• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pada bab ini dijelaskan mengenai kesimpulan setelah aplikasi selesai diimplementasikan dan di uji coba serta saran untuk pengembangan agar aplikasi menjadi lebih baik untuk kedepannya.

9

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Aplikasi

Aplikasi adalah sebuah perangkat lunak yang digunakan untuk menggambarkan instruksi-instruksi yang memberitahu perangkat keras untuk melakukan tugas sesuai perintah (Supriyanto, 2008). Aplikasi merupakan sebuah program komputer yang secara rinci dibuat dalam bentuk instruksi tertulis dalam bahasa komputer (Amsyah, 2005).

2.2 Persediaan

Menurut Herjanto (2008) persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu. Persediaan dapat berupa bahan mentah, bahan pembantu, barang dalam proses, barang jadi, maupun suku cadang. Beberapa fungsi penting yang dikandung oleh persediaan dalam memenuhi kebutuhan perusahaan adalah sebagai berikut :

a. Menghilangkan risiko terhadap kenaikan harga barang atau inflasi.

b. Untuk menyimpan bahan yang dihasilkan secara musiman sehingga perusahaan tidak akan kesulitan jika bahan tersebut tidak tersedia dipasaran.

Persediaan dapat dikelompokkan kedalam empat jenis fungsi, yaitu:

1. Fluctuation Stock, merupakan persediaan yang dimaksudkan untuk

menjaga terjadinya fluktuasi permintaan yang tidak diperkirakan sebelumnya, dan untuk mengatasi bila terjadi kesalahan atau penyimpangan dalam prakiraan penjualan, waktu produksi, atau pengiriman barang.

10

2. Anticipation Stock, merupakan persediaan untuk menghadapi permintaan

yang dapat diramalkan, misalnya pada musim permintaan tinggi, tetapi kapasitas produksi pada saat itu tidak mampu memenuhi permintaan. Persediaan ini juga dimaksudkan untuk menjaga kemungkinan sukarnya diperoleh bahan baku sehingga tidak mengakibatkan terhentinya produksi.

3. Lot-size Inventory, merupakan persediaan yang diadakan dalam jumlah

yang lebih besar daripada kebutuhan saat itu. Persediaan dilakukan untuk mendapatkan keuntungan dari harga barang (berupa diskon) karena membeli dalam jumlah besar, atau untuk mendapatkan penghematan dari biaya pengangkutan per unit yang lebih rendah. Biaya pembelian menjadi faktor penting ketika harga barang yang dibeli tergantung pada ukuran pembelian. Walaupun jumlah persediaan yang dibeli dalam jumlah besar, persediaan tersebut harus dalam jumlah yang efisien karena juga harus mempertimbangkan kebutuhan dan memperhatikan jadwal penggunaan. Permasalahan mengenai persediaan (kelebihan atau kekurangan) menyebabkan perusahaan harus menentukan kebijakan persediaan yang optimal. Keoptimalan dalam sebuah persediaan didasarkan pada penentuan ukuran pemesanan agar biaya total minimal. Hal ini juga menyangkut pengambilan keputusan mengenai seberapa banyak order yang dipesan untuk memenuhi kebutuhan.

4. Pipeline Inventory, merupakan persediaan yang dalam proses pengiriman

dari tempat asal ke tempat dimana barang itu akan digunakan. Misalnya, barang yang dikirim dari pabrik menuju tempat penjualan, yang dapat memakan waktu beberapa hari atau minggu.

11

2.3 Monitoring

Menurut Undang-Undang Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006, dijelaskan bahwa monitoring adalah sebuah kegiatan mengamati dengan seksama pada sebuah kondisi atau keadaan, serta terhadap sikap dan kegiatan tertentu dengan tujuan agar semua data masukan atau informasi yang diperoleh dari hasil pengamatan dapat menjadi landasan dalam mengambil keputusan selanjutnya. Tindakan tersebut diperlukan seandainya hasil pengamatan menunjukkan adanya hal atau kondisi yang tidak sesuai dengan yang seharusnya. Monitoring bertujuan untuk mengetahui proses dan perkembangan, mengidentifikasi sebuah masalah beserta solusinya.

