RANCANG BANGUN APLIKASI MONITORING PERSEDIAAN BAHAN DAN PENCATATAN ALAT PERTANIAN PADA PT PERKEBUNAN NUSANTARA XII SURABAYA
TUGAS AKHIR
Program Studi S1 Sistem Informasi
Oleh:
RAISA ALIFIANOOR 11.41010.0084
FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA
ix DAFTAR ISI
ABSTRAK... ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR TABEL ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xxiii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1Latar belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 5
1.3Batasan Masalah ... 5
1.4Tujuan ... 6
1.5Manfaat ... 6
1.6Sistematika Penulisan ... 6
BAB II LANDASAN TEORI ... 9
2.1 Aplikasi... 9
2.2 Persediaan ... 9
2.3Monitoring ... 11
2.3.1 Evaluasi ... 11
2.3.2 Indikator Monitoring dan Evaluasi... 12
2.4 System Development Life Cycle (SDLC) ... 15
2.5 Tools ... 17
2.5.1CodeIgniter ... 17
x
2.5.3Power Designer ... 18
2.5.4Microsoft Visio ... 18
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ... 19
3.1Analisis Kebutuhan Sistem ... 19
3.1.1 Analisis Sistem ... 21
3.1.2 Model Pengembangan ... 46
3.2 Perancangan Sistem ... 51
3.2.1 Diagram Alur Sistem (System Flow Chart) ... 51
3.2.2 Diagram Jenjang ... 55
3.2.3 Context Diagram ... 56
3.2.4 Data Flow Diagram ... 58
3.2.5 Conceptual Data Model (CDM) ... 64
3.2.6 Physical Data Model (PDM) ... 66
3.2.7 Struktur Database ... 67
3.2.8 Design Interface (Desain I/O) ... 78
3.3 Test Case ... 98
BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI ... 122
4.1 Kebutuhan Sistem ... 122
4.1.1 Kebutuhan Perangkat Lunak (Software) ... 122
4.1.2 Kebutuhan Perangkat Keras (Hardware) ... 123
4.2 Implementasi Sistem ... 123
4.2.1 Tampilan Halaman Login User ... 124
4.2.2 Tampilan Halaman Master User ... …. 124
4.2.3 Tampilan Halaman Master Wilayah ... 126
xi
4.2.5 Tampilan Halaman Master Kategori ... 128
4.2.6 Tampilan Halaman Master Persediaan ... 129
4.2.7 Tampilan Halaman Master Tanaman ... 131
4.2.8 Tampilan Halaman Master Hama/Penyakit ... 132
4.2.9 Tampilan Halaman Master Indikator Pemupukan ... 133
4.2.10 Tampilan Halaman Master Indikator Pengendalian Hama/Penyakit ... 134
4.2.11 Tampilan Halaman Penjadwalan Pemupukan... 135
4.2.12 Tampilan Halaman Permintaan Pembelian ... 136
4.2.13 Tampilan Halaman Penerimaan Bahan dan Alat Pertanian ... 140
4.2.14 Tampilan Halaman Penggunaan Bahan dan Alat Pertanian ... 141
4.2.15 Tampilan Halaman Mutasi Bahan dan Alat Pertanian ... 143
4.2.16 Tampilan Halaman Laporan Persediaan Bahan dan Alat Pertanian ... 144
4.2.17 Tampilan Halaman Laporan Penggunaan Bahan dan Alat Pertanian ... 147
4.2.18 Tampilan Halaman Laporan Mutasi Bahan dan Alat Pertanian ... 148
4.2.19 Tampilan Halaman Laporan Monitoring Penggunaan Bahan ... 149
4.2.20 Tampilan Halaman Laporan Evaluasi Penggunaan Bahan ... 151
4.3Hasil Uji Coba ... 152
4.4Evaluasi ... 170
BAB V PENUTUP ... 171
5.1Kesimpulan ... 171
5.2Saran ... 171
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 System Development Life Cycle model Waterfall ... 15
Gambar 3.1 Document Flow Monitoring Persediaan Bahan dan Pencatatan Alat Pertanian ... 22
Gambar 3.2 Input-Process-Output Diagram (IPO Diagram) ... 47
Gambar 3.3 System Flow Aplikasi Monitoring Persediaan Bahan dan Pencatatan Alat Pertanian ... 54
Gambar 3.4 Diagram Jenjang Aplikasi Monitoring Persediaan Bahan dan Pencatatan Alat Pertanian ... 55
Gambar 3.5 Context Diagram Aplikasi Monitoring Persediaan Bahan dan Pencatatan Alat Pertanian ... 57
Gambar 3.6 DFD Level 0 ... 59
Gambar 3.7 DFD Level 1 Maintenance Data Master ... 60
Gambar 3.8 DFD Level 2 Maintenance Data Indikator ... 61
Gambar 3.9 DFD Level 1 Transaksi Monitoring Persediaan Bahan dan Alat Pertanian ... 62
Gambar 3.10 DFD Level 2 Penggunaan Bahan dan Alat Pertanian ... 63
Gambar 3.11 DFD Level 1 Pembuatan Laporan ... 64
Gambar 3.12 Conceptual Data Model (CDM) ... 65
Gambar 3.13 Physical Data Model (PDM) ... 66
Gambar 3.14 Form Login ... 79
Gambar 3.15 Form Log Activity Penggunaan Bahan dan Alat Pertanian ... 79
Gambar 3.16 Form Master User ... 80
Gambar 3.17 Form Master Wilayah-Lokasi ... 81
Gambar 3.18 Form Master Kebun ... 82
Gambar 3.19 Form Master Kategori ... 83
Gambar 3.20 Form Master Persediaan Kebun ... 83
xiii
Gambar 3.22 Form Master Hama/Penyakit... 85
Gambar 3.23 Form Master Indikator Pemupukan ... 86
Gambar 3.24 Form Master Indikator Pengendalian ... 86
Gambar 3.25 Form Penjadwalan Pemupukan ... 87
Gambar 3.26 Form Permintaan Pembelian ... 88
Gambar 3.27 Form Penerimaan Bahan ... 89
Gambar 3.28 Form Penggunaan Bahan dan Alat Pertanian ... 89
Gambar 3.29 Form Mutasi Bahan dan Alat Pertanian ... 90
Gambar 3.30 Form Laporan Persediaan Bahan dan Alat Pertanian ... 91
Gambar 3.31 Form Laporan Monitoring Penggunaan Bahan dan Alat Pertanian ... 92
Gambar 3.32 Form Laporan Evaluasi Penggunaan Persediaan Bahan dan Alat Pertanian ... 93
Gambar 3.33 Form Laporan Evaluasi Penggunaan Bahan dan Alat Pertanian Wilayah ... 94
Gambar 3.34 Form Laporan Penggunaan Bahan dan Alat Pertanian ... 94
Gambar 3.35 Form Laporan Mutasi Bahan dan Alat Pertanian ... 95
Gambar 3.36 Laporan Persediaan Bahan dan Alat Pertanian... 95
Gambar 3.37 Laporan Monitoring Penggunaan Bahan dan Alat Pertanian ... 96
Gambar 3.38 Laporan Evaluasi Penggunaan Persediaan Bahan dan Alat Pertanian ... 96
Gambar 3.39 Laporan Evaluasi Penggunaan Bahan dan Alat Pertanian Tiap Wilayah ... 97
Gambar 3.40 Laporan Penggunaan Bahan dan Alat Pertanian ... 97
Gambar 3.41 Laporan Mutasi Bahan dan Alat Pertanian ... 98
Gambar 4.1 Halaman Login User ... 124
Gambar 4.2 Peringatan Username dan Password Salah ... 124
xiv
Gambar 4.4 Tampilan Form Input User ... 125
Gambar 4.5 Tampilan Form Input Wilayah ... 126
Gambar 4.6 Tampilan Halaman Master Wilayah-Lokasi ... 127
Gambar 4.7 Tampilan Halaman Master Kebun ... 127
Gambar 4.8 Tampilan Form Input Kategori... 128
Gambar 4.9 Tampilan Halaman Master Kategori ... 129
Gambar 4.10 Tampilan Form Input Master Persediaan ... 129
Gambar 4.11 Tampilan Detail Persediaan ... 130
Gambar 4.12 Tampilan Halaman Master Persediaan ... 130
Gambar 4.13 Tampilan Form Detail Bahan ... 131
Gambar 4.14 Tampilan Form Input Tanaman ... 131
Gambar 4.15 Tampilan Halaman Master Tanaman ... 132
Gambar 4.16 Tampilan Halaman Master Hama/Penyakit ... 133
Gambar 4.17 Tampilan Halaman Master Indikator Pemupukan (Kopi) ... 133
Gambar 4.18 Tampilan Halaman Master Indikator Pemupukan (Kakao) ... 134
