Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari penulis untuk pengembangan sistem.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penyakit Jantung Koroner
Penyakit jantung koroner (PJK) adalah suatu kelainan disebabkan oleh penyempitan atau penghambatan pembuluh arteri yang mengalirkan darah ke otot jantung. Bilamana penyempitan ini menjadi parah maka dapat terjadi serangan jantung. Adapun penyempitan pembuluh arteri ke otak dapat menimbulkan stroke. Otot jantung diberi oksigen dan nutrisi yang diangkut oleh darah melalui arteri-arteri koroner utama yang bercabang menjadi sebuah jaringan pembuluh lebih kecil yang efisien. Sedangkan arteri ke otak yang mengangkut substansi yang sama.
Jantung berfungsi memompa darah ke seluruh tubuh. Untuk itu otot jantung memerlukan oksigen dan nutrisi yang cukup. Oksigen dan nutrisi diangkut oleh darah melalui pembuluh darah khusus yang disebut arteri koroner. Persoalan akan timbul bila oleh sesuatu sebab terdapat halangan atau kelainan di arteri koroner, sehingga tidak cukup suplai darah, yang berarti juga kurangnya suplai oksigen dan nutrisi untuk menggerakkan jantung secara normal. Keadaan di atas dikenal sebagai penyakit jantung koroner (PJK). Apabila aliran darah terhalang di arteri yang menuju ke otak, akan terjadi stroke. Dengan tubuh semakin tua dan memburuk oleh bermacam-macam faktor risiko seperti te kanan darah tinggi, merokok, kadar kolesterol darah yang abnormal—pembuluh menjadi usang, dan pembuluh arteri menjadi sempit, kaku, tidak elastis
dan tersumbat, persis seperti karatan pada korosi pipa air. Inilah yang menyebabkan PJK.
2.1.1 Faktor-faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner.
Memasuki usia 45 tahun bagi pria.
Sangat penting bagi kaum pria untuk menyadari kerentanan mereka dan mengambil tindakan positif untuk mencegah datangnya penyakit jantung
Bagi wanita, memasuki usia 55 tahun atau mengalami menopause dini (sebagai akibat operasi).
Wanita mulai menyusul pria dalam hal resiko penyakit jantung setelah mengalami menopause.
Riwayat penyakit jantung pada keluarga.
Serangan riwayat jantung di dalam keluarga sering merupakan akibat dari profil kolesterol yang tidak normal.
Diabetes.
Kebanyakan pendertia diabetes meninggal bukanlah karena meningkatnya level gula darah, namun karena kondisi komplikasi jantng mereka.
Merokok.
Resiko penyakit jantung bagi perokok setara dengan 100 pon kelebihan berat badan jadi tidak mungkin menyamakan keduanya.
Tekanan darah tinggi ( Hipertensi ).
9
Obesitas tengah ( perut buncit ) adalah bentuk dari kegemukan. Walaupun semua orang gemuk cenderung memiliki penyakit jantung, orang dengan Obesitas tengah lebih – lebih lagi.
Gaya hidup buruk.
Gaya hidup yang buruk merupakan salah satu akar penyebab penyakit jantung, dan menggantinya dengan kegiatan fisik merupakan salah satu langkah paling radikal yang dapat diambil.
Stress.
Banyak penelitian yang sudah menunjukkan bahwa, bila menghadapi situasi yang tegang, dapat terjadi arithmias jantung yang membahanyakan jiwa.
2.2 Java 2 Micro Edition (J2ME)
Menurut M.Shalahuddin dan Rosa A.S (2006), Java 2 Micro Edition atau yang biasa disebut J2ME adalah lingkungan pengembangan yang di desain untuk meletakkan perangkat lunak Java pada barang eletronik beserta alat pendukungnya. Pada J2ME, jika perangkat lunak berfungsi baik pada perangkat maka belum tentu juga berfungsi baik pada perangkat lainnya. J2ME membawa Java ke dunia informasi, komunikasi, dan perangkat komputasi selain perangkat komputer desktop yang biasanya lebih kecil dibandingkan perangkat komputer desktop. J2ME biasa digunakan pada telepon selular atau Handphone, pager, personal digital assistants (PDA’s) dan sejenisnya.