Monitoring dilakukan dalam rangka pengendalian diberi pengartian juga

sebagai suatu proses pemantauan dan penilaian rencana atas pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, untuk kemudian diambil tindakan korektif bagi penyempurnaan dan pengembangan lebih lanjut. Kegiatan monitoring sangat erat kaitannya dengan proses evaluasi. Proses evaluasi digunakan untuk memberikan nilai secara obyektif terhadap hasil monitoring (Nurcholis, 2009).

2.3.1 Evaluasi

Evaluasi merupakan suatu usaha untuk mengukur dan memberi nilai secara obyektif atas pencapaian hasil-hasil pelaksanaan (program) yang telah direncanakan sebelumnya dan dilakukan secara sistematis dan obyektif dengan menggunakan metode yang relevan. Evaluasi dapat dilakukan dengan tiga jenis pilihan sesuai waktunya, diantaranya (Nurcholis,2009):

1. Evaluasi yang dilakukan sebelum suatu kegiatan dilaksanakan. 2. Evaluasi yang dilaksanakan pada saat kegiatan berlangsung.

12

3. Evaluasi yang dilakukan sesudah kegiatan dilaksanakan. 2.3.2 Indikator Monitoring dan Evaluasi

Dalam melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi, diperlukan sebuah indikator kinerja yang dapat digunakan sebagai pembanding atau referensi dari kinerja aktualnya. Indikator kinerja adalah ukuran keberhasilan suatu kegiatan baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Indikator kinerja digunakan sebagai alat kegiatan monitoring dan evaluasi, baik kinerja input, process, output, outcomes, benefits, maupun impact sesuai dengan sasaran rencana kegiatan (Nurcholis,

2009).

Indikator kinerja yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengacu pada dokumen Pedoman Budidaya Tanaman Perkebunan dan Kehutanan Kementerian Dalam Negeri. Selain itu, indikator yang digunakan juga mengacu dalam buku Petunjuk Penggunaan Pupuk (Lingga dan Marsono,2008) dan buku Panduan Lengkap Kakao (Wahyudi,2008). Berikut adalah indikator penggunaan bahan untuk setiap komoditi:

a. Kopi

1. Pemupukan

Dosis pemberian pupuk untuk tanaman kopi menurut dokumen Pedoman Budidaya Tanaman Perkebunan dan Kehutanan Kementerian Dalam Negeri yaitu pupuk diberikan dua kali dalam setahun yaitu awal dan akhir musim hujan, yaitu pada bulan Maret-April dan Oktober-November dengan masing-masing setengah dosis. Dosis yang direkomendasikan telah dijelaskan dalam Tabel 2.1.

13

Tabel 2.1. Dosis Pupuk Tanaman Kopi (Kementerian Dalam Negeri, 2013) No. Umur Tanaman Dosis Pupuk (gram/pohon/tahun) Kompos Urea TSP KCL 1 3 Bulan 500 - - - 2 1 tahun - 50 40 40 3 2 tahun - 100 80 80 4 3 tahun - 150 100 100 5 4 tahun - 200 100 100 6 5-10 tahun - 300 150 240 7 >10 tahun - 500 200 320

2. Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Kopi

Tabel 2.2 Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Kopi (Kementerian Dalam Negeri, 2013)

No. Hama/Penyakit Bahan Kimia Dosis

1 Penggerek Buah Kopi (PBKo)

Beauvaria Bassiana 0.25 Kg/pohon

2 Penyakit Akar Hitam dan Akar Coklat

Tepung belerang atau jamur Thricoderma

200 gram/pohon

b. Kakao

1. Pemupukan

Dosis pemberian pupuk untuk tanaman kakao menurut Lingga dan Marsono (2008) yaitu dilakukan pada saat tanaman berumur dua bulan. Kemudian pemupukan susulan setiap empat bulan sekali selama tanaman belum berproduksi. Sesudah tanaman berproduksi, pemupukan dilakukan setiap bulan. Dosis pemberian pupuk akan dijelaskan pada Tabel 2.3 dan Tabel 2.4.