Gambar 4.19 Tampilan Halaman Master Indikator Pengendalian (Kopi) ... 134
Gambar 4.20 Tampilan Halaman Master Indikator Pengendalian (Kakao) ... 135
Gambar 4.21 Tampilan Form Input Penjadwalan Pemupukan ... 135
Gambar 4.22 Tampilan Halaman Penjadwalan Pemupukan ... 136
Gambar 4.23 Tampilan Form Input Permintaan Pembelian ... 137
Gambar 4.24 Tampilan Halaman Permintaan Pembelian ... 137
Gambar 4.25 Tampilan Form Ubah Status Pemrintaan Pembelian ... 138
Gambar 4.26 Tampilan Form Ubah Status Permintaan Mutasi ... 139
Gambar 4.27 Status Permintaan Diubah ... 139
xv
Gambar 4.29 Tampilan Halaman Penerimaan Bahan dan Alat Pertanian... 140
Gambar 4.30 Expired Date Penerimaan Bahan ... 141
Gambar 4.31 Tampilan Form Input Penggunaan Bahan dan Alat Pertanian ... 142
Gambar 4.32 Tampilan Halaman Penggunaan Bahan dan Alat Pertanian ... 142
Gambar 4.33 Tampilan Form Input Mutasi Bahan dan Alat Pertanian ... 143
Gambar 4.34 Tampilan Halaman Mutasi Bahan dan Alat Pertanian ... 144
Gambar 4.35 Halaman Laporan Persediaan Bahan dan Alat Pertanian ... 144
Gambar 4.36 Tampilan Tab Laporan Persediaan Bahan per Wilayah ... 145
Gambar 4.37 Laporan Persediaan Bahan dan Alat Pertanian... 145
Gambar 4.38 Tampilan Tab Rekap Laporan Persediaan ... 145
Gambar 4.39 Hasil Tampilan Rekap Laporan Persediaan... 146
Gambar 4.40 Tampilan Rekap Laporan Bahan dalam Bentuk Excel ... 146
Gambar 4.41 Halaman Laporan Penggunaan Bahan dan Alat Pertanian ... 147
Gambar 4.42 Laporan Penggunaan Bahan dan Alat Pertanian ... 147
Gambar 4.43 Halaman Laporan Mutasi Bahan dan Alat Pertanian ... 148
Gambar 4.44 Laporan Mutasi Bahan dan Alat Pertanian ... 148
Gambar 4.45 Tampilan Halaman Monitoring ... 149
Gambar 4.46 Tampilan Tabel Monitoring... 150
Gambar 4.47 Hasil Laporan Monitoring Penggunaan Bahan dan Alat Pertanian ... 150
Gambar 4.48 Tampilan Evaluasi Perwilayah ... 151
Gambar 4.49 Laporan Evaluasi Penggunan Bahan per Wilayah ... 151
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Data Persediaan Bahan dan Alat Pertanian Periode 10 Maret
2015 ... 2
Tabel 1.2 Data Persediaan Bahan dan Alat Pertanian Periode 31 Maret 2015 ... 3
Tabel 2.1 Dosis Pupuk Tanaman Kopi ... 13
Tabel 2.2 Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Kopi ... 13
Tabel 2.3 Dosis Pupuk Tanaman Kakao Belum Berproduksi ... 14
Tabel 2.4 Dosis Pupuk Tanaman Kakao Berproduksi ... 14
Tabel 2.5 Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Kakao ... 14
Tabel 3.1 Tahapan Analisis dan Perancangan Sistem ... 19
Tabel 3.2 Proses-Masalah-Solusi ... 25
Tabel 3.3 Kebutuhan Pengguna (User Requirement) ... 27
Tabel 3.4 Kebutuhan Fungsional (Functional Requirement) ... 30
Tabel 3.5 Kebutuhan Fungsional (Functional Requirement) Keseluruhan ... 33
Tabel 3.6 Fungsi Menampilkan Persediaan Bahan dan Alat Pertanian... 34
Tabel 3.7 Fungsi Perhitungan Jumlah Persediaan Bahan dan Alat Pertanian ... 34
Tabel 3.8 Fungsi Pencatatan Persediaan Bahan dan Alat Pertanian ... 35
Tabel 3.9 Fungsi Menampilkan Jadwal Pemeliharaan Tanaman ... 36
Tabel 3.10 Fungsi Penjadwalan Pemeliharaan Tanaman ... 36
Tabel 3.11 Fungsi Menampilkan Indikator Pemupukan ... 37
Tabel 3.12 Fungsi Menampilkan Indikator Pengendalian Hama ... 38
Tabel 3.13 Fungsi Pencatatan Permintaan Pembelian Bahan dan Alat Pertanian ... 38
xvii
Tabel 3.15 Fungsi Menampilkan Laporan Persediaan Bahan dan Alat
Pertanian ... 40
Tabel 3.16 Fungsi Pencatatan Penggunaan Persediaan Bahan dan Alat Persediaan ... 41
Tabel 3.17 Fungsi Menampilkan Log Activity Penggunaan Bahan dan Alat Pertanian ... 42
Tabel 3.18 Fungsi Menampilkan Masa Kadaluarsa Bahan (Expired Date) ... 42
Tabel 3.19 Fungsi Menampilkan Permintaan Pembelian Bahan dan Alat Pertanian ... 43
Tabel 3.20 Fungsi Pencatatan Mutasi Bahan dan Alat Pertanian ... 43
Tabel 3.21 Fungsi Menampilkan Laporan Persediaan Bahan dan Alat Pertanian Berdasarkan Wilayah dan Periode ... 44
Tabel 3.22 Fungsi Menampilkan Laporan Penggunaan Bahan Berdasarkan Kebun ... 45
Tabel 3.23 Fungsi Menampilkan Laporan Evaluasi Penggunaan Persediaan Bahan dan Alat Pertanian ... 46
Tabel 3.24 Wilayah ... 67
Tabel 3.25 Lokasi ... 67
Tabel 3.26 Kategori ... 68
Tabel 3.27 Sub_Kategori ... 68
Tabel 3.28 Kebun ... 68
Tabel 3.29 Bahan ... 69
Tabel 3.30 Kebun_Bahan ... 69
Tabel 3.31 Detail_Bahan ... 70
Tabel 3.32 Tanaman ... 70
Tabel 3.33 Umur_Tanaman ... 70
Tabel 3.34 Jenis_Pohon ... 71
Tabel 3.35 Kebun Tanaman ... 71
xviii
Tabel 3.37 Tanaman_JenisPohon ... 72
Tabel 3.38 Hama/Penyakit ... 72
Tabel 3.39 Indikator_Pemupukan ... 73
Tabel 3.40 Indikator_Pengendalian ... 73
Tabel 3.41 Bahan_Pemupukan ... 74
Tabel 3.42 Bahan_Pengendalian ... 74
Tabel 3.43 Jadwal ... 74
Tabel 3.44 Jadwal_Kebun ... 75
Tabel 3.45 Penggunaan_Bahan ... 75
Tabel 3.46 Permintaan_Pembelian ... 76
Tabel 3.47 Mutasi ... 76
Tabel 3.48 Penerimaan_Bahan ... 77
Tabel 3.49 Monitoring ... 77
Tabel 3.50 Evaluasi ... 78
Tabel 3.51 Desain Data Test Case Master Wilayah-Lokasi ... 98
Tabel 3.52 Desain Test Case Master Wilayah-Lokasi ... 99
Tabel 3.53 Desain Data Test Case Master Kebun ... 99
Tabel 3.54 Desain Test Case Master Kebun ... 99
Tabel 3.55 Desain Data Test Case Master User ... 100
Tabel 3.56 Desain Test Case Master User ... 100
Tabel 3.57 Desain Data Test Case Master Kategori... 101
Tabel 3.58 Desain Test Case Master Kategori ... 101
Tabel 3.59 Desain Data Test Case Master Persediaan ... 102
Tabel 3.60 Desain Test Case Master Persediaan ... 102
Tabel 3.61 Desain Data Test Case Master Tanaman ... 103
xix
Tabel 3.63 Desain Data Test Case Master Hama/Penyakit ... 104
Tabel 3.64 Desain Test Case Master Hama/Penyakit ... 104
Tabel 3.65 Desain Data Test Case Master Indikator (Pemupukan) ... 105
Tabel 3.66 Desain Test Case Master Indikator (Pemupukan) ... 105
Tabel 3.67 Desain Data Test Case Master Indikator (Pengendalian) ... 106
Tabel 3.68 Desain Test Case Master Indikator (Pengendalian) ... 106
Tabel 3.69 Desain Data Test Case Penjadwalan Pemupukan ... 107
Tabel 3.70 Desain Test Case Penjadwalan Pemupukan ... 107
Tabel 3.71 Desain Data Test Case Permintaan Pembelian... 108
Tabel 3.72 Data Permintaan Pembelian ... 108
Tabel 3.73 Data Persediaan Bahan dan Alat Pertanian (Urea Prill) ... 108
Tabel 3.74 Data Persediaan Bahan dan Alat Pertanian (TSP)... 108
Tabel 3.75 Data Kebutuhan Penggunaan Bahan dan Alat Pertanian ... 109
Tabel 3.76 Data Pemberian Keputusan Permintaan Pembelian Oleh Admin Tanaman ... 110
