• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dalam bab ini berisi kesimpulan dan saran. Saran yang dimaksud adalah saran terhadap kekurangan dari aplikasi yang ada kepada pihak lain yang ingin meneruskan topik Tugas Akhir ini. Tujuannya adalah agar pihak lain tersebut dapat mengembangkan aplikasi ini.

STIKOM

6 BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Rambu Lalu Lintas

Rambu lalu lintas menurut Keputusan Menteri Perhubungan Nomor: 61 tahun 1993 diartikan: “salah satu dari perlengkapan jalan, berupa lambang, huruf, angka, kalimat dan/atau perpaduan diantaranya sebagai peringatan, larangan, perintah atau petunjuk bagi pemakai jalan.”

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No : 32 Tahun 2011

menyatakan “Pengadaan, pemasangan, perbaikan, dan pemeliharaan perlengkapan jalan yang berkaitan langsung dengan pengguna dilakukan oleh menteri yang bertanggung jawab di bidang sarana dan prasarana lalu lintas dan angkutan jalan, gubernur, bupati, atau walikota sesuai dengan kewenangannya”.

Dalam keputusan Direktur Jendral Perhubungan Darat (Nomor : SK.116/AJ.404/DRJD/97) tentang penyelenggaraan rambu lalu lintas meliputi:

1. Inventarisasi tingkat pertumbuhan rambu lalu lintas.

2. Survei untuk menentukan kebutuhan rambu termasuk penentuan lokasi penempatan atau pemasangannya.

3. Perkiraan kebutuhan pasang untuk 5 tahun. 4. Penyusunan program dan pengadaan rambu.

Jenis rambu-rambu lalu lintas yang tercantum di undang-undang pemerintah terbagi menjadi 4 yaitu :

STIKOM

1. Rambu peringatan adalah rambu yang digunakan untuk menyatakan peringatan bahaya atau tempat berbahaya pada jalan di depan pemakai jalan.

2. Rambu larangan adalah rambu yang digunakan untuk menyatakan perbuatan yang dilarang dilakukan oleh pemakai jalan.

3. Rambu perintah adalah rambu yang digunakan untuk menyatakan perintah yang wajib dilakukan oleh pemakai jalan.

4. Rambu petunjuk adalah rambu yang digunakan untuk menyatakan pentunjuk mengenai jurusan, jalan, situasi, kota tempat, pengaturan, fasilitas dan lain-lain bagi pemakai jalan.

Secara fisik rambu-rambu dibagi menjadi 2 bagian :

1. Daun rambu adalah plat aluminium atau bahan logam lainnya tempat ditempelkan/dilekatkannya rambu.

2. Tiang rambu adalah batangan logam atau bahan lainnya untuk menempelkan atau melekatkan daun rambu.

Rambu yang efektif harus memenuhi hal-hal berikut: 1. memenuhi kebutuhan.

2. menarik perhatian dan mendapat respek pengguna jalan. 3. memberikan pesan yang sederhana dan mudah dimengerti.

4. menyediakan waktu cukup kepada pengguna jalan dalam memberikan respon.

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, pertimbangan-pertimbangan yang harus diperhatikan dalam perencanaan dan pemasangan rambu adalah :

STIKOM

1. Keseragaman bentuk dan ukuran rambu

Keseragaman dalam alat kontrol lalu lintas memudahkan tugas pengemudi untuk mengenal, memahami dan memberikan respon. Konsistensi dalam penerapan bentuk dan ukuran rambu akan menghasilkan konsistensi persepsi dan respon pengemudi.

2. Desain rambu

Warna, bentuk, ukuran, dan tingkat retrorefleksi yang memenuhi standar akan menarik perhatian pengguna jalan, mudah dipahami dan memberikan waktu yang cukup bagi pengemudi dalam memberikan respon.