J2ME adalah bagian dari J2SE (Java 2 Standard Edition) karena itu tidak semua library yang ada pada J2SE dapat digunakan pada J2ME. Tetapi J2ME mempunyai beberapa library khusus yang tidak dimiliki J2SE. Teknologi J2ME juga memiliki beberapa keterbatasan, terutama jika diaplikasikan pada ponsel. J2ME sangat tergantung pada perangkat (device) yang digunakan, bisa dari segi ponsel, maupun kemampuan ponsel, dan dukungannya terhadap teknologi J2ME.
Menurut Raharjo dan Heryanto (2007), Java adalah bahasa pemrograman yang disusun oleh James Gosling dan dibantu oleh rekan-rekannya seperti Patrick Naughton, Chris Warth, Ed Frank, dan Mike Sheri dan pada tahun 1991 di suatu perusahaan perangkat lunak bernama
Sun Microsystems. Bahasa pemrograman ini mula-mula diinisialisasi dengan nama ″Oak″, namun pada tahun 1995 diganti namanya menjadi
″Java″.
Alasan utama pembentukan bahasa Java adalah untuk membuat aplikasi-aplikasi yang dapat diletakkan di berbagai macam perangkat elektronik, seperti microwave oven dan remote control, sehingga Java harus bersifat portable atau yang sering disebut dengan platform-independent (tidak tergantung pada platform). Itulah yang menyebabkan dalam dunia pemrograman java, dikenal adanya istilah ‘write once, run everywhere’, yang berarti kode program hanya ditulis sekali, namun dapat dijalankan di bawah platform manapun, tanpa harus melakukan perubahan kode program. Sun Microsystems telah mendefinisikan tiga buah edisi dari Java 2, yaitu sebagai berikut:
11
1. Java 2 Standard Edition (J2SE), yang digunakan untuk mengembangkan aplikasi-aplikasi desktop dan applet (aplikasi Java yang dapat dijalankan di dalam browser web).
2. Java 2 Enterprise Edition (J2EE), Merupakan superset dari J2SE yang
memperbolehkan untuk mengembangkan aplikasi-aplikasi berskala besar, yaitu dengan pembuatan aplikasi-aplikasi di sisi server dengan mengunakan EJBs (Enterprise JavaBeans), aplikasi web dengan menggunakan Servlet dan JSP (Java Server Pages) dan teknologi lainnya seperti CORBRA (Common Object Request Broker Architecture) dan XML (Extensible Markup Language).
3. Java 2 Micro Edition (J2ME), merupakan subset dari J2SE yang digunakan untuk menangani pemrograman di dalam perangkat-perangkat kecil, yang tidak memungkinkan untuk mendukung implementasi dari J2SE secara penuh.
J2ME merupakan sebuah kombinasi yang terbentuk antara sekumpulan interface Java yang sering disebut dengan Java API (Application Programming Interface) dengan JVM (Java Virtual Machine) yang didesain khusus untuk perangkat dengan ruang memori terbatas. Kombinasi tersebut kemudian digunakan untuk melakukan pembuatan aplikasi-aplikasi yang dapat berjalan pada mobile device.
Masing-masing dari perusahaan perangkat telah menyediakan JVM dan sekumpulan API yang diperlukan, sehingga tidak perlu dilakukan installasi JVM dan Java API ke dalam perangkat sehingga programmer
hanya berkonsentrasi dalam pengembangan aplikasinya dan memasukkannya kedalam perangkat tersebut.
J2ME sendiri pada dasarnya terdiri dari tiga buah bagian, yaitu: konfigurasi, profil, dan paket-paket opsional, seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.1
Gambar 2.1 Arsitektur J2ME
2.2.1 Connected Limited Device Configuration (CLDC)
CLDC atau Connected Limited Device Configuration adalah perngakat dasar dari J2ME, spesifikasi dasar yang berupa Library dan API yang diimplementasikan pada J2ME, seperti yang digunakan pada telepon selular, pager, dan PDA, perangkat tersebut dibatasi dengan keterbatasan memori, sumber daya, dan kemampuan memproses. Spesifikasi CLDC pada J2ME adalah spesifikasi minimal dari package, kelas, dan sebagian fungsi JVM (Java Virtual Machine) yang dikuangi agar dapat diimplementasikan dengan keterbatasan sumber daya pada alat – alat tersebut, JVM yang digunakan disebut KVM (Kilobyte Virtual Machine).