14

Tabel 2.3 Dosis Pupuk Tanaman Kakao Belum Berproduksi (Lingga dan Marsono,2008)

No. Umur Tanaman Pupuk

(gram/pohon) Urea TSP KCL Kieserit 1 2 bulan 20 20 10 10 2 6 bulan 20 20 10 10 3 10 bulan 30 30 15 15 4 14 bulan 40 40 20 20 5 18 bulan 40 40 60 20 6 22 dst 40 40 60 20

Tabel 2.4 Dosis Pupuk Tanaman Kakao Berproduksi (Lingga dan Marsono,2008)

No. Umur Tanaman Pupuk

(gram/pohon) Urea TSP KCL Kieserit 1 6 bulan 200 300 250 75 2 7 bulan 200 250 250 75 3 8 bulan 175 300 250 100 4 9 bulan 175 250 250 100

2. Pengendalian Hama dan PenyakitTanaman Kakao

Tabel 2.5. Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Kakao (Wahyudi,2008)

No. Hama/Penyakit Bahan Kimia Dosis

1 Penggerek Buah Kakao (PBK)

Deltametrin, Sipemetrin, Alfasipermetrin, Sihalotrin, Fipronil, Esfenfalerat, dan Betasiflutrin 250 cc/pohon atau 250 liter/ha 2 Antraknose Colletotricium

- Sportak dengan konsentrasi

0,1%

- Derosal dengan konsentrasi

0,2% 500 cc/pohon atau 500 liter/ha 3 Alang-alang (L. Cylindria) - Asulam 0.018 Kg/pohon - Dalapon 4 Sembung Rambat (M. Micrantha)

Herbisida D Amine 0.02 Liter/Pohon 5 Rumput Teki

(Cyperus Spp)

15

2.4 System Development Life Cycle (SDLC)

Menurut Pressman (2007) System Development Life Cycle (SDLC) merupakan pendekatan bagi pengembangan sebuah sistem. SDLC Waterfall seringkali disebut sebagai SDLC tradisional. Berikut adalah tahapan dengan SDLC model waterfall.

Gambar 2.1 System Development Life Cycle model Waterfall (Pressman, 2007) Penjelasan mengenai tahap-tahap SDLC Model Waterfalladalah sebagai berikut (Pressman, 2007):

a. Requirements (Analisis Kebutuhan Sistem)

Analisis kebutuhan sistem merupakan tahap awal yang digunakan untuk menggali informasi secara mendalam terkait dengan kebutuhan. Dalam hal ini analisa dilakukan untuk mengetahui kebutuhan. Kebutuhan itu sendiri terbagi menjadi tiga jenis yaitu kebutuhan mengenai teknologi, kebutuhan informasi, dan kebutuhan user. Dari proses analisa ini, proses analisa mengenai biaya dan risiko juga perlu diperhitungkan.

Requirements

(Analisis Kebutuhan Sistem)

Design (Perancangan) Coding (Implementasi) Testing (Pengujian) Maintenance (Perawatan)

16

b. Design (Perancangan)

Hasil dari proses analisa kebutuhan sistem tersebut selanjutnya akan dibuat sebuah design database, DFD, ERD, antarmuka pengguna atau Graphical User Interface (GUI), dan jaringan yang diperlukan untuk

sistem.

c. Coding (Implementasi/pengkodean)

Rancangan yang telah dibuat ditahap sebelumnya kemudian akan dituangkan kedalam suatu bentuk atau bahasa dan dapat diterjemahkan oleh komputer. Tahap ini juga dapat disebut sebagai tahap implementasi yaitu tahap dimana mengkonversi hasil rancangan menjadi bahasa pemrograman yang dapat dimengerti oleh komputer dan diolah.

d. Testing (Pengujian)

Pengujian program dilakukan untuk memastikan bahwa semua pernyataan telah diuji dan memastikan bahwa input yang digunakan akan menghasilkan output yang sesuai. Pada tahap ini pengujian dibagi menjadi dua metode yaitu black-box dan white-box. Pengujian black-box lebih menekankan kepada pengujian fungsionalitas dari sistem. Sedangkan pengujian white-box yaitu lebih menekankan pada pengujian internal dan struktur sistem dengan menggunakan algoritma.

e. Maintenance (Perawatan)

Tahap maintenance merupakan tahap akhir dari SDLC. Tahap ini digunakan jika perangkat lunak telah digunakan oleh pengguna. Setelah beberapa periode penggunaan perangkat lunak pasti terdapat perubahan

17

atau penyesuaian terhadap keadaan tertentu, sehingga perangkat lunak juga harus menyesuaikan dengan keadaan tersebut.