3. Lokasi rambu

Lokasi rambu berhubungan dengan pengemudi sehingga pengemudi yang berjalan dengan kecepatan normal dapat memiliki waktu yang cukup dalam memberikan respon.

4. Operasi rambu

Rambu yang benar pada lokasi yang tepat harus memenuhi kebutuhan lalu lintas dan diperlukan pelayanan yang konsisten dengan memasang rambu yang sesuai kebutuhan.

5. Pemeliharaan rambu

Pemeliharaan rambu diperlukan agar rambu tetap berfungsi baik.

2.2 Konsep Dasar Sistem Informasi

Konsep dasar dari Sistem Informasi terbagi atas dua pengertian. Yang pertama adalah sistem, dan yang kedua adalah sistem informasi itu sendiri.

STIKOM

2.2.1 Sistem

Definisi sistem dapat dibagi menjadi dua pendekatan, yaitu pendekatan secara prosedur dan pendekatan secara komponen. Berdasarkan pendekatan prosedur, sistem didefinisikan sebagai kumpulan dari beberapa prosedur yang mempunyai tujuan tertentu. Sedangkan berdasarkan pendekatan komponen, sistem merupakan kumpulan dari komponen-komponen yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan tertentu.

Dalam perkembangan sistem yang ada, sistem dibedakan menjadi dua jenis, yaitu sistem terbuka dan sistem tertutup. Sistem terbuka merupakan sistem yang dihubungkan dengan arus sumber daya luar dan tidak mempunyai elemen pengendali. Sedangkan sistem tertutup tidak mempunyai elemen pengontrol dan dihubungkan pada lingkungan sekitarnya. (Herlambang, 2005:116).

2.2.2 Sistem informasi

Data adalah fakta-fakta atau kejadian-kejadian yang dapat berupa angka-angka atau kode-kode tertentu. Data masih belum mempunyai arti bagi penggunanya. Untuk dapat mempunyai arti data diolah sedemikian rupa sehingga dapat digunakan oleh penggunanya. Hasil pengolahan data inilah yang disebut sebagai informasi. Secara ringkas, Informasi adalah data yang telah diolah dan mempunyai arti bagi penggunanya. Sehingga sistem informasi dapat didefinisikan sebagai prosedur-prosedur yang digunakan untuk mengolah data sehingga dapat digunakan oleh penggunanya (Herlambang, 2005:121).

2.3 Konsep Dasar Sistem Informasi Geografis 2.3.1 Sistem Informasi Geografis (SIG)

STIKOM

Sistem Informasi Geografis merupakan gabungan dari tiga unsur pokok: sistem, informasi, geografis. Dengan demikian, pengertian terhadap ketiga unsur-unsur pokok ini akan sangan membantu dalam memahami SIG. Dengan melihat unsur-unsur pokoknya, maka jelas SIG dengan tambahan unsur ”Geografis”. SIG merupakan suatu sistem yang menekankan pada unsur ”infomasi geografis”

Istilah ”Informasi Geografis” mengandung pengertian informasi

mengenai tempat-tempat yang terletak di permukaan bumi, pengetahuan mengenai posisi dimana suatu objek terletak di permukaan bumi, dan informasi mengenai keterangan-keterangan (atribut) yang terdapat di permukaan bumi yang posisinya diketahui

Dengan memperhatikan pengertian sistem informasi, maka SIG merupakan suatu kesatuan formal yang terdiri dari berbagai sumberdaya fisik dan logika yang berkenaan dengan objek-objek yang terdapat di permukaan bumi. (Prahasta, 2001:51).

2.3.2 Subsistem SIG

Dari definisi SIG dapat diuraikan menjadi beberapa subsistem berikut (Prahasta, 2001:58):

1. Data Input

Subsistem ini bertugas untuk mengumpulkan dan mempersiapkan data spasial dan atribut dari berbagai sumber. Subsistem ini pula yang bertanggungjawab dalam mengkonversi atau mentransformasikan format-format data-data aslinya ke dalam format yang dapat digunakan oleh SIG.

