Pada bab ini berisi kesimpulan yang menjawab pertanyaan dalam perumusan masalah dan saran yang bermanfaat dalam pengembangan program di waktu yang akan datang.
5 BAB II
LANDASAN TEORI 2.1 Akuntansi
Menurut (Soemarso, 2009) akuntansi didefinisikan sebagai proses mengidentifikasi, mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut. Proses tersebut membentuk siklus sehingga dapat digambarkan sebagai berikut: identifikasi dan pengukuran data pada transaksi yang telah diselesaikan, proses dan pelaporan yang dilakukan melalui pencatatan, penggolongan, dan pengikhtisaran, laporan akuntansi berupa laporan keuangan, analisis dan interpretasi laporan keuangan tersebut, kemudian pengambilan keputusan. Berikut adalah tahap-tahap dari aktifitas Akuntansi. 1. Penjurnalan
Penjurnalan atau pengelompokan adalah siklus paling pertama dari kegiatan akuntansi. Dari pengumpulan bukti di atas maka akan dihasilkan sebuah jurnal. 2. Buku Besar
Pembuatan Buku Besar atau peng-input-an data ke buku besar. Adalah proses dari pengelompokan atas nilai nominal akun masing-masing untuk mengetahui saldo dari tiap perkiraan atau akun.
3. Neraca Saldo
Selanjutnya adalah membuat sebuah neraca saldo atau neraca percobaan untuk melihat bahwa peng-input-an data dari jurnal umum ke buku besar sudah benar dengan membuat neraca saldonya, melihat posisi atara debet dan kredit seimbang.
6 4. Jurnal penyesuaian
Berikutnya yaitu membuat penyesuaian. Yaitu melakukan penyesuaian antara fisik dan saldo dalam akun serta penyesuaian atas beberapa penyusutan peralatan dan sebagainya, pada proses ini biasanya akan muncul perkiraan atau akun baru.
5. Neraca Lajur
Setelah proses tersebut kita memasuki dua proses yaitu input data buku besar dan pembuatan Neraca Lajur. Yang pertama adalah melakukan input data jurnal penyesuaian kedalam buku besar.
6. Laporan keuangan
Proses berikutnya dari siklus akuntansi perusahaan jasa ini adalah pembuatan laporan keuangan berupa Laporan Neraca, Laporan Rugi Laba dan Laporan Perubahan Modal.
7. Jurnal penutup
Proses berikutnya adalah dengan melakukan penutupan (Jurnal Penutup) atas beberapa akun yang mempengaruhi semua perkiraan dan akun dalam Laporan Rugi Laba dan Laporan Perubahan Modal. Akun yang ditutup adalah Pendapatan, Biaya, Prive, Rugi Laba.
2.2 Chart of Account
Chart of Account adalah suatu bagan atau rangkaian akun perkiraan
dengan menggunakan simbol huruf, angka, atau perpaduan antara keduanya yang digunakan untuk pencatatan dan penggolongan transaksi sejenis. Nama perkiraan yang dicatat adalah mengenai jenis aktiva, kewajiban, modal, prive, pendapatan,
7 atau biaya. Suatu transaksi yang terjadi pada satu periode berpengaruh terhadap penambahan atau pengurangan perkiraan-perkiraan tersebut.
Terdapat aturan debit-kredit saldo dan saldo normal untuk jenis-jenis perkiraan yang dicatat. Pada tabel 2.1 menunjukkan aturan debit dan kredit dan saldo normal.
Tabel 2.1 Aturan Debit-Kredit dan Saldo Normal
Jenis Perkiraan Penambahan Pengurangan Saldo Normal
Aktiva Debit Kredit Debit
Kewajiban Kredit Debit Kredit
Modal Kredit Debit Kredit
Prive Debit Kredit Debit
Pendapatan Kredit Debit Kredit
Biaya Debit Kredit Debit
Untuk setiap transaksi, minimal ada dua perkiraan yang digunakan dan akan mempengaruhi jumlah debit dan kredit yang sama (Widodo, 2008).
2.3 Jurnal
Menurut (Mulyadi, 1993) jurnal merupakan catatan akuntansi permanen yang pertama yang digunakan untuk mencatat transaksi keuangan perusahaan. Catatan dibuat dengan lengkap termasuk penjelasan, tanggal, dan informasi lain agar dapat digunakan jika ingin mencari kembali dokumen sumbernya. Berdasarkan frekuensinya, jurnal dibagi menjadi 2, yaitu:
8 1. Jurnal Umum
Jurnal umum dengan dua kolom, debit dan kredit, digunakan untuk jenis transaksi perusahaan yang masih sedikit. Jurnal ini digunakan untuk mencatat transaksi penjualan, pembelian, penerimaan dan pengeluaran kas atau transaksi lainnya.