2.5 Tools 2.5.1 CodeIgniter

CodeIgniter adalah sebauah framework open source yang berkembang

dengan pesat untuk aplikasi web dan digunakan dalam membangun web dinamis dengan PHP. CodeIgniter bertujuan untuk mengembangkan pengerjaan proyek lebih cepat daripada memulai penulisan kode dari awal. CodeIgniter menyediakan sebuah library serta antarmuka yang sederhana dan struktur yang logis dalam akses library. CodeIgniter pertama kali rilis pada Februari 2006.

Menggunakan framework CodeIgniter terdapat beberapa keuntungan. Keuntungan yang pertama, CodeIgniter adalah framework yang paling mudah dikuasai oleh pemula. Keuntungan kedua yaitu framework ini gratis sehingga tidak ada biaya dalam penggunaannya. Ketiga, penggunanya cukup banyak, sehingga kita juga bisa memperoleh informasi dari pengguna yang lebih lama menggunakan framework ini. Keempat, codeIgniter bisa dioperasikan dalam PHP 4.3.2 maupun 5 sehingga jika kita membuat aplikasi website pada sebuah server yang masih belum support PHP 5 maka tidak akan menjadi masalah (Wardana,2010 ).

2.5.2 MySQL

MySQL adalah sebuah perangkat lunak sistem manajemen basis data SQL

atau yang dikenal sebagai DBMS (Database Management System), database ini multithread, multi-user. MySQL adalah Relational Database Management System

18

Lisence (GPL), dimana setiap orang bebas untuk menggunakannya, namun tidak

boleh dijadikan produk turunan yang bersifat closed source atau komersial (Huda, 2010).

2.5.3 Power Designer

Power Designer adalah sebuah aplikasi untuk membantu membuat planning

code yang dibentuk dalam sebuah model informasi. Power Designer juga

dimaksudkan untuk pembuatan arsitektur informasi dan arsitektur interprise (Shepard,2014).

2.5.4 Microsoft Visio

Microsoft Visio merupakan suatu aplikasi yang didesain khusus untuk

membantu dalam membuat diagram seperti Flowchart, Gant Chart, Data Flow, jaringan, denah bangunan, dan juga pembuatan gambar teknik, gambar elektronik, serta desain lainnya (Sugianto,2007). Microsoft Visio mulai terintegrasi dengan Microsoft office sejak Office 2007. Sejumlah fitur baru ditambahkan, terutama

diintegrasi antara data dan diagram, serta otomasi dalam pembuatan diagram (Pascal,2007).

BAB IV

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

4.1 Kebutuhan Sistem

Sebelum melakukan implementasi dan menjalankan aplikasi monitoring persediaan bahan dan pencatatan alat pertanian pada PTPN XII Surabaya, dibutuhkan perangkat keras (hardrware) dan perangkat lunak (software). Terdapat spesifikasi minimum untuk perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan agar aplikasi dapat berjalan dengan baik.

4.1.1 Kebutuhan Perangkat Lunak (Software)

Untuk dapat menjalankan aplikasi ini membutuhkan perangkat lunak minimum sebagai berikut:

a. Kebutuhan Minimum Server

Adapun perangkat lunak yang digunakan untuk komputer server sebagai berikut:

1. Operating System: Windows XP Professional Service Pack 2

2. Database: MySQL

3. Sublime Text 2

4. XAMPP version 3.2.1

5. Browser: Google Chrome

b. Kebutuhan Minimum Client

Adapun perangkat lunak yang digunakan untuk komputer client sebagai berikut:

1. Operating System: Windows XP Professional Service Pack 2

2. Browser: Google Chrome atau Mozilla Firefox

4.1.2 Kebutuhan Perangkat Keras (Hardware)

Untuk dapat menjalankan aplikasi ini membutuhkan perangkat keras dengan spesifikasi minimum sebagai berikut:

a. Kebutuhan Minimum Server

Untuk dapat menjalankan aplikasi sebagai server, maka dibutuhkan sebuah komputer dengan spesifikasi minimum sebagai berikut:

