• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II

LANDASAN TEORI

Televisi yang kita ketahui adalah sebuah gambar bergerak yang disertai dengan suara. Gambar yang kita lihat di layar televisi adalah hasil produksi dari sebuah kamera. Hasil tersebut akan dipancarkan oleh pemancar televisi (transmitter). Pada system pemancar televisi, ada dua informasi yang ditransmisikan yaitu sinyal suara dan gambar. Pada awalnya informasi visual diubah dari objek gambar menjadi sinyal listrik sedangkan sinyal suara di pancarkan oleh modulasi frekuensi (FM) pada suatu gelombang terpisah dalam satu saluran pemancar yang sama dengan sinyal gambar. Kemudian gelombang yang dipancarkan dari stasiun pemancar televisi akan ditangkap oleh antena televisi penerima (receiver).

Chasis TV atau Rangkaian mesin Televisi adalah suatu perangkat yang terdiri dari beberapa rangkaian elektronika yang digunakan untuk menerima siaran televisi dengan tabung gambar sebagai tampilannya. Beberapa rangkaian ini merupakan kesatuan yang utuh, sehingga alat ini akan bekerja maksimal, jika semua rangkaian ini berfungsi dan saling terhubung antara rangkaian yang satu dengan rangkaian yang lain.

2.1 Rangkaian Tegangan Tinggi dan Tegangan Rendah

Sebuah rangkaian Catu Daya berguna menyearahkan masukan AC (bolak – balik) agar memberikan keluaran DC (arus searah). Chasis televisi memiliki beberapa penyearah daya pada tegangan-tegangan kerja arus searah (DC) yang dibutuhkan. Tegangan tinggi diperlukan untuk anoda, atau ultor tabung gambar. Tegangan rendah diperlukan untuk penguat – penguat sinyal kecil seperti penguat – penguat penyelarasan, penguat IF, penguat Kroma, dan tingkatan dalam penyetala RF. Kebutuhan tegangan catu daya dalam chasis TV mempunyai rincian sebagai berikut :

- 25 kV untuk anoda tabung gambar atau ultor - 5 kV untuk kisi pemusatan tabung gambar - 700 V untuk kisi layar tabung gambar - 200 V untuk tingkat keluaran video - 130 V untuk tingkat keluaran horizontal

- 18 sampai 35 Volt untuk penguat – penguat yang menggunakan transistor – transistor sinyal kecil dan unit-unit rangkaian terpadu (IC).

2.1.1 CATU TEGANGAN TINGGI FLYBACK

Transformator keluaran horizontal T1 mempunyai gulungan tegangan tinggi yang memberikan tegangan sekitar 8,5 kV masukan pulsa tripler (pelapis tiga) tegangan. Unit ini memiliki tiga penyearah internal. Pulsa Flyback dibangkitkan oleh flyback horizontal yang cepat. Keluaran searah (DC) dari tripler yakni sekitar 25 kV dihubungkan ke tombol ultor pada tabung gambar. Kapasitasnya sebesar mendekati 1.500 pF adalah kapasitor penapis.

2.1.2 CATU TEGANGAN RENDAH

Nilai-nilai yang dibutuhkan untuk tegangan searah lebih rendah jika dibandingkan dengan keluaran transformator horizontal T1.

Tegangan rendah ini dihasilkan oleh kombinasi penyearah saluran yang memiliki masukan dari jaringan daya searah dan penyearah-penyearah yang dihubungkan pada setiap rangkaian- rangkaian berikutnya.