2. Jurnal Khusus
Jurnal khusus digunakan jika frekuensi transaksi semakin tinggi sehingga menyederhanakan transaksi yang terjadi dalam jumlah besar.
2.4 Sistem Informasi
Menurut Susanto (2000) sistem informasi didefinisikan sebagai berikut “ Sistem Informasi adalah komponen-komponen yang saling berhubungan dan bekerja sama untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan menyebarkan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan, koordinasi, pengendalian, dan untuk memberikan gambaran aktivitas di dalam perusahaan”.
Menurut O’Brien (2005) sistem informasi adalah suatu kombinasi teratur apapun dari people (orang), hardware (perangkat keras), software (piranti lunak), computer networks and data communications (jaringan komunikasi), dan
database (basis data) yang mengumpulkan, mengubah dan menyebarkan
informasi di dalam suatu bentuk organisasi.
Sedangkan menurut Sutabri (2005) suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi organisasi yang bersifat manajerial dalam kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan laporan – laporan yang diperlukan.
9 Dari definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa sistem informasi memiliki tiga kegiatan utama, yaitu: menerima data sebagai masukan (input), kemudian memprosesnya dengan melakukan perhitungan, analisis, penggabungan data dan akhirnya memperoleh informasi sebagai keluaran (output) yang mendukung fungsi-fungsi sistem yang ada.
2.5 Sistem Informasi Akuntansi
Sistem informasi akuntansi dalam pandangan (Romney & Steinbart, 2006) adalah sumber daya manusia dan modal dalam organisasi yang bertanggung jawab untuk persiapan informasi keuangan atau informasi yang diperoleh dari mengumpulkan dan memproses berbagai transaksi perusahaan. Dari hasil pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa sistem informasi akuntansi merupakan sistem yang memproses data-data transaksi akuntansi guna menghasilkan informasi sehingga dapat diambil keputusan.
2.6 Data
Data adalah sumber informasi yang bentuknya masih mentah. Menurut Jogiyanto (1990), data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Data dapat diperoleh dalam bentuk simbol-simbol karakter huruf, angka, gambar, suara, sinyal, dan lain sebagainya. Agar dapat digunakan, data harus diolah lebih lanjut. Hasil pengolahan terhadap data ini nantinya dapat menjadi informasi. Macam-macam data dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu:
10 1. Jenis
a. Data kuantitatif
Jika serangkaian observasi (pengukuran) dapat dinyatakan dalam angka-angka, maka kumpulan angka-angka hasil observasi tersebut dinamakan data kuantitatif.
b.Data Kualitatif
Data Kualitatif adalah data yang berbentuk kata-kata atau yang berwujud pernyataan-pernyataan verbal, bukan dalam bentuk angka.
2. Sifat
a. Data Bersifat Diskrit
Data diskrit adalah data yang didapat dengan jalan menghitung. b.Data Bersifat Kontinyu
Data kontinyu adalah data yang bisa mempunyai nilai yang terletak di dalam suatu interval.
3. Berdasarkan Sumber a. Data Intern
Data intern adalah data yang dikumpulkan oleh suatu lembaga mengenai kegiatan lembaga tersebut dan hasilnya digunakan untuk keperluan lembaga itu pula.
b.Data Ekstern
11 2.7 Teknik Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono (2013), bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu:
1.Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit atau kecil.
Menurut Siahaan (2012), berikut adalah panduan langkah – langkah yang dapat digunakan ketika hendak melakukan wawancara, yaitu:
a. Pemilihan narasumber (interviewer) yang potensial. b. Membuat perjanjian dengan narasumber potensial. c. Menyiapkan struktur pertanyaan yang lengkap dan jelas.
d. Memilih orang yang diwawancara secara pribadi dan merekamnya.
Menurut Siahaan (2012), ada keuntungan dari teknik wawancara, yaitu: a. Pewawancara dapat mengukur respons melalui pertanyaan dan
menyesuaikannya sesuai situasi yang terjadi. b. Baik untuk permasalahan yang tidak terstruktur. c. Menunjukkan kesan interviewer secara pribadi.
d. Memunculkan respons yang tinggi sejak penyusunan pertemuan.