1. Processor Intel Core 2 Duo atau lebih

2. Memory dengan RAM 2 Gb atau lebih

3. Hard Disk 80 Gb

4. Graphic Card Super VGA 1024 X 768

5. Network Interface Card (NIC) kecepatan 10/100 Mbps

6. CD-ROM atau DVD-ROM

7. Keyboard, Mouse, Monitor

b. Kebutuhan Minimum Client

Untuk dapat menjalankan aplikasi sebagai client, maka dibutuhkan sebuah komputer dengan spesifikasi minimum sebagai berikut:

1. Processor Pentium IV 1 Ghz

2. Memory dengan RAM 1 Gb

3. Hard Disk 20 Gb atau lebih

4. VGA Card 8 Mb, Monitor, Keyboard, Mouse

4.2 Implementasi Sistem

Pada bagian implementasi sistem akan menjelaskan mengenai tampilan aplikasi yang telah dirancang pada tahap sebelumnya namun telah diimplementasikan dengan kode program. Pada tahap implementasi sistem ini

juga akan dijelaskan mengenai cara penggunan aplikasi pada setiap menu yang tersedia.

4.2.1 Tampilan Halaman Login User

Halaman login pada Gambar 4.1 ini adalah halaman awal sebelum pengguna dapat mengakses aplikasi monitoring persediaan bahan dan pencatatan alat pertanian. Pengguna harus mengisi username dan password pada kolom yang tersedia.

Gambar 4.1 Halaman Login User

Jika pengguna memasukkan username dan password yang tidak sesuai, maka akan muncul peringatan seperti pada Gambar 4.2.

Gambar 4.2 Peringatan Username dan Password 4.2.2 Tampilan Halaman Master User

Halaman master user ini adalah tampilan yang digunakan untuk memasukkan data pengguna beserta hak akses pada aplikasi. Untuk dapat

menampilkan halaman master user, dapat dilakukan dengan cara memilih menu master, kemudian pilih menu user. Tampilan halaman master user dapat dilihat pada Gambar 4.3 berikut:

Gambar 4.3 Tampilan Halaman Master User

Pada halaman master user terdapat menu input user. Jika pengguna memilih menu input user maka akan muncul form untuk memasukkan data user beserta hak aksesnya. Setelah pengguna mengisi data master user, kemudian tekan tombol simpan untuk menyimpan data ke dalam database. Tampilan form input user dapat dilihat pada Gambar 4.4 berikut:

4.2.3 Tampilan Halaman Master Wilayah

Pada tampilan halaman master wilayah ini berfungsi untuk menyimpan data wilayah dan lokasi. Pengguna dapat menampilkan halaman ini dengan cara memilih menu master, kemudian pilih menu wilayah. Dalam halaman master wilayah terdapat menu input wilayah. Jika pengguna memilih menu input wilayah maka akan muncul form untuk mengisi data wilayah. Form input wilayah dapat dilihat pada Gambar 4.5 berikut:

Gambar 4.5 Tampilan Form Input Wilayah

Setelah data wilayah tersimpan, maka selanjutnya adalah memasukkan data lokasi pada setiap wilayah. Setiap wilayah dapat memiliki banyak lokasi. Untuk dapat mengisi data lokasi tersebut, pengguna dapat langsung mengisi lewat tabel yang tersedia pada halaman master wilayah. Langkah awal yang dilakukan adalah pengguna harus memilih nama wilayah pada combo box, kemudian mengisi nama lokasinya. Untuk menyimpan data, pengguna cukup menekan tombol enter pada keyboard. Pada halaman ini juga terdapat tombol kebun pada wilayah dan lokasi

kebun pada wilayah dan lokasi yang dipilih. Tampilan master wilayah dan lokasi dapat dilihat pada Gambar 4.6 berikut:

Gambar 4.6 Tampilan Halaman Master Wilayah-Lokasi 4.2.4 Tampilan Halaman Master Kebun

