suatu “packages” dengan “itinerary” yang telah dipersiapkan terlebih dahulu.

Berdasarkan ahli kepariwisataan luar negeri mengatakan memberikan batasan yang bervariasi tentang industri pariwisata, tetapi walaupun demikian terdapat suatu persamaan

Dini Putri Melati : Sistem Dan Prosedur Pelayanan Checkin Domestik PT. Indonesia Airasia Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009

bahwa perusahaan yang menghasilkan barang dan jasa terdiri dari bermacam-macam perusahaan bahkan dikatakan berbeda baik besarnya, bentuk organisasinya maupun lokasinya atau yempat kedudukannya.

2.5 Produk Industri Pariwisata

Pada umumnya yang dimaksud dengan “produk” dalam ilmu ekonomi adalah sesuatu yang dihasilkan melalui proses produksi. Dalam pengertian ini ditekankan bahwa dari tujuan akhir proses adalah tidak lain suatu barang (produk) yang dapat digunakan untuk berbagai tujuan guna memenuhi kebutuhan manusia.

Industri Pariwisata adalah pengelolaan objek wisata menjadi produksi/penghasil yang berguna bagi Negara dan masyarakat. Untuk itu barang-barang dan jasa (goods and service) yang diperlukan wisatawan merupakan produk industri pariwisata. Bahan industri pariwisata yang utama adalah objek wisata. Produksi industri pariwisata adalah keseluruhan barang (goods) dan jasa (service) serta ojek wisata yang dibutuhkan oleh wisatawan sejak ia berangkat dari tempat asalnya sampai kembali lagi ketempat asalnya. Dapat kita lihat bahwa industri pariwisata dengan wisatawan saling isi mengisi dan saling berkaitan, perusahaan sebagai produsen dan wisatawan sebagai konsumen (pemakai).

Adapun produk-produk ataupun jasa-jasa tersebut adalah sebagai berikut: 1. Biro Perjalanan

Memberikan informasi tentang objek wisata yang berada di suatu daerah, mengurus dokumen-dokumen perjalanan maupun mengatur rencana perjalanan dan kegiatan-kegiatan dari perjalanan lainnya.

Dini Putri Melati : Sistem Dan Prosedur Pelayanan Checkin Domestik PT. Indonesia Airasia Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009

Memberikan pelayanan kepada wisatawan berupa alat transportasi yang membawanya kedaerah-daerah yang telah dipilihnya.

3. Jasa-jasa pelayanan dari perhotelan / akomodasi, bar, restaurant dan fasilitas lainnya.

4. Jasa-jasa transportasi lokal (bus,taksi,coach) dalam melakukan city sigh seeing, pada objek wisata dan atraksi wisata lainnya.

5. Objek wisata atau atrksi wisata yang terdapat di daerah tujuan wisata sebagai daya tarik agar orang berkenen berkunjung.

6. Jasa-jasa souvenir shop dan shopping center, tempat wisatawan belanja atau membeli buah tangan yang akan dibawa pulang.

7. Perusahaan pendukung, seperti penjual money changer, bank, penjual post card dan perangko lainnya.

Produk industri pariwisata terdiri dari berbagai macam produk antara lain: 1. Produk nyata (Tangible Product) yang terdiri dari:

a. Prasarana pariwisata atau (Infrastructure) seperti jalan, pelabuhan udara dan laut, telekomunikasi dan lain-lain.

b. Sarana pariwisata (Superstructure) seperti hotel, restoran, alat transportasi dan lain-lain.

c. Objek dan daya tarik wisata seperti sumber daya alam, budaya, sejarah beserta atraksi-atraksinya.

Dini Putri Melati : Sistem Dan Prosedur Pelayanan Checkin Domestik PT. Indonesia Airasia Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009

a. Service (pelayanan) yaitu sumber daya manusia yang memiliki keahlian dalam teknik pelayanan.

b. Sapta Pesona.