Menurut Sugiyono (2013), wawancara dapat dilakukan menjadi dua, yaitu:
12 Wawancara ini digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh.
b. Wawancara Tidak Terstruktur
Wawancara tidak terstruktur, adalah wawancara yang bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanya.
2. Kuesioner
Menurut Sugiyono (2013), kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner juga cocok untuk digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas.
3. Observasi
Observasi merupakan proses untuk memperoleh data dari tangan pertama dengan mengamati orang dan tempat pada saat dilakukan penelitian.
Menurut Sugiyono (2013), dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Observasi Berperan serta
Peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Dalam suatu perusahaan atau organisasi pemerintah misalnya peneliti dapat berperan sebagai
13 karyawan, ia dapat mengamati bagaimana perilaku karyawan dalam bekerja, semangat kerjanya dan lain sebagainya.
b.Observasi Non partisipan
Peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat independen.
Apabila dilihat dari segi instrumentasi yang digunakan, maka observasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Observasi Terstruktur
Observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan dan dimana tempatnya. b.Observasi Tidak Terstruktur
Observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi.
Menurut Siahaan (2012), adapun keuntungan dari teknik observasi adalah:
a. Mendapatkan fakta tertulis dari pada pendapat. b.Tidak membutuhkan konstruksi pertanyaan. c. Tidak menyembunyikan sesuatu.
2.8 Proses Pengembangan Sistem
Menurut Kendall dan Kendall (2003) Systems Development Life Cycle
(SDLC) adalah pendekatan melalui beberapa tahap untuk menganalisis dan
merancang sistem yang dimana sistem tersebut telah dikembangkan dengan sangat baik melalui penggunaan siklus kegiatan penganalisis dan pemakai secara spesifik. Dalam penerapan SDLC terdapat beberapa model pengembangan salah satunya model waterfall.
14 Model waterfall pertama kali diperkenalkan oleh Winston Royce tahun 1970. Menurut Kristanto (2004), output dari setiap tahap merupakan input bagi tahap berikutnya. Model proses pengembangan ini dikatakan waterfall karena setiap tahap demi tahap yang dilalui harus Menunggu selesainya tahap sebelumnya dan berjalan urut. Kemajuan tahapan mengalir dari atas ke bawah, seperti air terjun yang mengalir.
Penentuan dan analisis spesifikasi
Desain sistem dan sistem informasi
Implementasi dan uji coba unit
Integrasi dan uji coba sistem
Operasi dan pemeliharaan
Gambar 2.1 Model Waterfall (Menurut Tanuwijaya dan Herlambang (2005))
Menurut Tanuwijaya dan Herlambang (2005), model waterfall ini cocok untuk produksi suatu aplikasi tunggal yang biayanya rendah. Model waterfall dapat dilihat pada Gambar 2.1. Keuntungan yang diperoleh dengan menggunakan model waterfall adalah terstruktur. Langkah-langkah yang penting dalam model ini adalah sebagai berikut:
1. Penentuan dan analisis spesifikasi (Requirements Definition).
Dalam tahap ini kendala dan tujuan dihasilkan dari konsultasi dengan pengguna sistem, kemudian dibuat dalam bentuk yang dapat dimengerti oleh pemakai dan staf pengembang.
2. Desain sistem dan sistem informasi (System and Software Design).
Proses desain sistem membagi kebutuhan-kebutuhan menjadi sistem informasi atau perangkat keras. Proses tersebut menghasilkan sebuah arsitektur sistem keseluruhan. Desain sistem informasi termasuk menghasilkan fungsi
sistem-15 sistem informasi dalam bentuk yang mungkin ditransformasi ke dalam satu atau lebih program yang dapat dijalankan.
3. Implementasi dan uji coba unit (Implementation and Unit Testing).
Selama tahap ini desain sistem informasi disadari sebagai sebuah program lengkap atau unit program. Uji unit termasuk pengujian bahwa setiap unit sesuai spesifikasi.
4. Integrasi dan uji coba sistem (Integration and System Testing).
Unit program diintegrasikan dan diuji menjadi sistem yang lengkap untuk menyakinkan bahwa persyaratan sistem informasi telah dipenuhi. Setelah ujicoba, sistem disampaikan ke pelanggan.
5. Operasi dan pemeliharaan (Operation and Maintenance).
Normalnya, ini adalah fase yang yang terpanjang. Sistem dipasang, digunakan, dan dilakukan pemeliharaan termasuk pembetulan kesalahan yang tidak ditemukan pada langkah sebelumnya. Perbaikan implementasi unit sistem dan peningkatan jasa sistem sebagai kebutuhan baru ditemukan.