Gambar 4.7 Tampilan Halaman Master Kebun

Pada halaman master kebun ini berfungsi untuk memasukkan data kebun pada setiap wilayah dan lokasi. Untuk dapat menampilkan halaman ini, pengguna dapat memilih tombol kebun pada halaman master wilayah. Setelah data wilayah dan lokasi tersimpan, pengguna dapat memilih tombol kebun untuk mengisi data kebun sesuai dengan data wilayah dan lokasi yang dipilih. Pada halaman ini

terdapat sebuah tabel dengan kolom nama kebun alamat kebun. Untuk menyimpan data kebunnya, pengguna cukup dengan menekan tombol enter pada keyboard. Tampilan halaman master kebun dapat dilihat pada Gambar 4.7.

4.2.5 Tampilan Halaman Master Kategori

Pada halaman master kategori ini berfungsi untuk menyimpan data kategori dan sub kategori. Untuk dapat menampilkan halaman ini, pengguna harus memilih menu master, kemudian pilih menu kategori. Pada halaman master kategori terdapat menu input kategori. Tampilan form input kategori dapat dilihat pada Gambar 4.8 berikut:

Gambar 4.8 Tampilan Form Input Kategori

Setelah data kategori tersimpan, maka langkah selanjutnya adalah memasukkan data sub kategori. Untuk memasukkan data sub kategori, penggguna dapat mengisi lewat tabel secara langsung. Pengguna dapat memilih kategori terlebih dahulu, kemudian mengisi nama sub kategori pada kolom yang tersedia. Tampilan halaman kategor dapat dilihat pada Gambar 4.9 berikut:

Gambar 4.9 Tampilan Halaman Master Kategori 4.2.6 Tampilan Halaman Master Persediaan

Pada tampilan halaman master persediaan ini berfungsi untuk menyimpan data persediaan. Pengguna dapat menampilkan halaman master persediaan dengan memilih menu master, kemudian pilih menu persediaan. Pada halaman master persediaan terdapat menu input persediaan yang berfungsi untuk menyimpan data persediaan baru. Tampilan form input master persediaan dapat dilihat pada Gambar 4.10 berikut:

Gambar 4.10 Tampilan Form Input Master Persediaan

Selain tampilan untuk input master persediaan, pada halaman ini juga terdapat tampilan untuk input detail persediaan seperti pada Gambar 4.11.

Gambar 4.11 Tampilan Detail Persediaan

Setelah data persediaan dimasukkan, maka data tersebut akan tampil dalam sebuah tabel. Tampilan tabel pada halaman master persediaan dapat dilihat pada Gambar 4.12 berikut:

Gambar 4.12 Tampilan Halaman Master Persediaan

Pada tabel persediaan, terdapat sebuah tombol detail bahan. Tombol detail bahan berfungsi untuk menampilkan form untuk mengisi expired date beserta jumlahnya. Tampilan form detail bahan dapat dilihat pada Gambar 4.13.

Gambar 4.13 Tampilan Form Detail Bahan 4.2.7 Tampilan Halaman Master Tanaman

Pada tampilan halaman master tanaman ini berfungsi untuk menampilkan dan mengisi data tanaman. Untuk dapat menampilkan data tanaman, pengguna harus memilih menu master, kemudian pilih menu tanaman. Pada halaman master tanaman terdapat sebuah menu input tanaman. Jika pengguna memilih menu tersebut, maka akan muncul form input tanaman seperti pada Gambar 4.14 berikut:

Gambar 4.14 Tampilan Form Input Tanaman

Setelah data tanaman selesai dimasukkan, langkah selanjutnya adalah mengisi data detail tanaman. Untuk dapat mengisi data detail tanaman,

pengguna dapat memilih kebun dan tanaman terlebih dahulu, lalu mengisi detail langsung pada kolom yang disediakan dalam tabel. Tampilan halaman tanaman dapat dilihat pada Gambar 4.15 berikut:

Gambar 4.15 Tampilan Halaman Master Tanaman 4.2.8 Tampilan Halaman Master Hama/Penyakit

Pada tampilan halaman master hama/penyakit ini berfungsi untuk mengisi dan menampilkan data hama/penyakit. Untuk dapat menampilkan halaman ini, pengguna dapat memilih menu master, kemudian pilih menu hama/penyakit. Pada halaman ini, pengguna dapat memasukkan data hama/penyakit langsung dari tabel. Langkah awal yang harus dilakukan adalah pengguna memilih jenis tanaman terlebih dahulu, kemudian dapat langsung mengisi nama hama/penyakit pada kolom yang tersedia pada tabel. Untuk menyimpan data, pengguna hanya perlu menekan tombol enter pada keyboard. Tampilan master hama/penyakit dapat dilihat pada Gambar 4.16.