Adapun yang menjadi ciri-ciri dari suatu produk industri pariwisata adalah:

1. Pada umunya peranan perantara tidak membutuhkan karena proses produksi terjadi pada saat bersamaan dengan konsumsi. Satu-satunya perantara yang yang merupakan saluran penjualan jasa-jasa industri pariwisata hanyalah travel agent atau tour operator saja.

2. Hasil atau produk industri pariwisata itu tidak mempunyai standart atau ukuran yang objektif, seperti halnya industri barang lainnya yang mempunyai ukuran standart. Disini hanya memakai patokan bagus, jelek atau puas dan tidaknya orang diberi pelayanan.

3. Permintaan terhadap hasil atau produk industri pariwisata tidak tetap dan sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor non ekonomis.

4. Calon konsumen tidak dapat mencoba atau mencicipi produk yang dibelinya. Dia hanya dapat melihat dari brosur, slides, televisi, dan film yang khusus dibuat untuknya.

5. Hasil atau produk pariwisata tidak banyak tergantung pada manusia dan sedikit sekali yang digantikan dengan mesin.

Dini Putri Melati : Sistem Dan Prosedur Pelayanan Checkin Domestik PT. Indonesia Airasia Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009

2.6 Sarana dan Prasarana Pariwisata 2.6.1 Sarana Kepariwisatan

Adapun yang dimaksud dengan sarana kepariwisataan (tourism superstructure) adalah perusahaan-perusahaan yang memberikan pelayanan kepada wisatawan, baik secara langsung maupun tidak langsung dan hidup serta kehidupannya banyak tergantung pada kedatangan wisatawan.

Sarana pariwisata adalah segala sesuatu yang dapat digunakan sebagai alat mencapai maksud dan tujuan pariwisata .Dalam bidang pariwisata sangat diperlukan sarana yang lengkap, sehingga kegiatan itu dapat berjalan dengan lancar.

Ada 3 (tiga) bagian dalam sarana pariwisata meliputi:

1. Sarana Pokok Kepariwisataan (Main Tourism Superstructure)

Perusahaan yang hidup dan kehidupannya sangat tergantung pada arus kedatangan orang yang melakukan perjalanan wisata seperti travel agent, tour operator, perusahaan angkutan wisata dan hotel.

2. Sarana Pelengkap Kepariwisataan ( Suplementing Tourism Superstructure)

Perusahaan atau tempat yang menyediakan fasilitas untuk rekreasi yang fungsinya bukan saja sebagai pelengkap sarana pokok kepariwisataan, tetapi yang terpenting adalah untuk membuat agar para wisatawan dapat lebih lama tinggal pada suatu daerah tujuan wisata seperti sarana olahraga.

3. Sarana Penunjang Kepariwisataan (Supporting Tourism Superstructure)

Perusahaan yang menunjang sarana pokok dan sarana pelengkap yang fungsinya tidak hanya membuat wisatawan lebih lama tinggal.

Dini Putri Melati : Sistem Dan Prosedur Pelayanan Checkin Domestik PT. Indonesia Airasia Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009

2.6.2 Prasarana Kepariwisataan

Prasarana kepariwisataan (tourism Infrastructure) adalah semua fasilitas yang memungkinkan agar sarana pariwisata dapat hidup dan berkembang serta dapat memberikan pelayanan pada wisatawan untuk memenuhi kebutuhan mereka yang beranekaragam. Prasarana juga merupakan segala sesuatu yang dapat menunjang terselenggaranya suatu proses. Prasarana pariwisata yang di maksud adalah:

1. Prasarana Perhubungan 2. Prasarana Tenaga Listrik 3. Prasarana Telekomunikasi 4. Prasarana Kesehatan 5. Prasarana Keamanan.

Prasarana dilihat dari tingkat ekonominya: 1. Prasarana Pengangkutan (darat, air dan laut) 2. Prasarana Komunikasi (telepon, radio dan televisi) 3. Prasarana Perbankan (seving, money changer) 4. Prasarana Umum (air,listrik dan gas).