Tabel 3.77 Data Mutasi Bahan dan Alat Pertanian ... 110
Tabel 3.78 Desain Test Case Permintaan Pembelian ... 110
Tabel 3.79 Desain Data Test Case Penerimaan Bahan dan Alat Pertanian ... 111
Tabel 3.80 Data Mutasi Bahan dan Alat Pertanian ... 111
Tabel 3.81 Data Persediaan Bahan dan Alat Pertanian Sebelum Penerimaan ... 111
Tabel 3.82 Data Penerimaan Bahan dan Alat Pertanian... 112
Tabel 3.83 Data Persediaan Bahan dan Alat Pertanian Setelah Penerimaan ... 112
Tabel 3.84 Desain Test Case Penerimaan Bahan dan Alat Pertanian ... 112
xx
Tabel 3.86 Data Persediaan Bahan dan Alat Pertanian Sebelum
Digunakan ... 113
Tabel 3.87 Data Jadwal Untuk Pengecekan ... 113
Tabel 3.88 Data Persediaan Bahan dan Alat Pertanian Setelah Digunakan ... 114
Tabel 3.89 Desain Test Case Penggunaan Bahan dan Alat Pertanian ... 114
Tabel 3.90 Desain Data Test Case Mutasi Bahan dan Alat Pertanian... 115
Tabel 3.91 Data Penerimaan Bahan dari Mutasi ... 115
Tabel 3.92 Data Persediaan Bahan dan Alat Pertanian Sebelum Mutasi ... 115
Tabel 3.93 Persediaan Bahan dan Alat Pertanian Setelah Mutasi ... 115
Tabel 3.94 Desain Test Case Mutasi Bahan dan Alat Pertanian ... 115
Tabel 3.95 Desain Data Test Case Monitoring Penggunaan Bahan dan Alat Pertanian ... 116
Tabel 3.96 Data Jadwal Untuk Pengecekan ... 117
Tabel 3.97 Desain Test Case Monitoring Penggunaan Bahan dan Alat Pertanian ... 117
Tabel 3.98 Desain Data Test Case Evaluasi Penggunaan Bahan dan Alat Pertanian ... 117
Tabel 3.99 Data Evaluasi Penggunaan Bahan dan Alat Pertanian Per Wilayah ... 118
Tabel 3.100 Desain Test Case Evaluasi Penggunaan Bahan dan Alat Pertanian ... 118
Tabel 3.101 Desain Data Test Case Laporan Persediaan Bahan dan Alat Pertanian ... 119
Tabel 3.102 Desain Test Case Laporan Persediaan Bahan dan Alat Pertanian ... 119
Tabel 3.103 Desain Data Test Case Laporan Penggunaan Bahan dan Alat Pertanian ... 119
Tabel 3.104 Desain Test Case Laporan Penggunaan Bahan dan Alat Pertanian ... 119
xxi
Tabel 3.106 Desain Test Case Laporan Mutasi Bahan dan Alat
Pertanian ... 120
Tabel 3.107 Desain Data Test Case Laporan Monitoring Penggunaan Bahan dan Alat Pertanian ... 121
Tabel 3.108 Desain Test Case Laporan Monitoring Penggunaan Bahan dan Alat Pertanian ... 121
Tabel 3.109 Desain Data Test Case Laporan Evaluasi Penggunaan Bahan dan Alat Pertanian ... 121
Tabel 3.110 Desain Test Case Laporan Evaluasi Penggunaan Bahan dan Alat Pertanian ... 121
Tabel 4.1 Hasil Uji Coba Master Wilayah Lokasi ... 152
Tabel 4.2 Hasil Uji Coba Master Kebun ... 153
Tabel 4.3 Hasil Uji Coba Master User ... 154
Tabel 4.4 Hasil Uji Coba Master Kategori ... 155
Tabel 4.5 Hasil Uji Coba Master Persediaan... 155
Tabel 4.6 Hasil Uji Coba Master Tanaman ... 156
Tabel 4.7 Hasil Uji Coba Master Hama/Penyakit ... 157
Tabel 4.8 Hasil Uji Coba Master Indikator (Pemupukan) ... 158
Tabel 4.9 Hasil Uji Coba Master Indikator (Pengendalian) ... 159
Tabel 4.10 Hasil Uji Coba Penjadwalan Pemupukan ... 160
Tabel 4.11 Hasil Uji Coba Permintaan Pembelian ... 161
Tabel 4.12 Hasil Uji Coba Penerimaan Bahan dan Alat Pertanian ... 162
Tabel 4.13 Hasil Uji Coba Penggunaan Bahan dan Alat Pertanian ... 163
Tabel 4.14 Hasil Uji Coba Mutasi Bahan dan Alat Pertanian ... 164
Tabel 4.15 Hasil Uji Coba Monitoring Penggunaan Bahan dan Alat Pertanian ... 165
Tabel 4.16 Hasil Uji Coba Evaluasi Penggunaan Bahan dan Alat Pertanian ... 166
xxii
Tabel 4.18 Hasil Uji Coba Laporan Penggunaan Bahan dan Alat
Pertanian ... 167
Tabel 4.19 Hasil Uji Coba Laporan Mutasi Bahan dan Alat Pertanian... 168
Tabel 4.20 Hasil Uji Coba Laporan Monitoring Penggunaan Bahan dan Alat Pertanian ... 168
Tabel 4.21 Hasil Uji Coba Laporan Evaluasi Penggunaan Bahan dan Alat Pertanian ... 169
Tabel 4.22 Hasil Uji Coba Aplikasi Monitoring Persediaan Bahan dan
xxiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1………..173
Lampiran 2………..174
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
PT Perkebunan Nusantara XII atau yang selanjutnya disebut dengan PTPN
XII merupakan Badan Usaha Milik Negara dengan status Perseroan Terbatas yang
keseluruhan sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Republik Indonesia. PTPN XII
ini adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang agro bisnis dan agro
industri. PTPN XII mengelola area perkebunan seluas 80.000 ha dan tersebar
diseluruh wilayah jawa timur yang terbagi dalam tiga wilayah dan 34 kebun.
Setiap wilayah terdiri atas beberapa kabupaten. Untuk wilayah I terdiri atas
Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Jember (Desa Sidomulyo), untuk wilayah
II terdiri atas Kabupaten: Jember (Desa Kramat Sukoharjo, Desa Banjarsari
Klatakan, Desa Mangaran, Desa Lengkong, Desa Curah Nongko, Desa
Pondokrejo, Desa Curah Takir, Desa Mulyorejo, Desa Silo), Bondowoso, dan
Situbondo, sedangkan untuk wilayah III terdiri atas Kabupaten: Ngawi, Kediri,
Blitar, Malang, Lumajang, dan Jember (Desa Gelang). Komoditi yang dihasilkan
dari ketiga wilayah tersebut adalah karet, kopi robusta, kopi arabika, kakao bulk,
kakao edel, teh, dan aneka kayu.
Untuk menjaga kualitas komoditi, dibutuhkan sebuah perawatan yang
memerlukan bahan-bahan seperti pupuk, herbisida, bahan kimia (stimulan),
fungisida, serta alat-alat pertanian lainnya yang digunakan untuk melakukan
perawatan. Bahan dan alat pertanian tersebut harus terjaga ketersediaannya karena
pemakaian bahan dan alat pertanian berpengaruh pada kualitas komoditi dan
produksi. Penggunaan bahan dan alat pertanian pada PTPN XII saat ini telah
ditentukan pada Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2015, namun
penggunaan bahan saat berada di kebun masih belum diawasi secara langsung.
Lokasi kebun yang terletak jauh dengan PTPN XII membuat pihak PTPN XII
kesulitan untuk melakukan pengawasan secara langsung terhadap penggunaan
persediaan bahan dan alat pertanian. Untuk mengetahui persediaan yang tersisa
pada setiap kebun, karyawan yang ditugaskan di kebun bertanggung jawab untuk
melaporkan sisa persediaan bahan dan alat pertanian yang digunakan. Pengawasan
yang dilakukan oleh PTPN XII hanya melalui pelaporan oleh karyawan kebun
dilakukan setiap 10 hari sekali. Informasi yang diberikan hanya melalui telepon
dan mengirimkan file excel via email. Dari informasi yang diberikan oleh
karyawan kebun, pihak PTPN XII masih belum mendapatkan informasi yang
detail mengenai aktivitas penggunaan bahan dan alat pertanian pada kebun.