Gambar 4.16 Tampilan Halaman Master Hama/Penyakit 4.2.9 Tampilan Halaman Master Indikator Pemupukan

Pada halaman master indikator pemupukan ini berfungsi untuk menampilkan dan mengisi data indikator pemupukan (dosis) untuk tanaman tertentu. Untuk dapat menampilkan halaman ini, pengguna dapat memilih menu master, kemudian menu indikator pemupukan. Pada menu indikator pemupukan, terdapat menu drop down untuk memilih jenis tanaman. Jika pengguna memilih menu indikator untuk

tanaman kopi, maka tampilan halaman dapat dilihat pada Gambar 4.17 berikut:

Gambar 4.17 Tampilan Halaman Master Indikator Pemupukan (Kopi) Sedangkan jika pengguna memilih tanaman kakao, maka tampilan halaman master indikator pemupukan dapat dilihat pada Gambar 4.18.

Gambar 4.18 Tampilan Halaman Master Indikator Pemupukan (Kakao) 4.2.10 Tampilan Halaman Master Indikator Pengendalian Hama/Penyakit

Pada halaman master indikator pengendalian hama/penyakit berfungsi untuk menyimpan dan menampilkan data indikator pengendalian hama/penyakit pada tanaman tertentu. Untuk dapat menampilkan halaman ini, pengguna dapat memilih menu master dan memilih menu indikator pengendalian, kemudian muncul menu drop down untuk memilih tanamannya. Jika pengguna memilih tanaman kopi, maka tampilan halaman dapat dilihat pada Gambar 4.19 berikut:

Sedangkan jika pengguna memilih tanaman kakao, maka tampilan master indikator pengendalian hama/penyakit dapat dilihat pada Gambar 4.20 berikut:

Gambar 4.20 Tampilan Halaman Master Indikator Pengendalian (Kakao) 4.2.11 Tampilan Halaman Penjadwalan Pemupukan

Pada tampilan halaman penjadwalan pemupukan ini berfungsi untuk mengisi dan menampilkan penjadwalan untuk pemupukan tanaman. Untuk dapat menampilkan halaman ini, pengguna harus memilih menu transaksi, kemudian pilih menu penjadwalan pemupukan. Pada halaman penjadwalan pemupukan terdapat menu input penjadwalan pemupukan. Jika pengguna memilih menu tersebut, maka akan muncu form seperti Gambar 4.21 berikut:

Setelah data jadwal dimasukkan, maka data tersebut akan tampil pada tabel di halaman penjadwalan pemupukan seperti pada Gambar 4.22. Penjadwalan akan otomatis bertambah untuk beberapa bulan kedepan sesuai dengan tanggal awal dimasukkan.

Gambar 4.22 Tampilan Halaman Penjadwalan Pemupukan 4.2.12 Tampilan Halaman Permintaan Pembelian

Pada halaman permintaan pembelian ini berfungsi untuk menampilkan data permintaan bahan. Untuk dapat menampilkan halaman ini, pengguna memilih menu transaksi, kemudian memilih menu permintaan pembelian. Pada halaman permintaan pembelian terdapat menu input permintaan pembelian bahan. Tampilan input permintaan pembelian dapat dilihat pada Gambar 4.23.

Gambar 4.23 Tampilan Form Input Permintaan Pembelian

Setelah data permintaan dimasukkan, maka data tersebut akan tampil pada tabel di halaman permintaan pembelian seperti Gambar 4.24 berikut:

Gambar 4.24 Tampilan Halaman Permintaan Pembelian

Pada tabel permintaan pembelian terdapat tombol cek kebutuhan dan

Dokumen terkait