Dini Putri Melati : Sistem Dan Prosedur Pelayanan Checkin Domestik PT. Indonesia Airasia Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009

BAB III

TINJAUAN UMUM TENTANG PT. INDONESIA AIRASIA

3.1Sejarah Singkat PT. Indonesia AirAsia

PT. Indonesia AirAsia (dahulu dikenal sebagai PT. Awair Internasional) dibentuk pada September 1999 sebagai perusahaan swasta lokal di Indonesia. Setelah itu, PT. Awair International diambil alih oleh sekelompok investor swasta yang dikepalai oleh Unn Harris dan Pin Harris yang kemudian secara penuh mengelola seluruh perusahaan sejak Maret 2000. Awair mengadopsi model bisnis maskapai penerbangan dengan Full Service yaitu pelayanan penuh dengan beragam kelas dan pelayanan kabin yang lengkap. Awair memperoleh ijin bisnis penerbangan udara berjadwal pada Mei 2000, dua armada A310-300 diantarkan ke AWAIR.

Awair meluncurkan penerbangan perdananya dari Jakarta ke Surabaya, Medan, dan Balikpapan pada Juni 2000. Pada Desember 2000 Awair menambah armada A310-300 yang ketiga dan kemudian membuka rute dari Jakarta ke Singapura, Denpasar dan Ujung Pandang. Awair secara bertahap menurunkan kegiatan operasinya pada awal 2001 karena ketatnya kompetisi di Indonesia mengikuti kebijakan sektor penerbangan Indonesia.

Pada pertengahan 2004, AA International Limited (“AAIL”), sebuah perusahaan yang 99.8 % sahamnya dimiliki oleh AirAsia Berhad, menunjukkan ketertarikannya terhadap Awair dan memulai pembicaran dengan para pemegang saham Awair untuk mengambil alih 49 % saham Awair.

Sebagai informasi, AirAsia maskapai penerbangan bertarif murah dan tanpa embel-embel yang terkemuka di Asia Tenggara, berhasil bekerjasama dengan Shin Corporation di

Dini Putri Melati : Sistem Dan Prosedur Pelayanan Checkin Domestik PT. Indonesia Airasia Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009

Thailand untuk pengoperasian rute domestik dan penerbangan internasional dari Bangkok International Airport.

Pada 30 Agustus 2004, AAIL memasuki kerjasama penjualan dan pembayaran untuk pengambilalihan saham Awair. Pada September 2004, Awair memperoleh ijin dari Badan Koordinasi Penanam Modal untuk mempengaruhi rencana perubahan kepemilikan saham Awair. Para pemegang saham Awair menyetujui masuknya AAIL sebagai pemegang saham baru, begitu juga penunjukkan Tony Fernandes, Group Chief Executive Officer AirAsia dan Kamarudin Bin Meranun, Executive Director, Corporate Finance and Strategic Planning AirAsia, sebagai anggota baru dari dewan komisaris Awair.

Pada bulan Desember 2004 dengan tim manajemen yang baru, Awair telah dibentuk ulang mengikuti model bisnis penerbangan Low Cost Carrier atau penerbangan dengan berbiaya rendah dan diluncurkan kembali sebagai maskapai penerbangan bertarif rendah dan tanpa embel-embel untuk melayani rute domestik di Indonesia. Kemudian pada tanggal 1 Desember 2005, PT. Awair International mengganti nama perusahaannya menjadi PT. Indonesia AirAsia.

Adapun cirri-ciri AirAsia adalah: a. Harga hemat Tanpa Embel Embel

Harga AirAsia selalu lebih rendah dibandingkan maskapai lainnya. Layanan jasa seperti ini sangat cocok bagi penumpang yang hanya ingin terbang tanpa embel-embel. Tidak memberikan makanan atau minuman. Namun AirAsia mempunyai 'Snack Attack', yang menyajikan berbagai macam pilihan lezat untuk makanan dan minuman dengan harga yang terjangkau dan hanya untuk para tamu AirAsia. Tamu dapat membelinya di dalam pesawat.