STIKOM

2. Data Output

Subsistem ini menampilkan atau menghasilkan keluaran seluruh atau sebagian basisdata baik dalam bentuk softcopy maupun bentuk hardcopy seperti: tabel, grafik, peta, dan lain-lain.

3. Data Management

Subsistem ini mengorganisasikan baik data spasial maupun atribut ke dalam sebuah basis data sedemikian rupa sehingga mudah dipanggil, di-update, dan di-edit.

4. Data Manipulation & Analysis

Subsistem ini menentukan informasi-informasi yang dapat dihasilkan oleh SIG. Selain itu, subsistem ini juga melakukan manipulasi dan permodelan data untuk menghasilkan informasi yang diharapkan.

Gambar 2.1 Uraian Subsistem-subsistem SIG

STIKOM

2.3.3 Komponen SIG

SIG merupakan sistem kompleks yang, biasanya, terintegrasi dengan lingkungan sistem-sistem komputer yang lain di tingkat fungsional dan jaringan sistem SIG terdiri dari beberapa komponen berikut (Prahasta, 2001:60):

1. Perangkat keras

Pada saat ini SIG tersedia untuk berbagai Platform perangkat keras mulai dari PC desktop, workstations, hingga multiuser host yang dapat digunakan oleh banya orang secara bersamaan dalam jaringan komputer yang luas, berkemampuan tinggi, memiliki ruang penyimpanan (harddisk) yang besar, dan mempunyai kapasitas memori (RAM) yang besar. Walaupun demikian, fungsionalitas SIG tidak terikat secara ketat terhadap karakteristik-karakteristik fisik perangkat keras ini sehingga keterbatasan memori pada PC-pun dapat diatasi. Adapun perangkat keras yang sering digunakan untuk SIG adalah komputer (PC),

mouse, digitizer, printer, plotter, dan scanner.

2. Perangkat lunak

Bila dipandang dari sisi lain, SIG juga merupakan sistem perangkat lunak yang tersusun secara modular dimana basisdata memegang peranan kunci. Setiap subsistem (telah dibahas di atas) diimplementasikan dengan menggunakan perangkat lunak yang terdiri dari beberapa modul, hingga tidak mengherankan jika ada perangkat SIG yang terdiri dari ratusan modul program (exe) yang masing-masing dapat dieksekusi.

3. Data & informasi geografi

SIG dapat mengumpulkan dan menyimpan data dan informasi yang diperlukan baik secara tidak langsung dengan cara meng-import-nya dari

STIKOM

perangkat-perangkat lunak SIG yang lain maupun secara langsung dengan cara mendijitasi data spasialnya dari peta dan memasukkan data atributnya dari tabel-tabel dan laporan dengan menggunakan keyboard.

4. Manajemen

Suatu proyek SIG akan berhasil jika di-manage dengan baik dan dikerjakan oleh orang-orang memiliki keakhlian yang tepat pada semua tingkatan.

2.4 PHP

PHP (Personal Home Page tools) adalah skrip bersifat server-side yang ditambahkan ke dalam HTML (HyperText Markup Language). Skrip ini akan membuat suatu aplikasi dapat diintegrasikan ke dalam HTML sehingga suatu halaman web tidak lagi bersifat statis, namun menjadi bersifat dinamis. Sifat server-side berarti pengerjaan skrip akan dilakukan di server, baru kemudian hasilnya dikirim ke browser (Kurniawan, 2002:1).

Keunggulan dari sifatnya yang server-side tersebut antara lain :

1. Tidak diperlukan kompatibilitas browser atau harus menggunakan browser tertentu, karena serverlah yang akan mengerjakan skrip PHP. Hasil yang dikirimkan kembali ke browser umumnya bersifat teks atau gambar saja sehingga pasti dikenal oleh bowser apa pun.