2.9 Desain Sistem
Setelah tahap analisis sistem selesai dilakukan, maka analis sistem telah mendapatkan gambaran yang jelas apa yang harus dikerjakan. Kemudian memikirkan bagaimana membentuk sistem tersebut. Menurut Jogiyanto (2005) desain sistem dapat diartikan sebagai berikut:
1. Tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem. 2. Pendefinisian dari kebutuhan–kebutuhan fungsional. 3. Persiapan untuk rancang bangun implementasi. 4. Menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk.
16 5. Berupa gambaran, perencanaan, dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari
beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi. Perancangan sistem terdiri dari System flow, Data Flow Diagram,
Entity-Relationship Diagram, yang diperinci sebagai berikut :
1. System Flow
System flow adalah bagan yang menunjukkan arus pekerjaan secara
menyeluruh dari suatu sistem dimana bagan ini menjelaskan urutan prosedur-prosedur yang ada dalam sistem dan biasanya dalam membuat
system flow sebaiknya ditentukan pula fungsi-fungsi yang melaksanakan
atau bertanggung jawab terhadap sub-sistem yang ada (Jogiyanto, 1990).
2. Data Flow Diagram (DFD)
Menurut Kristanto (2004), Data Flow Diagram (DFD) adalah suatu model logika data atau proses yang dibuat untuk menggambarkan dari mana asal data dan kemana tujuan data yang keluar dari sisem, dimana data tersebut disimpan, proses apa yang menghasilkan data tersebut dan interaksi antara data yang tersimpan, dan proses yang dikenakan pada data tersebut.
3. Entity Realtionship Diagram (ERD)
Menurut pendapat Kronke (2002), Entity-Relationship Diagram (ERD) adalah suatu pemodelan konseptual yang didesain secara khusus untuk mengidentifikasikan entitas yang menjelaskan data dan hubungan antar data, yaitu dengan menuliskan dalam cardinality. Entity merupakan sesuatu yang ada dan terdefinisikan di dalam suatu organisasi, dapat abstrak dan nyata. Untuk setiap entity biasanya mempunyai atribute yang merupakan ciri entity tersebut. Entity Relationship Diagram ini diperlukan agar dapat
17 menggambarkan hubungan antar entity dengan jelas, dapat menggambarkan batasan jumlah entity dan partisipasi antar entity, mudah dimengerti pemakai dan mudah disajikan oleh perancang database. Untuk itu Entity Relationship
Diagram dibagi menjadi dua jenis model, yaitu:
a. Conceptual Data Model (CDM)
Conceptual Data Model (CDM) adalah jenis model data yang
menggambarkan hubungan antar tabel secara konseptual.
b. Physical Data Model (PDM)
Physical Data Model (PDM) adalah jenis model data yang
menggambarkan hubungan antar tabel secara fisikal. 2.10 Implementasi
Menurut Tim penyusun kamus besar bahasa (2005), implementasi adalah pelaksanaan dan penerapan. Pertemuan kedua ini bermaksud mencari bentuk tentang hal yang disepakati dulu. Menurut Susilo (2007) implementasi merupakan suatu penerapan ide, konsep, kebijakan, atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa perubahan pengetahuan, keterampilan maupun nilai dan sikap.
2.11 Pemeliharaan
Definisi pemeliharaan menurut O’Connor (2001) adalah suatu kegiatan untuk memelihara dan menjaga fasilitas yang ada serta memperbaiki. Melakukan penyesuaian atau penggantian yang diperlukan untuk mendapatkan suatu kondisi operasi produksi agar sesuai dengan perencanaan yang ada.
18 Menurut Jogiyanto (2005), aplikasi adalah penggunaan dalam suatu komputer, instruksi (instruction) atau pernyataan (statement) yang disusun sedemikian rupa sehingga komputer dapat memproses input menjadi output. Menurut tim penyusun kamus besar bahasa (2005), aplikasi adalah penerapan dari rancang sistem untuk mengolah data yang menggunakan aturan atau ketentuan bahasa pemrograman tertentu. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa aplikasi adalah suatu program komputer yang dibuat untuk mengerjakan dan melaksanakan tugas khusus dari pengguna. Aplikasi merupakan rangkaian kegiatan atau perintah untuk dieksekusi oleh komputer.