Dini Putri Melati : Sistem Dan Prosedur Pelayanan Checkin Domestik PT. Indonesia Airasia Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009

b. Frekuensi Terbang Tinggi

Frekuensi terbang AirAsia yang tinggi bertujuan untuk kenyamanan para tamu. Maskapai ini mempraktekkan pola 25 menit untuk tinggal landas, dimana merupakan yang paling cepat di Asia, sehingga menghasilkan utilisasi pesawat yang tinggi, biaya makin rendah dan produktivitas staf/maskapai yang makin meningkat.

Untuk Kenyamanan Tamu, AirAsia berkomitmen untuk memberikan pelayanan yang nyaman untuk membuat perjalanan lebih mudah. Tamu dapat melakukan pembelian melalui Call Center (Pusat Layanan Telepon) untuk kenyamanan para tamu dalam membeli tiket penerbangan. Terbang tanpa tiket diluncurkan pada tanggal 18 April 2002, konsep ini melengkapi layanan pembelian dari Internet booking AirAsia dan layanan Call Center dengan menyediakan alternatif murah biaya dari tiket cetak asli.

AirAsia berusaha keras untuk memaksimalkan keuntungan melalui harga hematnya dengan layanan berkualitas. Maskapai berusaha mengoptimalisasi biaya dengan cara tinggal landas dalam waktu yang singkat, tidak memberikan layanan embel-embel seperti makanan dan minuman.

c. Layanan Pelanggan Untuk Lebih Baik

AirAsia secara terus menerus cari mencari cara untuk melayani lebih baik dan memberikan penghematan lebih lagi kepada tamunya. Keamanan yang utama AirAsia (PT. IAA) melakukan pemeriksaan rutin pesawatnya di hangar Garuda Maintenance Facilities (GMF). Kegiatan ini merupakan komitmen kepada masyarakat bahwa Indonesia AirAsia selalu patuh pada ketentuan keselamatan penerbangan. Saat ini GMF sudah memiliki approval EASA (sertifikasi dari authority Eropa) dan FAA (sertifikasi dari authority

Dini Putri Melati : Sistem Dan Prosedur Pelayanan Checkin Domestik PT. Indonesia Airasia Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009

Amerika) yang berarti kualitas perawatan pesawat di GMF sudah diakui oleh dunia internasional Optimalisasi biaya AirAsia berusaha keras untuk memaksimalkan keuntungan melalui harga hematnya dengan layanan berkualitas. Maskapai berusaha mengoptimalisasi biaya dengan cara tinggal landas dalam waktu yang singkat, tidak memberikan layanan embel embel seperti makanan dan minuman dan semua penghematan ini dikembalikan kepada pelanggan dengan memberikan harga yang sangat hemat.

Konsep tanpa tiket adalah pengganti metode tiket pesawat yang ada saat ini, yang telah digunakan AirAsia selama beberapa tahun terakhir. Dengan perjalanan Tanpa tiket, yang perlu dilakukan hanyalah membooking penerbangan dan akan diberi nomor atau kode booking.

3.2 Visi dan Misi PT. Indonesia AirAsia

Setiap perusahaan pastinya memiliki visi dan misi untuk memajukan perusahaannya tersebut. Pentingnya sebuah visi adalah sebagai elemen utama bagi suatu strategi untuk mencari pencapaian hasil yang lebih tinggi. Sebuah misi yang telah tersusun dengan baik akan memantapkan tujuan yang unik dan dapat membawa suatu usaha yang berbeda dengan yang lainnya. Adapun visi dan misi PT. Indonesia AirAsia adalah sebagai berikut:

Visi:

Selalu memberikan harga termurah disetiap pelayanan penjualan. Selain itu AirAsia berusaha keras untuk memaksimalkan keuntungan melalui harga hematnya dengan layanan berkualitas.

Dini Putri Melati : Sistem Dan Prosedur Pelayanan Checkin Domestik PT. Indonesia Airasia Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009

Misi:

PT. Indonesia AirAsia akan terus melakukan pengembangan serta penambahan armada untuk memenuhi antusiasme masyarakat terhadap hadirnya maskapai dengan konsep Low Cost Carrier (LCC) yang aman dan nyaman di Indonesia. PT. Indonesia AirAsia ingin semua masyarakat Indonesia, baik tua-muda, balita-lansia, sehat maupun cacat merasakan terbang dengan nyaman dan aman.