13
2.2.2 Mobile Information Device Profile (MIDP)
MIDP atau Mobile Information Device Profile adalah spesifikasi untuk profil J2ME. MIDP memiliki lapisan di atas CLDC, API tambahan untuk daur hidup aplikasi, antarmuka, jaringan, dan penyimpanan persisten. Pada saat ini terdapat MIDP 1.0 adalah API untuk multimedia. Pada MIDP 2.0 terdapat dukungan memainkan tone, tone sequence, dan file WAV walaupun tanpa adanya Mobile Media API (MMAPI).
Profil merupakan bagian perluasan dari konfigurasi. Artinya, selain sekumpulan kelas yang terdapat pada konfigurasi, terdapat juga beberapa kelas-kelas spesifik yang didefinisikan lagi dalam profil. Dengan kata lain, profil akan membantu secara fungsional yaitu dengan menyediakan kelas-kelas yang tidak terdapat pada level konfigurasi
Adapun profil yang sangat popular penggunaannya adalah profil yang disediakan oleh Sun Microsystems, yaitu yang dinamakan dengan MIDP. Beberapa profil yang tersedia untuk kebutuhan-kebutuhan spesifik lainnya:
- Personal Digital Assistant Profile (PDAP), yaitu profil untuk PDA yang memperluas fungsi-fungsi pada konfigurasi CLDC dan digunakan khusus untuk menambahkan kemampuan-kemampuan lebih apabila dibandingkan dengan penggunaan MIDP
- Foundation Profile, yaitu profil yang digunakan untuk konfgurasi CDC. Profil ini menambahkan beberapa kelas dari J2SE ke dalam konfigurasi CDC, dan berperan juga dalam pondasi untuk membentuk profil baru lainnya.
- Personal Profile, yaitu profil yang mendefinisikan ulang personal Java sebagai profil yang dapat digunakan sebagai profil dalam J2ME. Profil ini merupakan hasil perluasan dari Foundation profile
- Remote Method Invocation (RMI), yaitu profil yang menambahkan dukungan RMI ke dalam konfigurasi CDC.
2.2.2.1 MIDlet
MIDlet adalah aplikasi yang ditulis untuk MIDP. Aplikasi MIDlet adalah bagian dari kelas javax.microedition.midlet. MIDlet yang didefinisikan pada MIDP. MIDlet berupa sebuah kelas abstrak yang merupakan sub kelas dari bentuk dasar aplikasi sehingga antarmuka antara aplikasi J2ME dan aplikasi manajemen pada perangkat dapat terbentuk.
2.2.2.2Lifecycle MIDlet
MIDlet bekerja pada beberapa fase sebagai bagian dari lifecycle dan pasti selalu berada pada salah satu dari status berikut :
1. Paused, status ini dimasuki MIDlet setelah konstruktor dipanggil. Setelah MIDlet dijalankan,, maka kemungkinan status berikutnya adalah Paused atau Active.
2. Active, MIDlet sedang berjalan.
3. Destroyed, MIDlet dibebaskan dari resource dan shut down oleh
15
Gambar 2.2 Lifecycle MIDlet
Tampak pada gambar 2.2 bahwa pada saat pembuatan Midlet baru, mula-mula Midlet akan berada dalam keadaan Paused. Apabila proses pembuatan Midlet gagal atau mengakibatkan kesalahan, maka Midlet akan langsung berada pada keadaan Destroyed. Namun apabila proses pembuatan Midlet berjalan dengan baik, maka setelah Midlet dijalankan, maka AMS secara otomatis akan mengeksekusi method startApp() dan hal ini akan mengubah MIDlet untuk berada dalam keadaan Active dan dapat diubah kembali menjadi keadaan Paused melalui pemanggilan
method pauseApp() atau diubah menjadi keadaan Destroyed melalui pemanggilan method destroyApp(). Sebagai contoh, pada saat Midlet akan mengalami perubahan keadaan, yaitu dari Active menjadi Destroyed
Application Management Software (AMS) merupakan lingkungan tempat sebuah Midlet dapat di-install, dijalankan, dihentikan maupun
mengontrol keadaannya, yaitu dengan cara menjalankan (start), mengistirahatkan (pause) maupun menghentikannya (destroy) secara langsung oleh dirinya sendiri.
2.2.2.3Push Registry
Enrique (2003) mengemukakan bahwa Push Registry adalah suatu mekanisme dalam midlet untuk menghidupkan aplikasi midlet secara otomatis tanpa ada campur tangan dari pengguna, dengan mengirimkan sinyal tertentu ke handphone sehingga aplikasi di handphone bisa hidup. Sinyal yang dikirimkan bisa berupa sms, socket atau datagram.