2.13 Uji Coba Sistem
Menurut Pressman (2002), pengujian adalah proses eksekusi suatu program dengan maksud menemukan kesalahan. Menurut Pressman (2002), teknik pengujian black box adalah yang paling lazim selama integrasi. Pengujian
black box digunakan untuk memperlihatkan bahwa fungsi-fungsi perangkat lunak
adalah operasional bahwa input diterima dengan baik dan output dihasilkan dengan tepat.
19
BAB III
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis
Pada proses ini terdapat beberapa tahap yang telah dilalui yaitu pengumpulan data, identifikasi masalah, dan rancangan penelitian.
3.1.1Pengumpulan Data
Terdapat beberapa cara yang telah dilakukan untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam perancangan tugas akhir di CV. Budi Mandiri, antara lain: a. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk mengetahui permasalahan-permasalahan yang dihadapi CV. Budi Mandiri berkaitan dengan merekap transaksi dan pembuatan laporan keuangan.
b. Observasi
Cara ini dilakukan untuk melihat kondisi CV. Budi Mandiri dalam proses pendaftaran dan pembayaran kursus mengemudi, penjualan jasa cuci poles mobil, dan pengeluaran kas atau pembelian perlengkapan cuci poles mobil. Observasi yang dilakukan meliputi observasi pencatatan transaksi, pelaporan keuangan, dan penyimpanan data transaksi.
3.1.2Identifikasi Masalah
Permasalahan yang dihadapi CV. Budi Mandiri adalah saat terdapat permintaan jasa pelanggan tidak tersedia sistem yang dapat mencatat serta membuat laporan keuangan perusahaan. Sehingga kerja bagian administrasi susah untuk mencatat sekaligus membuat laporan keuangan perusahaan.
20 Berdasarkan data kursus mengemudi, yang terdaftar sebagai siswa setiap bulan mencapai 20 orang untuk kursus mengemudi. Siswa tersebut tidak hanya mengikuti kursus mengemudi mobil namun sekaligus untuk pembuatan SIM (Surat Ijin Mengemudi). Permintaan tersebut lain halnya dengan cuci poles mobil, pelanggan yang tercatat tiap bulan mencapai 30 orang dengan kapasitas mobil yang berbeda-beda. Berdasarkan data pembelian perlengkapan cuci poles, harga pokok kebutuhan tiap tahunnya tidak menentu sehingga pihak perusahaan perlu menyesuaikan harga agar dapat mendapat laba yang sesuai. Dari semua transaksi tersebut, bagian administrasi merekap dan dibuat laporan keuangan yang diberikan pada pimpinan perusahaan.
Berdasarkan masalah yang terjadi, pihak CV. Budi Mandiri berharap bisa meningkatkan kinerja perusahaan dengan mengefektifkan bagian administrasi untuk pembuatan aplikasi yang dapat mengelola transaksi dan sekaligus pelaporan keuangan pada waktu tertentu.
3.1.3User Requirement
Dari hasil analisis pengguna pada CV. Budi Mandiri menghasilkan sebuah tabel yang berisi daftar kebutuhan yang telah disesuaikan untuk menunjang tugas-tugas pengguna terkait dengan aplikasi laporan keuangan.
Tabel 3.2 User Requirement
No. Pengguna Tugas User Requirement
1. Bagian Administrasi 1.1. Melakukan pencatatan penerimaan kas. 1.2. Melakukan pencatatan pengeluaran kas. 1.3. Menyediakan laporan
1.1. Dapat mencatat data transaksi. (T1.1) 1.2. Dapat melihat data
transaksi.(T1.2) 1.3. Mampu membuat
21
No. Pengguna Tugas User Requirement
keuangan. laporan keuangan.(T1.2) 2. Pimpinan Perusahaan 2.1. Memantau arus penerimaan dan pengeluaran kas.
2.1. Dapat melihat seluruh arus dana
perusahaan.(T2.1) 3. Pelanggan 3.1. Melakukan
pendaftaran.
3.1. Dapat kartu siswa sebagai bukti pendaftaran.(T3.1)
3.1.4Functional Requirement
Kebutuhan fungsional pada tabel 3.3 adalah kebutuhan mengenai fungsi-fungsi yang dibutuhkan dan disesuaikan dengan kebutuhan pengguna (user
requirement) .