Berikut adalah data persediaan bahan dan alat pertanian PTPN XII pada periode
10 Maret 2015 dan 31 Maret 2015 dari beberapa kebun pada wilayah I:
Tabel 1.1. Data Persediaan Bahan dan Alat Pertanian Periode 10 Maret 2015
Wil I
Bahan Satuan
Kebun Gunung
Gumitir
Kendeng Lembu
Kalirejo Kalisepanjang Kaliselogiri
Urea Prill Kg 3.276 6.288 10.721 262.785 1.000
ZA Kg 1.480 12.700 30.175 - 1.000
TSP Kg 377 31.500 7.273 37.308 5.421 KCL Kg 3.162 11.950 7.593 1.736 2.573
Kleserite Kg 546 5.341 2.493 - 326
Gandasil B
Kg - 1.920 241 178 -
Alat Pertanian Mangkok Plastik Hitam
Buah - - 29.000 - -
Karung HC
Lbr - 100 - 532 -
Tabel 1.2. Data Persediaan Bahan dan Alat Pertanian Periode 31 Maret 2015
Wil I
Bahan Satuan
Kebun Gunung
Gumitir
Kendeng Lembu
Kalirejo Kalisepanjang Kaliselogiri
Urea Prill Kg 3.276 38 - - 5.421
ZA Kg 1.480 95.975 24.525 249.491 -
TSP Kg 377 28.950 2.359 32.465 -
KCL Kg 3.162 6.000 596 1.236 2.573
Kleserite Kg 546 4.441 - - 326
Gandasil B
Kg - 1.380 36 1.758 -
Alat Pertanian
Mangkok Plastik Hitam
Buah - 3000 - - -
Karung HC
Lbr - 325 - 532 800
Sumber: PTPN XII Surabaya
Data pada Tabel 1.1 dan Tabel 1.2 adalah data persediaan bahan dan alat
pertanian untuk kebun yang menghasilkan komoditi kopi dan kakao. Kopi dan
kakao menggunakan pupuk Urea Prill dalam perawatannya, namun kedua
tanaman tersebut mempunyai standar pemupukan yang berbeda. Menurut Lingga
dan Marsono(2008) penggunaan pupuk Urea Prill yang digunakan pada saat
persemaian bibit kopi adalah 10 gr/m2. Salah satu kebun yang menghasilkan
komoditi kopi adalah kebun Gunung Gumitir (Jember) dengan luas 904,54 Ha
maka pupuk Urea Prill yang dibutuhkan adalah 90.454 kg. Sedangkan untuk
standar pemupukan untuk tanaman kakao berbeda. Menurut Wahyudi (2008)
penggunaan pupuk Urea Prill jika umur kakao mencapai dua bulan adalah
sebanyak 15 kg/Ha. Salah satu kebun yang menghasilkan komoditi kakao adalah
kebun Kalirejo (Banyuwangi) dengan luas 1.278 Ha pupuk Urea Prill yang
Jika dilihat dari data persediaan pada Tabel 1.1 dan Tabel 1.2 di atas, jumlah
pupuk Urea Prill yang tersedia masih kurang dari standar yang telah ditentukan.
Dengan mengetahui standar pupuk, pihak PTPN XII seharusnya bisa mengetahui
jumlah bahan minimum yang dibutuhkan untuk setiap kebun. Kemudian jika
dilihat pada Tabel 1.1 dan 1.2 pada kebun Kendeng Lembu persediaan untuk
pupuk ZA mengalami peningkatan. Kebun Kendeng Lembu adalah salah satu
kebun yang menghasilkan komoditi kayu, untuk perawatan kayu membutuhkan
pupuk ZA. Dosis pupuk ZA yang dibutuhkan oleh tiap pohon adalah 200 gr,
dengan jadwal pemberian pupuk pada bulan Maret/April (Lingga dan
Marsono,2008). Jumlah tanaman kayu pada kebun Kendeng Lembu adalah 1.024
pohon. Jika ditotal, maka pupuk ZA yang dibutuhkan untuk kebun Kendeng
Lembu adalah 204,8 Kg. Jika kebun Kendeng Lembu menggunakan persediaan
tersebut pada bulan April, maka persediaan yang tersisa adalah 95.770 Kg dan
akan digunakan kembali tahun depan. Sisa persediaan yang disimpan tersebut
akan menimbulkan kerugian bagi PTPN XII karena jika persediaan bahan terus
disimpan dan tidak digunakan maka bahan tersebut akan rusak serta akan
menambah biaya penyimpanan. Hal ini dapat disebabkan karena kurangnya
pengawasan oleh pihak PTPN XII. Selain itu, penggunaan bahan dan alat
pertanian juga harus dilakukan pengawasan dan sesuai dengan indikator yang
telah ditentukan. Dampaknya, jika penggunaan tidak sesuai dengan indikator yang
ditentukan akan berpengaruh pada kualitas tanaman.
Berdasarkan data dan kondisi pada PTPN XII maka dibutuhkan sebuah
sistem yang mampu memonitor persediaan bahan dan alat pertanian serta
standar atau indikator yang digunakan. Indikator yang digunakan dicantumkan
dalam landasan teori. Dengan adanya sistem ini diharapkan mampu membantu
pihak PTPN XII untuk melihat sisa persediaan yang ada pada kebun serta dapat
mengurangi risiko bahan yang rusak akibat penumpukan. Selain itu, sistem dapat
melakukan record mutasi bahan dan alat pertanian yang menumpuk pada satu
kebun ke kebun lain yang persediaannya telah habis. Dengan mencatat mutasi
persediaan bahan dan alat pertanian, juga akan meminimalkan risiko penumpukan
bahan pada satu kebun. Aplikasi yang akan dibangun berbasis web. Setiap kebun
memiliki sebuah pos yang terletak pada daerah sekitar kebun dan dapat
mengakses internet. Operator kebun yang bertugas pada setiap pos akan
menginputkan data yang nantinya akan dikirim ke kantor wilayah yang terletak di
kota Jember (Wilayah 1 dan 2) dan kota Malang (Wilayah 3). Dengan
menggunakan web, kantor wilayah dapat melihat data persediaan pada wilayah
lain dan dapat melakukan mutasi.
1.2 Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan sebuah
permasalahan yaitu bagaimana merancang bangun aplikasi monitoring persediaan
bahan dan pencatatan alat pertanian pada PT Perkebunan Nusantara XII Surabaya.
1.3 Batasan Masalah
Berdasarkan perumusan masalah di atas, adapun batasan masalah pada
penelitian ini adalah sebagai berikut :
2. Indikator yang digunakan adalah penggunaan bahan. Untuk penggunaan
bahan kimiawi disesuaikan dengan tanaman yang terjangkit hama, penyakit,
dan gulma yang paling sering muncul.
3. Pada penelitian ini diasumsikan tidak ada proses penyulaman tanaman.
1.4 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak dicapai
dari penyusunan tugas akhir ini adalah menghasilkan sebuah Aplikasi Monitoring
Persediaan Bahan dan Pencatatan Alat Pertanian pada PT Perkebunan Nusantara
XII Surabaya.
1.5 Manfaat
Dengan adanya aplikasi ini diharapkan memiliki beberapa nilai manfaat
antara lain :
1. Membantu pihak PTPN XII untuk mengetahui penggunaan bahan dan alat
pertanian secara real time di kebun.
2. Mengurangi risiko bahan rusak akibat menumpuk dan mengurangi biaya
penyimpanan.
1.6 Sistematika Penulisan
Penulisan laporan ini secara sistematis dibedakan dengan pembagian bab
sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini menjelaskan mengenai PTPN XII dalam mengelola 34 kebun
yang tersebar dalam 3 wilayah. PTPN XII harus menjaga ketersediaan
bahan dan komposisi penggunaan bahan yang akan digunakan sebagai
menunjang kegiatan tersebut, maka dibutuhkan sebuah aplikasi monitoring
persediaan bahan dan pencatatan pertanian. Pada bab ini juga menjelaskan
mengenai rumusan masalah, batasan masalah agar tidak menyimpang dari
ketentuan yang ditetapkan, tujuan pembuatan aplikasi, manfaat, dan
dilanjutkan dengan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini menjelaskan mengenai teori-teori pendukung yang digunakan
untuk menyelesaikan permasalahan dan proses pembuatan aplikasi yang
meliputi teori aplikasi, persediaan, monitoring, System Development Life
Cycle (SDLC), dan beberapa teori mengenai tools yang digunakan dalam
pembuatan aplikasi.
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
Pada bab ini menjelaskan mengenai analisis masalah mulai dari kegiatan
observasi untuk pengamatan secara langsung dan menelaah permasalahan
pada proses bisnis, wawancara kepada kepala bagian tanaman dan admin
bidang tanaman terkait dengan proses bisnis, dan studi pustaka terhadap
teori-teori yang digunakan dalam pembuatan aplikasi yaitu teori monitoring
dan persediaan. Dari hasil ketiga kegiatan tersebut akan digunakan untuk
analisis kebutuhan yang terdiri dari kebutuhan pengguna (User
Requirement) dan kebutuhan fungsional (Functional Requirement).
Kemudian pada bab ini juga menjelaskan rancangan yang mengacu pada
user requirement dan functional requirement meliputi System Flow, Context
Diagram, Data Flow Diagram (DFD), Conceptual Data Model (CDM),
BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Pada bab ini menjelaskan mengenai kebutuhan implementasi meliputi
kebutuhan hardware dan software. Kemudian juga menjelaskan
implementasi penggunaan aplikasi yang telah dibuat. Penjelasan aplikasi
meliputi tampilan aplikasi serta fungsi kontrol dalam aplikasi. Pada bagian
evaluasi akan dilakukan pengujian menggunakan Black Box Testing untuk
membuktikan bahwa aplikasi yang dibuat telah sesuai dengan tujuan.
BAB V PENUTUP
Pada bab ini dijelaskan mengenai kesimpulan setelah aplikasi selesai
diimplementasikan dan di uji coba serta saran untuk pengembangan agar
9
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Aplikasi
Aplikasi adalah sebuah perangkat lunak yang digunakan untuk
menggambarkan instruksi-instruksi yang memberitahu perangkat keras untuk
melakukan tugas sesuai perintah (Supriyanto, 2008). Aplikasi merupakan sebuah
program komputer yang secara rinci dibuat dalam bentuk instruksi tertulis dalam
bahasa komputer (Amsyah, 2005).