2. Dapat memanfaatkan sumber-sumber aplikasi yang dimiliki oleh server, misalnya koneksi ke database.

3. Skrip tidak dapat “diintip” dengan menggunakan fasilitas view HTML

sourcode.

STIKOM

Kelebihan PHP dapat melakukan semua aplikasi program CGI (Common

Gateway Interface), seperti mengambil nilai form, menghasilkan halaman web

yang dinamis, serta mengirim dan menerima cookie. PHP juga dapat berkomunikasi dengan layanan-layanan yang mengunakan protokol IMAP, SNMP, NNTP POP3, HTTP, dan lain-lain.

2.5 MySQL

MySQL adalah Relational Database Management Sistem (RDBMS) yang didistribusikan secara gratis di bawah lisensi GPL (General Public License). Dimana setiap orang bebas untuk menggunakan MySQL, namun tidak boleh dijadikan produk turunan yang bersifat closed source atau komersial (Dwi Prasetyo,2003:1).

Berikut ini beberapa keistimewaan yang dimiliki oleh MySQL (Dwi Prasetyo,2003:3) :

1. Portability : dapat berjalan stabil pada berbagai sistem operasi (windows,

Linux, Mac OS dan lain-lain).

2. Open Source : didistribusikan secara gratis, di bawah lisensi GPL sehingga dapat di pergunakan secara Cuma-Cuma tanpa dipungut biaya. 3. Multiuser : dapat digunakan oleh beberapa user dalam waktu yang

bersamaan tanpa mengalami masalah atau konflik.

4. Performance Tuning : memiliki kecepatan yang menakjubkan dalam

menangani query sederhana.

5. Column Types : memiliki tipe kolom yang sangat kompleks, seperti

signed/unsigned integer, fload, double, char, varchar, text, blob, date, time, datetime, timestamp, year, set serta enum.

STIKOM

6. Command dan Functions : memiliki operator dan fungsi secara penuh

yang mendukung perintah SELECT dan WHERE dalam query.

7. Security : memiliki beberapa lapisan sekuritas seperti level subnetmark,

nama host, dan izin akses user dengan system perizinan yang mendetail serta password terenkripsi.

8. Scalability dan Limits : mampu menangani database dalam skala besar,

dengan jumlah records lebih dari 50 juta dan 60 ribu table serta 5 miliar baris. Selain itu, batas indexs yang dapat ditampung mencapai 32 indeks pada tiap tabelnya.

9. Connectivity : dapat melakukan koneksi dengan client menggunakan

protokol TCP/IP, Unix soket (Unix), atau Named Pipes (NT).

10.Localisation : dapat mendeteksi pesan kesalahan (error code) pada client

dengan mengunakan lebih dari dua puluh bahasa.

11.Interface : memiliki interface terhadap berbagai aplikasi dan bahasa

pemrograman dengan mengunakan fungsi API (Aplication Programming

Interface).

12.Lients dan Tools : dilengkapi dengan berbagai tool yang dapat digunakan

untuk administrasi database, dan pada setiap tool yang ada disertakan petunjuk online.

13.Struktur tabel : memiliki struktur tabel yang lebih lebih fleksibel dalam menangani ALTER TABLE, dibandingkan database lainnya semacam PostgreSQL ataupun Oracle.

2.6 Google Map API

STIKOM

Google Maps adalah sebuah jasa peta globe virtual gratis dan online disediakan oleh Google dapat ditemukan di http://maps.google.com/. Google Map menawarkan peta yang dapat diseret dan gambar satelit untuk seluruh dunia, menampilkan citra satelit resolusi tinggi yang disediakan DigitalGlobe dengan satelitnya QuickBird. Serta data dari Geographic Information System (GIS) buatan Tele Atlas, NAVTEQ dan MapABC (Susrini,2009:103).

Google Map API merupakan aplikasi interface yang dapat diakses lewat javascript agar Google Map dapat ditampilkan pada halaman web yang sedang kita bangung.