AFT

Penala Detector Video

Speaker Rangkaian Suara AGC Penguat IF Penguat Video Defleksi Sinkronisasi Catudaya CRT

Rang

Secara garis besar blok tersebut memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut :

2.2 Rangakaian Penala (Tuner)

Rangkaian ini terdiri dari penguat frekuensi tinggi (penguat HF), pencampur (mixer), dan osilator local. Mixer (pencampur) dan Osilator Local mempunyai fungsi untuk merubah gelombang atau sinyal televisi menjadi sinyal frekuensi IF (Intermediate Frequency), sedangkan penguat HF (frekuensi tinggi) mempunyai fungsi untuk memperkuat sinyal RF yang sebelumnya telah dipilih oleh selector

Gambar 2.2 Blok rangkaian Televisi, model dan jenisnya bermacam – macam, tergantung merek TV yang digunakan

Rangkaian Penala Tuner kaian Penguat IF Rangkaian AGC sebagian di dalam tuner Defleksi Horizontal Defleksi Rangkaian Defleksi Sinkronisasi Rangkaian Suara Vertikal Rangkaian Chroma/Warna

(pemilih gelombang) sesuai dengan frekuensi pemancar untuk kemudian hasil dari proses pen uatan ini dim ukkang as pada bagian Mixer.

adi dengan kata lain Rangkaian penala berfungsi untuk menerima sinyal masuk

2.2.1 Penguat HF

nguat frekuensi tinggi) merupakan sirkuit yang digunakan

- Syarat yang harus dipenuhi oleh rangkaian ini yaitu harus mampu J

(gelombang TV) dari antenna dan mengubahnya menjadi sinyal frekuensi IF. Gambar 2.3 Tuner TV

- Penguat HF (pe

untuk memperkuat sinyal RF yang teleh dipilih oleh bagian selector, untuk kemudian sinyal yang telah menjalani proses penguatan itu dimasukkan pada bagian mixer.

membangkitkan atau menghasilkan penguatan (gain) yang besar, karena perbandingan sinyal atau noise (rasio S/N) pada televise warna ditentukan oleh bagian ini.

Gambar 2.4 Blok Bagian Tuner TV. Di dalamnya terdapat rangkaian penguat IF dan kadang-kadang juga AGC

Penguat HF OSILATO R LOKAL MIXER Ke penguatt Dari Antena IF gambar Dari AFT Siny bar dan Sinyal IF gambar

al pembawa dan suara

gam pembawa suara

- Disamping harus menghasilkan penguatan yang besar, penguat HF juga harus mampu menekan menekan seminim mungkin distorsi yang mungkin timbul. Begitu juga karakteristik frekuensi pada penguat HF dalam hal Channel, frekuensi yang diterima harus bisa rata serta selisih penguatan antara channel-channel yang diterima harus bisa seminimal mungkin.

2.2.2 SIRKUIT BAGIAN MIXER

- Bagian tingkat mixer (pencampur) ini berfungsi untuk mencampur sinyal pembawa yang diterima diterima dan dipilih oleh selector serta setelah diperkuat oleh penguat HF dengan sinyal RF yang datang dari bagian osilator local.

- Untuk frekuensi pembawa gambar pada sinyal IF sebesar 38,9 MHz, sedangkan untuk pembawa suara sebesar 33,4 MHz, selisih antara pembawa gambar dengan pembawa suara dalam keadaan tetap, yaitu 5,5 Mhz.

- Sinyal hasil dari keluaran mixer ini mempunyai ampitudo yang lebih tinggi dengan frekuensi yang lebih rendah.

- Dengan demikian sinyal keluaran dari bagian mixer ini masih merupakan dua sinyal pembawa yaitu sinyal pembawa gambar dan sinyal pembawa suara. Dalam hal ini frekuensi suara jauh lebih rendah dibanding frekuensi yang ada pada sinyal pembawa gambar.

2.2.3 BAGIAN OSILATOR LOKAL

- Osilator merupakan bagian yang digunakan untuk membangkitkan listrik AC frekuensi tinggi dengan amplitude serta rekuensi tertentu yang tetap (konstan).

- Pada umumnya untuk penerima televisi warna, bagian osilator local ini menggunakan jenis osilator Colpits. Sebab jenis oskilator ini mempunyai sifat kestabilan yang bagus, juga sirkuitnya mudah dan sederhana.