2.2 Persediaan
Menurut Herjanto (2008) persediaan adalah bahan atau barang yang
disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu. Persediaan dapat
berupa bahan mentah, bahan pembantu, barang dalam proses, barang jadi, maupun
suku cadang. Beberapa fungsi penting yang dikandung oleh persediaan dalam
memenuhi kebutuhan perusahaan adalah sebagai berikut :
a. Menghilangkan risiko terhadap kenaikan harga barang atau inflasi.
b. Untuk menyimpan bahan yang dihasilkan secara musiman sehingga
perusahaan tidak akan kesulitan jika bahan tersebut tidak tersedia
dipasaran.
Persediaan dapat dikelompokkan kedalam empat jenis fungsi, yaitu:
1. Fluctuation Stock, merupakan persediaan yang dimaksudkan untuk
menjaga terjadinya fluktuasi permintaan yang tidak diperkirakan
sebelumnya, dan untuk mengatasi bila terjadi kesalahan atau
penyimpangan dalam prakiraan penjualan, waktu produksi, atau
pengiriman barang.
10
2. Anticipation Stock, merupakan persediaan untuk menghadapi permintaan
yang dapat diramalkan, misalnya pada musim permintaan tinggi, tetapi
kapasitas produksi pada saat itu tidak mampu memenuhi permintaan.
Persediaan ini juga dimaksudkan untuk menjaga kemungkinan sukarnya
diperoleh bahan baku sehingga tidak mengakibatkan terhentinya produksi.
3. Lot-size Inventory, merupakan persediaan yang diadakan dalam jumlah
yang lebih besar daripada kebutuhan saat itu. Persediaan dilakukan untuk
mendapatkan keuntungan dari harga barang (berupa diskon) karena
membeli dalam jumlah besar, atau untuk mendapatkan penghematan dari
biaya pengangkutan per unit yang lebih rendah. Biaya pembelian menjadi
faktor penting ketika harga barang yang dibeli tergantung pada ukuran
pembelian. Walaupun jumlah persediaan yang dibeli dalam jumlah besar,
persediaan tersebut harus dalam jumlah yang efisien karena juga harus
mempertimbangkan kebutuhan dan memperhatikan jadwal penggunaan.
Permasalahan mengenai persediaan (kelebihan atau kekurangan)
menyebabkan perusahaan harus menentukan kebijakan persediaan yang
optimal. Keoptimalan dalam sebuah persediaan didasarkan pada penentuan
ukuran pemesanan agar biaya total minimal. Hal ini juga menyangkut
pengambilan keputusan mengenai seberapa banyak order yang dipesan
untuk memenuhi kebutuhan.
4. Pipeline Inventory, merupakan persediaan yang dalam proses pengiriman
dari tempat asal ke tempat dimana barang itu akan digunakan. Misalnya,
barang yang dikirim dari pabrik menuju tempat penjualan, yang dapat
11
2.3 Monitoring
Menurut Undang-Undang Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006, dijelaskan
bahwa monitoring adalah sebuah kegiatan mengamati dengan seksama pada
sebuah kondisi atau keadaan, serta terhadap sikap dan kegiatan tertentu dengan
tujuan agar semua data masukan atau informasi yang diperoleh dari hasil
pengamatan dapat menjadi landasan dalam mengambil keputusan selanjutnya.
Tindakan tersebut diperlukan seandainya hasil pengamatan menunjukkan adanya
hal atau kondisi yang tidak sesuai dengan yang seharusnya. Monitoring bertujuan
untuk mengetahui proses dan perkembangan, mengidentifikasi sebuah masalah
beserta solusinya.
Monitoring dilakukan dalam rangka pengendalian diberi pengartian juga
sebagai suatu proses pemantauan dan penilaian rencana atas pencapaian tujuan
dan sasaran yang telah ditetapkan, untuk kemudian diambil tindakan korektif bagi
penyempurnaan dan pengembangan lebih lanjut. Kegiatan monitoring sangat erat
kaitannya dengan proses evaluasi. Proses evaluasi digunakan untuk memberikan
nilai secara obyektif terhadap hasil monitoring (Nurcholis, 2009).
2.3.1 Evaluasi
Evaluasi merupakan suatu usaha untuk mengukur dan memberi nilai secara
obyektif atas pencapaian hasil-hasil pelaksanaan (program) yang telah
direncanakan sebelumnya dan dilakukan secara sistematis dan obyektif dengan
menggunakan metode yang relevan. Evaluasi dapat dilakukan dengan tiga jenis
pilihan sesuai waktunya, diantaranya (Nurcholis,2009):
1. Evaluasi yang dilakukan sebelum suatu kegiatan dilaksanakan.
12
3. Evaluasi yang dilakukan sesudah kegiatan dilaksanakan.
2.3.2 Indikator Monitoring dan Evaluasi
Dalam melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi, diperlukan sebuah
indikator kinerja yang dapat digunakan sebagai pembanding atau referensi dari
kinerja aktualnya. Indikator kinerja adalah ukuran keberhasilan suatu kegiatan
baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Indikator kinerja digunakan sebagai alat
kegiatan monitoring dan evaluasi, baik kinerja input, process, output, outcomes,
benefits, maupun impact sesuai dengan sasaran rencana kegiatan (Nurcholis,
2009).
Indikator kinerja yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengacu pada
dokumen Pedoman Budidaya Tanaman Perkebunan dan Kehutanan Kementerian
Dalam Negeri. Selain itu, indikator yang digunakan juga mengacu dalam buku
Petunjuk Penggunaan Pupuk (Lingga dan Marsono,2008) dan buku Panduan
Lengkap Kakao (Wahyudi,2008). Berikut adalah indikator penggunaan bahan
untuk setiap komoditi:
a. Kopi
1. Pemupukan
Dosis pemberian pupuk untuk tanaman kopi menurut dokumen Pedoman
Budidaya Tanaman Perkebunan dan Kehutanan Kementerian Dalam Negeri
yaitu pupuk diberikan dua kali dalam setahun yaitu awal dan akhir musim
hujan, yaitu pada bulan Maret-April dan Oktober-November dengan
masing-masing setengah dosis. Dosis yang direkomendasikan telah dijelaskan dalam
13
Tabel 2.1. Dosis Pupuk Tanaman Kopi (Kementerian Dalam Negeri, 2013)
No. Umur Tanaman
Dosis Pupuk (gram/pohon/tahun)
Kompos Urea TSP KCL
1 3 Bulan 500 - - -
2 1 tahun - 50 40 40
3 2 tahun - 100 80 80
4 3 tahun - 150 100 100
5 4 tahun - 200 100 100
6 5-10 tahun - 300 150 240
7 >10 tahun - 500 200 320
2. Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Kopi
Tabel 2.2 Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Kopi (Kementerian Dalam Negeri, 2013)
No. Hama/Penyakit Bahan Kimia Dosis
1 Penggerek Buah Kopi (PBKo)
Beauvaria Bassiana 0.25 Kg/pohon
2 Penyakit Akar Hitam dan Akar Coklat
Tepung belerang atau jamur Thricoderma
200 gram/pohon
b. Kakao
1. Pemupukan
Dosis pemberian pupuk untuk tanaman kakao menurut Lingga dan
Marsono (2008) yaitu dilakukan pada saat tanaman berumur dua bulan.
Kemudian pemupukan susulan setiap empat bulan sekali selama tanaman
belum berproduksi. Sesudah tanaman berproduksi, pemupukan dilakukan
setiap bulan. Dosis pemberian pupuk akan dijelaskan pada Tabel 2.3 dan
14
Tabel 2.3 Dosis Pupuk Tanaman Kakao Belum Berproduksi (Lingga dan Marsono,2008)
No. Umur Tanaman Pupuk
(gram/pohon)
Urea TSP KCL Kieserit
1 2 bulan 20 20 10 10
2 6 bulan 20 20 10 10
3 10 bulan 30 30 15 15
4 14 bulan 40 40 20 20
5 18 bulan 40 40 60 20
6 22 dst 40 40 60 20
Tabel 2.4 Dosis Pupuk Tanaman Kakao Berproduksi (Lingga dan Marsono,2008)
No. Umur Tanaman Pupuk
(gram/pohon)
Urea TSP KCL Kieserit
1 6 bulan 200 300 250 75
2 7 bulan 200 250 250 75
3 8 bulan 175 300 250 100
4 9 bulan 175 250 250 100
2. Pengendalian Hama dan PenyakitTanaman Kakao
Tabel 2.5. Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Kakao (Wahyudi,2008)
No. Hama/Penyakit Bahan Kimia Dosis
1 Penggerek Buah Kakao (PBK)
Deltametrin, Sipemetrin, Alfasipermetrin, Sihalotrin, Fipronil, Esfenfalerat, dan Betasiflutrin
250 cc/pohon atau 250 liter/ha
2
Antraknose Colletotricium
- Sportak dengan konsentrasi
0,1%
- Derosal dengan konsentrasi
0,2%
500 cc/pohon atau 500 liter/ha
3 Alang-alang (L. Cylindria)
- Asulam
0.018 Kg/pohon
- Dalapon
4 Sembung Rambat (M. Micrantha)
Herbisida D Amine 0.02 Liter/Pohon
5 Rumput Teki (Cyperus Spp)
15
2.4 System Development Life Cycle (SDLC)
Menurut Pressman (2007) System Development Life Cycle (SDLC)
merupakan pendekatan bagi pengembangan sebuah sistem. SDLC Waterfall
seringkali disebut sebagai SDLC tradisional. Berikut adalah tahapan dengan
SDLC model waterfall.