Google map adalah aplikasi yang mirip dengan Google Earth, namun ditampilkan dengan antarmuka web. Karena menggunakan thin client browser maka pengalaman yang akan diperoleh dari Google map tidak akan penuh ketika menggunakan Google Earth (Zaki,2010:153).

STIKOM

17 BAB III

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

3.1 Analisis Masalah 3.1.1 Identifikasi Masalah

Pada langkah identifikasi masalah dilakukan tahapan-tahapan untuk mengetahui permasalahan yang ada yaitu dengan observasi dan wawancara ke Dinas Perhubungan Pemkot Surabaya.

Hasil observasi dan wawancara dengan Bapak Tundjung Iswandaru selaku Kepala Seksi Rekayasa Lalu Lintas Dinas Perhubungan, menceritakan banyak rambu-rambu pada Kawasan Tertib Lalu Lintas (KTL) yang tidak diperbaiki atau diganti tepat waktu sedangkan dalam keputuan Direktur Jendral Perhubungan Darat (Nomor : SK.116/AJ.404/DRJD/97) menyatakan kebutuhan pemasangan rambu untuk 5 tahun. Penyebabnya adalah dalam survei rambu mengalami kedala pengolahan data untuk survei maupun pengolahan data setelah survei. Dalam hal pemrosesan data pihak dinas mengunakan bantuan aplikasi microsoft word yang bisa dilihat pada gambar 3.1.

Gambar 3.1 Data survei dalam microsoft word

STIKOM

Dalam hal pengolahan data survei dan data hasil survei ini sendiri memerlukan waktu dan tenaga tidak sedikit, karena data yang banyak diolah hanya dengan aplikasi office milik microsoft. Sedangkan untuk kegiatan survei sendiri banyak membutuhkan waktu dan tenaga. Permasalahan tersebut berakibat pada perbaikan dan pergantian rambu yang rusak menjadi terlalu lama juga, karena harus menunggu pengolahan hasil survei. Proses tersebut bisa membutuhkan waktu lebih dari 1 bulan. Sementara itu kepala dinas ingin waktu untuk survei sampai perbaikan atau pergantian tidak melebihi 1 bulan, sebagai komitmen Dinas Perhubungan dalam memberi pelayanan kepada masyarakat untuk menyediakan rambu lalu lintas yang selalu terawat baik. Kebijakan survei 1 bulan 1 kali ini diambil oleh kepala dinas berdasarkan jumlah sumber daya manusia dan luas wilayah KTL.

Permasalahan berikutnya adalah tidak adanya data atau laporan tentang rambu-rambu yang harus diganti tiap periode bulan dan tahun, karena laporan tersebut penting untuk pimpinan agar secepat mungkin mengambil tindakan dalam hal perawatan atau pergantian rambu lalu lintas. Selain itu pimpinan juga ingin bisa melihat lokasi rambu-rambu yang sudah disebar agar bisa digunakan sebagai data acuan dalam pengambilan keputusan. Setiap petugas lapangan selesai melakukan survei pada 1 jalan, maka mereka harus kembali ke kantor untuk mengambil form survei untuk survei jalan selanjutnya, yang bisa saja lokasi antara tempat survei dengan kantor jauh.

Selain itu juga penggunaan aplikasi office milik microsoft mempunyai beberapa kendala :

1. Seperti lisensi yang harus dibeli karena software komersil.

STIKOM

2. Data tergantung pada banyak file, sehingga data tidak terintegrasi dengan baik.

3. Bisa terjadi data ganda, yang bisa merugikan pihak dinas dalam perawatan rambu lalu lintas.

3.1.2 Analisis Sistem

Beberapa permasalahan yang dialami oleh Dinas Perhubungan bagian Rekayasa Lalu Lintas (RLL) dapat diusulkan solusi sebuah aplikasi berbasis web yang memiliki fitur :

1. Memiliki fitur pengolahan data survei dan hasil survei rambu lalu lintas. 2. Memiliki fitur menampilkan laporan jadwal pergantian rambu tiap periode

waktu.