- Frekuensi dari osilator harus stabil karena jika osilator ini tidak stabil atau tergeser maka pesawat televisi tidak akan dapat memproduksi gambar.

2.3 Rangakaian Penguat IF (Intermediate Frequency)

Rangkaian ini berfungsi sebagai penguat sinyal hingga 1.000 kali. Sinyal output yang dihasilkan penala (tuner) merupakan sinyal yang lemah dan sangat tergantung pada jarak pemancar, posisi penerima, dan bentang alam. Rangkaian ini juga berguna untuk membuang gelombang lain yang tidak dibutuhkan dan meredam interferensi pelayangan gelombang pembawa suara yang mengganggu gambar.

Gambar 2.5 Penguat IF. Lingkaran merah menunjukkan rangkaian IF dan sebagian berada didalam tuner

Pada bagian penguat menengah ini merupakan bagian yang menerima sinyal masukan dari bagian mixer. Sedangkan tegangan masukan IF didapat dari bagian AGC (Automatic Gain Control) sehingga tegangan output pada penguat IF akan selalu konstan walaupun tegangan yang ada pada bagian inputnya bersifat variable. Disamping itu sinyal pembawa suara harus diambil lebih dahulu sebelum masuk lebih lanjut pada bagian detector video, dan sinyal yang diambil itu diumpankan ke bagian detector suara 5,5 MHz. Sinyal input yang diumpankan ke bagian AFT (Automatic Fine Tuning) juga diambil dari bagian ini. Dan perlu diketahui bahwa penguat IF terdiri dari tiga tingkat penguatan, ketiga penguatan dari rangkaian yang

ada pada penerima televisi bergantung pada penguatan yang dilakukan oleh penguat IF, begitu juga baik buruknya gambar yang dihasilkan sangat ditentukan oleh karakteristik respon frekuensi penguat IF.

2.4 Rangakaian Detector Video

Rangkaian ini berfungsi sebagai pendeteksi sinyal video komposit yang keluar dari penguat IF gambar. Selain itu, rangkaian ini berfungsi pula sebagai peredam seluruh sinyal yang mengganggu karena apabila ada sinyal lain yang masuk akan mengakibatkan buruknya kualitas gambar. Salah satu sinyal yang diredam adalah sinyal suara.

Pada rangkaian ini sering menggunakan sebuah diode detector untuk menyearahkan sinyal gambar. Dioda detector mempunyai sifat linearitas yang baik dan memiliki distorsi yang kecil. Dioda yang digunakan pada rangkaian ini biasanya dari jenis germanium. Susunan sinyal gambar yang keluar dari output penguat IF diumpankan ke anoda detector dioda. Setelah dilakukan pendeteksian secukupnya polaritas dari sinyal gambar yang keluar dari katoda menjadi bertaraf

negatif (berarti polaritas dari output katoda adalah negatif)

2.5 Rangkaian Penguat Video

Rangakaian ini berfungsi sebagai penguat sinyal luminan yang berasal dari detector video sehingga dapat menjalankan layar kaca atau CRT (Catode Ray Tube). Di dalam rangkaian penguat Video terdapat pula rangkaian ABL (Automatic Brightness Level) atau pengatur kuat cahaya otomatis yang berfungsi untuk melindungi rangkaian tegangan tinggi dari tegangan muatan lebih yang disebabkan oleh kuat cahaya pada layar kaca. Disamping itu, pada rangkaian ini juga disertai dengan rangkaian pembangkit komponen searah (DC) sinyal televisi agar dapat menghasilkan gambar yang baik pada tabung gambar.

2.6 Rangkaian AGC (Automatic Gain Control)

Rangkaian AGC berfungsi untuk mengatur penguatan input secara otomatis. Rangkaian ini akan menstabilkan sendiri input sinyal televisi yang berubah–ubah baik channel yang satu dengan channel yang lainnya sehingga output yang dihasilkan menjadi konstan.