3.3Armada Pesawat AirAsia

Desember 2004 AWAIR diluncurkan kembali sebagai maskapai penerbangn bertarif rendah untuk melayani rute domestik di Indonesia. Tujuan pertama yang diperkenalkan: Jakarta - Medan & Jakarta - Balikpapan . Januari 2005 meluncurkan rute Jakarta - Surabaya, Jakarta - Denpasar (Bali) Menangguhkan rute Jakarta – Singapura. Februari 2005 meluncurkan rute Jakarta – Padang.

Mei 2005 pembukaan Padang Town Office. Juni 2005 pembukaan Medan Town Office.

Juli 2005 bersama AirAsia, AWAIR menjadi Official Low Cost Airline bagi Manchester United Football Club.

Agustus 2005 kedatangan armada ketigauntuk penambahan frekuensi .

September 2005 kedatangan armada keempat dan meluncurkan kembali rute Jakarta - Surabaya meluncurkan rute Jakarta - Batam dan Jakarta - Kuala Lumpur (Malaysia). Desember 2005 PT. Awair International mengganti nama perusahaan menjadi PT. Indonesia AirAsia

Dini Putri Melati : Sistem Dan Prosedur Pelayanan Checkin Domestik PT. Indonesia Airasia Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009

Maret 2006 kedatangan armada kelima, meluncurkan rute Medan - Penang, Surabaya - Kuala Lumpur, dan Surabaya - Balikpapan kedatangan armada keenam untuk penambahan frekuensi.

Februari 2007 kedatangan armada ke tujuh. April 2007 kedatangan armada ke delapan.

Indonesia AirAsia sekarang telah mengoperasikan sebelas armada Boeing 737-300 yang melayani delapan rute domestik, yaitu dari Jakarta ke Medan, Padang, Pekanbaru, Denpasar (Bali), Balikpapan, Surabaya, Batam dan Solo, serta lima belas rute internasional dari Jakarta, Bandung, Bali, Medan, Padang, Pekanbaru, Surabaya ke Kuala Lumpur (Malaysia), dari Jakarta ke Johor Bahru, Bangkok, Kota Kinabalu, Kuching dan Penang, dari Medan ke Penang (Malaysia) dan dari Bali ke Kota Kinabalu dan Kuching. Pesawat AirAsia jenis Boeing 737 di Kuala Lumpur, Armada AirAsia terdiri dari 20 buah Boeing 737-300 pada Maret 2005 namun akan digantikan dengan 60 buah Airbus A320. Dalam operasionalnya, maskapai ini didukung sekitar 60 pesawat jenis Airbus A320 dan Boeing 737-300.

3.4Struktur Organisasi PT. Indonesia AirAsia

Adapun kegiatan dari tiap-tiap bagian dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Station Manager (SM) bertugas:

a. Penanggung jawab seluruh kegiatan perusahan PT. Indonesia AirAsia.

b. Sebagai pimpinan perusahaan, menguasai seluruh kegiatan perusahaan dan juga melaksanakan peraturan-peraturan yang telah di tetapkan.

Dini Putri Melati : Sistem Dan Prosedur Pelayanan Checkin Domestik PT. Indonesia Airasia Bandara Polonia Medan, 2009. USU Repository © 2009

maintenance dan kegiatan administrasi.

d. Mempertanggung jawabkan keuangan, antara lain pendapatan penjualan dan pengeluaran .

2. Duty Executive (DE) bertugas:

a. Membantu Station Manager dalam perencanaan dan pelaksanaan untuk memenuhi target penjualan yang harus dicapai dengan target yang telah ditentukan.

b. Mengawasi kegiatan reservasi

c. Mengawasi kegiatan pada saat checkin

3.. Guest Service Assistant (GSA) / Guest Service Official (GSO) a. Bertanggung jawab atas kegiatan administrasi

Dokumen terkait