3. Memiliki fitur menampilkan rambu dalam bentuk lokasi pada peta.

Solusi aplikasi web ini di kerjakan mengunakan PHP sebagai code web karena bersifat gratis jadi pihak dinas tidak perlu mengeluarkan dana untuk aplikasi, selain itu kemudahan akses (terhubung dengan internet) menjadikan PHP menjadi pilihan yang tepat. Untuk database digunakan MySQL karena juga bersifat gratis, juga cukup handal dalam pengolahan data yang banyak. Sedangkan untuk fitur peta digunakan google map api, karena google selalu melakukan

update pada peta mereka menjadikan pihak dinas tidak perlu melakukan

perawatan terhadap peta.

Untuk membuat aplikasi tersebut terdapat tahap-tahap yang harus dilakukan. Diantaranya adalah sebagai berikut:

STIKOM

1. Melakukan survei dan wawancara

Kegiatan ini bertujuan untuk mendapatkan segala data dari Dinas Perhubungan yang digunakan sebagai landasan dalam membuat sistem.

2. Menganalisis dan mendesain sistem

Memahami dan merancang sebuah sistem yang dibutuhkan oleh Dinas Perhubungan sesuai dengan hasil survei dan wawancara.

3. Membuat aplikasi

Aplikasi yang dibuat ini adalah aplikasi yang mengacu pada analisis dan desain sistem yang telah dibuat sebelumnya.

4. Melakukan testing dan mengimplimentasikan sistem

Menguji coba dan menerapkan sistem yang telah dibuat, untuk mengetahui apakah sudah sesuai dengan kebutuhan pada Dinas Perhubungan.

Gambar 3.2 Tahap-tahap pembuatan aplikasi

3.2 Perancangan Sistem

Berikut merupakan rancangan sistem pada aplikasi pemetaan dan perawatan rambu lalu lintas berbasis web agar dalam pembuatan aplikasi bisa berjalan sesuai yang diharapkan.

3.2.1 Alur Kinerja Aplikasi

Berikut ini terdapat blok diagram dan system flow untuk Aplikasi Pemetaan dan Perawatan Rambu Lalu Lintas Berbasis WEB, yakni blok diagram dijelaskan pada gambar 3.3 dan system flow dijelaskan pada gambar 3.4 untuk

Survei & wawancara Analisis & Desain sistem Pembuatan aplikasi Testing & Implementasi sistem

STIKOM

SURABAYA

system flow proses survei, gambar 3.5 untuk system flow proses perbaikan dan

gambar 3.6 untuk system flow proses pembuatan laporan.

A. Blok Diagram

Gambar 3.3 Blok Diagram Aplikasi Pemetaan dan Perawatan Rambu

Pada blok diagram diatas diawali dengan pendataan nama jalan disurvei dilanjutkan ke proses pembuatan form survei rambu yang bertujuan mengolah data rambu kemudian mengeluarkan output form survei. Inputan jenis perbaikan selanjutnya melakukan proses pembuatan form survei perbaikan yang nantinya menghasilkan form perbaikan. Operator disini betugas memasukan hasil survei status rambu. Pimpinan juga dapat memproses pembuatan laporan dan menghasilkan laporan jadwal pergantian rambu untuk menampilkan data rambu yang akan di ganti tiap periode waktu, laporan peta untuk mengetahui lokasi rambu lalu lintas, laporan tabel inventaris digunakan untuk menampilkan data

INPUT Nama jalan disurvei Hasil survei status rambu PROSES Penyimpanan status rambu Pembuatan form survei rambu Pembuatan form perbaikan Pembuatan Laporan Daftar perbaikan rambu OUTPUT Laporan jadwal pergantian rambu Form survei Operator Pimpinan Petugas Lapangan Pimpinan Periode Pergantian Petugas Lapangan Jenis perbaikan Laporan peta Laporan tabel inventaris Laporan histori

STIKOM

SURABAYA

inventaris rambu berdasarkan nama jalan dan laporan histori untuk menampilkan data riwayat pergantian rambu.