Push Registry terletak di dalam klas
javax.microedition.io.PushRegistry pada MIDP 2.0. gambar 2.3 menjelaskan elemen-elemen Push Registry:
17
2.3 Thread
Sebuah thread adalah satuan dasar di mana sistem operasi mengalokasikan waktu prosesornya. Setiap thread menangani exception handlers, sebuah prioritas penjadwalan, dan satu set struktur di mana sistem akan menggunakannya untuk menyimpan konteks thread sampai ia terjadwal. Yang termasuk di dalam konteks thread adalah mesin, register
dan stack yang berada dalam alamat prosesnya.
Sebuah sistem operasi multitasking membagi waktu prosesor untuk proses atau thread yang membutuhkannya. Sistem mengalokasikan potongan waktu prosesor ke setiap thread yang dieksekusi. Thread yang sedang dieksekusi akan ditangguhkan ketika potongan waktunya habis, kemudian thread lain ganti dijalankan. Status thread ketika terjadi pergiliran disimpan di dalam antrian. Lama potongan waktu prosesor bergantung pada sistem operasi yang bersangkutan dan juga prosesornya sendiri. Karena tiap potongan waktu itu begitu singkatnya maka thread
ganda terlihat dieksekusi pada waktu yang bersamaan. Pada umumnya
thread digunakan untuk aplikasi yang:
Melakukan operasi yang membutuhkan waktu cukup lama. Membedakan task yang mempunyai prioritas berbeda-beda.
Mempertahankan antarmuka pemakai supaya tetap responsif, selama melakukan proses background.
2.3.1 Single Thread
VLSM (2003) menyebutkan bahwa setiap program java memiliki setidaknya sebuah thread, yaitu main yang merupakan single-thread
tersendiri di JVM. Java juga menyediakan perintah untuk membuat dan memodifikasi thread tambahan sesuai kebutuhan program.
Salah satu cara membuat thread secara eksplisit yaitu dengan membuat objek baru dari class yang telah extends class Thread. Cara lain adalah dengan overridemethodrun dari interface Runnable. Sebuah objek yang berasal dari subkelas Thread dapat dijalankan sebagai kontrol thread
yang terpisah dalam JVM. Membuat objek dari class Thread tidak akan membuat thread baru. Akan tetapi dengan method start() akan terbentuk
thread baru. Memanggil method start() untuk objek baru akan mengakibatkan 2 hal, yaitu: 1. Mengalokasikan memori dan menginisialisasi sebuah thread baru dalam JVM, 2. Memanggil method run, membuat thread dapat dijalankan oleh JVM (Catatan: Method run dijalankan jika method start()dipanggil. Memanggil method run secara langsung hanya menghasilkan single-thread tambahan selain main. pembuatan thread dengan membuat objek baru dari class yang extends
19
Gambar 2.4 Syntak Membuat Thread pada Java
2.3.2 Multi Thread
Multithreading memungkinkan suatu aplikasi memproses lebih dari satu pekerjaan pada saat yang bersamaan. Saat menggunakan
multithreading, satu thread memproses antarmuka sementara thread lain melakukan kalkulasi-kalkulasi intensif atau memproses di latar. Bahasa pemrograman Java memfasilitasi multithreading, sehingga para pengembang program dapat dengan mudah menggunakan kemudahan ini.