Cara kerja dari rangkaian ini yaitu apabila ada sinyal masuk melalui tuner, kemudian sinyal ini akan diumpankan ke bagian penguat pertama yaitu penguat HF, didalam penguat HF ini penguatan sinyal akan naik apabila taraf sinyal yang diterima turun dan sebaliknya penguatan sinyal akan turun apabila taraf sinyal yang diterima naik.

Dengan kondisi yang demikian taraf sinyal masukan yang variable menjadi stabil. Semua taraf sinyal RF yang berguna akan dapat disajikan dalam taraf keluaran

amplitudo yang konstan pada detector video yang pada akhirnya amplitudo pada tabung gambar juga akan menjadi konstan. Ada tiga metoda untuk menghasilkan tegangan pengontrol AGC : yaitu metoda AGC dengan nilai rata-rata, metoda AGC dengan nilai puncak, dan metoda AGC dengan metoda AGC terkunci. Dari ketiga metoda tersebut yang paling banyak digunakan adalah metoda AGC terkunci. Karena metoda AGC tekunci ini hanya akan bekerja jika pulsa sinkronisasi ada sehingga gangguan yang disebabkan oleh noise hanya sedikit sekali. Dan metoda ini sistem kerjanya mampu menyesuaikan apabila terjadi perubahan cepat terhadap sinyal input. Sedangkan untuk kedua metoda yaitu metoda AGC dengan nilai rata-rata dan metoda AGC nilai puncak sekarang sudah tidak digunakan lagi karena dari kedua metoda ini masih terdapat noise sehingga sebelum sampai pada sirkuit deteksi AGC perlu adanya sikuit lagi untuk menghilangkan noise tersebut.

Gambar 2.6 Rangkaian “Pengatur Penguat Otomatis” (AGC) Lingkaran biru Menunjukkan komponen AGC sebagian di dalam IC dan Sebagian Tuner

Penguat RF Detector Video Penguat IF Rangkaian Penghapus Nise AGC RF Detector AGC Osilator Lokal MIxer Penguat Video 1 Penguat AGC Antena Ke Penguat Video 2

Gambar 2.7 Diagram Blok “Pengatur Penguat Otomatis” (AGC)

2.7 Rangkaian Penstabil Penerima Gelombang TV

Rangkaian penstabil penerima gelombang TV di antaranya adalah AGC dan AFT. AGC (automatic gain control) akan menguatkan sinyal jika sinyal yang diterima terlalu lemah. Sebaliknya, jika sinyal yang diterima terlalu besar, AGC dengan sendirinya akan memperkecil sinyal. Sementara itu, AFT (automatic fine tuning) atau penala halus secara otomatis akan mengatur frekuensi pembawa gambar dari penguat IF secara otomatis.

2.8 Rangkaian Defleksi Sinkronisasi

Rangkaian ini terdiri dari empat blok, yaitu rangkaian sinkronisasi, rangkaian defleksi vertical, rangkaian defleksi horizontal dan rangkaian pembangkit tegangan tinggi.

- Rangkaian Sinkronisasi : Pada rangkaian ini yang pertama harus dilakukan adalah memisahkan pulsa-pulsa sinkronisasi dari sinyal video. Pemisahan ini dapat dibedakan berdasarkan amplitudo. Untuk sinyal gambar biasanya berada pada taraf 30% sedangkan sisanya adalah susunan sinyal video yang tidak dikehendaki

- Rangkaian defleksi Vertikal : Arus defleksi vertical dan arus control konvergensi masih diperkuat lagi oleh tingkat output vertical. Karena pada bagian output vertical ini membutuhkan daya yang lebih besar dari tingkat – tingkat yang lain, maka pada bagian output ini dilengkapi dengan transistor yang mempunyai karakteristik daya tinggi.

- Rangkaian defleksi horizontal : pada rangkaian ini berguna untuk mendefleksikan berkas, jadi pada bagian ini harus mampu mendefleksikan bintik telusur dalam tabung gambar secara horizontal (dari kiri ke kanan) dan juga harus sinkron dengan apa yang dilakukan oleh kamera. Dengan demikian bagina ini harus mampu membangkitkan arus listrik dengan bentuk gelombang gigi gergaji yang mempunyai frekuensi sebesar 15.625 Hz.