B. System Flow proses survei

Proses ini diawali dari proses pencetakan dan penyimpanan data untuk survei. Setelah itu petugas melakukan survei rambu secara manual yang hasilnya diinputkan oleh oprator ke dalam aplikasi.

Gambar 3.4 System Flow proses survei

C. System Flow proses perbaikan

Proses ini diawali dari pimpinan melakukan input jenis perbaikan setelah itu aplikasi memfilter data rambu yang akan diperbaiki lalu dicetak menjadi form perbaikan yang diserahkan ke petugas lapangan untuk dilakukan perbaikan rambu. Setelah perbaikan selesai, maka diserahkan ke oprator untuk dilakukan update status rambu pada aplikasi.

System flow proses survei

Petugas Lapangan Operator

Mulai Input jalan Database Aplikasi Simpan dan mencetak survei Update status rambu View data Form survei Mendata status rambu Form survei Database Aplikasi Input hasil survei Selesai

STIKOM

SURABAYA

Gambar 3.5 System Flow proses perbaikan

D. System Flow proses pembuatan laporan

Proses ini diawali dari pimpinan melakukan inputan lalu muncul pilihan jenis laporan peta atau laporan teks setelah dipilih maka output yang muncul sesuai pilihan.

Gambar 3.6 System Flow proses pembuatan laporan

System flow proses perbaikan

Petugas Lapangan Operator

Pimpinan Mulai Simpan dan mencetak perbaikan Database Aplikasi Input perbaikan Form Perbaikan Mendata perbaikan rambu Form perbaikan Update status rambu View data Database Aplikasi Input hasil perbaikan Selesai

System flow proses pembuatan laporan

Pimpinan Pembuatan laporan teks View peta Database Aplikasi Input kriteria laporan laporan Mulai Selesai Jenis laporan peta Pembuatan laporan peta Y T

STIKOM

SURABAYA

3.2.2 Data Flow Diagram

Pada tahapan ini terdapat Context diagram, DFD level 0, dan DFD level 1 untuk Rancang bangun Aplikasi Pemetaan dan Perawatan Rambu Lalu Lintas sebagai acuan aliran data.

A. Context Diagram

Gambar 3.7 Context Diagram Aplikasi Pemetaan dan Perawatan Rambu

Pada Context Diagram ini terdapat tiga entitas yaitu pimpinan, dinas perhubungan, petugas lapangan. Dinas perhubungan sebagai pemilik data master masukan semua data master ke sistem. Untuk petugas lapangan memasukan nama jalan yang akan disurvei dan sistem memproses daftar rambu yang disurvei pada jalan yang sudah diinputkan, selain itu petugas lapangan juga memberi data hasil survei dan data hasil perbaikan. Sedangkan pimpinan memberi kriteria kerusakan ke aplikasi, maka aplikasi memproses data perbaikan. Pimpinan juga dapat membuat beberapa laporan dari imputan periode bulan tahun untuk membuat

data_hasil_perbaikan data_hasil_survei kriteria_histori kriteria_data_rambu_pada_peta form survei nama_jalan laporan_histori laporan_peta laporan_tabel_inventaris data_lokas i data_jalan PETUGAS LAPANGAN periode_tahun_dan_bulan kriteria_data_rambu jenis_kerus akan data_tabel_rambu data_sumber_dana data_jenis_rambu data_pasang DINAS PERHUBUNGAN laporan_jadwal_perg antian_rambu daftar_perbaikan_rambu 0

Aplikasi Pemetaan dan Perawan Rambu lalu

Dokumen terkait