Cara paling mudah untuk membuat proses latar yang dapat berproses di thread-nya sendiri dengan datanya sendiri adalah membuat suatu obyek khusus untuk proses latar. Tujuan dilakukannya hal ini adalah baik, sepanjang dapat menyederhanakan pembuatan aplikasi multithread. Jika background thread melakukan proses di dalam obyeknya sendiri, maka ia dapat memakai variable instan dari obyek tersebut tanpa khawatir
bahwa mereka akan dipakai oleh thread yang lain. Avestro (2007) menggambarkan perbedaan proses yang dilakukan antara single-thread
dengan multithread pada Gambar 2.5
Gambar 2.5 Perbedaan antara proses SingleThread dan Multi Thread
2.4 Unified Modelling Language (UML)
Dalam suatu proses pengembangan software, analisa dan rancangan telah merupakan terminologi yang sangat tua. Pada saat masalah ditelusuri dan spesifikasi dinegosiasikan, dapat dikatakan bahwa kita berada pada tahap rancangan. merancang adalah menemukan suatu cara untuk menyelesaikan masalah, salah satu tool/model untuk merancang pengembangan software yang berbasis object-oriented adalah UML. Alasan mengapa UML digunakan adalah, pertama, scalability dimana objek lebih mudah dipakai untuk menggambarkan sistem yang besar dan komplek. Kedua, dynamic modeling, dapat dipakai untuk pemodelan sistem dinamis dan real time. Sebagaimana dalam tulisan pertama, penulis
21
menjelaskan konsep mengenai obyek, OOA&D (Obyek Oriented Analyst/ Design) dan pengenalan UML, maka dalam tulisan kedua ini lebih ditekankan pada cara bagaimana UML digunakan dalam merancang sebuah pengembangan software yang disertai gambar atau contoh dari sebuah aplikasi.(http:www.staffsite.gunadarma.ac.id/wsilfi/index.php)
2.4.1 Use Case
Sebuah use case menggambarkan suatu urutan interaksi antara satu atau lebih aktor dan sistem. Dalam fase requirements, model use case
mengambarkan sistem sebagai sebuah kotak hitam dan interaksi antara aktor dan sistem dalam suatu bentuk naratif, yang terdiri dari input user dan respon-respon sistem. Setiap use case menggambarkan perilaku sejumlah aspek sistem, tanpa mengurangi struktur internalnya. Selama pembuatan model use case secara pararel juga harus ditetapkan obyek - obyek yang terlibat dalam setiap use case.
Perhatikan satu contoh sederhana dari proses perbankan, yaitu mesin teller otomatis (Automated Teller Machine-ATM) yang memberikan kemudahan pada customer - nya untuk mengambil uang dari rekening bank secara langsung. Pada proses ini terdapat satu aktor, yaitu
ATM Customer dan satu use case, yaitu Penarikan Dana. Proses ini dapat dilihat pada Gambar 2.6. Use case Penarikan Dana menggambarkan urutan interaksi antara customer dengan sistem, diawali ketika customer memasukan kartu ATM ke dalam mesin pembaca kartu dan akhirnya menerima pengeluaran uang yang dilakukan oleh mesin ATM.
Ga m ba r 2 .6 Con t oh a k t ifit a s Ak t or da n Use Ca se
2.4.2 Aktor
Sebuah aktor mencirikan suatu bagian outside user atau susunan yang berkaitan dengan user yang berinteraksi dengan sistem [Rumbaugh, Booch, dan Jacobson 1999]. Dalam model use case, aktor merupakan satu-satunya kesatuan eksternal yang berinteraksi dengan sistem.
Terdapat beberapa variasi bagaimana aktor dibentuk [Fowler dan Scott 1999]. Sebuah aktor sering kali merupakan manusia (human user). Pada sejumlah sistem informasi, manusia adalah satu-satunya aktor. Dan mungkin saja dalam sistem informasi, seorang aktor bisa saja menjadi suatu sistem eksternal. Pada aplikasi real-time dan distribusi, sebuah aktor bisa saja menjadi satu perangkat eksternal I/O atau sebuah alat pengatur waktu. Perangkat eksternal I/O dan pengatur waktu aktor secara khusus lazimnya berada dalam real-time yang tersimpan dalam sistem (real-time embedded systems), sistem berinteraksi dengan lingkungan eksternal melalui sensor dan aktuator.
Primary actor (aktor utama) memprakarsai sebuah use case. Jadi, suatu primary aktor memegang peran sebagai proaktif dan yang memulai aksi dalam sistem. Aktor lainnya yang berperan sebagai secondary aktor bisa saja terlibat dalam use case dengan menerima output dan memberikan
23
Biasanya adalah primary aktor (aktor utama). Bagaimanapun, dalam real-time embedded systems, primary aktor dapat berperan sebagai perangkat eksternal I/O atau pengatur waktu, penerima utama dari use case bisa menjadi secondary human aktor yang menerima sejumlah informasi dari sistem. Aktor manusia bisa saja menggunakan berbagai perangkat I/O untuk berinteraksi fisik dengan sistem. Aktor manusia dapat berinteraksi dengan sistem melalui perangkat standar I/O, seperti keyboard, display, atau mouse. Aktor manusia bisa juga berinteraksi dengan sistem melalui perangkat non-standar I/O seperti bermacam-macam sensor. Dalam keseluruhan hal tersebut, manusia merupakan aktor dan perangkat I/O adalah bukan aktor.