Tabel 3.3 Functional Requirement
No. Pengguna User Requirement Functional Requirement
1. Bagian Administrasi
1.1. Dapat mencatat data transaksi. (T1.1) 1.2. Dapat melihat data
transaksi.(T1.2) 1.3. Mampu membuat laporan keuangan.(T1.2) 1.1. Fungsi pencatatan penerimaan kas.(U1.1) 1.2. Fungsi pencatatan pengeluaran kas.(U1.1) 1.3. Fungsi menampilkan data.(U1.2) 1.4. Fungsi menampilkan laporan keuangan.(U1.2) 2. Pimpinan Perusahaan
2.1. Dapat melihat seluruh arus dana
perusahaan.(T2.1)
2.1. Fungsi menampilkan arus keuangan perusahaan.(U2.1) 3. Pelanggan 3.2. Dapat kartu siswa
sebagai bukti pendaftaran.(T3.1)
3.1. Fungsi menampilkan kartu pendaftaran siswa.(U3.1)
22 Dari tabel 3.3, maka secara keseluruhan kebutuhan fungsional (Functional Requirement) yang diperlukan terdapat pada tabel 3.4 berikut:
Tabel 3.4 Functional Requirement keseluruhan
No. Kebutuhan fungsional (Functional Requirement) Pengguna 1. Fungsi pencatatan transaksi penerimaan kas. Bagian
Administrasi 2. Fungsi pencatatan transaksi pengeluaran kas. Bagian
Administrasi
3. Fungsi menampilkan data. Bagian
Administrasi 4. Fungsi menampilkan laporan keuangan. Bagian
Administrasi 5. Fungsi menampilkan arus keuangan perusahaan. Pimpinan
Perusahaan 6. Fungsi menampilkan kartu pendaftaran siswa. Pelanggan
3.1.5Spesifikasi Kebutuhan Functional
Pada spesifikasi kebutuhan fungsional menjelaskan lebih detail mengenai kubutuhan fungsional yang didapat sebelumnya. Detail tersebut meliputi prioritas, kondisi awal, alur normal, alur alternatif, kondisi akhir, pengecualian, dan kebutuhan non-fungsional.
a. Fungsi pencatatan transaksi penerimaan kas
Fungsi pencatatan transaksi untuk detilnya terdapat pada gambar 3.5 berikut.
Tabel 3.5 Fungsi Pencatatan Transaksi Penerimaan Kas Nama fungsi Fungsi pencatatan transaksi penerimaan kas
Prioritas High
Pemicu Terdapat transaksi penerimaan kas
23 Nama fungsi Fungsi pencatatan transaksi penerimaan kas
Alur normal
1. Pilih menu transaksi penerimaan kas.
2. Aplikasi menampilkan form penerimaan kas. 3. Bagian administrasi mengisi form penerimaan kas. 4. Bagian administrasi menekan tombol simpan untuk
menyelesaikan penambahan transaksi.
5. Aplikasi menyimpan data transaksi penerimaan kas. 6. Aplikasi menampilkan message box bahwa data berhasil
tersimpan.
Alur alternatif
1. Pilih menu transaksi penerimaan kas.
2. Aplikasi menampilkan form penerimaan kas. 3. Pengguna mengisi form penerimaan kas.
4. Pengguna menekan tombol simpan untuk menyelesaikan penambahan transaksi.
5. Aplikasi menampilkan message box bahwa data gagal tersimpan. Hal tersebut dikarenakan :
a. Pengguna pindah menu sebelum menyimpan data b. Tidak mengisikan data sesuai dengan field menu
penerimaan
c. Tidak mengisi data yang memiliki primary key pada form penerimaan kas.
Kondisi akhir Sistem berhasil menyimpan data penerimaan kas. Pengecualian -
kebutuhan non-fungsional
a. Keamanan aplikasi, sebelum pengguna mengakses menu pengguna harus login terlebih dahulu.
b. Fungsi pencatatan transaksi pengeluaran kas
Fungsi pencatatan transaksi pengeluaran kas terdapat pada tabel 3.6 berikut.
Tabel 3.6 Fungsi Pencatatan Transaksi Pengeluaran Kas Nama fungsi Fungsi pencatatan transaksi pengeluaran kas
Prioritas High
Pemicu Terdapat transaksi pengeluaran kas
24 Nama fungsi Fungsi pencatatan transaksi pengeluaran kas
Alur normal
1. Pilih menu transaksi pengeluaran kas.
2. Aplikasi menampilkan form pengeluaran kas. 3. Bagian administrasi mengisi form pengeluaran kas. 4. Bagian administrasi menekan tombol simpan untuk
menyelesaikan penambahan transaksi.