Gambar 2.1 System Development Life Cycle model Waterfall (Pressman, 2007)
Penjelasan mengenai tahap-tahap SDLC Model Waterfalladalah sebagai berikut
(Pressman, 2007):
a. Requirements (Analisis Kebutuhan Sistem)
Analisis kebutuhan sistem merupakan tahap awal yang digunakan untuk
menggali informasi secara mendalam terkait dengan kebutuhan. Dalam hal
ini analisa dilakukan untuk mengetahui kebutuhan. Kebutuhan itu sendiri
terbagi menjadi tiga jenis yaitu kebutuhan mengenai teknologi, kebutuhan
informasi, dan kebutuhan user. Dari proses analisa ini, proses analisa
mengenai biaya dan risiko juga perlu diperhitungkan. Requirements
(Analisis Kebutuhan Sistem)
Design
(Perancangan)
Coding
(Implementasi)
Testing
(Pengujian)
Maintenance
16
b. Design (Perancangan)
Hasil dari proses analisa kebutuhan sistem tersebut selanjutnya akan
dibuat sebuah design database, DFD, ERD, antarmuka pengguna atau
Graphical User Interface (GUI), dan jaringan yang diperlukan untuk
sistem.
c. Coding (Implementasi/pengkodean)
Rancangan yang telah dibuat ditahap sebelumnya kemudian akan
dituangkan kedalam suatu bentuk atau bahasa dan dapat diterjemahkan
oleh komputer. Tahap ini juga dapat disebut sebagai tahap implementasi
yaitu tahap dimana mengkonversi hasil rancangan menjadi bahasa
pemrograman yang dapat dimengerti oleh komputer dan diolah.
d. Testing (Pengujian)
Pengujian program dilakukan untuk memastikan bahwa semua pernyataan
telah diuji dan memastikan bahwa input yang digunakan akan
menghasilkan output yang sesuai. Pada tahap ini pengujian dibagi menjadi
dua metode yaitu black-box dan white-box. Pengujian black-box lebih
menekankan kepada pengujian fungsionalitas dari sistem. Sedangkan
pengujian white-box yaitu lebih menekankan pada pengujian internal dan
struktur sistem dengan menggunakan algoritma.
e. Maintenance (Perawatan)
Tahap maintenance merupakan tahap akhir dari SDLC. Tahap ini
digunakan jika perangkat lunak telah digunakan oleh pengguna. Setelah
17
atau penyesuaian terhadap keadaan tertentu, sehingga perangkat lunak juga
harus menyesuaikan dengan keadaan tersebut.
2.5 Tools 2.5.1 CodeIgniter
CodeIgniter adalah sebauah framework open source yang berkembang
dengan pesat untuk aplikasi web dan digunakan dalam membangun web dinamis
dengan PHP. CodeIgniter bertujuan untuk mengembangkan pengerjaan proyek
lebih cepat daripada memulai penulisan kode dari awal. CodeIgniter menyediakan
sebuah library serta antarmuka yang sederhana dan struktur yang logis dalam
akses library. CodeIgniter pertama kali rilis pada Februari 2006.
Menggunakan framework CodeIgniter terdapat beberapa keuntungan.
Keuntungan yang pertama, CodeIgniter adalah framework yang paling mudah
dikuasai oleh pemula. Keuntungan kedua yaitu framework ini gratis sehingga
tidak ada biaya dalam penggunaannya. Ketiga, penggunanya cukup banyak,
sehingga kita juga bisa memperoleh informasi dari pengguna yang lebih lama
menggunakan framework ini. Keempat, codeIgniter bisa dioperasikan dalam PHP
4.3.2 maupun 5 sehingga jika kita membuat aplikasi website pada sebuah server
yang masih belum support PHP 5 maka tidak akan menjadi masalah
(Wardana,2010 ).
2.5.2 MySQL
MySQL adalah sebuah perangkat lunak sistem manajemen basis data SQL
atau yang dikenal sebagai DBMS (Database Management System), database ini
multithread, multi-user. MySQL adalah Relational Database Management System
18
Lisence (GPL), dimana setiap orang bebas untuk menggunakannya, namun tidak
boleh dijadikan produk turunan yang bersifat closed source atau komersial (Huda,
2010).
2.5.3 Power Designer
Power Designer adalah sebuah aplikasi untuk membantu membuat planning
code yang dibentuk dalam sebuah model informasi. Power Designer juga
dimaksudkan untuk pembuatan arsitektur informasi dan arsitektur interprise
(Shepard,2014).
2.5.4 Microsoft Visio
Microsoft Visio merupakan suatu aplikasi yang didesain khusus untuk
membantu dalam membuat diagram seperti Flowchart, Gant Chart, Data Flow,
jaringan, denah bangunan, dan juga pembuatan gambar teknik, gambar elektronik,
serta desain lainnya (Sugianto,2007). Microsoft Visio mulai terintegrasi dengan
Microsoft office sejak Office 2007. Sejumlah fitur baru ditambahkan, terutama
diintegrasi antara data dan diagram, serta otomasi dalam pembuatan diagram
BAB IV
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
4.1 Kebutuhan Sistem
Sebelum melakukan implementasi dan menjalankan aplikasi monitoring
persediaan bahan dan pencatatan alat pertanian pada PTPN XII Surabaya,
dibutuhkan perangkat keras (hardrware) dan perangkat lunak (software).
Terdapat spesifikasi minimum untuk perangkat keras dan perangkat lunak yang
digunakan agar aplikasi dapat berjalan dengan baik.
4.1.1 Kebutuhan Perangkat Lunak (Software)
Untuk dapat menjalankan aplikasi ini membutuhkan perangkat lunak
minimum sebagai berikut:
a. Kebutuhan Minimum Server
Adapun perangkat lunak yang digunakan untuk komputer server sebagai
berikut:
1. Operating System: Windows XP Professional Service Pack 2
2. Database: MySQL
3. Sublime Text 2
4. XAMPP version 3.2.1
5. Browser: Google Chrome
b. Kebutuhan Minimum Client
Adapun perangkat lunak yang digunakan untuk komputer client sebagai
berikut:
1. Operating System: Windows XP Professional Service Pack 2
2. Browser: Google Chrome atau Mozilla Firefox
4.1.2 Kebutuhan Perangkat Keras (Hardware)
Untuk dapat menjalankan aplikasi ini membutuhkan perangkat keras dengan
spesifikasi minimum sebagai berikut:
a. Kebutuhan Minimum Server
Untuk dapat menjalankan aplikasi sebagai server, maka dibutuhkan sebuah
komputer dengan spesifikasi minimum sebagai berikut:
1. Processor Intel Core 2 Duo atau lebih
2. Memory dengan RAM 2 Gb atau lebih
3. Hard Disk 80 Gb
4. Graphic Card Super VGA 1024 X 768
5. Network Interface Card (NIC) kecepatan 10/100 Mbps
6. CD-ROM atau DVD-ROM
7. Keyboard, Mouse, Monitor
b. Kebutuhan Minimum Client
Untuk dapat menjalankan aplikasi sebagai client, maka dibutuhkan sebuah
komputer dengan spesifikasi minimum sebagai berikut:
1. Processor Pentium IV 1 Ghz
2. Memory dengan RAM 1 Gb
3. Hard Disk 20 Gb atau lebih
4. VGA Card 8 Mb, Monitor, Keyboard, Mouse
4.2 Implementasi Sistem
Pada bagian implementasi sistem akan menjelaskan mengenai tampilan
aplikasi yang telah dirancang pada tahap sebelumnya namun telah
juga akan dijelaskan mengenai cara penggunan aplikasi pada setiap menu yang
tersedia.
4.2.1 Tampilan Halaman Login User
Halaman login pada Gambar 4.1 ini adalah halaman awal sebelum pengguna
dapat mengakses aplikasi monitoring persediaan bahan dan pencatatan alat
pertanian. Pengguna harus mengisi username dan password pada kolom yang
tersedia.
Gambar 4.1 Halaman Login User
Jika pengguna memasukkan username dan password yang tidak sesuai,
maka akan muncul peringatan seperti pada Gambar 4.2.