Perhatikan beberapa contoh human aktor (aktor manusia). Pada sistem perbankan, satu contoh aktor adalah manusia yang berperan sebagai teller yang berinteraksi dengan sistem melalui perangkat standar I/O, seperti keyboard, display, atau mouse. Contoh lainnya adalah manusia yang berperan sebagai customer yang berinteraksi dengan sistem melalui mesin teller otomatis (ATM). Dalam hal ini, customer berinteraksi dengan sistem dengan menggunakan beberapa perangkat I/O, termasuk perangkat pembaca kartu (card reader), pengeluar uang (cash dispenser), dan pencetak tanda terima (receipt printer), ditambah lagi keyboard dan
display.
Pada beberapa kasus, bagaimana pun juga sebuah aktor bisa saja berupa perangkat I/O. Hal ini bisa terjadi ketika sebuah use case tidak melibatkan manusia, seperti yang sering terjadi pada aplikasi-aplikasi
real-time. Dalam hal ini, I/O aktor berinteraksi dengan sistem melalui sebuah sensor. Contoh aktor yang merupakan perangkat input adalah Arrival Sensor pada Sistem Kontrol Elevator. Sensor ini mengidentifikasi elevator tersebut pada saat hendak mencapai lantai dan perlu dihentikan. Kemudian sensor tersebut menginisiasikan Stop Elevator at Floor use case. Aktor lain dalam Elevator Control System adalah orang yang berada dalam elevator (human passenger) yang berinteraksi dengan sistem melalui tombol-tombol nomor pada tingkat lantai dan tombol-tombol elevator. Input dari aktor secara aktual dideteksi melalui sensor-sensor tombol lantai dan sensor-sensor tombol elevator berturut-turut.
Aktor dapat pula menjadi sebuah alat pengukur waktu yang secara periodik mengirimkan pengukuran waktu kejadian (timer events) pada sistem. Use caseuse case secara periodik diperlukan ketika beberapa informasi perlu di-output oleh sistem pada suatu basis reguler. Hal ini sangat penting dalam sistem-sistem real-time, dan juga sangat berguna dalam sistem informasi. Walaupun sejumlah metodologi menganggap pengukur waktu merupakan hal internal bagi sistem, dan akan lebih berguna dalam desain aplikasi real-time untuk memperhatikan pengukur-pengukur waktu sebagai eksternal logis bagi sistem dan menganggapnya sebagai primary aktor yang memulai aksi dalam sistem. Contohnya, pada sistem monitoring mobil, beberapa use case di-inisialisasi dengan suatu aktor pengukur waktu. Sebagai contoh dapat dilihat pada Gambar 2.7 Timer aktor mengawali Calculate Trip Speed use case, yang secara periodik menghitung rata-rata kecepatan melalui suatu jalan/ jejak dan
25
menampilkan nilai ini ke driver. Dalam hal ini, pengukur waktu merupakan primary aktor (aktor utama) dan driver merupakan secondary aktor (aktor kedua).
Gambar 2.7 Contoh aktor pengukur waktu
Suatu aktor bisa juga menjadi sistem eksternal yang melakukan inisiatif (sebagai primary aktor) atau partisipan (sebagai secondary aktor) dalam use case. Satu contoh aktor sistem eksternal adalah pabrik robot dalam Automation System. Robot mengawali proses dengan use case
Generate Alarm dan Notify, robot menggerakkan alarm conditions yang dikirim ke operator pabrik yang berkepentingan, yang telah terdaftar untuk menerima alarms. Dalam use case ini, robot merupakan primary aktor yang mengawali inisiatif use case, dan operator merupakan secondary aktor yang menerima alarms.
2.4.3 Identifikasi Use Case
Sebuah use case dimulai dengan masukan/input dari seorang aktor. Use case merupakan suatu urutan lengkap kejadian-kejadian yang diajukan oleh seorang aktor, dan spesifikasi interaksi antara aktor dengan sistem. Use case yang sederhana hanya melibatkan satu interaksi/hubungan
dengan sebuah aktor, dan use case yang lebih kompleks melibatkan beberapa interaksi dengan aktor. Use cases yang lebih kompleks juga melibatkan lebih dari satu aktor.
Untuk menjabarkan use case dalam sistem, sangat baik bila dimulai dengan memperhatikan aktor dan actions/aksi yang mereka lakukan dalam