Gambar 2.8 Rangkaian defleksi horizontal dan vertikal sebagian berada di dalam trafo Flyback

2.9 Rangkaian Suara

Suara yang kita dengar adalah hasil kerja dari rangkaian ini, sinyal pembawa IF suara akan dideteksi oleh modulator frekuensi (FM). Sebelumnya, sinyal ini dipisahkan dari sinyal pembawa gambar. Proses pertama kali yang dilakukan adalah pendeteksian sinyal pembawa IF suara yang mempunyai frekuensi 5,5 MHz, dimana frekuensi ini sama persis dengan selisih antara pembawa gambar dan pembawa suara, kemudian hasilnya diperkuat oleh sirkuit audio.

2.9.1 Detektor 5,5 MHz

Beda antara frekuensi sinyal pembawa gambar dengan sinyal pembawa suara adalah 5,5 MHz. Dengan mengambil selisih 5,5 MHz maka dihasilkan sinyal IF suara, selisih tersebut tidak akan pernah berubah.

2.9.2 Penguat Menengah Suara

Sinyal IF suara dengan frekuensi yang lebih rendah, yaitu 5,5 MHz yang dikeluarkan dai detector 5,5 MHz dimasukkan ke tingkat penguat menengah suara untuk diperkuat lebih lanjut agar nantinya dapat dihasilkan level amplitudo yang cukup untuk keperluan detector FM . Dengan demikian fungsi utama penguat IF suara ( penguat menengah suara ) adalah untuk memperkuat sinyal IF suara.

2.9.3 Detektor FM

Detektor suara (Sound Detector) digunakan untuk memisahkan sinyal audio (AF) dari sinyal IF termodulir yang frekuensinya masih cukup tinggi sehingga belum dapat didengar. Detektor yang digunakan dalam televise berwrna yaitu detector FM.

2.9.4 Penguat Akhir

Bagian penguat akhir suara “AF Amplifier” (penguat audio frekuensi) digunakan untuk memperkuat sinyal-sinyal AF yang keluar dari detector suara. Pada bagian penguat akhir ini bisa terdiri dari dua tingkat dan bisa pula terdiri dari tiga tingkat. Untuk bagian tingkat terakhir, baik itu yang menggunakan sistem dua tingkat atau tiga tingkat penguatan, ada pula yang menggunakan sistem penguat tunggal dan

Penguat IF suara Penguat akhir Detektor FM Detector 5,5 MHz Dari penguat IF gambar Speaker Gambar 2.9 Diagram Blok Bagian Suara

ada pula yang menerapkan sistem penguat balans. Macam ragam dari tingkat penguat akhir ini banyak sekali, bahkan untuk televisi keluaran baru seringkali dilengkapi dengan pengatur nada seperti bass dan treble.

Sesudah sinyal AF itu diperkuat sesuai kebutuhan, maka sebagai keluarannya diumpankan ke speaker untuk diubah menjadi suara sebagaimana yang bisa didengar bersama.

Gambar 2.10 Rangkaian suara. Jika Suara TV lemah atau tidak keluar, biasanya ada komponen yang rusak

2.10 Rangkaian Catu Daya (Power Supply)

Rangkaian ini berfungsi untuk mengubah arus AC menjadi DC yang selanjutnya didistribusikan ke seluruh rangkaian

Pada gambar, rangkaian catu daya dibatasi oleh garis putih pada PCB dan daerah di dalam kotak merah. Daerah di dalam garis putih adalah rangkaian input yang merupakan daerah tegangan tinggi (live area). Sementara itu, daerah didalam kotak merah adalah output catu daya yang selanjutnya akan mendistribusikan tegangan DC keseluruh rangkaian TV.