Gambar 4.2 Peringatan Username dan Password
4.2.2 Tampilan Halaman Master User
Halaman master user ini adalah tampilan yang digunakan untuk
menampilkan halaman master user, dapat dilakukan dengan cara memilih menu
master, kemudian pilih menu user. Tampilan halaman master user dapat dilihat
pada Gambar 4.3 berikut:
Gambar 4.3 Tampilan Halaman Master User
Pada halaman master user terdapat menu input user. Jika pengguna memilih
menu input user maka akan muncul form untuk memasukkan data user beserta
hak aksesnya. Setelah pengguna mengisi data master user, kemudian tekan tombol
simpan untuk menyimpan data ke dalam database. Tampilan form input user
dapat dilihat pada Gambar 4.4 berikut:
4.2.3 Tampilan Halaman Master Wilayah
Pada tampilan halaman master wilayah ini berfungsi untuk menyimpan data
wilayah dan lokasi. Pengguna dapat menampilkan halaman ini dengan cara
memilih menu master, kemudian pilih menu wilayah. Dalam halaman master
wilayah terdapat menu input wilayah. Jika pengguna memilih menu input wilayah
maka akan muncul form untuk mengisi data wilayah. Form input wilayah dapat
dilihat pada Gambar 4.5 berikut:
Gambar 4.5 Tampilan Form Input Wilayah
Setelah data wilayah tersimpan, maka selanjutnya adalah memasukkan data
lokasi pada setiap wilayah. Setiap wilayah dapat memiliki banyak lokasi. Untuk
dapat mengisi data lokasi tersebut, pengguna dapat langsung mengisi lewat tabel
yang tersedia pada halaman master wilayah. Langkah awal yang dilakukan adalah
pengguna harus memilih nama wilayah pada combo box, kemudian mengisi nama
lokasinya. Untuk menyimpan data, pengguna cukup menekan tombol enter pada
keyboard. Pada halaman ini juga terdapat tombol kebun pada wilayah dan lokasi
kebun pada wilayah dan lokasi yang dipilih. Tampilan master wilayah dan lokasi
dapat dilihat pada Gambar 4.6 berikut:
Gambar 4.6 Tampilan Halaman Master Wilayah-Lokasi
4.2.4 Tampilan Halaman Master Kebun
Gambar 4.7 Tampilan Halaman Master Kebun
Pada halaman master kebun ini berfungsi untuk memasukkan data kebun
pada setiap wilayah dan lokasi. Untuk dapat menampilkan halaman ini, pengguna
dapat memilih tombol kebun pada halaman master wilayah. Setelah data wilayah
dan lokasi tersimpan, pengguna dapat memilih tombol kebun untuk mengisi data
terdapat sebuah tabel dengan kolom nama kebun alamat kebun. Untuk menyimpan
data kebunnya, pengguna cukup dengan menekan tombol enter pada keyboard.
Tampilan halaman master kebun dapat dilihat pada Gambar 4.7.
4.2.5 Tampilan Halaman Master Kategori
Pada halaman master kategori ini berfungsi untuk menyimpan data kategori
dan sub kategori. Untuk dapat menampilkan halaman ini, pengguna harus memilih
menu master, kemudian pilih menu kategori. Pada halaman master kategori
[image:41.595.94.519.316.533.2]terdapat menu input kategori. Tampilan form input kategori dapat dilihat pada
Gambar 4.8 berikut:
Gambar 4.8 Tampilan Form Input Kategori
Setelah data kategori tersimpan, maka langkah selanjutnya adalah
memasukkan data sub kategori. Untuk memasukkan data sub kategori, penggguna
dapat mengisi lewat tabel secara langsung. Pengguna dapat memilih kategori
terlebih dahulu, kemudian mengisi nama sub kategori pada kolom yang tersedia.
Gambar 4.9 Tampilan Halaman Master Kategori
4.2.6 Tampilan Halaman Master Persediaan
Pada tampilan halaman master persediaan ini berfungsi untuk menyimpan
data persediaan. Pengguna dapat menampilkan halaman master persediaan dengan
memilih menu master, kemudian pilih menu persediaan. Pada halaman master
persediaan terdapat menu input persediaan yang berfungsi untuk menyimpan data
[image:42.595.91.513.311.624.2]persediaan baru. Tampilan form input master persediaan dapat dilihat pada
Gambar 4.10 berikut:
Gambar 4.10 Tampilan Form Input Master Persediaan
Selain tampilan untuk input master persediaan, pada halaman ini juga
Gambar 4.11 Tampilan Detail Persediaan
Setelah data persediaan dimasukkan, maka data tersebut akan tampil
dalam sebuah tabel. Tampilan tabel pada halaman master persediaan dapat dilihat
pada Gambar 4.12 berikut:
Gambar 4.12 Tampilan Halaman Master Persediaan
Pada tabel persediaan, terdapat sebuah tombol detail bahan. Tombol detail
bahan berfungsi untuk menampilkan form untuk mengisi expired date beserta
Gambar 4.13 Tampilan Form Detail Bahan
4.2.7 Tampilan Halaman Master Tanaman
Pada tampilan halaman master tanaman ini berfungsi untuk menampilkan
dan mengisi data tanaman. Untuk dapat menampilkan data tanaman, pengguna
harus memilih menu master, kemudian pilih menu tanaman. Pada halaman master
tanaman terdapat sebuah menu input tanaman. Jika pengguna memilih menu
tersebut, maka akan muncul form input tanaman seperti pada Gambar 4.14
berikut:
Gambar 4.14 Tampilan Form Input Tanaman
Setelah data tanaman selesai dimasukkan, langkah selanjutnya adalah
pengguna dapat memilih kebun dan tanaman terlebih dahulu, lalu mengisi
detail langsung pada kolom yang disediakan dalam tabel. Tampilan halaman
tanaman dapat dilihat pada Gambar 4.15 berikut:
Gambar 4.15 Tampilan Halaman Master Tanaman
4.2.8 Tampilan Halaman Master Hama/Penyakit
Pada tampilan halaman master hama/penyakit ini berfungsi untuk mengisi
dan menampilkan data hama/penyakit. Untuk dapat menampilkan halaman ini,
pengguna dapat memilih menu master, kemudian pilih menu hama/penyakit. Pada
halaman ini, pengguna dapat memasukkan data hama/penyakit langsung dari
tabel. Langkah awal yang harus dilakukan adalah pengguna memilih jenis
tanaman terlebih dahulu, kemudian dapat langsung mengisi nama hama/penyakit
pada kolom yang tersedia pada tabel. Untuk menyimpan data, pengguna hanya
perlu menekan tombol enter pada keyboard. Tampilan master hama/penyakit
Gambar 4.16 Tampilan Halaman Master Hama/Penyakit
4.2.9 Tampilan Halaman Master Indikator Pemupukan
Pada halaman master indikator pemupukan ini berfungsi untuk menampilkan
dan mengisi data indikator pemupukan (dosis) untuk tanaman tertentu. Untuk
dapat menampilkan halaman ini, pengguna dapat memilih menu master, kemudian
menu indikator pemupukan. Pada menu indikator pemupukan, terdapat menu drop
down untuk memilih jenis tanaman. Jika pengguna memilih menu indikator untuk
tanaman kopi, maka tampilan halaman dapat dilihat pada Gambar 4.17 berikut:
Gambar 4.17 Tampilan Halaman Master Indikator Pemupukan (Kopi)
Sedangkan jika pengguna memilih tanaman kakao, maka tampilan
Gambar 4.18 Tampilan Halaman Master Indikator Pemupukan (Kakao)
4.2.10 Tampilan Halaman Master Indikator Pengendalian Hama/Penyakit
Pada halaman master indikator pengendalian hama/penyakit berfungsi
untuk menyimpan dan menampilkan data indikator pengendalian hama/penyakit
pada tanaman tertentu. Untuk dapat menampilkan halaman ini, pengguna dapat
memilih menu master dan memilih menu indikator pengendalian, kemudian
muncul menu drop down untuk memilih tanamannya. Jika pengguna memilih
tanaman kopi, maka tampilan halaman dapat dilihat pada Gambar 4.19 berikut:
Sedangkan jika pengguna memilih tanaman kakao, maka tampilan master
indikator pengendalian hama/penyakit dapat dilihat pada Gambar 4.20 berikut:
Gambar 4.20 Tampilan Halaman Master Indikator Pengendalian (Kakao)
4.2.11 Tampilan Halaman Penjadwalan Pemupukan
Pada tampilan halaman penjadwalan pemupukan ini berfungsi untuk
mengisi dan menampilkan penjadwalan untuk pemupukan tanaman. Untuk dapat
menampilkan halaman ini, pengguna harus memilih menu transaksi, kemudian
pilih menu penjadwalan pemupukan. Pada halaman penjadwalan pemupukan
terdapat menu input penjadwalan pemupukan. Jika pengguna memilih menu
tersebut, maka akan muncu form seperti Gambar 4.21 berikut:
Setelah data jadwal dimasukkan, maka data tersebut akan tampil pada tabel
di halaman penjadwalan pemupukan seperti pada Gambar 4.22. Penjadwalan akan
otomatis bertambah untuk beberapa bulan kedepan sesuai dengan tanggal awal
dimasukkan.
Gambar 4.22 Tampilan Halaman Penjadwalan Pemupukan
4.2.12 Tampilan Halaman Permintaan Pembelian
Pada halaman permintaan pembelian ini berfungsi untuk menampilkan
data permintaan bahan. Untuk dapat menampilkan halaman ini, pengguna memilih
menu transaksi, kemudian memilih menu permintaan pembelian. Pada halaman
permintaan pembelian terdapat menu input permintaan pembelian bahan.
Gambar 4.23 Tampilan Form Input Permintaan Pembelian
Setelah data permintaan dimasukkan, maka data tersebut akan tampil pada
tabel di halaman permintaan pembelian seperti Gambar 4.24 berikut:
Gambar 4.24 Tampilan Halaman Permintaan Pembelian
Pada tabel permintaan pembelian terdapat tombol cek kebutuhan dan
status. Tombol cek kebutuhan akan menampilkan kebutuhan penggunaan setiap
kebun. Hal ini dibutuhkan oleh admin tanaman selaku penentu keputusan untuk
melakukan pembelian atau dilakukan mutasi saja. Sedangkan untuk tombol
pembelian atau mutasi. Tampilan form status dapat dilihat pada Gambar 4.25 dan
Gambar 4.25 berikut:
Gambar 4.26 Tampilan Form Ubah Status Permintaan Mutasi
Kemudian setelah mengubah status permintaan pembelian, maka tombol
akan berubah menjadi disabled tanda bahwa status sudah tidak bisa diubah
kembali. Pada Gambar 4.27 adalah contoh jika status permintaan diubah menjadi
mutasi.