Gambar 2.11 Rangkaian Catu daya, daerah putih menandakan daerah tegangan tinggi yang

2.11 Tabung Gambar

Salah satu komponen yang paling berperan dalam menghadirkan gambar dan warna-warna adalah tabung gambar warna. Dalam tabung gambar TV warna terdapat tiga berkas electron yang dibangkitkan oleh tiga penembak electron. Satu penembak memancarkan berkas merah, satu penembak memancarkan berkas hijau dan satu penembak lagi memancarkan berkas biru. Masing-masing berkas yang dibangkitkan oleh ketiga penembak tersebut nantinya akan mengenai bintik-bintik fosfor merah, fosfor hijau dan fosfor biru yang secar efektif mengenai masing-masing fosfor, sehingga bintik-bintik itu menyala membentuk gambar warna yang baik. Masing-masing dari penembak electron tidak memancarkan berkas-berkas berwarna, melainkan memancarkan berkas electron yang bergetar pada frekuensi dan intensitas yang sama dengan warna-warna bersangkutan. Sebenarnya masing-masing bintik fosfor, yaitu bintik fosfor merah, hijau dan biru satu sama lain tidak bergandengan, tetapi karena letaknya nyaris berimpitan maka bayangan yang ditimbulkan kelihatan sebagai satu bintik, ( mata manusia tidak mempunyai kemampuan untuk menangkap sela-sela antara bintik.

Untuk memperoleh reproduksi gambar dan warna yang benar-benar bagus dari setiap penampilan warna, maka setiap tabung gmbar TV warna harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

1. Tabung gambar TV warna harus mampu membangkitkan gambar atau bayangan dengan warna yang murni

Yang dimasud dengan warna murni yaitu ketiga penembak elektron harus benar-benar menghasilkan warna asli (bukan warna pemalsuan), penembak electron merah harus menghasilkan bayangan yang benar-benar berwarna merah, penembak biru harus benar-benar menghasilkan warna biru, dan penembak hijau harus benar-benar menghasilakn warna hijau

2. Semua gambar atau bayangan yang dihasilkan oleh ketiga penembak elektron harus jatuh saling berhimpitan

3. Semua gambar atau bayangan harus berada dalam berbandingan intensitas yang tepat.

Layar bintik fosfor

Pelindung Magnet Penjepit

gandar

Baji karet untuk penyetelan

Penjepit Magnet Leher Rakitan Konvergensi Cincin Pemurni

Tombol Kontak Anoda Deflection

yoke

Lonceng atau corong

Gambar 2.12 Tabung Gambar TV Berwarna

Tombol Kontak Anoda (ultor) untuk senapan electron memiliki tegangan tinggi positif yang diperlukan untuk mempercepat elektron – electron menuju layar pada terang yang diinginkan. Ultor adalah istilah lazim digunakan untuk semua elektroda yang memiliki tegangan pemercepat maksimum. nilai tegangan untuk anoda yaitu :

- 3kV untuk tabung gambar 1 inci - 10kV untuk tabung gambar 12 inci - 20kV untuk tabung gambar 19 inci - 30kV untuk tabung gambar 25 inci

Rongga ultor pada tabung gambar mempunyai diameter sekitar ¼ inci (6,4 mm). Kabel penghubung dari sumber tegangan tinggi dipertahankan didalam rongga oleh

sebuah penjepit pegas. sebuah tutup isap karet dengan diameter sekitar 1 Inci (25,4 mm) menutup rongga guna melindunginya terhadap kontak dengan tegangan tinggi. Table 1 :

FOSFOR LAYAR YANG LAZIM UNTUK TABUNG-TABUNG SINAR KATODA NIOMOR

FOSFOR WARNA KETAHANAN PENGGUNAAN

P1 Hijau sedang Osiloskop

P4 Putih Sedang - singkat Tabung gambar monokrom

P22 P31 Merah, Hijau, Biru Hijau Sedang Sedang - singkat

Tabung gambar tiga warna osiloskop

Untuk penyetelan kemurnian warna (color purity adjustment) pada tabung haruslah tepat, karena jika penyetelan warna yang tidak tepat akan mengakibatkan gambar yang jelek, warna tidak terfokus dan warna tampak berbayang. Dalam hal ini, kemurnian warna sangatlah penting, dengan mengaktifkan senapan-senapan merah, hijau dan biru secara berurutan akan menghasilkan raster-raster murni merah, hijau dan biru. Dengan semua ketiga senapan bekerja dan arus-arus berkas setimbang dengan tepat, rasternya akan seragam, yaitu putih netral.

ada 2 langkah dasar untuk menyusun pengaturan pendaratan berkas secara tepat, yakni menggerakkan magnet pemurnian warna dan menggerakkan gander defleksi.

1. Pertama, berkas electron diarahkan oleh magnet pemurnian warna. Ia dipasang dibelakang gandar menuju soket tabung. Medan magnet dari cincin-cincin bertindak sebagai pengontrol pemusatan, sehingga ketiga berkas semuanya dapat diarahkan ke pusat-pusat defleksinya secara tepat

2. Kedua, gandar defleksi degerakkan sepanjang sumbu panjang tabung guna menempatkan pusat defleksi pada jarak yang sangat tepat dari topeng naungan (shadow mask).

Penyetelan warna yang baik akan sukar didapat, dan barang kali tidak mungkin tercapai , kecuali jika konvergensi statik mendekati hampir tepat, dan magnetisasi tabung gambar dihilangkan.

2.11.1 MENGHILANGKAN MAGNETISASI (DEGAUSSING) TABUNG GAMBAR BERWARNA

Degaussing berarti “menghilangkan magnetisasi”. Tujuan degaussing adalah menghilangkan flusks magnetic dari logam-logam yang yang telah termagnetisasi. Dalam pesawat penerima berwarna, casis baja dan penopangnya, yaitu kerangka

bagian dalam yang menahan toprng naungan, dan topengnya sendiri semuanya terpengaruh oleh magnetisasi yang terinduksi. Medan-medan magnet lokal ini dapat mempengaruhi lintasan elektrondidalm tabung gambar, yang menyebabkan kesalahan dalam pendaratan berkas dan mengakibatkan pencemaran kemurnian warna. Untuk alasan ini, pengeras suara, mainan dan alat-alat lain yang mengandung magnet sebaiknya dijauhkan dari peswat penerima berwarna, akan tetapi suatu medan, yakni medan magnet bumi dimana semuanya kita berada, tidak dapat dihindari. Magnetisme yang berkaitan dengan bumi (terrestrial) adalah alasan utama mengapa degaussing perlu bagi tabung-tabung gambar berwarna. Jika dibandingkan dengan tabung gambar monokrom, dalam tabung gambar televisi monokrom, magnetisasi bukanlah masalah. Akan tetapi untuk tabung televisi berwarna, magnetisasi mempengaruhi kemurnian warna dan konvergensi (pengumpulan) untuk ketiga berkas electron.

2.11.2 MENGHILANGKAN MAGNETISASI SECARA OTOMATIS

Menghilangkan magnetisasi secara otomatis (ADG – Automatic Degaussing) dirancang untuk menghilangkan magnet bumi, tidak peduli kearah mana pesawat televisi menghadap. Dengan cara ini, magnetisasi tabung gambar dihilangkan secara otomatis setiap kali penerima televisi dihidupkan, suatu susunan kumparan degaussing dipasang didalam kekang (harness) peopang tabung diatas, dibawah, dan pada sisi-sisi layar. Pada saat pertama kali televisi dihidupkan, suatu arus yang kuat dari masukan arus bolak-balik akan melalui kumparan ini, kemudian arus berkurang dengan cepat sampai suatu nilai yang dapat diabaikan dalam waktu kurang dari satu detik. biasanya akan terdengar terjadinya degaussing jika sebuah televisi berwarna

Dokumen terkait