[image:52.595.227.402.605.722.2]4.2.13 Tampilan Halaman Penerimaan Bahan dan Alat Pertanian
Pada halaman penerimaan bahan dan alat pertanian ini berfungsi untuk
mencatat dan menampilkan data penerimaan bahan dan alat pertanian. Pada
halaman penerimaan bahan dan alat pertanian terdapat menu input penerimaan
bahan dan alat pertanian. Jika pengguna memilih menu tersebut, maka akan
muncul tampilan seperti pada Gambar 4.28 berikut:
Gambar 4.28 Tampilan Form Input Penerimaan Bahan dan Alat Pertanian
Setelah data selesai dimasukkan, maka data tersebut akan ditampilkan
[image:53.595.94.506.259.516.2]pada tabel seperti pada Gambar 4.29 berikut:
Setelah data penerimaan berhasil tersimpan, langkah selanjutnya adalah
mengisi detail bahan yang diterima. Pada tabel penerimaan bahan terdapat
tombol expired date yang berfungsi untuk mengisi expired date dari bahan yang
diterima. Jika pengguna menekan tombol tersebut, maka akan muncul kolom
[image:54.595.94.502.225.535.2]seperti pada Gambar 4.30 berikut:
Gambar 4.30 Expired Date Penerimaan Bahan
4.2.14 Tampilan Halaman Penggunaan Bahan dan Alat Pertanian
Pada halaman penggunaan bahan dan alat pertanian ini berfungsi untuk
mencatat dan menampilkan data penggunaan bahan. Untuk dapat mencatat data
penggunaan bahan, pengguna harus memilih menu input penggunaan bahan dan
alat pertanian, kemudian akan muncul form seperti pada Gambar 4.31. Pada form
input penggunaan data ini bisa digunakan untuk menncatat penggunaan
pemupukan maupun untuk pengendalian hama/penyakit. Jika pengguna memilih
pengguna memilih event pengendalian, maka pengguna akan dapat memilih jenis
[image:55.595.95.532.149.657.2]penyakit yang akan dikendalikan.
Gambar 4.31 Tampilan Form Input Penggunaan Bahan dan Alat Pertanian
Setelah data penggunaan telah tersimpan, maka data tersebut akan tampil
pada sebuah tabel seperti pada Gambar 4.32 berikut:
4.2.15 Tampilan Halaman Mutasi Bahan dan Alat Pertanian
Pada halaman mutasi bahan dan alat pertanian ini berfungsi untuk
mencatat dan menampilkan data mutasi bahan dan alat pertanian. Untuk dapat
mengisi data mutasi, pengguna harus memilih menu input mutasi bahan dan alat
pertanian yang terdapat pada halaman tersebut. Jika pengguna memilih menu
[image:56.595.94.506.273.501.2]tersebut, maka akan muncul tampilan seperti Gambar 4.33 berikut:
Gambar 4.33 Tampilan Form Input Mutasi Bahan dan Alat Pertanian
Setelah data mutasi bahan dan alat pertanian tersimpan, maka data tersebut akan
Gambar 4.34 Tampilan Halaman Mutasi Bahan dan Alat Pertanian
4.2.16 Tampilan Halaman Laporan Persediaan Bahan dan Alat Pertanian Pada Gambar 4.35 berikut ini adalah tampilan untuk halaman laporan
persediaan bahan dan alat pertanian. Untuk dapat menampilkan laporan ini,
pengguna memilih menu laporan terlebih dahulu dan memilih sub menu laporan
persediaan bahan dan alat pertanian. Kemudian pada halaman ini tersedia dua
tab, yaitu laporan persediaan bahan per wilayah dan rekap laporan persediaan.
[image:57.595.92.525.297.639.2]Tampilan untuk tab laporan persediaan bahan per wilayah dapat dilihat pada
Gambar 4.35.
Gambar 4.35 Halaman Laporan Persediaan Bahan dan Alat Pertanian
Setelah menekan tombol submit, aplikasi akan menampilkan persediaan
Gambar 4.36 Tampilan Tab Laporan Persediaan Bahan per Wilayah
Kemudian pada sebelah tombol submit, terdapat tombol download yang
berfungsi untuk menampilkan laporan dalam bentuk excel. Bentuk laporan
[image:58.595.94.515.327.534.2]setelah di download dapat dilihat pada Gambar 4.37.
Gambar 4.37 Laporan Persediaan Bahan dan Alat Pertanian
Sedangkan untuk tampilan tab rekap laporan dapat dilihat pada Gambar
4.38 berikut:
Pada tampilan ini terdapat dua tombol yaitu tombol lihat rekap persediaan
dan download. Untuk tombol lihat rekap akan menampilkan total bahan dan alat
[image:59.595.89.503.168.728.2]pertanian pada tiap wilayah. Tampilan rekap dapat dilihat pada Gambar 4.39.
Gambar 4.39 Hasil Tampilan Rekap Laporan Persediaan
Kemudian terdapat tombol download yang berfungsi untuk menampilkan
laporan ke dalam bentuk excel. Bentuk laporan tersebut dapat dilihat pada
Gambar 4.40.
4.2.17 Tampilan Halaman Laporan Penggunaan Bahan dan Alat Pertanian Pada Gambar 4.41 berikut ini adalah tampilan untuk halaman laporan
penggunaan bahan dan alat pertanian. Untuk dapat menampilkan laporan ini,
pengguna memilih menu laporan terlebih dahulu dan memilih sub menu laporan
penggunaan bahan dan alat pertanian. Pada halaman ini tersedia pilihan wilayah,
kebun, serta periode penggunaan. Setelah itu tekan tombol submit untuk
[image:60.595.95.512.287.725.2]menampilkan.
Gambar 4.41 Halaman Laporan Penggunaan Bahan dan Alat Pertanian
Setelah pengguna menekan tombol submit, maka laporan penggunaan
bahan dan alat pertanian akan tampil sesuai dengan wilayah, kebun, dan periode
yang dipilih. Tampilan laporan penggunaan bahan dan alat pertanian dapat dilihat
pada Gambar 4.42 berikut:
4.2.18 Tampilan Halaman Laporan Mutasi Bahan dan Alat Pertanian
Pada Gambar 4.43 berikut ini adalah tampilan untuk halaman laporan
mutasi bahan dan alat pertanian. Untuk dapat menampilkan laporan ini, pengguna
memilih menu laporan terlebih dahulu dan memilih sub menu laporan mutasi
bahan dan alat pertanian. Pada halaman ini tersedia pilihan wilayah, kebun, serta
[image:61.595.91.502.280.716.2]periode penggunaan. Setelah itu tekan tombol submit untuk menampilkan.
Gambar 4.43 Halaman Laporan Mutasi Bahan dan Alat Pertanian
Setelah pengguna menekan tombol submit, maka laporan mutasi bahan
dan alat pertanian akan tampil sesuai dengan wilayah, kebun, dan periode yang
dipilih. Tampilan laporan mutase bahan dan alat pertanian dapat dilihat pada
Gambar 4.44 berikut:
4.2.19 Tampilan Halaman Laporan Monitoring Penggunaan Bahan
Pada Gambar 4.45 berikut ini adalah tampilan untuk laporan monitoring
bahan dan alat pertanian. Untuk dapat menampilkan laporan ini, pengguna
memilih menu laporan terlebih dahulu dan memilih sub menu laporan monitoring
penggunaan bahan dan alat pertanian. Pada halaman ini tersedia pilihan wilayah,
kebun, serta periode penggunaan. Setelah itu tekan tombol submit untuk
menampilkan. Pada halaman ini terdapat dua tabel yang ditampilkan, yaitu tabel
jadwal dan tabel monitoring. Tabel jadwal ditampilkan berfungsi untuk
membandingkan penggunaan dengan jadwal yang ada.
Gambar 4.45 Tampilan Halaman Monitoring
Kemudian untuk tabel monitoring dapat dilihat pada Gambar 4.46. pada
tabel monitoring terdapat perbedaan warna yang disesuaikan dengan prosentase
Gambar 4.46 Tampilan Tabel Monitoring
Pada tabel monitoring terdapat tombol download yang berfungsi untuk
menampilkan laporan dalam bentuk .pdf. Gambar untuk hasil laporan monitoring
dapat dilihat pada Gambar 4.47
4.2.20 Tampilan Halaman Laporan Evaluasi Penggunaan Bahan
Pada Gambar 4.48 merupakan tampilan untuk laporan evaluasi
penggunaan bahan per kebun dan per wilayah. Pada tab evaluasi wilayah dapat
[image:64.595.92.507.216.707.2]dilihat pada Gambar 4.48.
Gambar 4.48 Tampilan Evaluasi Per Wilayah
Untuk evaluasi, terdapat sebuah chart yang menampilkan prosentase setiap
wilayah. Gambar untuk chart tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.49.
Sedangkan pada Gambar 4.50 merupakan tampilan untuk laporan evaluasi
untuk per kebun. Laporan yang akan ditampilkan pada halaman ini merupakan
[image:65.595.94.504.171.488.2]hasil total nil